BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menelaah tentang arsitektur Islam, sebagian besar lebih memfokuskan pada
aspek bentuk, langgam, peninggalan historis dan hal-hal lain yang bersifat fisik yang
dianggap merupakan bagian dari kebudayaan ummat muslim. Hal demikian adalah sah-
sah saja. Bahkan Ismail Serageldin (1998) dalam seminar Historic Cities in Islamic
Societis, menyatakan bahwa memelihara peninggalan sejarah terutama lingkungan
binaan sebagai produk arsitektur adalah bagian yang esensial untuk menjaga identitas
tertentu dan merupakan penghubung antara masa lampau dengan saat ini.
Hal yang menjadi masalah adalah justru ketika arsitektur islam dipahami sebagai
sesuatu yang homogen di manapun kehadirannya, tanpa menghiraukan ruang dan
waktu. Tak bisa dipungkiri, masih ada yang beranggapan bahwa yang disebut sebagai
arsitektur islam adalah artefak dengan simbol bentuk-bentuk kubah atau lengkung, dan
desain ornamen geometrikal. Sebaliknya sebuah masjid bisa jadi tidak dianggap
memiliki karakter arsitektur islam jika tidak memiliki minaret dan kubah, meskipun ia
dihadirkan di lokasi yang secara kultur historikal tak memiliki jejak bentukan kubah.
ARSITEKTUR ISLAMI 1
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
Kebanyakan tinjauan di atas masih sebatas tipologi atau elemen bentuk dan terutama
dikaitkan dengan sejarah kejayaan islam dan artefaknya di masa lampau. Sementara
sebenarnya jika kita berbicara tentang Islam yang kaffah / menyeluruh maka tidak ada
sebuah dalil pun di dalam Al Quran dan hadits yang membicarakan tentang bentuk.
Bentuk sebenarnya sangat relatif, dan lebih terkait dengan simbol dan karakter budaya
tertentu. Sementara Islam sangat menghargai kearifan budaya. Berbahasalah dengan
bahasa kaummu, kata Nabi. Meskipun hadits ini lebih banyak dikaitkan dengan bahasa
dakwah, tetapi sebenarnya menunjukkan bahwa islam sangat menghargai kearifan lokal.
Kecuali untuk aktivitas peribadatan yang khassah (khusus) seperti shalat, haji, puasa
atau zakat, maka sesungguhnya peluang untuk melakukan ijtihad selalu ada, terlebih
lagi di dalam dunia arsitektur.
Auliayahya (2010) juga menegaskan bahwa arsitektur sebagai salah satu bidang
keilmuan, hendaknya juga selalu berpijak pada nilai-nilai Islam yang bersumber pada
al-Qur’an. Al-Qur’an tentunya merupakan dasar bagi pengembangan berbagai bidang
keilmuan, salah satunya keilmuan arsitektur. Wujud arsitektur yang muncul sebagai
hasil kreasi seorang arsitek, hendaknya melambangkan nilai-nilai Islam. Artinya, wujud
ARSITEKTUR ISLAMI 2
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
arsitektur yang dihasilkan tidak bertentangan dengan prinsip tauhid, ketentuan syariah,
dan tentu saja nilai-nilai akhlakul karimah. Kita dapat melihat karya-karya arsitektur
Islam di berbagai belahan dunia dengan tujuan yang satu, yaitu untuk beribadah dan
berserah diri kepada Allah. Walaupun demikian, dalam tataran bentuk arsitektur Islam
yang dilandasi oleh kesatuan tujuan dan nilai-nilai islami itu tidak hadir dalam
representasi bentuk fisik yang satu dan seragam, melainkan hadir dalam bahasa
arsitektur yang beragam.
ARSITEKTUR ISLAMI 3
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
Selain aspek pengingatan yang telah disebutkan Utaberta, aspek lain yang
penting untuk diperhatikan dari arsitektur islami adalah:
1. Tidak Mubazir/efisien
“Dan janganlah engkau bersikap mubazir, karena mubazir itu adalah termasuk
saudara syaitan”
Ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan HR yang berbunyi “Allah itu indah, dan
menyukai keindahan”, karena sesungguhnya sesuatu yang indah tidak identik dengan
yang berlebihan atau mewah. Masjid Salman di Bandung bisa menjadi contoh efisiensi
bentuk, yang dampaknya akan ada efisiensi bahan dan biaya.
2. Egaliter
“Sesungguhnya manusia di mata Allah itu sama, yang membedakan hanya
ketaqwaannya (QS 49:13)
Jika kita menelaah ayat ini, kita yakini bahwa Islam adalah agama yang sangat
egaliter di dunia. Penentu tingkatan “kasta” di mata Allah ada pada kualitas keimanan
seseorang. Seorang pelayan bisa menjadi imam dari seorang majikan jika memang
bacaan Qurannya lebih baik. Sahabat Bilal yang dijanjikan surga oleh Rasullullah, ada
sahaya belian yang kemudian justru dikenal sebagai muazin pertama di zaman
Rasullullah.
Pada perancangan arsitektur dengan fungsi yang lain, karakter egaliter ini sangat
mungkin dimunculkan, dan konteks dengan lingkungannya. Desain bangunan harus
disesuaikan dengan lingkungannya.
3. Privasi dalam Islam
Di dalam Islam terdapat konsep privasi yang khas, meskipun istilah yanng
bermakna secara harfiah sama dengan privasi tidak ada. Istilah dalam khasanah Islam
yang memlliki keterkaitan dengan makna privasi adalah aurat dan hijab. Arti harfiah
aurat adalah bagian tubuh, laki-laki atau wanita, yang tidak boleh atau layak di
perlihatkan kepada orang-orang selain muhrim (keluarga dekat atau suami-istri) yang
berlainan jenis kelaminnya. Bagi laki-laki, auratnya adalah sebatas pusat sampai lutut.
Sedangkan aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
Sedangkan hijab bermakna sebagai ‘pembatas’ atau penutup aurat pada saat
diperlukan. Hijab juga bisa bermakna sebagai pembatas ruang secara fisik, yang sering
dikaitkan dengan aturan interaksi antara laki-laki dan wanita yang bukan Arsitektur
ARSITEKTUR ISLAMI 4
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
Islam atau Arsitektur Islami? (Sativa) 37 copyright muhrim. Islam, melarang aktivitas
berkhalwat (menyepi berdua-duaan antara lelaki dan wanita yang bukan muhrim). Salah
satu ibadah dalam Islam yang wajib dilakukan oleh setiap muslim setiap hari lima kali
adalah shalat, yaitu ibadah khusus kaum muslim dengan doa dan gerakan tertentu.
Shalat memegang peran sangat tinggi dalam pelaksanaan ajaran Islam. Al Ghazali,
seorang ulama terkemuka, di dalam bukunya Mensucikan Jiwa bahkan mengatakan
bahwa shalat merupakan sarana terbesar untuk pembersihan diri bagi umat islam. Selain
shalat wajib harian, juga ada shalat Jumat, yang hanya wajib bagi laki-laki. Di luar
shalat wajib, terdapat beberapa macam shalat sunnah (bila dikerjakan akan mendapat
pahala dari Tuhan, bila tidak dikerjakan tidak berdosa). Antara lain shalat tarawih di
bulan ramadhan, shalat hari raya idul fitri dll.
Shalat wajib harian bisa dilakukan secara personal maupun berjamaah, bisa di
rumah maupun di masjid atau mushola. Tetapi yang paling utama adalah dilakukan
secara berjamaah, dan bagi laki-laki lebih baik dilakukan di masjid (hadits Rasul).
Sedangkan untuk shalat Jumat harus dilakukan secara berjamaah di masjid. Secara
esensial, tempat dilakukannya ibadah shalat harus bersih dan suci dari najis (kotoran
yang dianggap membatalkan shalat). Oleh karena itu keberadaan ruang wudhu untuk
bersuci pun sangat penting, dengan memperhatikan kaidah privasi, terlebih bagi
perempuan
Di dalam shalat sendiri terdapat penerapan konsep privasi secara khusus yang
dikenal dengan istilah khusyu’. Secara harafiah khusyu’ bisa diartikan sebagai
konsentrasi, yang memang sangat dibutuhkan di dalam shalat, karena hakikat shalat
adalah bentuk komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Tuhannya (Allah). Di
dalam hukum Islam dikatakan, bahwa hanya shalat yang khusyu’lah yang akan
‘diterima’ oleh Allah Swt. Idealnya, ketika shalat fokus konsentrasi sepenuhnya hanya
kepada Allah.Karenanya, ruanng sholat (tidak harus berupa masjid) harus gampang
diakses termasuk di berbagai fasilitas umum,termasuk ruang wudhu yang
memperhatikan konsep privasi terutama bagi perempuan.
4. Kearifan local
Arsitektur idealnya memperhatikan budaya local yang tidak bertentangan
dengan nilai islam. ”Berbahasalah engkau dengan bahasa kaummu”. Hadits rasul yang
sangat terkenal ini disampaikan dalam koteks dakwah. Artinya. Agar dakwah atau
ajakan untuk amar makruf nahy munkar mampu diterima oleh masyarakat, maka
seorang dai mesti mengerti dan menggunakan kultur lokal. Tentu saja kultur lokal yang
dimaksudkan adalah kultur yang tidak keluar dari nilai islam.
Dalam konteks arsitektur, lingkungan lokal mestinya mendapat apresiasi dengan
menampilkannya dalam produk rancangan yang beridentitaskan lokal, tidak selalu harus
seragam.
ARSITEKTUR ISLAMI 5
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
Di dalam perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam, tujuan akhir dari berbagai
keilmuan harus dilihat dan didasarkan pada al-Qur’an al-Karim, kitab suci umat Islam.
Pada dasarnya, kebudayaan Islam dengan arsitektur Islam sebagai salah satu bagiannya,
merupakan “budaya Qur’ani” (Al-Faruqi, 1999: 3). Karenanya, baik definisi, struktur,
tujuan maupun metode untuk mencapai tujuan tersebut secara keseluruhan diambil
darinya.
Dari al-Qur’an yang menjadi tuntunan, panduan hidup dan sumber keilmuan bagi umat
Nabi Muhammad ini, seorang muslim tidak hanya mengambil pengetahuan mengenai
Realitas Ultima (Al-Faruqi, 1999: 3). Secara mendasar, prinsip-prinsip yang diambil
dari al-Qur’an juga mencakup tentang alam, manusia, dan makhluk hidup lainnya.
Berbagai ilmu pengetahuan juga tercantum dalam al-Qur’an, baik secara implisit
maupun eksplisit di berbagai institusi sosial, politik serta ekonomi yang diperlukan
untuk menjalankan masyarakat yang sehat, sehingga al-Qur’an diperlukan di setiap
pengetahuan dan aktivitas manusia, termasuk juga di bidang keilmuan arsitektur. Di
dalam kitab itu, prinsip-prinsip dasar sudah disediakan bagi pembentukan sebuah
kebudayaan yang lengkap, tentu saja termasuk bidang arsitektur.
Hal bukan berarti bahwa penjelasan dan uraian yang spesifik dan jelas tentang berbagai
usaha manusia tersebut telah termuat dalam kitab suci yang memuat 114 surat ini. Al-
Qur’an tentu tidak menyebutkan secara detail dan jelas bagaimana arsitektur yang
islami itu. Walaupun begitu, secara implisit di dalamnya terdapat suatu penjelasan yang
menjadi dasar dan acuan tentang bagaimana idealnya suatu lingkungan, bagaimana
sistem nilai, batasan dan aturan pergaulan antara pria dan wanita, dan sebagainya. Hal
yang tidak kalah penting adalah di dalamnya juga termuat konsep keindahan bangunan,
yang dicontohkan dengan menggambarkan keindahan bangunan-bangunan di surga,
seperti yang diceritakan di dalam surat al-Waqi’ah.
Konsep keindahan yang terwujud dalam berbagai bidang tersebut biasa kita sebut
dengan seni dan kesenian. Dalam arsitektur, seni mempunyai posisi yang sangat
penting. Bahkan pada awal berkembangnya, keilmuan arsitektur termasuk dalam bidang
seni murni, bukan seperti pada saat ini, dimana arsitektur merupakan penggabungan
ARSITEKTUR ISLAMI 6
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
antara ilmu, seni dan teknologi. Arsitektur merupakan sarana untuk mewujudkan wadah
bagi aktivitas manusia dengan menggabungkan berbagai sudut pandang keilmuan,
termasuk budaya dan tentu saja seni. Dalam Islam, aspek seni dalam kebudayaan Islam
harus juga dilihat sebagai ekspresi estetis dari al-Qur’an. Seni Islam tidak lain adalah
seni Qur’ani. Seni Qur’ani inilah yang nantinya juga akan mendukung terwujudnya
arsitektur Islam sebagai salah satu unsurnya yang penting. Di dalam buku ”Seni
Tauhid” karya Ismail Raji Al-Faruqi, terdapat beberapa alasan Al-Qur’an dapat menjadi
dasar dari karya seni (Al-Faruqi, 1999: 3), sebagai berikut:
Menurut Ismail Raji Al-Faruqi, arsitektur termasuk di dalam seni ruang dalam esensi
seni menurut Islam, hal ini dikarenakan arsitektur merupakan seni visual yang
mendukung kemajuan peradaban Islam (Al-Faruqi, 1999: 158). Di dalam seni ruang,
terdapat cabang lain yang termasuk mendukung di dalamnya yaitu seni rupa.
Keberadaan seni ruang yang di dalamnya terdapat bidang arsitektur merupakan satu hal
yang cukup penting. Hal ini juga didasarkan pada seni dalam pandangan al-Qur’an,
sehingga pembangunan fisik peradaban ini senantiasa selalu berlandaskan nilai-nilai
Islam dalam al-Qur’an, yang juga berfungsi sebagai landasan pembangunan peradaban
yang berupa akhlaq dan perilaku. Hal ini sangatlah penting untuk mewujudkan kembali
nilai-nilai Islam ke dalam tatanan pembangunan peradaban di dunia, yang tidak hanya
membangun peradaban secara fisik, tetapi juga secara mental, pola pikir, semangat,
akhlaq dan pola perilaku yang berlandaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-
Qur’an.
ARSITEKTUR ISLAMI 7
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
tidak hanya dipandang indah dan megah dari segi material atau fisik saja, melainkan
bagaimana esensi keindahan tersebut dapat muncul dari suatu kebersahajaan atau
kesederhanaan, atau dapat saja keindahan tersebut memang berasal dari suatu yang
megah yang terinspirasi dari keindahan surgawi. Hal yang tidak kalah penting adalah,
bagaimana berbagai versi keindahan itu dapat mengingatkan kita akan KemahaBesaran
Allah, bahwa Allah adalah Dzat Maha Agung yang patut kita sembah dan menyadarkan
esensi kita sebagai hamba Allah.
1. Unit-unit isi
ARSITEKTUR ISLAMI 8
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
Arsitektur islami
Perkembangan islami di wilayah Peri-peri (Cina dan ASEAN).
Sejarah bangunan di wilayah tersebut.
Kriteria dan elemen pada bangunan tersebut.
Ciri khas arsitektural yang terkandung di dalam bangunan di wilayah tersebut.
ARSITEKTUR ISLAMI 9
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
BAB II
PEMBAHASAN
ARSITEKTUR ISLAMI 10
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
(Sumber: https://www.slideshare.net/AtiqahGhazali2/national-mosque-culture-and-
history-2-report)
ARSITEKTUR ISLAMI 11
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
Masjid Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj, sebagai penghormatan atas jasa jasa beliau
memimpin negara memperoleh kemerdekaan. Namun usulan tersebut ditolak oleh oleh
beliau dan beliau kemudian memberi nama masjid tersebut dengan nama Masjid Negara
sebagai bentuk syukur atas kemerdekaan yang diperoleh tanpa pertumpahan darah.
(Sumber: flickr)
Masjid Negara mengalami renovasi besar besaran di tahun 1987, atap beton masjid yang
semula berwarna merah muda kemudian ditutup dengan keramik bewarna hijau dan
biru. Hingga saat ini Masjid Negara masih berdiri megah dengan kharismanya diantara
gedung gedung jangkung pencakar langit kota Kuala Lumpur. Masjid Negara sudah
dilengkapi dengan koridor bawah tanah berlokasi di dekat stasiun kereta di jalan Sultan
Hishamuddin.
ARSITEKTUR ISLAMI 12
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
khusus untuk radio dan televisi, dan keseluruhan ruang sholat di Masjid Negara
dilengkapi penyejuk udara. Makam tujuh pahlawan negara yang disebut di awal tadi
terletak di baagian barat Masjid.
Masjid Negara dilengkapi dengan 3 pintu besar dan satu pintu khusus untuk
keluarga kerajaan, pejabat tinggi pemerintah dan tamu negara. Lobby masjid ada di
lantai bawah, satu lantai dengan tempat berwudhu, kamar mandi tempat menyimpan
alas kaki dan ruang istirahat bagi jamaah yang datang dari luar kota. Sebelum sampai ke
ruang sholat utama di tingkat pertama terdapat halaman besar. Di bagian tengah
halaman ini terdapat payung dari beton berukuran 48 ft, plus kolam-kolam beserta
beberapa buah pancuran.
(Sumber: https://www.slideshare.net/AtiqahGhazali2/national-mosque-culture-
and-history-2-report)
ARSITEKTUR ISLAMI 13
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
(Sumber: Panoramio)
Ruang sholat utama bertembok konkrit bertulang dan ditutup dengan marmar
Itali. Ruang utama masjid dapat di akses melalui 7 pintu dari Jalan Lembah, Jalan
Perdana, Jalan Kinabalu and Jalan Cenderasari. Tersedia juga terowongan bawah tanah
yang menghubungkan masjid dengan stasiun kereta api di jalan Hishamuddin. Fasilitas
untuk pengunjung non muslim juga disediakan termasuk fasilitas toilet yang dibangun
oleh Kuala Lumpur City Hall.
Diatas masing masing pintu ini dipasang kaligrafi ayat ayat suci Al-Qur’an
dengan mozaik bewarna biru dan keemasan. Di atas ruang sholat utama ini tempat
kubah payung masjid berada. Dibagian bawah kubah, selain dihias dengan kaligrafi juga
dihias dengan kaca mozaik dan emas putih.
Kubah Masjid Negara ditopang oleh 16 tiang utama berdiameter 3 ft. Sebelum di
renovasi, mihrab Masjid Negara tadinya berbentuk bersegi seperti pintu namun
kemudian di ubah berbentuk melengkung seperti gerbang. Mihrab ini bertatahkan ayat-
ayat al-Quran bernuansa Maroko. Paras tembok yang mengelilingi mihrab ini juga seni
bangunan Maroko. Mimbar, tempat imam berkhutbah terletak di sebelah kanan mihrab.
Mimbar yang berbentuk seperti beranda ini dibuat dari kayu. 16 chandelier turut
menghias interior Masjid Negara. Lampu lampu tersebut merupakan sumbangan dari
para Sultan, Gubernur dan bekas Yang Di Pertuan Negara Singapura.
ARSITEKTUR ISLAMI 14
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
o Ruang Pertemuan
Masjid negara juga dilengkapi dengan fasilitas ruang pertemuan yang dapat digunakan
untuk berbagai kegiatan akademik termsuk upacara upacara resmi, perkuliahan umum,
seminar, pelatihan dan workshop. Dan tentusaha untuk menjamu tamu tamu VVIP
termasuk tamu negara dan Yang Dipertuan Agong Raja Malaysia, Perdana Metri dan
tamu kerajaan.
(Sumber: Panoramio)
o Ruang perkualiahan
Tersedia 3 ruang yang dapat digunakan untuk kegiatan dalam kelas. Masing
masing mampu menampung 20-30 orang setiap kelas. Ruangan ruangan tersebut biasa
dipakai untuk pembelajara dalam ruang kelas, rapat, seminat dan sebagainya. Masing
masing ruang dilengkapi dengan layar LCD untuk setiap acara yang membutuhkan
Slide show.
Selain dua jenis fasiltas fasilitas di atas masjid Negara masih memilki fasilitas
ruang meeting utama yang biasa dipakai oleh pengurus Masjid Negara, pejabat
ARSITEKTUR ISLAMI 15
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
pemerintah, NGO dan lain lain. Dan masih ada lagi area pameran luar ruang yang dapat
dipakai untuk penyelenggaraan pameran di sekitar Masjid Negara tanpa mengganggu
proses peribadatan. Dan tak kalah menarik, masjid ini berkerja sama dengan pihak
swasta juga menyediakan fasiltas olahraga yang dapat digunakan oleh anggotanya untuk
berolahraga.
(Sumber: Flickr)
Makam Pahlawan
Seperti disebutkan dimuka bahwa di komplek Masjid Negara ini dimakamkan beberapa
tokoh penting Malaysia. Baik di dalam bangunan maosolium yang berbentuk bintang 7
itu atau pun di luar maosolium. Pahlawan nasional yang dimakamkan di sini adalah :
Dibawah kubah :
ARSITEKTUR ISLAMI 16
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
Diluar kubah :
1. Tan Sri Syed Jaafar Albar – Sekjen UMNO dan Menteri pengembangan daerah
tertinggal (wafat 1977)
2. Tan Sri Syed Nasir – Juru bicara Dewan Rakyat (wafat 1982)
3. Tun Sardon Jubir – Menteri PU dan Komunikasi dan Yang di-Pertuan Negeri Penang
(wafat 1985)
4. Tan Sri Mohammad Noah – Menteri perumahan dan Juru bicara Dewan Rakyat
(wafat 1991)
5. Tan Sri Abdul Kadir Yusuf – Menteri Kehakiman (wafat 1992)
6. Tan Sri Mohd Khir Johari – Menteri pendidikan (wafat 2006)
7. Tun Dr Fatimah Hashim – Menkesra (Wanita pertama yang menjadi menteri di
Malaysia– wafat 9/1/2010)
Masjid ini memiliki pengaruh besar gaya arsitektur Islam. Ada banyak ayat quran yang
terukir pada struktur, dan ini terinspirasi dari masjid biru di istanbul, kalkun. Arsitektur
islami memiliki beberapa karakteristik yang menyatukan semua bangunan Islami, serta
7 prinsip pemersatu arsitektur islami (nicanor 2009). prinsip-prinsip ini membuat gaya
menjadi unik, menarik, dan penting. Cara untuk menunjukkan hubungan antara muslim,
kepercayaan mereka dan bagaimana iit ditampilkan dalam arsitektur sehari-hari. islam
adalah agama di mana ia mewakili budaya dan bertindak sebagai kekuatan di antara
orang-orang yang beragam etnis dan budaya.
ARSITEKTUR ISLAMI 17
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
A. Menara
Menara masjid memiliki bentuk yang unik seperti paying besar yang sedang
tertutup. Menara masjid Negara memiliki tinggi hingga 73 meter. Pada puncak menara
terpasang tanda bulan sabit dan bintang dengan balutan warna emas.
(Sumber: https://www.123rf.com/photo_25354991_the-minaret-of-the-national-
mosque-of-malaysia-in-kuala-lumpur.html)
B. Kubah
Sekilas, menara setinggi 245 kaki ini terlihat seperti roket yang bentuknya
seperti payung tertutup sementara atap masjid terlihat seperti payung terbuka. Masjid
sebelumnya mengalami renovasi besar pada tahun 1987, dan dulunya atap beton
berwarna merah muda sekarang dibalut ubin hijau dan biru. Atap berukuran tinggi 84
kaki memiliki diameter lebih dari 200 kaki dan didukung oleh 16 pilar berukuran lebih
dari 3 kaki. Pilar-pilar tersebut ditaburi dengan teraso. Di tengah-tengah atap ada panel
aluminium yang diukir dengan bentuk ayat seperti pintu tetapi telah dimodifikasi
sebagai lengkungan melengkung. Ini adalah salah satu fitur yang paling mencolok dari
masjid, karena unik dan luar biasa berbeda dibandingkan dengan masjid lain yang
memiliki kubah bawang, tetapi Masjid Nasional ini menyerupai payung yang sebagian
terbuka seperti atap yang melambangkan di bawah perlindungan Allah. Sedangkan
kubah pada bagian interior melambangkan kekuasaan Sultan yang menaungi para
masyarakatnya.
ARSITEKTUR ISLAMI 18
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
Gambar 9. Atap ubin yang tertutup dengan warna biru dan hijau
(Sumber: http://www.traveladventures.org/countries/malaysia/images/masjid-
negara10.jpg)
Saat ini, Masjid Nasional terus berdiri ramping dan penuh gaya dengan desain
modern yang mewujudkan ekspresi kontemporer kaligrafi seni Islam tradisional dan
simbolisme arsitektur Melayu. Sejak selesai pada 27 Agustus 1965, Masjid Nasional
telah menjadi simbol agung bagi Islam di Malaysia.
ARSITEKTUR ISLAMI 19
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
ARSITEKTUR ISLAMI 20
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
ARSITEKTUR ISLAMI 21
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
Pada Masjid Negara, gemetri yang digunakan adalah lambang Rub Al-Hibz.
Geometri ini di gunakan pada bagian fasad bangunan, sehingga baik bentuk dan
bayangan saat terpancar matahari mengasilkan bentuk yang indah. Adapun angin atau
udara dingin dapat masuk dengan bebas.
ARSITEKTUR ISLAMI 22
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
K. Kaca Patri
Istilah kaca patri dapat merujuk pada kaca berwarna sebagai suatu bahan atau
karya-karya yang dibuat darinya. Sepanjang sejarahnya selama seribu tahun, istilah ini
telah diterapkan nyaris secara eksklusif pada jendela gereja, masjid, dan bangunan
penting lainnya. Meskipun biasanya dibuat dalam rupa panel datar dan digunakan
sebagai jendela, berbagai kreasi dari seniman kaca patri modern juga membuatnya
sebagai seni pahat dan struktur tiga dimensi.
Pada Masjid Negara, kaca patri di terapkan pada sekeliling bagian bawah kubah
yang melafazkan ALLAH dan Muhammad Saw. Hal ini menambah kesan mewah,
keindahan dan membuat damai mata yang melihat.
ARSITEKTUR ISLAMI 23
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
Karakteristik:
Dua fitur yang mencolok di masjid yaitu minaret dibuat terlihat ramping dan
modern: menara setinggi 73 meter (payung terlipat) dan kubah beton 18 titik (payung
terbuka). (Islamic Tourism Center of Malaysia, 2017) Kubah itu dirancang agar terlihat
seperti payung yang sudah dibuka. Karena terbuat dari beton, arsitek mendesainnya
dalam garis lurus, yang kemudian menghasilkan gagasan tentang payung kertas. Fitur-
fitur ini terutama terinspirasi oleh motif dan tema Arsitektur tradisional Melayu.
ARSITEKTUR ISLAMI 24
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
Arsitektur Tropis
Beton yang menjadi bagian utama badan masjid ini diberi variasi berupa lubang
dengan desain yang menarik, sehingga tak hanya berfungsi sebagai sirkulasi udara.
Konsep yang demikian konon adalah karakter arsitektur tropis modern yang khas lokal.
Bagian interior masjid ini menampilkan kesan lapang pada ruangan utamanya. Di
atasnya, terdapat bagian-dalam kubah utama yang berbentuk lingkaran sempurna, bak
payung raksasa yang menaungi seisi ruangan.
Jendela-jendela yang terdapat di bagian bawahnya dihiasi dengan lapisan berwarna biru
dan kaligrafi-kaligrafi yang indah. Lampu-lampu yang menempel pada bagian langit-
langit menunjukkan kesan elegan, selain fungsinya untuk menerangi sudut-sudut
ruangan yang tidak dilimpahi cahaya alami dari luar.
(Sumber: google.com)
Pada 1987, Masjid Negara Malaysia yang dinobatkan sebagai salah satu masjid
terbesar se-Asia Tenggara mengalami renovasi besar-besaran. Hasilnya bisa dilihat
ARSITEKTUR ISLAMI 25
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
sampai saat ini. Misalnya, warna kubah yang tadinya merah jambu sekarang menjadi
variasi hijau dan biru.
Selain itu, ada pula penambahan pada dekorasi taman yang berada di sekitar bangunan
utama. Taman masjid ini dihiasi deretan pepohonan yang rimbun serta hamparan
rumput hijau, sehingga menunjukkan nuansa ekologis di tengah perkotaan Kuala
Lumpur.
ARSITEKTUR ISLAMI 26
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
2. IHTIRAM (RESPECT)
Bangunan harus menunjukkan rasa hormat dan kepatuhan yang dimiliki umat
Islam terhadap Allah, serta terhadap ciptaan lainnya (hidup atau tidak hidup) dan
terhadap satu (Wong, 2014). Sebagian besar masjid dirancang berdasarkan bentuk
geometris sehingga telah menjadi simbolisme dan konsep penghormatan (Hilmi, 2014).
Selanjutnya, umat Islam dapat menciptakan kembali pola dan bentuk sehingga
memberikan pesan agama. Baik pada ruang solat maupun pada fasad bangunan
menunjukkan geometri yang khas akan keislaman.
ARSITEKTUR ISLAMI 27
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
3. IKHLAS (SINCERITY)
Arsitek harus ingat bahwa desain mereka harus mengekspresikan kemurnian
kesungguhan, dan memenuhi aturan dan peraturan dalam Islam (Wong, 2014).
Beberapa karakteristik yang mereka ikuti adalah menghindari tidak adanya berhala
manusia atau binatang, taman tertutup dengan air yang mengalir, dan memiliki
pengaturan hierarki di ruang-ruang (Hilmi, 2014). Elemen penting lainnya adalah bahwa
mereka mendesain dengan proporsi geometri karena memberikan harmoni dan
keseimbangan (Hilmi, 2014)
ARSITEKTUR ISLAMI 28
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
5. IQTISAD (BALANCE)
Elemen fungsional dan spiritual bangunan harus memiliki semacam harmoni
antara satu sama lain (Wong, 2014). Keseimbangan dapat ditunjukkan dalam bentuk,
bentuk dan tata ruang bangunan (Hilmi, 2014). Simetri dianggap sebagai salah satu
elemen yang menunjukkan keseimbangan. Kita bisa melihat ini di tata ruang masjid, di
mana garis simetri terhubung ke setiap ruang dan tetap mempertahankan keseimbangan
dan harmoni itu.
ARSITEKTUR ISLAMI 29
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
6. HAYA '(SEDERHANA)
Bangunan harus sederhana dan melindungi martabat pemilik dan penggunanya
(Wong, 2014). Ini dapat ditunjukkan melalui layar pribadi yang disediakan di seluruh
masjid (Hilmi, 2014). Ini melindungi pengguna di dalam dengan tidak menunjukkan
atau mengekspos diri kepada orang-orang di luar. Kesederhanaan juga ditampilkan di
aula doa utama di mana ruang terpisah oleh partisi untuk pengguna wanita untuk
memberikan privasi dan rasa hormat. Simetri dalam Tata Letak Tata Ruang Simetri
dalam Elevasi Layar pribadi berpola Ruang Doa Utama Ruang pengguna wanita.
ARSITEKTUR ISLAMI 30
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
DIKR (PENGINGAT)
Bangunan harus dapat mendukung dan mendorong untuk mengingat Allah
(Wong, 2014). Ini ditunjukkan melalui kaligrafi Arab dan diulangi di seluruh masjid
(Hilmi, 2014). Hal ini juga diwakili oleh penggunaan berulang ornamen, pilar dan
lengkungan. Masjid Nasional menunjukkan konsep ini dengan memiliki kaligrafi Arab
di jendela kaca aula utama, mengulangi ornamen ukiran di langit-langit, dinding dan
kolom. Dan dengan mengulangi penggunaan struktur kolom yang terletak di luar aula
doa utama. Sinar matahari menerangi kaligrafi di jendela kaca Pengulangan ornamen di
seluruh dinding dan langit-langit Pengulangan penggunaan kolom.
ARSITEKTUR ISLAMI 31
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI
ARSITEKTUR ISLAMI 32