Anda di halaman 1dari 32

ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menelaah tentang arsitektur Islam, sebagian besar lebih memfokuskan pada
aspek bentuk, langgam, peninggalan historis dan hal-hal lain yang bersifat fisik yang
dianggap merupakan bagian dari kebudayaan ummat muslim. Hal demikian adalah sah-
sah saja. Bahkan Ismail Serageldin (1998) dalam seminar Historic Cities in Islamic
Societis, menyatakan bahwa memelihara peninggalan sejarah terutama lingkungan
binaan sebagai produk arsitektur adalah bagian yang esensial untuk menjaga identitas
tertentu dan merupakan penghubung antara masa lampau dengan saat ini.

Hal yang menjadi masalah adalah justru ketika arsitektur islam dipahami sebagai
sesuatu yang homogen di manapun kehadirannya, tanpa menghiraukan ruang dan
waktu. Tak bisa dipungkiri, masih ada yang beranggapan bahwa yang disebut sebagai
arsitektur islam adalah artefak dengan simbol bentuk-bentuk kubah atau lengkung, dan
desain ornamen geometrikal. Sebaliknya sebuah masjid bisa jadi tidak dianggap
memiliki karakter arsitektur islam jika tidak memiliki minaret dan kubah, meskipun ia
dihadirkan di lokasi yang secara kultur historikal tak memiliki jejak bentukan kubah.

Sementara itu sementara kalangan merasa bahwa sesungguhnya Islam tidak


cukup hanya diwujudkan dengan simbol fisik semata. Saat ini semakin berkembang
wacana tentang arsitektur islami dengan sudut pandang yang berbeda. Pemikiran ini
lebih mengedepankan nilai-nilai Islam daripada bentukan fisik produk arsitektur.

1. Definisi Umum Tentang Arsitektur Islam


Ada berbagai referensi yang menyebutkan pengertian arsitektur islam sebagai
lingkungan binaan yang lebih mengacu pada tipologi, sejarah, tempat, atau langgam.
Salah satunya adalah ensiklopedi Wikipedia yang banyak menjadi rujukan di dunia
maya.
1. Mengacu pada tipologi
bentuk Menurut pemikiran ini, tipe produk utama arsitektur islam adalah berupa
masjid, makam, istana dan benteng. Dari keempat tipe bangunan inilah bentuk-bentuk
arsitektur islam diacu dan dipakai di bangunan lain yang skalanya lebih kecil.
2. Mengacu pada sejarah dan tempat
Di masa lalu ketika Islam mengalami masa keemasan, banyak wilayah di
berbagai belahan dunia yang masuk Islam, sehingga otomatis juga berpengaruh pada
kebudayaan dan produk arsitekturnya. Sebagai contoh adalah lahirnya arsitektur Persia,
arsitektur Turki, arsitektur Mamluk dan sebagainya. Arsitektur Persia, pada

ARSITEKTUR ISLAMI 1
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

perkembangannya sangat berpengaruh pada rancangan arsitektur islam lainnya di


berbagai belahan dunia.

3. Mengacu pada elemen dan langgam

Arsitektur islam juga bias di identifikasikan melalui elemen-elemen desain


seperti yang di miliki artefak-artefak bangunan monumental yang telah ada sebelumnya,
Misalnya minaret, kubah, air mancur, mihrab, brntuk-bentuk geometrid an kaligrafi.

Kebanyakan tinjauan di atas masih sebatas tipologi atau elemen bentuk dan terutama
dikaitkan dengan sejarah kejayaan islam dan artefaknya di masa lampau. Sementara
sebenarnya jika kita berbicara tentang Islam yang kaffah / menyeluruh maka tidak ada
sebuah dalil pun di dalam Al Quran dan hadits yang membicarakan tentang bentuk.
Bentuk sebenarnya sangat relatif, dan lebih terkait dengan simbol dan karakter budaya
tertentu. Sementara Islam sangat menghargai kearifan budaya. Berbahasalah dengan
bahasa kaummu, kata Nabi. Meskipun hadits ini lebih banyak dikaitkan dengan bahasa
dakwah, tetapi sebenarnya menunjukkan bahwa islam sangat menghargai kearifan lokal.
Kecuali untuk aktivitas peribadatan yang khassah (khusus) seperti shalat, haji, puasa
atau zakat, maka sesungguhnya peluang untuk melakukan ijtihad selalu ada, terlebih
lagi di dalam dunia arsitektur.

1. Definisi Umum Tentang Arsitektur Islami


Menurut Ismail Raji Al-Faruqi, arsitektur termasuk di dalam seni ruang dalam esensi
seni menurut Islam, hal ini dikarenakan arsitektur merupakan seni visual yang
mendukung kemajuan peradaban Islam (Al-Faruqi, dalam Auliayahya, 2010). Di dalam
seni ruang, terdapat cabang lain yang termasuk mendukung di dalamnya yaitu seni rupa.
Keberadaan seni ruang yang di dalamnya terdapat bidang arsitektur merupakan satu hal
yang cukup penting. Hal ini juga didasarkan pada seni dalam pandangan al-Qur’an,
sehingga pembangunan fisik peradaban ini senantiasa selalu berlandaskan nilai-nilai
Islam dalam al-Qur’an, yang juga berfungsi sebagai landasan pembangunan peradaban
yang berupa akhlaq dan perilaku. Hal ini sangatlah penting untuk mewujudkan kembali
nilai-nilai Islam ke dalam tatanan pembangunan peradaban di dunia, yang tidak hanya
membangun peradaban secara fisik, tetapi juga secara mental, pola pikir, semangat,
akhlaq dan pola perilaku yang berlandaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-
Qur’an.

Auliayahya (2010) juga menegaskan bahwa arsitektur sebagai salah satu bidang
keilmuan, hendaknya juga selalu berpijak pada nilai-nilai Islam yang bersumber pada
al-Qur’an. Al-Qur’an tentunya merupakan dasar bagi pengembangan berbagai bidang
keilmuan, salah satunya keilmuan arsitektur. Wujud arsitektur yang muncul sebagai
hasil kreasi seorang arsitek, hendaknya melambangkan nilai-nilai Islam. Artinya, wujud

ARSITEKTUR ISLAMI 2
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

arsitektur yang dihasilkan tidak bertentangan dengan prinsip tauhid, ketentuan syariah,
dan tentu saja nilai-nilai akhlakul karimah. Kita dapat melihat karya-karya arsitektur
Islam di berbagai belahan dunia dengan tujuan yang satu, yaitu untuk beribadah dan
berserah diri kepada Allah. Walaupun demikian, dalam tataran bentuk arsitektur Islam
yang dilandasi oleh kesatuan tujuan dan nilai-nilai islami itu tidak hadir dalam
representasi bentuk fisik yang satu dan seragam, melainkan hadir dalam bahasa
arsitektur yang beragam.

Sementara itu Utaberta (2006) melakukan pendekatan tentang arsitektur islam


dengan berusaha melihat ke dalam sistem nilai yang ada dalam Islam untuk kemudian
diimplementasikan dalam perancangan bangunan. Dari kajian tersebut disimpulkan
bahwa dalam usaha memahami dan membentuk kerangka teori Arsitektur Islam
diperlukan pemahaman terhadap nilai-nilai internal Islam, pemahaman terhadap teori-
teori dasar arsitektur, kondisi sosial-politik masyarakat, pemahaman terhadap nilai-nilai
modern awal, pemahaman terhadap aspek kelestarian lingkungan dan pemahaman
terhadap fungsi kontemporer bangunan.
Utaberta (2006) mengelompokkan prinsip-prinsip perancangan tersebut, menjadi
prinsip pengingatan pada Tuhan, prinsip pengingatan pada ibadah dan perjuangan,
prinsip pengingatan pada kehidupan setelah mati, prinsip pengingatan akan kerendahan
hati, prinsip pengingatan akan wakaf dan kesejahteraan publik, prinsip pengingatan
terhadap toleransi kultural, prinsip pengingatan kehidupan yang berkelanjutan dan
prinsip pengingatan tentang keterbukaan, mungkin hanya sebagian kecil dari nilai-nilai
moral yang ada pada Islam yang memungkinkan kajian ini untuk dikembangkan secara
lebih luas dan mendalam di masa depan.

Menilik beberapa wacana di atas, maka untuk membedakan antara pengertian


arsitektur sebagai simbol bentuk tertentu, penulis mengusulkan pembedaan istilah
dengan pemikiran arsitektur sebagai yang menjadikan nilai-nilai Islam (Al Quran dan
hadits) sebagai acuan perancangan. Yang pertama, arsitektur islam, karena lebih
mengungkap bentuk sebagai simbol. Kedua, sebagai arsitektur islami, karena secara
bahasa islami punya makna lebih dari sekedar bentuk atau benda, tetapi lebih pada nilai
islam yang menjadi sumber dasar rancangan. Dengan kata lain, arsitektur yang memiliki
karakter nilai keislaman.

Arsitektur Islam Tidak Identik Dengan Masjid


Selama ini jika membicarakan arsitektur islam selalu dikaitkan dengan masjid. Memang
di satu sisi bisa dimaklumi karena masjid adalah pusat ibadah dan aktivitas ummat.
Tetapi jika kita memahami bahwa setiap aktifitas adalah ibadah, dan bahwa islam
memandang semua aktivitas sebagai wujud penghambaan kepada Tuhan, (Allah) maka
sebenarnya yang terpenting adalah bagaimana produk arsitektur sebagai wadah aktivitas
manusia, mampu mendukung optimalisasi aktivitas yang dilakukan di dalamnya.

ARSITEKTUR ISLAMI 3
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

Selain aspek pengingatan yang telah disebutkan Utaberta, aspek lain yang
penting untuk diperhatikan dari arsitektur islami adalah:
1. Tidak Mubazir/efisien

“Dan janganlah engkau bersikap mubazir, karena mubazir itu adalah termasuk
saudara syaitan”

Ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan HR yang berbunyi “Allah itu indah, dan
menyukai keindahan”, karena sesungguhnya sesuatu yang indah tidak identik dengan
yang berlebihan atau mewah. Masjid Salman di Bandung bisa menjadi contoh efisiensi
bentuk, yang dampaknya akan ada efisiensi bahan dan biaya.
2. Egaliter
“Sesungguhnya manusia di mata Allah itu sama, yang membedakan hanya
ketaqwaannya (QS 49:13)

Jika kita menelaah ayat ini, kita yakini bahwa Islam adalah agama yang sangat
egaliter di dunia. Penentu tingkatan “kasta” di mata Allah ada pada kualitas keimanan
seseorang. Seorang pelayan bisa menjadi imam dari seorang majikan jika memang
bacaan Qurannya lebih baik. Sahabat Bilal yang dijanjikan surga oleh Rasullullah, ada
sahaya belian yang kemudian justru dikenal sebagai muazin pertama di zaman
Rasullullah.

Dalam konteks arsitektur, Ka’bah adalah contoh bangunan yang mencerminkan


egalitarian. Berbentuk kubus dengan sisi yang sama di semua arah, tidak ada
kekhususan pada sisi mana pun. Tetapi dengan segala kesederhanaannya, Kabah justru
menjadi kiblat, simbol pemersatu ummat muslim sedunia.

Pada perancangan arsitektur dengan fungsi yang lain, karakter egaliter ini sangat
mungkin dimunculkan, dan konteks dengan lingkungannya. Desain bangunan harus
disesuaikan dengan lingkungannya.
3. Privasi dalam Islam

Di dalam Islam terdapat konsep privasi yang khas, meskipun istilah yanng
bermakna secara harfiah sama dengan privasi tidak ada. Istilah dalam khasanah Islam
yang memlliki keterkaitan dengan makna privasi adalah aurat dan hijab. Arti harfiah
aurat adalah bagian tubuh, laki-laki atau wanita, yang tidak boleh atau layak di
perlihatkan kepada orang-orang selain muhrim (keluarga dekat atau suami-istri) yang
berlainan jenis kelaminnya. Bagi laki-laki, auratnya adalah sebatas pusat sampai lutut.
Sedangkan aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.

Sedangkan hijab bermakna sebagai ‘pembatas’ atau penutup aurat pada saat
diperlukan. Hijab juga bisa bermakna sebagai pembatas ruang secara fisik, yang sering
dikaitkan dengan aturan interaksi antara laki-laki dan wanita yang bukan Arsitektur

ARSITEKTUR ISLAMI 4
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

Islam atau Arsitektur Islami? (Sativa) 37 copyright muhrim. Islam, melarang aktivitas
berkhalwat (menyepi berdua-duaan antara lelaki dan wanita yang bukan muhrim). Salah
satu ibadah dalam Islam yang wajib dilakukan oleh setiap muslim setiap hari lima kali
adalah shalat, yaitu ibadah khusus kaum muslim dengan doa dan gerakan tertentu.
Shalat memegang peran sangat tinggi dalam pelaksanaan ajaran Islam. Al Ghazali,
seorang ulama terkemuka, di dalam bukunya Mensucikan Jiwa bahkan mengatakan
bahwa shalat merupakan sarana terbesar untuk pembersihan diri bagi umat islam. Selain
shalat wajib harian, juga ada shalat Jumat, yang hanya wajib bagi laki-laki. Di luar
shalat wajib, terdapat beberapa macam shalat sunnah (bila dikerjakan akan mendapat
pahala dari Tuhan, bila tidak dikerjakan tidak berdosa). Antara lain shalat tarawih di
bulan ramadhan, shalat hari raya idul fitri dll.

Shalat wajib harian bisa dilakukan secara personal maupun berjamaah, bisa di
rumah maupun di masjid atau mushola. Tetapi yang paling utama adalah dilakukan
secara berjamaah, dan bagi laki-laki lebih baik dilakukan di masjid (hadits Rasul).
Sedangkan untuk shalat Jumat harus dilakukan secara berjamaah di masjid. Secara
esensial, tempat dilakukannya ibadah shalat harus bersih dan suci dari najis (kotoran
yang dianggap membatalkan shalat). Oleh karena itu keberadaan ruang wudhu untuk
bersuci pun sangat penting, dengan memperhatikan kaidah privasi, terlebih bagi
perempuan

Di dalam shalat sendiri terdapat penerapan konsep privasi secara khusus yang
dikenal dengan istilah khusyu’. Secara harafiah khusyu’ bisa diartikan sebagai
konsentrasi, yang memang sangat dibutuhkan di dalam shalat, karena hakikat shalat
adalah bentuk komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Tuhannya (Allah). Di
dalam hukum Islam dikatakan, bahwa hanya shalat yang khusyu’lah yang akan
‘diterima’ oleh Allah Swt. Idealnya, ketika shalat fokus konsentrasi sepenuhnya hanya
kepada Allah.Karenanya, ruanng sholat (tidak harus berupa masjid) harus gampang
diakses termasuk di berbagai fasilitas umum,termasuk ruang wudhu yang
memperhatikan konsep privasi terutama bagi perempuan.
4. Kearifan local
Arsitektur idealnya memperhatikan budaya local yang tidak bertentangan
dengan nilai islam. ”Berbahasalah engkau dengan bahasa kaummu”. Hadits rasul yang
sangat terkenal ini disampaikan dalam koteks dakwah. Artinya. Agar dakwah atau
ajakan untuk amar makruf nahy munkar mampu diterima oleh masyarakat, maka
seorang dai mesti mengerti dan menggunakan kultur lokal. Tentu saja kultur lokal yang
dimaksudkan adalah kultur yang tidak keluar dari nilai islam.
Dalam konteks arsitektur, lingkungan lokal mestinya mendapat apresiasi dengan
menampilkannya dalam produk rancangan yang beridentitaskan lokal, tidak selalu harus
seragam.

ARSITEKTUR ISLAMI 5
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

Al-Qur’an dan Seni

Di dalam perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam, tujuan akhir dari berbagai
keilmuan harus dilihat dan didasarkan pada al-Qur’an al-Karim, kitab suci umat Islam.
Pada dasarnya, kebudayaan Islam dengan arsitektur Islam sebagai salah satu bagiannya,
merupakan “budaya Qur’ani” (Al-Faruqi, 1999: 3). Karenanya, baik definisi, struktur,
tujuan maupun metode untuk mencapai tujuan tersebut secara keseluruhan diambil
darinya.

Dari al-Qur’an yang menjadi tuntunan, panduan hidup dan sumber keilmuan bagi umat
Nabi Muhammad ini, seorang muslim tidak hanya mengambil pengetahuan mengenai
Realitas Ultima (Al-Faruqi, 1999: 3). Secara mendasar, prinsip-prinsip yang diambil
dari al-Qur’an juga mencakup tentang alam, manusia, dan makhluk hidup lainnya.
Berbagai ilmu pengetahuan juga tercantum dalam al-Qur’an, baik secara implisit
maupun eksplisit di berbagai institusi sosial, politik serta ekonomi yang diperlukan
untuk menjalankan masyarakat yang sehat, sehingga al-Qur’an diperlukan di setiap
pengetahuan dan aktivitas manusia, termasuk juga di bidang keilmuan arsitektur. Di
dalam kitab itu, prinsip-prinsip dasar sudah disediakan bagi pembentukan sebuah
kebudayaan yang lengkap, tentu saja termasuk bidang arsitektur.

Hal bukan berarti bahwa penjelasan dan uraian yang spesifik dan jelas tentang berbagai
usaha manusia tersebut telah termuat dalam kitab suci yang memuat 114 surat ini. Al-
Qur’an tentu tidak menyebutkan secara detail dan jelas bagaimana arsitektur yang
islami itu. Walaupun begitu, secara implisit di dalamnya terdapat suatu penjelasan yang
menjadi dasar dan acuan tentang bagaimana idealnya suatu lingkungan, bagaimana
sistem nilai, batasan dan aturan pergaulan antara pria dan wanita, dan sebagainya. Hal
yang tidak kalah penting adalah di dalamnya juga termuat konsep keindahan bangunan,
yang dicontohkan dengan menggambarkan keindahan bangunan-bangunan di surga,
seperti yang diceritakan di dalam surat al-Waqi’ah.

Konsep keindahan yang terwujud dalam berbagai bidang tersebut biasa kita sebut
dengan seni dan kesenian. Dalam arsitektur, seni mempunyai posisi yang sangat
penting. Bahkan pada awal berkembangnya, keilmuan arsitektur termasuk dalam bidang
seni murni, bukan seperti pada saat ini, dimana arsitektur merupakan penggabungan

ARSITEKTUR ISLAMI 6
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

antara ilmu, seni dan teknologi. Arsitektur merupakan sarana untuk mewujudkan wadah
bagi aktivitas manusia dengan menggabungkan berbagai sudut pandang keilmuan,
termasuk budaya dan tentu saja seni. Dalam Islam, aspek seni dalam kebudayaan Islam
harus juga dilihat sebagai ekspresi estetis dari al-Qur’an. Seni Islam tidak lain adalah
seni Qur’ani. Seni Qur’ani inilah yang nantinya juga akan mendukung terwujudnya
arsitektur Islam sebagai salah satu unsurnya yang penting. Di dalam buku ”Seni
Tauhid” karya Ismail Raji Al-Faruqi, terdapat beberapa alasan Al-Qur’an dapat menjadi
dasar dari karya seni (Al-Faruqi, 1999: 3), sebagai berikut:

1. Al-Qur’an dapat berfungsi sebagai penjelas tauhid atau transendensi

2. Al-Qur’an sebagai model seni

3. Al-Qur’an sebagai ikonografi artistik

Seni Ruang dan Arsitektur

Menurut Ismail Raji Al-Faruqi, arsitektur termasuk di dalam seni ruang dalam esensi
seni menurut Islam, hal ini dikarenakan arsitektur merupakan seni visual yang
mendukung kemajuan peradaban Islam (Al-Faruqi, 1999: 158). Di dalam seni ruang,
terdapat cabang lain yang termasuk mendukung di dalamnya yaitu seni rupa.
Keberadaan seni ruang yang di dalamnya terdapat bidang arsitektur merupakan satu hal
yang cukup penting. Hal ini juga didasarkan pada seni dalam pandangan al-Qur’an,
sehingga pembangunan fisik peradaban ini senantiasa selalu berlandaskan nilai-nilai
Islam dalam al-Qur’an, yang juga berfungsi sebagai landasan pembangunan peradaban
yang berupa akhlaq dan perilaku. Hal ini sangatlah penting untuk mewujudkan kembali
nilai-nilai Islam ke dalam tatanan pembangunan peradaban di dunia, yang tidak hanya
membangun peradaban secara fisik, tetapi juga secara mental, pola pikir, semangat,
akhlaq dan pola perilaku yang berlandaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-
Qur’an.

Semangat untuk kembali pada pandangan dan konsep pembangunan dan


keindahan berdasarkan al-Qur’an inilah yang terdapat dalam arsitektur Islam. Setiap
karya dalam bidang arsitektur yang merupakan perwujudan fisik dari suatu peradaban,

ARSITEKTUR ISLAMI 7
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

tidak hanya dipandang indah dan megah dari segi material atau fisik saja, melainkan
bagaimana esensi keindahan tersebut dapat muncul dari suatu kebersahajaan atau
kesederhanaan, atau dapat saja keindahan tersebut memang berasal dari suatu yang
megah yang terinspirasi dari keindahan surgawi. Hal yang tidak kalah penting adalah,
bagaimana berbagai versi keindahan itu dapat mengingatkan kita akan KemahaBesaran
Allah, bahwa Allah adalah Dzat Maha Agung yang patut kita sembah dan menyadarkan
esensi kita sebagai hamba Allah.

Pengembangan seni ruang, termasuk di dalamnya arsitektur, berdasar pada nilai-


nilai yang terdapat dalam al-Qur’an, apabila diterjemahkan secara fisik, memiliki
beberapa ciri utama. Menurut Ismail Raji Al-Faruqi, ciri utama yang digolongkan dalam
empat kategori tersebut didasarkan pada ciri-ciri utama yang dimiliki semua seni Islam
(Al-Faruqi, 1999:158), yaitu sebagai berikut:

1. Unit-unit isi

2. Arsitektur atau struktur dengan ruang interior

3. Lanskaping (holtikultura maupun akuakultura)

4. Desain kota dan desa

ARSITEKTUR ISLAMI 8
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

1.2. Rumusan Masalah


Makalah ini di harapkan mampu menambah wawasan pembaca terkait:

 Bagaimanakah arsitektur Islami?


 Bagaimana perkembangan islami di wilayah Peri-peri (Cina dan ASEAN)?
 Bagaimana sejarah bangunan di wilayah tersebut?
 Apakah kriteria dan elemen pada bangunan tersebut?
 Bagaimana ciri khas arsitektural yang terkandung di dalam bangunan di wilayah
tersebut?

1.3. Maksud dan Tujuan


Makalah ini di harapkan mampu menjawab keingintahuan pembaca terkait:

 Arsitektur islami
 Perkembangan islami di wilayah Peri-peri (Cina dan ASEAN).
 Sejarah bangunan di wilayah tersebut.
 Kriteria dan elemen pada bangunan tersebut.
 Ciri khas arsitektural yang terkandung di dalam bangunan di wilayah tersebut.

ARSITEKTUR ISLAMI 9
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Masjid Negara/National Mosque Of Malaysia


2.1.1. Latar Belakang
Sesuai dengan namanya, Masjid Negara merupakan Masjid Nasional Malaysia yang
berada di Ibukota Negara, Kuala Lumpur. Masjid Negara mampu menampung 15 ribu
jamaah sekaligus, menjadikannya sebagai masjid terbesar di Malaysia pada saat selesai
dibangun, sampai kemudian Masjid Biru di Shah Alam berdiri. Tak hanya luas, besar,
dan megah, tapi juga dikelilingi oleh taman yang ditata begitu apik dan indah. Masjid
Negara merupakan lambang keagungan Islam, sebagai agama resmi di Malaysia.
Masjid Negara dirancang oleh tiga arsitek, masing masing adalah Howard
Ashley dari departemen pekerjaan umum Inggris dan dua Arsitek pribumi, Hisham
Albakri dan Baharuddin Kassim. Dibangun tahun 1965 dilokasi Gereja Venning Road
Brethren Gospel Hall yang sudah berdiri disana sejak tahun 1922 kemudian diambil alih
oleh pemerintah Malaysia untuk membangun Masjid Negara. Bangunan masjid negara
Malaysia dibangun sebagai masjid modern dan megah dengan struktur beton bertulang
serta menyimbolkan aspirasi bangsa Malaysia yang ketika itu baru saja memperoleh
kemerdekaan dari Inggris.
Proses desain Masjid Negara Malaysia memakan waktu sekitar tiga tahun. Tim
tersebut sempat melakukan studi banding ke sejumlah masjid besar di India, Pakistan,
Iran, Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Spanyol.Secara garis besar,
Masjid Negara Malaysia mengambil ciri-ciri dominan arsitektur modern.
Pada 27 Agustus 1965, untuk pertama kalinya masjid agung ini mengadakan
shalat Jumat. Momentum ini dibuka Tuanku Syed Putra selaku Yang Dipertuan Agung
dari Perlis. Simbol nasional ini diakui luas sebagai kebanggaan Malaysia. Didominasi
warna putih, Masjid Negara Malaysia tampak anggun.Menara masjid ini menyerupai
bentuk payung yang menutup rapat.
Tingginya mencapai 73 meter.Adapun kubah utamanya didesain dengan bentuk
bintang bersegi 18 yang menyimbolkan 13 negara bagian Malaysia serta lima rukun
Islam.Artinya, Islam menjadi perekat yang menyatukan seluruh negeri ini. Dilihat dari
depan, kubah tersebut tampak terbuka sebagian.Hal ini menyimbolkan kemerdekaan
Malaysia dicapai dengan mewadahi aspirasi rakyat.

ARSITEKTUR ISLAMI 10
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

Gambar 1. Lokasi Masjid Negara Malaysia

(Sumber: https://www.slideshare.net/AtiqahGhazali2/national-mosque-culture-and-
history-2-report)

2.1.2. Sejarah Pembangunan Masjid


Pembangunan Masjid Negara ini melambangkan semangat perpaduan dan
toleransi. Ia direka bentuk oleh orang Melayu dan Inggris, dibangun oleh orang
keturunan Cina dan India serta dibiayai oleh sumbangan masyarakat Islam, Kristian,
Buddha dan Hindu.
Malaysia mendapatkan kemerdekaan dari pemerintah Inggris pada tanggal 31
Agustus 1957. perkembangan utama terjadi di bidang ekonomi, sosial dan arsitektur
yang secara aktif di terapkan oleh pemerintahan baru Malaysia ketika itu. Program
program yang dilaksanakan adalah juga untuk merepleksikan kemajuan budaya dan
kehidupan berdemokrasi.

Gambar 2. Masjid Negara Malaysia


(Sumber: panoramio)

Keinginan untuk membangun Masjid Negara muncul sebulan sebelum kemerdekaan


Malaysia. Pada tanggal 30 Juli 1957 dalam pertemuan Majlis Kerja Persekutuan muncul
ide untuk membangun sebuah masid nasional sebagai simbol dari kemerdekaan negara.
Dalam pertemuan lainnya pada tanggal 5 Maret 1958 Menteri Besar dari 11 Negara
Bagian Malaysia mengusulkan untuk memberi nama masjid tersebut dengan nama

ARSITEKTUR ISLAMI 11
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

Masjid Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj, sebagai penghormatan atas jasa jasa beliau
memimpin negara memperoleh kemerdekaan. Namun usulan tersebut ditolak oleh oleh
beliau dan beliau kemudian memberi nama masjid tersebut dengan nama Masjid Negara
sebagai bentuk syukur atas kemerdekaan yang diperoleh tanpa pertumpahan darah.

Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Negara dilaksanakan pada tanggal 27


Februari 1963 bertepatan dengan 3 Syawal 1383H oleh DYMM SPB Yang Di Pertuan
Agong Tuanku Syed Putra Ibni Al Marhum Syed Hassan Jamalullail. Pekerjaan
pembangunan berjalan selama 2 tahun dan Menghabiskan dana sekitar RM 10 juta
Riggit Malaysia. Pada hari Jum’at tanggal 27 Agustus 1965 bertepatan dengan 29
Rabiulakhir 1385 masjid Negara diresmikan juga oleh DYMM SPB Yang Di Pertuan
Agong Tuanku Syed Putra Ibni Al Marhum Syed Hassan Jamalullail.

Gambar 3. Masjid Negara Malaysia

(Sumber: flickr)

Masjid Negara mengalami renovasi besar besaran di tahun 1987, atap beton masjid yang
semula berwarna merah muda kemudian ditutup dengan keramik bewarna hijau dan
biru. Hingga saat ini Masjid Negara masih berdiri megah dengan kharismanya diantara
gedung gedung jangkung pencakar langit kota Kuala Lumpur. Masjid Negara sudah
dilengkapi dengan koridor bawah tanah berlokasi di dekat stasiun kereta di jalan Sultan
Hishamuddin.

2.1.3. Kriteria Masjid


Masjid Negara memiliki luas sekitar 22,500 kaki persegi, dilengkapi juga
dengan ruang sidang, Makam Pahlawan, perpustakaan umum, ruang kantor,
halamanluas, menara, ruang khusus kerajaan dan ruang imam. Disediakan juga ruang

ARSITEKTUR ISLAMI 12
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

khusus untuk radio dan televisi, dan keseluruhan ruang sholat di Masjid Negara
dilengkapi penyejuk udara. Makam tujuh pahlawan negara yang disebut di awal tadi
terletak di baagian barat Masjid.

Masjid Negara dilengkapi dengan 3 pintu besar dan satu pintu khusus untuk
keluarga kerajaan, pejabat tinggi pemerintah dan tamu negara. Lobby masjid ada di
lantai bawah, satu lantai dengan tempat berwudhu, kamar mandi tempat menyimpan
alas kaki dan ruang istirahat bagi jamaah yang datang dari luar kota. Sebelum sampai ke
ruang sholat utama di tingkat pertama terdapat halaman besar. Di bagian tengah
halaman ini terdapat payung dari beton berukuran 48 ft, plus kolam-kolam beserta
beberapa buah pancuran.

Gambar 4. Denah Masjid Negara Malaysia

(Sumber: https://www.slideshare.net/AtiqahGhazali2/national-mosque-culture-
and-history-2-report)

ARSITEKTUR ISLAMI 13
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

o Ruang Solat Utama

Gambar 5. Interior Masjid

(Sumber: Panoramio)

Ruang sholat utama bertembok konkrit bertulang dan ditutup dengan marmar
Itali. Ruang utama masjid dapat di akses melalui 7 pintu dari Jalan Lembah, Jalan
Perdana, Jalan Kinabalu and Jalan Cenderasari. Tersedia juga terowongan bawah tanah
yang menghubungkan masjid dengan stasiun kereta api di jalan Hishamuddin. Fasilitas
untuk pengunjung non muslim juga disediakan termasuk fasilitas toilet yang dibangun
oleh Kuala Lumpur City Hall.

Diatas masing masing pintu ini dipasang kaligrafi ayat ayat suci Al-Qur’an
dengan mozaik bewarna biru dan keemasan. Di atas ruang sholat utama ini tempat
kubah payung masjid berada. Dibagian bawah kubah, selain dihias dengan kaligrafi juga
dihias dengan kaca mozaik dan emas putih.

Kubah Masjid Negara ditopang oleh 16 tiang utama berdiameter 3 ft. Sebelum di
renovasi, mihrab Masjid Negara tadinya berbentuk bersegi seperti pintu namun
kemudian di ubah berbentuk melengkung seperti gerbang. Mihrab ini bertatahkan ayat-
ayat al-Quran bernuansa Maroko. Paras tembok yang mengelilingi mihrab ini juga seni
bangunan Maroko. Mimbar, tempat imam berkhutbah terletak di sebelah kanan mihrab.
Mimbar yang berbentuk seperti beranda ini dibuat dari kayu. 16 chandelier turut
menghias interior Masjid Negara. Lampu lampu tersebut merupakan sumbangan dari
para Sultan, Gubernur dan bekas Yang Di Pertuan Negara Singapura.

ARSITEKTUR ISLAMI 14
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

o Ruang Pertemuan

Masjid negara juga dilengkapi dengan fasilitas ruang pertemuan yang dapat digunakan
untuk berbagai kegiatan akademik termsuk upacara upacara resmi, perkuliahan umum,
seminar, pelatihan dan workshop. Dan tentusaha untuk menjamu tamu tamu VVIP
termasuk tamu negara dan Yang Dipertuan Agong Raja Malaysia, Perdana Metri dan
tamu kerajaan.

Gambar 6. Kolam kolam air disekitar masjid Negara,

(Sumber: Panoramio)

o Ruang perkualiahan

Tersedia 3 ruang yang dapat digunakan untuk kegiatan dalam kelas. Masing
masing mampu menampung 20-30 orang setiap kelas. Ruangan ruangan tersebut biasa
dipakai untuk pembelajara dalam ruang kelas, rapat, seminat dan sebagainya. Masing
masing ruang dilengkapi dengan layar LCD untuk setiap acara yang membutuhkan
Slide show.

Selain dua jenis fasiltas fasilitas di atas masjid Negara masih memilki fasilitas
ruang meeting utama yang biasa dipakai oleh pengurus Masjid Negara, pejabat

ARSITEKTUR ISLAMI 15
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

pemerintah, NGO dan lain lain. Dan masih ada lagi area pameran luar ruang yang dapat
dipakai untuk penyelenggaraan pameran di sekitar Masjid Negara tanpa mengganggu
proses peribadatan. Dan tak kalah menarik, masjid ini berkerja sama dengan pihak
swasta juga menyediakan fasiltas olahraga yang dapat digunakan oleh anggotanya untuk
berolahraga.

Gambar 7. Di bawah kubah Makam Pahlawan,

(Sumber: Flickr)

Makam Pahlawan

Seperti disebutkan dimuka bahwa di komplek Masjid Negara ini dimakamkan beberapa
tokoh penting Malaysia. Baik di dalam bangunan maosolium yang berbentuk bintang 7
itu atau pun di luar maosolium. Pahlawan nasional yang dimakamkan di sini adalah :

Dibawah kubah :

1. Tun Dr Ismail –Wakil Perdana menteri Malaysia (wafat 1973)


2. Tun Abdul Razak –Perdana menteri Malaysia (wafat 1976)
3. Tun Hussein Onn –Perdana menteri Malaysia (wafat 1990)
4. Tun Ghafar Baba –Wakil Perdana menteri Malaysia (wafat 2006)

ARSITEKTUR ISLAMI 16
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

Diluar kubah :
1. Tan Sri Syed Jaafar Albar – Sekjen UMNO dan Menteri pengembangan daerah
tertinggal (wafat 1977)
2. Tan Sri Syed Nasir – Juru bicara Dewan Rakyat (wafat 1982)
3. Tun Sardon Jubir – Menteri PU dan Komunikasi dan Yang di-Pertuan Negeri Penang
(wafat 1985)
4. Tan Sri Mohammad Noah – Menteri perumahan dan Juru bicara Dewan Rakyat
(wafat 1991)
5. Tan Sri Abdul Kadir Yusuf – Menteri Kehakiman (wafat 1992)
6. Tan Sri Mohd Khir Johari – Menteri pendidikan (wafat 2006)
7. Tun Dr Fatimah Hashim – Menkesra (Wanita pertama yang menjadi menteri di
Malaysia– wafat 9/1/2010)

2.1.4. Elemen Masjid

Masjid ini memiliki pengaruh besar gaya arsitektur Islam. Ada banyak ayat quran yang
terukir pada struktur, dan ini terinspirasi dari masjid biru di istanbul, kalkun. Arsitektur
islami memiliki beberapa karakteristik yang menyatukan semua bangunan Islami, serta
7 prinsip pemersatu arsitektur islami (nicanor 2009). prinsip-prinsip ini membuat gaya
menjadi unik, menarik, dan penting. Cara untuk menunjukkan hubungan antara muslim,
kepercayaan mereka dan bagaimana iit ditampilkan dalam arsitektur sehari-hari. islam
adalah agama di mana ia mewakili budaya dan bertindak sebagai kekuatan di antara
orang-orang yang beragam etnis dan budaya.

ARSITEKTUR ISLAMI 17
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

A. Menara

Menara masjid memiliki bentuk yang unik seperti paying besar yang sedang
tertutup. Menara masjid Negara memiliki tinggi hingga 73 meter. Pada puncak menara
terpasang tanda bulan sabit dan bintang dengan balutan warna emas.

Gambar 8. Menara Masjid Nasional Malaysia

(Sumber: https://www.123rf.com/photo_25354991_the-minaret-of-the-national-
mosque-of-malaysia-in-kuala-lumpur.html)

B. Kubah

Sekilas, menara setinggi 245 kaki ini terlihat seperti roket yang bentuknya
seperti payung tertutup sementara atap masjid terlihat seperti payung terbuka. Masjid
sebelumnya mengalami renovasi besar pada tahun 1987, dan dulunya atap beton
berwarna merah muda sekarang dibalut ubin hijau dan biru. Atap berukuran tinggi 84
kaki memiliki diameter lebih dari 200 kaki dan didukung oleh 16 pilar berukuran lebih
dari 3 kaki. Pilar-pilar tersebut ditaburi dengan teraso. Di tengah-tengah atap ada panel
aluminium yang diukir dengan bentuk ayat seperti pintu tetapi telah dimodifikasi
sebagai lengkungan melengkung. Ini adalah salah satu fitur yang paling mencolok dari
masjid, karena unik dan luar biasa berbeda dibandingkan dengan masjid lain yang
memiliki kubah bawang, tetapi Masjid Nasional ini menyerupai payung yang sebagian
terbuka seperti atap yang melambangkan di bawah perlindungan Allah. Sedangkan
kubah pada bagian interior melambangkan kekuasaan Sultan yang menaungi para
masyarakatnya.

ARSITEKTUR ISLAMI 18
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

Gambar 9. Atap ubin yang tertutup dengan warna biru dan hijau

(Sumber: http://www.traveladventures.org/countries/malaysia/images/masjid-
negara10.jpg)
Saat ini, Masjid Nasional terus berdiri ramping dan penuh gaya dengan desain
modern yang mewujudkan ekspresi kontemporer kaligrafi seni Islam tradisional dan
simbolisme arsitektur Melayu. Sejak selesai pada 27 Agustus 1965, Masjid Nasional
telah menjadi simbol agung bagi Islam di Malaysia.

C. Fokus Pada Interior


Pada bagian interior memiliki dinding beton bertulang yang dihiasi marmer
Italia. Ada sembilan pintu aluminium geser di sepanjang tiga bagian dinding. Beberapa
ayat tertulis dari Al Qur'an diletakkan di atas semua bagian dalam pintu aula. Ukuran
tulisan 2ft tinggi dan ditenun dengan emas dan mosaik mengkilap biru. Atap beton
dalam bentuk payung terbuka dihiasi dengan mosaik kaca dan emas putih.

Gambar 10. Interior Masjid


(Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-GYodUYPrfMU/T-
fy4imvNKI/AAAAAAAAC3c/K_fGKl5ty8Y/s1600/P1110340+-+edit.jpg)

ARSITEKTUR ISLAMI 19
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

D. Serambi dan Pilar/Tiang


Serambi berfungsi sebagai ruang doa tambahan untuk sejumlah besar muslim
selama setiap hari Jumat. Bagian serambi masjid Negara terdapat tiang-tiang penyangga
yang memiliki warna hitam dan putih yang dilapisi oleh mozaik terazo. Tiang-tiang
tersebut berjumlah 48 buah pilar yang memiliki arti sebagai pohon kelapa yang dulu
banyak tumbuh di Malaysia.

Gambar 11. Area Serambi


Sumber: sajadahdunia.com
E. Mozaik Marmer
Mozaik Marmer pada dinding dan tiang-tiang penyangga kubah utama Masjid
Negara didatangkan langsung dari Negara Maroko. Keindahan kaca patri ini terlihat
pada siang hari, dimana cahaya matahari di pantulkan langsung oleh mozaik tersebut
dengan warna biru, emas dan kuning. Hal ini dipengaruhi oleh gaya melayu dan turki
sehingga menambah kesan estetika pada bagian interior masjid Negara Malaysia.

Gambar 12. Pilar Masjid Negara Malaysia


(Sumber: fahmianhar.com)
F. Mihrab
adalah ceruk setengah lingkaran atau tempat kecil yang ada di dinding paling
depan masjid atau Musala yang menunjukkan arah kiblat dan merupakan tempat
untuk Imam memimpin sholat berjemaah dalam suatu masjid. Disamping Mihrab

ARSITEKTUR ISLAMI 20
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

biasanya terdapat "Mimbar", yaitu tempat Imam untuk


melakukan ceramah atau khutbah. Mihrab pada Masjid Negara Malaysia ini dihiasi
dengan mozaik-mozaik khas Maroko dengan tangan manusia langsung tanpa
menggunakan mesin. Mozaik-mozaik tersebut memiliki bentuk ukiran tumbuhan yang
menjadi ciri khas Melayu.

Gambar 13. Muqarnas Pada dinding Mihrab


(Sumber: fahmianhar.com)
G. Muqarnas
Muqarnas adalah sebentuk ragam dekoratif dalam arsitektur tradisional Islam
dan Persia. Hiasan Muqarnas menampilkan sistem proyeksi, pengulangan, dan
penggandaan berbentuk ceruk, yang berfungsi sebagai dekorasi untuk bagian-bagian
peralihan dalam arsitektur. Muqarnas pada bangunan Masjid Negara Malaysia di
aplikasikan pada bagian atas dinding Mihrab Imam dengan warna putih dan bermotif
tumbuhan (Gambar 10).
H. Mimbar
Mimbar tempat imam berkhutbah berdiri kokoh di sebelh kanan mihrab. Bentuk
mimbar dibuat menyerupai beranda dan lebih tinggi untuk mempermudah jamaah
melihat wajah imam ketika berkhutbah. Motif mimbar yang digunakan pada mimbar
adalah motif tumbuhan khas Melayu tradisional dan motif bintang yang memenuhi
sekeliling mimbar.

Gambar 14. Mimbar


(Sumber: fahmianhar.com)

ARSITEKTUR ISLAMI 21
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

I. Courtyard dan Kolam


Bangunan Masjid Negara Malaysia ini menerapkan arsitektur tropis. Adanya
kolam renang yang di hiasi dengan air pancur di sekeliling bangunan masjid menambah
kesan tropis. Hal ini di dukung fdengan adanya courtyard yang berada di tengah
bangunan.

Gambar 15. Penerapan konsep tropis pada bangunan


(Sumber: advanturetravels.com)
J. Geometri
Secara umum Pola geometris adalah suatu objek, bentuk, Gambar, dan lainnya
yang berulang dengan cara tertentu dalam kumpulan data atau bentuk-bentuk geometris.
Desain geometri dalam seni islam kerapkali di bentuk dari perpaduan pengulangan
bentuk persegi dan lingkaran, yang saling menjalin dan meliputi,
sebagaimana arabasque (dengan kerapkali memadukan kedua pola itu), menjadi bentuk
pola yang rumit dan kompleks, termasuk sebuah luasnya ragam mosaik.

Pada Masjid Negara, gemetri yang digunakan adalah lambang Rub Al-Hibz.
Geometri ini di gunakan pada bagian fasad bangunan, sehingga baik bentuk dan
bayangan saat terpancar matahari mengasilkan bentuk yang indah. Adapun angin atau
udara dingin dapat masuk dengan bebas.

Gambar 16. Geometri pada fasade bangunan


(Sumber: advanturetravels.com)

ARSITEKTUR ISLAMI 22
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

K. Kaca Patri
Istilah kaca patri dapat merujuk pada kaca berwarna sebagai suatu bahan atau
karya-karya yang dibuat darinya. Sepanjang sejarahnya selama seribu tahun, istilah ini
telah diterapkan nyaris secara eksklusif pada jendela gereja, masjid, dan bangunan
penting lainnya. Meskipun biasanya dibuat dalam rupa panel datar dan digunakan
sebagai jendela, berbagai kreasi dari seniman kaca patri modern juga membuatnya
sebagai seni pahat dan struktur tiga dimensi.
Pada Masjid Negara, kaca patri di terapkan pada sekeliling bagian bawah kubah
yang melafazkan ALLAH dan Muhammad Saw. Hal ini menambah kesan mewah,
keindahan dan membuat damai mata yang melihat.

Gambar 17. Interior penerapan kaca patri


(Sumber: advanturetravels.com)
2.1.5. Gaya Arsitektural Masjid
Masjid Nasional memiliki pendekatan modern yang sangat unik di mana hampir
semuanya dibangun dengan beton bertulang, memberikan penampilan berani ini. Masjid
mendapatkan inspirasi dari masjid di India, Pakistan, Iran, Turki, Arab Saudi, UEA, dan
Spanyol, yang sebagian besar dipengaruhi oleh gaya Arsitektur Mughal. (Islamic Arts
Museum Malaysia, 2015) Namun, Masjid Nasional tidak meniru konstruksi batu
tradisional dari masa lalu di mana ia terlibat dengan lengkungan dan kubah. Istead itu
memiliki ekspresi kaligrafi dan ornamen seni Islam tradisional kontemporer. Ada dua
gaya arsitektur yang diikuti oleh Masjid Nasional: interpretasi modern Arsitektur
Melayu tradisional dan Arsitektur Islam.

Gambar 18. Masjid Negara Malaysia


(Sumber: advanturetravels.com)

ARSITEKTUR ISLAMI 23
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

Arsitektur Tradisional Melayu


Tujuan arsitek adalah untuk menghadirkan persatuan dan pertumbuhan Malaysia
selama bertahun-tahun untuk mendapatkan kemerdekaan mereka. (Islamic Tourism
Center of Malaysia, 2017) Mereka menunjukkannya dengan menyelaraskan keindahan
Arsitektur Tradisional Malaysia atau Rumah Kampung Melayu. Mereka
menggabungkan banyak karakter yang membuat berada di rumah kampung.

Karakteristik:
Dua fitur yang mencolok di masjid yaitu minaret dibuat terlihat ramping dan
modern: menara setinggi 73 meter (payung terlipat) dan kubah beton 18 titik (payung
terbuka). (Islamic Tourism Center of Malaysia, 2017) Kubah itu dirancang agar terlihat
seperti payung yang sudah dibuka. Karena terbuat dari beton, arsitek mendesainnya
dalam garis lurus, yang kemudian menghasilkan gagasan tentang payung kertas. Fitur-
fitur ini terutama terinspirasi oleh motif dan tema Arsitektur tradisional Melayu.

Gambar 19. Masjid Negara Malaysia


(Sumber: google.com)
Gaya modern yang diadopsi tampak dari penutup atau atap masjid yang
memiliki 18 sudut. Atap atau kubah utama masjid ini didesain menyerupai bintang
melambangkan 13 negara bagian Malaysia dan lima Rukun Islam.
Untuk memberikan kesan padat, atap dengan desain bintang ini dikeliling kubah kecil
sebanyak 48 kubah dengan warna senada.
Sisi dalam kubah payung dihias dengan ukiran kaligrafi Alquran. Sedangkan, bagian
puncak bangunan menaranya menyerupai bentuk payung yang sedang tertutup.
Atap utama berstruktur beton bertulang tanpa ditopang tiang berfungsi
memberiakan ruang yang lebih lega. Jika dilihat dari udara, atap masjid berwarna biru
ini tampak seperti payung separuh terbuka, melambangkan aspirasi negara yang
independen. Konsep bangunan masjid yang rampung dikerjakan selama tiga tahun,
sejak 1962 hingga 1965 ini, menyerupai rumah panggung Melayu yang berdiri kokoh di
atas tonggak dari beton.

ARSITEKTUR ISLAMI 24
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

Arsitektur Tropis

Beton yang menjadi bagian utama badan masjid ini diberi variasi berupa lubang
dengan desain yang menarik, sehingga tak hanya berfungsi sebagai sirkulasi udara.
Konsep yang demikian konon adalah karakter arsitektur tropis modern yang khas lokal.

Bagian interior masjid ini menampilkan kesan lapang pada ruangan utamanya. Di
atasnya, terdapat bagian-dalam kubah utama yang berbentuk lingkaran sempurna, bak
payung raksasa yang menaungi seisi ruangan.

Jendela-jendela yang terdapat di bagian bawahnya dihiasi dengan lapisan berwarna biru
dan kaligrafi-kaligrafi yang indah. Lampu-lampu yang menempel pada bagian langit-
langit menunjukkan kesan elegan, selain fungsinya untuk menerangi sudut-sudut
ruangan yang tidak dilimpahi cahaya alami dari luar.

Gambar 20. Bukaan pada masjid

(Sumber: google.com)

Di tengah-tengah langit-langit ruangan itu terdapat lapisan aluminium


bertuliskan ayat-ayat Alquran.Menurut situs pariwisata resmi setempat, dekorasi
tersebut terinspirasi dari Masjid Biru yang berlokasi di Istanbul, Turki.

Namun, keseluruhan Masjid Negara Malaysia tidak kurang menampilkan unsur-


unsur budaya Melayu.Lihat saja pada hampir seluruh dinding bangunan ini. Semuanya
dilapisi ukiran-ukiran geometris, sehingga membuat penampilan dinding masjid ini
seperti anyaman bambu, sama halnya rumah tradisional Melayu.

Pada 1987, Masjid Negara Malaysia yang dinobatkan sebagai salah satu masjid
terbesar se-Asia Tenggara mengalami renovasi besar-besaran. Hasilnya bisa dilihat

ARSITEKTUR ISLAMI 25
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

sampai saat ini. Misalnya, warna kubah yang tadinya merah jambu sekarang menjadi
variasi hijau dan biru.

Selain itu, ada pula penambahan pada dekorasi taman yang berada di sekitar bangunan
utama. Taman masjid ini dihiasi deretan pepohonan yang rimbun serta hamparan
rumput hijau, sehingga menunjukkan nuansa ekologis di tengah perkotaan Kuala
Lumpur.

Gambar 19. Masjid Negara Malaysia


(Sumber: google.com)

2.1.6. Penerapan 7 Prinsip Arsitektur Islam


Arsitektur Islam Masjid ini juga memiliki pengaruh besar gaya arsitektur Islam.
Ada banyak ayat Quran yang terukir pada struktur, dan ini terinspirasi dari Masjid Biru
di Istanbul, Turki. Arsitektur Islam memiliki beberapa karakteristik yang menyatukan
semua bangunan Islam, serta 7 Prinsip Pemersatu Arsitektur Islam (Nicanor, 2009).
Prinsip-prinsip ini membuat gaya menjadi unik, menarik dan penting. Ini adalah
cara untuk menunjukkan hubungan antara Muslim, kepercayaan mereka dan bagaimana
hal itu ditampilkan dalam arsitektur sehari-hari. Islam adalah agama di mana ia
mewakili budaya dan bertindak sebagai kekuatan di antara orang-orang yang beragam
etnis dan budaya. Karakteristik: Semua masjid harus memiliki ceruk di pedalaman
(Mckenzie, 2017). Ada sebuah ceruk di dinding yang disebut mihrab dan menghadap
Mekah, ke arah orang Muslim berdoa. Menara adalah karakteristik penting lain dari
sebuah masjid (Mckenzie, 2017). Menara itu adalah menara tempat muazin memanggil
umat beriman untuk berdoa, yang dikenal sebagai Azan. Arsitektur Islam menghiasi
struktur mereka dengan kaligrafi Islam atau ayat-ayat dari Al-Qur'an (Nicanor, 2009).
Masjid Nasional memiliki ayat-ayat Al-Qur'an di atap, serta di ruang sholat utama di
dinding.

ARSITEKTUR ISLAMI 26
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

1. TAWHID (UNITY AND UNIQUITY OF ALLAH)


Fokus bangunan harus pada penguatan ikatan antara Muslim dalam kesesuaian
kehendak Allah (Wong, 2014). Bangunan harus menunjukkan bahwa umat Islam
memiliki keyakinan yang kuat terhadap satu Tuhan mereka. Kiblat, satu arah yang
didoakan umat Islam, dapat mewakili hal ini, yaitu menuju Kaabah di Mekah. Ini
menyatukan semua Muslim untuk berdoa dalam satu arah menuju Tuhan mereka, Allah
(Hilmi, 2014). Dalam hal ini, Masjid Nasional diarahkan ke Barat Laut yang
menghadap Kiblat.

Gambar 20. Orientasi Masjid


(Sumber: https://www.slideshare.net/AtiqahGhazali2/national-mosque-culture-and-
history-2-report)

2. IHTIRAM (RESPECT)
Bangunan harus menunjukkan rasa hormat dan kepatuhan yang dimiliki umat
Islam terhadap Allah, serta terhadap ciptaan lainnya (hidup atau tidak hidup) dan
terhadap satu (Wong, 2014). Sebagian besar masjid dirancang berdasarkan bentuk
geometris sehingga telah menjadi simbolisme dan konsep penghormatan (Hilmi, 2014).
Selanjutnya, umat Islam dapat menciptakan kembali pola dan bentuk sehingga
memberikan pesan agama. Baik pada ruang solat maupun pada fasad bangunan
menunjukkan geometri yang khas akan keislaman.

ARSITEKTUR ISLAMI 27
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

Gambar 21. Pola Geometri


(Sumber: https://www.slideshare.net/AtiqahGhazali2/national-mosque-culture-and-
history-2-report)

3. IKHLAS (SINCERITY)
Arsitek harus ingat bahwa desain mereka harus mengekspresikan kemurnian
kesungguhan, dan memenuhi aturan dan peraturan dalam Islam (Wong, 2014).
Beberapa karakteristik yang mereka ikuti adalah menghindari tidak adanya berhala
manusia atau binatang, taman tertutup dengan air yang mengalir, dan memiliki
pengaturan hierarki di ruang-ruang (Hilmi, 2014). Elemen penting lainnya adalah bahwa
mereka mendesain dengan proporsi geometri karena memberikan harmoni dan
keseimbangan (Hilmi, 2014)

Gambar 22. Air mancur pada courtyard


(Sumber: https://www.slideshare.net/AtiqahGhazali2/national-mosque-culture-and-
history-2-report)

ARSITEKTUR ISLAMI 28
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

4. PENGAJARAN ILMU (PENGETAHUAN)


Bangunan harus merayakan pentingnya. Bangunan harus merayakan pentingnya
pengetahuan melalui kaligrafi dari Al-Quran dan menggunakan cahaya sebagai
simbolisme pengetahuan (Wong, 2014). Kaligrafi Islam sangat penting karena memiliki
kekuatan untuk mengekspresikan dan menggambarkan pesan-pesan yang disajikan
dalam Al-Quran (Hilmi, 2014). Ini membantu menyebarkan pengetahuan luas kepada
Muslim lain di seluruh dunia. Selanjutnya, pesan dan kaligrafi dapat diungkapkan
melalui efek menerangi seperti sinar matahari atau sinar bulan atau hanya penerangan di
dalam masjid. Masjid Nasional memiliki lampu gantung kecil dalam doa utama untuk
memberikan pencahayaan di dalam, tetapi ketika siang hari, banyak sinar matahari
masuk dan menerangi ruang lebih. Pengetahuan sebenarnya disebut sebagai cahaya
dalam Islam (Hilmi, 2014). Jadi memiliki cahaya yang baik di dalam masjid diyakini
dapat mendukung proses pembelajaran. Air mancur di halaman Kaligrafi Masjid
Nasional ditunjukkan di ceruk di aula utama, lampu gantung kecil di sekitar aula
utama.

Gambar 23. Ukiran dan Kaligrafi pada Interior bangunan Masjid


(Sumber: https://www.slideshare.net/AtiqahGhazali2/national-mosque-culture-and-
history-2-report)

5. IQTISAD (BALANCE)
Elemen fungsional dan spiritual bangunan harus memiliki semacam harmoni
antara satu sama lain (Wong, 2014). Keseimbangan dapat ditunjukkan dalam bentuk,
bentuk dan tata ruang bangunan (Hilmi, 2014). Simetri dianggap sebagai salah satu
elemen yang menunjukkan keseimbangan. Kita bisa melihat ini di tata ruang masjid, di
mana garis simetri terhubung ke setiap ruang dan tetap mempertahankan keseimbangan
dan harmoni itu.

ARSITEKTUR ISLAMI 29
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

Gambar 24. Simetris dalam tata ruang


(Sumber: https://www.slideshare.net/AtiqahGhazali2/national-mosque-culture-and-
history-2-report)

6. HAYA '(SEDERHANA)
Bangunan harus sederhana dan melindungi martabat pemilik dan penggunanya
(Wong, 2014). Ini dapat ditunjukkan melalui layar pribadi yang disediakan di seluruh
masjid (Hilmi, 2014). Ini melindungi pengguna di dalam dengan tidak menunjukkan
atau mengekspos diri kepada orang-orang di luar. Kesederhanaan juga ditampilkan di
aula doa utama di mana ruang terpisah oleh partisi untuk pengguna wanita untuk
memberikan privasi dan rasa hormat. Simetri dalam Tata Letak Tata Ruang Simetri
dalam Elevasi Layar pribadi berpola Ruang Doa Utama Ruang pengguna wanita.

Gambar 25. Privasi pada bagian solat wanita


(Sumber: https://www.slideshare.net/AtiqahGhazali2/national-mosque-culture-and-
history-2-report)

ARSITEKTUR ISLAMI 30
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

DIKR (PENGINGAT)
Bangunan harus dapat mendukung dan mendorong untuk mengingat Allah
(Wong, 2014). Ini ditunjukkan melalui kaligrafi Arab dan diulangi di seluruh masjid
(Hilmi, 2014). Hal ini juga diwakili oleh penggunaan berulang ornamen, pilar dan
lengkungan. Masjid Nasional menunjukkan konsep ini dengan memiliki kaligrafi Arab
di jendela kaca aula utama, mengulangi ornamen ukiran di langit-langit, dinding dan
kolom. Dan dengan mengulangi penggunaan struktur kolom yang terletak di luar aula
doa utama. Sinar matahari menerangi kaligrafi di jendela kaca Pengulangan ornamen di
seluruh dinding dan langit-langit Pengulangan penggunaan kolom.

Gambar 26. Pengulangan bentuk geometri


(Sumber: https://www.slideshare.net/AtiqahGhazali2/national-mosque-culture-and-
history-2-report)

ARSITEKTUR ISLAMI 31
ARSITEKTUR ISLAMI DI WILAYAH PERI-PERI

ARSITEKTUR ISLAMI 32

Anda mungkin juga menyukai