Anda di halaman 1dari 7

2.

3 REAKSI INTI

Reaksi inti merupakan peristiwa perubahan suatu inti atom sehingga berubah menjadi inti
atom lain dengan disertai munculnya energi yang sangat besar. Agar terjadi reaksi inti diperlukan
partikel lain untuk menggoyahkan kesetimbangan inti atom sehingga kesetimbangan inti
terganggu. Akibatnya inti akan terpecah menjadi dua inti yang baru. Partikel yang digunakan untuk
mengganggu kesetimbangan inti yaitu partikel proton atau neutron. Di mana
partikel proton atau neutron yang berenergi ditembakkan pada inti target sehingga setelah reaksi
terjadi akan terbentuk inti atom yang baru disertai terbentuknya partikel yang baru. Inti target dapat
merupakan inti atom yang stabil, sehingga setelah terjadi reaksi menyebabkan inti atom menjadi
inti yang tidak stabil yang kemudian disebut isotop radioaktif. Jadi reaksi inti dapat juga bertujuan
untuk mendapatkan isotop radioaktif yang berasal dari inti stabil.

Pada setiap reaksi inti selalu berlaku hukum berikut ini :

1. Hukum kekekalas momentum yakni jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan
sama
2. Hukum kekekalan nomor atom yakni jumlah nomor atom sebelum dan sesudah reaksi sama
3. Hukum kekekalan nomor massa yakni jumlah nomor massa sebelum dan sesudah reaksi
sama.
4. Hukum kekekalan energy total yakni energy total sebelum dan sesudah tumbukan adalah
sama.

Orang yang pertama kali melihat reaksi inti adalah Ernest Rutherford. Pada tahun 1919 ia
membombandir inti atom nitrogen (147 N ) dengan sinar  reaksi tersebut menghasilkan isotop
17
oksigen 8 O

14
7 N  24He 178 O 11H

Dengan 24 He adalah partikel  dan 11H adalah proton. Pada tahun 1937 james Chadwik
melakukan suatu percobaan dan mendapat partikel yang baru kali pertama yang disebut dengan
neutron. Dalam percobaannya Chadwick menembakkan partikel alpa pada keeping berilium
sehingga menghasilkan neutron dan inti karbon 12.
4
2   49Be 126 C  01n

Reaksi tersebut umumnya hanya terjadi jika partikel alpa memiliki energy yang cukup
besar. Jika energinya terlalu rendah partikel alpa hanya dapat mendekati inti pada jarak yang agak
jauh karena adanya gaya tolak menolak antara partikel alpa dan inti. Hal tersebut mengakibatkan
tidak terjadinya interaksi antara partikel alpa dan inti. Agar terjadi interaksi, energi partikel alpa
harus diperbesar sehingga jarak antar partikel alpa dan inti dapat diperkecil. Alat yang digunakan
untuk mempercepat partikel alpa dengan energi tinggi adalah akselerator atau permercepat.
Partikel yang lebih kecil daripada alpa misalnya proton dan deuteron ( 12 D ), dapat pula digunakan
untuk mengganggu kestabilan inti dengan harapan pada akhirnya inti terurai menjadi inti lain.

Pada 1932, Cockroft dan Walton menyatakan bahwa proton yang dipercepat melalui medan
listrik dengan beda potensial 150 kV dapat membelah inti litium sehingga menghasilkan dua inti
litium. Peristiwa tersebut dapat dituliskan dengan persamaan :

1
1 p  37 Li 24 He  24He

Pada rekasi inti berlaku prinsip Kesetaraan Massa Energi berdasarkan persamaan yang
dinyatakan Einstein yakni E = mc2

Reaksi inti dapat berupa pembelahan inti atom menjadi dua inti atom yang lebih ringan
atau dapat juga penggabungan dua inti atom ringan menjadi inti atom yang lebih berat. Pembelahan
inti atom disebut reaksi fisi dan penggabungan inti atom disebut reaksi fusi.

1. Reaksi Fisi
Reaksi Fisi adalah reaksi pembelahan inti atom berat menjadi beberapa inti atom ringan
dan partikel elementer, disertai pelepasan energi yang besar. Penemuan neutron membawa
kemajuan baru dibidang fisika inti. Sifat neutron memungkinkannya digunakan dalam reaksi inti
tanpa terkena efek gaya elektrostatik/gaya Coloumb.
Enrico Farmi adalah salah satu ilmuwan yang memelopori penggunaan neutron dalam
reaksi inti. Fermi menembak inti atom berat menggunakan neutron berenergi rendah (disebut
juga neutron lambat atau neutron thermal). Diketahui pula bahwa dalam reaksi ini dihasilkan
sejumlah energy.
Pada tahun 1939, sebagai kelanjutan dari eksperimen Fermi, Otto Hahn dan Fritz Strassman
menemukan fenomena baru dalam eksperimen fisika inti. Mereka menemukan elemen-elemen
dengan nomor atom Z mendekati 50 sebagai produk (hasil) reaksi ketika neutron ditembakkan
pada inti Uranium. Salah satu elemen produk reaksi inti tersebut adalah Barium.
Fenomena tersebut akhirnya dapat dijelaskan oleh Lise Meitner dan sepupunya Otto Frisch.
Mereka menjelaskan bahwa inti uranium menangkap neutron dan dalam waktu yang singkat.
Pada inti yang mendapat neutron ini akan terjadi vibrasi yang kuat sehingga akhirnya akan pecah
menjadi dua inti baru yang keduanya berukuran sama. Dalam reaksi ini juga dihasilkan sejumlah
besar energi dan beberapa neutron. Reaksi terbelahnya inti berat menjadi dua inti baru akibat
ditembak menggunakan neutron ini dikenal sebagai reaksi fisi.

Pada proses fisi, sebuah inti berat seperti uranium terbelah menjadi dua inti yang lebih
ringan. Karena energi ikat inti ringan sekitar 1 MeV per nukleon lebih berat dibandingkan dengan
inti berat, maka dalam tiap proses fisi terjadi pengubahan energi sekitar 200 MeV (200 nukleon
x 1 MeV). Hal ini merupakan angka yang sangat besar dibandingkan dengan proses-proses
elektron dalam atom yang menghasilkan beberapa elektron volt saja, energi yang diubah per atom
dalam reaksi ini 100 juta kali lebih besar mendorong reaksi inti atom menjadi sumber energi
alternatif yang menjanjikan.
Di dalam inti, terjadi proses persaingan antara gaya inti yang menyatukan inti dan gaya
elektrostatik diantara proton dan neutron yang cenderung memisahkan kesatuan inti. Bagi
sebagian besar inti, gaya elektrostatiklah yang menang dalam persaingan ini, tetapi bagi inti-inti
atom berat ada keseimbangan yang labil antara gaya inti dan elektrik, tapi keseimbangan ini
mudah sekali tumbang.
Bayangkan sebuah inti berat yang bentuknya melonjong seperti pada gambar. Apa bila inti
ini diganggu, semisal menyerap proton atau neutron berenergi tinggi, inti berat ini akan bergetar.
Getaran ini mengakibatkan bentuk inti berubah dengan cepat berulang kali ke bentuk yang lebih
bundar. Bila inti tertarik ke bentuk yang sangat lonjong, energi Coulomb tidaklah berubah banyak
namun gaya ikat inti melemah karena bertambahnya luas permukaan inti (semua nukleon dalam
inti berkurang kekuatan ikatannya). Dengan penarikan yang cukup kuat, Bagian tengah dari inti
atom menjadi hampir ‘lepas’, sehingga inti dengan mudah terbelah menjadi dua dan karena gaya
Coulomb, kedua inti ini terdorong jauh. Kedua pecahan ini dipisahkan oleh jarak R = R1 + R2
dimana R1 + R2 merupakan jari-jari tiap pecahan (yang dianggap hampir bersentuhan).

Energi yang diperlukan untuk proses fisi sekitar 5 – 6 MeV yang berarti jika ditinjau, suatu
inti-gabungan-antara (intermediete), maka energi eksitasi (penjumlahan sejumlah diskrit energi)
sebesar 5 atau 6 MeV akan menyebabkan reaksi fisi.
Dari sekitar 200 MeV yang dibebaskan dalam fisi, sebanyak 80% berubah menjadi energi
kinetik kedua pecahan sedangkan 20% sisanya merupakan muncul sebagai hasil perluruhan (beta
dan gama) dan energi kinetik sejumlah neutron yang dipancarkan dalam proses fisi. Energi khas
neutron-neutron ini adalah sekitar satu hingga beberapa MeV. Berikut adalah salah satu reaksi
fisi yang khas.
235 93
92𝑈143 +𝑛 → 37𝑅𝑏56 + 141
55𝐶𝑠86 + 2𝑛

Tentu saja, reaksi fisi lain yang berbeda bisa saja terjadi. Hasil dari reaksi fisi dapat
membuat perbedaan ukuran dari kedua pecahan inti atom. Jumlah neutron yang dihasilkan dalam
proses fisi juga tidak tetap. Tiap-tiap neutron ini kemudian dapat menyebabkan proses fisi baru
lagi yang akan menghasilkan jumlah neutron lebih banyak, dan kemudian mengalami proses fisi
lagi. Hal ini disebut degan reaksi rantai yang tiap reaksinya membebaskan 200 MeV dan dapat
berlangsung sangat cepat dalam keadaan tak terkendali seperti pada senjata nuklir, atau lebih
lambat di bawah keadaan yang terkendali, seperti dalam reaktor nuklir (Krane, 1992 : 409).

2. Reaksi Fusi

Reaksi fusi merupakan penggabungan dua inti ringan yang membentuk sebuah inti yang
lebih berat. Energi yang dibebaskan dalam proses ini adalah kelebihan energi ikat inti berat
dibandingkan terhadap kedua inti ringan.
Untuk melakukan penggabungan dua inti atom atau lebih, diperlukan energi yang sangat
besar. Kedua inti yang akan digabungkan harus dipercepat dengan kecepatan yang sangat tinggi
agar bisa mengatasi gaya tolak Coulomb antara dua muatan positif dari proton-proton inti. Tanpa
kecepatan yang sangat tinggi (yang diperoleh dari suhu yang sangat tinggi) kedua inti tidak akan
dapat bergabung. Oleh karena itu, reaksi fusi memerlukan suhu yang sangat tinggi dalam orde
ratusan juta kelvin sehingga reaksi fusi juga sering disebut reaksi termonuklir. Ada dua syarat
untuk mengendalikan fusi:
1. Suhu harus sangat tinggi (dalam orde 109 0K). Pada suhu tertentu disebut suhu
pembakaran (ignition temperature), proses fusi akan berlangsung sendiri.
2. Pada suhu sangat tinggi, semua atom terionisasi habis membentuk suatu plasma (sejenis
gas yang disusun oleh partikel-partikel bermuatan seperti H+ dan elektron-). Plasma
panas ini harus ditahan dalam selang waktu yang cukup lama agar tumbukan-tumbukan
antarion dapat menyebabkan fusi. Masalahnya tidak ada wadah fisik yang dapat
menampung plasma panas ini.
Merekayasa hasil fusi tidaklah mudah. Untuk menggabungkan dua inti ringan (misalnya
dua proton) menjadi sebuah inti memerlukan energi yang sangat tinggi. Energi ini akan diberikan
pada proton agar mampu mengatasi gaya tolak elektrostatik antar proton. Dalam hal ini energi
kinetik proton ditingkatkan dengan memberinya suhu yang sangat tinggi, sekitar 109 Kelvin.
Karena berlangsungnya reaksi fusi ini memerlukan suhu yang sangat tinggi, reaksi inti ini disebut
juga reaksi fusi termonuklir.

Salah satu tempat yang memungkinkan terjadinya reaksi fusi dengan suhu sangat tinggi
tersebut adalah inti matahari. Pada kenyataannya semua bintang menghasilkan energi melalui
reaksi fusi termonuklir. Hampir di semua bintang (termasuk matahari), terjadi reaksi fusi hidrogen
untuk menghasilkan helium. Saat ini diperkirakan matahari mengubah 600.000.000 ton hidrogen
menjadi helium tiap detiknya.

Reaksi fusi di matahari dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu daur proton-proton dan
daur karbon-karbon. Dalam daur proton, terdapat empat proton membentuk satu Helium. Karena
matahari tersusun dari hidrogen biasa, maka dua hidrogen bergabung menjadi satu deuterium,
yaitu dengan reaksi :

1
1 H 11H 12 H  e   V

Proses ini melibatkan sebuah proton menjadi sebuah neutron, analog dengan proses
peluruhan beta. Setelah diperoleh deuterium, reaksi berikutnya

1
1 H 0  12H 0  23 He  

yang disusuli reaksi,

3
2 He1  23He1  24 He 2  211H 0

Energi yang dibebaskan dalam reaksi ini (Q), harus ditambahkan empat elektron pada ruas
kiri untuk mendapatkan empat hidrogen netral dan menambahkan empat elektron pada ruas kanan,
2 untuk menetralkan He dan 2 lainnya akan bergabung dengan positron menjadi sinar gamma.
Satu-satunya massa yang tertinggal adalah empat atom hidrogen dan satu atom helium. Sehingga
Q yang dibebaskan sebesar :

Q  mi  m f  931,5MeV / u
 (4 x1,007825u  4,002603u ) x931,5MeV / u
 26,7 MeV

Jadi, tiap reaksi membebaskan energi sekitar 26,7 MeV.


Meskipun daur proton sangat mungkin, tapi mungkin bukan sumber utama energi matahari,
karena dalam penggabungan dua proton menjadi deuterium berlangsung sangat lama sebagaimana
peluruhan beta. Sehingga daur itu kecil peluangnya. Untuk reaksi yang berpeluang besar adalah
daur karbon.

Dalam daur karbon terlihat bahwa 12C hanya berperan sebagai katalisator, tidak ada karbon
yang dihasilkan atau digunakan dalam reaksi ini. Kehadiran karbon disini memungkinkan deretan
reaksi berlangsung pada laju yang lebih besar daripada daur proton. Reaksi total daur karbon
tersebut adalah:

411H 0  24He2

sehingga nilai energi yang dibebaskan (Q) juga sama.

Hanya saja, tolakan Coulomb antara inti H dengan inti karbon lebih besar dibanding dengan
tolakan Coulomb diantara 2 inti H, maka energi termal yang dibutuhkan otomatis lebih tinggi.
Daur karbon menjadi sangat penting pada suhu sekitar 20 x 106 K.

12
C  1H 13N  
13
N 13C  e   v
13
C  1H 14 N  
14
N  1H 15O  
15
O15N  e   v
15
N  1H 12 C  4He
http://fisikazone.com/reaksi-inti/

Anda mungkin juga menyukai