Assessment
1.Pengertian Assessment
Menurut Angelo dan Croos (Abidin, 2014), penilaian merupakan sebuah proses yang
didesain untuk membantu guru menemukan hal-hal yang telah dipelajari siswa di dalam kelas
dan tingkat keberhasilan nya dalam pembelajaran. Sedangkan, menurut Propham (Abidin,
2014), penilaian merupakan usaha formal yang dilakukan untuk menjelaskan status siswa
dalam variabel penting pendidikan yang meliputi ranah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.
2.Tujuan assesment
dijelaskan pula tujuan assesmen oleh Sudjana (2005) yaitu sebagai berikut :
a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuh
b.Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh
keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang
diharapkan
c.Menentukan tindak lanjut hasil asesmen, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan
dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya
d.Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Oleh karena itu, penggunaan jenis assessment yang tepat akan menentukan keberhasilan
dalam memperoleh
informasi yang berkenaan dengan proses pembelajaran.
Menurut Arikunto (2008), objek penilaian meliputi tiga segi, yaitu (a)
Input (siswa) dianggap sebagai bahan yang akan diolah, (b) transformasi dianggap sebagai
dapur tempat mengolah bahan mentah, dan (c) output dianggap sebagai hasil pengolahan
yang dilakukan di dapur dan siap untuk dipakai.
Tahap diagnosa adalah tahap pengambilan keputusan pada proses keperawatan yang meliputi
identifikasi apakah maslah klien dapt dihilangkan , dikurangi atau diubah melalui tindakan
keperawatan (Nursalam,2007).
Kriteria proses keperawatan meliputi : proses diagnosa terdiri dari atas analisis, interprestasi
keperawatan terdiri dari atas masalah, penyebab, dan tanda atau gejala, atau terdiri atas
masalah dan penyebab, bekerjasama dengan klien, petugas kesehatan lain untuk memvalidasi
diagnosa keperawatan, melakukan pengkajian ulang, dan merevisi diagnosa berdasarkan data
terbaru (Nursalam2007).
adanya respon klien terhadap status kesehatan, faktor yang menunjang atau menyebabkan
(Nursalam,2007).
Diperbarui dan direvisi penuh oleh T. Heather Herdman, PhD, RN, FNI, dan Shigemi
Kamitsuru, PhD, RN, FNI, NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2018−2020, Edisi ke-11 ini adalah panduan definitif untuk diagnosis keperawatan, yang
ditelaah oleh NANDA Internasional (NANDA-I). Pada edisi baru yang berkembang terus
ini, penulis telah menguraikan semua pendahuluan bab untuk tingkat mahasiswa, dengan
memberi informasi penting yang diperlukan untuk perawat dalam memahami pengkajian,
kaitannya dengan diagnosis dan rasional klinis, serta tujuan dan penggunaan struktur
taksonomik untuk perawat profesional.
Perubahan baru:
Dengan penambahan dan revisi besar NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020, Edisi ke-11 ini adalah sumber yang harus dimiliki untuk semua
mahasiswa keperawatan, perawat profesional, perawat pendidik, perawat informatika, dan
perawat administrator.
Daftar Isi
Pendahuluan
Apa yang Baru pada Edisi 2018-2020 Tentang Diagnosis dan Klasifikasi?
Perubahan dan Revisi
Pemerintah dan Organisasi
pembahasan asuhan keperawatan pada Tn. R dengan gangguan system pencernaan : Diare
diruang Melati RSUD Sragen. Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 2 Februari 2009 pukul
20.00 WIB.
Pemeriksaan fisik dan pengkajianpola fungsi dengan menggunakan
Handerson ditemukan data, pasien mengatakan minum air putih habis + 4
gelas ( + 1000 cc )/hari, pasien mengatakan BAB 4-5 x/hari dengan
konsistensi cair, warna kekuningan, bau khas feces, BAK 5-6 x/hari dengan bau urine seperti
obat, pasien mengatakan makan hanya habis 2-3 sendok dari porsi RS karena bila makan
merasa mual dan nafsu makan menurun.
Diagnosa ini penulis tegakkan karena didapatkan data-data pada Tn. R pasien mengatakan
minum air putih habis + 4 gelas (+1000 cc/hari)
pasien mengatakan BAB 4-5 x/hari dengan konsistensi cair, warna
kekuningan, bau khas feces, torgor kulit jelek, kulit kering, mukosa bibir
kering. Diagnosa ini muncul karena adanya kondisi seperti diuraikan
diatas mengakibatkan gangguan kese
imbangan cairan dan elektrolit.
Minum :1.000 cc
Cairan infus 0,9% sodium clurida 20 tpm :1.500 cc
Makanan :200 cc
Oksidasi metabolik :200 cc +
Jumlah :2.900 cc
Pengeluaran cairan out put oksidasi metabolic :
Diare :1.000 cc
Urine :1.600 cc
Muntah :400 cc
IWL :550 cc
Keringat :100 cc +
jumlah : 3.650 cc
file:///C:/Users/user/Downloads/Documents/J200060055.PDF
6. implement plan of care based on identifiled diagnoses
pencapaian tujuan, dan merevisi data dasar dan perencanaan meliputi menyusun perencanaan
evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus,
menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan kearah pencapaian
tujuan, memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman sejawat, bekerjasama dengan
klien, keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan, mendokumentasikan hasil