Dalam beberapa dekade terakhir ini, perkembangan eksplorasi dan pengolahan gas alam
berkembang sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti semakin berkurangnya
cadangan minyak bumi karena telah dieksplorasi besar-besaran dalam jangka waktu yang panjang.
Selain itu, semakin meningkatnya kesadaran manusia terhadap keadaan lingkungan sehingga
diperlukan alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan atau tidak menyebabkan polusi
yang signifikan terhadap lingkungan.
Gas alam adalah bahan bakar yang sangat ramah lingkungan karena unsur penyusunnya
merupakan hidrokarbon-hidrokarbon ringan yang tentunya memiliki rantai karbon yang lebih
sedikit sehingga hasil pembakaran akan memproduksi emisi yang lebih kecil pula. Gas alam ini
kebanyakan diolah menjadi LNG (Liqufied Natural Gas) yang sebagian besar terdiri dari Metan
(>90%). Gas alam atau Natural Gas didapat dari hasil pengeboran sumur-sumur gas dan kemudian
dijadikan feed gas dalam pengolahan LNG oleh pabrik-pabrik LNG seperti Badak LNG, Tangguh
LNG, Qatar LNG, Snohvit LNG, dan lain-lain.
Pengolahan LNG dilakukan melalui beberapa tahap yaitu purifikasi/pemurnian,
fraksinasi/distilasi, dan liquefaction/pencairan. Proses ini bertujuan unuk menghilangkan zat-zat
pengotor feed gas yang tidak diinginkan salah satunya adalah H2O atau air baik dalam bentuk cair
ataupun gas. Air perlu dihilangkan agar tidak mengganggu proses pencairan yang berada pada
kondisi suhu cryogenic atau suhu dingin yang ekstrim yaitu mencapai -160°C sehingga
menyebabkan air membeku dan menyumbat pipa-pipa proses. Proses penghilangan air ini biasanya
disebut dengan dehydration.