Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan manusia kecil yang memiliki potensi yang harus
dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak
sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin
tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, mereka seolah-olah
tidak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat egosentris, dan
memiliki rasa ingin tahu secara alamiah. Anak merupakan makhluk sosial,
unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian pendek, dan memiliki
masa yang paling potensial untuk belajar, maka dari itu upaya pendidikan
untuk kesehatan anak melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan Puskesmas sangat penting karena akan sangat
membantu anak dalam tumbuh kembangnya ke masa depan. Anak yang sehat
merupakan akar dari pertumbuhan generasi muda yang kuat dan unggul untuk
mengisi pembangunan suatu Negara. Faktor yang kondusif untuk kesehatan
anak ke masa depan adalah dengan upaya pendidikan kesehatan anak sejak
dini (Sujiono, 2009).
Pendidikan merupakan pengaruh lingkungan atas anak untuk
menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap atau permanen didalam
kebiasaan tingkah laku, pikiran dan sikap seseorang anak. Kualitas
pendidikan untuk anak berkaitan erat dengan sumber daya manusia yang
berkualitas pula. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah yang
memiliki jasmani dan rohani yang sehat. Upaya pengembangan sumber daya
manusia yang berkualitas dan sehat antara lain dengan melaksanakan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) (Sujiono, 2009).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan UKS?
2. Apa saja ruang lingkup kegiatan UKS?
3. Jelaskan tujuan UKS?

1
4. Sebutkan dan jelaskan sasaran UKS?
5. Sebutkan dan jelaskan kegiatan UKS?
6. Jelaskan peran sekolah dalam meningkatkan UKS?
7. Jelaskan kebijakan dalam peningkatan implementasi dalam
peningkatan UKS?
8. Jelaskan promosi kegiatan pada UKS?
9. Jelaskan strategi promosi kesehatan sekolah ?
10. Jelaskan Ciri-ciri Promosi kesehatan sekolah?
11. Jelaskan Jenis-jenis kegiatan kesehatan sekolah ?
12. Asuhan Keperawatan pada tatanan sekolah ?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penyusun dalam penyusunan makalah ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, dimana :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui
dan memahami tentang konsep UKS dan asuhan keperawatan pada
tatanan sekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui dan memahami tentang konsep UKS yang meliputi
definisi,ruang lingkup,tujuan,sasaran kegiatan uks,peran sekolah
dalam menungkatkan uks,kebijakan dalam peningkatan implementasi
dalam peningkatan uks,promosi kegiatan pada uks,asuhan
keperawatan pada tatanan sekolah.
b. Dapat mengidentifikasi konsep asuhan keperawatan tatanan sekolah

1.4 Manfaat Penulisan


Karya tulis ini diharapkan bisa menambah referensi dan informasi dalam
bidang kesehatan, serta dapat dijadikan tambahan ke perpustakaan dalam
pengembangan karya tulis selanjutnya, khususnya mahasiswa/i Universitas
Bhakti Kencana Bandung.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi UKS
Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan
bangsa-bangsa (PBB) World Health Organization (WHO) adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan kesehatan jiwa adalah
keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik, mental, intelektual,
emosional, dan sosial yang optimal dari seseorang. Dalam Undang Undang
Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa
”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta
didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal
sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang
berkualitas. Menurut Sumantri (2007), peserta didik itu harus sehat dan orang
tua memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan makanan yang bergizi,
sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan sehat (SIS). Dalam proses
belajar dan pembelajaran materi pembelajaran berorientasi pada head, heart
dan hand, yaitu berkaitan dengan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan.
Namun masih diperlukan faktor kesehatan (health) sehingga peserta didik
memiliki 4 H (head, heart, hand dan health).

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha untuk membina dan


mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta didik usia
sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu
(integrative) melalui program pendidikan dan penyuluhan kesehatan. UKS
adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang sesuia beban tugas puskesmas
yang di tujukan kepada sekolah-sekolah. Untuk optimalisasi program UKS
perlu ditingkatkan peran serta peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya
objek. Dengan UKS ini diharapkan mampu menanamkan sikap dan perilaku

3
hidup sehat pada dirinya sendiri dan mampu menolong orang lain. Dari
pengertian ini maka UKS dikenal pula dengan child to child programe.
Program dari anak, oleh anak, dan untuk anak untuk menciptakan anak yang
berkualitas.

2.2. Ruang Lingkup Kegiatan UKS


Kegiatan utama usaha kesehatan sekolah di sebut dengan trias uks, yang
terdiri dari :
1. Pendidikan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan
3. Pembinanan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
Dengan demikian trias uks perpaduan antara pendidikan dengan upaya
pelayanan keseahatan. Pendidikan kesehatan merupakan upaya pendidikan
kesehatan yang di laksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah. Pelayanan
kesehatan merupakan upaya kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang secara sehat, yang pada
akhirnya dapat mningkatkan produktivitas belajar dan berprestasi belajar.
Sedangkan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat merupakan gabungan
antara upaya pendidikan dan upaya kesehatan untuk dapat diterapkan dalam
lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari peserta didik.

2.3. Tujuan UKS


Tujuan UKS Terbagi dua macam :
a. Tujuan Umum Meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar
peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
derajat kesehatan peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik.
b. Tujuan Khusus -Menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat,
meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan membentuk perilaku
masyarakat sekolah yang sehat dan mandiri. -Meningkatkan peran serta
peserta didik dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan rumah

4
tangga serta lingkungan masyarakat, meningkatkan keteramplan hidup
sehat agar mampu melindungi diri dari pengaruh buruk lingkungan

2.4. Sasaran UKS


Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat pendidikan:
1. Sekolah taman kanak-kanak
2. Pendidikan dasar
3. Pendidikan menengah
4. Pendidikan agama
5. Pendidikan kejuruan
6. Pendidikan khusus(sekolah luar biasa)
Untuk sekolah dasar pendidikan sekolah dasar di prioritaskan kelas I, III,
dan kelas VI. Alasannya adalah kelas I, merupakan fase penyusuaian dalam
lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari pengawasan orang tua,
kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena
ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang kesehatan. Di samping itu kelas
satu adalah yang lebih baik untuk di berika imunisasi ulangan. Pada kelas I
ini di lakukan penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan
yang mungkin timbul sehingga mempermudah pengawasan untuk jenjang
selanjutnya. Kelas III, di laksanakan di kelas III untuk mengevaluasi hasil
pelaksanaan hasil pelaksanaan uks di kelas satu dahulu dan langkah-langkah
selanjutnya yang akan di lakukan dalam program pembinaan uks. Kelas VI,
dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang pendidikan
selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan
yang ckup.
Untuk belajar dengan efektif peserta didik sebagai sasaran UKS
memerlukan kesehatan yang baik. Kesehatan menunjukkan keadaan yang
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan bagi peserta didik
merupakan sangat menentukan keberhasilan belajarnya di sekolah, karena
dengan kesehatan itu peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara terus

5
menerus. Kalau peserta didik tidak sehat bagaimana bisa belajar dengan baik.
Oleh karena itu kita mencermati konsep yang dikemukakan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), bahwa salah satu indikator kualitas sumber daya
manusia itu adalah kesehatan, bukan hanya pendidikan. Ada tiga kualitas
sumber daya manusia, yaitu pendidikan yang berkaitan dengan berapa lama
mengikuti pendidikan, kesehatan yang berkaitan sumber daya manusianya,
dan ekonomi yang berkaitan dengan daya beli. Untuk tingkat ekonomi
Indonesia masih berada pada urutan atau ranking yang sangat rendah yaitu
108 pada tahun 2008, dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Kemajuan ekonomi suatu bangsa biasanya berkorelasi dengan tingkat
kesehatan masyarakatnya.
Semakin maju perekonomiannya, maka bangsa itu semakin baik pula
tingkat kesehatannya. Oleh karena itu, jika tingkat ekonomi masih berada di
urutan yang rendah, maka tingkat kesehatan masyarakat pada umumnya
belum sesuai dengan harapan. Begitu pula dengan sumber daya manusianya
yang diharapkan berkualitas masih memerlukan proses dan usaha yang lebih
keras lagi.

2.5. Kegiatan UKS


Nemir mengelompokkan usaha kesehatan sekolah menjadi 3 kegiatan pokok,
yaitu:
1. Pendidikan kesehatan sekolah
a. Kegiatan intra kurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan
merupakan bagian dari kurikulum sekolah, dapat berupa mata
pelajaran yang berdiri sendiri seperti mata pelajaran ilmu kesehatan
atau disisipkan dalam ilmu-ilmu laen seperti olah raga dan kesehatan,
ilmu pengetahuan alam, dan sebagainya.
b. Kegiatan ekstra kurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan
yang di masukan dalam kegiatan-kegiatan ekstarakulikuler dalam
rangka menanamkan prilaku sehat peserta didik.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat berupa :

6
a. Penyuluhan kesehatan dari petugas puskesmas yang berkaitan dengan
:
1) Higien personal yang meliputi pemeliharaan gigi, dan mulut,
kebersihan kulit dan kuku, mata, telinga dan sebagainya.
2) Lomba poster sehat
3) Perlombaan kebersihan kelas

2. Pemeliharaan kesehatan sekolah


Pemeliharaan kesehatan sekolah, di maksudkan untuk memelihara,
meningkatkan, dan menemukan secara dini gangguan kesehatan yag
mungkin terjadi terhadap peserta didik maupun gurunya.
Pemeliharaan kesehatan di sekolah di lakukan oleh petugas
pusekesmas yang merupakan tim yang di bentuk di bawah coordinator
UKS yang terdiri dari dokter, perawat, juru imunisasi dan sebagainya.
Dan untuk koordinasi untuk tingkat kecamatan di bentuk tim Pembina
usaha kesehatan sekolah (TPUKS). Kegitan-kegiatan yang di lakukan
adalah :
a. Pemeriksaan kesehatan, yang meliputi gigi dan mulut, mata telingan
dan tenggorokan, kulit dan rambut dsb
b. Pemeriksaan perkembangan kecerdasan
c. Pemberian imunisasi
d. Penemuan kasus-kasus dini yang mungkin terjadi
e. Pengobatan sederhana
f. Pertolongan pertama
g. Rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat di tanggulangi di
sekolah termasuk juga adalah pemeliharaan dan pemeriksaan
kesehatan guru.

7
2.6. Peran Sekolah Dalam Meningkatkan Kesehatan
Pada era globalisasi ini banyak tantangan bagi peserta didik yang dapat
mengancam kesehatan fisik dan jiwanya. Tidak sedikit anak yang
menunjukkan perilaku tidak sehat, seperti lebih suka mengkonsumsi makanan
tidak sehat yang tinggi lemak, gula, garam, rendah serat, meningkatkan risiko
hipertensi, diabetes melitus dan obesitas, dan sebagainya. Apalagi sebelum
makan tidak mencuci tangan terlebih dahulu, sehingga memungkinkan
masukkan bibit penyakit ke dalam tubuh. Selain itu meningkatnya perokok
pemula, usia muda, atau usia peserta didik sekolah sehingga risikonya akan
mengakibatkan penyakit degeneratif. Perilaku tidak sehat lainnya yang
mengkhawatirkan adalah melakukan pergaulan bebas, sehingga terjerumus ke
dalam penyakit masyarakat seperti penggunaan narkoba atau tindakan
kriminal. Apalagi perilaku tidak sehat ini, disebabkan lingkungan yang tidak
sehat, seperti kurang bersihnya rumah, sekolah, atau lingkungan
masyarakatnya.
Tantangan lain tentang perilaku tidak sehat muncul dari diri peserta didik
sendiri. Aktifitas fisik mereka kurang bergerak, olahraga pun kurang, malas
sehingga tidak bergairah baik di rumah maupun atau di sekolah. Peserta didik
pun cenderung lebih menyukai dan banyak menonton televisi, bermain
videogames, dan play station, sehingga mengakibatkan fisiknya kurang
bugar. Akibatnya mereka rentan mengalami sakit dan beresiko terhadap
berbagai penyakit degeneratif di usia dini. Untuk itu diperlukan fasilitas dan
program pendidikan jasmani atau olah raga memadai dan terprogram dengan
baik, di sekolah dan di lingkungan masyarakat sekitar. Hal ini sangat
mendukung dan memungkinkan peserta didik untuk bergerak, berkreasi, dan
berolah raga dengan bebas, menyenangkan dan bermanfaat bagi kesehatan
dan kebugaran fisiknya. Kesehatan fisik peserta didik berkorelasi positif
terhadap kematangan emosi sosialnya. Guru atau orang tua perlu memberikan
bekal yang penting bagi peserta didik yaitu menciptakan kematangan emosi-
sosialnya agar dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan,
termasuk tantangan untuk berhasil secara akademik. Peserta didik pun akan

8
mampu mengendalikan stress yang dialaminya, karena jika stress tidak
dikendalikan akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit dan akan
menjadi kendala untuk keberhasilan belajarnya.
Menurut WHO (Depkes, 2008) ada enam ciri utama sekolah yang dapat
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan
sekolah, yaitu peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat
maupun organisasi-organisasi di masyarakat.
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman,
meliputi sanitasi dan air yang cukup, bebas dari segala macam bentuk
kekerasan, bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan zat-zat
berbahaya, suasana yang mempedulikan pola asuh, rasa hormat dan
percaya. Diciptakannya pekarangan sekolah yang aman, adanya dukungan
masyarakat sepenuhnya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan dengan mengembangkan kurikulum
yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif
terhadap kesehatan, serta dapat mengembangkan berbagai keterampailan
hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial. Selain itu,
memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun
orang tua.
4. Memberikan akses (kesempatan) untuk dilaksanakannya pelayanan
kesehatan di sekolah, yaitu penyaringan, diagnose dini, pemantauan dan
perkembangan, imunisasi, serta pengobatan sederhana. Selain itu,
mengadakan kerja sama dengan puskesmas setempat, dan mengadakan
program-program makanan begizi dengan memperhatikan ‘keamanan’
makanan.
5. Menerapkan kebijakan-kebijakan dan upaya-upaya di sekolah untuk
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu kebijakan yang
didukung oleh seluruh staf sekolah termasuk mewujudkan proses
pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan psikososial yang sehat
bagi seluruh masyarakat sekolah. Kebijakan berikutnya memberikan

9
pelayanan yang ada untuk seluruh peserta didik. Terakhir. kebijakan-
kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkotika termasuk
alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan.
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan cara memperhatikan masalah kesehatan yang terjadi
di masyarakat. Cara lainnya berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan masyarakat.

2.7. Kebijakan dalam peningkatan implementasi dalam peningkatan UKS


Untuk mendukung peningkatan proses pembelajaran yang lebih baik,
maka program peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah sehat
akan terus dilaksanakan. Sehingga dapat terbentuk peserta didik yang sehat
dan bugar serta sekolah yang memenuhi standar sekolah sehat. Cara yang
dilakukan adalah mengoptimalkan berbagai upaya pengembangan sekolah
sehat antara lain dilakukan upaya peningkatan kemampuan profesionalisme
guru dan tenaga pendidik melalui berbagai pelatihan, bimbingan dan
penyuluhan, serta upaya-upaya sosialisasi dan implementasi di bidang UKS,
pendidikan kesehatan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan jasmani dan
kebugaran jasmani. Mengefektifkan pengkajian dan pengembangan
pendidikan antara lain dengan lebih memfokuskan upaya pengkajian dalam
rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat, melaksanakan evaluasi yang
sesuai dengan upaya peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan
sekolah sehat. Mengintensifkan pengkajian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi antara lain dengan memantapkan pengembangan
program dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan melaksanakan
pengkajian dan pengembangan bidang pengukuran, standarisasi, evaluasi
dalam rangka upaya peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah
sehat. Meningkatkan kegiatan analisis kajian kesegaran jasmani, pendidikan
jasmani dan pendidikan rekreasi yang dapat bermanfaat langsung bagi peserta
didik, tenaga kependikan dan masyarakat serta menunjang peningkatan mutu
pendidikan

10
2.8. Promosi Kesehatan pada UKS
Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan
sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama (a) penciptaan
lingkungan sekolah yang sehat, (b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah,
dan (c) upaya pendidikan yang berkesinambungan. Ketiga kegiatan tersebut
dikenal dengan istilah TRIAS UKS.

Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan


kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan. Hal ini disebabkan
karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga
pendidikan dalam jangka waktu cukup lama. Jumlah usia 7-12 berjumlah
25.409.200 jiwa dan sebanyak 25.267.914 anak (99.4%) aktif dalam proses
belajar. Untuk kelompok umur 13-15 thn berjumlah 12.070.200 jiwa dan
sebanyak 10.438.667 anak (86,5%) aktif dalam sekolah (sumber:
Depdiknas,2007). Dari segi populasi, promosi kesehatan di sekolah dapat
menjangkau 2 jenis populasi, yaitu populasi anak sekolah dan masyarakat
umum/keluarga. Apabila promosi kesehatan ditujukan pada usia sampai
dengan 12 tahun saja, yang berjumlah sekitar 25 juta, maka mereka akan
mampu menyebarluaskan informasi kesehatan kepada hampir 100 juta
populasi masyarakat umum yang terpajan promosi kesehatan.

Sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang


anak, sebab di sekolah seorang anak dapat mempelajari berbagai pengetahuan
termasuk kesehatan. Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan
kesehatan siswa, guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga
proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif. Dalam promosi
kesehatan sekolah, keluarga anak sekolah dapat dipandang sebagai 2 aspek
yaitu a) sebagai pendukung keberhasilan program promosi kesehatan di
sekolah (support side) b) sebagai pihak yang juga memperoleh manfaat atas
berlangsungnya promosi kesehatan di sekolah itu sendiri (impact side) Pada

11
segi pendukung keberhasilan, promosi kesehatan di sekolah seringkali akan
lebih berhasil jika mendapat dukungan yang memadai dari keluarga si murid.
Hal terkait dengan intensitas hubungan antara anak dan keluarga, dimana
sebagian besar waktu berinteraksi dengan keluaraga lebih banyak. Pada segi
pihak yang turut memperoleh manfaat, peran orang tua yang memadai,
hangat, membantu serta berpartisipasi aktif akan lebih menjamin keberhasilan
program promosi kesehatan. Sebagai contoh bila di sekolah dilakukan
kampanya perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun kemudian dirumah orang tua
juga menyediakan fasilitas CTPS, maka perilaku anak akan lebih lestari
(sustainable). Bentuk dukungan orang tua ini meyakinkan bahwa tindakan
cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan yang benar, baik di sekolah
maupun di rrumah.

2.9 Strategi Promosi Kesehatan Sekolah


WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah yaitu:
a. Advokasi
Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan oleh
dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan kepentingan kesehatan
masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat sekolah. Guna mendapatkan
dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan
upaya-upaya advokasi untuk menyadarkan akan arti penting program
kesehatan sekolah. Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang
akan menentukan kebijakan program, termasuk kebijakan yang terkait
dana untuk kegiatan.
b. Kerja sama
Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi
jalannya program promosi kesehatan sekolah. Dalam kerjasama ini
berbagai pihak dapat saling belajar dan berbagi pengalaman tentang
keberhasilan dan kekurangan program, tentang cara menggunakan
berbagai sumber daya yang ada, serta memaksimalkan investasi dalam
pemanfaatan untuk melakukan promosi kesehatan.

12
c. Penguatan kapasitas
Kemampuan kerja dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah harus
dapat dilaksanakan secara optimal. Untuk itu berbagai sektor terkait harus
diyakini dapat memberikan dukungan untuk memperkuat program
promosi kesehatan di sekolah. Dukungan berbagai sektor ini dapat terkait
dalam rangka penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi program promosi kesehatan sekolah.
d. Kemitraan
Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik pemerintah, LSM maupun
usaha swasta akan sangat mendukung pelaksanaan program promosi
kesehatan sekolah. Disamping itu, dengan kemitraan akan dapat
mendorong mobilisasi guna meningkatkan status kesehatan di sekolah.
e. Penelitrian
Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan dan
penilaian program promosi kesehatan. Bagi sektor terkait, penelitian
merupakan akses untuk masuk dalam mengembangkan promosi kesehatan
di sekolah baik secara nasional maupun regional, disamping untuk
melakukan evaluasi peningkatan PHBS siswa sekolah.

2.10 Ciri-ciri Promosi Kesehatan Sekolah


Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat
menjadi sekolah yang mempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu :
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan
sekolah yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun
organisasi-organisasi di masyarakat
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman, meliputi :
- Sanitasi dan air yang cukup
- Bebas dari segala macam bentuk kekerasan
- Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya
- Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling percaya
- Pekarangan sekolah yang aman

13
- Dukungan masyarakat yang sepenuhnya
3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan : Kurikulum yang
mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif
terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan
hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial •
Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun
orangtua
4. Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di
sekolah, yaitu :
- Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana
- Kerjasama dengan Puskesmas setempat
- Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan
“keamanan” makanan
5. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan dan
meningkatkan kesehatan, yaitu :
a. Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan
proses belajar mengajar yang dapat menciptakan lingkungan
psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah
b. Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk
seluruh siswa
c. Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan
narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk
kekerasan/pelecehan
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan : Memperhatikan adanya masalah kesehatan
masyarakat yang terjadi dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan masyarakat.
Pada dasarnya, setiapnya sekolah memiliki kemampuan dan kebutuhan
yang berbeda-beda sesuai situasi dan kondisinya masing-masing dalam
mewujudkan “Sekolah Promosi Kesehatan”. Namun yang terpenting

14
adalah bagaimana ia dapat menggunakan “kekuatan organisasinya” secara
optimal untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah.

2.11 Jenis Kegiatan Promosi Kesehatan di Sekolah


Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada Program Promosi Kesehatan
Sekolah, adalah:
1. Penyuluhan kelompok di kelas
2. Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education
3. Pemutaran film/video
4. Penyuluhan dengan media panggung boneka
5. Penyuluhan dengan metode demonstrasi
6. Pemasangan poster, Pembagian leaflet
7. Kunjungan/wisata pendidikan
8. Kunjungan rumah
9. Lomba kebersihan kelas, Lomba kebersihan perorangan/murid
10. Lomba membuat poster, Lomba menggambar lingkungan sehat
11. Lomba cepat tepat
12. Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah
13. Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah

2.12 Asuhan Keperawatan


Asuhan keperawatan anak sekolah adalah salah satu specialisasi dari keperawatan
komunitas atau Comunity Health Nursing (CHN) tujuannya meningkatkan
kesehatan masyarakat sekolah dengan keperawatan sebagai salurannya. Asuhan
keperawatan sekolah pada umumnya sama dengan asuhan keperawatan pada
sasaran lainnya, yaitu :

1. Pengkajian ditujukan kepada :


a. Lingkungan sekolah mulai dari :
Lingkungan Fisik (Halaman, kebun sekolah, bangunan sekolah : meja,
papan tulis, kursi, lantai, kebersihan, ventilasi, penerangan, kebisingan,
papan tuilis, kepadatan), Sumber air minum, Pembuangan Air Limbah

15
(PAL), Jamban Keluarga, Tempat cucu tangan, kebersihan kamar
mandi dan penampungan air, pembuangan sampah, pagar sekolah, dan
lain-lain.
b. Lingkungan Psikologis : hubungan guru dengan murid baik baik
formal maupun non formal terutama kenyamanan dalam belajar
c. Lingkungan Sosial : hubungan dosen dengan orang tua murid,
Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG) dan masyarakat sekitar
d. Keadaan/pelaksanaan UKS, dokter/perawat kecil.
e. Pengetahuan anak sekolah tentang kesehatan (PHBS) dan pelaksanaan
PHBS
f. Kondisi kesehatan/fisik anak sekolah terutama screening test (BB, TB,
tenggorokan, telinga/pendengaran, mata/penglihatan),

2. Diagnosa Keperawatan yang Dapat Dirumuskan pada Anak Sekolah :


1. Defisiensi aktivitas pengalihan anak sekolah yitu penurunan stimulasi
dan atau minat/keinginan untuk rekreasi atau melakukan aktivitas
bermain faktor yang berhubungan lingkungan sekolah yang
sempit/fasilitas yang tidak mendukung/kurang sumber daya.
2. Gaya hdup monoton anak sekolahyaitu menyatakan suatu kebiasaan
hidup yang dicirikan dengan tingkat aktivitas yang rendah berhungan
dengan kurang pengetahuan tentang keuntungan latihan fisik
3. Perilaku kesehatan anak sekolah cenderung beresiko faktor yang
berhubungan merolok/mimun alkohol, stress menghadapi tugas atau
ujian/kurang dukungan dan lain-lain
4. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan anak sekolah faktor yang
berhubungan kurang ketrampilan motorik kasar/motorik/halus atau
ketidak cukupan sumber daya.
5. Kesiapan meningkatkan status imunisasi anak sekolah batasan
karakteristik menunjukkan keinginan untuk meningkatkan status
imunisasi/mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan status
imunisasi

16
6. Ketidak efektifan perlindungan pada anak sekolah faktor yang
berhubungan penyalahgunaa zat/obat-obatan
7. Ketidak efektifan manajemen kesehatan masyrakat sekolah faktor yang
berhubungan kurang pengetahuan/kurang dukungan
sosial/ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak

3. Rencana Asuhan Keperawatan Anak Sekolah :


Rencana asuhan keperawatan anak sekolah dibuat berdasarkan masalah
kesehatan/diagnosa keperawatan yang ditemukan, tetapi pada umumnya
dilakukan tindakan berikut ini :
- Promosi Kesehatan tentang PHBS
- Pelaksanaan Screening Tes
- Imunisasi DT/T
- Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
- Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
- Pelatihan dokter/perawat kecil
- Pelaksanaan UKS di sekolah setiap hari oleh guru UKS dan
dokter/perawat kecil.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mengenai analisa promosi kesehatan pada tatanan sekolah umum serta sekolah
luar biasa di Indonesia dengan beberapa negara maju, Indonesia sudah ketinggalan
jauh dengan proses pembelajaran, fasilitas, permasalahan sumber daya manusia
yang tidak kompeten dalam mendukung kesehatan anak penyandang disabilitas,
adanya diskriminasi masyarakat terhadap penyandang disabilitas dan lingkungan
sekolah yang nyaman yang dimiliki oleh negara-negara maju. Terlebih, siswa di
sana juga mendapatkan kewajiban yang mengikat untuk sama-sama merawat
lingkungan di sekitar sekolah. Mungkin itu sebabnya siswa-siswi di negara-negara
tetangga lebih berkualitas secara rata-rata daripada di Indonesia.

3.2 Saran
Pembaca sebaiknya tidak hanya membaca dari materi makalah ini saja karena
masih banyak referensi yang lebih lengkap yang membahas materi dari makalah
ini. Oleh karena itu, semoga makalah ini dapat di jadikan sebagai buku ajar untuk
menambah wawasan mahasiswa/i khususnya Universitas Bhakti Kencana
Bandung tentang kesehatan di tatanan sekolah.

18

Anda mungkin juga menyukai