Kelas : C
NIM : 17504244030
JAWAB :
1. Pendidikan formal, informal, dan non formal, berikan contoh masing-
masing
- Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-
sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan
yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai
pendidikan tinggi. Contoh : TK,SD,SMP,SMA,SMK,MTS
- Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal
paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA,
atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di Masjid dan Sekolah
Minggu, yang terdapat di semua Gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus,
diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya.
- Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan
bertanggung jawab. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan
pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai
dengan standar nasional pendidikan. Contoh : pendidikan di dalam keluarga
2. Penjelasan program Revitalisasi SMK
Revitalisasi SMK diharapkan mampu memberikan dampak positif
terhadap peningkatan mutu SMK dengan dua orientasi baru. Pertama,
mengantisipasi datangnya gelombang Revolusi Industri 4.0 dengan segala
teknologi desruptif yang menyertainya; dan kedua, orientasi pengembangan
keunggulan potensi wilayah sebagai keunggulan nasional untuk menciptakan
daya saing bangsa. Pilar pertama memperkokoh jalinan SMK dengan dunia
usaha dan industri Abad XXI, pilar kedua mendongkrak keunggulan lokal
menjadi keunggulan global.
Perkembangan teknologi desruptif akibat Revolusi Industri 4.0 menjadi
perhatian utama dalam revitalisasi dan pemutakhiran bidang-bidang keahlian
di SMK. Sejalan dengan itu, empat potensi wilayah prioritas pembangunan
nasional, yaitu Kemaritiman, Pariwisata, Pertanian, dan Industri Kreatif,
menjadi prioritas garapan untuk mendongkrak keunggulan lokal ini menjadi
daya saing bangsa di tingkat global.
Dalam babak awal revitalisasi SMK, tahun ini Kemendibud merintis 125
SMK yang memiliki bidang keahlian yang sesuai prioritas pembangunan
nasional, yaitu Kemaritiman, Pariwisata, Pertanian, dan Industri Kreatif yang
tersebar di seluruh Indonesia sebagai pilot. Empat sektor unggulan nasional
tersebut diproyeksikan akan memperkuat daya saing bangsa dan sektor ini
diprediksi akan menyerap sejumlah besar tenaga kerja. Selain itu, Kemdikbud
juga merintis 94 SMK bidang keahlian lainnya, seperti Teknologi dan
Rekayasa; Bisnis dan Manajemen; Teknik Informatika dan Komunikasi;
Kesehatan dan Pekerjaan Sosial; dan Energi dan Pertambangan, sebagai
rujukan dan pendukung prioritas pembangunan nasional.
Terdapat enam isu strategis yang menjadi prioritas revitalisasi SMK, yakni
penyelarasan dan pemutakhiran kurikulum; inovasi pembelajaran; pemenuhan
dan peningkatan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan; dan kemitraan
sekolah dengan dunia usaha/dunia industri (DU/DI) dan perguruan tinggi;
standarisasi sarana dan prasarana utama; dan penataan/pengelolaan
kelembagaan.
Penyelerasan dan pemutakhiran kurikulum SMK memprioritaskan
kesesuaian perkembangan teknologi dan kesesuaian dengan kebutuhan riil
dunia usaha dan industri (DUDI). Pemerintah juga telah mendukung program
kerja sama industri dengan melibatkan peran guru kejuruan melalui program
keahlian ganda yang didukung dengan program magang industri untuk guru
produktif dan guru tamu dari industri. Peningkatan kebekerjaan lulusan SMK
akan didorong melalui pemberian sertifikasi kompetensi lulusan melalui
Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Satu (LSP-P1). Selain itu, perluasan
teaching factory di SMK dirancang agar mendorong inovasi dan produktivitas
lulusan SMK.
3. Perbedaan antara pendidikan akademik, pendidikan vokasi dan
pendidikan profesi dan berikan contoh masing-masing
a. Pendidikan Vokasi
Arti kata vokasi sering kita dengar dalam sekolah kejuruan dimana
penekanan sekolah kejuruan tersebut adalah skill atau dengan kata lain
suatu keahlian.
Isitilah kejuruan sering digunakan untuk menyatakan sekolah yang
menjurus ke bidang terapan tertentu, seperti SMK Otomotif, SMK
Telkom dsb. Nah, dalam perguruan tinggi kita mengenal Politeknik
yang memang konsentrasi kurikulumnya berhubungan dengan
praktikum untuk membentuk skill atau keahlian terapan.
Jadi bahasa sederhananya, "pendidikan vokasi" di perguruan tinggi
lebih banyak tatap muka dalam praktikum dibandingkan teoritis.
Jenjang pendidikan vokasi di perguruan tinggi diselenggarakan
dalam tingkatan jenjang diploma: baik diploma satu, diploma dua dan
diploma tiga dan diploma empat (setara S-1). Khusus untuk diploma
satu dan diploma dua, saat ini penyelenggaranya adalah "Akademi
Komunitas".
Akademi Komunitas adalah Perguruan Tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan/atau
diploma dua dalam satu atau beberapa cabang ilmu pengetahuan
dan/atau teknologi tertentu yang berbasis keunggulan lokal atau untuk
memenuhi kebutuhan khusus.
b. Pendidikan Akademik
Merupakan sistem pendidikan tinggi yang diarahkan pada
penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni tanpa masuk ke dalam ranah bidang vokasi secara langsung
(secara kurikulum).
c. Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program
pendidikan sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki
pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Lulusan pendidikan
profesi akan mendapatkan gelar profesi.
PSG adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK
dengan industri/ asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi yang merupakan
satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif
pelaksanaan, seperti day release, block release, dsb. Durasi pelatihan di industri
dilaksanakan selama 4 (empat) bulan s.d. 1 (satu) tahun pada industri dalam dan
atau luar negeri. Pola pendidikan sistem ganda diterapkan dalam proses
penyelenggaraan SMK dalam rangka lebih mendekatkan mutu lulusan dengan
kemampuan yang diminta oleh dunia industri/usaha
Pola multi entry-multi exit, sebagai perwujudan konsep pendidikan dengan sistem
terbuka, diterapkan agar peserta didik dapat memperoleh layanan secara fleksibel
dalam menyelesaikan pendidikannya. Dengan pola ini, peserta didik di SMK
dapat mengikuti pendidikan secara paruh waktu karena sambil bekerja atau
mengambil program/kompetensi di berbagai institusi pendidikan antara lain SMK,
lembaga kursus, diklat industri, politeknik, dan sebagainya.
Dengan pola pendidikan jarak jauh, peserta didik di SMK dapat menyelesaikan
pendidikannya tanpa perlu hadir secara fisik di sekolah. Pola ini akan diterapkan
secara terbatas hanya bagi mata diklat atau kompetensi yang memungkinkan
untuk dilaksanakan sepenuhnya secara mandiri.
Ada Tiga Bentuk RPL yang diatur oleh Permendikbud Nomor 73 Tahun 2013 :
5. Pengertian KKNI
Sering menjadi topik hangat akhir-akhir ini, karena dalam peningkatan mutu
pendidikan, KKNI seringkali menjadi rujukan utama.
KKNI diatur secara khusus dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
8 Tahun 2012. Namun, KKNI ini juga sering muncul dalam Ketentuan Umum
Peraturan Menteri, seperti halnya dalam Permendikbud No. 49 Tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
KKNI mempunyai 9 level, mulai dari level 1 (pendidikan dasar) hingga level 9
(Strata 3 / S-3). Tiap level harus benar-benar sesuai dengan levelnya, dalam arti
tidak boleh level 6 (S-2) merasakan level 8 (S-2). Dalam kata lain, tidak
diperbolehkan S-1 berasa S-2 dan sebagainya. Adapun keterangan tiap levelnya
adalah sebagai berikut: