Anda di halaman 1dari 16

BAB V

DESKRIPSI PROSES PENGOLAHAN

Virginia Indonesia Company (VICO) telah terlibat dalam pengembangan


gas alam dan minyak bumi Indonesia selama lebih dari 40 tahun. VICO Indonesia
merupakan perusahaan utama yang bergerak di bidang gas di Indonesia dengan
ladang utama terbesar berada di Muara Badak (biasa disebut dengan Badak),
Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Hasil eksplorasi dari sumur yang dioperasikan oleh VICO Indonesia terdiri
dari tiga jenis, yaitu gas alam, minyak, dan air. Selanjutnya, ketiga hasil eksplorasi
ini akan dipisahkan dengan menggunakan berbagai unit proses. Untuk sumur yang
hanya mengandung gas alam dan tidak ada minyak di dalamnya, hasil yang
diharapkan setelah pemrosesan di plant adalah sweet gas dan dry gas. Dry gas
merupakan gas yang memiliki kandungan air yang sangat kecil, kandungan air
yang terkandung dalam dry gas maksimum adalah 20 lbs/MMSCF. Umumnya di
VICO Indonesia kandungan air yang terdapat pada dry gas adalah sekitar 17
lbs/MMSCF. Sementara, sweet gas adalah gas yang mengandung sedikit zat asam,
seperti CO2 dan H2S. Reservoir-reservoir gas yang terdapat di Lapangan Badak
tidak memiliki kandungan H2S, yang mana senyawa ini sangat berbahaya bagi
manusia.

Proses pengolahan yang dilakukan di VICO Indonesia dapat dikelompokkan


menjadi tiga kelompok, yaitu pengolahan gas alam pada gas plant, pengolahan
minyak di oil processing plant, dan pengolahan air yang masih terkontaminasi
oleh hidrokarbon di dalamnya. Alur proses yang digunakan untuk pengolahan gas
adalah sebagai berikut, proses separasi, kompresi, dan dehidrasi.Sedangkan untuk
pengolahan minyak adalah dengan prinsip pemanasan dengan menggunakan
heater. Air akan diproses di pengolahan air, dimana zat pencemar lingkungan
sudah diminamilisir dan kembali diinjeksikan ke dalam sumur-sumur yang sudah
closed. Untuk pengolahan gas yang ada di VICO, khususnya di lapangan Badak,

50
51

sebagian digunakan untuk utilitas plant, sebagaimana air yang diolah juga
sebagian digunakan untuk kebutuhan sehari-hari di kamp.

5.1 Pengolahan Gas

Pengolahan diawali dengan aliran gas dari sumur yang masih


mengandung campuran gas, minyak, dan air akan dialirkan melalui
flowline menuju satelit. Flowline adalah jaringan pipa yang
menghubungkan antara sumur dengan satelit. Selanjutnya aliran gas akan
dialirkan menuju tempat tujuan, yaitu gasplant menggunakan pipeline.
Setiap satelit terdiri dari header-header yang berfungsi untuk memisahkan
aliran gas berdasarkan tekanan gas dari berbagai sumur. Aliran gas dari
header akan mengalir ke gas plant melalui pipeline. Proses pengolahan
gas terdiri dari separasi, kompresi, dan dehidrasi. Setelah itu, drygas akan
dialirkan menuju Bontang melalui trunkline. Berikut di bawah ini
merupakan skema pengolahan minyak dan gas yang ada di VICO
Indonesia:

DELIVERY GAS & CRUDE

COMPRESSOR
MP

LP CONTACTOR
TANKER
VLP
TRAIN A - H
M BONTANG

SWAP
VALVE

TOP
F/L VALVE

VALVE
VLP,LP,MP
BOTTOM SEPARATOR
VALVE M
M SDV M
M

HEATER
TREATER

EXPORT
IMPORT
DEG.BOOT P-1 & 2 TANK A,B,C,D TANK SHIPING
AT SANTAN
POLLUTROL PWD / WTR INJECTION
drawn by : toha
ibmbdk-well\e\visio\delivery\gas&crude

Gambar 5.1 Proses pengolahan minyak dan gas dari sumur sampai pengiriman produk ke
Bontang dan Santan (Sumber: http://portalvico.vico.co.id)
52

Gambar 5.2 Skema pengiriman minyak dan gas dari lapangan-lapangan VICO Indonesia

(Sumber: http://portalvico.vico.co.id)

5.1.1 Satelit Badak

Terdapat tiga satelit di lapangan Badak, yaitu north


satellite, central satellite, dan south satellite. Pada setiap satelit ini,
gas produksi dari sumur diklasifikasikan menjadi tiga jenis header
berdasarkan tekanannya. Tiga jenis header tersebut adalah Very
Low Pressure(VLP) Header, Low Pressure(LP) Header, Medium
Pressure(MP) Header. Untuk VLP Header, spesifikasi tekanan
untuk gas adalah 20-30 psig. Sedangkan untuk LP Header,
spesifikasi tekanan gasnya adalah 100-120 psig. Terakhir, untuk
MP Header, spesifikasi tekanan gasnya adalah 250-300 psig.
Flowline yang memiliki koneksi ke semua header disebut sebagai
old ligature. Untuk new ligature, hanya terhubung ke VLP dan LP
Header. Setelah mengklasifikasikan gas berdasarkan tekanannya,
53

gas tersebut akan dialirkan menggunakan pipeline menuju ke gas


plant.

5.1.2 Sistem Separasi

 Gas Bertekanan Sangat Rendah (VLP)


Gas VLP yang berasal dari Header VLP akan dipisahkan di
separator VLP. Separator VLP adalah pemisah dua fasa dengan
kapasitas gas 80 MMSCFD. Prinsip pemisahan didasarkan pada
perbedaan masa jenis. Gas sebagai zat yang memiliki masa jenis
ringan akan keluar dari outlet bagian atas separator, sedangkan
liquid yang memiliki massa jenis lebih besar daripada gas akan
mengalir menuju outlet bagian bawah. Berbagai kondisi operasi
yang digunakan pada separator VLP, antara lain tekanan : 18-22
psig , suhu : 96 0F , dan kapasitas produksi : 80 MMSCFD
 Gas Bertekanan Rendah (LP)
Gas LP yang berasal dari Header LP akan mengalir ke separator
LP. Separator LP yang digunakan adalah separator yang
diposisikan horizontal, dan digunakan untuk memisahkan tiga
fasa, yaitu minyak, air, dan gas. Kondensat dan minyak yang
terpisah akan dialirkan menuju oil processing plant, dimana di
tempat tersebut akan dilakukan pemisahan antara minyak dengan
kondensat dengan pemanasan. Air dari separator LP akan megalir
ke pengolahan air. Sementara, kondisi operasi yang digunakan
pada LP Separator ini adalah sebagai berikut, tekanan : 90-100
psig , suhu : 100 0F , kapasitas produksi : 125 MMSCFD.
 Gas Bertekanan Sedang (MP)
Gas dari header LP akan mengalir menuju separator MP. Mirip
dengan pemisah LP, separator MP adalah separator horizontal
yang memisahkan tiga fasa. Air dari separator MP akan mengalir
ke pengolahan air, sementara air dari flash separator akan masuk
54

ke sistem closed drain. Minyak dan kondensat hasil dari


separator akan dialirkan ke condensate flash separator,
kemudian masuk ke dalam heater treater. Air dari separator LP
akan mengalir ke pengolahan air, sementara air dari flash
separator akan memasuki sistem closed drain. Untuk kondisi
pengoperasian dari MP Separator adalah sebagai berikut :
tekanan : 280-310 psig, suhu : 100 0F , kapasitas produksi : 300
MMSCFD.
Diagram alir proses pengolahan gas dan minyak yang ada di
lapangan Badak secara umum ditunjukkan pada gambar di bawah
ini:

BADAK FIELD
HP Comp.
Pipeline to Gas Lift
Well
VLP

North Satellite
Header

WHC.
20# - 92# MP Comp. Pipeline to Export
252# - 731#
LP Comp.
70# - 275#
VLP Comp.
19# - 91#

Central Satellite VLP


Header Separator Dehydration
Unit
Well
VLP

WHC.
20# - 92#

Heater Treater Storage Tank

South Satellite
Header
Well
VLP

Pipeline to
Export
Degassing Boot
WHC.
20# - 92#

LP Header
Well
LP

LP
Separator

Nilam Header
MP
Separator

Gambar 5.3 Badak Field Process Flow Diagram


(Sumber: http://portalvico.vico.co.id)

5.1.3 Sistem Kompresi

 Kompresor VLP
Kompresor VLP akan mengubah tekanan gas VLP menjadi LP.
Gas yang berasal dari VLP separator kemudian akan menjadi
umpan di bagian suction dan discharge akan menghasilkan gas
dengan tekanan LP. Aliran discharge dari kompresor VLP
bersama-sama dengan aliran gas dari separator LP, akan
mengalir ke dalam sistem kompresi LP. Sedangkan campuran
55

minyak dan air dari sistem kompresi di oil plant akan mengalir
ke close drain system. Berikut di bawah ini kondisi operasi dari
kompresor VLP:
o Suction pressure : 17 – 20 psig
o Discharge pressure : 80 -100 psig
o Capacity : 35 – 40 MMSCFD
o Suction temperature : 90 – 92 0F
o Discharge temperature : 285 – 300 0F
o Temperature after cooler : 100 0F
 Kompresor LP
Gas yang berasal dari separator LP akan menjadi umpan di
bagian suction dan discharge akan menghasilkan gas dengan
tekanan MP. Aliran keluar (discharge) dari kompresor LP
bersama-sama dengan aliran gas dari separator MP akan mengalir
ke dalam sistem kompresi MP. Sedangkan campuran minyak dan
air dari sistem kompresi VLP di oil plantakan mengalir ke close
drain. Kompresor LP yang terdapat di lapangan Badak berjumlah
4 unit. Kondisi operasi dari kompresor LP :
o Suction pressure : 76 – 78 psig
o Discharge pressure : 270 – 280 psig
o Capacity : 40 – 50 MMSCFD
o Suction temperature : 95 – 98 0F
o Discharge temperature : 290 – 300 0F
o Temperature after cooler : 95 – 100 0F
 Kompresor MP
Gas dari separator MP akan bersama-sama dengan gas dari
discharge kompresor LP akan mengalir ke sistem kompresi MP.
Ada dua unit kompresor MP yang ada di lapangan Badak, namun
saat ini hanya satu yang beroperasi. Gas dari keluaran kompresor
MP akan mengalir ke unit glikol untuk memasuki proses
dehidrasi dengan tujuan untuk menghilangkan kadar air yang
56

berlebih di dalam gas. Sementara, liquid hasil dehidrasi ini akan


dialirkan ke dalam heater treater. Kondisi pengoperasian untuk
kompresor MP adalah sebagai berikut:
o Suction pressure : 260 psig
o Discharge pressure : 760-790 psig
o Capacity : 225 MMSCFD
o Suction temperature : 93 – 950F
o Discharge temperature : 2800F
o Temperature after cooler : 1020F

Flow diagram untuk sistem kompresi yang ada di lapangan Badak


ditunjukkan pada gambar 5.4 di bawah ini:

TATUN
MP SEPARATOR LP SEPARATOR LLP GAS COMP. VLP COMP LPGWC MPGWC
V-5150 & V-5190 DES : Q=1.8 MMSCFD DES : Q = 38 MMSCFD DES : Q = 50 MMSCFD DES : Q = 225 MMSCFD(EACH) NILAM
V-5100 PCV-7076
DES : Q = 125 MMSCFD Ps=20 PSIG Ps = 15 PSIG Ps = 70 PSIG Ps = 270 PSIG
DES : Q = 300 MMSCFD HANDIL
P = 72 PSIG Pd=100 PSIG Pd = 125 PSIG Pd = 350 PSIG Pd = 860 PSIG
P = 290 PSIG
T = 100 F T = 100 F
FCV-7070 PCV-7100-3

V-5300
12"
FCV-7100-1
16" HP FLARE 16"
36"
FR-71004B
V-7070V-7070

42" P/L
24" FR-7071
V-5150 C-7070
16" @525 PSI
FCV-7100-4B GAS PLANT-B
FR-7074 DES = 299MMSCFD
LP PROD.SEP PCV-5800 SDV-7070 FR-7100-1
FR-5800 FR-7070 1000 PSIG
16" PCV-7074 C-7101 LNG BONTANG
V-7100

SDV-7071 SDV-7103-1 FR-71004A


20"
12" 12"
V-20X0

20"
V-5190
SDV-7100-1 36" P/L
LP PROD.SEP FCV-7080 FCV-7100-4A

36" EXPORT GAS MAN.


HP FLARE VLV-7043R
FR-7081
HP FLARE FCV-7120-1
PCV-5600CD 16"
30" C-7080 GAS
V-7080

SDV-7080
V-5100
FR-7080 PLANT-A
PCV-2004
MP PROD.SEP SDV-7081
HP FLARE
12" FR-7120-1
C-7101 PCV-2003
FCV-7090
SDV-7123-1
FR-7091 20"
16"
C-7090 SDV-7120-1
V-7090

FR-7090 SDV-7090
PCV-5260 PCV-5252
SDV-7091
30" 20"

FCV-7065
V-5260 FR-7002B FR-7002A @ 850 PSI
VLP PROD.SEP
12"
C-7060
V-7060

FCV-7002B FCV-7002A
SDV-7062 SDV-7000A
24"
SDV-7061 C-7000A
PCV-7041A
V- 5250 20"
VLP SEPARATOR FCV-7030 SDV-7000B
BDV-7001A
FCV-7055 4"
C-7030 FR-7053 FR-7000B
V-7030

30" C-7020SDV-7031 12" 12" FUEL GAS NORTH SAT


V-5X60 PCV-7001 C-7000B
GLYC.SKIMMER SDV-7036
SDV-7002
V-7800

FR-7005 SDV-7000C
FCV-7045 C-7050 BDV-7001B
FR-7057 4"
SDV-7052
V-2X10 SDV-7051 FR-7000C
V-7040

GLYC.FLASH.SEP BDV-7001 C-7000C


C-7040
V-7040

SDV-7042 SDV-7000E FUEL GAS SOUTH SAT


4"
SDV-7044 BDV-7001C GAS LIFT
V-7510
NILAM
LLP.PROD.SEP SDV-7000D
4"
BURN PIT C-7000D
FR-7000D
PCV-5251 V-4670
V-4390
MP.PROD SEP
HEATER TEST
BDV-7001D

V-4170 V-4130
V-4220
MP.TEST SEP
HP GAS COMP.
HEATER TREAT. LP.PROD SEP DES : Q= 19.5 MMSCFD(EACH)
Ps= 725 PSIG
Pd= 2900 PSIG
V-4040 V-4010
COND.FLASH SEP HP-FLARE
V-4210 COND.FLASH SEP
HEATER TREAT.

V-4510

COMPRESSOR FLOW DIAGRAM


V-4050
F.SURGE DRUM
V-4070 COND.FLASH SEP
HEATER TREAT. FR-7052

PCV-7052
V-1030 GAS COMP.LINE
LP TEST FR-7042 PCV-7041 FLARE LINE
16"
FR-7003 DRAW ANT / TH
PCV-7003 16"
CHECKED DAA / IM
GAS COMPRESSSION
VLP SEP V-5250 VLP SEP V-5260 LP FLARE FLOW DIAGRAM
DES : Q= 48 MMSCFD V-4520 DATE: Jun 2006
DES : Q= 48 MMSCFD REV.6
Ps=20 PSIG STABILIZER
Ps=20 PSIG
Pd=100 PSIG Pd=100 PSIG

Gambar 5.4 Diagram alir sistem kompresi di VICO Indonesia

(Sumber: http://portalvico.vico.co.id)

5.1.4 Unit Dehidrasi Gas

Kandungan air di dalam gas akan dihilangkan dengan


menggunakan unit dehidrasi gas. Kandungan air dalam gas dapat
menyebabkan korosi, erosi, dan pembentukan hidrat di dalam pipa.
57

Unit dehidrasi gas terdiri dari glycol contactor, glycol/glycol heat


exchanger, gas/glycol heat exchanger, glycol skimmer, glycol filter,
glycol charcoal filter, dan glycol reconcentrator.Glycol contactor
merupakan kolom vertikal dengan jenis tray nya adalah bubble
captray. Tiap tray terdiri dari 180 bubble cap. Alat ini digunakan
sebagai kontaktor gas dengan jenis absorbennya adalah TEG
(Triethylene Glycol). Kondisi operasi untuk glycol contactor ini
adalah sebagai berikut: tekanan : 720 psig , temperatur : 115 0F.

Tekanan tinggi akan digunakan agar absorbsi glikol bertambah.


Wet gas akan masuk ke dalam kolom absorbsi dari bawah kolom,
sedangkan absorbennya, yaitu TEG, akan masuk melalui atas kolom.
Gas kering (Dry Gas) akan keluar dari atas kolom dengan target
kandungan air di dalam gas tersebut adalah 19.7 lb/MMscf.
Selanjutnya, gas kering tersebut akan masuk ke dalam gas/glycol
heat exchanger untuk mengurangi temperatur dari glikol yang bersih
yang akan masuk ke dalam kolom. Proses ini dilakukan karena
absorbsi glikol akan meningkat seiringan dengan berkurangnya
temperatur. Temperatur gas kering akan meningkat dari 118 0F
menuju 120 0F, sedangkan temperatur dari glikol yang bersih pada
bagian shell di heat exchanger akan berkurang dari 200 0F sampai ke
0
temperatur 125 F. Keluaran gas kering dari gas/glycol heat
exchanger ini kemudian akan dialirkan menuju Badak Gas Export
Manifold dari Badak menuju ke Bontang.

Lalu, glikol yang kaya akan impurities(rich glycol)akan keluar


dari bawah kolom dan masuk ke dalam unit regenerasi glikol.
Regenerator ini akan digunakan untuk menghilangkan air dan uap
hidrokarbon yang terkandung dalam rich glycolhasil keluaran dari
glycol contactor. Unit regenerasi glikol ini akan memproduksi glikol
bersih yang akan digunakan kembali sebagai absorben di glycol
contactor. Proses regenerasi ini dimulai ketika rich glycol produk
58

dari kontaktor masuk ke dalam kondenser, lalu menuju glycol


reconcentrator (stripper). Temperatur glikol akan naik dari 115 0F
ke 140 0F. Selanjutnya, glikol akan dialirkan ke dalam tube side di
glycol/glycol heat exchanger dan shell side adalah keluaran dari
glycol reconcentrator. Temperatur dari rich glycol akan meningkat
menjadi 203 0F.

Selanjutnya, glikol hasil keluaran dari heat exchanger akan


mengalir menuju glycol skimmer. Glycol skimmer merupakan tempat
dimana separasi gas dengan kondensat dari glikol dilakukan.
Tekanan operasi dari alat ini adalah 65 psig. Lalu, keluaran gas dari
glycol skimmer mengalir ke sistem flare bertekanan tinggi, sementara
kondensat mengalir ke sistem closed drain. Glikol mengalir menuju
glycol filter, yang fungsinya adalah untuk memfiltrasi padatan dan
senyawa hidrokarbon di dalam glikol. Selanjutnya, glikol akan
mengalir ke dalam filter batu bara. Di tempat ini, sisa-sisa
hidrokarbon berfasa cair yang terkandung di dalam glikol
teradsorpsi. Lalu, glikol akan masuk ke dalam tube side dari
glycol/glycol heat exchanger yang kedua dengan keluaran lean
glycol dari reconcentrator pada shell side. Temperatur glikol akan
meningkat ke 332 0F dan glikol selanjutnya akan masuk ke dalam
glycol reconcentrator stripping column melalui atas kolom. Kolom
ini adalah jenis packed yang mengkontakkan glikol dengan uap dari
reconcentrator.

Glikol akan mengalir menuju reconcentrator, dimana di lain


pihak uap akan keluar dari atas kolom. Uap akan didinginkan sampai
212 0F dan dilepaskan ke udara. Pada reconcentrator, air akan
dikeluarkan dari glikol. Reconcentrator ini beroperasi pada tekanan
atmosfer dan temperatur 400 0F. Pada kondisi ini, keluarnya air
dapan dilakukan karena temperatur yang tinggi dan tekanan yang
rendah. Reconcentrator ini dapat diimplikasikan sebagai direct
59

heatedreboiler. Glikol dari reconcentrator disebut sebagai lean


glycol. Glikol ini kemudian akan dialirkan ke shell side dari
glycol/glycol heat exchanger yang pertama lalu menuju heat
exchanger yang kedua dengan bantuan gravitasi. Setelah itu, lean
glycol akan dipompa menuju shell side dari gas/glycol heat
exchanger lalu masuk ke dalam kontaktor. Keluaran dry gas hasil
dari kontaktor akan digunakan sedikit untuk sistem kompresi
bertekanan tinggi (HP).

5.1.5 Badak Export Manifold

Gas kering hasil keluaran dari unit dehidrasi glikol sudah memiliki
spesifikasi yang diinginkan konsumen (PT. Badak NGL) dan siap
untuk dikirimkan ke Bontang. Gas kering dari seluruh lapangan
VICO Indonesia dan dari seluruh produsen gas yang ada di
Kalimantan Timur (Total, Chevron) akan dikumpulkan di dalam
suatu gas station yang disebut Badak Export Manifold (BEM). VICO
Indonesia dipercaya sebagai koordinator gas di Kalimantan Timur,
walaupun sekarang Total Indonesie memproduksi gas paling banyak
di Kalimantan Timur.
BEM terdiri dari empat trunkline sebagai pipa transmisi, yaitu 36”
AB, 36”F dan 42” CD, 42”H. Angka dari pipa ini menunjukkan
ukuran pipa, sedangkan huruf di atas menunjukkan train tujuan yang
ada di Bontang. Walaupun aliran gas harus mencapai target (3300
MMSCFD), hal lain yang perlu diperhatikan adalah tekanan gas,
pressure drop, dan kecepatan gas. Tekanan gas di BEM harus
mencapai tekanan 730 psig agar gas dapat sampai ke Bontang.
Sementara pressure drop pada kondisi normal disebabkan oleh friksi
dengan dinding pipa, pressure drop yang terjadi pada pipa adalah
sekitar 100 psig.
Selama transmisi gas dari Badak ke Bontang, hidrokarbon berat (C5+)
dapat terkondensasi menjadi kondensat karena penurunan tekanan
60

dan temperatur yang ada pada pipa. Penurunan tekanan ini juga akan
mengurangi temperatur, sehingga menyebabkan kondensasi.
Kondensat yang diterima di Bontang kemudian akan diseparasi dari
gas alam oleh PT. Badak NGL.
Terakumulasinya kondensat pada trunkline juga dapat mengurangi
kecepatan linier dari gas dan meningkatkan pressure drop. Pada
kondisi dimana terlalu banyak kondensat yang terakumulasidi
trunkline dapat mengurangi efektivitas dari transmisi gas dan juga
korosi, sehingga proses sweeping harus dilakukan. Proses sweeping
ini merupakan proses pembersihan pipa bagian dalam dari kondensat
yang terakumulasi selama proses berlangsungnya transmisi gas.
Proses ini dilakukan dengan cara aliran gas yang bertekanan sangat
besar dialirkan ke dalam pipa dan menyebabkan kondensat mengalir
kembali di dalam pipa.
Cara lain untuk maintenance dari trunkline ini adalah pigging. Proses
ini adalah proses yang menggunakan sweeper plug di dalam pipa,
dan pigging memiliki banyak jenis tergantung dari fungsinya sebagai
berikut:
 Foam pig : Untuk membersihkan pipa dari kotoran dan untuk tes
hidrostatis
 Brush/Cup pig : Untuk membersihkan sedimen
 Gauging pig : Untuk melakukan pengecekan permukaan dalam
pipa
 Bidirectional pig : Untuk pembersihan dua arah
 Intelligent pig : Digunakan untuk melakukan pengecekan dalam
pipa untuk mengidentifikasi adanya kebocoran gas dalam pipa
ataupun korosi dalam pipa.
61

Gambar 5.5 Jenis pig


(Sumber: http://portalvico.vico.co.id)

Gambar 5.6 Pig Launcher


(Sumber: http://portalvico.vico.co.id)
62

Gambar 5.7 Gas pipeline network di Kalimantan Timur


(Sumber: http://portalvico.vico.co.id)

5.2 PengolahanMinyak dan Kondensat

Ketika VICO Indonesia dulu beroperasi, masih banyak sumur gas yang
memiliki kandunganassociated gas yang bertekanan sangat tinggi (HP),
sumur minyak dengan laju alir minyak yang besar, VICO Indonesia
memiliki oil plant yang tidak memproses kondensat. Namun, sekarang
minyak dan kondensat dicampur dan diproses bersama-sama pada satu
sistem pemrosesan. Gambar di bawah ini menunjukkan diagram alir dari
pemrosesan minyak dan kondensat di Lapangan Badak:
63

Gambar 5.8 Diagram alir proses pengolahan kondensat dan minyak di Badak
(Sumber: http://portalvico.vico.co.id)

Minyak dan kondensat yang merupakan hasil produksi dari


separator akan mengalir ke heater treater. Khususnya, aliran minyak
dari separator MP akan pertama kali mengalir menuju flash drum
lalu akan mengalir ke heater treater. Heater treater berfungsi untuk
memisahkan emulsi air-minyak dengan panas berdasarkan perbedaan
densitas dari dua fasa tersebut. Ketika dipanaskan air akan menguap
terlebih dahulu daripada minyak, sehingga air akan terpisah dari
minyak. Demulsifier ditambahkan ke dalam heater treater untuk
membantu pemisahan emulsi. Saat ini, hanya satu heater treater
yang berfungsi untuk memproses minyak dan kondensate karena
pengurangan yang signifikan pada produksi VICO Indonesia.
Kapasitas desain dari heater treater ini adalah 4.4 MMBTU/jam,
sementara untuk heater treater yang lain adalah 2.2 MMBTU/jam.
Keluaran gas dari flash separator dan heater treater kemudian akan
dialirkan menuju kompresor VLP. Sedangkan, keluaran liquid (air)
dari heater treater akan masuk ke produce water plant. Keluaran
64

minyak dan kondensat dari heater treaterakan masuk ke dalam oil


degassing boot untuk mengeliminasi kandungan gas yang masih
tersisa dalam minyak dan kondensat. Selanjutnya, minyak akan
dialirkan menuju storage tank yang memiliki kapasitas sebesar
110.000 barel tiap tangkinya. Lalu, campuran minyak dan kondensat
akan di pompa menuju Tanjung Santan. Ketika minyak belum masuk
ke dalam kualitas untuk penjualan, maka minyak tersebut akan di
recycle menuju heater treater kembali.

5.3 Pengolahan Air Terproduksi

Air hasil dari pemisahan yang terjadi pada oil dan gas plant akan
mengalir ke produced water treatment plant sebelum diinjeksikan ke
dalam sumur yang telah depleted. Keluaran air terproduksi dari
heater treaterakan mengalir ke break drum lalu ke CPI Corrugated
PlateInterceptor dan WEMCO Gas Flotation Unit. CPI dan
WEMCO Unit memiliki fungsi yang sama untuk mereduksi
dissolved gas pada air terproduksi, tetapi berbeda berdasarkan jenis
teknologi yang digunakan. Langkah selanjutnya yang dilakukan
adalah air terproduksi akan dialirkan menuju API pool untuk
memisahkan lapisan air dan minyak. Lapisan minyak yang
dipisahkan pada aliran oil weir ke oil box lalu kembali ke heater
treater. Jika tidak, lapisan air akan masuk ke dalam water box lalu ke
dalam degassing boot bersamaan dengan air terproduksi dari Nilam
dan Semberah yang telah diproses.
Campuran air terproduksi ini kemudian dialirkan ke dalam
degassing boot dengan tujuan untuk menghilangkan gas yang masih
terkontaminasi oleh air sebelum masuk ke dalam tangki. Gun barrel
tank bertujuan untuk mengontrol ketinggian cairan di dalam tangki
dan mengontrol waktu tinggal air di dalam tangki. Waktu tinggal air
di dalam tangki dan API pool akan menentukankandungan
hidrokarbon yang masih terkandung di dalam air yang akan
65

diinjeksikan ke dalam sumur yang nonaktif. Waktu tinggal air


merupakan faktor yang sangat penting untuk proses separasi minyak
dan gas di gun barrel tank. Selanjutnya, air terproduksi di dalam
tangki mengalir ke dalam suction tank yang kemudian akan
diinjeksikan ke dalam sumur. Tekanan discharge dari pompa adalah
680-725 psig. Diagram alir pengolahan air terproduksi yang ada di
lapangan Badak ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

BADAK OILY WATER PRODUCED TREATMENT CAPACITY:


V-6500 KO DRUM = 25.000 BPD
PRODUCED WATER FROM
GAS PLANT
TO FLARE
PIT
PLANT (Rev. 02) M-6510 CPI = 25.000 BPD
M-6520 WEMCO = 25.000 BPD
M-6470 CPI = 25.000 BPD
M-6480 WEMCO = 25.000 BPD

V-6500 VOLUME
BREAK T-4400 GUN BARREL = 1500 BBL
DRUM cap:600 ppm Cap: 600 ppm T-4430 GUN BARREL = 1500 BBL
T-4403 RECOV'D OIL TANK= 150
25 ppm BBL
M-6510 CPI TO SEA
M-6520
Corrugated
OPEN DRAIN SUMP PIT WEMCO Gas M
Plate
Floatation Unit
Interceptor
RECOVERED OIL TO
HEATER TREATER WATER
16" DISPOSAL
line TO SEA
T-4400
GUN P-4401 A/B
BARRE RECOVERED OIL
PUMPS
L
T-4403
PRODUCED WATER
FROM OIL PLANT

T-4430 RECOVERED
PRODUCED WATER FROM GUN
SEMBERAH PLANT
OIL TANK
BARRE
L Cap: 600 ppm Cap: 300 ppm
M-6470 CPI
M-6480
Corrugated M
WEMCO Gas
Plate
Floatation Unit P-4385 A/B
Interceptor
25 ppm
TO HEATER TREATER
OIL WEIR

P-4380 A/B
OIL SUMP
PUMPS

OIL
OIL WEIR

BOX WATER
BOX

WATER
P-4380 C/D/E
OIL WATER SUMP
PUMPS
TO 16" LINE
\\BDK787\C:\My Documents\Polutrol (rev2)\99.vsd
BDK. OIL & UTILITIES PROD.

Gambar 5.9 Diagram alir pengolahan air terproduksi (Oily Water) di Badak

(Sumber: http://portalvico.vico.co.id)

Anda mungkin juga menyukai