Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TOR) BOK TA.

2016
MONITORING GARAM BERYODIUM

1. LATAR BELAKANG KEGIATAN


Masalah kekurangan yodium sudah sejak lama dikenal di Indonesia. Yodium
merupakan zat gizi mikro penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan mental.
Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang
mencakup 3 aspek perkembangan kecerdasan, aspek perkembangan social dan aspek
perkembangan ekonomi.
Hasil Riskesdas tahun 2007, secara keseluruhan (perkotaan dan pedesaan) rumah
tangga yang mengkonsumsi garam mengandung cukup yodium mencapai 62,3% yang
mengandung yodium sebesar 14,0%. Berkaitan dengan itu Dirjen Bina Kesehatan
mengeluarka surat edaran No: JM.03.03/BV/2195/09 tertanggal 3 Juli 2009 mengenai
percepatan penanggulangan GAKY. Hal ini tercantum pula pada salah satu 8 indikator
keluaran di bidang Perbaikan Gizi yang haris dicapai tahun 2014 yaitu 90% rumah tangga
mengkonsumsi garam beryodium yang cukup. Walaupun hasil cakupan konsumsi garam
beryodium di Kecamatam Batulicin tahun 2013 mencapai 90% akan tetapi masih terdapat
beberapa garam yang baik itu bermerk/tidak mengandung yodium yang kurang sesuai
dengan standar (<30 ppm). Hal ini terdeteksi dari perubahan warna ungu yang kurang tegas
pada sampel ketika di uji dengan Iodine Test. Bahkan masih terdapat sampel garam ketika di
uji dengan Iodine Test tidak mengalami perubahan warna (tidak beryodium). Hal ini juga
diperkuat dengan adanya beberapa pasien menderita Gondok di wilayah kerja Kecamatan
Batulicin. Oleh karena itu, perlunya tetap dilakukannya kegiatan monitoring garam
beryodium melalui kerjasama lintas sector salah satunya di sekolah-sekolah agar GAKY
dapat dicegah sejak dini.

2. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan dari kegiatan monitoring ini adalah mendeteksi dini sampel garam di rumah
tangga apakah mengandung cukup yodium sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

3. MANFAAT KEGIATAN
Kegiatan monitoring garam beryodium ini bermanfaat dalam upaya meningkatkan
pengetahuan anak sekolah tentang pentingnya mengkonsumsi garam beryodium serta cara
penyimpanan garam yang baik dan benar sehingga anak dapat meninformasikan kembali
kepada keluarga di rumah tangga.
4. TEMPAT, TANGGAL DAN WAKTU KEGIATAN
Kegiatan monitoring garam beryodium ini ditujukan kepada rumah tangga anak
sekolah, dilaksanakan pada:
Bulan : April
Pukul : 09.00 WITA s/d selesai
Tempat : 21 rumah tangga anak sekolah (14 SD/MI)

5. PELAKSANA KEGIATAN
Monitoring garam Beryodium ini dilaksanakan oleh petugas kesehatan yang berada di
Puskesmas Batulicin dengan nama-nama sebagai berikut.
a. Qosidah Isnani, S.Gz
b. Hj. Yuniawati
c. Riska Yulianti

6. TARGET SASARAN
Adapun yang menjadi target sasaran pada kegiatan Monitoring garam Beryodium ini
adalah 21 Rumah Tangga anak sekolah disetiap sekolah di wilayah kerja Puskesmas
Batulicin (14 SD/MI) .

7. INDIKATOR KEBERHASILAN
Keberhasilan Monitoring garam Beryodium dapat ditentukan dari beberapa indikator
sebagai berikut.
a. Jumlah anak yang membawa sampel Rumah garam 90%.
b. Jumlah sampel Rumah Tangga yang mengandung yodium 90%.

8. KESIMPULAN
Mengingat begitu pentingnya konsumsi garam beryodium ini bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak, maka keberhasilan konsumsi garam Beryodium di rumah tangga ini
memerlukan peran serta dari berbagai lintas sektor guna memberikan informasi/pengetahuan
di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai