Di Susun Oleh :
NIM : 82021040044
E. PATHFLOW
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan, adanya benda asing,
osteomelietus.
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah Sewaktu), GDP
(Gula Darah Puasa),
b. Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya
kandungan glukosa pada urine tersebut. Biasanya pemeriksaan
dilakukan menggunakan cara Benedict (reduksi). Setelah pemeriksaan
selesai hasil dapat dilihat dari perubahan warna yang ada : hijau (+),
kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++).
c. Pemeriksaan kultur pus Bertujuan untuk mengetahui jenis kuman yang
terdapat pada luka dan untuk observasi dilakukan rencana tindakan
selanjutnya.
d. Pemeriksaan Jantung meliputi EKG sebelum dilakukan tindakan
pembedahan
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1) Medis Menurut Padila, 2019 penatalaksaan secara medis sebagai berikut :
1. Obat hiperglikemik Oral
2. Insulin
a. Ada penurunan BB dengan drastis
b. Hiperglikemi berat
c. Munculnya ketoadosis diabetikum
d. Gangguan pada organ ginjal atau hati.
3. Pembedahan Pada penderita ulkus DM dapat juga dilakukan
pembedahan yang bertujuan untuk mencegah penyebaran ulkus ke
jaringan yang masih sehat, tindakannya antara lain :
a. Debridement : pengangkatan jaringan mati pada luka ulkus
diabetikum.
b. Neucrotomi
c. Amputasi
2) Keperawatan Menurut Padila, 2019 dalam penatalaksaan medis secara
keperawatan yaitu :
1. Diit Diit harus diperhatikan guna mengontrol peningkatan glukosa.
2. Latihan 16 Latihan pada penderita dapat dilakukan seperti olahraga
kecil, jalan – jalan sore, senam diabetik untuk mencegah adanya ulkus.
3. Pemantauan penderita ulkus mampu mengontrol kadar gula darahnya
secara mandiri dan optimal.
4. Terapi insulin Terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2
kali sesudah makan dan pada malam hari.
5. Penyuluhan kesehatan dilakukan bertujuan sebagai edukasi bagi
penderita ulkus dm supaya penderita mampu mengetahui tanda gejala
komplikasi pada dirinya dan mampu menghindarinya.
Nutrisi Nutrisi disini berperan penting untuk penyembuhan luka
debridement, karena asupan nutrisi yang cukup mampu mengontrol
energi yang dikeluarkan.
6. Stress Mekanik Untuk meminimalkan BB pada ulkus. Modifikasinya
adalah seperti bedrest, dimana semua pasin beraktifitas di tempat tidur
jika diperlukan. Dan setiap hari tumit kaki harus selalu dilakukan
pemeriksaan dan perawatan (medikasi) untuk mengetahui
perkembangan luka dan mencegah infeksi luka setelah dilakukan
operasi debridement tersebut
7. Tindakan pembedahan fase pembedahan menurut Wagner ada dua
klasifikasi antara lain :
a. Derajat 0 : perawatan local secara khusus tidak dilakukan atau
tidak ada.
b. Derajad I – IV : dilakukan bedah minor serta pengelolaan medis,
dan dilakukan perawatan dalam jangka panjang sampai dengan
luka terkontrol dengan baik (Brunner & Suddarth, 2013).
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan Intoleransi Aktivitas pada pasien diabetes mellitus
adalah Manajemen Energi dan Terapi Aktivitas.
a. Manajemen energi
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan energi untuk
mengatasi atau mencegah kelelahan dan mengoptimalkan proses
pemulihan.
Tindakan :
Observasi :
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan.
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
Terapeutik :
1. Sediakan lingkungan yang nyaman
2. Lakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif
Edukasi :
1. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
2. Anjurkan tirah baring Kolaborasi : Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan.
b. Terapi aktivitas
Definisi : Menggunakan aktivitas fisik, kognitif,social, dan spiritual
tertentu untuk memulihkan keterlibatan, frekuensi, atau durasi aktivitas
individu atau kelompok
Tindakan :
Observasi :
1. Identifikasi defisit tingkat aktivitas
2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
Terapeutik :
1. Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan defisit yang dialami
2. Fasilitasi aktivitas fisik rutin
3. Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
Edukasi :
1. Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
2. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan kognitif
dalam menjaga fungsi dan kesehatan
Kolaborasi :
1. Kolaborasikan dengan terapis okupasi dalam merencanakan dan
memonitor program aktivitas jika sesuai
I. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/istirahat
Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun,
gangguan tidur dan istirahat, dan penurunan kekuatan otot.
2. Sirkulasi
Adanya riwayat hipertensi, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstermitas
dan bola mata cekung.
3. Integritas ego
Stress, ansietas, bergantung pada orang lain, cemas masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi.
4. Eliminasi
Poliuria, urin encer, bising usus melemah,
5. Makanan/cairan
Anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan, haus dan lapar terus
menerus.
6. Neurosensoris
Pusing, kesemutan, gangguan penglihatan, penurunan reflek tendon.
7. Nyeri/kenyamanan
Sikap, wajah meringis, tidak nyaman dengan keadaan sekarang.
8. Pernafasan
Batuk, frekuensi pernafasan meningkat, merasa kekurangan oksigen.
9. Keamanan
Riwayat alergi, kulit kering, ulkus, kulit rusak.
10. Seksualitas
Biasanya akan terjadi gangguan seksualitas dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Intoleran aktivitas berhubungan dengan gaya hidup kurang gerak
(Domain 4. Aktivitas/Istirahat, Kelas 4. Respons Kardiovakular/Pulmonal,
Kode: 00092)
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi
(Domain 4. Aktivitas/Istirahat, Kelas 1. Tidur/Istirahat, Kode: 00198)
K. INTERVENSI KEPERAWATAN
Bunner & Suddart. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.
Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik Cetakan II. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
PPNI