PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan
, pencegahan dan pengobatan pasien.
Laboratorium klinik tidak hanya berfungsi membantu penetapan
diagnosa dan penatalaksanaan penderita, tetapi juga dapat berfungsi sebagai
sarana untuk memastikan diagnosa. oleh karena itu laboratorium di rumah
sakit menempati kedudukan sentral. Kedudukan yang penting itu, maka
tanggung jawab laboratorium makin lama makin bertambah besar, baik
tanggung jawab profesional (profesional responsibilities), tanggung jawab
teknis (technical responsibilities) maupun tanggung jawab pengelolaan
(management responsibilities).
Pelayanan yang cepat, tepat dan cermat hanya dapat terwujud apabila
laboratorium didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan
berfungsi dengan baik, serta didukung oleh petugas yang profesional,
pengelola maupun pelaksana yang terdidik dan sadar akan tanggung
jawabnya.
B. Tujuan Pedoman
1 Tujuan Umum :
a) Membangun kesadaran terhadap keselamatan pasien serta
terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam setiap
kegiatan pelayanan dilaboratorium. Pengelolaan medication error
sangat penting dilakukan dimanapun medikasi diberikan.
b) Untuk menciptakan budaya keselamatan pasien di rumah sakit,
meningkatkan akuntabilitas rumah sakit, menurunkan KTD di rumah
sakit, terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
2 Tujuan Khusus :
a) Menurunkan Insiden Keselamatan Pasien dalam medication error
b) Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
c) Menanggapi pihak yang mengalami cedera dengan segera dan
selayaknya
d) Mengantisipasi dan merencanakan pertanggungjawaban jika terjadi
kerugian.
e) Membantu praktisi kesehatan dan lembaga terkait untuk dapat
menelusuri kesalahan obat.
D. Batasan Operasional
Kegiatan pelayanan laboratorium dirumah sakit dapat dibagi menjadi
pelayanan laboratorium klinik dan manajemen laboratorium. Kegiatan
laboratorium klinik antara lain terdiri dari pelayanan ke personal yaitu
pelayanan laboratorium umum dan atau spesifik yang dilakukan untuk
pemeriksaan Kimia Klinik, Hematologi dan Immunologi dengan metode
kwalitatif, semi kwantitatif, kwantitatif dan dilaksanakan dengan cara manual,
semi otomatis dan otomatis. Pelayanan manajemen laboratorium adalah
pelayanan administratf, informasi, manajemen ketenagaan (SDM ), logistik
laboratorium, kegiatan ini meliputi staffing, schedulling assigmen dan
budgetting.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Jumlah tenaga pelaksana dan distribusi ketenagaan dilaboratorium
disesuaikan dengan kebutuhan dan standar yang berlaku.
1. Nama Jabatan : Kepala Instalasi Laboratorium Patologi KliniK
Fungsi :
Bertindak sebagai penanggung jawab, koordinator, supervisor pelaksanaan
kegiatan dan pengembangan pelayanan laboratorium dan pelayanan
pendidikan di instalasi laboratorium.
Uraian tugas :
a. Memimpin dan mengkordinasikan kegiatan pelayanan di instalasi
laboratorium.
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit pelayanan terkait sehingga
produk yang dibutuhkan oleh unit pelayanan dapat tersedia dengan
cepat dan tepat
c. Menyusun program kegiatan tahunan / RKAP instalasi laboratorium
d. Mengusulkan rencana keiatan/program tahunan / RKAP kepada
direktur
e. Memberi konsultasi kepada Tim Medis rumah sakit
f. Memonitor pengadaaan serta penggunaan sarana dan prasarana di
instalasi laboratorium
g. Melaksanakan, mengawasi kegiatan pelayanan laboratorium dan
pelayanan pendidikan.
h. Melakukan evaluasi terhadap efektifitas kerja sumber daya manusia
(SDM) serta sumber daya lainnya (peralatan) di instalasi laboratorium
i. Memimpin pertemuan bulanan dengan staf di instalasi laboratorium.
Wewenang :
a. Menentukan keputusan menyangkut kebijaksanaan pelayanan dan
pengembangan instalasi laboratorium
b. Mengusulkan program-program yang berkaitan dengan pelayanan dan
pengembangan instalasi laboratorium kepada direktur
c. Mengusulkan tambahan alat sesuai dengan kebutuhan instalasi
laboratorium
d. Memberikan teguran kepada staf yang melakukan pelanggaran dan
mengembalikan staf yang bersangkutan kepada direktur bila teguran
terakhir tidak diindahkan.
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada Direktur, kepala Kasubbag, penunjang,
serta Kepala Bagian pelayanan atas kelancaran dan pengembangan
pelayanan rumah sakit di instalasi laboratorium. Bertanggung jawab
kepada direktur atas pemasukan dan pengeluaran keuangan instalasi
laboratorium.
2. Nama Jabatan : Koordinator Pelayana Pemeriksaan Laboratorium
Fungsi :
Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan teknis medis meliputi
rawat jalan, rawat inap, layanan 24 jam, serta pelayan administrasi
Tugas-tugas :
a. Menyusun dan evaluasi regulasi pelayanan teknis medis dan
administrasi setiap hari di laboratorium
b. Melakukan bimbingan dan peningkatan mutu pelayanan teknis medis
dan administrasi di instalasi laboratorium
c. Melakukan koordinasi dengan Tim Mutu mengenai kontrol
kualitas/Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan Pemantapan Mutu
Eksternal (PME) tes-tes di instalasi laboratorium
d. Menentukan solusi atas permasalahan dalam pelayanan teknis medis
dan administrasi di instalasi laboratorium
e. Menyusun/membuat daftar jaga/shift (sore, malam, hari
sabtu/minggu/raya) bagi staf/analis di instalasi laboratroium
f. Melakukan koordinasi dengan logistik/sarana/prasarana dalam lingkup
laboratorium patologi klinik agar kebutuhan pelayanan senantiasa
dapat terpenuhi.
g. Melakukan pengawasan dan monitoring langsung terhadap kinerja staf
dan koordinator pelayanan, termasuk tertib admin/input data, serta
penggunaan reagensia, alkes/cetakan secara efisien dan efektif.
h. Mereview dan menindak lanjuti hasil pemeriksaan laboratorium
rujukan.
Kualifikasi Jabatan :
a. Berijazah D III (Analis), Phlebotomi dan sertifikat pelatihan PPI
b. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
c. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
d. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
e. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
Tanggung jawab :
Bertanggungjawab kepada kepala instalasi laboratorium atas
kelancaran dan kualitas hasil pelayanan teknis medis dan administrasi di
instalasi laboratorium.
1. Nama Jabatan : Petugas Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium
Fungsi :
Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan teknis medis meliputi
rawat jalan, rawat inap, dan layanan 24 jam yang terbagi dalam 3 shift.
Tugas-tugas :
a. Membantu kepala pelayanan laboratorium dalam pemeriksaan darah
pasien.
b. Bertanggung jawab atas kalibrasi, maintenance dan kontrol
laboratorium dalam keadaan baik.
c. Mengecek persediaan reagen (Kimia dan Hhematologi 3diff)
d. Mengecek persediaan form kebutuhan laboratorium dan bahan habis
pakai (BHP).
Kualifikasi Jabatan :
a. Berijazah D III (Analis), Phlebotomi dan sertifikat pelatihan PPI
b. Mampu bekerja dalam shift
c. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
d. Mampu menganalisa situasi dan laporan
e. Mampu mengambil sampel darah
Wewenang :
Terhadap kebenaran hasil pemeriksaan laboratorium.
Tanggung jawab :
Bertanggungjawab kepada kepala pelayanan instalasi laboratorium
terhadap keakuratan pemeriksaan darah pasien dan kebersihan serta
kerapihan sarana dan prasarana yang ada dilaboratorium.
2. Nama Jabatan : Penanggung Jawab Administratif
Fungsi:
Bertindak sebagai sub koordinator administratif untuk semua
kegiatan administrasi umum. Penanggung jawab adminstrasi laboratorium
adalah petugas administrasi umum Rumah Sakit Citra Husada.
Tugas:
a. Melakukan koordinasi administratif dengan unit terkait untuk
kelancaran pelayanan di instalasi laboratorium
Wewenang :
a. Melakukan seleksi administratif bagi setiap pengguna jasa
laboratorium di instalasi laboratorium
b. Memberikan saran/masukan kepada kepala instalasi dalam hal
pengambilan keputusan administratif.
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada kepala instalasi dalam hal administrasi
umum.
Tugas :
a. Mengawasi mutu pelayanan laboratorium secara umum.
b. Bersama koordinator pelayanan mengawasi dan mengevaluasi
kegiatan pemantapan mutu internal.
c. Bersama koordinator pelayanan mengawasi dan mengevaluasi
kegiatan pemantapan mutu eksternal.
Wewenang :
a. Melakukan evaluasi pelayanan laboratorium secara umum.
b. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan pemantapan
mutu internal dan eksternal.
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada direktur atas pemantapan mutu
pelayanan laboratorium.
C. PENGATURAN JAGA
A. DENAH RUANG
B. STANDAR FASILITAS
1. Secara umum tersedia ruang terpisah untuk :
a. Ruang penerimaan: ruang tunggu pasien dan ruang pengambilan
spesimen masing- masing sekurang-kurangnya mempunyai luas 4
m2
b. Ruang admistrasi/pengolahan sampel: sekurang-kurangnya
mempunyai luas 4 m2
2. Persyaratan konstruksi ruang laboratorium rumah sakit adalah :
a. Dinding terbuat dari bahan porselin atau keramik setinggi 1,50 m
dari atas lantai.
b. Tinggi langit-langit antara 2,70-3,30 m dari lantai
c. Lebar pintu minimal 1,20 m dan maksimal 2,10 m.
d. Ambang bawah jendela minimal 1,00m dari lantai
e. Semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1,40 m dari lantai
f. Lantai terbuat dari bahan yang kuat,mudah dibersihkan,berwarna
terang dan tahan terhadap kerusakan oleh bahan kimia.
g. Meja beton dilapisi keramik/porselin dengan tinggi 0,80-1,00m
h. Meja untuk instrumen elektronik harus tahan getaran.
4. Ruangan laboratorium
a. Seluruh ruangan dalam laboratorium harus mudah dibersihkan
b. Pertemuan antara dua dinding dibuat lengkung
c. Permukaan meja kerja harus tidak tembus air, juga tahan asam,
alkali, larutan organik dan panas yang sedang.tepi meja dibuat
melengkung.
d. Perabot yang digunakan harus terbuat dari bahan yang kuat
e. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah
dibersihkan.
f. Penerangan dalam laboratorium harus cukup
g. Permukaan dinding,langit-langit dan lantai agar rata agar mudah
dibersihkan,tidak tembus cairan serta tahan terhadap desinfektan.
h. Tersedianya bak cuci tangan dengan air mengalir dalam setiap
ruangan laboratoriu dekat pintu keluar.
i. Tempat-tempat sampah dilengkapi dengan kantong plastik untuk
sampah medis dan sampah non-medis.
j. Tempat sampah kertas,sarung tangan karet/plastik,dantabung plastik
harus dipisahkan dari tempat sampah gelas/kaca/botol.
k. Tersedia ruang ganti pakaian danruang makan/minum.
5. Sistem ventilasi
a. Ventilasi laboratorium harus cukup
b. Jendela laboratorium harus dapat dibuka,harus dilengkapi kawat anti
nyamuk/anti lalat
c. Udara dalam laboratorium harus dibuat mengalir searah
B. PENGELOLAAN SPESIMEN
Spesimen yang berasal dari manusia dapat berupa: darah (whole blood),
serum, plasma, urin, tinja, sputum, cairan otak, bilasan lambung, apus
tenggorok, apus rektum, sperma, pus, cairan pleura, cairan arcites, sekret(
uretra, telinga, hidung, mata ).
Pengelolaan spesimen terbagi atas 2:
1. Spesimen infeksius
a. Spesimen infeksius harus ditempatkan dalam wadah tertutup rapat
dan wadah didisinfeksi atau autoclave
b. Wadah harus terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah atau bocor
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium merupakan kegiatan pelayanan kesehatan
yang tidak terpisahkan dengan kegiatan pelayanan kesehatan lainnya untuk
menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan
penyakit serta pemulihan kesehatan perorangan ataupun masyarakat. Tujuan
melakukan suatu pemeriksaan laboratorium antara lain untuk uji saring,
diagnostik, dan evaluasi hasil pengobatan dan surveilans. Pemeriksaan
laboratorium meliputi: pemeriksaan hematologi, imunologi, kimia klinik,
klinik rutin, dan mikrobiologi yang mencakup pra analitik, analitik, pasca
analitik.
Pemeriksaan tertentu yang tidak dapat dikerjakan di laboratorium
Rumah Sakit Citra Husada akan dirujuk ke laboratorium rekana yaitu
laboratorium RSU Tgk. Chik Di Tiro Sigli. Sampel dan form permintaan
pemeriksaan dari RSU Citra Husada akan dinatarkan ke laboratorium RSU
Tgk. Chik Di Tiro Sigli. Apabila ada pemeriksaan tertentu yang tidak dapat
dilakukan di laboratorium RSU Citra Husada tetapi permintaan bersifat CITO,
3. Pengambilan
a. Peralatan
Secara umum peralatan yang digunakan harus bersih,kering, tidak
mengandung bahan kimia atau deterjen, terbuat dari bahan yang tidak
terpengaruh dari zat-zat pada spesimen, untuk pengambilanspesimen
pembiakan harus steril.
4. Pemberian identitas
Pemberian identitas dan atau spesimen merupakan hal penting, baik
pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium,pendaftaran,label wadah spesimen.Pada surat pengantar
/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya mencantumkan :
a. Tanggal permintaan
b. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
c. Identitas pasien ( Nama,umur, jenis kelamin, alamat/ruang rawatan)
D. PENGELOLAAN LIMBAH
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair,
padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu
pengolahan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak
menimbulkan dampak negatif.
6. Dokumentasi /arsip
Setiap laboratorium harus mempunyai sistem dokumentasi yang lengkap.
Hasil suatu kegiatan pencatatan/laporan haruslah berupa dokumen yang
lengkap, jelas dan mudah dimengerti serta tidak melupakan efisiensi
waktu penyampaian dokumen tersebut kepada peminta pemeriksa.tersedia
buku ekspedisi di dalam / luar laboratorium. Kasus tertukar dan hilangnya
spesimen dapat terjadi baik di dalam transportas luar sehingga hal ini
harus dihindarkan.
7. Pelaporan
Pelaporan kegiatan pelayanan laboratorium terdiri dari; laporan kegiatan
rutin harian, laporan kegiatan mingguan, laporan kegiatan rutin bulanan,
laporan tahunan, laporan khusus, laporan pemeriksaan laboratorium dan
laporan indicator mutu unit.
2. Pipet Micron
a. Perawatan
Pipet harus dilakukan dengan baik.Sisa larutan terutama yang bersifat
kental seperti serum, plasma atau darah harus dibersihkan
menggunakan deterjen dan secara berkala direndam dalam cairan
pelarut proteinseperti extran.Apabila pipet tersumbat bekuan darah
dapat direndam dalam larutan KOH 10 % selama semalam.untuk pipet
semiotomatik perawatan harian cukup dibersihkan menggunakan lap
basah dan mengeringkan kembali.
3. Fotometer
a. Perawatan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1) Gunakan lampu yang sesuai dengan fotometer
2) Tegangan listrik harus stabil
3) Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5 30 menit supaya cahaya
lampu menjadi stabil.
4) Monokromator atau filter harus bersih ,tidak lembab dan berjamur
5) Kuvet harus tepat meletakkannya
6) Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet
7) Untuk pemeriksaan enzimatik,kuvet harus diinkubasi pada suhu
yang sesuai dengan suhu pemeriksaan
8) Fotometer dijaga kebersihannya,bersihkan permukaannya dengan
alkohol 70 % dan Amolifler/ pengolah siknal harus berfungsi
baik.
b. Kalibrasi
Beberapa hal yang perlu dikalibrasi dengan fotometer:
1) Ketepatan panjang gelombang.Panjang gelombang yang
dihasilkan harus sesuai dengan yang dinyatakan pada monitor/
layar
2) Cara menguji ketepatan panjang gelombang berdasarkan
pengamatan warna,dengan warna sinar, dengan lampu
deuterium,dengan filter didynium, dengan standar filter
bersertifikat
3) Lineritas
4. Mikroskop
5. Alat pemeriksaan untuk kimia klinik secara manual
6. Alat pemeriksaan widal
7. Peralatan semi-otomatis seperti: alat Hematologidan urinalisa
8. Pemeriksaan gula darah dan asam urat menggunakan alat berupa stik (accu
check) sesuai pemeriksaan
G. TROUBLE SHOOTING
Dalam melakukan pemeriksaan seringkali terjadi suatu ketidakcocokan
hasil,malfungsi alat maupun kondisi yang tidak kita inginkan yang mungkin
disebabkan oleh karena adanya gangguan pada peralatan,perlu adanya
pemecahan masalah (Troubleshooting). Merupakan proses atau kegiatan untuk
mencari penyebab terjadinya penampilan alat yang tidak memuaskan, dan
memilih cara penanganan yang benar untuk mengatasinya.Makin canggih
suatu alat, akan makin kompleks permasalahan yang mungkin terjadi.
Pelaksanaan monitoring dan tindakan kegagalan fungsi alat akan
dilakukan secara berkala (maintenance) setiap bulan, jika terjadi masalah pada
alat, coordinator langsung menghubungi teknisi terkait dan memperbaikinya.
A. MACAM / JENIS
1. Reagen
a. Menurut tingkat kemurniannya reagen dibagi menjadi :
1) Reagen tingkat analitis ( Analytical Reagen ),reagen yang terdiri
atas zatt kimia yang mempunyai kemurnian sangat tinggi
2) Zat kimia tingkat lain,zat kimia yang tersedia dalam tingkatan dan
penggunaan yang berbeda.
b. Menurut cara pembuatannya dibagi menjadi :
1) Reagen buatan sendiri
2) Reagen jadi ( komersil )
2. Standar
Standar adalah zat-zat yang konsentrasi atau kemurniannya diketahui dan
diperoleh dengan cara penimbangan.ada 2 macam standar, yaitun :
a. Standar primer,standar yang merupakan zat termurni dalam kelasnya
yang menjadi standar untuk semua zat lain.
b. Standar sekunder,merupakan zat-zat yang konsentrasi dan
kemurniannya ditetapkan melalui analisis dengan perbandingan
terhadap standar primer.
3. Bahan kontrol
Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan
suatu pemeriksaan dilaboratorium ,atau mengawasi kualitas hasil
pemeriksaan sehari- hari.
Bahan kontrol dapat dibedakan berdasarkan :
a. Sumber bahan kontrol,dapat berasal dari manusia,binatang,atau
merupakan bahan kimia murni.
b. Bentuk bahan kontrol , menurut bentuknya ,yaitu bahan cair, bentuk
4. Air
Air kemungkinan merupakan bahan termurah dari semua bahan yang
digunakan dilaboratorium tetapi air merupakan bahan terpenting dan paling
sering digunakan,oleh karena itu kualitas air yang digunakan harus
B. DASAR PEMILIHAN
Pada umumnya memilih bahan laboratorium yang akandipergunakan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kebutuhan
2. Produksi pabrik yang telah dikenal
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang
5. Volume atau isi kemasan
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai
7. Mudah diperoleh dipasaran
8. Besarnya biaya untuk satuan ( lebih ekonomis )
9. Pemasok /vendor
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan
11. Pelayanan purna jual
C. PENGADAAN/SUPLAI
Pengadaan bahan laboratorium harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety
stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal,sampai pengadaan berikutnya dari
pembekal atau penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk bahan-bahan
yang dibutuhkan diluar rutin atau yang sering terlambat diterima dari
pemasok.
D. PROSES TERIMA-SIMPAN
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat
denganmempertimbangkan :
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
Pertama masuk-pertamakeluar (FIFO=first in-first out),yaitu barang-barang
yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.hal yang
iniuntuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan terlalu lama.
2. Tempat penyimpanan
3. Suhu / kelembaban
4. Lama /waktu penyimpanan dengan melihat kadaluarsa
5. Incompabilit.
6. Penyimpanan Reagen
Tempat penyimpanan reagen harus bersih, kering dan jauh dari sumber
panas atau kena sengatan sinar matahari. Jika terjadi tumpahan yang paling
baik mengatasinya dengan pasir atau air kran.
A. PENGERTIAN
1. Patient safety adalah mengidentifikasi & mengontrol risiko yang dapat
mencederai pasien,mencegah terjadinya cedera, membuat pasien aman
2. Patient safety merupakan transformasi kultural, dengan perubahan budaya
yang diharapkan adalah : cultur safety, blame-free culture, reporting
culture, dan learning culture sehingga diperlukan upaya transformasi
yang menyangkut intervensi multilevel dan multi dimensi yang terfokus
pada misi dan strategi organisasi, leadership style serta budaya organisasi.
3. Patient safety suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak
lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes
2008).
4) Proses
a) Desain kerja : Desain proses yang tidak dilandasi riset yang
akurat dan kurangnya penjelasan dapat berdampak terhadap tidak
konsisten perlakuan pada setiap orang hal ini akan berdampak
terhadap kesalahan. Untuk mencegah hal tersebut harus
dilakukan research based practice yang diimplementasikan.
b) Karakteristik risiko tinggi : melakukan tindakan pelayanan
laboratorium yang terus – menerus saat praktek akan
menimbulkan kelemahan, dan penurunan daya ingat hal ini dapat
menjadi risiko tinggi terjadinya kesalahan atau lupa oleh karena
5) Orang
a) Sikap dan motivasi ; sikap dan motivasi sangat berdampak
kepada kinerja seseorang. Sikap dan motivasi yang negative akan
menimbulkan kesalahan-kesalahan.
b) Kesehatan fisik : kelelahan, sakit dan kurang tidur akan
berdampak kepada kinerja dengan menurunnya kewaspadaan dan
waktu bereaksi seseorang.
c) Kesehatan mental dan emosional : hal ini berpengaruh terhadap
perhatian akan kebutuhan dan masalah pasien. tanpa perhatian
yang penuh akan terjadi kesalahan –kesalahan dalam
bertindak.
d) Faktor interaksi manusia dengan teknologi dan lingkungan :
analis memerlukan pendidikan atau pelatihan saat dihadapkan
kepada penggunaan alat – alat kesehatan dengan teknologi baru
dan penyakit – penyakit yang sebelumnya belum tren.
e) Faktor kognitif , komunikasi dan interpretasi ; kognitif sangat
berpengaruh terhadap pemahaman kenapa terjadinya kesalahan
(error). Kognitif seseorang sangat berpengaruh terhadap
1. Identifikasi
Pengenalan dari berbagai bahaya dan resiko kesehatan ditempat dan
lingkungan kerja biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal
(walk through survey ).untuk mengenal bahaya dan resiko lingkungan
6) Faktor Biologis
Pencegahan :
a) Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang
kebersihan,epidemilogi dan desinfeksi.
b) Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk
memastikandalam keadaan sehat badani, punya cukup
kekebalan alami untuk bekrjadengan bahan infeksius, dan
dilakukan imunisasi.
c) Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang
benar (GoodLaboratory Practice)
d) Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan
yangbenar.
e) Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa
bahan infeksiusdan spesimen secara benar
f) Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
g) Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
3. Pelaksanaan
a. Melaksanakan sosialisasi K3 kepada seluruh karyawan dalam
bentuk pelatihan , penyuluhan dan lain- lain.
b. Membuat protap pelaksanaan k3 diunit laboratorium masing-
masing dan melakukan revisi apabila diperlukan.
c. Meningkatkan kerja sama antara personil tim k3 melalui pertemuan
secara berkala untuk memebahas pelaksanaan tugas tim K3 dan
kendala yang ada.
d. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan k3
e. Mengkoordinasi pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan imunisasi
4. Pengawasan
a. Melakukan pengawasan dan pengendalian penerapan program K3
dilaboratorium.
1) pengendalian penyakit akibat kerja dan kecelakaanmelalui
penerapan kesehatan dan keselamatan kerja.
2) Pengendalian melalui Administrasi /Organisasi
(Administrativecontrol) antara lain:
a) Persyaratan penerimaan tenaga medis, paramedis, dan
tenaga non medis yang meliputibatas umur, jenis kelamin,
syarat kesehatan
b) Pengaturan jam kerja, lembur dan shift
c) Menyusun Prosedur Kerja Tetap (StandardOperating
Procedure) untuk masing-masinginstalasi dan melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaannya.
3) Melaksanakan prosedur keselamatan kerja (safety procedures)
terutama untuk pengoperasian alat-alat yang dapatmenimbulkan
kecelakaan (boiler, alat-alatradiology, dll) dan melakukan
A. PRA ANALITIK
Tahap pra analitik yaitu tahap mulai mempersiapkan pasien, menerima
spesimen, memberi identitas spesimen, mengambil spesimen, mengirim
spesimen, menyimpan spesimen sampai menguji kualitas air reagen / antigen
/antisera dengan melakukan verifikasi sebagai berikut :
1. Formulir permintaan pemeriksaan
a. Apakah identitas pasien, identitas pengirim, (dokter, lab.pengirim,
kontraktor,dll), no.lab, tanggal pemeriksaan, permintaan pemeriksaan
sudah lengkap dan jelas.
b. Apakah semua permintaan pemeriksaan sudah ditandai.Sebelum
melakukan pemeriksaan perlu diperhatikan identifikasi dan pencatatan
data pasien dengan benar.
B. TAHAP ANALITIK
Tahap analitik yaitu tahap mulai dari mengolah spesimen, mengkalibrasi
peralatan laboratorium, sampai dengan menguji ketelitian ketepatan.
1. Persiapan reagen / media
a. Apakah reagen / media memenuhi syarat