TINJAUAN KASUS
ASUAHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III (38 MINGGU)
DI RUANG VK BERSALIN RS Rujukan Provinsi Banten
I. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Kamis / 02 Januari 2020
Jam : 08.00 wita
A. Data Subjektif
1. Identitas
Istri Suami
Nama Ny. D Tn. H
Umur 19 Tahun 23 Tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan Pedagang Pedagang
Alamat Petir serang banten Petir serang banten
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 38 minggu keluar air air sejak pukul 21.00
wita.
3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 17 tahun, dengan suami
sekarang sudah 2 tahun.
4. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
2
BAB
- Frekuensi : 2x sehari
- Konsistensi : Lembek
- Warna : Coklat
- Masalah : Tidak ada
BAK
- Frekuensi : 4x sehari
- Warna : Kuning
- Bau : Bau khas urine
- Masalah : Tidak Ada
c. Personal Hygne
- Frekkuensi mandi : 3x Sehari
- Frekuensi gosok gigi :3x Sehari
- Frekuensi ganti pakaian : Sesuai kebutuhan
d. Aktifitas : Bejualan
e. Tidur dan istirahat :
- Siang hari : Pukul 14.00-16.00
- Malam hari : Pukul 21.00-05.00
- Masalah : Tidak ada
f. Pola seksual
- Masalah : Tidak ada
10. Data Psikososial dan Spiritual
a. Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya : Ibu senang
dan bahagia
b. Tanggapan ibu terhadap kehamilannya : Ibu senang
dan bahagia
c. Ketaatan ibu beribadah : Ibu sholat
waktu
d. Pemecahan masalah dari ibu : Suami
5
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran umum : composmentis
c. Berat badan
- Sebelum hamil : 45 kg
- Sekarang : 55 kilo
d. Tinggi badan : 152 cm
e. LiLa : 24 cm
f. Tanda-tanda vital : TD :120/80 mmHg R: 28x/m
N: 88x/menit T: 36,7 C
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
- Kepala :Tampak bersih, tidak tampak ketombe, rambut
tidak rontok, pertumbuhan rambut merata,
warna rambut hitam
- Muka : Tidak tampak oedem, tidak pucat, dan tidak
tampak cloasma gravidarum
- Mata : Tampak simetris, konjungtiva tidak pucat,
6
C. Analisa Data
1. Diagnosa Kebidanan : G1P0A0 Umur kehamilan 38 minggu
dengan ketuban pecah dini janin tunggal
hidup.
2. Masalah : Khawatir
3. Kebutuhan : Konseling dan health education.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
TD : 110/80 mmHg R: 21 x/menit
N: 70 x/ menit T: 36,2 C
8
BAB IV
PEMBAHASAN
Secara klinis ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina
setelah kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat
terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan
aterm. Penyebabnya bisa karena inkompetensia serviks, peningkatan tekanan intra
uterin, kelainan letak janin dan rahim kemungkinan kesempitan panggul. Gejala
klinisnya dapat berupa keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, aroma air
ketuban berbau amis dan tidak seperti bau air seni, alirannya tidak deras keluar.
Komplikasi yang dapat di timbulkan adalah persalinan prematur, infeksi ibu dan anak,
hipoksia dan asfeksia. Penanganan yang dapat diberikan kepada pasien yaitu
memberikan obat-obatan farmakologi sesua dengan advis dokter.
Saat melakukan tinjauan kasusu pada tanggal 31 desember 2015 pada pasien
dengan Ny.D usia kehamilan 38 miggu yang datang dengan keluhan keluar air-air sejak
pukul 21.00 wita. Dari hasil pemeriksaan yang saya lakukan pada tanggal 31 desember
2015 pada Ny.D yaitu TD: keluar air-air dan tidak begitu deras, pasien didiagnosa
mengalami ketuban pecah dini.
Asuhan yang telah diberikan kepada Ny.D usia kehamilan 38 minggu dengan
ketuban pecah dini sudah sesuai dengan teori yang ada. Asuhan tersebut seperti
pemeriksaan tanda-tanda vital pasien, memberiahu hasil pemeriksaan, menganjurkan
ibu untuk istirahat yag cukup, menganjurkan ibu untuk makan-makannan yang bergizi,
memberikan terapi sesuai dengan advis dokter yaitu : di Infus RL 18 tpm dan Injeksi IV
Ceftriaxone 10 mL 1-2 gram satu kali sehari untuk obat antibiotik.
11
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
ketuban pecah dini adalah keluarnya air-air dari vagina sebelum proses
persalinan berlangsung. Penyebabnya bisa karena kelainann letak janin,
kesempitan panggul dan peningkatan tekanan didalam uterus. Gejalanya
dapat berupa keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina berbau
amis. Komplikasi yang ditimbulkan yaitu persalinan prematur, infeksi pada
janin dan asfiksia. Penanganan yang dapat diberikan kepada ibu yaitu
memberikan obat-obatan farmakologi dengan advis dokter.
Dari hasil pemeriksaan yang saya lakukan pada tanggal 31 desember
2015 pada Ny. D pada pemeriksaan fisik terlihat pengeluaran cairan pada
vagina. Pasien didiagnosa mengalami ketuban pecah dini. Berdasarkan hasil
pemeriksaan Ny.D diberi tindakan seperti yang sudah dianjurkan
sebelumnya serta memberikan terapi sesuai dengan advis dokter.
Jadi asuhan yang diberikan kepada Ny.D usia kehamilan 38 minggu
ketuban pecah dini antara teori dan penatalaksanaan sudsh sesuai.
B. Saran
1. Bagi instansi pendidikan
Disarankan untuk pendidikan melakukan sosialisasi kepada masyarakat
dan tetap memberikan asuhan yang tepat pada pasien dan sesuai
kebutuhan pasien serta meningkatkan pelayanan menjadi lebih baik
sesuai protap yang diberikan.
2. Bagi tenaga kesehatan
Lebih meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan
menerapkannya dalam memberikan pelayanan.
3. Bagi mahasiswa
12
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.