BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
perilaku kearah yang lebih baik. Tugas guru yang paling utama dalam
sengaja agar seseorang membentuk dirinya secara positif dalam kondisi tertentu.
Jadi pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru agar terjadi
siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun kondisi eksternal.
terdahulu. Kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata
dalam suatu pembelajaran”. Kombinasi yang baik antara kondisi internal dengan
pembelajaran yang lebih bermakna. Mengajar, seorang guru harus kreatif untuk
menemukan kiat-kiat jitu agar kelas menjadi hidup dan siswa tidak jenuh”.
9
10
dan bermakna.
(Muchith, 2008:6).
dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
mementau dan menilai penjaminan mutu. Jadi lembaga pendidikan adalah badan
menyelenggarakan program pengadaan guru pada pendidikan anak usia dini jalur
kependidikan.
12
dalam keadaan nyata apa yang dikemukakan dalam teori”. Dari definisi tersebut
dapat dilihat bahwa praktik merupakan suatu pelaksanaan dari teori dalam
beroreintasi pada:
LPTK, yang meliputi baik latihan mengajar maupun latihan di luar mengajar.
serta pola tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya serta cakap dan tepat
13
yang diprogramkan bagi mahasiswa LPTK, yang meliputi baik latihan mengajar
di dalam kelas (yang bersifat akademik) maupun latihan mengajar di luar kelas
(yang bersifat non akademik). Kegiatan ini merupakan ajang untuk membentuk
pekerjaan guru atau tenaga kependidikan yang lain. Persepsi mahasiwa terhadap
PPL adalah dengan PPL dapat memberikan pengalaman bagi mahasiswa baik
PPL merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa calon
guru di (LPTK), Mata kuliah PPL terbagi menjadi 2 yaitu mata kuliah PPL I
terdiri dari dua yaitu dengan micro teaching dan peerteaching dan PPL II.
a. PPL I
Micro teaching berasal dari dua kata yaitu micro yang berarti kecil, terbatas,
sempit, dan teaching yang berarti mengajar. Menurut Coover dan Allen (dalam
pengajaran yang dilaksanakan dalam waktu dan jumlah siswa tertentu, yakni
14
empat atau sampai dua puluh menit dengan jumlah siswa sebanyak tiga sampai
sekolah atau di lembaga yang akan dipakai untuk PPL, serta praktik mengajar
unjuk kompetensi dasar mengajar secara terbatas dan secara terpadu dari beberapa
sendiri.
efisien.
15
b. PPL II
LPTK, yang meliputi baik latihan mangajar maupun latihan di luar mengajar”
sekolah yang telah ditunjuk oleh pihak Universitas sebagai tempat untuk praktik
menerapkan teori proses belajar mengajar dalam skala kecil, bersifat artificial
sekolah, baik dalam kegiatan yang terkait dengan pembelajaran maupun kegiatan
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap guru pada satuan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
dalam Standar Isi. RPP digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan
Dapat dijelaskan bahwa RPP yang baik memenuhi beberapa komponen utama
yaitu; tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar. RPP itu sendiri memiliki pengertian rencana yang
satu kompetensi dasar yang ditentukan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
tentang pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus dikuasai serta tingkat
hendaknya berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan bahan,
2007:203).
yang telah dicamtum didalam (Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006) tentang
Standar Isi terdapat didalam pasal 8 ayat 1 dan 2 yang berbunyi sebagai berikut
ayat 1” kedalam muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dan
sikap minimal yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam penguasaan materi
pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Juga
hal ini berguna untuk mengingatkan para guru seberapa jauh tuntutan target
ilmu dan tingkat kesulitan materi, keterkaitan antara kompetensi dasar dalam mata
(Mulyasa, 2007:204).
satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik juga dirumuskan dalam rapat
kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan
dirumuskan dengan kata kerja oprasional yang bisa diukur dan dibuat instrumen
penilaiannya.
belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan
berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai
bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada siswa (Djamarah dan Zain,
2006:43). Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis. Sudirman (dalam Djamarah dan Zain, 2006: 43) juga mengungkapkan bahwa
bahan adalah salah satu sumber belajar bagi siswa. Bahan yang disebut sebagai
sumber belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan
pengajaran.
Bahan pelajaran merupakan bahan minimal yang harus dikuasai oleh siswa
untuk dapat mencapai kompetensi dasar yang telah dirumuskan. Oleh sebab itu,
22
bahan pelajaran terlebih dahulu harus dapat menarik perhatian siswa untuk
membacanya. Seperti yang diungkapkan oleh Arikunto (dalam Djamarah dan Zain
2006:44) bahwa minat siswa akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai
dengan kebutuhan siswa. Karena itu, lebih baik menyampaikan bahan sesuai
dengan perkembangan bahasa siswa Dari pada menuruti kehendak pribadi. Ini
perlu mendapat perhatian yang serius, agar siswa tidak dirugikan oleh sikap dan
komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan adalah inti
Dalam pengembangan bahan ajar, maka bahan ajar harus memiliki beberapa
c. Bahan yang baik ialah bahan yang berguna bagi siswa baik sebagai
lapangan;
utuh.
23
Waktu adalah perkiraan berapa lama siswa mempelajari materi yang telah
materi baik untuk belajar maupun dilapangan, serta tingkat pentingnya materi
yang dipelajari.
dilakukan dengan memperhatikan jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata
pelaksanaan dari pada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu
cara, yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan makin tepat
khususnya dalam bidang pembelajaran disekolah ada beberapa faktor lain yang
ikut berperan dalam menentukan efektifnya metode mengajar, antara lain adalah
faktor guru itu sendiri, faktor anak,dan faktor situasi (lingkungan belajar). Cara
1. Tujuan Pembelajaran
pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat
agar siswa dapat Membaca skala pada thermometer. Dalam hal ini metode yang
tujuan yang diharapkan. Karena itu metode pembelajaran harus dapat mendorong
aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada aktifitas fisik
25
saja akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau aktivitas mental.
Pengetahuan awal dapat berasal dari pokok bahasan yang akan kita ajarkan, jika
siswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta atau memiliki pengalaman, maka
penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran, pratikum, bermain peran dan
lain-lain. Sebaliknya jika siswa telah memahami prinsip, konsep, dan fakta maka
guru dapat mempergunakan metode diskusi, studi mandiri, studi kasus, dan
metode insiden, sifat metode ini lebih banyak analisis, dan memecah masalah.
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran satu jam pelajaran
materi, seperti Bidang Studi Fisika, metode yang akan diterapkan adalah metode
praktikum, bukan berarti metode lain tidak kita pergunakan, metode ceramah
sangat perlu yang waktunya dialokasi sekian menit untuk memberi petunjuk, aba-
karena dari hasil praktikum siswa memerlukan diskusi kelompok untuk memecah
secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui,
perlu dipertimbangkan.
faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu: pertama
terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
Kedua adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada
kepraktisan. Artinya bisa digunakan dimana pun dengan peralatan yang ada
disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan. Faktor yang
1. Kegiatan Pendahuluan
Majid (2008:104)
2. Kegiatan Inti
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang dapat
a. Eksplorasi
luas tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip
terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya; melibatkan peserta didik secara aktif
b. Elaborasi
melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
c. Konfirmasi
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta
kompetensi dasar.
ekspolasi;
berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup
dengan menggunakan tes dan non tes dalam bebtuk tertulis atau lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek
dan /atau produk, portifolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil Pembelajaran
Beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam menyusun tes hasil
1. Tes hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah
ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional.
2. Mengukur sampel yang refersentif dari hasil belajar da bahan pelajaran
yang telah diajarkan.
3. Mencangkup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok
untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan.
4. Dirancang sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang
diinginkan.
5. Tes hasil belajar hendaknya disusun sesuai dengan kegunaannya dalam
evaluasi pengajaran.
6. Dibuat se-reliable mungkin sehingga mudah diinterprestasikan dengan
baik.
7. Digunakan untuk memperbaiki cara belajar peserta didik dan cara
mengajar guru. ( Harjanto,2003:283)
peserta didik yang dilambangkan dengan nilai – nilai hasil belajar pada
dasarnya mencerminkan sampai sejauh mana pencapaian tujuan
pendidikan yang telah ditentukan bagi masing-masing mata pelajaran atau
bidang studi.
2. Foktor Usaha (effort)
Disamping nilai – nilai hasil belajar yang dicapai oleh para pesarta didik,
faktor usaha yang telah mereka lakukan juga perlu mendapatkan
pertimbangan dalam rangka penentuan nilai akhir. Sekalipun misalnya
seorang peserta didik hanya dapat mencapai nilai – nilai hasil belajar yang
minimal (prestasi rendah), namun apabila pendidik dengan cara cermat
dapat mengamati sehingga dapat memperoleh bukti bahwa dengan nilai-
nilai hasil.
belajar yang rendah itu sebenarnya sudah merupakan hasil usaha sungguh-
sungguh (sangat rajin dalam mengikuti pelajaran, tekun didalam belajar
dan sebagainya), maka sudah selayaknya kepada peserta didik tersebut
dapat diberikan nilai penunjang sebagai penghargaan atas usaha sungguh-
sungguh dari peserta didik itu tanpa mengenal putus asa.
3. Faktor Aspek Pribadi dan Sosial ( personal and social caharacteristic)
Karekter yang dimiliki oleh peserta didik baik sebagai individu maupun
sebagai anggota kelompok perlu juga mendapatkan pertimbangan dalam
penentuan nilai akhir. Seorang peserta didik yang sekalipun prestasi
belajarnya tergolong menonjol namun ahklaknya tidak baik, indisipliner,
sering berbuat curang atau berbuat onar dan sebagainya, perlu
mendapatkan “hukuman” seimbang, berupa pengurangan nilai akhir.
4. Faktor Aspek Kebiasaan Kerja (work habit)
Dimaksud dengan kebiasaan kerja disini adalah hal-hal yang ada
hubungannya dengan kebiasaan melakukan tugas. Misalnya : tepat waktu
dalam menyerahkan pekerjaan rumah (PR), rapi tidaknya hasil pekerjaan
rumah tersebut, ketelitiannya dalam menghitung dan sebagainya. Dapat
juga dimaksudkan disini : kebersihan badan, kerapian berpakaian, dan
sebagainya.
berikut:
serta materi pokok, dan kegiatan pelajaran. Sumber belajar adalah segala sesuatu
yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana pengajaran terdapat atau sumber
pencapaian kompetensi.
tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan oarang yang mengandung informasi
dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses
langka
dan
g. Sumber Belajar
sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan
oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk
kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi tujuan pembelajaran. Dengan demikian maka sumber belajar juga
dapat diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan
orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi
peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku. Contoh
sumber belajar : manusia, bahan, lingkungan dan aktivitas, alat pembelajaran
h. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar yaitu suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu yang telah dikerja mahasiswa/ siswa itu sendiri.
a. Teknik penilaian terbagi menjadi yaitu tes dan non tes.
b. Bentuk instrumen terbagi menjadi tiga yaitu pilihan ganda, essay dan
menjodohkan
35
Hasil belajar adalah hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi guru
dan sisi siswa. Dari sisi siswa, hasil belajar hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum
kognitif, afektif dan psikomotorik Slametto (2003:16). Hasil belajar adalah bila
seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,
misalnya dari dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti (Hamalik, 2006:30). Teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka
studi dicapai melalui tiga kategori antara lain ranah kognitif, afektif dan
oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan
Berdasarkan teori diatas bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau
keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas
belajar. Hasil belajar yang diperoleh siswa sangat erat kaitannya dengan
pada kenyataanya pada diri siswa merupakan satu kesatuan yang bulat. Hasil
belajar meliputi:
1. Pengetahuan
Mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan
tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan dengan
fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode.
Pengertian lain tentang pengetahuan atau ingatan(recall) yaitu
kemampuan mengenal atau pengingat materi yang sudah dipelajari dari
yang sederhana sampai pada teori yang sukar. (Uzer,1995 : 35).
2. Pemahaman
Mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang
dipelajari. Menurut Bloom (dalam Sardiman, 2007:23)Pemahaman
merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami
sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Pemahaman merupakan
jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau
hafalan.
3. Penerapan
Mencangkup kemampuan penerapan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan
prinsip. (Uzer,1995 : 35) mengemukakan penerapan mengacu kepada
kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari
kedalam situasi baru dan menyangkut penggunaan aturan, prinsip.
Contoh aplikasi, melaksanakan konsep dan prinsip kesituasi baru,
melaksanakan hukum dan teori ke situasi praktis , mempertunjukkan
metode dan prosedur.
4. Analisis
Mencangkup kemampuan merinci satu kesatuan kedalam bagian-bagian
sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya,
mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. (Uzer, 1995 : 35),
analisis disini mengacu kepada kemampuan menguraikan materi ke
dalam komponen – komponen atau faktor penyebabnya dan mampu
memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang lainnya
sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.
37
5. Sintesis
Mencangkup kemampuan membentuk suatu pola baru . Misalnya,
kemampuan menyusun suatu program kerja. Menurut Uzer (1995 : 35)
sintesis mengacu kepada kemampuan mengadukan konsep dan
komponen – komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau
bentuk baru.
6. Evaluasi
Mencangkup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, kemampuan menilai hasil
karangan. Menurut Uzer (1995 : 35) evaluasi disini mengacu kepada
kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai- nilai materi
untuk tujuan tertentu.
adalah :
A. Faktor Intern
Faktor intern yaitu faktor – faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang
berasal dalam individu itu sendiri. Menurut Suryabrata (1989:142) ada dua bagian
a. Fisiologi
Fisiologi meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca
indra.
b. Kondisi Psikologis
Kondisi psikologis yaitu beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi
proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, bakat, minat, emosi dan
kemampuan kognitif.
B. Faktor Ekstern
38
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu yang dapat
a. Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa :
cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah
tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencangkup metode
pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, keadaan gedung, dan tugas rumah.
c. Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa.
d. faktor lingkungan