TABLET
(edited by Atina)
I . PENDAHULUAN
A. Definisi
Tablet adalah bentuk sediaan padatan/solid yang mengandung senyawa obat (zat aktif) yang
secara umum dicampurkan dengan eksipien dan dikompresi menjadi bentuk sediaan akhir. (USP
38 NF 33 thn 2015 hal 1295)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI IV,
Hal 4)
Tablet adalah sediaan adat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. ( FI V,
hal 52)
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu dosis yang terdiri dari satu atau lebih zat
aktif, dibuat dengan mengempa sejumlah partikel dengan volume yang seragam atau dengan
teknik lain yang sesuai seperti ekstrusi, cetak atau liofilisasi. (BP 2013 softcopy)
B. Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan zat non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku.
(Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)
11. Bobot minimal tablet 50 mg, bobot maksimal tablet 800 mg (Catatan : ini berlaku untuk
tablet oral penggunaan pada manusia; pada tablet efervesen, bobot dapat mencapai kisaran
4.500 – 4.900 mg).
1
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang (tertutupi) rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak
memerlukanlangkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang
bermonogram atauberhiasan timbul atau emboss;
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan,
terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;
9. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus seperti tablet lepas tunda, lepas
lambat, lepas terkendali;
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak, dan
untuk terapi lokal (salut enterik);
11. Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling mudah diproduksi secara besar-besaran
dengan proses pengemasan yang mudah dan murah sehingga biaya produksi lebih rendah;
12. Pemakaian oleh pasien lebih mudah;
13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan
stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
(Teori dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 645 dan Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)
Teori dan Farmasi Industri, Lachman Hal 645 (Terjemahan), keunggulan utama tablet :
1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari
semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling
rendah.
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang biaya pembuatannya paling rendah.
3. Tablet merupakan bentuk sediaan orang yang paling ringan dan paling kompak.
4. Tablet merupakan bentuk sediaan orang yang paling mudah dan murah untuk dikemas serta
dikirim.
5. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan
langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram
atau berhiasan timbul.
6. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan,
terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/ hancurnya tablet tidak segera terjadi.
7. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan di usus atau
produk lepas lambat.
8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-
besaran.
9. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik dan
stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
2
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
atau tidak mungkin diformulasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan
bioavaibilitas obat cukup;
Zat aktif yang rasanya pahit, zat aktif dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau zat
aktif yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara, memerlukan pengapsulan atau
penyelubungan atau penyalutan dahulu sebelum dikempa. Dalam keadaan ini sediaan
kapsul menjadi lebih baik serta lebih murah daripada tablet.
(Teori dan Praktek Farmasi Industri (Terjemahan), Lachman Hal 645-646)
Kesimpulan dari keuntungan dan kerugian tablet dibandingkan dengan sediaan oral lainnya: tablet
memberi keuntungan dalam bentuk tempat/ruangan yang paling kecil yang diperlukan untuk
penyimpanan. Tablet menawarkan kemudahan pemberian dan kemungkinan pengendalian mutu,
kenyamanan bagi pasien yang menggunakannya, mudah dibawa, dan bagi dokter memberi
kemudahan dalam pemberian dosis yang akurat dan presisi untuk pasien. Selain itu, sediaan
tablet cenderung memiliki sifat stabilitas kimia, fisika (mekanik), dan mikrobiologi yang lebih baik
dibandingkan sediaan oral lainnya; serta memungkinkan untuk melakukan manipulasi / modifikasi
terhadap waktu pelepasan (ada atau tidak adanya lag time tertentu), laju / kinetika pelepasan,
dan target pelepasan (pada segmen tertentu pada saluran gastrointestinal), termasuk pula upaya
untuk meningkatkan stabilitas dan memperbaiki / menutupi rasa / aroma yang kurang
menyenangkan dari zat aktif. Namun, tidak semua zat aktif dapat dibuat menjadi bentuk sediaan
tablet dengan mudah (buruknya sifat fisikomekanik dari zat aktif, terutama zat aktif dengan
kekuatan sediaan besar dapat cukup menyulitkan); serta untuk beberapa zat aktif tertentu
(khususnya yang termasuk BCS kelas II dan kelas IV, serta kelas III dengan kekuatan sediaan yang
relatif besar), memerlukan pengembangan / optimasi formula yang cukup sulit agar dapat
diperoleh bioavailabilitas yang memadai secara terapetik.
3
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
4
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
Tablet efervesen yang larut, dibuat dengan cara dikempa; selain zat aktif, juga
mengandung campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan natrium bikarbonat, yang jika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbon dioksida. (FI V 52)
j. Tablet Kunyah
Tablet kunyah Tablet kunyah dimasudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan rasa
enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak. Jenis tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk anak, terutama formulasi
multivitamin, antasida dan antibiotika tertentu. Tablet kunyah dibuat dengan cara
dikempa, umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat
dan bahan pengisi, mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk
meningkatkanpenampilan dan rasa. ( FI V 52)
2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut (LachmanTeori dan praktek farmasi Industri,
terjemahan, hal 713-714)
a. Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan di antara gusi dan pipi. Biasanya
keras dan digunakan untuk zat aktif hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di
tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan biasanya dalam jangka waktu
15-30 menit).
b. Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, contoh: nitrogliserin, untuk
obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat
terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah
lidah, lalu masuk ke dalam aliran darah selanjutnya masuk ke aliran darah umum.
c. Troches atau Lozenges (Tablet Hisap)
Adalah bentuk lain dari tablet yang digunakan dalam rongga mulut. Digunakan untuk
memberikan efek lokal pada mulut dan tenggorokan. Bentuk tablet ini umumnya
digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan atau megurangi batuk pada influenza.
Kedua bentuk ini dapat mengandung anestetik lokal, berbagai antiseptik dan antibakteri,
demulsen, astringen dan antitusif. Kedua jenis tablet ini dirancang agar tidak hancur di
dalam mulut tetapi larut perlahan dalam jangka waktu 30 menit atau kurang.
d. Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar
gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah
berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu
senyawa antibakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi
perdarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan. Pembawa yang umum
digunakan adalah Na bikarbonat, NaCl atau suatu asam amino. Tablet dirancang dapat
larut atau terkikis secara perlahan dalam jangka waktu 20 – 40 menit.
3. Tablet Kempa Digunakan Melalui Lubang Tubuh
a. Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang
tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.
b. Tablet Vaginal
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di
5
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik,
astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian
steroid dalam pengobatan sistemik.
4. Tablet Kempa untuk Implantasi
• Tablet Implantasi/Pelet
Tablet implantasi atau tablet depo dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus
steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan manusia atau hewan. Tujuannya untuk
mendapatkan efek obat dalam jangka waktu yang lama, berkisar dari satu bulan sampai
satu tahun (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan). Tablet ini biasanya kecil
berbentuk silindris/roset dan panjangnya tidak lebih dari 8 mm.
5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain (Di terjemah LachmanTeori dan praktek farmasi Industri
hal 715-717disebutkan Jenis Tablet untuk Membuat Larutan)
a. Tablet Triturat
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.
Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk
memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV hal 4).
Tablet triturat merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya silindris,
digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat. Jenis
tablet ini sekarang sudah jarang digunakan. ( FI V hal 52)
b. Tablet Hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air.
Dahulu digunakan untuk membuat sediaan injeksi hipodermik. Umumnya digunakan
untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril
(FI IV hal 4).
Tablet hipodermik adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah melarut atau
melarut sempurna dalam air, dulu umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi
hipodermik. Diberikan secara oral atau jika diperlukan ketersediaan obat yang cepat
seperti halnya pada Tablet Nitrogliserin, diberikan secara sublingual ( FI V hal 52).
c. Tablet Dispensing
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair
(umumnya sediaan cair). Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume
tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat
dengan konsentrasi tertentu. Bahan yang lazim dimasukkan ke dalam tablet dispensing
yaitu perak proteinat, merkuri diklorida, merbromin, dan berbagai senyawa amonium
kuartener.
6
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
1. Tablet polos
2. Tablet salut gula
3. Tablet salut film
Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif :
1. Tablet pelepasan biasa / segera (immediate release)
2. Tablet lepas lambat atau terkendali
3. Tablet lepas tunda
(Catatan Kuliah P’Charles;Pharmaceutical dosage form:TABLET vol.I Lieberman 247-419; FI IV hal 4-
6, FI V hal 52-54)
Secara umum, sediaan tablet dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah,
granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya
disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet (sifat fisikomekanik terkait :
ukuran partikel, polimorfisme, habit kristal, aliran, sifat permukaan / hidrofobisitas,
higroskopisitas, kohesivitas, kompaktibilitas, bobot jenis ruah dan ketuk, kompresibilitas /
ketermampatan, plastisitas / modulus elastis, dll.), apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau
lembab, kestabilannya, besar kecilnya kekuatan sediaan, dan lain sebagainya.
a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel
yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat (larutan pengikat atau pelarut pengikat)
dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini
biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif
yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari
metode granulasi basah adalah membasahimassa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai
mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat/pengikat
sebagai pengganti pengompakan, teknik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang
mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan
tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang
ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di
antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat sampai titik optimal bila jumlah cairan
yang ditambahkan meningkat dalam jumlah yang optimal. Gaya tegangan permukaan dan
tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah
bekerja. Jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan
diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul
sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat. Setelah
pengeringan, granul lalu diayak kembali.
Keuntungan metode granulasi basah :
Memperoleh aliran yang baik
Meningkatkan kompresibilitas
Untuk mendapatkan bobot jenis yang sesuai
Mengontrol pelepasan
7
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
8
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
b. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien
dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah
lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula.
Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat
dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini cukup baik digunakan untuk zat aktif
9
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang
sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen-komponen tablet dikompakkan dengan mesin cetak tablet lalu
ditekan ke dalam die dan dikompakkan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut
slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak untuk
mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal. Bila slug yang
didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi
kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki
kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang
putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan teknik hidrolik
pada salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan
serbuk yang mengalir diantara penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
Zat aktif susah mengalir
Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk
berat dan pengeringan yang memakan waktu
Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat sempurna (jembatan ikat tidak
terbentuk sempurna, kalau di granulasi basah jembatan ikat terbentuk sempurna.
Jembatan ikat dapat berupa jaring polimer yang mengering ataupun berbentuk jembatan
kristal bagi senyawa yang dapat membentuk kristal (cth: senyawa aktif yang parsial
terlarut) – sumber kuliah solida pak Sundani) oleh pengikat hati-hati! Tidakselalu pada
proses granulasi kering tidak digunakan pengikat! (intinya : proses granulasi kering juga
memerlukan komponen pengikat)
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug atau chilsonator untuk membuat
kempa gulungan
Tidak dapat mendistribusikan zat warna secara seragam (kurang homogennya distribusi
warna pada sediaan)
Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang
10
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
d. Slug yang sudah jadi digiling kasar dan diayak menggunakan ayakan no 16, sehingga
dihasilkan granul-granul kasar.
e. Lakukan evaluasi terhadap granul yang dihasilkan, bila belum memenuhi syarat, maka
slugging dapat diulangi hingga diperoleh granul yang memenuhi syarat.
Slugging MAKSIMUM dilakukan hingga 3 KALI (untuk menghindari perubahan sifat
fisikomekanik bahan karena pengaruh gaya mekanik yang diberikan; akan tetapi slugging
MAKSIMUM 3 x merupakan konvensi bersama di lingkungan praktikum solida, bukan dari
hasil pengukuran karena tiap-tiap zat memiliki kemampuan deformasi yang berbeda-
beda.)
f. Timbang granul yang diperoleh, lakukan perhitungan jumlah fasa luar yang harus
ditambahkan.
g. Sisa fasa luar dicampur dengan granul yang telah memenuhi syarat dengan jumlah sesuai
hasil perhitungan.
h. Massa cetak dikempa dengan menggunakan punch sesuai bobot tablet yang telah
dihitung.
i. Lakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh (menurut persyaratan resmi dan
persyaratan industri).
c. Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran
zat aktif dan eksipien keringtanpa melalui perlakuan awal (granulasi, red.) terlebih dahulu.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun
hanya dapat digunakan pada kondisi dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki
aliran, kompresibilitas, dan kohesivitas yang baik; kekuatan sediaan atau proporsi zat aktif
yang tidak besar (dikatakan besar apabila bobot zat aktif ≥ 50% dari bobot total tablet)
sehingga sifat fisikomekanik yang kurang baik / kurang menunjang untuk proses kempa
langsung dapat ditutupi oleh eksipien yang memiliki sifat fisikomekanik unggul / ekselen. Ada
beberapa zat yang memiliki habit kristal kubus seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin
langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa, selain
itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk
pecah jika terkena air (cairan tubuh). Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode
kempa langsung adalah: alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuk dan habit kristal yang
menunjang, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.
Keuntungan metode kempa langsung yaitu :
Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu
yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang
dipergunakan juga lebih sedikit.
Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granulasi,
tetapi langsungmenjadi partikel. Tablet kempa langsung berisi partikel halus,
sehingga tidak perlu melalui prosesdari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
11
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
12
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
I. PENGISI
Pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk. Pada obat yang berdosis
dukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan (misal aspirin, antibiotik tertentu). Tablet oral
biasanya berukuran 3/16 sampai ½ inci. Tablet yang lebih kecil dari 3/16 inci sukar dipegang oleh
orang lanjut usia, sedangkan yang lebih besar dari ½ inci sukar ditelan. Berat tablet berkisar antara
120-700 mg untuk kerapatan standar zat organik. Tablet bentuk oval, lebih mudah ditelan, berat
tablet dapat lebih besar atau sama dengan 800 mg. Pengisi dapat juga ditambah karena alasan
kedua yaitu memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memacu
aliran. (Lachman; 697)
Pada pengolahan jumlah obat yang sangat sedikit (misalnya alkaloida, hormon, vitamin dan
sebagainya) diperlukan bahan pengisi, untuk akhirnya memungkinkan suatu pencetakan. Bahan
pengisi mengurus untuk itu, bahwa tablet mengandug ukuran atau massa yang dibutuhkan (0,1-
0,8 g). Disamping netral secara kimia dan fisiologis sebaiknya konstituensia seperti ini dapat
dicerna baik. Digunakan jenis pati (pati kentang, pati gandum, dan pati jagung) dan laktosa
(penggunaannya misalnya pada tablet homeopati, keburukan kehancurannya rendah). Sifat tablet
yang lebih baik diberikan laktosa dikeringsemburkan, setelah penambahan dari bahan pelincir dan
pelicin jika perlu memungkinkan tabletasi langsung. Beberapa farmakope mengarahkan suatu
campuran granul dari pati kentang dan laktosa sebagai granulatum simpleks. (R. Voight, tekfar)
Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang
banyak. Jika dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali.
13
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
14
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
F. Sukrosa(HOPE, 744)
Bisa berfungsi sebagai pengisi/pengikat
Memiliki banyak bentuk, paling sering digunakan bentuk “confectioner” untuk GB yang
mengandung 3% pati jagung untuk mencegah caking
Sukrosa digunakan sebagai pemanis dalam tablet kunyah dan digunakan sebagai pengikat
untuk memperbaiki kekerasan tablet
Kelemahan: tablet yang dibuat dengan komposisi sebagian besar sukrosa akan mengeras
pada penyimpanan. Sukrosa bukan gula pereduksi tetapi dengan bahan bersifat basa
menjadi coklat pada penyimpanan.
15
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
II. ADSORBEN
Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi
lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi.
Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah
maka tablet akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.
Contoh: Avicel, Bolus alba, Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat, Aerosil.
III. PENGIKAT
Fungsi : untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang
dicetak langsung (Lachman Industri, 701)
Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
Dikelompokkan menjadipolimeralamdansintetik.
Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa, hidroksi propil
16
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
selulosa
Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah membutuhkan lebih sedikit bahan pengikat
untuk menghasilkan kekerasan tablet yang sama dibandingkan dengan cara kering.
Penambahan plasticizer (propilenglikol, PEG 400, gliserin, heksilonglikol) ke dalam larutan
pengikat dapat meningkatkan kekerasan, mengurangi efek capping, menurunkan
friabilitas tablet.
Jumlah larutan pengikat yang dibutuhkan untuk 3 kg pengisi tercantum pada tabel
17
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
G. Selulosa
1. Metil selulosa(Lachman Tablet, 165)
1-5% larutan air tergantung grade viskositas; larutan 5% menghasilkan kekerasan yang
mirip dengan 10% musilago amili.
Dapat digunakan untuk menggranulasi serbuk yang larutatau tidak larut; pengikat yang
baik untuk eksipien laktosa, manitol, dan gula.
Keuntungan: dapat dikompres segera, tidak mengeras pada penyimpanan.
18
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
J. N-HPC (Nisso-HPC)
Merupakan pengikat dengan toughness tinggi (kemampuan menyerap energi tanpa terjadi
fraktur) dan derajat aliran plastik tinggi (friabilitas yang baik < 1%, memudahkan proses
pencetakan dengan kecepatan yang lebih tinggi tanpa masalah capping) dibanding metil
selulosa, PVP, starch (cat bu.Henny)
Larut dalam air dan pelarut organik alkohol, propilen glikol, metilen klorida, aseton dan
kloroform. Jika digunakan sebagai pelarut pada granulasi basah N-HPC dilarutkan dalam air
atau alkohol.
Cara:
1. Melarutkan dalam air
N-HPC ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk kuat
20-30% air dipanaskan sampai 600C dan N-HPC ditambahkan perlahan-lahan
sambildiaduk. Setelah itu ditambahkan sisa air. Dengan cara ini pelarutan lebih cepat.
2. Melarutkan dalam pelarut organik
19
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
Akasia 5-20%
PVP 5-20% dalam air, alkohol, atau
Metilselulosa (berbagai grade viskositas) hidroalkohol
CMC-Na (low-viscosity grade) 2-10%
Etilselulosa (berbagai grade viskositas) 2-10%
Polivinilalkohol (berbagai grade viskositas) 2-15% dalam alkohol
PEG 6000 2-10% dalam air atau hidroalkohol
10-30% dalam air, alkohol, atau
hidroalkohol
(Lachman Tablet, 162)
V. DISINTEGRAN
Fungsi: untuk memudahkan hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran cerna
(Lachman Industri, 702).
Enam klasifikasi disintegran : starches, clays, gums, cellulose, alginat, dll
Cara pakai/penambahan disintegran:
internal addition (saat granulasi) : disintegran dicampur dengan bahan lainnya sebelum
ditambah dengan larutan penggranul
external addition : disintegran ditambahkan setelah granul terbentuk
Yang paling baik adalah menambahkan disintegran secara kombinasi (internal & external)
B. Starch 1500
20
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
Merupakan disintegran yang baik dan ditambahkan dalam campuran kering (dalam fasa
dalam dan atau fasa luar pada metoda granulasi kering atau kempa langsung, atau dalam
fasa luar pada metoda granulasi basah)
Perhatian: tidak boleh diberikan pada massa basah
21
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
VI. LUBRIKAN
22
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
Fungsi utama dari lubrikan adalah untuk mengurangi gesekan atau friksi yang terjadi antara
permukaan tablet dengan dinding die selama proses pengempaan dan penarikan tablet.
(Lachman Tablets, 110). Setiap lubrikan memiliki konsentrasi optimum (tidak lebih dari 1%) untuk
menghasilkan kecepatan aliran yang optimum. (Lachman Tablets, 112)
Penggunaan lubrikan cenderung meratakan distribusi tekanan pada saat pengempaan tablet
dan juga meningkatkan kepadatan partikel sebelum dikempa. (Lachman Tablets, 111).
Semakin kecil ukuran partikel granul, maka tablet membutuhkan jumlah lubrikan yang lebih
banyak (%). (Lachman Tablets, 111).
Oleh karena kebanyakan lubrikan bersifat hidrofobik, maka dengan adanya lubrikan akan
meningkatkan waktu disintegrasi dan menurunkan kecepatan disolusi obat. (Lachman Tablets,
111)
Lubrikan akan membentuk lapisan di sekitar granulat pada saat granulasi yang akan
mengurangi resiko kerusakan tablet pada saat dikempa. Oleh karena kekuatan tablet
tergantung pada area kontak di antara partikel, maka adanya lubrikan juga dapat mengganggu
ikatan antar partikel dan menyebabkan berkurangnya daya kohesif sehingga tablet menjadi
rapuh. (Lachman Tablets, 111)
Caping dan laminating serta lemahnya ikatan antar partikel granul dapat terjadi pada tablet
yang kelebihan lubrikan seperti stearat. (Lachman Tablets, 112)
Lubrikan seringkali ditambahkan dalam keadaan kering ketika semuanya telah tercampur
homogen
Biasanya lubrikan dicampurkan pada 2-5 menit akhir dari total waktu pencampuran 10-30
menit.
Pencampuran yang berlebihan (overmixing) dapat mengurangi karakteristik disintegrasi-
disolusi dan matriks tablet akan kehilangan ikatannya. (Lachman Tablets, 114)
Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul dibentuk) memberikan
hasil yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan kemudahannya untuk dikeluarkan
dibandingkan dengan metode penambahan lubrikan saat dilakukan granulasi. (Lachman
Tablets, 114)
23
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
Mg-lauril sulfat dapat menghasilkan tablet yang lebih keras dan campuran yang lebih mudah
dikempa dibandingkan Mg stearat pada kekuatan penarikan yang sama, tapi butuh jumlah Mg-
lauril sulfat yang lebih banyak untuk memberikan lubrikasi yang sama. (Lachman Tablets, 113)
Lubrikan carbowax seringkali diberikan dalam bentuk larutan alkohol atau dalam bentuk
suspensi dan emulsi dari bahan lubrikan. (Lachman Tablets, 114)
Aspirin tidak stabil dengan adanya senyawa alkalin, misalnya lubrikan alkalin stearat.
Penggantinya dapat digunakan lubrikan talk. (Lachman Tablets, 113)
VII. GLIDAN
Fungsiutamadariglidanadalahmenunjangkarakteristikalirandarigranulataumeningkatkanalir
angranuldarihopper kedalamdie. (Lachman Tablets, 110)
Glidandapatmeminimalisasikecenderungangranuluntukmemisah/
segregasiselamatahapvibrasi yang berlebihan(Lachman Tablets, 115)
Efektivitas talk sebagaiglidantelahbanyakdigunakandalamformulasi tablet dankapsul.
(Lachman Tablets, 115)
Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif yang
penguraiannya dikatalisis oleh Fe. (Lachman Tablets, 116)
MekanismeKerja: (Lachman Tablets, 116)
1. Dispersimuatanelektrostatikpadapermukaangranul.
2. Distribusiglidanpadagranul.
3. Adsorpsi gas pada permukaan atas glidanataugranul.
4. Minimalisasi gaya Van der Wallsdenganpemisahangranul.
5. Reduksifriksi antara partikeldenganpermukaan yang kasardengan sorpsi glidan pada
permukaangranul.
Starch sebagai glidan sering dikombinasikan dengan lubrikan dengan perbandingan 1:1
hingga 1:4. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi sifat hidrofobik dari lubrikan yang akan
mempengaruhi disintegrasi dan disolusi tablet. (Lachman Tablet, 116)
Golongansilicaadalahglidan yang paling efisien, kemungkinankarenaukuranpartikelnya yang
kecil. Contoh glidan silika adalah silika dioksida. (Lachman Tablets, 115)
24
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
Cornstarch 5-10
Cab-O-sil 0,1-0,5
Siliod 0,1-0,5
Aerosil 1-3
VIII. ANTI ADHEREN
Fungsiutamadari anti adherenadalahmencegahpenempelan tablet padapunch
ataupadadindingdie. (Lachman Tablets, 110)
Bahan yang paling baikadalah yang larut air dan yang paling efisienadalah DL-leusin.
(Lachman Tablets, 114)
Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi karena cenderung
terjadi picking. Hal ini diminimalkan dengan koloidal silika seperti Syloid. Cab-o-sil
mempunyai struktur kimia yang sama tetaoi hasil tidak sebaik Syloid karena luas
permukaannya yang kecil. (Lachman Tablets, 114)
Talk, Mg stearat dan pati jagung memberikan punch face dan sifat anti adheren yang
paling bagus.
25
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
dioptimasi untuk meminimalkan migrasi larutan pewarna celup harus dibuat dalam besi
tahan karat atau wadah kaca untuk menghindari inkompatibilitas antara zat warna dan
wadah. Harus dilakukan penyaringan untuk menghilangkan partikel yang tidak larut.
Larutan pewarna celup dalam air dapat disimpan selama beberapa jam dan jika lebih dari
24 jam perlu ditambahkan zat pengawet untuk mencegah pertumbuhan mikroba,
misalnya propilenglikol, kombinasi Na-benzoat dengan asam fosforik atau asam sitrat.
Selama penyimpanan, penggunaan dan proses pewarnaan, pewarna celup harus
dilindungi terhadap :
zat pengoksidasi terutama klorin dan hipoklorit;
zat pereduksi terutama gula invert, beberapa penyedap, ion logam (Al, Zn, Fe, dan
Sn), asam askorbat;
pH yang ekstrim, misalnya FD&C red #3 tidak stabil pada larutan asam sehingga
jangan dilarutkan pada larutan dengan pH < 5.
mikroba terutama jamur dan bakteri;
pemanasan dengan suhu yang tinggi dan waktu yang lama (jadi pewarnaan harus
diproses pada suhu rendah dan waktu singkat jika pada suhu tinggi) kecuali untuk
FD&C red #3 yang akan meningkatkan kemampuan fading pada temperatur yang
terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi sedangkan aktivitas dari agen pengoksidasi
atau pereduksi akan berkurang pada suhu yang tinggi.
pemaparan cahaya matahari langsung.
FD&C red #40 dan FD&C yellow #5 cukup stabil sedangkan FD&C blue#2 dan FD&C
red #3 stabilitasnya rendah terhadap cahaya.
2. Pewarna Lake
Pewarna lake tidak larut dan biasanya didispersikan. Oleh karena itu yang sangat penting
diperhatikan adalah ukuran partikel harus halus. Umumnya makin kecil ukuran partikel,
makin tinggi daya pewarnaan lake karena bertambahnya luas permukaan untuk
memantulkan cahaya.
Lake dibuat dengan presipitasi dan mengadsorpsikan pewarna celup pada substrat/ basis
yang tidak larut. Biasanya sebagai substrat FD&C digunakan Alumina hidrat. FD&C lake
terdiri atas 6 warna: kuning, jingga, merah (merah muda-merah dan jingga-merah), biru
(biru kehijauan dan biru terang). Lake yang digunakan : 0,1-0,3%. Stabilitas lake terhadap
cahaya dan panas lebih tinggi dibandingkan warna celup dan kompatibel dengan banyak
komponen yang digunakan dalam tablet. Lake biasanya digunakan dalam pembuatan
tablet dengan metode kempa langsung.
Aspek terakhir dari psikologis adalah flavor dan pewarna cocok atau berhubungan. Di bawah ini
adalah guideline flavor dan pewarna yang berhubungan
1. Merah muda-merah
Flavor: cherry, cherry liar, tutti-frutti, raspberry, strawberry, apel.
2. Coklat
Flavor: coklat, maple, madu, molasses, butterscotch, walnut, burgundy, kacang, karamel.
3. Kuning-jingga
Flavor: lemon, jeruk nipis, jeruk, campuran citrus, custard, pisang, cherry, butterscotch.
4. Hijau
26
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
27
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
Talk 2%
Amilum kering 5%
Pada tablet yang dibuat dengan menggunakan musilago amili atau mucilago lainnya,
pengeringan granul memerlukan waktu yang lebih lama dan memerlukan suhu
pengeringan yang tinggi karena cairan pembasah yang digunakan adalah air. Zat yang
terhidrolisis tidak boleh menggunakan mucilago sebagai pengikat. Selain itu, perlu
diperhatikan stabilitas zat aktif terhadap suhu karena pengeringan granul memerlukan
suhu tinggi (sekitar 40-70°C). (Amilum merupakan bahan alam sehingga dalam formulasi
perlu ditambahkan pengawet tidak selalu sih.. biasanya yg ditambah pengawetnya itu
adl stok pasta amilumnya. biasanya di industri jika digunakan musilago amili / mucilago
lainnya tidak dibuat dalam jumlah banyak lalu disimpan, melainkan dibuat segar saat
dibutuhkan dalam jumlah terbatas dan langsung digunakan. Jadi tidak diperlukan
penambahan pengawet sama sekali.)
Amilum harus dalam keadaan kering, jika fungsinya sebagai penghancur. Saat akan
digunakan, amilum yang ada tetap harus dikeringkan terlebih dahulu dalam oven. Jika
bercampur dengan air maka sifat penghancurnya akan berkurang. Amilum kering yang
bisa digunakan adalah amprotab. Sifat dari amilum kering : kompresibilitas kecil, waktu
hancur granul lama sehingga menyebabkan waktu hancur tablet menjadi lama jika
amilum tidak dikeringkan terlebih dahulu, mekanisme penghancuran tablet yaitu
mengembang saat berada dalam air sehingga kekerasan, porositas dan daya kapilaritas
tablet mempengaruhi kerja amilum sebagai penghancur.
2. Pengikat diganti PVP untuk zat yang sukar dikompresi. PVP larut dalam air dan dalam
etanol. Jika zat aktif tidak tahan panas dan mudah terhidrolisis, dapat digunakan etanol
sebagai cairan pengikat. Keuntungan menggunakan PVP dalam etanol yaitu waktu
pengeringan granul relatif lebih singkat.
Fase Dalam (92%)
Zat aktif A sesuai dosis
PVP 2% dari bobot total
Etanol q.s
Amilum kering 10% dari bobot total
Laktosa (bobot fasa dalam-bobot ZA-bobot amilum kering-bobot PVP)
PVP sifatnya higroskopis, sehingga dapat mengakibatkan tablet menjadi basah, tapi
sebenarnya dengan 2% tidak terlalu bermasalah. Penggunaannya dapat dalam
konsentrasi 0,5-5%. Jika sedikit bermasalah dapat ditambahkan adsorben seperti aerosil
sebanyak 1% sehingga formula fase luar menjadi: Mg Stearat 1%, Talk 1%, Aerosil 1%,
Amilum kering 5%.
3. Amilum kering dapat menjadi penghancur FD yang kurang baik jika saat penggranulan
28
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
terlalu banyak air yang masuk. Oleh karena itu, dapat digunakan penghancur lain seperti
ac-di-sol (± 3%) untuk memperbaiki waktu hancur. Tetapi karena ac-di-sol mahal harganya
maka sebagai alternatif dapat digunakan starch 1500 atau primogel/eksplotab (Notes :
perasaan primojel dan starch 1500 jg cukup mahal kok, hehe) sebagai penghancur.
Dengan PVP digunakan sebagai pengikat, formula akan menjadi
Umumnya starch 1500 dan eksplotab digunakan sebagai penghancur luar, jarang
digunakan sebagai penghancur fasa dalam.
29
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
B. Granulasi Kering
1. Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab, misalnya antibiotik.
(hati-hati antibiotik juga dilihat lagi data stabilitasnya,semua metode mungkin saja
diterapkan tergantung dari data stabilitasnya. Apakah semua antibiotik tidak tahan panas
dan lembab? Suhu oven yang dipakai untuk pengeringan?Bandingkan dengan data suhu
yang membuat antibiotik dapat mengurai tidak stabil. Lihat pertimbangan yang lain lagi.
Antibiotik harus tepat kadar ZA dalam tablet untuk tepat dalam efek terapinya, jadi
dibutuhkan granulasi yang homogen, GB mungkin dapat juga diterapkan. Ujian APT maret
2013 kemarin, ada yang dapat antibiotik dan pake cara GB dan lulus UPP dan sidang lisan.
Berarti cara GB diapproved.)
Fase Dalam (93,5%)
Zat aktif A sesuai dosis
Amilum kering 10%
PVP 5%
Laktosa q.s
Mg stearat 0,5%
Talk 1%
Fase Luar (6,5%)
Mg stearat 0,5%
Talk 1%
Amilum kering 5%
Pembuatan slug : FD + ½ FL (hanya talk dan mg stearat) = 92% + 1,5% = 93,5%, lalu dicetak
dan dihancurkan (slug) hingga kecepatan aliran ≥ 4 gr/dt. Setelah jadi slug kemudian
ditambahkan sisa ½ FL (1,5%) dan amilum kering 5% (harus dilakukan penimbangan
terlebih dahulu terhadap granul yang diperoleh).
2. Karena kompresibilitas laktosa kurang baik dan memiliki sifat aliran yang kurang baik,
maka dapat diganti dengan avicel yang memiliki kompresibilitas lebih baik. Avicel dapat
berfungsi sebagai pengisi sekaligus pengikat. Akan tetapi, jika pengikatan avicel masih
kurang, PVP dapat tetap ditambahkan sebagai pengikat.
Fase Dalam (93,5%)
Zat aktif A sesuai dosis
Amilum kering 10%
PVP 5%
Avicel q.s
Mg stearat 0,5%
Talk 1%
Fase Luar (6,5%)
Mg stearat 0,5%
30
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
Talk 1%
Amilum kering 5%
C. Kempa Langsung
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab (catatan : bisa jg kok untuk zat
aktif yg tahan panas dan lembab) dan dosisnya kecil. Formulasi KL dibatasi oleh jumlah fine
(serbuk yang tidak mempunyai sifat aliran (seperti talk, mg stearat, dan zat aktif). Jumlah
maksimal dari fine adalah 12-15% (menurut Martin dan Hoover), 15% (menurut Tutorial
Pharmacy) atau 10-20% (menurut RPS dan JPS). Umumnya dosis zat aktif yang digunakan
adalah dibawah 50% agar keseragaman kandungan produk akhir bagus. Jika terlalu besar
sebaiknya disluging (untuk zat aktif yg tidak tahan panas dan/atau lembab) atau dilakukan
proses granulasi basah (untuk zat aktif yg stabil terhadap panas dan lembab). Syarat-syarat
bahan-bahan untuk kempa langsung adalah : mempunyai sifat aliran yang bagus,
kohesivitas, dan kompresibilitas baik atau bisa juga untuk zat aktif yg tidak memiliki
karakteristik unggul tersebut tetapi kekuatan sediaan relatif kecil (eksipien harus yang
kualitas ekselen untuk digunakan kempa langsung) (Eksipien yang digunakan adalah eksipien
khusus untuk digunakan dalam proses pembuatan tablet kempa langsung)
1. Zat aktif A sesuai dosis
Laktosa spray dried q.s
Mg stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%
2. Digunakan kombinasi avicel dan eksplotab. Avicel memiliki kompresibilitas yang baik,
tetapi alirannya kurang baik (moderat). Untuk memperbaiki alirannya maka digunakan
eksplotab. Selain itu eksplotab berfungsi pula sebagai penghancur.
Zat aktif A sesuai dosis
Avicel : Eksplotab (3:7) q.s
Mg stearat 1%
Talk 2%
3. Digunakan kombinasi starch 1500 dan avicel (1:3) yang dikenal pula sebagai ”running
powder”. Running powder ini memiliki sifat aliran dan kompresibilitas yang baik. Tapi daya
hancur running powder tidak bagus, sehingga dapat ditambahkan penghancur luar
seperti amilum kering, eksplotab, atau ac-di-sol.
Zat aktif A sesuai dosis
Avicel : Starch 1500 (3:1) q.s
Mg stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5% atau
Eksplotab 5% atau
Ac-di-sol 3%
31
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
V. EVALUASI MUTU
Evaluasi destruktif
32
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
2. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul).
Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai
ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan
mesh yang makin kecil.
3. Bobot Jenis
Kerapatan granul dapat mempengaruhi kompresibilitas, porositas tablet, kelarutan, dan sifat-
sifat lainnya.
a. BJ Sejati (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 682)
Ada 2 metode untuk menentukan kerapatan granul, keduanya menggunakan piknometer.
Yang pertama menggunakan air raksa sebagai cairan pengisi sela. Yang kedua memakai
33
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
pelarut yang bertekanan permukaan rendah (misalnya benzen) dan tidak melarutkan
granul. Ketepatan metode ini tergantung pada kemampuan cairan pengisi sela memasuki
pori-pori granul. Kerapatan diukur dari volume cairan pengisi sela yang dipindahkan oleh
sejumlah tertentu granul dalam piknometer.
D = M / (Vi-Vp)
d.
Bilangan Hausner
Perbandingan antara BJ mampat dengan BJ nyata (Sumber : Power point B Heni)
Makin meningkat kemampuan untuk dikempa (BJ rendah), makin kurang daya
mengalirnya . Makin berkurang kemampuan untuk dikempa (BJ tinggi), makin besar daya
mengalirnya (Sumber :Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 683)
4. Kadar Pemampatan
%T = (Vo – V500)/Vo x 100%
%T = Kadar pemampatan
Vo = Volume sebelum pemampatan
34
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
5. Kompresibilitas
% K = (BJ mampat – BJ nyata)/BJ mampat x 100%
6. Aliran
Prinsip: Menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat selama waktu tertentu
Ada beberapa uji yang dapat digunakan sebagai pengukur aliran. Dua metode yang paling
umum dipakai yaitu:
a. Metode sudut baring/sudut istirahat (Sumber :Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 684-685)
35
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
pemanasan (70°C)
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (kehilangan bobot / gravimetri) menggunakan
alat seperti Moisture Balance.
Prosedur:
Timbang granul sebanyak 5 g (min.2 g) di atas nampan logam (aluminium)
Nyalakan alat, cek suhu pada 70C
Penetapan kandungan lembab dapat diatur skalanya pada alat (% hilang atau g hilang)
Penetapan dihentikan setelah dicapai angka konstan
Tujuan:
Mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat mengantisipasi masalah yang
terjadi selama proses pengempaan tablet, terutama kandungan lembab menjadi faktor
penyebabnya
Mengontrol kandungan lembab granul berkaitan dgn pertumbuhan mikroba, jika granul
tidak langsung dikempa menjadi tablet
Kadar air yang baik 1-3 % ----- tergantung monografi, kalo tidak tercantum umumnya
maks 3% (kata Pak Yeyet) tapi harus ditulis dalam range mis 1-2% karena tidak mungkin
dapat dibuat pasti 1% atau pasti 2%.
36
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
3. Kekerasan tablet
Tujuan: menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses: pengemasan,
penghantaran (shipping).
Prosedur:
20 tablet diambil secara acak(menurut USP 38-NF 33, jumlah sampel minimal adalah 6
tablet untuk memenuhi perhitungan statistic)
Ukur kekerasan masing-masing tablet
Catat skala yang terukur
Kekerasan tablet adalah harga rata2 ke-20 tablet
Variasi kekerasan dilihat dari harga SD
Nilai kekerasan tablet bergantung pada bobot tablet. Makin besar tablet, kekerasan yang
diperlukan juga semakin besar.(spesifikasi ini tidak ditemukan di USP, kemungkinan hanya
pengalaman/kebiasaan Industri Farmasi)
Bobot tablet sampai 300 mg, 4 – 7 kg/cm2.
Bobot tablet 400 – 700 mg: 7 – 12 kg/cm2
4. Friabilitas
Ketentuan USP:
Bobot tablet ≤ 650 mg, maka ambil sejumlah tablet hingga bobot kumulasinya menjadi
6,5 gram. Untuk bobot tablet > 650 mg, maka cukup ambil 10 tablet saja. Uji
friabilitasnya.
Nilai keberterimaan:
Uji dilakukan satu kali. Jika tablet mengalami pecah atau patah, maka uji dinyatakan gagal
terhadap sampel tablet tersebut. Jika hasil yang ada ternyata susah diinterpretasikan atau
penyimpangan besar melebihi syarat yang diterima, maka pengujian diulang 2 kali dan
rata-rata hasil uji dari tiga uji tersebut dibuat. Rata-rata hasil uji 3 tes tadi tidak boleh
lebih dari 1% dari bobot yang bersangkutan. (Uji friabilitas bukanlah merupakan hal yang
terstandarisasi untuk semua sediaan solida / tablet. Karena tidak terdapat aturan yang
jelas, dan juga karena uji friabilitas merupakan standar internal dari suatu pabrik,
dimana uji friabilitas dilakukan untuk memastikan bahwa tablet yang dihasilkan dapat
melalui proses pengemasan yang biasanya melibatkan tablet jatuh pada ketinggian
tertentu ke atas konveyor belt, dll. Oleh karena itu dilakukan uji friabilias)
Friabilitas adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila dijatuhkan pada suatu
ketinggian tertentu
Tujuan penetapan = untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang
dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman tujuan
Prosedur:
20 tablet diambil secara acak!! Ini ketentuan dr USP lama, lebih baik mengikuti
37
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
Pada umumnya persen friabilitas yang dapat diterima adalah < 1%[Catatan : nilai ini berlaku
untuk tablet secara umum dan lebih mengacu pd tablet biasa / plain tablet. Untuk tablet yg
akan disalut di mana diperlukan ketahanan yg baik selama tablet bergulir dan jatuh dr
ketinggian tertentu pada panci penyalut atau penyalut FBD agar tidak timbul permasalahan
selama proses penyalutan tersebut, persyaratan friabilitas untuk tablet (sebelum disalut,
bukan tablet akhir) dapat dibuat lebih ketat, misal ≤ 0,5%. Sebaliknya, untuk tablet kunyah
(chewable) yg harus dibuat dg kekerasan yg masih dapat diterima agar tablet mudah hancur
saat pengunyahan sehingga tentunya kekerasan talet kunyah tidak setinggi tablet biasa dan
ini juga berpengaruh terhadap lebih longgarnya persyaratan parameter friabilitas tablet yg jg
berkorelasi dg ketahanan fisik tablet. Sumber dr buku Pak Charles & Pak Saleh “Biasanya
dikehendaki nilai friabilitas sebesar 1% atau kurang untuk tablet konvensional, sedangkan
untuk tablet kunyah (karena kekerasan tablet yang lebih rendah), nilai friabilitas samapi 4%
masih dapat diterima.)
Pada proses pengukuran friabilitas, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan
waktu yang digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses pengukuran
friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka sampel dinyatakan gagal dalam uji
friabilitas. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian
harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah
dilakukan. (USP 38 & NF 33)
38
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
39
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
40
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
Inhalasi
(selain dari
larutan untuk
inhalasi yang
dikemas
dalam wadah
ampul gelas
Keseragaman Keseragaman
atau plastik
Kandungan Kandungan
dan ditujukan
untuk
penggunaan
nebulasi)
dikemas
dalam wadah
dosis terukur
Sistem Keseragaman Keseragaman
transdermal Kandungan Kandungan
Keseragaman Keseragaman
Supositoria Kandungan Kandungan
Keseragaman Keseragaman
Lain-lain Kandungan Kandungan
Uji keragaman bobot hanya berlaku jika zat aktif ≥ 25 mg DAN persentase zat aktif ≥ 25%.
Persyaratan uji keragaman bobot diterapkan untuk tablet tidak bersalut atau tablet salut
selaput yang mengandung zat aktif 25 mg atau lebih, yang merupakan 25% atau lebih dari
bobot satu tablet.
Prosedur uji keseragaman kandungan untuk tablet tidak bersalut, bersalut, atau kempa:
Sediakan dan pilih 30 tablet secara random
Ambil 10 tablet dan tetapkan kadar 10 tablet satu per satu sesuai dengan cara yang
tertera pada penetapan kadar dalam monografi, kecuali dinyatakan lain.
Hitung nilai penerimaan dan lakukan penetapan kadar pada 20 tablet berikutnya jika nilai
kadar pada 10 tablet pertama tadi tidak memenuhi nilai keberterimaan yang telah
ditentukan. Lihat kriteria keberterimaan untuk hasil 30 tablet sesuai yang telah
ditentukan.
Prosedur uji keragaman bobotuntuk tablet tidak bersalut atau salut selaput:
Sediakan dan pilih 30 tablet secara random
Dari 30 tablet tersebut, timbang 10 tablet satu per satu.
Hitung kadar zat aktif dalam tiap tablet yang dinyatakan dalam persen dari yang tertera
pada etiket, pada tiap tablet dari bobot masing-masing tablet dan hasil dari penetapan
kadar.
Hitung nilai penerimaan.
Kriteria keberterimaan:
Keseragaman sediaan dipenuhi jika nilai penerimaan dari 10 unit pertama dosis tunggal
lebih kecil atau sama dengan L 1%.
41
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
Jika nilai penerimaan lebih besar dari L 1%, lakukan pengujian 20 satuan berikutnya dan
hitung nilai penerimaan.
Persyaratan dipenuhi jika nilai penerimaan akhir dari 30 satuan:
lebih kecil atau sama dengan L 1% dan
tidak satupun lebih kecil dari [1-L2*0,01]M atautidak lebih dari [1+L2*0,01]M seperti yang
dinyatakan dalam perhitungan nilai masing-masing pada keseragaman kandungan atau
pada keragaman bobot
Kecuali dinyatakan lain pada monografi, L1 sama dengan 15,0 dan L2 sama dengan 25,0.
Nilai penerimaan.
│M – Xbar│+ ks
Keterangan :
Xbar = rata-rata kandungan masing-masing yang dinyatakan dalam persentase dari yang
tertera pada etiket
k = konstanta penerimaan
Jika n = 10, k = 2,4; n =30, k = 2,0
s = simpangan baku contoh
M = Nilai Rujukan. Nilai M ditentukan sesuai dengan kondisi tertentu sebagai berikut:
1. KASUS 1: M yang digunakan JIKA T < 101,5 %
Jika 98,5 % ≤ Xbar ≤ 101,5 % M = Xbar AV = ks
Jika Xbar < 98,5 % M = 98,5% AV = 98,5 – Xbar + ks
Jika Xbar > 101,5 % M = 101,5% AV = Xbar – 101,5 + ks
2. KASUS 2: M yang digunakan JIKA T > 101,5 %
Jika 98,5 % ≤ Xbar ≤ T M = Xbar AV = ks
Jika Xbar < 98,5 % M = 98,5% AV = 98,5 – Xbar + ks
Jika Xbar > T M = T AV = Xbar – T + ks
Artinya, hal pertama yang harus ditentukan adalah nilai T. Pada umumnya nilai T = 100%. Jika
nilai T yang digunakan adalah 100%, maka kita menggunakan KASUS 1 untuk menetukan nilai
M. Selanjutnya akan sangat bergantung pada nilai Xbar yang diperoleh dari hasil pengujian.
Tabel 2
Variabel Definisi Kondisi Nilai
Nilai penerimaan Rumus umum:
(AV) │M – Xbar│+ ks
L1 Nilai penerimaan L1 = 15,0 kecuali
maksimum yang dinyatakan lain
diperbolehkan dalam masing-
masing monografi
L2 Rentang deviasi Pada keadaan yang L2 = 25,0 kecuali
maksimum dari tiap rendah, tidak ada dinyatakan lain
satuan sediaan yang diuji satupun hasil satuan dalam masing-
dari perhitungan nilai M sediaan yang boleh masing monografi
kurang dari [1-
L2*0,01]M. Dalam
42
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
43
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
2. Uji waktu hancur (FI IV, halaman 1086-1087)(Suplemen III FI IV,hal. 2112-2114)(FI V, halaman
1613)
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam
masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau kapsul digunakan
sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara
bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda
atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut.
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna.
Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji
merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut
atau cangkang kapsul yang tidak larut.
Waktu hancur adalah hal yang penting untuk tablet yang diberikan melalui mulut, kecuali
tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan dan beberapa jenis tablet lepas-lambat. Uji
waktu hancur tertera pada Uji Waktu Hancur <1251> dan batas waktu hancur untuk berbagai
jenis tablet tertera pada masing-masing monografi (FI V, hal 54).
Alat
Alat terdiri atas suatu rangkaian keranjang, gelas piala berukuran 1000 ml, termostat untuk
memanaskan cairan media antara 35º hingga 39º dan alat untuk menaikturunkan keranjang
dalam cairan media pada frekuensi yang tetap antara 29 kali hingga 32 kali per menit melalui
jarak tidak kurang dari 5,3 cm dan tidak lebih dari 5,7 cm. Volume cairan dalam wadah
sedemikian sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa berada paling sedikit 2,5
cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan ke bawah ber -jarak tidak kurang dari 2,5
cm dari dasar wadah. Waktu yang diperlukan bergerak ke atas adalah sama dengan waktu
yang diperlukan untuk bergerak ke bawah dan perubahan pada arah gerakan merupakan
perubahan yang halus, bukan gerakan yang tiba-tiba dan kasar. Rangkaian keranjang bergerak
vertikal sepanjang sumbunya, tanpa gerakan horizontal yang berarti atau gerakan sumbu dari
posisi vertikalnya.
Rangkaian keranjang terdiri atas 6 tabung transparan yang kedua ujungnya terbuka, masing-
masing dengan panjang 7,75 cm ± 0,25 cm, diameter dalam lebih kurang 21,5 mm dan tebal
dinding lebih kurang 2 mm, tabung-tabung ditahan pada posisi vertikal oleh dua lempengan
plastik, masing-masing dengan diameter 9 cm, tebal 6 mm, dengan enam buah lubang,
masing-masing berdiameter lebih kurang 24 mm dan berjarak sama dari pusat lempengan
maupun antara lubang satu dengan lainnya. Pada permukaan bawah lempengan dipasang
44
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
suatu kasa baja tahan karat berukuran 10 mesh nomor 23 (0,025 inci). Bagian-bagian alat
dirangkai dan dikencangkan oleh tiga buah baut melalui kedua lempengan plastik. Suatu alat
pengait dipasang pada alat yang menaikturunkan rangkaian keranjang melalui satu titik pada
sumbunya, digunakan vntuk menggantungkan rangkaian keranjang. Rancangan rangkaian
keranjang dapat sedikit berbeda asalkan spesifikasi tabung kaca dan ukuran kasa
dipertahankan.
Cakram Tiap tabung mempunyai cakram berbentuk silinder dengan perforasi, tebal 9,5 mm ±
0,15 mm dan diameter 20,7 mm ± 0,15 mm. Cakram dibuat dari bahan plastik transparan
yang sesuai, mempunyai bobot jenis antara 1,18 hingga 1,20. Terdapat lima lubang berukuran
2 mm yang tembus dari atas ke bawah, salah satu lubang melalui sumbu silinder, sedangkan
lubang lain paralel terhadapnya dengan radius jarak 6 mm. Pada sisi silinder terdapat 4
lekukan dengan jarak sama berbentuk V yang tegak lurus terhadap ujung silinder. Ukuran tiap
lekukan sedemikian hingga bagian yang terbuka pada dasar silinder luasnya 1,60 mm persegi
dan pada bagian atas silinder lebar 9,5 mm dan dalam 2,55 mm. Seluruh permukaan cakram
licin.
Prosedur
Tablet tidak bersalut Masukkan masing-masing 1 tablet pada masing-masing 6 tabung dari
keranjang, masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37°
± 2ºsebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing
monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam monografi, angkat keranjang
dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak
hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet
yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet bersalut bukan enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang,
bila tablet mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada
suhu kamar selama 5 menit. Kemudian masukkan cakram pada tiap tabung dan jalankan alat,
gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media. Setelah alat dijalankan
selama 30 menit, angkat keranjang dan amati semua tablet. Bila tablet tidak hancur
sempurna, ganti dengan cairan usus buatan LP bersuhu 37º ± 2º dan teruskan pengujian hingga
jangka waktu keseluruhan, termasuk pencelupan dalam air dan cairan lambung buatan LP
adalah sama dengan batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi ditambah
30 menit, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna.
Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya:
tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet salut enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranj ang, bila tablet
mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar
selama 5 menit. Tanpa menggunakan cakram jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan
LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media. Setelah alat dijalankan selama satu jam, angkat keranjang
dan amati semua tablet: tablet tidak hancur, retak atau menjadi lunak. Kemudian masukkan
satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan usus buatan LP bersuhu 37º ±
2º sebagai media selama jangka waktu 2 jam ditambah dengan batas waktu yang dinyatakan
dalam masing-masing monografi atau bila dalam monografi dinyatakan hanya tablet salut
enterik, maka hanya selama batas waktu yang dinyatakandalam monografi. Angkat keranjang
dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak
hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet
45
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
3. Uji disolusi (FI IV, hal 1083-1085)(Suplemen II FI IV, hal. 1844-1852)(FI V halaman 1605)
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera
dalam masing-masing monografi untuk sediaan yang digunakan secara oral. Bila pada etiket
dinyatakan bahwa sediaan bersalut enterik, sedangkan dalam masing-masing monografi, uji
disolusi atau uji waktu hancur tidak secara khusus dinyatakan untuk sediaan lepas tuda,
prosedur dan interpretasi yang tertera pada sediaan lepas tunda dapat digunakan, kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi. Dari jenis alat yang diuraikan disini,
pergunakan salah satu sesuai dengan yang tertera dalam masing-masing monografi.
Untuk gelatin keras atau lunak dan tablet salut gelatin, yang tidak memenuhi syarat uji
disolusi ulangi uji sebgai berikut:
Jika media disolusi yang dinyatakan pada masing-masing monografi adalah air atau media
dengan pH kurang dari 6,8 gunakan media yang sama dengan penambahan pepsin yang
dimurnikan hingga aktivitas tidak lebih dari 750.000 Unit per 1000 mL.
Untuk media dengan PH 6,8 atau lebih besar, dapat ditambahkan pankreatin hingga
aktivitas protease tidak lebih 1750 Unit FI per 1000 mL.
Untuk obat yang kelarutan dalam air terbatas, disolusi akan lebih berarti dari pada waktu
hamcur. Uji disolusi seperti yang tertera pada Uji Disolusi <1231> dipersyaratkan dalam
sejumlah monografi tablet. Dalam banyak hal, kecepatan disolusi dapat dikorelasikan dengan
ketersediaan hayati zat aktif. Tetapi uji tersebut terutama berguna sebagai alat untuk tapis
pendahuluan formalasi dan sebagai prosedur pengawasan mutu secara rutin (FI V, hal 52).
Alat 1. Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan
lain yang inert, suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang
berbentuk silinder. Wadah tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai berukuran
sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu dalam wadah pada 37º ± 0,5ºC selama
pengujian berlangsung danmenjaga agar gerakan air dalam tangas air halus dan tetap. Bagian
46
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
dari alat, termasuk lingkungan tempat alat diletakkan tidak dapat memberikan gerakan,
goncangan atau getaran signifikan yang melebihi gerakan akibat perputaran alat pengaduk.
Penggunaan alat yang memungkinkan pengamatan contoh dan pengadukan selama pengujian
berlangsung. Lebih dianjurkan wadah disolusi berbentuk silinder dengan dasar setengah bola,
tinggi 160 mm hingga 175 mm, diameter dalam 98 mm hingga 106 mm dan kapasitas nominal
1000 ml. Pada bagian atas wadah ujungnya melebar, untuk mencegah penguapan dapat
digunakan suatu penutup yang pas. Batang logam berada pada posisi sedemikian sehingga
sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada tiap titik dari sumbu vertikal wadah berputar dengan
halus dan tanpa goyangan yang berarti. Suatu alat pengatur kecepatan digunakan sehingga
memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang dikehendaki dan mempertahankan
kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi dalam batas lebih kurang 4%.
Komponen batang logam dan keranjang yang me-rupakan bagian dari pengaduk terbuat dari
baja tahan karat tipe 316 atau yang sejenis sesuai dengan spesifi-kasi pada Gambar 1. Kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, gunakan kasa 40 mesh. Dapat juga
digunakan keranjang berlapis emas setebal 0,0001 inci (2,5 µm). Sediaan dimasukkan ke
dalam keranjang yang kering pada tiap awal pengujian. Jarak antara dasar bagian dalam
wadah dan keranjang adalah 25 mm ± 2 mm selama pengujian berlangsung.
Alat 2. Sama seperti Alat 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun
dan batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya
tidak lebih dan 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus
tanpa goyangan yang berarti. Daun melewati diameter batang sehingga dasar daun dan
batang rata. Dayung memenuhi spesifikasi pada Gambar 2. Jarak 25 mm ± 2 mm antara daun
dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan selama pengujian berlangsung. Daun dan
batang logam yang merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu penyalut inert yang
sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam ke dasar wadah sebelum dayung mulai berputar.
Sepotong kecil bahan yang tidak bereaksi seperti gulungan kawat berbentuk spiral dapat
digunakan untuk mencegah mengapungnya sediaan.
[catatan: di Suplemen II FI IV hal 1845-1848 ada tambahan alat disolusi yaitu alat 3 dan 4]
Uji kesesuaian alat Lakukan pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet Kalibrator
Disolusi FI jenis disintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan disintegrasi sesuai
dengan kondisi percobaan yang tertera. Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada
dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang tertera dalam sertifikat dari kalibrator yang
bersangkutan.
Menurut Suplemen II FI IV, hal. 1848:
Penetapan uji kesesuaian dari uji disolusi meliputi kesesuaian terhadap ukuran dan toleransi
untuk alat. Sebagai tambahan, parameter uji kritis dipantau secara periodik selama
pengujian, meliputi: volume, suhu media disolusi, kecepatan rotasi (untuk alat 1 dan 2),
kecepatan turun-naik (untuk alat 3) laju alir media (untuk alat 4). Penetapan kinerja
penerimaan uji disolusi dilakukan secara periodik. Kesesuaian untuk masing-masing alat
dilakukan dengan verifikasi kinerja.
Verifikasi kinerja untuk alat 1 dan 2:
Lakukan pengujian masing-masing wadah menggunakan 1 tablet prednison BPFI dan 1
tablet asam salisilat BPFI sesuai dengan kondisi operasional yang ditentukan. Alat dianggap
sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang
47
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
48
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1 +S2) adalah sama dengan atau lebih
besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q -
15%
S3 12 Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2+ S3) adalah sama dengan atau
lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil
dari Q -15% dan tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q - 25%.
Kalau pada tahap S1 ada unit yang lebih kecil dari Q-25% makan proses tidak perlu dilanjutkan
ke tahap S2 dan S3 – disimpulkan sediaan tidak memenuhi syarat disolusi
Kalau pada pada tahap S1 semua unit tidak kurang dari Q+5%, maka tidak perlu dilanjutkan ke
tahap S2 dan S3.
Evaluasi kimia
1. Identifikasi
Mengacu pada masing-masing monografi
2. Penetapan kadar
Mengacu pada masing-masing monografi
Evaluasi biologi
1. Penetapan Potensi Antibiotik (khusus jika zat aktif antibiotik)(FI IV, hal 891-899)
Tujuan : untuk memastikan aktivitas antibiotik tidak berubah selama proses pembuatan
larutan dan menunjukkan daya hambat antibiotik terhadap mikroba.
Prinsip : Pengukuran hambatan pertumbuhan biakan mikroba oleh antibiotik dalam sediaan
yang ditambahkan ke dalam media padat atau cair yang mengandung biakan mikroba
berdasarkan metode lempeng atau metode turbidimetri.
Penafsiran hasil :
Potensi antibiotik ditentukan dengan menggunakan metode garis lurus transformasi log
dengan prosedur penyesuaian kuadrat terkecil dan uji linieritas (FI IV,hal 899). Harga KHM
yang makin rendah menunjukkan makin kuat potensi antibiotiknya. Pada umumnya antibiotik
yang berpotensi tinggi mempunyai KHM yang rendah dan diameter hambat yang besar.
49
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
50
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
Contoh : Tablet asetosal dengan Mg stearat lengket, seharusnya digunakan asam stearat
(yang micronize karena fungsi lubrikan adalah antar partikel sehingga apabila halus akan
terselimuti oleh lubrikan)
Kandungan air (aspek kadar air) tinggi akan menyebabkan penempelan pada die,
sedangkan kadar air rendah dapat menyebabkan laminating atau capping.
Kemungkinan karena interaksi kimia atau fisika, contoh interaksi fisika etoksi benzamin
dengan kafein, gliseril guaiakolat dengan prometazin HCl, yaitu terjadinya pelelehan
sehingga adhesivitas tinggi dan akhirnya menjadi lengket.
Bahan baku dengan titik leleh sangat rendah, sehingga kesulitan dalam masalah
pencetakan, contoh : Ibuprofen, Gliseril guaiakolat, Siprofloksasin (antibiotik turunan
imidazol).
Penyelesaian Masalah :
Meningkatkan antiadheren dan lubrikan
Penggantian lubrikan yang cocok
Memperbaiki distribusi lubrikan dengan pengayakan melalui ayakan mesh 30 dan
mencampurnya dengan granul
Mengurangi jumlah air tapi jangan sampai berada di bawah optimum, karena tablet
menjadi kurang baik. Jika sudah diketahui jumlah pembasah yang paling baik maka agar
pembasahnya pas, dilakukan dengan menambahkan pembasah ke dalam larutan
pengikat, yaitu bahan pembantu yang tidak menguap tapi basah, contoh Propilen glikol
atau gliserin.
Jika terjadi lengket mungkin karena punch dan die yang rusak, sebab kalau cacat pada
punch, maka akan melekat sehingga ratakan punch dan die.
Kalau mungkin pencetakan pada suhu rendah dan humiditas rendah karena khusus untuk
bahan aktif dengan titik leleh rendah atau terjadi campuran eutektik maka zat campuran
eutektik semakin mudah menyerap air. Contoh: kombinasi ampisilin dengan asam
klavulanat, dimana asam klavulanat mudah terdegradasi dengan kelembaban dan
temperatur yang tinggi. Oleh karena itu, pembuatannya dilakukan dalam suhu dan RH
yang rendah.
Perubahan bahan pengisi, bahan pengisi dengan titik leleh tinggi dan dapat mengadsorbsi,
seperti SiO2 dan aerosil (adsorben). Penambahan aerosil pada tablet akan menyebabkan
penampilan tablet yang bagus, jernih dan mengkilat, namun waktu hancur semakin
panjang.
2. Lengket pada punch (sticking, picking & filming)
Manifestasi :
Sticking
Terjadi karena pengeringan atau lubrikan yang tidak sesuai
Akibatnya permukaan tablet melekat pada bagian muka punch sehingga muka tablet
nampak goresan
Picking
Adalah lekatan di mana sebagian kecil granul lengket pada muka punch dan terus
bertambah pada setiap siklus pengempaan, menimbulkan lekukan-lekukan pada muka
tablet
Filming
51
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
Adalah pembentukan lambat dari picking dan pada sebagian besar dikarenakan
kandungan lembab granul berlebihan, kelembaban dan suhu ruang yang tinggi atau muka
punch aus (hilang pelumasan).
Penanggulangannya :
- Menurunkan ukuran granul
- Mengganti atau mengurangi lubrikan
- Tambah adsorben (silika, avicel, Al(OH)3)
- Memoles muka punch sehingga adhesivitas tablet dan pons sangat kecil
- Membersihkan dan menyalut muka punch dengan minyak mineral
3. Capping atauLaminating
Capping : bagian atas tablet terpisah dari bagian utamanya
Laminating : tablet memisah dan menjadi 2 bagian saat proses pengeluaran dari die
Penyebab :
- Terjebaknya udara dalam granul sehingga tertekan dalam die selama pengempaan
dan kemudian mengembang pada saat gaya kempa dilepaskan (jeratan udara
disebabkan jumlah finesyang tinggi dalam massa yg akan ditabletasi)
- Kadar air granul terlalu rendah
- Terlalu banyak atau terlalu sedikit lubrikan
- Punch dan die masih baru sehingga menyatu sangat rapat pada saat pengempaan
(gaya tekan terlalu besar)
Penanggulangannya :
- Tambahkan pengikat kering seperti gom akasia, starch pre-gelatinasi, serbuk sorbitol,
PVP, silika hidrofilik atau serbuk gula lainnya
- Meningkatkan jumlah pengikat
- Mengganti prosedur granulasi
- Mengganti atau meningkatkan atau menurunkan jumlah lubrikan
- Mengurangi diameter punch sampai 0,0005 – 0,002 inchi (bergantung ukurannya)
4. Chipping atauRetakan (Cracking)
Manifestasinya :
Chipping : tablet rusak di bagian tepi
Penyebab: Mesin atau pengaturan stasion tidak tepat
- Masalah mirip dengan capping, laminating
- Retak biasanya pada bagian tengah atas tablet karena pengembangan tablet saat
gaya kompresi dilepaskan
- Terjadi jika menggunakan deep concave punch
Penyelesaian :
- Memoles muka punch
- Untuk ukuran granul yang besar, kurangi partikel granul
- Mengganti punch
- Tambahkan pengikat kering
- Kurangi jumlah fines
5. Mesin berderit-derit selama proses pencetakan karena kurang lubrikan atau tingginya
gesekan antara masa cetak dengan dinding die.
52
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET
6. Totol-totol pada permukaan tablet terjadi karena terjadi migrasi warna yang tidak homogen
atau hasil reaksi antar komponen dalam formula atau ukuran granul tidak sesuai dengan
bobot tablet.
7. Keseragaman bobot (FI III hlm 7) tidak memenuhi syarat
Penyebab pertama :
- Aliran kurang baik
- Distribusi ukuran granul yang tidak tepat, sebab dengan demikian mungkin saja
timbul porositas tinggi, yang tidak dapat menjamin keseragaman bobot karena
adanya distribusi baru pada saat pencetakan.
- Sistem pencampuran yang tidak benar, sehingga mesin harus terkunci baik terutama
punch bawah karena dapat berubah-ubah sehingga bobot berbeda-beda.
Penyelesaian masalah :
- Perbaiki atau ulangi proses pembuatan granul, perbaikan distribusi ukuran granul,
pengikat, granulasi, perbaikan pencampuran massa cetak.
- Perbaikan mesin tablet yaitu validasi mesin tablet.
- Aliran yang tidak baik dapat menyebabkan bobot tablet yang berbeda-beda.
Penyebab aliran kurang baik: kandungan air tinggi sehingga adehsivitas tinggi dan
aliran menjadi kurang ; porositas tinggi, udara terjebak banyak karena fines dan
pengikat yang tidak cocok atau kurang. Jumlah fines meningkat, porositas meningkat,
aliran tidak baik.
Penyebab kedua :distribusi granul tidak baik
Penyelesaian Masalah :
- Kurangi kadar air
- Pembuatan granul baru sehingga menyebabkan porositas kecil, distribusi granul
optimal sehingga aliran bagus
8. Keseragaman Kandungan tidak memenuhi syarat(FI IV hal 999)
Penyebab jeleknya keseragaman kandungan :
- Karena aliran jelek
- Pencampuran pregranulasi tidak benar maka tentukan dulu homogenitas zat aktif
dalam granul (di pabrik)
- Karena kadar fines tinggi maka porositas tinggi (bobot berbeda-beda)
- Kandungan air yang tinggi sehingga aliran kurang baik
- Kondisi mesin tidak benar
Penyelesaian masalah
- Perbaikan ukuran granul meliputi pencampuran, perubahan pengikat, dan granulasi
- Kalibrasi mesin
53
APT ITB MARET 2013/2014 TEORI SEDIAAN TABLET (Tablet Salut)
- TABLET SALUT –
54
APT ITB MARET 2013/2014 TEORI SEDIAAN TABLET (Tablet Salut)
55
APT ITB MARET 2013/2014 TEORI SEDIAAN TABLET (Tablet Salut)
56
APT ITB MARET 2013/2014 TEORI SEDIAAN TABLET (Tablet Salut)
Pustaka :
The Theory and Practice of Industrial Pharmachy. Lachman 3rd edition. 1991. 346- 372
57
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)
I. Definisi
Sistem lepas lambat adalah setiap modifikasi obat atau sediaan obat yang
memperpanjang aktivitas terapetik dari obat (Lachman-Tablets, vol. 3, 200-201).
Tablet lepas lambat adalah tablet yang dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif
akan tersedia dalam jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. Istilah lepas
lambat digunakan untuk tujuan farmakope dan persyaratan pelepasan obat
dijelaskan dalam masing-masing monografi ( FI. IV, 6).
dC 0 dM 0
= k r atau dalam jumlah dinyatakan dengan =k r
dt dt
Kadang-kadang sulit mencapai pelepasan obat konstan, dan seringnya yang terjadi adalah
pelepasan lambat orde 1.
Untuk memperoleh orde 0, dilakukan modifikasi sediaan dan beberapa mekanisme
pelepasan:
1. Difusi
Beberapa produk tablet lepas lambat bekerja dengan mekanisme difusi yang merupakan
proses perpindahan molekul dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Hukum pertama Fick tentang difusi menyatakan bahwa difusi obat melintas membran
sebanding dengan penurunan konsentrasi di luar membran difusi.
dC
J D
dX
Keterangan:
J = fluks obat (jumlah/ luas-waktu)
D = koefisien difusi (luas/waktu)
C = konsentrasi
X = jarak
Jika polimer tidak larut air, maka kelarutan obat dalam membran (partisi) merupakan
faktor penting yang mendorong terjadinya difusi melintas membran.Sedangkan jika
membran merupakan polimer larut air, sebagian polimer akan terlarut membentuk
saluran-saluran yang merupakan panjang lintasan difusi yang bersifat konstan.
2. Disolusi
Obat disalut dalam bahan polimerik dan kecepatan disolusi polimer menentukan
kecepatan pelepasan obat. Kontrol disolusi dari pelepasan obat ialah melalui ketebalan
barier membran salut dan jenis penyalut yg digunakan.
3. Osmosis
58
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)
59
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)
kering untuk mengontrol pelepasan zat aktif pada tablet matriks adalah
sekitar 5-20%. Sedangkan pada metode kempa langsung sekitar 10-50%.
Jenis Eudragit E digunakan untuk membentuk film tipis; larut dalam cairan
lambung pH < 5. Jenis polimer lain memiliki kelarutan pada pH berbeda
seperti Eudragit L larut > pH 6, Eudragit S & FSlarut > pH 7.
Eudragit RL, RS, dan NE 30 D digunakan untuk salut film sediaan lepas
lambat tidak larut air. Eudragit RL lebih permeabel dibanding Eudragit RS,
dan pencampuran keduanya menghasilkan permeabilitas berbeda.
Eudragit L 30 D-55 digunakan dalam salut film enterik untuk sediaan
tablet. Salut ini resisten terhadap cairan lambung tetapi larut > pH 5,5.
Eudragit L 100-55 merupakan pilihan lain dari Eudragit L 30 D-55.
umumnya berbentuk serbuk tabur.
Eastacryl 30D dan Kollicoat MAE 30 DP, merupakan dispersi aqueous dari
methacrylic acid atau ethyl acrylate copolymers. Juga dapat digunakan
dalam salut enterik untuk sediaan tablet.
(HOPE 6th ed 525)
2. Carnauba Wax
Sinonim Brazil wax; caranda wax; cera carnauba.
Kegunaan penyalut
Aplikasi Carnauba wax (10-50% w/w) digunakan sebagai bahan tunggal atau
kombinasi dengan HPC, alginat atau gelatin-pektin, Eudragit, dan steril-
alkohol dalam formulasi sediaan padat lepas lambat.
( HOPE 6th ed 772)
3. Hydroxypropylcellulose
Sinonim Cellulose, hydroxypropyl ether; E463; hydroxypropylcellulosum;
hyprolose; Klucel; Nisso HPC; oxypropylated cellulose.
Kegunaan penyalut; emulsifier; stabilizing agent; suspending agent; pengikat dalam
tablet; peningkat viskositas.
Aplikasi Konsentrasi hydroxypropyl cellulose 2-6% w/w digunakan sebagai
pengikat dalam pembuatan tablet metode granulasi basah atau granulasi
kering atau metode kempa langsung. Konsentrasi hydroxypropyl cellulose
15-35% w/w digunakan untuk pembuatan tablet lepas lambat.
(HOPE 6th ed 317, 322)
1. Delayed Dissolution
Polimer bekerja dengan menunda disolusi obat sehingga memperlambat kontak obat
dengan lingkungan berair. Mekanisme ini diperoleh dengan menggunakan polimer
penyalut atau matrix yang terlarut pada laju yang lebih rendah daripada obat
60
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)
2. Diffusion Controlled
Difusi molekul obat di dalam larutan air dihambat oleh matriks polimer tidak larut
(insoluble polymer matrix).Mekanisme ini terjadi pada sistem yang menggunakan polimer
sambung-silang (crosslinked) hidrogel sebagai penghalang difusi. Penghalang difusi
menurun dengan mengembangnya hidrogel terbentuk kekosongan dalam struktur
gel. Hidrogel ini memiliki keuntungan bioadhesive dalam sal.cerna pada periode
tertentu.
61
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)
b. Sifat biologi
Absorpsi
Obat yang absorpsinya lambat atau diabsorpsi dengan kecepatan absorpsi yang bervariasi
merupakan kandidat yang kurang baik untuk sediaan lepas lambat. Untuk sediaan lepas
lambat oral, batas bawah tetapan kecepatan absorpsi adalah 0,25/ jam dengan anggapan
waktu transit dalam GI 10-12 jam).
Distribusi
Obat dengan volume distribusi nyata tinggi, yang selanjutnya mempengaruhi kecepatan
eliminasi obat, merupakan kandidat yang kurang baik untuk sediaan lepas lambat.
Metabolisme
Sistem lepas lambat dengan obat yangtermetabolisme secara luasdapat diterima untuk
sediaan lepas lambat selama kecepatan metabolisme tidak terlalu besar atau variasi
metabolisme dari transit GI atau rute lainnya.
Lama aksi
Waktu paruh biologi (lama aksi obat) merupakan faktor utama yang harus
dipertimbangkan jika akan merancang sediaan lepas lambat. Obat dengan waktu paruh
panjang (>12 jam) dan dosis efektif besar atau waktu paruh pendek (<1 jam) tidak sesuai
untuk sediaan lepas lambat
Terapetik
Obat dengan rentang terapetik pendek memerlukan kontrol dosis dalam darah tepat tidak
sesuai untuk sediaan lepas lambat, karena berisiko tinggi terjadinya efek toksik.
62
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)
(k el .B D )
DM
k lr
Sehingga dosis total = Di + DM
63
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)
Keterangan:
ke l = tetapan kecepatan eliminasi obat
Tp = waktu yang diperlukan untuk mencapai koncentrasi maksimum
dalam darah
BD = konsentrasi terapetik
DB = dosis tunggal yang harus tersedia dalam darah
r
Pembuatan
Campurkan besi (II) sulfat dan laktosa kemudian granulasi dengan larutan etilselulosa
dan keringkan pada suhu 120-130oF; lakukan granulasi beberapa kali untuk memperoleh
dosis 25 mg etilselulosa per tablet. Tambahkan Cab-O-Sil dan aduk selama 5 menit
kemudian tambahkan pula Mg-stearat dan aduk selama 2 menit. Kempa dengan punch
13/32 inci kemudian salut dengan larutan ftalat selulosa asetat dalam alkohol dan etil
asetat.
IX. Evaluasi
Evaluasi tablet lepas lambat mengacu pada evaluasi tablet konvensional dan monografi
sediaan yang ada. (USP 38-NF 33)
Daftar Pustaka
1. Lieberman, H.A., L. Lachman and J. B. Schwartz, Pharmaceutical Dosage Forms: Tablet,
Vol. 1, 2nd edition, Marcel Dekker, Inc., New York, 1989, 181-188.
2. Lieberman, H.A., L. Lachman and J. B. Schwartz, Pharmaceutical Dosage Forms: Tablet,
Vol. 2, 2nd edition, Marcel Dekker, Inc., New York, 1989, 549-553.
3. Lieberman, H.A., L. Lachman and J. B. Schwartz (Editor), Pharmaceutical Dosage Forms:
Tablet, Vol. 3, 2nd edition, Marcel Dekker, Inc., New York, 1990, 199-302
4. Powerpoint Tablet Lepas Lambat Dr. Heni Rachmawati, Phd.
64
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)
5. Rowe, R.C., Paul J. Sheskey and Marian E. Quinn (Editor), The Handbook of
th
Pharmaceutical Excipients 6 edition, The Pharmaceutical Press, London, 2009, 317, 322,
525, 772
6. DepKes RI-DirJen POM, Farmakope Indonesia, Edisi IV, DepKes, Jakarta, 1995, 6.
7. Siregar, C.J.S. dan S. Wikarsa, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar-Dasar Praktis,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2008, 143-185.
65