Anda di halaman 1dari 7

A.

PENGKAJIAN
1. Factor Teknologi
Karena Ny. E tidakkunjungsembuh, demamtinggi yang tidakturun juga dan sakitkepala
yang berketerusan, akhirnya Tn. P
memutuskanuntukmembawanyakepuskesmasterdekat.
Walaupunpuskesmastersebuttidakmemilikialat yang memadaiseperti di rumahsakit dan
menyarankanuntukpergikerumahsakit.
2. Factor Kepercayaan
Factor agama dan filsofiinidapat di kajimulai Tn. P membawa Ny. E ke orang
pintarataudisebut dukun. Orang pintarmenjelaskanbahwa Ny. E diserang oleh orang
jauhdengankekuatangaibnya. Setelah itu, di beri mantra dan mematuhipesan orang
pintardengantidakmemberikan treatment lagi.
3. Factor Kekeluargaan dan Sosial
Nama : Ny. E
Umur : 25 tahun
Jeniskelamin :perempuan
Status :Dewasa
Profesi :pegawaibunga
Pendidikan : SMP
Tipekeluarga :Sebagaianakpertamadari Tn. P
Pengambilankeputusan Tn. P sebagai ayah kandung Ny. E

Kebiasaan :Jika salah satukeluargaterkenapenyakitakandibawa e orang pintar dan


percayabahwapenyakitdiserang oleh orang oleh orang sengenkekuatangaib.

4. Nilai-nilaiBudaya, Kepercayaan dan Gaya Hidup


Factor inidapatdikajiberdasarkannilaibudaya dan kepercayaan yang diyakini oleh keluarga
Ny. E tersebut. Nilai budaya dan kepercayaan yang dianut oleh
keluargatersebutterlihatsangatbegitukentaldilihatdarikepercayaan di mana saat Ny. E
jatuhsakit, sakitkepala dan demamtinggi Tn. P beranggapanbahwa Ny. E inidiserang oleh
orang lain dengankekuatangaib. Hal initidaksesuaidengankonsepkesehatan,
karenamenurutLeininger besar-besaranberfikirsehat-sakitsebagaikonsep yang bergantung
pada budaya. Apresiasisehat-sakitberbedabudaya oleh
alasanitupengetahuanttentangbudayamembutuhkan agar-agar mampumengatasimakna
yang diberikan oleh kelompokbudayatertentuterhadapsehat-sakit.
5. FaktorKebijakan dan Peraturan
Factor inidapatdikajiberdasarkanperaturan yang
berlakudalamlingkunganmasyarakatsekitar. Setelah ke orang pntar/dukun ,keluarga Ny.
E sangatmematuhiaturanterkaitadat yang berlaku di Wedarikjaksa,
yaituterkaitsetelahdilakukanpengobatantidakboleh di
kasihapapunkarenadapatmenghilangkankekuatannya.
6. FaktorEkonomi
Factor inidikajiberdasarkanekonomikeluarga Ny. E yang tergolongcukupdikarenakan Ny.
E bekerjasebagaipegawaijualbungasedangkan Tn. P bekerjasebagaitukang ojek. Factor
ini juga tidakterlaluberpengaruhterhadapperilakuketidakpatuhandalampengobatan.
7. Factor Pendidikan
Factor inidapatdikajiberdasarkantingkat Pendidikan darikeluarga Ny. E dan Tn. P.
merekahidup di desawedarijaksadenganbegitukentalbudayadisana. Di werdarijaksaada
orang yang mempunyaikekuatan dan bisamenyembuhkanpenyakitdisebut orang
pinter/dukun. Merekapercayabahwa orang pintar/dukun inimemilikikekuatangaib dan
semuaperkataanyadipercayai oleh masyarakat di sanabahwasemuaperkatannyabenar.
Hal inisangatberpengaruhidalamkurangnyapengetahuankeluarga Ny. E terkaitkesehatan
yang berhubungandenganadat yang dimiliki oleh keluarga Ny. E.

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Deficit pengetahuanberhubungandengankurangterpaparinformasi,
kurangminatdalambelajar dan kekeliruanmengikutianjuran.

C. RENCANA KEPERAWATAN
1. MempertahankanBudaya

NO DIAGNOSIS INTERVENSI
KEPERAWATAN
1 Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5x jam kunjungan, klien
berhubungan dengan menunjukan deficit pengetahuan. Dengan kriteria hasil :
kurang terpapar 1. Informasi saat ini bergantung pada tenaga kesehatan.
informasi, kurang 2. Menerima diagnosis promosi kesehatan.
minat dalam belajar 3. Memodifikasi aturan atau regimen yang diarahkan oleh tenaga
dan kekeliruan kesehatan.
mengikuti anjuran. Mempertahankan Budaya :
1. Kaji pemahaman klien mengenai alas an kurangnya pengetahuan.
2. Tentukan perbedaan persepsi klien dan perawat terkait dengan
masalah kesehatan yang di derita klien.
3. Kembangkan diskusi terbuka terkait dengan persamaan dan
perbedaan budaya.
4. Diskusikan perbedaan dengan terbuka dan klarifikasi konfliknya.
5. Beri informasi yang tepat mengenai perkembangan teknologi saat ini.
Seperti saat terjadi permasalahan dalam kesehatan segera dibawake
tenaga kesehatan agar segera ditangani.
2. Negosiasi Budaya

NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN INTERVENSI


1. Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
berhubungan dengan kurang 5 kali jam kunjungan, klien menunjukan defisit
terpapar informasi, kurang pengetahuan terkait dengan kurang terpapar
minat dalam belajar dan informasi, kurang minat dalam belajar, dan
kekeliruan mengikuti anjuran kekeliruan mengikuti anjuran. Dengan kriteria
hasil :
1. Informasi saat ini bergantung pada
tenaga kesehatan.
2. Menerima diagnosis promosi
kesehatan.
3. Memodifikasi aturan atau regimen yang
diarahkan oleh tenaga kesehatan.
Negoisasi Budaya :
1. Lakukan negoisasi dan kompromi
definisi pengetahuan yang dapat
diterima sesuai dengan ilmu medis,
keyakinan pasien dan standart etik.
2. Berikan waktu untuk proses informasi
dan mengambil keputusan.
3. Relax dan tergesa-gesa saat interaksi
dengan pasien.
3.Restrukturisasi Budaya

NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN INTERVENSI


1. Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama5
berhubungan dengan kurang kali jam kunjungan, klien menunjukan definisit
terpapar informasi, kurang minat pengetahuan terkait dengan kurang terpapar
dalam belajar dan kekeliruan informasi, kurang minat dalam belajar, dan
mengikuti anjuran kekeliruan mengikuti anjuran. Dengan kriteria
hasil :
1. Informasi saat ini bergantung pada
tenaga kesehatan.
2. Menerima diagnosis promosi
keperawatan.
3. Memodifikasi aturan atau regimen yang
diarahkan oleh tenaga kesehatan.
Restrukturasi Budaya :
1. Libatkan keluarga untuk membantu
ketaatan dari rencana yang telah
dibuat.
2. Fasilitasi interaksi antara udaya.
3. Sediakan informasi ke pada pasien
mengenai perawatan kesehatan.
4. Ubah pola pikir dan presepsi pasien
sesuai dengan informasi saat ini tentang
kesehatan dan pengobatan saat ini.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Mempertahankan budaya

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI


1. Defisit Pengetahuan Mempertahankan budaya:
berhubungan dengan kurang 1. Memberi informasi yang tepat agar
terpapar informasi, kurang dapat mengetahui banyak informasi
minat dalam belajar dan dapat mempertahankan yang dimiliki
kekeliruan mengikuti anjuran individu
2. Melakukan diskusi terbuka dengan
individu yang berkaitan dengan cara
memberi tahukan minat dan belajar
kekeliruan.
3. Mendiskusikan perbedaan persepsi
pasien , pasien menyadari dan
mengklarifikasi budaya.
2. Negosiasi budaya

N DIAGNOSA IMPLEMENTASI
O
1. Defisit Pengetahuan Negosiasi Budaya:
berhubungan dengan kurang 1. Melakukan negosiasi dan kompromi ketidak
terpapar informasi, kurang patuhan yang dapat di terima sesuai dengan
minat dalam belajar dan ilmu medis, pasien menginginkan perubahan.
kekeliruan mengikuti anjuran 2. Memberikan waktu mengambil keputusan
dengan memberikan pasien kesempatan
untuk mengetahui atau menannyakan ketidak
tahuannya.
3. Melakukan dengan santai sehingga pasien
merasa tenang dan siap melakukan
perubahan

3.Restrukturisasi budaya

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI
1. Defisit Pengetahuan Restrukturisasi budaya:
berhubungan dengan kurang 1. Melibatkan keluarga dengan
terpapar informasi, kurang mengikutsertakan keluarga dalam proses
minat dalam belajar dan perencanaan, pasien merasa tidak ada
kekeliruan mengikuti anjuran hambatan dalam melakukan perubahan,
memberi informasi yang tepat.
2. Memfasilitasi interaksi antar budaya dengan
memberikan berbagai informasi, pasien
merasa memiliki wawasan yang luas.
3. Menyediakan informasi perawatan
kesehatan, pasien mampu melakukan
perubahan secara mandiri.

4. Evaluasi

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI
1. Defisit Pengetahuan S : Pasien mengatakan ingin melakukan perubahan
berhubungan dengan kurang O:pasien terlihat melakukan pengobatan, dengan
terpapar informasi, kurang minat A: masalah Defisit Pengetahuan berhubungan dengan
dalam belajar dan kekeliruan kurang terpapar informasi, kurang minat dalam
mengikuti anjuran belajar dan kekeliruan mengikuti anjuran
P: hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai