Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan
, pencegahan dan pengobatan pasien.
Laboratorium klinik tidak hanya berfungsi membantu penetapan
diagnosa dan penatalaksanaan penderita, tetapi juga dapat berfungsi sebagai
sarana untuk memastikan diagnosa. oleh karena itu laboratorium di rumah
sakit menempati kedudukan sentral. Kedudukan yang penting itu, maka
tanggung jawab laboratorium makin lama makin bertambah besar, baik
tanggung jawab profesional (profesional responsibilities), tanggung jawab
teknis (technical responsibilities) maupun tanggung jawab pengelolaan
(management responsibilities).
Pelayanan yang cepat, tepat dan cermat hanya dapat terwujud apabila
laboratorium didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan
berfungsi dengan baik, serta didukung oleh petugas yang profesional,
pengelola maupun pelaksana yang terdidik dan sadar akan tanggung
jawabnya.

B. Tujuan Pedoman
1 Tujuan Umum :
a) Membangun kesadaran terhadap keselamatan pasien serta
terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam setiap
kegiatan pelayanan dilaboratorium. Pengelolaan medication error
sangat penting dilakukan dimanapun medikasi diberikan.
b) Untuk menciptakan budaya keselamatan pasien di rumah sakit,
meningkatkan akuntabilitas rumah sakit, menurunkan KTD di rumah
sakit, terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

2 Tujuan Khusus :
a) Menurunkan Insiden Keselamatan Pasien dalam medication error
b) Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
c) Menanggapi pihak yang mengalami cedera dengan segera dan
selayaknya
d) Mengantisipasi dan merencanakan pertanggungjawaban jika terjadi
kerugian.
e) Membantu praktisi kesehatan dan lembaga terkait untuk dapat
menelusuri kesalahan obat.

C. Ruang Lingkup Pedoman


Pelayanan laboratorium adalah hasil yang ditimbulkan oleh kegiatan
pada titik temu antara pihak laboratorium dan pasien oleh berbagai kegiatan
internal laboratorium, dalam hal ini laboratorium melakukan pelayanan
material mencakup pra analitik, analitik, pasca analitik dan pelayanan pribadi
mencakup interaksi pihak laboratorium dengan pasien, merupakan kerja
secara kualitas dan kuantitas seorang petugas laboratorium dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya yaitu : Penampilan fisik (tangibility) , kehandalan
(reliability) , ketanggapan (responsiveness), jaminan keamanan (assurance ),
dan sikap peduli (empati ).
Laboratorium Kesehatan adalah unit kerja yang mempunyai fungsi
dan tugas pelayanan laboratorium kesehatan secara menyeluruh meliputi
bidang Hematologi, Kimia klinik, Mikrobiologi dan Immunoserologi. Unit
kerja laboratorium rumah sakit Citra Husada mencakup Instalasi Gawat
Darurat, instalasi Rawat Jalan, instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral,
Instalasi High Care dan Laboratorium Rumah Sakit Lain.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 2


Dengan adanya pengukuran dan pemeriksaan laboratorium akan
didapatkan data ilmiah yang tajam untuk digunakan dalam menghadapi
masalah yang diidentifikasi melalui pemeriksaan klinis dan merupakan
bagian esensial dari data pokok pasien,indikasi dalam meminta suatu
pemeriksaan laboratorium merupakan pertimbangan penting dalam
kedokteran laboratorium. Informasi laboratorium dapat digunakan untuk
mendiagnosis atau memastikan suatu dignosis awal yang dibuat berdasarkan
riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Analisis laboratorium juga
merupakan bagian integral dari kesehatan dan tindakan preventif.

D. Batasan Operasional
Kegiatan pelayanan laboratorium dirumah sakit dapat dibagi menjadi
pelayanan laboratorium klinik dan manajemen laboratorium. Kegiatan
laboratorium klinik antara lain terdiri dari pelayanan ke personal yaitu
pelayanan laboratorium umum dan atau spesifik yang dilakukan untuk
pemeriksaan Kimia Klinik, Hematologi dan Immunologi dengan metode
kwalitatif, semi kwantitatif, kwantitatif dan dilaksanakan dengan cara manual,
semi otomatis dan otomatis. Pelayanan manajemen laboratorium adalah
pelayanan administratf, informasi, manajemen ketenagaan (SDM ), logistik
laboratorium, kegiatan ini meliputi staffing, schedulling assigmen dan
budgetting.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 3


BAB II
ORGANISASI DAN PERSONALIA

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Kegiatan Laboratorium harus dilakukan oleh petugas yang memiliki
kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta memperoleh /
memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan dibidang yang menjadi
tugas dan tanggung jawabnya.
Setiap laboratorium harus menetapkan seorang atau sekelompok orang
yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berkaitan
dengan pemantapan mutu dan keamanan kerja.
1. Kualifikasi
Kualifikasi minimal tenaga laboratorium yang bekerja diberbagai jenjang
pelayanan meliputi kepala instalasi , pelaksana analis dan petugas
administratif bertanggung jawab untuk mengkordinir semua kegiatan
yang diselenggarakan.
2. Komunikasi
Komunikasi diartikan dengan hubungan antar pribadi dan antar unit kerja
baik antara tenaga laboratorium dengan sesamanya, dengan unit kerja/
instanasi lain, pengguna jasa maupun mitra kerjanya.
a. komunikasi intern
1) horisontal : tenaga laboratorium harus memiliki kesempatan
cukup untuk bertukar pikiran mengenai hal–hak yang
bersangkutan dengan pekerjaannya dengan sesama petugas di
ruang/seksi yang sama atau di ruang/ seksi lain di loaboratorium
yang sama.
2) vertikal : sesuai hirarkinya, tenaga laboratorium harus memiliki
kesempatan berkonsultasi tentang pekerjaannya dengan kepala
seksi/subinstalasi/instalasi, kepala ruangan, kepala laboratorium,
kepala rumah sakit;sedangkan untuk puskesmas dengan kepala
puskesmas.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 4


b. komunikasi ekstren
sesuai wewenangnya, penanggung jawab laboratorium harus dapat
memberikan uraian keahlian (expertise) kepada pemakai jasa
pelayana laboratorium (dokter, pasien maupun pihak lain).

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Jumlah tenaga pelaksana dan distribusi ketenagaan dilaboratorium
disesuaikan dengan kebutuhan dan standar yang berlaku.
1. Nama Jabatan : Kepala Instalasi Laboratorium Patologi KliniK
Fungsi :
Bertindak sebagai penanggung jawab, koordinator, supervisor pelaksanaan
kegiatan dan pengembangan pelayanan laboratorium dan pelayanan
pendidikan di instalasi laboratorium.

Uraian tugas :
a. Memimpin dan mengkordinasikan kegiatan pelayanan di instalasi
laboratorium.
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit pelayanan terkait sehingga
produk yang dibutuhkan oleh unit pelayanan dapat tersedia dengan
cepat dan tepat
c. Menyusun program kegiatan tahunan / RKAP instalasi laboratorium
d. Mengusulkan rencana keiatan/program tahunan / RKAP kepada
direktur
e. Memberi konsultasi kepada Tim Medis rumah sakit
f. Memonitor pengadaaan serta penggunaan sarana dan prasarana di
instalasi laboratorium
g. Melaksanakan, mengawasi kegiatan pelayanan laboratorium dan
pelayanan pendidikan.
h. Melakukan evaluasi terhadap efektifitas kerja sumber daya manusia
(SDM) serta sumber daya lainnya (peralatan) di instalasi laboratorium
i. Memimpin pertemuan bulanan dengan staf di instalasi laboratorium.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 5


Kualifikasi Jabatan
a. Berijazah SI/Dokter Spesialis Patologi Klinik dan bersertifikat K3RS.
b. Memiliki pengalaman 2 tahun di bidang yang sama.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan

Wewenang :
a. Menentukan keputusan menyangkut kebijaksanaan pelayanan dan
pengembangan instalasi laboratorium
b. Mengusulkan program-program yang berkaitan dengan pelayanan dan
pengembangan instalasi laboratorium kepada direktur
c. Mengusulkan tambahan alat sesuai dengan kebutuhan instalasi
laboratorium
d. Memberikan teguran kepada staf yang melakukan pelanggaran dan
mengembalikan staf yang bersangkutan kepada direktur bila teguran
terakhir tidak diindahkan.

Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada Direktur, kepala Kasubbag, penunjang,
serta Kepala Bagian pelayanan atas kelancaran dan pengembangan
pelayanan rumah sakit di instalasi laboratorium. Bertanggung jawab
kepada direktur atas pemasukan dan pengeluaran keuangan instalasi
laboratorium.
2. Nama Jabatan : Koordinator Pelayana Pemeriksaan Laboratorium
Fungsi :
Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan teknis medis meliputi
rawat jalan, rawat inap, layanan 24 jam, serta pelayan administrasi

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 6


meliputi logistik, sarana/prasarana alat dan SDM di instalasi laboratorium
serta kelancaran kegiatan pendidikan dan peneliti profesi.

Tugas-tugas :
a. Menyusun dan evaluasi regulasi pelayanan teknis medis dan
administrasi setiap hari di laboratorium
b. Melakukan bimbingan dan peningkatan mutu pelayanan teknis medis
dan administrasi di instalasi laboratorium
c. Melakukan koordinasi dengan Tim Mutu mengenai kontrol
kualitas/Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan Pemantapan Mutu
Eksternal (PME) tes-tes di instalasi laboratorium
d. Menentukan solusi atas permasalahan dalam pelayanan teknis medis
dan administrasi di instalasi laboratorium
e. Menyusun/membuat daftar jaga/shift (sore, malam, hari
sabtu/minggu/raya) bagi staf/analis di instalasi laboratroium
f. Melakukan koordinasi dengan logistik/sarana/prasarana dalam lingkup
laboratorium patologi klinik agar kebutuhan pelayanan senantiasa
dapat terpenuhi.
g. Melakukan pengawasan dan monitoring langsung terhadap kinerja staf
dan koordinator pelayanan, termasuk tertib admin/input data, serta
penggunaan reagensia, alkes/cetakan secara efisien dan efektif.
h. Mereview dan menindak lanjuti hasil pemeriksaan laboratorium
rujukan.

Kualifikasi Jabatan :
a. Berijazah D III (Analis), Phlebotomi dan sertifikat pelatihan PPI
b. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
c. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
d. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
e. Mampu menganalisa situasi dan laporan.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 7


Wewenang :
a. Meminta fasilitas yang diperlukan untuk pelaksanaan pelayanan medis
dan administrasi
b. Mengusulkan perbaikan/penggantian sarana dan alat laboratorium
yang dianggap bermasalah
c. Mengusulkan pengadaan alat dan sarana yang dapat menunjang
peningkatanpelayanan teknis medis dan administrasi.
d. Memberikan teguran/pembinaan kepada staf dalam hal pelayanan
rawat inap di instalasi laboratorium
e. Memberikan masukan kepada koordinator pelayanan dalam
pengaturan kerja staf di ruangannya untuk optimalisasi
tugas/pekerjaan.

Tanggung jawab :
Bertanggungjawab kepada kepala instalasi laboratorium atas
kelancaran dan kualitas hasil pelayanan teknis medis dan administrasi di
instalasi laboratorium.
1. Nama Jabatan : Petugas Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium
Fungsi :
Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan teknis medis meliputi
rawat jalan, rawat inap, dan layanan 24 jam yang terbagi dalam 3 shift.

Tugas-tugas :
a. Membantu kepala pelayanan laboratorium dalam pemeriksaan darah
pasien.
b. Bertanggung jawab atas kalibrasi, maintenance dan kontrol
laboratorium dalam keadaan baik.
c. Mengecek persediaan reagen (Kimia dan Hhematologi 3diff)
d. Mengecek persediaan form kebutuhan laboratorium dan bahan habis
pakai (BHP).

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 8


e. Membersihkan tabung-tabung yang akan dipakai dan merapihkannya
ke tempat penyimpanan.
f. Membersihkan dan merapihkan prasarana pemeriksaan laboratorium
seperti meja sampling, micropipette, dan lain-lain.
g. Melakukan pemeriksaan sampel darah pasien sesuai dengan jenis
pemeriksaan dan SOP pemeriksaan di laboratorium.

Kualifikasi Jabatan :
a. Berijazah D III (Analis), Phlebotomi dan sertifikat pelatihan PPI
b. Mampu bekerja dalam shift
c. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
d. Mampu menganalisa situasi dan laporan
e. Mampu mengambil sampel darah

Wewenang :
Terhadap kebenaran hasil pemeriksaan laboratorium.

Tanggung jawab :
Bertanggungjawab kepada kepala pelayanan instalasi laboratorium
terhadap keakuratan pemeriksaan darah pasien dan kebersihan serta
kerapihan sarana dan prasarana yang ada dilaboratorium.
2. Nama Jabatan : Penanggung Jawab Administratif
Fungsi:
Bertindak sebagai sub koordinator administratif untuk semua
kegiatan administrasi umum. Penanggung jawab adminstrasi laboratorium
adalah petugas administrasi umum Rumah Sakit Citra Husada.

Tugas:
a. Melakukan koordinasi administratif dengan unit terkait untuk
kelancaran pelayanan di instalasi laboratorium

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 9


b. Melakukan koordinasi dengan koordinator terkait dalam lingkup
laboratorium.
Persyaratan jabatan :
a. S I Ekonomi
b. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
c. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
d. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan

Wewenang :
a. Melakukan seleksi administratif bagi setiap pengguna jasa
laboratorium di instalasi laboratorium
b. Memberikan saran/masukan kepada kepala instalasi dalam hal
pengambilan keputusan administratif.

Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada kepala instalasi dalam hal administrasi
umum.

3. Nama Jabatan : Tim Pengendalian Mutu


Fungsi :
Bertindak sebagai tim pengawas mutu pelayanan di instalasi
laboratorium rumah sakit. Yang bertindak sebagai tim mutu laboratorium
adalah tim Pengendali Mutu Keselamatan Pasien (PMKP).

Tugas :
a. Mengawasi mutu pelayanan laboratorium secara umum.
b. Bersama koordinator pelayanan mengawasi dan mengevaluasi
kegiatan pemantapan mutu internal.
c. Bersama koordinator pelayanan mengawasi dan mengevaluasi
kegiatan pemantapan mutu eksternal.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 10


Persyaratan jabatan :
a. S1 Kesehatan
b. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
c. Menguasai permasalahan, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
d. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
e. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan.

Wewenang :
a. Melakukan evaluasi pelayanan laboratorium secara umum.
b. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan pemantapan
mutu internal dan eksternal.

Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada direktur atas pemantapan mutu
pelayanan laboratorium.

C. PENGATURAN JAGA

Guna kelancaran dalam pelaksanaan pelayanan laboratorium selam 24


jam, kepala instalasi laboratoium bersama koordinator pelayanan
menyusun/membuat daftar jaga/shift sore, malam,hari minggu/raya bagi
staf/analis dilaboratorium serta mengatur kelancaran seluruh aktifitas
pelayanan (sampling, petugas sampling,distribusi sampel,administrasi dan
hasil pemeriksaan).

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 11


Tabel 2.1 Roster kerja pegawai laboratorium

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 12


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

Instalasi laboratorium harus mempunyai denah ruang dan tata ruang


yang baik, sesuai dan memperoleh sinar matahari/cahaya yang cukup,tersedia
ruang terpisah alur pelayanan untuk ruang tunggu/penerimaan pasien/sampel,
ruang pengambilan sampel, ruang pengelolaan sampel, ruang
administrasi,ruang istirahat.

B. STANDAR FASILITAS
1. Secara umum tersedia ruang terpisah untuk :
a. Ruang penerimaan: ruang tunggu pasien dan ruang pengambilan
spesimen masing- masing sekurang-kurangnya mempunyai luas 4
m2
b. Ruang admistrasi/pengolahan sampel: sekurang-kurangnya
mempunyai luas 4 m2
2. Persyaratan konstruksi ruang laboratorium rumah sakit adalah :
a. Dinding terbuat dari bahan porselin atau keramik setinggi 1,50 m
dari atas lantai.
b. Tinggi langit-langit antara 2,70-3,30 m dari lantai
c. Lebar pintu minimal 1,20 m dan maksimal 2,10 m.
d. Ambang bawah jendela minimal 1,00m dari lantai
e. Semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1,40 m dari lantai
f. Lantai terbuat dari bahan yang kuat,mudah dibersihkan,berwarna
terang dan tahan terhadap kerusakan oleh bahan kimia.
g. Meja beton dilapisi keramik/porselin dengan tinggi 0,80-1,00m
h. Meja untuk instrumen elektronik harus tahan getaran.

3. Fasilitas penunjang rumah sakit meliputi:

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 13


a. Penampungan/pengolahan limbah laboratorium
b. Keselamatan dan keamanan kerja
c. Ventilasi : 1/3 x luas lantaiatau AC i PK/20 m2
d. Penerangan : 5 Watt/m2
e. Air bersih , mengalir : 50Liter/pekerja/hari
f. Daya listrik :2200 V A s/d 3300 V

4. Ruangan laboratorium
a. Seluruh ruangan dalam laboratorium harus mudah dibersihkan
b. Pertemuan antara dua dinding dibuat lengkung
c. Permukaan meja kerja harus tidak tembus air, juga tahan asam,
alkali, larutan organik dan panas yang sedang.tepi meja dibuat
melengkung.
d. Perabot yang digunakan harus terbuat dari bahan yang kuat
e. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah
dibersihkan.
f. Penerangan dalam laboratorium harus cukup
g. Permukaan dinding,langit-langit dan lantai agar rata agar mudah
dibersihkan,tidak tembus cairan serta tahan terhadap desinfektan.
h. Tersedianya bak cuci tangan dengan air mengalir dalam setiap
ruangan laboratoriu dekat pintu keluar.
i. Tempat-tempat sampah dilengkapi dengan kantong plastik untuk
sampah medis dan sampah non-medis.
j. Tempat sampah kertas,sarung tangan karet/plastik,dantabung plastik
harus dipisahkan dari tempat sampah gelas/kaca/botol.
k. Tersedia ruang ganti pakaian danruang makan/minum.
5. Sistem ventilasi
a. Ventilasi laboratorium harus cukup
b. Jendela laboratorium harus dapat dibuka,harus dilengkapi kawat anti
nyamuk/anti lalat
c. Udara dalam laboratorium harus dibuat mengalir searah

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 14


6. Fasilitas air dan Listrik
a. Tersedianya aliran listrik dan generator dengan kapasitas yang
memadai.
b. Tersedianya fasilitas air PAM/Pompa/sumur artesis dengan kualitas
air yang memadai sesuai dengan kebutuhan laboratorium.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 15


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PENDAFTARAN DAN PENCATATAN


Pendaftaran, pencatatan dan pelaporan kegiatan laboratorium diperlukan
dalam perencanaan,pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputusan
untuk peningkatan pelayanan laboratorium. Untuk kegiatan ini dilakukan secar
cermat dan teliti karena kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan akan
mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan:
1. Pencatatan kegiatan laboratorium dilakukan sesuai dengan jenis
kegiatannya.Ada 4 jenis pencatatan, yaitu :
a. Pencatatan kegiatan pelayanan
b. Pencatatan keuangan
c. Pencatatan logistik
d. Pencatatan kepegawaian
Pencatatan kegiatan lainnya seperti pemantapan mutu
internal,keamanan kerja dan lain-lain.Pencatatan kegiatan pelayanan dapat
dilakukan dengan membuat buku sebagai berikut:
a. Buku register penerimaan spesimen terdapat diloket berisi data pasien
dan jenis pemeriksaan
b. Buku register besar/induk berisi : data-data pasien secara lengkap
serta hasil pemeriksaan spesimen
c. Buku register /catatan kerja harian tiap tenaga (Data masing- masing
pemeriksaan, rekapitulasi jumlah pasien dan spesimen yang diterima )
d. Buku register pemeriksaan rujukan
e. Buku ekspedisi dari ruangan/rujukan
f. Buku komunikasi pertukaran petugas (shift )
g. Buku perawatan/ kerusakan
h. Buku laporan harian
2. Pelaporan kegiatan pelayanan terdiri dari.
a. Laporan kegiatan rutin harian/bulanana/triwulan/tahunan

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 16


b. laporan khusus (misalnya KLB,HIV,dll)
c. Laporan hasil pemeriksaan
3. Penyimpanan dokumen
Setiap laboratorium harus menyimpan dokumen-dokumen :
a. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium
b. Hasil pemeriksaan Laboratorium
c. Surat permintaan dan hasil rujukan
Prinsip penyimpanan dokumen :
a. Semua dokumen yang disimpan harus asli
b. Berkas rekam medis pasien berobat jalan disimpan selama 5 tahun
dan berkas rawat inap sekurang-kurangnya 10 tahun
c. Berkas anak-anak harus disimpan hingga batas usia tertentu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
d. Berkas rekam medis dengan kelainana jiwa disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
e. Pemusnahan Dokumen. Sebelum dimusnahkan, ambil informasi-
informasinya Pada pelaksanaan pemusnahan harus ada berita acara
yang berisi :
 Tanggal,bulan dan tahun pemusnahan
 Penanggung Jawab/otorisasi pemusnahan dokumen.

B. PENGELOLAAN SPESIMEN
Spesimen yang berasal dari manusia dapat berupa: darah (whole blood),
serum, plasma, urin, tinja, sputum, cairan otak, bilasan lambung, apus
tenggorok, apus rektum, sperma, pus, cairan pleura, cairan arcites, sekret(
uretra, telinga, hidung, mata ).
Pengelolaan spesimen terbagi atas 2:
1. Spesimen infeksius
a. Spesimen infeksius harus ditempatkan dalam wadah tertutup rapat
dan wadah didisinfeksi atau autoclave
b. Wadah harus terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah atau bocor

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 17


dan diberi label tentang identitas spesimen,wadah diletakkan pada
baki khusus dari logam yang dapat didisinfeksi atau diautoclave
secara teratur setiap hari.
c. Semuapetugas penerima sampel infeksius harus menggunakan sarung
tangan dan masker
d. Semua spesimen harus dianggap infeksius dan diperlakukan secara
hati-hati
e. Meja penerimaan dan pemeriksaan harus dibersihkan dengan
desinfektan setiap hari.
f. Dilarang makan,minum dan merokok saat bekerja dan ditempat kerja
g. Mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan desinfektan
2. Spesimen tidak infeksius
Semua spesimen di laboratorium dianggap infeksius dan ditangani
sesuai prosedur.

C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium merupakan kegiatan pelayanan kesehatan
yang tidak terpisahkan dengan kegiatan pelayanan kesehatan lainnya untuk
menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan
penyakit serta pemulihan kesehatan perorangan ataupun masyarakat. Tujuan
melakukan suatu pemeriksaan laboratorium antara lain untuk uji saring,
diagnostik, dan evaluasi hasil pengobatan dan surveilans. Pemeriksaan
laboratorium meliputi: pemeriksaan hematologi, imunologi, kimia klinik,
klinik rutin, dan mikrobiologi yang mencakup pra analitik, analitik, pasca
analitik.
Pemeriksaan tertentu yang tidak dapat dikerjakan di laboratorium
Rumah Sakit Citra Husada akan dirujuk ke laboratorium rekana yaitu
laboratorium RSU Tgk. Chik Di Tiro Sigli. Sampel dan form permintaan
pemeriksaan dari RSU Citra Husada akan dinatarkan ke laboratorium RSU
Tgk. Chik Di Tiro Sigli. Apabila ada pemeriksaan tertentu yang tidak dapat
dilakukan di laboratorium RSU Citra Husada tetapi permintaan bersifat CITO,

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 18


maka petugas laboratorium harus mencari kurir yantuk kemudian dirujuk ke
rumah sakit terdekat yang dapat melayani permintaan tersebut.
1. Persiapan
Persiapan pasien secara umum. Persiapan pasien untuk pengambilan
spesimen pada keadaan basal
a. Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8 – 12 jam
sebelum diambil darah ( lihat tabel 4.1)
b. Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07 00 - 09 00.
Tabel 4.1 Pemeriksaan yang perlu puasa
Glukosa Puasa 10 12 jam
TTG ( tes toleransi glukosa ) Puasa 10 12 jam
Trigliserida Puasa 10 12 jam
Asam urat Puasa 10 12 jam
HDL Puasa 10 12 jam
LDL Puasa 10 12 jam
Cholesterol total Puasa 10 12 jam

c. Menghindari obat-obatan sebelum spesimen diambil


1) Untuk pemeriksaan dengan spesimen darah,tidak minum obat 4-
24 jam sebelum pengambilan spesimen
2) Untuk pemeriksaan dengan spesimen urin, tidak minum obat 48-
72 jam sebelum pengambilan sampel
3) Apabila pemberian pengobatan tidak memungkinkan untuk
dihentikan, harus diinformasikan kepada petugas laboratorium
Contoh : sebelum pemeriksaan gula 2 jamtapi pasien minum obat
antidiabetes.
d. Menghindari aktifitas fisik/olah raga sebelum spesimen diambil
e. Memperhatikan efek postur
f. Memperhatikan variasi diurnal (perubahan kadar analit sepanjang hari)
g. Pemeriksaan yang dipengaruhi variasi diurnal perlu diperhatikan waktu
pengambilan darahnya, antara lain Pemeriksaan ACTH,Renin,dan

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 19


aldosteron.
2. Faktor pada pasien yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
a. Diet
Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil beberapa jenis
pemeriksaan, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya :
1) Pemeriksaan gula darah dan trygliserida
Pemeriksaan ini secara langsung dipengaruhi oleh
makanandanminuman.
2) Pemeriksaan Laju Endap Darah, Enzim Besi dan Trace element
b. Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan baik secara oral maupun cara lainnya akan
menyebabkan terjadinya respon tubuh terhadap obat tersebut.
c. Merokok
Merokok menyebabkan terjadinya perubahan cepat dan lambat pada
kadar zat tertentu yang diperiksa .
d. Alkohol, Komsumsi alkohol menyebabkan perubahan cepat dan lambat
beberapa kadar analit.
e. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik dapat menyebabkan terjadinya shift volume antara
kompertemen didalam pembuluh darah dan interstitial,kehilangan
cairan karena berkeringat dan perubahan kadar hormon.
f. Ketinggian
Beberapa parameter pemeriksaan menunjukkan perubahan yang nyata
sesuai dengan tinggi rendahnya daratanterhadappermukaan laut.
g. Demam
1) Pada waktu demam akan terjadi peningkatan gula darah dengan
akibat terjadinya peningkatan kadar insulin yang akan menyebabkan
terjadinya penurunan kadar gula darahpada tahap lebih lanjut.
2) Terjadinya penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada awal
demam karena terjadi peningkatan metabolisme lemak.
3) Lebih mudah menemukan parasit malaria dalam darah.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 20


4) Lebih mudah mendapatkan biakan positif.
5) Terjadi reaksi anamnestik yang menyebabkan kenaikan titer widal.
h. Trauma
Trauma dengan luka perdarahan akan menyebabkan antar lain
terjadinya penurunan kadar substrat maupun aktifitas enzim yang akan
diukur termasuk Hb, hematokrit dan urin.
i. Variasi circadian rythme
Pada tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat tertentu dalam tubuh
dari waktu ke waktu yang disebut circadian rythme, yang dipengaruhi
oleh waktu dapat bersifat linear (garis lurus ) seperti umur,siklus harian
(Variasi diurnal ),siklus bulanan dan musiman.
j. Umur, Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktifitas zat dalam
darah,kadar Hb dan hitung eritrosit jauh lebih tinggi neonatus
dibandingkan orang dewasa.
k. Ras, jumlah lekosit orang kulit hitam amerika lebih rendah
dibandingkan orang kulit putih.
l. Jenis kelamin (gender),Berbagai kadar dan aktifitas zat dipengaruhi
oleh jenis kelamin, kadar besi serum dan kadar Hb berbeda pada wanita
dan pada pria.
m. Kehamilan, bila pemeriksaan dilakukan pada pasien hamil,sewaktu
interpretasi hasil perlu mempertimbangkan masa kehamilan wanita
tersebut.Pada kehamilan terjadi pengenceran darah ( hemodilusi ) Yang
dimulai pada minggu ke-10 kehamilan dan terus meningkat sampai
minggu ke – 35 kehamilan.

3. Pengambilan
a. Peralatan
Secara umum peralatan yang digunakan harus bersih,kering, tidak
mengandung bahan kimia atau deterjen, terbuat dari bahan yang tidak
terpengaruh dari zat-zat pada spesimen, untuk pengambilanspesimen
pembiakan harus steril.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 21


b. Wadah
Wadah spesimen harus terbuat dari gelas atau plastik,tidak bocor, tidak
mengandung bahan kimia,bersih,kering dan steril, wadah untuk urin
dan feses,sputum harus bermulut lebar.
c. Pengawet
Pengawet adalah zat kimia yang ditambahkan kedalam sampel agar
analit yang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya
untuk kurun waktu tertentu.
d. Waktu
Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi
hari,terutama untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan
imunologi karena umumnya nilainya ditetapkan pada keadaan basal.
e. Lokasi
Sebelum pengambilan spesimen ,harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi
pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
f. Volume
Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan
pemeriksaan laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek
yang diperiksa.
g. Teknik
Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan cara yang benar, agar
spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya.

4. Pemberian identitas
Pemberian identitas dan atau spesimen merupakan hal penting, baik
pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium,pendaftaran,label wadah spesimen.Pada surat pengantar
/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya mencantumkan :
a. Tanggal permintaan
b. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
c. Identitas pasien ( Nama,umur, jenis kelamin, alamat/ruang rawatan)

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 22


termasuk rekam medik.
d. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
e. Jenis spesimen dan lokasi pengambilan spesimen
f. Volume spesimen
g. Transpor media dan pengawet yang digunakan
h. Nama pengambil spesimen

Label wadah spesimen yang akan dikirim kelaboratorium harus memuat :


a. Tanggal pengambilan spesimen
b. Nama dan nomor pasien
c. Jenis specimen

5. Penyimpanan dan pengiriman spesimen


Spesmen yang sudah diambil segera dikirim kelaboratorium untuk
diperiksa,karena stabilitas spesimen dapat berubah.Faktor- faktor yang
dapat mempengaruhi stabilitas spesimen adalah kontaminasi oleh kuman
dan bahan penguapan, suhu, paparan sinar matahari dan metabolisme oleh
sel-sel hidup pada spesimen
Beberapa cara penyimpanan spesimen : Pada suhu kamar, lemari es
pada suhu 2-8 ° C, dibekukan dan diberi pengawet. Spesimen yang akan
dikirim kelaboratorium lain, sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif
stabil, jangan melampaui masa stabilitas spesimen, tidak terkena paparan
sinar matahari langsung, suhu pengiriman memenuhi syarat,penggunaan
media transpor untuk pemeriksaan mikrobiologi.

D. PENGELOLAAN LIMBAH
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair,
padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu
pengolahan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak
menimbulkan dampak negatif.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 23


1. Sumber, sifat dan bentuk limbah
Limbah laboratorium dapat berasal dari beberapa sumber:
a. Bahan baku yang sudah kadaluarsa
b. Bahan habis pakai (misalnya medium pembenihan yang tidak
terpakai)
c. Produk proses di dalam laboratorium misalnya sisa spesimen.
d. Produk upaya penanganan limbah misalnya tabung kaca sekali pakai
setelah dioven
Penanganan limbah ditentukan oleh sifat limbah yang digolongkan
menjadi :
a. Buangan bahan berbahaya dan beracun
b. Limbah umun
Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri yang diberi label
sesuai peraturan yang ada.Bentuk limbah yang dihasilkan dapat berupa:
a. Limbah cair ( pelarut organik, bahan kimia, air bekas cucian alat, sisa
spesimen.)
b. Limbah padat ( alat suntik, sarung tangan , kapas , botol spesimen,
kemasan reagen, medium pembiakan )

2. Penanganan dan penampungan


a. Pemisahan dan pengurangan dalam pengembangan strategi
pengelolaan limbah, alur limbah harus diidentifikasi dan dipilah-
pilah.Dengan limbah berada dalam kantong atau kontainer yang sama
untuk penyimpanan, pengangkutan dan pembuangan, akan
mengurangi kemungkinan kesalahan petugas dan penanganannya.
b. Penampungan
Sarana penampungan untuk limbah, harus memadai, diletakkan pada
tempat yang pas, aman dan higienis
c. Pemisahan limbah
Untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan
dibuang adalah dengan menggunakan kantong berkode (umumnya

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 24


mengunakan kode warna ).
 Hitam. Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan untuk
menyimpan atau mengangkut limbah klinis.
 Kuning
Semua jenis limbah yang infeksius
3. Pengolahan limbah
Pengolahan limbah dilakukan berdasarkan sifat limbah:
a. Buangan bahan berbahaya dan beracun
 Netralisasi
 Pengendapan, koagulasi dan flokulasi
 Oksidasi-reduksi
 Penukaran ion
b. Limbah Infeksius
Semua infeksi harus diolah dengan cara disinfeksi, dekontaminasi,
sterilisasi dan insinerasi.

E. LAPORAN HASILDAN ARSIP


Kegiatan pencatatan dan pelaporan dilaboratorium harus
dilaksanakandengan cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam penyampaian hasil .
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Kesesuaian antara pencatatan dan pelaporan hasil pasien dengan
spesimenyang sesuai.
2. Penulisan angka dan satuan yang digunakan.Khusus mengenai
angka,pada pelaporannya perlu disesuaikanmengenai desimal angka,
satuan yang digunakan terhadap keperluan pasien maupun terhadap nilai
normal.Bila diperlukan satu angka bulat,cukup dilaporkan dalam angka
bulat tanpa desimal dibelakang koma.Satuan yang digunakan sebaiknya
adalah satuan internasional.
3. Pencantuman nilai normal
Pada pelaporan juga dicantumkan nilai normal,yaitu rentang nilai yang

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 25


dianggapmerupakan hasil pemeriksaan orang-orang normal.Pada
pencantuman hasil normal perlu dicantumkan metode pemeriksaan yang
digunakan serta kondisi-kondisi lain yang harus diinformasikan seperti
batas usia dan jenis kelamin.satuan pelaporan juga harus sama antara
hasil pemeriksaan dengan hasil normal.

Table 4.2 hasil pemeriksaan laboratorium dan nilai normal

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 26


4. Pencantuman keterangan yang penting,misalnya bila pemeriksaan
dilakukan dua kali dan sebagainya.
5. Penyampaian hasil.
Waktu pemeriksaan sangat menentukan manfaat laporan tersebut untuk
kepentingan diagnosis penyakit dan pengobatan pasien,oleh karena itu
hasil pemeriksaan perlu disampaikan secepat mungkin segera setelah
pemeriksaan selesai dilaksanakan. Kerangka waktu penyelesaian
pemeriksaan laboratorium berkisara antara 1-2 jam tergantung banyaknya
pemeriksaan, seperti pemeriksaan hematologi dan urinalisa misalnya
dalam jangka waktu 15-30 menit. Penyampaian hasil pemeriksaan

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 27


laboratorium nilai kritis kepada DPJP setelah pelaporan sama dokter
SP.PK.

Tabel 4.3 Nilai kritis pemeriksaan laboratorium


No. PARAMETER NILAI RENDAH NILAI TINGGI
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
1. Haemoglobin < 7 g/dl > 20 g/dl
Haemoglobin bayi baru < 10 g/dl > 22 g/dl
lahir
2. Hematokrit < 20 % > 60 %
Hematokrit bayi baru lahir < 33 % > 71 %
3. Leukosit < 2.000/µl > 30.000/µl
Leukosit anak < 2.000/µl > 43.000/µl
4. Trombosit < 40.000/µl > 1.000.000/µl
5. Sediaan apus  Tampak sel leukemik
(Progranulositik atau blas)
 Tampak reaksi leukomoid
abnormal
 Ditemukan parasit atau malaria
KIMIA KLINIK
1. Ureum Dewasa > 80 mg/dl
Ureum Anak > 55 mg/dl
2. Kreatinin Dewasa > 5 mg/dl
Kreatini Anak > 3.8 mg/dl
3. Asam Urat Dewasa > 13 mg/dl
Asam Urat Anak > 12 mg/dl
4. Gula Darah Dewasa < 40 gr/dl > 450 mg/dl
Gula Darah Anak < 46 gr/dl > 445 mg/dl
Gula Darah Bayi < 30 gr/dl > 325 mg/dl

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 28


5. Bilirubin (umur dibawah 1 ≥ 15.0 mg/dl
tahun)
ELEKTROLIT
1. Kalium Dewasa < 2.8 mmol/L > 6.2 mmol/L
Kalium Bayi < 2.8 mmol/L > 7.8 mmol/L
2. Natrium < 120 mmol/L > 160 mmol/L
3. Chlorida < 80 mmol/L > 120 mmol/L
4. Calsium < 1.65 mmol/L > 3.25 mmol/L

6. Dokumentasi /arsip
Setiap laboratorium harus mempunyai sistem dokumentasi yang lengkap.
Hasil suatu kegiatan pencatatan/laporan haruslah berupa dokumen yang
lengkap, jelas dan mudah dimengerti serta tidak melupakan efisiensi
waktu penyampaian dokumen tersebut kepada peminta pemeriksa.tersedia
buku ekspedisi di dalam / luar laboratorium. Kasus tertukar dan hilangnya
spesimen dapat terjadi baik di dalam transportas luar sehingga hal ini
harus dihindarkan.
7. Pelaporan
Pelaporan kegiatan pelayanan laboratorium terdiri dari; laporan kegiatan
rutin harian, laporan kegiatan mingguan, laporan kegiatan rutin bulanan,
laporan tahunan, laporan khusus, laporan pemeriksaan laboratorium dan
laporan indicator mutu unit.

F. PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT


Peralatan laboratorium merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium untuk itu alat perlu dipelihara
dan dikalibrasi secara teratur.kalibrasi peralatan untuk alat yang dikeluarkan
oleh pabrik tertentu dapat dilakukan oleh pabrik yang memproduksi alat
tersebut, untuk alat- alat yang tidak dikeluarkan oleh pabrik tertentu dapat
dilakukan oleh badan/institusi berwenang. Pemilihan peralatan perlu

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 29


memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Produksi pabrik yang telah dikenal
2. Memiliki ketepatan dan ketelitian yang tinggi
3. Tersedia tehnisi dan suku cadangnya mudah didapat
4. Tersedia fasilitas pelayanan purna jual
5. Sedapat mungkin tidak tergantung pada reagen dari jenis/merk tertentu
6. Pengoperasian mudah dan praktis
7. Batas deteksi jelas
Setiap peralatan yang ada harus dibuat protap pengoperasiannya serta
dipantau penggunaannya dan diuji mutu secara berkala.
1. Centrifuge
a. Perawatan
Keseimbangan diperlukan selama selama centrifugasi, karena bila
tidak seimbang akan terjadi getaran. Getaran ini akan semakin hebat
pada saat terjadi percepatan dan perlambatan.Apabila hal ini terjadi
selain mengakibatkan sedimen yang terbentuk dapat terurai juga akan
mempercepat rusaknya alat.
b. Kalibrasi
c. Kecepatan putaran centrifus harus diperiksa paling sedikit setiap 3
bulan sekali menggunakan alat yang disebut tachometer.

2. Pipet Micron
a. Perawatan
Pipet harus dilakukan dengan baik.Sisa larutan terutama yang bersifat
kental seperti serum, plasma atau darah harus dibersihkan
menggunakan deterjen dan secara berkala direndam dalam cairan
pelarut proteinseperti extran.Apabila pipet tersumbat bekuan darah
dapat direndam dalam larutan KOH 10 % selama semalam.untuk pipet
semiotomatik perawatan harian cukup dibersihkan menggunakan lap
basah dan mengeringkan kembali.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 30


b. Kalibrasi
Sebelum menggunakan pipet sebaiknya dilakukan kalibrasi untuk
mengetahui besar penyimpangan yang mungkin terjadi.Batas
penyimpangan yang masih diperbolehkan untuk pemeriksaan rutin di
laboratorium adalah 0,1%.

3. Fotometer
a. Perawatan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1) Gunakan lampu yang sesuai dengan fotometer
2) Tegangan listrik harus stabil
3) Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5 30 menit supaya cahaya
lampu menjadi stabil.
4) Monokromator atau filter harus bersih ,tidak lembab dan berjamur
5) Kuvet harus tepat meletakkannya
6) Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet
7) Untuk pemeriksaan enzimatik,kuvet harus diinkubasi pada suhu
yang sesuai dengan suhu pemeriksaan
8) Fotometer dijaga kebersihannya,bersihkan permukaannya dengan
alkohol 70 % dan Amolifler/ pengolah siknal harus berfungsi
baik.
b. Kalibrasi
Beberapa hal yang perlu dikalibrasi dengan fotometer:
1) Ketepatan panjang gelombang.Panjang gelombang yang
dihasilkan harus sesuai dengan yang dinyatakan pada monitor/
layar
2) Cara menguji ketepatan panjang gelombang berdasarkan
pengamatan warna,dengan warna sinar, dengan lampu
deuterium,dengan filter didynium, dengan standar filter
bersertifikat
3) Lineritas

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 31


Yang dimaksud dengan linearitas fotometer adalah kemampuan
metode analisis suatu sistem pemeriksaan yang memberikan
respon proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel.
4) Cahaya nyasar
Cahaya nyasar adalah cahaya diluar cahaya dengan panjang
gelombang yang sampai pada detektor,menyebabkan absorbsi
lebih rendah dari yang seharusnya.
5) Point of care testing ( POCT )

4. Mikroskop
5. Alat pemeriksaan untuk kimia klinik secara manual
6. Alat pemeriksaan widal
7. Peralatan semi-otomatis seperti: alat Hematologidan urinalisa
8. Pemeriksaan gula darah dan asam urat menggunakan alat berupa stik (accu
check) sesuai pemeriksaan

G. TROUBLE SHOOTING
Dalam melakukan pemeriksaan seringkali terjadi suatu ketidakcocokan
hasil,malfungsi alat maupun kondisi yang tidak kita inginkan yang mungkin
disebabkan oleh karena adanya gangguan pada peralatan,perlu adanya
pemecahan masalah (Troubleshooting). Merupakan proses atau kegiatan untuk
mencari penyebab terjadinya penampilan alat yang tidak memuaskan, dan
memilih cara penanganan yang benar untuk mengatasinya.Makin canggih
suatu alat, akan makin kompleks permasalahan yang mungkin terjadi.
Pelaksanaan monitoring dan tindakan kegagalan fungsi alat akan
dilakukan secara berkala (maintenance) setiap bulan, jika terjadi masalah pada
alat, coordinator langsung menghubungi teknisi terkait dan memperbaikinya.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 32


BAB V
LOGISTIK

A. MACAM / JENIS
1. Reagen
a. Menurut tingkat kemurniannya reagen dibagi menjadi :
1) Reagen tingkat analitis ( Analytical Reagen ),reagen yang terdiri
atas zatt kimia yang mempunyai kemurnian sangat tinggi
2) Zat kimia tingkat lain,zat kimia yang tersedia dalam tingkatan dan
penggunaan yang berbeda.
b. Menurut cara pembuatannya dibagi menjadi :
1) Reagen buatan sendiri
2) Reagen jadi ( komersil )

2. Standar
Standar adalah zat-zat yang konsentrasi atau kemurniannya diketahui dan
diperoleh dengan cara penimbangan.ada 2 macam standar, yaitun :
a. Standar primer,standar yang merupakan zat termurni dalam kelasnya
yang menjadi standar untuk semua zat lain.
b. Standar sekunder,merupakan zat-zat yang konsentrasi dan
kemurniannya ditetapkan melalui analisis dengan perbandingan
terhadap standar primer.

3. Bahan kontrol
Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan
suatu pemeriksaan dilaboratorium ,atau mengawasi kualitas hasil
pemeriksaan sehari- hari.
Bahan kontrol dapat dibedakan berdasarkan :
a. Sumber bahan kontrol,dapat berasal dari manusia,binatang,atau
merupakan bahan kimia murni.
b. Bentuk bahan kontrol , menurut bentuknya ,yaitu bahan cair, bentuk

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 33


padat bubuk (bentuk liofilisat ) dalam bentuk strip
c. Buatan,dapat dibuat sendiri atau dapat dibeli dalam bentuk sudah
jadi.Ada beberapa macam bahan kontrol yang dibuat sendiri,yaitu :
1) Bahan kontrol yang dibuat dari serumkumpulan (pooled sera)
merupakan campuran dari bahan sisa serum pasien yang sehari-hari
dikirim kelaboratorium.
2) Bahan kontrol yang dibuat dari kimia murni sering disebut larutan
spikes
3) Bahan kontrol yang dibuat dari lisat,disebut juga hemolisat.

Ada beberapa bahan kontrol yang dibeli dalam bentuk sudah


1) Bahan unnassayed
Bahan kontrol yang merupakan bahan kontrol yang tidak
mempunyai nilai rujukan sebagai tolak ukur.
2) Bahan kontrol Assayed ,merupakan bahan kontrol yang diketahui
nilai rujukannya serta toleransi menurut metodenya.
Untuk digunakan sebagai bahan kontrol suatu pemeriksaan ,bahan
tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Harus memiliki komposisi sama atau mirip dengan spesimen,misalnya
untuk pemeriksaan urin digunakan bahan kontrol urin.
b. Komponen yang terkandung didalam bahan kontrol harus stabil,artinya
selama masa penyimpanan bahan ini tidak boleh mengalami
perubahan.
c. Hendaknya disertai dengan sertifikat analisa yang dikeluarkan oleh
pabrik yang bersangkutan oleh pabrik yang bersangkutan pada bahan
kontrol yang jadi ( komersil ) .

4. Air
Air kemungkinan merupakan bahan termurah dari semua bahan yang
digunakan dilaboratorium tetapi air merupakan bahan terpenting dan paling
sering digunakan,oleh karena itu kualitas air yang digunakan harus

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 34


memenuhi standar seperti halnya bahan lain yang digunakan dalam analisis.

B. DASAR PEMILIHAN
Pada umumnya memilih bahan laboratorium yang akandipergunakan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kebutuhan
2. Produksi pabrik yang telah dikenal
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang
5. Volume atau isi kemasan
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai
7. Mudah diperoleh dipasaran
8. Besarnya biaya untuk satuan ( lebih ekonomis )
9. Pemasok /vendor
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan
11. Pelayanan purna jual

C. PENGADAAN/SUPLAI
Pengadaan bahan laboratorium harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety
stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal,sampai pengadaan berikutnya dari
pembekal atau penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk bahan-bahan
yang dibutuhkan diluar rutin atau yang sering terlambat diterima dari
pemasok.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 35


2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian bahan dalam periode 6 – 12 bulan yang laludan proyeksi jumlah
pemeriksaan untuk periode 6 – 12 bulan tahun yang akan datang ,untuk itu
jumlah rata – rata pemakaian bahan untuk satu buln harus dicatat.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time )
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan
diterima dari pemasok perlu diperhitungkan , terutama untuk bahan yang
sulit didapat.

D. PROSES TERIMA-SIMPAN
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat
denganmempertimbangkan :
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
Pertama masuk-pertamakeluar (FIFO=first in-first out),yaitu barang-barang
yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.hal yang
iniuntuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan terlalu lama.
2. Tempat penyimpanan
3. Suhu / kelembaban
4. Lama /waktu penyimpanan dengan melihat kadaluarsa
5. Incompabilit.
6. Penyimpanan Reagen
Tempat penyimpanan reagen harus bersih, kering dan jauh dari sumber
panas atau kena sengatan sinar matahari. Jika terjadi tumpahan yang paling
baik mengatasinya dengan pasir atau air kran.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 36


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
1. Patient safety adalah mengidentifikasi & mengontrol risiko yang dapat
mencederai pasien,mencegah terjadinya cedera, membuat pasien aman
2. Patient safety merupakan transformasi kultural, dengan perubahan budaya
yang diharapkan adalah : cultur safety, blame-free culture, reporting
culture, dan learning culture sehingga diperlukan upaya transformasi
yang menyangkut intervensi multilevel dan multi dimensi yang terfokus
pada misi dan strategi organisasi, leadership style serta budaya organisasi.
3. Patient safety suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak
lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes
2008).

B. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


1. Standar
Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang
penting dalam sebuah rumah sakit, maka diperlukan standar keselamatan
pasien rumah sakit yang dapat digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit
di Indonesia. Standar keselamatan pasien rumah sakit yang saat ini
digunakan mengacu pada “Hospital Patient Safety Standards” yang
dikeluarkan oleh Join Commision on Accreditation of Health Organization
di Illinois pada tahun 2002 yang kemudian disesuaikan dengan situasi dan
kondisi di Indonesia. Penilaian keselamatan yang dipakai Indonesia saat
ini dilakukan dengan menggunakan instrumen Akreditasi Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 37


yang dikeluarkan oleh KARS.
Departemen Kesehatan RI telah menerbitkan Panduan Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) terdiri dari 6 standar :
mengidentifikasi pasien dengan bena
a. mengidentifikasi pasien dengan benar
b. meningkatkan komunikasi yang efektif
c. menimgkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
d. memastikan lokasi operasi benar, prosedur benar dan operasi pasien
yang benar.
e. Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan
f. Mengurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh

2. Peran dan tanggung jawab


Berangkat dari definisi,tujuan dan tata laksana inilah, peran dan tanggung
jawab analis dalam mewujudkan patient safety di rumah sakit dapat
dirumuskan. Antara lain :
a. Sebagai pemberi pelayanan laboratorium, analis mematuhi standar
pelayanan dan SOP yang telah ditetapkan
b. Menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayanan
laboratorium
c. Memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang pelayanan
yang diberikan
d. Menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam pemberian
pelayanan kesehatan
e. Menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarganya;
f. Peka, proaktif dan melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian
tidak diharapkan.
g. Mendokumentasikan dengan benar semua pelayanan laboratorium
yang diberikan kepada pasien dan keluarga.
h. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga tentang
kemungkinan-kemungkinan resiko

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 38


i. Melaporkan kejadian-kejadian tak diharapkan (KTD) kepada yang
berwenang
j. Berperang Aktif dalam melakukan pengkajian terhadap keamanan dan
kualitas/mutu pelayanan
k. Meningkatkan komunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan
professional lainnya
l. Mengusulkan peningkatan kemampuan staf yang cukup
m. Membantu pengukuran terhadap peningkatan patient safety
n. Meningkatkan standar baku untuk program pengendalian infeksi
(infection control)
o. Mengusulkan SOP dan protocol pengobatan yang dapat memimalisasi
kejadian error
p. Berhubungan dengan badan-badan profesional yang mewakili para
dokter ahli patologi dan lain-lain
q. Meningkatkan cara pengemasan dan pelabelan pasien
r. Berkolaborasi dengan sistem pelaporan nasional untuk mencatat,
menganalisa dan mempelajari kejadian-kejadian tak diharapkan (KTD)
s. Mengembangkan mekanisme peningkatan kesadaran, sebagai contoh
untuk pelaksanaan akreditasi
t. Karakteristik dari pemberi pelayanan kesehatan menjadi tolok ukur
terhadap excellence dalam patient safety

3. Quality work places = quality patient care


a. Secara terus menerus mengembangkan peranan analis kesehatan
b. Menentukan ruang lingkup praktek laboratoris sehingga analis, atau
disiplin lainnya, dan masyarakat menyadari terjadinya proses evolusi
pada profesi
c. Mengusulkan pengenalan profesional dan remunerasi
d. Mengembangkan dan menyebarluaskan suatu pernyataan sikap tentang
pentingnya suatu lingkungan kerja yang aman

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 39


e. Memastikan bahwa disiplin lain terlibat dalam pengembangan
kebijakan untuk lingkungan kerja yang aman
f. Mendukung penelitian, mengumpulkan data untuk praktek terbaik,
dan penyebarluasan data setelah tersedia
g. Mendorong Lembaga pendidikan untuk meningkatkan kerjasama
dengan memberikan kesempatan untuk kolaborasi dan penekanan pada
teori kerja sama tim
h. Menyajikan penghargaan kepada fasilitas kesehatan yang
menunjukkan efektivitas praktik lingkungan positif melalui rekrutmen
dan inisiatif retensi, mengurangi tingkat drop out, opini publik,
memperbaiki pelayanan laboratorium dan tingkat kepuasan pasien
lebih tinggi
i. Menggunakan sebagai tool kit untuk memberikan informasi latar
belakang tentang pentingnya lingkungan kerja yang positif

4. Pendekatan komprehensif dalam pengkajian keselamatan pasien


1) Struktur
a) Kebijakan dan prosedur organisasi
b) Cek telah terdapat kebijakan dan prosedur tetap yang telah dibuat
dengan mempertimbangkan keselamatan pasien.
c) Fasilitas : Apakah fasilitas dibangun untuk meningkatkan
keamanan ?
d) Persediaan : Apakah hal – hal yang dibutuhkan sudah tersedia
seperti persediaan bahan dan alat untuk pemeriksaan cito(
emergency.)
2) Lingkungan
a) Pencahayaan dan permukaan : berkontribusi terhadap pasien jatuh
atau cedera
b) Temperature : pengkondisian temperature dibutuhkan dibeberapa
ruangan seperti ruang alat , hal ini diperlukan misalnya pada saat

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 40


pemeriksaan, suhu ruangan akan berpengaruh terhadap hasil
pemeriksaan tertentu.
c) Kebisingan : lingkungan yang bising dapat menjadi distraksi saat
analis sedang melakukan pemeriksaan laboratorium dan tidak
terdengarnya sinyal alarm dari perubahan kondisi alat.
d) Ergonomic dan fungsional : ergonomic berpengaruh terhadap
penampilan seperti teknik mengambil sampel, jika terjadi
kesalahan dapat menimbulkan pasien jatuh atau cedera. Selain itu
penempatan material di ruangan apakah sudah disesuaikan dengan
fungsinya seperti pengaturan meja ,kursi sampling , jenis ,
penempatan alat sudah mencerminkan keselamatan pasien.

3) Peralatan dan teknologi


a) Fungsional : Analis harus mengidentifikasi penggunaan alat dan
desain dari alat. Perkembangan kecanggihan alat sangat cepat
sehingga diperlukan pelatihan untuk mengoperasikan alat secara
tepat danbenar .
b) Keamanan : Alat – alat yang digunakan juga harus didesain
penggunaannya dapat meningkatkan keselamatan pasien.

4) Proses
a) Desain kerja : Desain proses yang tidak dilandasi riset yang
akurat dan kurangnya penjelasan dapat berdampak terhadap tidak
konsisten perlakuan pada setiap orang hal ini akan berdampak
terhadap kesalahan. Untuk mencegah hal tersebut harus
dilakukan research based practice yang diimplementasikan.
b) Karakteristik risiko tinggi : melakukan tindakan pelayanan
laboratorium yang terus – menerus saat praktek akan
menimbulkan kelemahan, dan penurunan daya ingat hal ini dapat
menjadi risiko tinggi terjadinya kesalahan atau lupa oleh karena

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 41


itu perlu dibuat suatu system pengingat untuk mengurangi
kesalahan
c) Waktu : waktu sangat berdampak pada keselamatan pasien hal ini
lebih mudah tergambar ada pada pasien – pasien emergency
(pemeriksaan cito ) oleh karena itu pada saat – saat tertentu
waktu dapat menentukan apakah pasien selamat atau tidak.
d) Perubahan jadual dinas analis juga berdampak terhadap
keselamatan pasien karena analis sering tidak siap untuk
melakukan aktivitas secara baik dan menyeluruh.
e) Efisiensi : keterlambatan hasil pemeriksaan akan
memperpanjang waktu diagnosistentunya akan meningkatkan
pembiayaan yang harus di tanggung oleh pasien

5) Orang
a) Sikap dan motivasi ; sikap dan motivasi sangat berdampak
kepada kinerja seseorang. Sikap dan motivasi yang negative akan
menimbulkan kesalahan-kesalahan.
b) Kesehatan fisik : kelelahan, sakit dan kurang tidur akan
berdampak kepada kinerja dengan menurunnya kewaspadaan dan
waktu bereaksi seseorang.
c) Kesehatan mental dan emosional : hal ini berpengaruh terhadap
perhatian akan kebutuhan dan masalah pasien. tanpa perhatian
yang penuh akan terjadi kesalahan –kesalahan dalam
bertindak.
d) Faktor interaksi manusia dengan teknologi dan lingkungan :
analis memerlukan pendidikan atau pelatihan saat dihadapkan
kepada penggunaan alat – alat kesehatan dengan teknologi baru
dan penyakit – penyakit yang sebelumnya belum tren.
e) Faktor kognitif , komunikasi dan interpretasi ; kognitif sangat
berpengaruh terhadap pemahaman kenapa terjadinya kesalahan
(error). Kognitif seseorang sangat berpengaruh terhadap

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 42


bagaimana cara membuat keputusan,pemecahan masalah baru,
mengkomunikasikan hal–halyang baru.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 43


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. TATA LAKSANA KESELAMATAN KERJA


Ruang lingkup kesehatan dan keselamatan kerja meliputi upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan kecelakaan atau gangguan kesehatan
petugas laboratorium termasuk pengunjung atau pasien dan lingkungannya
disemua jenis dan jenjang pelayanan laboratorium.
Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai resiko baik yang berasal
dari faktor fisik, biologi, kimia, ergomik dan psikososial dengan akibat dapat
menggangu kesehatan dan keselamatan petugas laboratorium serta
lingkungannya.Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran,khususnya kemajuan dibidang teknologi laboratorium, maka
resiko yang dialami juga semakin meningkat.
Mengingat besarnya resiko kecelakaan dan gangguan kesehatan yang
dapat terjadi akibat kegiatan laboratorium, maka diperlukan pengelolaan K3
Laboratorium yang baik melalui penerapan K3RS.
Penerapan manajemen K3RS adalah agar seluruh kegiatan K3RS dapat
terlaksana melalui proses identifikasi, perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi serta kegiatan pengendalian, pengawasan dengan
baik
Penanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan K3RS adalah kepala
Laboratorium, yang dapat membentuk tim k3 atau menunjuk petugas k3 ,
yang terdiri dari ketua dan beranggotakan staf yang memahami K3 dari
berbagai unit yang ada disetiap laboratorium.
Tugas Tim K3 sebagai berikut :

1. Identifikasi
Pengenalan dari berbagai bahaya dan resiko kesehatan ditempat dan
lingkungan kerja biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal
(walk through survey ).untuk mengenal bahaya dan resiko lingkungan

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 44


kerja dengan baik dan tepat diperlukan informasi mengenai :
a. Alur proses dan cara kerja yang digunakan
b. Bahan kimia,media dan reagen yang digunakan
c. Spesimen yang diperiksa
d. Sarana, prasarana dan alat laboratorium
e. Limbah yang dihasilkan
f. Efek kesehatan dari bahan berbahaya ditempat dan lingkungan kerja
g. Kecelakaan Kerja, Kecelakaan kerja adalah kejadian yang
tidakterduga dan tidak diharapkan. Biasanyakecelakaan
menyebabkan, kerugian materialdan penderitaan dari yang paling
ringansampai kepada yang paling berat..
h. Penyebab kecelakaan kerja dapatdibagi dalam kelompok
1) Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaituyang tidak aman dari:
a) Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
b) Lingkungan kerja
c) Proses kerja
d) Sifat pekerja
e) Cara kerja
2) Perbuatan berbahaya (unsafe action), yaituperbuatan berbahaya
dari manusia, yangdapat terjadi antara lain karena
a) Kurangnya pengetahuan dan keterampilanpelaksana
b) Cacat tubuh yang tidak kentara (bodilydefect)
c) Keletihanan dan kelemahan daya tahantubuh.
d) Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
j. Beberapa contoh kecelakaan yangbanyak terjadi di laboratorium :
Mengambil sampledarah/cairan tubuhlainnya Hal inimerupakan
pekerjaansehari-hari dilaboratorium Akibat : Tertusuk jarum suntik-
Tertular virus AIDS,Hepatitis B
 Pencegahan :
1) Gunakan alat suntiksekali pakai

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 45


2) Jangan tutup kembaliatau menyentuh jarumsuntik yang
telahdipakai tapi langsung dibuang ke tempat yangtelah
disediakan (sebaiknya gunakan destruction clip)
3) Bekerja di bawah pencahayaan yang cukup
k. Risiko terjadi kebakaran(sumber : bahan kimia, kompor)
bahandesinfektan yangmungkin mudahmenyala (flammable)dan
beracunKebakaranterjadi bila terdapat 3unsur bersama-samayaitu:
oksigen, bahanyang mudah terbakardan panas.
Pencegahan :
1) Konstruksi bangunan yang tahan api
2) Sistem penyimpanan yang baik terhadapbahan-bahan yang
mudah terbakar
3) Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran•
4) Sistem tanda kebakaran , Manual yang memungkinkan
seseorangmenyatakan tanda bahaya dengan segera, Otomatis
yang menemukan kebakarandan memberikan tanda
secaraotomatis
5) Jalan untuk menyelamatkan diri
6) Perlengkapan dan penanggulangankebakaran.
7) Penyimpanan dan penanganan zat kimiayang benar dan aman.

l. PenyakitAkibat Kerja& Penyakit Akibat Hubungan Kerja


dilaboratorium kesehatan.
1) Penyakit akibat kerja di laboratorium kesehatanumumnya
berkaitan dengan : faktor biologis (kuman patogen yang berasal
umumnya dari pasien)
2) faktor kimia(pemaparan dalam dosis kecil namun terusmenerus
seperti antiseptik pada kulit, zat kimia/solventyang
menyebabkan kerusakan hati )
3) faktorErgonomi (cara duduk salah, cara mengangkatpasien
salah) .Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seniberupaya

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 46


menyerasikan alat, cara, proses danlingkungan kerja terhadap
kemampuankebolehan dan batasan manusia untuterwujudnya
kondisi dan lingkungan kerjayang sehat, aman, nyaman dan
tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya. Pendekatanergonomi
bersifat konseptual dan kuratif,secara populer kedua pendekatan
tersebut dikenal sebagai To fit the Job to the Man andto fit the
Man to the Job .
4) faktor fisik dalam dosis kecil yang terus menerus (panaspada
kulit, tegangan tinggi, radiasi dll.) . Faktor fisik di laboratorium
kesehatan yang dapatmenimbulkan masalah kesehatan kerja
meliputi :
a) Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkanstress
dan ketulian.
b) Pencahayaan yang kurang di ruang kamarpemeriksaan,
laboratorium, ruang perawatan dankantor administrasi dapat
menyebabkan gangguanpenglihatan dan kecelakaan kerja.
c) Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
d) Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungansekitar.
e) Terkena radiasi, Khusus untuk radiasi, dengan
berkembangnyateknologi pemeriksaan,
penggunaannyameningkat sangat tajam dan jika
tidakdikontrol dapat membahayakan petugas yangmenangani.
Pencegahan :
a) Pengendalian cahaya di ruang laboratorium.
b) Pengaturan ventilasi dan penyediaan airminum yang cukup
memadai.
c) Menurunkan getaran dengan bantalan antivibrasi
d) Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
e) Pelindung mata untuk sinar laser
f) Filter untuk mikroskop

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 47


5) faktor psikologis (ketegangan di kamar penerimaanpasien,
gawat darurat, karantina dll.). Beberapa contoh faktor
psikososial di laboratoriumkesehatan yang dapat menyebabkan
stress :
a) Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergencydan
menyangkut hidup mati seseorang. Untuk itupekerja di
laboratorium kesehatan di tuntut untukmemberikan pelayanan
yang tepat dan cepat disertaidengan kewibawaan dan
keramahan-tamahan
b) Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangatmonoton.
c) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinandan
bawahan atau sesama teman kerja.
d) Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerjadi
sektor formal ataupun informal.

6) Faktor Biologis
Pencegahan :
a) Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang
kebersihan,epidemilogi dan desinfeksi.
b) Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk
memastikandalam keadaan sehat badani, punya cukup
kekebalan alami untuk bekrjadengan bahan infeksius, dan
dilakukan imunisasi.
c) Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang
benar (GoodLaboratory Practice)
d) Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan
yangbenar.
e) Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa
bahan infeksiusdan spesimen secara benar
f) Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
g) Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 48


h) Kebersihan diri dari petugas.

7) Faktor Kimia, Petugas di laboratorium kesehatan yang


seringkali kontak dengan bahan kimia dan obat-obatan seperti
antibiotika, demikian puladengan solvent yang banyak
digunakan dalamkomponen antiseptik, desinfektan
dikenalsebagai zat yang paling karsinogen. Semuabahan cepat
atau lambat ini dapat memberdampak negatif terhadap
kesehatan mereka.
m. Gangguan kesehatan yang paling sering adalah :
1) dermatosis kontak akibat kerja yang padaumumnya disebabkan
oleh– iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja olehkarena
alergi (keton).
2) Bahan toksik ( trichloroethane,tetrachloromethane)jika tertelan,
terhirup atau terserap melalui kulit penyakit akut atau kronik,
bahkankematian.
3) Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkankerusakan
jaringan yang irreversible (permanen) padadaerah yang terpapar.
Pencegahan :
a) Material safety data sheet” (MSDS) dariseluruh bahan kimia
yang ada untuk diketahuioleh seluruh petugas laboratorium.
b) Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alatvakum untuk
mencegah tertelannya bahankimia dan terhirupnya aerosol.
c) Menggunakan alat pelindung diri (pelindungmata, sarung
tangan, celemek, jas laboratoriumdengan benar.
d) Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapatmelekat antara
mata dan lensa.
e) Menggunakan alat pelindung pernafasandengan benar.
f) Menggunakan eyewasher bila terpapar ke mata.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 49


2. Perencanaan
a. Analisa sesuai kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium
kesehatan.analisa situasi merupakan langkah pertama yang harus
dilakukan, dengan melihat sumber daya yang dimiliki, sumber dana
yang tersedia dan bahaya potensial apa yang mengancam
laboratorium kesehatan.
b. Identifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium
dan bahaya potensialnya dengan mengadakan inspeksi tempat kerja
dan melakukan pengukuran lingkungan kerja.dari kegiatan ini dapat
ditemukan masalah - masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
c. Alternatif upaya penanggulangannya .Dari masalah yang ditemukan
dicari alternatif upaya penanggulangannya berdasarkan dana dan
daya yang tersedia.Keluaran yang diharapkan dari kegiatan
perencanaan ini adalah :
Adanya denah lokasi bahaya
Rumusan alternatif rencana upaya penanggulangannya.
Adanya denah lokasi bahaya potensial diruang kepala
laboratorium memberikan gambaran kepedulian kepala
laboratorium akan resiko kesehatan dan keselamatan kerja bagi
petugas.

3. Pelaksanaan
a. Melaksanakan sosialisasi K3 kepada seluruh karyawan dalam
bentuk pelatihan , penyuluhan dan lain- lain.
b. Membuat protap pelaksanaan k3 diunit laboratorium masing-
masing dan melakukan revisi apabila diperlukan.
c. Meningkatkan kerja sama antara personil tim k3 melalui pertemuan
secara berkala untuk memebahas pelaksanaan tugas tim K3 dan
kendala yang ada.
d. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan k3
e. Mengkoordinasi pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan imunisasi

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 50


karyawan. Pencegahan sekunder ini dilaksanakan
melaluipemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi:
1) Pemeriksaan Awal, Adalah pemeriksaan kesehatan yang
dilakukansebelum seseorang calon / pekerja (petugaskesehatan
dan non kesehatan) mulaimelaksanakan pekerjaannya.
2) Pemeriksaan Berkala, Adalah pemeriksaan kesehatan
yangdilaksanakan secara berkala dengan jarakwaktu berkala
yang disesuaikan denganbesarnya resiko kesehatan yang
dihadapi.
3) Pemeriksaan Khusus, Yaitu pemeriksaan kesehatan yang
dilakukanpada khusus diluar waktu pemeriksaanberkala, yaitu
pada keadaan dimana ada ataudiduga ada keadaan yang dapat
mengganggu kesehatan pekerja

4. Pengawasan
a. Melakukan pengawasan dan pengendalian penerapan program K3
dilaboratorium.
1) pengendalian penyakit akibat kerja dan kecelakaanmelalui
penerapan kesehatan dan keselamatan kerja.
2) Pengendalian melalui Administrasi /Organisasi
(Administrativecontrol) antara lain:
a) Persyaratan penerimaan tenaga medis, paramedis, dan
tenaga non medis yang meliputibatas umur, jenis kelamin,
syarat kesehatan
b) Pengaturan jam kerja, lembur dan shift
c) Menyusun Prosedur Kerja Tetap (StandardOperating
Procedure) untuk masing-masinginstalasi dan melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaannya.
3) Melaksanakan prosedur keselamatan kerja (safety procedures)
terutama untuk pengoperasian alat-alat yang dapatmenimbulkan
kecelakaan (boiler, alat-alatradiology, dll) dan melakukan

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 51


pengawasanagar prosedur tersebut dilaksanakan.
4) Melaksanakan pemeriksaan secaraseksama penyebab kecelakaan
kerja danmengupayakan pencegahannya.
5) Pengendalian Secara Teknis (EngineeringControl) al.:
a) Substitusi dari bahan kimia, alat kerja atauproses kerja.
b) Isolasi dari bahan-bahan kimia, alat kerja,proses kerja dan
petugas kesehatan dan nonkesehatan (penggunaan alat
pelindung).
c) Perbaikan sistim ventilasi, dan lain-lain.
6) Pengendalian Melalui Jalurkesehatan (Medical Control) Yaitu
upaya untuk menemukan gangguansedini mungkin dengan cara
mengenal(Recognition) kecelakaan dan penyakit akibakerja
yang dapat tumbuh pada setiap jenispekerjaan di unit pelayanan
kesehatan danpencegahan meluasnya gangguan yang sudahada
baik terhadap pekerja itu sendiri maupunterhadap orang
disekitarnya.
b. Melakukan penyelidikan sesuai kebutuhan didalam laboratorium
jika terjadi pelepasan bahan infeksi dan bahan berbahaya.
c. Melaporkan kejadian yang berkaitan kepada pihak yang berwenang
sesuai kebutuhan.
d. Mencatat kejadian atau masalah K3 dilaboratorium kesehatan.

5. Melaksanakan upaya- upaya perbaikan ( continues improvement )


a. Menetapkan kebutuhan tahun depan
b. Memperbaiki sistem, prosedur dan manajemen yang kurang .

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 52


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Peningkatan mutu pelayanan laboratorium kesehatan dilaksanakan melalui


berbagai upaya, antar lain peningkatan kemampuan manajeman dan kemampuan
tehnis tenaga laboratorium kesehatan, peningkatan tehnologi laboratorium,
peningkatan rujukan dan peningkatan kegiatan pemantapan mutu.
Pemantapan mutu laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan
laboratorium, dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, antara lain melalui metode
yang tepat, pengambilan spesimen yang benar, pelaksanaan pemeriksaan
laboratorium oleh tenaga yang memiliki kompetensi dan pelaksanaan kegiatan
pemantapan mutu internal serta eksternal.
Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan
yang dilaksanakan oleh masing- masing laboratorium secara terus menerus agar
diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti.
Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan mulai dari tahap pra
analitik, tahap analitik, samapai tahap pasca analitik.

A. PRA ANALITIK
Tahap pra analitik yaitu tahap mulai mempersiapkan pasien, menerima
spesimen, memberi identitas spesimen, mengambil spesimen, mengirim
spesimen, menyimpan spesimen sampai menguji kualitas air reagen / antigen
/antisera dengan melakukan verifikasi sebagai berikut :
1. Formulir permintaan pemeriksaan
a. Apakah identitas pasien, identitas pengirim, (dokter, lab.pengirim,
kontraktor,dll), no.lab, tanggal pemeriksaan, permintaan pemeriksaan
sudah lengkap dan jelas.
b. Apakah semua permintaan pemeriksaan sudah ditandai.Sebelum
melakukan pemeriksaan perlu diperhatikan identifikasi dan pencatatan
data pasien dengan benar.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 53


2. Persiapan pasien
Apakah persiapan pasien sesuai persyaratan.
Sebelum spesimen diambil harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan baik
sesuai dengan persyaratan pengambilan spesimen, untuk itu perlu dibuat
petunjuk tertulis untuk persiapan pasien pada setiap pemeriksaan
laboratorium.
3. Pengambilan dan penerimaan spesimen
Apakah spesimen dikumpulkan secara benar, dengan memperhatikan jenis
spesimen.
Spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu,
volume, cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/antikoagulan,sesuai
dengan persyaratan pengambilan spesimen.
4. Penanganan spesimen
a. Apakah pengolahan spesimen dilakukan sesuai persyaratan
b. Apakah kondisi penyimpanan spesimen sudah tepat
c. Apakah penanganan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan-
pemeriksaan khusus
d. Apakah kondisi pengiriman spesimen sudah tepat.
Metode transpormasi spesimen,separasi dan penyimpanan harus sesuai
dengan ketentuan yang berlaku sehingga tidak terpengaruh terhadap hasil
pemeriksaan.
5. Persiapan sampel untuk analisa
a. Apakah kondisi sampel memenuhi persyaratan
b. Apakah volume sampel sudah cukup
c. Apakah identifikasi sampel sudah benar

B. TAHAP ANALITIK
Tahap analitik yaitu tahap mulai dari mengolah spesimen, mengkalibrasi
peralatan laboratorium, sampai dengan menguji ketelitian ketepatan.
1. Persiapan reagen / media
a. Apakah reagen / media memenuhi syarat

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 54


b. Apakah masa kaduluwarsa tidak terlampaui
c. Apakah cara pengenceran sudah benar
d. Apakah pelarutnya (aquadest) memenuhi syarat
2. Pipetasi reagen dan sampel
a. Apakah semua peralatan laboratorium yang digunakan bersih,
memenuhi persyaratan
b. Apakah pipet yang digunakan sudah dikalibrasi
c. Apakah pipetasi dengan benar

C. PEMANTAPAN MUTU EKTERNAL ( PME )


Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara
periodek yang diselengarakan oleh pihak lain dluar laboratorium yang
bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium
dalam bidang pemeriksaan tertentu.
Penyelengaraan pemantapan mutu eksternal dilaksanakan oleh pihak
pemerintah, swasta atau internasional.Dalam pelaksanaanya, kegiatan
Pemantapan mutu eksternal ini mengikutsertakan semua laboratorium, baik
milik pemerintah maupun swasta dan dikaitkan dengan akreditasi laboratorium
kesehatan serta perizinan laboratorium kesehatan swasta.Mengingat ragam
jenis dan jenjang pelayanan ,pemantapan mutu eksternal dibagi dalam berbagai
bidang pemeriksaan dan diselenggarakan dalam berbagai tingkatan , yaitu :
1. Tingkat provinsi / wilayah : dengan peserta dari RS kelas C , D dan yang
setaraf laboratorium kesehatan dati II,LKS yang setaraf dan laboratorium
puskesmas diprovinsi/wilayah yang bersangkutan.
Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat bagi suatu
laboratorium sebab dari hasil evaluasi yang diperolehnya dapat
menunjukkan performance (penampilan/proficiency ) laboratorium yang
bersangkutan dalam bidang pemeriksaan yang dilakukan .Untuk itu pada
waktu melaksanakan kegiatan ini tidak perlu diperlakukan secara khusus
,jadi pada waktu melaksanakan pemeriksaan harus dilaksanakan oleh
petugas yang biasa melaksanakan pemeriksaan tersebut serta menggunakan

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 55


peralatan /reagen/metoda yang biasa dipakainya sehingga hasil pemantapan
mutu eksternal tersebut benar- benar dapat mencerminkan penampilan
laboratorium tersebut yang sebenarnya .Setiap nilai yang diterima dari
penyelenggara dicatat dan dievaluasi untuk mencari penyebab dan
mengambil langkah- langkah perbaikan.
Kegiatan PME tingkat nasional yang telah diselenggarakan oleh
pemerintah sampai saat ini adalah :
a. Pemantapan mutu eksternal dibidang kimia klinik yang biasa dikenal
sebagai PNPKLK- K (Program nasional pemantapan kualitas
laboratorium kesehatan dibidang kimia klinik ) .Penyelengaranya adalah
pusat laboratorium kesehatan bekerjasama dengan HKKI dan RSUPN
ciptomangunkusumo.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan perhitungan VIS ( Variance
index score ), dengan nilai 0 – 400.makin kecil nilai VIS yang diperoleh
suatu laboratorium berarti makin baik penampilan laboratorium tersebut.
b. Pemantapan mutu eksternal dibidang hematologi, yang biasa dikenal
sebagai PNPKLK – H ). (program nasional pemantapan kualitas
laboratorium dibidang hematologi ).penyelenggaranya adalah pusat
laboratorium kesehatan bekerja sama dengan PDS Patklin dan RSUPN
Cipto Mangunkusumo.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan perhitungan ID ( index
deviasi ) dengan nilai 0 - > 3.Makin kecil nilai yang diperoleh oleh suatu
laboratorium ,berarti makin baik penampilan laboratorium tersebut.
c. Pemantapan mutu eksternal bidang mikrobiologi untuk pemeriksaan
bakteriologi BTA ( PME _ BTA ).Penyelenggara adalah pusat
laboratorium kesehatan bekerja sama dengan RS persahabatan . Penilaian
dilakukan dengan menggunakan sistim skor,nilai antara 0 – 4.Makin
tinggi nilai yang diperoleh suatu laboratorium berarti makin baik
penampilan laboratorium tersebut.
d. Pemantapan mutu eksternal bidang mikrobiologi untuk pemeriksaan
Parasitologi, terdiri dari parasitologi malaria ( PME M - M ) dan

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 56


paraitogi saluran pencernaan ( PME - M – TC ).Penyelengaranya adalah
pusat laboratorium kesehatan bekerjasama dengan bagian parasitologi
FKUI.

Penilaian dilakukan menggunakan sistem skoring dengan nilai 0 – 20


untuk PME – M – M dan 0 – 10 untuk PME – M – TC.Makin tinggi nilai yang
didapat oleh suatu laboratorium,berarti makin baik penampilan laboratorium
tersebut.
1. Pemantapan mutu eksternal bidang imunologi ( PME – I ), meliputi
pemeriksaan VDRL, Widal dan HBSAg serta HIV.Penyelengaranya
adalah pusat laboratorium kesehatan bekerja sama dengan RS Dr sutomo
dan BLK Surabaya sebagai laboratorium dan BLK Surabaya sebagai
laboratorium rujukan untuk pemeriksaan VDRL, Widal dan
HBSAg,sedangkan untuk pemeriksaan HIV diselenggaran oleh pusat
laboratorium kesehatan bekerja sama dengan RSUPN Cipto
Mangunkusumo.
Penilaian dilakukan menggunakan sistim skoring dengan nilai 0 –
4.Makin tinggi nilai yang diperoleh suatu laboratorium ,berarti makin
baik penampilan laboratorium tersebut.
2. Pemantapan mutu eksternal urinalisis (PME – U).Penyelenggaranya
adalah pusat laboratorium kesehatan .Penilaian dilakukan dengan
menggunakan sisti skoring dengan nilai 0 – 4.Makin tinggi nilai yang
didapat suatu laboratorium makin baik penampilan laboratorium
tersebut.
3. Verifikasi merupakan tindakan pencegahan terjadinya kesalahan dalam
melakukan kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik sampai
dengan melakukan pencegahan ulang setiap tindakan / proses
pemeriksaan.
4. Audit adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara kritis
berbagai kegiatan yang dilaksanakan didalam laboratorium,dibagi dalam
bentuk audit internal dan audit eksternal.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 57


a. Audit internal dilakukan oleh tenaga laboratorium yang sudah senior.
Penilaian yang dilakukan haruslah dapat mengukur berbagai
indikator penampilan laboratorium misalnya kecepatan pelayanan,
ketelitian laporan hasil pemeriksaan laboratorium, dan
mengidentifikasi titik lemah dalam kegiatan laboratorium yang
menyebabkan kesalahan sering terjadi.
b. Audit eksternal bertujuan untuk memperoleh masukan dari pihak
diluar laboratorium atau pemakai jasa laboratorium terhadap
pelayanan dan mutu laboratorium.Pertemuan antara kepala- kepala
laboratorium untuk membahas dan membandingkan berbagai
metode, prosedur kerja, biaya dan lain- lain merupakan salah satu
bentuk dari audit eksternal.
5. Validasi hasil pemeriksaan merupakan upaya untuk memantapkan
kualitas hasil pemeriksaan yang telah diperoleh melalui pemeriksaan
ulang oleh laboratorium rujukan.
Pemeriksaan ulang ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Laboratorium mengirim spesimen dan hasil pemeriksaan ke
laboratorium rujukan untuk diperiksa, dan hasilnya dibandingkan
terhadap hasil pemeriksaan laboratorium pengirim.
b. Persentase tertentu dari hasil pemeriksaan positif dan negatif dikirim
ke laboratorium rujukan untuk di periksa ulang.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 58


Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 59
BAB IX
PENUTUP

Buku pedoman pemeriksaan laboratorium, mencakup beberapa hal yang


berkaitan dengan pemeriksaan laboratorium,untuk membantu petugas
laboratorium RSU Citra Husada memahami dan melaksanakan praktek
laboratorium yang benar dalam kegiatan sehari-hari, sebagai acuan dan untuk
meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium.
Pedoman praktek laboratorium ini masih memerlukan penyempurnaan oleh
karena itu saran dan pebaikan masih dibutuhkan.

Rumah Sakit Umum Citra Husada Halaman 60

Anda mungkin juga menyukai