Anda di halaman 1dari 4

Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hernisfer otak, dan

perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. Perembesan
darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus,
talamus, dan pons (Muttaqin, 2010).
Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia serebral: Perubahan
yang disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk waktu 4-6 menit.
Perubahan ireversibel jika anoksia lebih dari 10 menit.Anoksia serebral dapat terjadi oleh
karena gangguan yang bervariasi salah satunya henti jantung (Muttaqin, 2010).
Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif banyak akan
mengakihatkan peningkatan tekanan intrakranial dan penurunan tekanan perfusi otak
serta gangguan drainase otak. Elernen-elemen vasoaktif darah yang keluar dan kaskade
iskemik akibat menurunnya tekanan perfusi, menyebabkan saraf di area yang terkena
darah dan sekitarnya tertekan lagi (Muttaqin, 2010).
Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Jika volume darah lebih dari 60 cc
maka risiko kematian sebesar 93% pada perdarahan dalam dan 71% pada perdarahan
lobar. Sedangkan jika terjadi perdarahan serebelar dengan volume antara 30-60 cc
diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 75%, namun volume darah 5 cc dan
terdapat di pons sudah berakibat fatal (Muttaqin, 2010).
1. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
2. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin
pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan latihan gerak pasif.
3. Pengobatan Konservatif
1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan, tetapi
2. maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
3. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
4. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan
5. agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
6. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/ memberatnya
trombosis atau
7. emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler.
8. Pengobatan Pembedahan
9. Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :
a. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan
membuka arteri
10. karotis di leher.
11. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya
paling
12. dirasakan oleh pasien TIA.
13. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
14. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma
H. Pengkajian
1. Pengkajian
Menurut Muttaqin, (2010) anamnesa pada stroke meliputi identitas klien,
keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga, dan pengkajian psikososial.
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
nomor register, dan diagnosis medis.

I. Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan hemiparesis, penurunan
kekuatan otot
(NANDA 2018 – 2020, Domain 4 kelas 2 kode 00085)
2. Hambatan Komunikasi Verbal berhubungan dengan Disfungsi bahasa dan
komunikasi
(NANDA 2018 – 2020, Domain 5 kelas 5 kode 00051)
3. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan otak berhubungan dengan Suplai
darah dan O2 ke otak menurun
(NANDA 2018 – 2020, Domain 4 Kelas 4 Kode 00201)
J. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1. Hambatan Mobilitas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji Persiapan pasien
Fisik berhubungan keperawatan selama 3x24 dalam meningkatkan
dengan hemiparesis, jam diharapakan hambatan kekuatan otot
penurunan kekuatan mobilitas fisik bisa 2. Ajarkan kepada pasien
otot berkurang dengan kriteria dan keluarga Untuk
hasil miring kanan miring kiri
1. Ambulasi pasien
3. Ubah posisi minimal
meningkat
setiap 2 jam (terlentang
2. Mendemonstrasikan
atau miring)
rentang gerak sendi
4. Kolaborasi dengan
(ROM)
3. Mengerti tujuan dari fisioterapi
peningkatan mobilitas
2. Hambatan Setelah di lakukan tindakan 1. Kaji kemapuan untuk
Komunikasi Verbal keperawatan selama 3x24 berbicara, men-dengar,
berhubungan dengan jam di harapkan dan memahami
2. Kenali emosi dan
Disfungsi bahasa dan kemampuan komunikasi
perilaku fisik sebagai
komunikasi verbal pasien meningkat
bentuk komunikasi
dengan kriteria hasil
3. Lakukan komunikasi
1. Mengenali pesan yang
dengan wajar, bahasa
diterima
2. Mengarahkan pesan jelas, sederhana dan
pada penerimaan yang bila perlu diulang
4. Kolaborasi dengan
tepat
3. Pertukaran pesan yang keluarga untuk
akurat dengan orang mengembangkan
lain rencana agar bisa
komunikasi secara
efektif
3. Risiko Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda – tanda
Ketidakefektifan keperawatan selama 3x24 vital
2. Monitor TIK
Perfusi Jaringan jam diharapkan perfusi
3. Ciptakan lingkungan yag
otak berhubungan jaringan serebral dapat
tenang dan batasi
dengan Suplai darah diatasi dengan kriteria hasil
dan O2 ke otak 1. Sakit kepala Tidak ada pengunjung
2. Tekanan Intrakranial 4. Ajarkan pasien cara
menurun
deviasi ringan dari Rom Aktif
5. Kolaborasi pemberian
kisaran normal
obat sesuai indikasi
(Peningkatan tekanan
darah sistemik yang
diikuti dengan
penurunan tekanan
darah diastolik
merupakan tanda
peningkatan TIK.
Napas tidak teratur
menunjukkan adanya
peningkatan TIK)
3. Tidak ada Muntah

Anda mungkin juga menyukai