TAHUN 2019
Disusun Oleh :
NIM : 2016115127
TAHUN AKADEMIK
2019/2020
PROPOSAL PENELITIAN
TAHUN 2019
Disusun Oleh :
NIM : 2016115127
TAHUN AKADEMIK
2019/2020
Jl.Nibaki no 99 liliba, Kupang-NTT
No.Telp. (0380) 828233
Website: www.stikesnusantara.com
E-mail:stikes@gmail.com
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah selesai diberikan bimbingan dalam penulisan proposal penelitian sehingga naska
proposal penelitian ini memenuhi syarat dan dapat di setujui untuk diteliti, oleh :
NIM : 2016115127
KELAS : KBN 17 B
Pembinbing I Pembimbing 2
Mengetahui
Ka.Prodi Kebidanan
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan rahmatnya Sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal dengan Judul
“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primipara Dengan Kejadian Stunting” Di Puskesmas
Oekabiti Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang Tahun 2019. Terselesainya Proposal ini tidak
lepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah membantu penulis. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih dan merasa tidak akan mampu sepenuhnya
membalas jasa dari pihak yang telah membantu serta semoga bantuan yang berharga tersebut
akan dibalas oleh Yang Mahakuasa. Rasa syukur dan ucapan terima kasih ini disampaikan
kepada :
1. Bapak Rudizon B. Doko Patty, SE, M.M.Kes Selaku Ketua Yayasan Kunci Ilmu yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa STIKES NUSANTARA
KUPANG.
2. Bapak Markus Koe, S.Kep, M.Si Selaku Ketua STIKES NUSANTARA yang mempunyai
ketabahan hati yang sangat tinggi dan member motivasi kepada peneliti untuk menyelesaikan
Proposal ini.
3. Ibu Maria J. Lokangkue, SST, M.Kes Selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan, Selaku
Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta memberi bimbingan
sehingga ini dapat di selesaikan.
4. Bapak Feris Kamlasi, S. Pd, M.Si selaku pembimbing II Proposal yang telah meluangkan
Waktu, Tenaga, Pikiran serta member bimbingan sehingga Proposal ini dapat diselesaikan
5. Segenap Dosen yang telah memberikan dorongan, motivasi dan ilmunya kepada penulis.
6. Kedua Orangtua Bapak Pelipus Remiandung dan Ibu Lena Agustina Remiandung – Punga
yang selalu memberikan Doa, Semangat, Arahan, Kasi sayang dan dukungan moril serta
materil tanpa pernah berhenti sepanjang waktu.
7. Kakak Intan Remiandung, Elvis Remiandung, Raymond Rini, Adik Dea Rihi dan Queen
Rihi yang tak pernah lelah selalu memberikan doa, motivasi, nasehat, kesabaran, kasih
sayang dan dukungan moril yang selalu terucap kepada penulis.
9. Seluruh pihak yang membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhirnya penulis
menyadari bahwa sebagai manusia biasa, kemampuan penulis sangat terbatas. Oleh sebab itu
penulis mohon maaf bila terdapat kekurangan dalam penulisan proposal ini dan dengan
kerendahan hati penulis menerima serta menghargai semua saran dan kritik demi
penyempurnaan penulisan ini. Kiranya Tuhan Yesus Yang Maha Esa selalu meberikan
berkatnya yang melimpah bagi kita semua, penulis berharap semua kebaikan yang telah
diberikan mendapat balasan dari Tuhan. Proposal ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca
pada umumnya. Amin
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………
1.2 Rumus Masalah ………………………………………
1.3 Tujuan Umum ………………………………………
1.3.1 Tujuan Umum ………………………………………
1.3.2 Tujuan Khusus ………………………………………
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena ibu hamil
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama dari suami agar dapat menjalani
proses kehamilan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman (Musbikin, 2008).
pertama kali dalam periode kehidupannya. Situasi tersebut dapat dapat menyebabkan
perubahan 10ember10 baik pada fisik ibu maupun psikologis (Bethsaida dan Pieter,
2013).
Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat kehamilan serta setelah persalinan
memengaruhi pertumbuhan janin dan risiko terjadinya stunting. Faktor lainnya pada ibu
yang memengaruhi adalah postur tubuh ibu (pendek), jarak kehamilan yang terlalu dekat,
ibu yang masih remaja, serta asupan nutrisi yang kurang pada saat kehamilan. Usia
kehamilan ibu yang terlalu muda (di bawah 20 tahun) berisiko melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah (BBLR). Bayi BBLR mempengaruhi sekitar 20% dari terjadinya
stunting. Oleh karena itu, upaya pencegahan baiknya dilakukan sedini mungkin. Pada
usia 1.000 hari pertama kehidupan, asupan nutrisi yang baik sangat dianjurkan
dikonsumsi oleh ibu hamil. Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dirinya,
asupan nutrisi yang baik juga dibutuhkan jabang bayi yang ada dalam kandungannya.
nutrisi dalam waktu lama. Anak stunting umumnya bertumbuh lebih pendek anak
seusianya. Seorang anak yang bertahan dengan kondisi ini, cenderung memiliki
kemampuan belajar yang rendah dan lebih rentan terhadap penyakit. Terlepas dari global
tentang cara mendefinisikan dan mengukurnya, stunting adalah kondisi yang sering tidak
diakui di masyarakat di mana kondisi pendek adalah sesuatu yang normal dan sering kali
tidak menjadi perawatan kesehatan primer. Padahal, pertumbuhan tinggi seorang anak
berfungsi sebagai penanda berbagai kelainan patologis yang terkait dengan peningkatan
perkembangan saraf dan fungsi kognitif serta peningkatan risiko penyakit kronis di masa
dewasa. Saat ini stunting diidentifikasi sebagai prioritas kesehatan global yang paling
utama. Selain itu, stunting juga bisa terjadi akibat asupan gizi saat anak masih di bawah
usia 2 tahun tidak tercukupi. Entah itu karena tidak diberikan ASI eksklusif,
atau MPASI (makanan pendamping ASI) yang diberikan kurang mengandung zat gizi
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang dilakukan oleh
stunting atau anak tumbuh pendek turun dari 37,2 % pada Riskesdas tahun 2013 menjadi
30,8% pada Riskesdas tahun 2018. Artinya 11ember sepertiga dari jumlah balita
Indonesia mangalami masalah gizi yang mengakibatkan tinggi badan balita yang lebih
rendah dari kelompok seusianya, Angka tersebut masih jauh diatas batas yang ditetapkan
(NTT) menempati posisi puncak yakni sebesar 42,6 % atau tertinggi dibandingkan
sepuluh balita di NTT mengalami gizi buruk. Angka ini lebih tinggi dibandingkan
Dampak stunting umumnya terjadi disebabkan kurangnya asupan nutrisi pada 1.000
hari pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia 2
tahun. Jika pada rentang waktu ini, gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang
ditimbulkan memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Gejala stunting
penurunan fungsi kognitif, dan gangguan sistem pembakaran. Sedangkan gejala jangka
terdapat anak usia 0-12 bulan sebanyak 25 orang, usia 25-36 bulan sebanyak 30 orang,
usia 49-60 bulan sebanyak 65 orang dengan total keseluruhan anak yang mengalami
Berdasarkan survey awal di Puskesmas oekabiti, terdapat 142 ibu hamil Primigravida
yang terbagi dalam 8 Desa. Melalui survey awal dengan 15 ibu hamil di salah satu Desa,
6 diantaranya mengetahui tentang stunting dan terdapat 9 ibu hamil yang kurang
melihat hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kejadian stunting di Puskesmas
.
1.2 Rumusan Masalah
1. Teoritis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna untuk menamba wawasan kepada
setiap wanita dalam menghadapi kondisi stunting pada anak dan atau sebagai
NUSANTARA KUPANG.
dengan gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya asupan nutrisi untuk
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hubungan Tingkat 2012 Putri Anindita Penelitian ini Adanya Hubungan antara
Squre
Sidowarno sectional
Kecamatan
Wonosari
Kanupaten Klaten
59 Bulan di
Wilayah Kerja
Puskesmas
Wonosari
Tengah
2.2 Tinjauan Teori
2.2.1 Pengetahuan
sesuatu, segala apa yang di ketahui. Pengetahuan atau knowledge adalah merupakan hasil
“tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo 2010 ). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Pengetahuan yang dicakup
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
2. Memahami (comprehension)
objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar/
3. Aplikasi (application)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
5. Sintesis (synthesis)
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain,
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berarti kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau
objek.
2.3 Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi. Kehamilan normal berlangsung dalam waktu 40 minggu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-
27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Walyani, 2015).
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena ibu hamil
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama dari suami agar dapat menjalani
proses kehamilan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman (Musbikin, 2008).
2.3.2 Tanda-tanda Kehamilan
Menurut (Lockhart & Lyndon, 2014) tanda-tanda kehamilan terbagi menjadi tiga
a. Trimester Pertama
Trimester pertama terjadi pada 0-12 minggu. Periode ini terjadi perubahan
pada badan seorang wanita hamil yang bekerja keras untuk menyesuaikan diri
kehamilan, serta payudara wanita mulai terasa nyeri dan menjadi lebih besar
dan lebih berat sebab saluran susu baru berkembang untuk persiapan
menyusui. Setelah itu rasa mual juga terjadi pada trimester pertama akibat
proses pencernaan yang lambat pada wanita hamil. Hal ini menyebabkan
merasa cepat lelah dan akan menjadi lebih 19ember19a19 seperti perubahan
rasa kecap di mulut. Keadaan ini menyebabkan beberapa wanita hamil tidak
menyukai makanan dan minuman yang biasa ibu hamil suka contohnya, ada
rasa tidak suka kopi, atau wanita mendadak mengidam makanan yang tidak
b. Trimester Kedua
pigmentasi kulit, I susu (papilla mammae), dan kulit sekitarnya mulai lebih
gelap dan ada garis hitam (line nigra) yang bisa terlihat pada pusar di perut
yang disebut navel. Sekitar 18 minggu kehamilan perut wanita mulai tampak
c. Trimester Ketiga
mempersiapkan diri dalam persalinan yang akan datang. Pada trimester ketiga
ini terjadi perubahan terutama pada berat badan, akibat pembesaran uterus dan
sendi panggul sedikit mengendor yang menyebabkan calon ibu sering kali
tersebut hanya akan berlangsung selama 30 detik dan beberapa wanita tidak
Dengan kepala bayi turun ke dalam pelvis, ibu mulai merasa lebih nyaman
1. Faktor Fisik
a. Status Kesehatan
Status kesehatan merupakan salah satu 21ember yang berhubungan dengan kondisi
kesehatan ibu hamil. Pengaruh status kesehatan terhadap kehamilan antara lain:
uteri.
hipofibrinogenemia.
d) Penyakit saluran nafas misalnya influenza, bronchitis, pneumonia,
b. Status Gizi
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan,
karena 22ember gizi sangat dipengaruhi terhadap status kesehatan ibu selama
hamil. Gizi merupakan salah satu 23ember penting yang menentukan tingkat
sangat penting. Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai
dengan umur kehamilan. Berat badan normal akan menghasilkan anak yang
normal. Demikian juga sebaliknya kenaikan berat badan lebih dari normal,
badan ibu hamil kurang dari normal kemungkinan ibu beresiko keguguran,
anak lahir premature, berat badan lahir rendah, gangguan kekuatan rahim
kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida, dan anansepalus, baik pada
atau 0,5- 0,8 mg, sedangkan untuk kelompok beresiko adalah 4 mg/hari.
Bila kekurangan asam folat akan menyebabkan anemia pada ibu dan cacat
b Energi, kebutuhan 23ember ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses
jaringan payudara dan rahim dan dapat diperoleh dari susu, telur, dan
keju.
f Vitamin D, berkaitan dengan zat kapur dan jika kekurangan zat kapur
maka pembentukan gigi geliginya dan lapisan luar gigi tidak sempurna.
c. Gaya Hidup
3. Gaya Hidup
Gaya hidup sehat adalah gaya yang digunakan ibu hamil. Ekonomi juga selalu menjadi
kehamilannya secara rutin. Dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat
tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.
Hamil resiko tinggi merupakan bentuk kehamilan umum, namun memiliki resiko
tinggi baik selama kehamilan dan proses persalinan. Faktor penyebab pada kehamilan
resiko tinggi adalah kondisi fisik kesehatan ibu maupun kondisi bayi. Faktor
penyakit jantung, atau penurunan daya tahan tubuh seperti lupus eritenatosis
sistematik. Sedangkan 25ember kondisi bayi meliputi kesehatan fisik bayi, letak
Hamil normal merupakan kehamilan yang umum dan normal dialami oleh setiap
wanita tanpa ada kelainan fisik dan psikis. Perubahan fisik ditandai dengan
insomnia.
3. Hamil Pseudoceyis
seorang wanita dalam bentuk hamil yang imaginer ataupun palsu. Reaksi perubahan
fisik ibu hamil pseudoceyis ialah 26ember sama dengan kehamilan nyata seperti
berhentinya haid, membesarnya payudara dan perut, pinggul melebar, dan ada
efek psikologis seperti sikap ambivalen, dorongan keibuan, 26ember peran ganda,
Hamil tidak dikehendaki merupakan kehamilan yang diluar kehendak ibu. Reaksi
emosi kehamilan yang tidak dikehendaki ialah ibu mudah emosional seperti gampang
marah, rasa benci dan murung, gampang bingung, 26ember, bahkan bisa depresi atau
bunuh diri. Faktor penyebab hamil tidak dikehendaki antara lain: ibu tidak siap dalam
menghendaki anak lagi, kebencian kepada suami akibat perkawinan yang dipaksakan,
hasil perselingkuhan atau korban pemerkosaan, 27ember kesehatan ibu dan ekonomi
5. Kehamilan Ganda
Kehamilan ganda merupakan kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan
27ember27a dapat berupa kehamilan gamelli (dua janin), triplet (tiga janin),
kuadruplet (empat janin), kuintuplet (lima janin), dan frekuensi kejadian semakin
jarang sesuai dengan 27embe Hellin. Hukum Hellin menyatakan bahwa perbandingan
kehamilan ganda dan tunggal ialah 1:89, triplet 1:892, dan kuadruplet 1:893.
6. Hamil Bedrest
Bedrest merupakan beristirahat diatas tempat tidur. Terdapat ibu hamil yang harus
bedrest total, yang mana ibu tidak boleh beranjak sama sekali dari tempat tidur. Jadi,
semua aktivitas ibu hanya dapat dilakukan di atas tempat tidur, sekalipun untuk
mandi maupun buang kotoran. Faktor ibu yang mengalami bedrest total adalah
terancam keguguran, sakit jantung, pre-ekslamsi, hamil ganda, dam plasenta previa.
yang hebat, penglihatan kabur, bengkak diwajah dan jari-jari tangan, keluar cairan
pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri abdomen yang hebat (Walyani, 2015).
2.4.1 Pengertian
Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, sebutan untuk wanita yang sudah
bersuami, panggilan takzim kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang
belum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Hamil adalah mengandung janin
dalam rahim karena sel telur dibuahi oleh spermatozoa (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2005). Ibu hamil adalah seorang wanita yang mengandung dimulai dari
mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Kehamilan
manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(HPHT) (Prawirohardjo, 2007). Menurut Farah (2011) kehamilan dibagi atas 3 trimester
yaitu :
2.4.3 Primigravida
Gravida adalah seorang ibu hamil (Sarwono. 2006 : 180), Primi yang berarti pertama
2.5 Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah lima
tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru 29ember setelah bayi berusia 2
tahun. Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely stunted) adalah balita
dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya
(Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2SD/standar
deviasi (stunted) dan kurang dari – 3SD (severely stunted). (Tim Nasional Percepatan
(bayi dibawah usia dua tahun) yang mengalami stunting akan memiliki tingkat
kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit
dan di masa depan dapat beresiko pada menurunnya tingkat produktivitas. Pada
Dasar/Riskesdas 2018). Stunting yang telah tejadi bila tidak diimbangi dengan catch-
motorik maupun mental. Stunting dibentuk oleh growth faltering dan catcth up
rumus tinggi badan menurut umur (TB/U) Panjang Badan Menurut Umur (PB/U)
memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan
yang berlangsung lama, misalnya kemiskinan, perilaku hidup sehat dan pola
asuh/pemberian makan yang kurang baik dari sejak dilahirkan yang mengakibatkan
mengetahui kurang gizi masa lampau, alat mudah dibawa kemana-mana, jarang
orang tua keberatan diukur anaknya. Kelemahan indeks TB/U yaitu tinggi badan
tidak cepat naik bahkan tidak mungkin turun, dapat terjadi kesalahan yang
berasal dari tenaga yang kurang terlatih, kesalahan pada alat dan tingkat kesulitan
pengukuran. TB/U dapat digunakan sebagai indeks status gizi populasi karena
merupakan estimasi keadaan yang telah lalu atau status gizi kronik.
keadaan gizi masa lalu tidak baik, seharusnya dalam keadaan normal tinggi badan
pertumbuhan tinggi badan baru terlihat dalam waktu yang cukup lama. (Departemen
a. Anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan
mengalami stunting lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunting yang parah
pada anak, akan terjadi 31ember31 jangka panjang dalam perkembangan fisik dan
dibandingkan anak dengan tinggi badan normal. Anak dengan stunting cenderung
lebih lama masuk sekolah dan lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak
dengan status gizi baik. Hal ini memberikan konsekuensi terhadap kesuksesan
intelektual. Penyebab dari stunting adalah bayi berat lahir rendah, ASI yang tidak
memadai, makanan tambahan yang tidak sesuai, diare berulang, dan infeksi
gizi, berasal dari keluarga banyak, bertempat tinggal di wilayah pinggiran kota
b. Pengaruh gizi pada usia dini yang mengalami stunting dapat menganggu
dini berlanjut pada masa remaja dan kemudian tumbuh menjadi wanita
dewasa yang stunting dan mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan
menghambat dalam proses pertumbuhan dan berisiko lebih besar meninggal saat
sangat merugikan performance anak. Jika kondisi buruk terjadi pada masa golden
period perkembangan otak (0-2 tahun) maka tidak dapat berkembang dan kondisi
ini sulit untuk dapat pulih kembali. Hal ini disebabkan karena 80-90% jumlah sel
otak terbentuk semenjak masa dalam kandungan sampai usia 2 (dua) tahun.
Apabila gangguan tersebut terus berlangsung maka akan terjadi penurunan skor
anak tersebut hidup tetapi tidak bisa berbuat banyak baik dalam bidang
pendidikan, ekonomi dan lainnya. Generasi demikian hanya akan menjadi beban
(Supariasa, 2011)
Status gizi pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu: makanan yang
dimakan dan keadaan kesehatan. Kualitas dan kuantitas makanan seorang tergantung
pada kandungan zat gizi makanan tersebut, ada tidaknya pemberian makanan
tambahan di keluarga, daya beli keluarga dan karakteristik ibu tentang makanan dan
Defisiensi zat gizi yang paling berat dan meluas terutama di kalangan
balita ialah akibat kekurangan zat gizi sebagai akibat kekurangan konsumsi
makanan dan hambatan mengabsorbsi zat gizi. Zat 33ember digunakan oleh
tubuh sebagai sumber tenaga yang tersedia pada makanan yang mengandung
badan atau adanya ketidakseimbangan antara konsumsi zat gizi dan kebutuhan
stunting pada balita. Kurangnya asupan 33ember dan protein menjadi penyebab
Daya beli keluarga sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan keluarga. Orang
orang orang tidak mampu membeli pangan dalam jumlah yang dibutuhkan.
Pada umumnya tingkat pendapatan naik jumlah dan jenis makanan cenderung
untuk membaik tetapi mutu makanan tidak selalu membaik (Aditianti, 2010).
Anak yang tumbuh dalam suatu keluarga miskin paling rentan terhadap kurang
gizi diantara seluruh anggota keluarga dan yang paling kecil biasanya paling
keadaan gizi (Welassih BD, The Indonesian Journal of Public Health. 2012;8.
70).
perawatan anak. Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan
sehari- hari (Depkes RI, 2015). Tingkat pendidikan yang dimiliki wanita
gizi seimbang (UNICEF, 2010). Hal ini senada dengan hasil penelitian di
pengetahuan gizi dan pemenuhan gizi keluarga khususnya anak, karena ibu
dengan pendidikan rendah antara lain akan sulit menyerap informasi gizi
Gizi kurang banyak menimpa balita sehingga golongan ini disebut golongan
rawan. Masa peralihan antara saat disapih dan mengikuti pola makan orang
dewasa atau bukan anak, merupakan masa rawan karena ibu atau pengasuh
perbaikan gizi pada dapat memperbaiki sikap ibu yang kurang menguntungkan
berpengaruh pula pada keadaan gizi individu yang bersangkutan. Keadaan gizi
yang rendah di suatu daerah akan menentukan tingginya angka kurang gizi
1. Riwayat Kehamilan
Usia ibu mempunyai hubungan erat dengan berat bayi lahir, pada usia ibu yang
belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga
pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menghadapi kehamilannya secara
angka kejadian persalinan kurang bulan akan tinggi pada usia dibawah 20 tahun
dan kejadian paling rendah pada usia 26–35 tahun, semakin muda usia ibu maka
yang dilahirkan akan semakin ringan. Risiko kehamilan akan terjadi pada ibu yang
melahirkan dengan usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun erat
kaitannya dengan terjadinya kanker rahim dan BBLR. Usia ibu yang beresiko
akan berpotensi untuk melahirkan bayi BBLR, bayi yang BBLR akan berpotensi
dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil). Kurang
gizi akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang
cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode
tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah
dan mencret (muntaber) dan infeksi lainnya. Lingkar Lengan Atas (LILA) sudah
Menurut Departemen kesehatan batas ibu hamil yang disebut resiko KEK jika
ukuran LILA < 23,5 cm, dalam pedoman Depkes tersebut disebutkan intervensi
yang diperlukan untuk WUS atau ibu hamil yang menderita risiko KEK. Sampai
saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi, khususnya gizi
bayi dengan berat badan lahir kurang. Gizi kurang pada ibu hamil dapat
menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu, antara lain anemia, perdarahan,
setelah persalinan, bahkan kematian ibu (Muliarini, 2010). Ibu hamil yang
(IUGR) atau pertumbuhan janin terhambat, dan bayi yang dilahirkan mempunyai
BBLR (Depkes RI, 2010). Asupan 37ember dan protein yang tidak mencukupi
pada hamil dapat menyebabkan KEK. Wanita hamil berisiko mengalami KEK jika
memiliki Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5cm. Ibu hamil dengan KEK berisiko
melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) yang jika tidak segera ditangani
c. Kadar Hb (Hemoglobin)
Masa kehamilan sering sekali terjadi kekurangan zat besi dalam tubuh. Zat
besi merupakan mineral yang sangat dibutuhkan untuk membentuk sel darah
merah (hemoglobin). Selain itu mineral ini juga berperan sebagai komponen
penyambung) serta enzim zat besi juga berfungsi dalam sistem pertahanan
tubuh (Dewi, 2013). Saat hamil kebutuhan zat besi meningkat dua kali lipat
dari kebutuhan sebelum hamil. Hal ini terjadi karena selama hamil, volume
darah meningkat sampai 50% sehingga perlu lebih banyak zat besi untuk
atau protein yang mengandung zat besi dalam sel darah merah yang berfungsi
juga memainkan peran penting dalam menjaga bentuk sel darah merah. Pada
dasarnya, berat bayi lahir memang tidak mutlak dipengaruhi oleh kadar
hemoglobin ibu hamil. Berat bayi lahir dipengaruhi oleh dua 38ember ibu
selama kehamilan mempunyai pengaruh terhadap berat bayi lahir karena dapat
ibu dan bayinya (Oswari E, 2008). Antenatal care adalah perawatan yang
diberikan kepada ibu hamil, selama kehamilan secara berkala yang diikuti dengan
pelayanan antenatal yang ditentukan. Pelayanan ANC yang diberikan kepada ibu
hamil sesuai dengan pedoman pelayanan KIA yaitu pemeriksaan antenatal care
minimal 4 kali selama kehamilan dengan ketentuan 1 kali pada tribulan I, 1 kali
pada tribulan II, dan 2 kali pada tribulan III (Depkes RI.2013). Pemeriksaan
selama hamil sangat penting, dalam hal ini tidak hanya jumlah kunjungan tetapi
juga kualitas dari pelayanan ANC itu sendiri sangat menentukan hasil yang akan
kehamilan dapat dipelihara dan yang terpenting adalah ibu dan berada dalam
pemeriksaan kehamilan maka semakin meningkat resiko sebesar 1,5–5 kali untuk
mendapat BBLR (Anonim, 2013). Berat Bayi lahir rendah berpotensi menjadi
stunting.
kurang dari 37 minggu dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Bila bayi yang
lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badannya kurang
dari seharusnya desebut dengan dismatur kurang bulan kecil untuk masa
organ organ tubuhnya, dan semakin rendah berat badannya saat lahir dan semakin
Lahir Rendah (BBLR) sangat erat kaitannya dengan mortalitas janin. Keadaan ini
penting dalam kesehatan dan kelangsungan hidup bayi yang baru lahir dan
berhubungan dengan risiko tinggi pada kematian bayi dan anak (WHO, 2017).
Dampak lanjutan dari BBLR dapat berupa gagal tumbuh (growth faltering),
penelitian Sirajudin dkk tahun 2011 menyatakan bahwa bayi BBLR memiliki
potensi menjadi pendek 3 kali lebih besar dibanding non BBLR, pertumbuhan
Berdasarkan teori yang telah di uraikan pada tinjauan pustaka, maka peneliti
penelitian sehingga dapat dimengerti dan dalam mengembangkan konse dan teori menjadi
sebuah kerangka kerja. Di bawah ini di jelaskan mengenai kerangka konsep yang akan di
Hipotesis merupakan dugaan tentang apa yang sedang diamati dalam upaya untuk
1. Hipotesis Nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara
Ho: Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kejadian
Ha: Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kejadian Stunting di
Puskesmas Oekabiti.
BAB IV
METEDE PENELITIAN
merupakan survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimna dan mengapa
analitik ini, Penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh objek yang diteliti (populasi),
pengukuran variable independen (bebas) yaitu Tingkat pengetahuan ibu hamil dan
1. Populasi
yang di tentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2014) Dimana populasi dalam penelitian ini adalah Ibu hamil
Primigravida yang terbagi dalam 8 Desa sebanyak 142 ibu hamil di puskesmas
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila populasi
penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah semuanya,
namun apabila populasi penelitian berjumlah lebih dari 100 maka sampel dapat
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Maka sampel (n) yaitu 25% dari
populasi (N)
Rumus: n= N x 25%
Ket :
n= jumlah sampel
N= jumlah populasi
Besar presentasi yang digunakan dari rumus diatas peroleh sampel sebanyak :
n= N x 25%
142 x 25%
𝑛=
100
n= 35,5
menjadi dua kelompok yaitu probability sampling dan non probability sampling.
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu,
Sugiyono (2017:82).
1) Kriteria Inklusi
a Ibu hamil
2) Kriteria Eksklusi
kejadian stunting
4.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data penelitian. Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian
ini adalah Kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu :
kerahasiaan informasi yang diberikan kepada peneliti serta meminta kerja sama
sediakan
No Variable Definisi Parameter dan Kategori Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
operasional
Variabel
1. bebas: Pengetahuan Pengetahuan baik, bila Kuesioner - Baik Ordinal
<56%
Variabel
2. rerikat : Kejadian Pengetahuan baik, bila Kuesioner - Baik Ordinal
melambat <56%
dibandingkan
dengan anak
seusianya
4.7 Kerangka operasional
Analisi Data
4.8 Analisis
Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri ,
serta hubungan antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat dan pemahaman
arti keseluruhan ( Dwi Prastowo Darminto, 2014). Beberpa kegiatan yang dilakukan
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data atau formulir
kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan
dan analisis data menggunakan computer. Biasanya dalm pemberian kode dibuat
juga daftar kode dan artinya dalam satu buku ( code book) untuk memudahkan
kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variable.
3. Sortir
4. Entry Data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam
5. Cleaning data
Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah di entry,
apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin terjadi pada saat meng-
6. Mengeluarkan informasi
Analisa yang dilakukan adalah anlisis Univariat untuk mengetahui tingkat pengetahuan
Data yang diperoleh langsung dari responden tentang pengetahuan ibu hamil
Data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang ada
(Peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai
PT Rineka Cipta
Jakarta
Wiknjosastro. 2012. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.