Anda di halaman 1dari 65

Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

TABLET
(edited by Atina)

I . PENDAHULUAN
A. Definisi
Tablet adalah bentuk sediaan padatan/solid yang mengandung senyawa obat (zat aktif) yang
secara umum dicampurkan dengan eksipien dan dikompresi menjadi bentuk sediaan akhir. (USP
38 NF 33 thn 2015 hal 1295)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI IV,
Hal 4)
Tablet adalah sediaan adat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. ( FI V,
hal 52)
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu dosis yang terdiri dari satu atau lebih zat
aktif, dibuat dengan mengempa sejumlah partikel dengan volume yang seragam atau dengan
teknik lain yang sesuai seperti ekstrusi, cetak atau liofilisasi. (BP 2013 softcopy)

B. Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan zat non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku.
(Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)
11. Bobot minimal tablet 50 mg, bobot maksimal tablet 800 mg (Catatan : ini berlaku untuk
tablet oral penggunaan pada manusia; pada tablet efervesen, bobot dapat mencapai kisaran
4.500 – 4.900 mg).

C. Keuntungan Sediaan Tablet


Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan, antara lain:
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral yang
palingringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan
pengangkutan;
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti)
danmenawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan
ukuran sertavariabilitas kandungan yang paling rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;

1
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang (tertutupi) rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak
memerlukanlangkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang
bermonogram atauberhiasan timbul atau emboss;
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan,
terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;
9. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus seperti tablet lepas tunda, lepas
lambat, lepas terkendali;
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak, dan
untuk terapi lokal (salut enterik);
11. Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling mudah diproduksi secara besar-besaran
dengan proses pengemasan yang mudah dan murah sehingga biaya produksi lebih rendah;
12. Pemakaian oleh pasien lebih mudah;
13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan
stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
(Teori dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 645 dan Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)

Teori dan Farmasi Industri, Lachman Hal 645 (Terjemahan), keunggulan utama tablet :
1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari
semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling
rendah.
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang biaya pembuatannya paling rendah.
3. Tablet merupakan bentuk sediaan orang yang paling ringan dan paling kompak.
4. Tablet merupakan bentuk sediaan orang yang paling mudah dan murah untuk dikemas serta
dikirim.
5. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan
langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram
atau berhiasan timbul.
6. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan,
terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/ hancurnya tablet tidak segera terjadi.
7. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan di usus atau
produk lepas lambat.
8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-
besaran.
9. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik dan
stabilitas mikrobiologi yang paling baik.

D. Kerugian Sediaan Tablet


Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunyai beberapa kerugian, antara lain:
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan);
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
 Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak dan padat, tergantung pada sifat amorf,
flokulasi, atau rendahnya bobot jenis;
 Zat aktif yang sulit terbasahi, lambat melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi, absorbsi
optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit

2
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

atau tidak mungkin diformulasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan
bioavaibilitas obat cukup;
 Zat aktif yang rasanya pahit, zat aktif dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau zat
aktif yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara, memerlukan pengapsulan atau
penyelubungan atau penyalutan dahulu sebelum dikempa. Dalam keadaan ini sediaan
kapsul menjadi lebih baik serta lebih murah daripada tablet.
(Teori dan Praktek Farmasi Industri (Terjemahan), Lachman Hal 645-646)

Kesimpulan dari keuntungan dan kerugian tablet dibandingkan dengan sediaan oral lainnya: tablet
memberi keuntungan dalam bentuk tempat/ruangan yang paling kecil yang diperlukan untuk
penyimpanan. Tablet menawarkan kemudahan pemberian dan kemungkinan pengendalian mutu,
kenyamanan bagi pasien yang menggunakannya, mudah dibawa, dan bagi dokter memberi
kemudahan dalam pemberian dosis yang akurat dan presisi untuk pasien. Selain itu, sediaan
tablet cenderung memiliki sifat stabilitas kimia, fisika (mekanik), dan mikrobiologi yang lebih baik
dibandingkan sediaan oral lainnya; serta memungkinkan untuk melakukan manipulasi / modifikasi
terhadap waktu pelepasan (ada atau tidak adanya lag time tertentu), laju / kinetika pelepasan,
dan target pelepasan (pada segmen tertentu pada saluran gastrointestinal), termasuk pula upaya
untuk meningkatkan stabilitas dan memperbaiki / menutupi rasa / aroma yang kurang
menyenangkan dari zat aktif. Namun, tidak semua zat aktif dapat dibuat menjadi bentuk sediaan
tablet dengan mudah (buruknya sifat fisikomekanik dari zat aktif, terutama zat aktif dengan
kekuatan sediaan besar dapat cukup menyulitkan); serta untuk beberapa zat aktif tertentu
(khususnya yang termasuk BCS kelas II dan kelas IV, serta kelas III dengan kekuatan sediaan yang
relatif besar), memerlukan pengembangan / optimasi formula yang cukup sulit agar dapat
diperoleh bioavailabilitas yang memadai secara terapetik.

E. Jenis Sediaan Tablet


Berdasarkan metode pembuatannya, tablet terdiri atas :
a. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja.
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja. (FI V, Hal 52)
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang
cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama
pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan(FI 4 hal. 4).
Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke
dalamn lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada ikatan kristal yang terbentuk
selama proses pengeringan selanjutnya dan tidak tergantung pada kekuatan tekanan yang
diberikan.( FI V hal 52)

Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :


1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional Biasa/Tablet Kempa Standar
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari

3
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti:


 Pengisi (memberi bentuk dan menggenapkan bobot tablet), contoh: laktosa, kalsium
fosfat dibasa, dan selulosa mikrokristal
 Pengikat (memberi adhesivitas/kelekatan saat bertemu saluran pencernaan), contoh:
musilago amili, PVP, dan larutan gelatin.
 Desintegrator (mempermudah hancurnya tablet), contohnya CMC, starch.
Tablet ini biasanya dikehendaki untuk memberikan disintegrasi dan pelepasan obat yang
cepat.
b. Tablet Kempa Multi/Kempa Ganda
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal
sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet
berlapis. Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan).
c. Tablet Lepas Terkendali atau Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dikendalikan atau dimodifikasi sehingga tablet tersebut
melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis
pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk
beberapa waktu tertentu(Misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).
Tablet lepas-lambat dibuat sedemikian sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka
waktu tertentu setelah obat diberikan. Istilah efek-diperpanjang, efek-pengulangan dan
lepas-lambat telah digunakan untuk menyatakan kesediaan tersebut ( FI V hal 52)
d. Tablet salut biasa
Umumnya tablet disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang
tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida, yang disuspensikan
dengan gom akasia atau gelatin. Untuk tujuan identifikasi dan nilai estetik, zat penyalut
bagian luar dapat diwarnai. ( FI V hal 54)
e. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)
Tablet yang pelepasan zat aktifnya ditunda pada daerah tertentu. Contoh yang paling
umum adalah tablet salut enterik yaitu tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat
yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus. Contoh
lain adalah tablet veteriner yang ditunda pelepasan zat aktifnya sampai di kolon.
f. Tablet salut-enterik Jika obat dapat rusak atau inaktif karena cairan lambung atau dapat
mengiritasi mukosa lambung, diperlukan bahan penyalut enterik, yang bertujuan untuk
menunda pelepasan obat sampai tablet telah melewati lambung. ( FI V hal 54)
g. Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna
maupun tidak. Tujuan: melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, lembab),
menutup rasa dan bau tidak enak, meningkatkan penampilan tablet.
h. Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan polimer yang
larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna.
i. Tablet Effervescent
Tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan CO2.
Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum. Keuntungan tablet efervesen adalah
kemungkinan penyiapan larutan dalam waktu seketika, yang mengandung dosis obat yang
tepat. Kerugiannya adalah kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia.

4
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

Tablet efervesen yang larut, dibuat dengan cara dikempa; selain zat aktif, juga
mengandung campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan natrium bikarbonat, yang jika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbon dioksida. (FI V 52)
j. Tablet Kunyah
Tablet kunyah Tablet kunyah dimasudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan rasa
enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak. Jenis tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk anak, terutama formulasi
multivitamin, antasida dan antibiotika tertentu. Tablet kunyah dibuat dengan cara
dikempa, umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat
dan bahan pengisi, mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk
meningkatkanpenampilan dan rasa. ( FI V 52)

2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut (LachmanTeori dan praktek farmasi Industri,
terjemahan, hal 713-714)
a. Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan di antara gusi dan pipi. Biasanya
keras dan digunakan untuk zat aktif hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di
tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan biasanya dalam jangka waktu
15-30 menit).
b. Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, contoh: nitrogliserin, untuk
obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat
terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah
lidah, lalu masuk ke dalam aliran darah selanjutnya masuk ke aliran darah umum.
c. Troches atau Lozenges (Tablet Hisap)
Adalah bentuk lain dari tablet yang digunakan dalam rongga mulut. Digunakan untuk
memberikan efek lokal pada mulut dan tenggorokan. Bentuk tablet ini umumnya
digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan atau megurangi batuk pada influenza.
Kedua bentuk ini dapat mengandung anestetik lokal, berbagai antiseptik dan antibakteri,
demulsen, astringen dan antitusif. Kedua jenis tablet ini dirancang agar tidak hancur di
dalam mulut tetapi larut perlahan dalam jangka waktu 30 menit atau kurang.
d. Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar
gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah
berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu
senyawa antibakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi
perdarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan. Pembawa yang umum
digunakan adalah Na bikarbonat, NaCl atau suatu asam amino. Tablet dirancang dapat
larut atau terkikis secara perlahan dalam jangka waktu 20 – 40 menit.
3. Tablet Kempa Digunakan Melalui Lubang Tubuh
a. Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang
tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.
b. Tablet Vaginal
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di

5
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik,
astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian
steroid dalam pengobatan sistemik.
4. Tablet Kempa untuk Implantasi
• Tablet Implantasi/Pelet
Tablet implantasi atau tablet depo dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus
steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan manusia atau hewan. Tujuannya untuk
mendapatkan efek obat dalam jangka waktu yang lama, berkisar dari satu bulan sampai
satu tahun (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan). Tablet ini biasanya kecil
berbentuk silindris/roset dan panjangnya tidak lebih dari 8 mm.

5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain (Di terjemah LachmanTeori dan praktek farmasi Industri
hal 715-717disebutkan Jenis Tablet untuk Membuat Larutan)
a. Tablet Triturat
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.
Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk
memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV hal 4).
Tablet triturat merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya silindris,
digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat. Jenis
tablet ini sekarang sudah jarang digunakan. ( FI V hal 52)
b. Tablet Hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air.
Dahulu digunakan untuk membuat sediaan injeksi hipodermik. Umumnya digunakan
untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril
(FI IV hal 4).
Tablet hipodermik adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah melarut atau
melarut sempurna dalam air, dulu umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi
hipodermik. Diberikan secara oral atau jika diperlukan ketersediaan obat yang cepat
seperti halnya pada Tablet Nitrogliserin, diberikan secara sublingual ( FI V hal 52).
c. Tablet Dispensing
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair
(umumnya sediaan cair). Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume
tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat
dengan konsentrasi tertentu. Bahan yang lazim dimasukkan ke dalam tablet dispensing
yaitu perak proteinat, merkuri diklorida, merbromin, dan berbagai senyawa amonium
kuartener.

Berdasarkan Rute Pemberian :


1. Tablet oral (yang dihantarkan ke dalam saluran gastrointestinal, baik secara ditelan langsung
atau dikunyah terlebih dahulu kemudian ditelan / tablet kunyah)
2. Tablet intraoral (yang dihantarkan ke rongga mulut / bukan ditelan, mencakup tablet bukal
dan tablet sublingual)
3. Tablet rektal
4. Tablet vaginal
5. Tablet implantasi
Berdasarkan Penyalutan :

6
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

1. Tablet polos
2. Tablet salut gula
3. Tablet salut film
Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif :
1. Tablet pelepasan biasa / segera (immediate release)
2. Tablet lepas lambat atau terkendali
3. Tablet lepas tunda
(Catatan Kuliah P’Charles;Pharmaceutical dosage form:TABLET vol.I Lieberman 247-419; FI IV hal 4-
6, FI V hal 52-54)

I I . METODE PEMBUATAN TABLET

Secara umum, sediaan tablet dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah,
granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya
disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet (sifat fisikomekanik terkait :
ukuran partikel, polimorfisme, habit kristal, aliran, sifat permukaan / hidrofobisitas,
higroskopisitas, kohesivitas, kompaktibilitas, bobot jenis ruah dan ketuk, kompresibilitas /
ketermampatan, plastisitas / modulus elastis, dll.), apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau
lembab, kestabilannya, besar kecilnya kekuatan sediaan, dan lain sebagainya.
a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel
yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat (larutan pengikat atau pelarut pengikat)
dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini
biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif
yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari
metode granulasi basah adalah membasahimassa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai
mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat/pengikat
sebagai pengganti pengompakan, teknik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang
mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan
tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang
ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di
antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat sampai titik optimal bila jumlah cairan
yang ditambahkan meningkat dalam jumlah yang optimal. Gaya tegangan permukaan dan
tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah
bekerja. Jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan
diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul
sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat. Setelah
pengeringan, granul lalu diayak kembali.
Keuntungan metode granulasi basah :
 Memperoleh aliran yang baik
 Meningkatkan kompresibilitas
 Untuk mendapatkan bobot jenis yang sesuai
 Mengontrol pelepasan

7
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

 Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses


 Distribusi keseragaman kandungan
 Meningkatkan kecepatan disolusi
Kekurangan metode granulasi basah:
 Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
 Biaya cukup tinggi
 Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini.
Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air.

Pembuatan Larutan Pengikat


Pembuatan mucilago amili 10%
Misal : musilago dibuat sejumlah 300 gram
 Timbang gelas piala (1) + batang pengaduk, misal : bobot = 150 gram
 Masukkan dan timbang air ke dalam gelas piala (1) sejumlah 170 gram, panaskan air tersebut
sampai mendidih
 Dalam gelas piala lain (2), buat suspensi amilum : Timbang amilum sejumlah 30 gram, larutkan
dalam 40 mL air, aduk.
 Setelah air dalam gelas piala (1) mendidih, tambahkan suspensi amilum dari gelas piala (2)
sambil terus diaduk sampai bening.
 Timbang kembali gelas piala (1), ad dengan air (sebagian sisa air digunakan untuk membilas
gelas piala 2) sampai bobot total (+ gelas piala 1) adalah 450 gram.

Pembuatan larutan PVP


 Timbang sejumlah PVP yang diperlukan, larutkan dalam sejumlah pelarut pengikat
berdasarkan hasil orientasi ataupun berdasarkan data kelarutan PVP dalam pelarut tersebut.
 Aduk larutan hingga homogen, jika digunakan pewarna dapat dilarutkan dalam larutan
pengikat ini.

Granulasi hingga Tabletasi


Pengikat ditambahkan dengan cara basah
 Zat aktif (misal parasetamol), amilum kering, dan laktosa dicampur sampai homogen,
kemudian tambahkan mucilago amili/larutan PVP (larutan pengikat) sedikit-sedikit sambil
diaduk sampai terbentuk massa basah yang sesuai untuk dibuat granul (massa harus dapat
dikepal namun dapat dipatahkan).
Untuk larutan PVP, harus dimasukkan semuanya agar persentase pengikat sesuai dengan
yang diinginkan.
 Massa basah kemudian diayak dengan ayakan mesh 10 atau 12 (untuk tablet besar)
 Granul basah dikeringkan dalam oven dengan suhu 60ºC sampai kandungan lembab antara 1 -
3%.
(kandungan lembab termasuk dalam spesifikasi internal industri masing2, dari kuliah pak
Saleh dan Pak Sundani, biasanya ditetapkan sebesar 1-3%) [Apabila kadar air terlalu besar,
dapat terjadi permasalahan dalam proses selanjutnya, khususnya saat proses kompresi /
tabletasi dan dapat menyebabkan status mikrobiologi menjadi tidak baik. Namun apabila
kadar air terlalu rendah, kerja pengikatan / kohesivitas dapat menjadi kurang baik dan
seringkali dapat menyebabkan tablet menjadi capping  solusi : reworking massa yang akan

8
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

ditabletasi dengan penyemprotan / spraying menggunakan etanol atau air, kemudian


dikeringkan kembali pada suhu yang rendah hingga diperoleh rentang kadar air yang sesuai.
Rentang kadar air (atau dikenal pula dengan istilah LOD / Loss on Drying) sebesar 1-3%
tidaklah mutlak dan terkadang terdapat beberapa justifikasi tertentu di mana digunakan
kadar air yang lebih rendah, misal untuk tablet efervesen, dengan pertimbangan reaktivitas
yang tinggi dari komponen asam dan basa dapat mengarah pada reaksi dini / prematur
dengan didukung kadar air yang cukup tinggi serta komponen utama (dalam proporsi tinggi)
yang umumnya berupa natrium bikarbonat memiliki aliran dan kompresibilitas yang cukup
baik dan asam sitrat yang memiliki sifat aliran dan kerja kohesivitas yang cukup baik, maka
umumnya kadar air ditetapkan maksimal sebesar 0,5%.]
 Granul yang telah kering (kandungan lembab 1 - 3%) diayak kembali dengan ayakan mesh 14
atau 16 (untuk tablet besar).
 Granul kering kemudian ditimbang dan dievaluasi.
 Granul yang telah memenuhi syarat dapat dicampur dengan fasa luar (talk dan amilum
kering), aduk sekitar 10 menit hingga homogen kemudian tambahkan Mg stearat, aduk
selama 2 menit.
 Massa siap cetak dievaluasi kemudian ditabletasi dengan menggunakan punch diameter
tertentu dengan bobot yang telah ditentukan (dari hasil perolehan granul) dan dengan forsa
kompresi (tonase) tertentu untuk menghasilkan kekerasan tablet sesuai dengan spesifikasi
yang ditetapkan.
 Tablet dievaluasi menurut persyaratan yang berlaku.

Pengikat ditambahkan dengan cara kering


 Zat aktif (misal parasetamol), amilum kering, PVP, dan laktosa dicampur sampai homogen,
kemudian tambahkan pelarut pengikat sedikit demi sedikit hingga diperoleh massa yang
basah.
 Massa basah kemudian diayak dengan ayakan mesh 10 atau 12 (untuk tablet besar).
 Granul basah dikeringkan dalam oven dengan suhu 60ºC atau di-angin-angin di udara terbuka
sampai kandungan lembab 1- 3%.
 Granul yang telah kering (kandungan lembab 1-3%) diayak kembali dengan ayakan mesh 14
atau 16 (untuk tablet besar).
 Granul kering kemudian ditimbang dan dievaluasi.
 Granul yang telah memenuhi syarat dapat dicampur dengan fasa luar (talk dan amilum
kering), aduk sekitar 10 menit hingga homogen kemudian tambahkan Mg stearat, aduk
selama 2 menit.
 Massa siap cetak dievaluasi kemudian ditabletasi dengan menggunakan punch dengan bobot
yang telah ditentukan (dari hasil perolehan granul) dan dengan forsa kompresi (tonase)
tertentu untuk menghasilkan kekerasan tablet sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
 Tablet dievaluasi menurut persyaratan yang berlaku.

b. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien
dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah
lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula.
Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat
dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini cukup baik digunakan untuk zat aktif

9
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang
sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen-komponen tablet dikompakkan dengan mesin cetak tablet lalu
ditekan ke dalam die dan dikompakkan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut
slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak untuk
mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal. Bila slug yang
didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi
kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki
kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang
putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan teknik hidrolik
pada salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan
serbuk yang mengalir diantara penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
 Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
 Zat aktif susah mengalir
 Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
 Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk
berat dan pengeringan yang memakan waktu
 Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
 Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat sempurna (jembatan ikat tidak
terbentuk sempurna, kalau di granulasi basah jembatan ikat terbentuk sempurna.
Jembatan ikat dapat berupa jaring polimer yang mengering ataupun berbentuk jembatan
kristal bagi senyawa yang dapat membentuk kristal (cth: senyawa aktif yang parsial
terlarut) – sumber kuliah solida pak Sundani) oleh pengikat hati-hati! Tidakselalu pada
proses granulasi kering tidak digunakan pengikat! (intinya : proses granulasi kering juga
memerlukan komponen pengikat)
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
 Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug atau chilsonator untuk membuat
kempa gulungan
 Tidak dapat mendistribusikan zat warna secara seragam (kurang homogennya distribusi
warna pada sediaan)
 Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang

Metode Granulasi Kering


a. Semua bahan yang diperlukan dihaluskan terlebih dahulu (lihat preformulasi zat, perlukah
diayak? kalau terdapat zat yg berbentuk bongkahan atau ukuran partikel besar lebih baik
gerus dulu, kemudian diayak, hati2 dg fines – saat pengerjaan harus mengenakan masker,
kacamata pelindung& sarung tangan untuk mengurangi kontak zat dengan
tubuh.)kemudian ditimbang sesuai kebutuhan.
b. Fasa dalam dan setengah bagian fasa luar (lubrikan dan glidan) dicampur sampai
homogen.
c. Campuran bahan dibuat menjadi slug menggunakan punch yang berdiameter besar (13-
20 mm) pada tekanan mesin tablet yang tinggi atau dapat juga menggunakan roller
compactor dengan mengatur tekanan yang diberikan.

10
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

d. Slug yang sudah jadi digiling kasar dan diayak menggunakan ayakan no 16, sehingga
dihasilkan granul-granul kasar.
e. Lakukan evaluasi terhadap granul yang dihasilkan, bila belum memenuhi syarat, maka
slugging dapat diulangi hingga diperoleh granul yang memenuhi syarat.
Slugging MAKSIMUM dilakukan hingga 3 KALI (untuk menghindari perubahan sifat
fisikomekanik bahan karena pengaruh gaya mekanik yang diberikan; akan tetapi slugging
MAKSIMUM 3 x merupakan konvensi bersama di lingkungan praktikum solida, bukan dari
hasil pengukuran karena tiap-tiap zat memiliki kemampuan deformasi yang berbeda-
beda.)
f. Timbang granul yang diperoleh, lakukan perhitungan jumlah fasa luar yang harus
ditambahkan.
g. Sisa fasa luar dicampur dengan granul yang telah memenuhi syarat dengan jumlah sesuai
hasil perhitungan.
h. Massa cetak dikempa dengan menggunakan punch sesuai bobot tablet yang telah
dihitung.
i. Lakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh (menurut persyaratan resmi dan
persyaratan industri).

c. Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran
zat aktif dan eksipien keringtanpa melalui perlakuan awal (granulasi, red.) terlebih dahulu.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun
hanya dapat digunakan pada kondisi dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki
aliran, kompresibilitas, dan kohesivitas yang baik; kekuatan sediaan atau proporsi zat aktif
yang tidak besar (dikatakan besar apabila bobot zat aktif ≥ 50% dari bobot total tablet)
sehingga sifat fisikomekanik yang kurang baik / kurang menunjang untuk proses kempa
langsung dapat ditutupi oleh eksipien yang memiliki sifat fisikomekanik unggul / ekselen. Ada
beberapa zat yang memiliki habit kristal kubus seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin
langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa, selain
itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk
pecah jika terkena air (cairan tubuh). Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode
kempa langsung adalah: alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuk dan habit kristal yang
menunjang, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.
Keuntungan metode kempa langsung yaitu :
 Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
 Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu
yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang
dipergunakan juga lebih sedikit.
 Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
 Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granulasi,
tetapi langsungmenjadi partikel. Tablet kempa langsung berisi partikel halus,
sehingga tidak perlu melalui prosesdari granul ke partikel halus terlebih dahulu.

Kekurangan metode kempa langsung :


 Perbedaan yang besar untuk ukuran partikel dan bobot jenis ruah antara zat aktif
dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi / segregasi(agar tidak terjadi

11
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

segregasi diusahakan komponen-komponen penyusun masa kempa memiliki rentang


distribusi yang sempit.)yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya
kandungan zat aktif di dalam tablet.
 Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu
biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan
sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa
kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa
spray dried dan menghasilkan warna kuning kecoklatan. Pada kempa langsung
mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan
rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
 Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat:
mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesivitas dan adhesivitas yang baik.

Metode Kempa Langsung


a. Semua bahan ditimbang sesuai kebutuhan. Tidak dilakukan penghalusan bahan karena
bahan pembantu memang diharapkan berbentuk granular (bahan aktif diayak jika
menggumpal).
b. Bahan2 (kecuali Mg-stearat & talk) dicampur selama 15 menit hingga homogen.
Kemudian ditambahkan Mg-stearat dan talk, dilakukan pencampuran selama 2 menit.
Untuk mengetahui homogenitas dilakukan penetapan kadar zat aktif dalam campuran di
beberapa titik.
c. Dilakukan evaluasi terhadap massa cetak sebagaimana evaluasi yang dilakukan pada
granul, meliputi penetapan kadar zat aktif dalam granul, sifat aliran/kecepatan aliran,
kadar mampat, bobot jenis (BJ sejati, BJ ruah, BJ mampat), distribusi ukuran partikel.
d. Massa cetak dikempa dengan bobot tablet sesuai dengan yang telah ditetapkan.
e. Dilakukan evaluasi terhadaptablet yg diperoleh, meliputi keseragaman sediaan, kekerasan
tablet, keseragaman ukuran, uji disolusi, uji waktu hancur, friabilitas, friksibilitas.
Tablet yang diperoleh dikemas dalam kemasan primer, dilengkapi penandaan brosur,
etiket dan kemasan sekunder.

d. Metode semi granulasi dasar dan Granulasi terpisah


Metode ini dilakukan jika terdapat dua atau lebih zat aktif yang akan dibuat dalam satu
sediaan tablet dan kedua atau lebih zat aktif tersebut memiliki sifat yang berbeda atau tidak
kompatibel.
Kesimpulan

Granulasi Basah Granulasi kering Kempa langsung Semi Granulasi basah


dan granulasi terpish
- zat aktif tahan - zat aktif yang - zat aktif maupun - kedua atau lebih zat
terhadap lembab memiliki dosis untuk eksipiennya aktif tersebut
dan panas efektif yang terlalu memiliki aliran yang memiliki sifat yang
- sifat aliran dan tinggi untuk bagus berbeda (tidak saling
kompresibilitasnya dikempa langsung - zat aktif yang kecil kompatibel)
tidak baik - zat aktif yang dosisnya
- kekuatan sediaan sensitif terhadap - zat aktif tersebut

12
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

besar pemanasan dapat tidak tahan


dan/atau terhadap panas
kelembaban dan/atau lembab

III. BAHAN PEMBANTU (Eksipien) PEMBUATAN TABLET

I. PENGISI

Pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk. Pada obat yang berdosis
dukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan (misal aspirin, antibiotik tertentu). Tablet oral
biasanya berukuran 3/16 sampai ½ inci. Tablet yang lebih kecil dari 3/16 inci sukar dipegang oleh
orang lanjut usia, sedangkan yang lebih besar dari ½ inci sukar ditelan. Berat tablet berkisar antara
120-700 mg untuk kerapatan standar zat organik. Tablet bentuk oval, lebih mudah ditelan, berat
tablet dapat lebih besar atau sama dengan 800 mg. Pengisi dapat juga ditambah karena alasan
kedua yaitu memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memacu
aliran. (Lachman; 697)

Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu: (Lachman; 698)


 Harus non toksik dan dapat memenuhi peraturan-peraturan dari negara-negara dimana
produk akan dipasarkan.
 Harus tersedia dalam jumlah yang cukup di sesuai negara tempat produk itu dibuat.
 Harganya harus cukup murah.
 Tidak boleh saling berkontraindikasi (misalnya sukrosa), atau karena komponen (misalnya,
natrium) dalam tiap segmen/bagian dari populasi.
 Secara fisiologis harus inert/netral.
 Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau
komponen tablet lain.
 Harus bebas dari segala jenis mikroba (patogen atau yang ditentukan).
 Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna).
 Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk-produk vitamin tertentu), pengisi dan bahan
pembantu lainnya harus mendapat persetujuan sebagai bahan aditif pada makanan.
 Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat.

Pada pengolahan jumlah obat yang sangat sedikit (misalnya alkaloida, hormon, vitamin dan
sebagainya) diperlukan bahan pengisi, untuk akhirnya memungkinkan suatu pencetakan. Bahan
pengisi mengurus untuk itu, bahwa tablet mengandug ukuran atau massa yang dibutuhkan (0,1-
0,8 g). Disamping netral secara kimia dan fisiologis sebaiknya konstituensia seperti ini dapat
dicerna baik. Digunakan jenis pati (pati kentang, pati gandum, dan pati jagung) dan laktosa
(penggunaannya misalnya pada tablet homeopati, keburukan kehancurannya rendah). Sifat tablet
yang lebih baik diberikan laktosa dikeringsemburkan, setelah penambahan dari bahan pelincir dan
pelicin jika perlu memungkinkan tabletasi langsung. Beberapa farmakope mengarahkan suatu
campuran granul dari pati kentang dan laktosa sebagai granulatum simpleks. (R. Voight, tekfar)
Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang
banyak. Jika dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali.

13
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

Jenis -jenis pengisi yang lazim digunakan:


A. Avicel (mikrokristalin selulosa) (HOPE ed.6, 132-135)
 Bentuk 102 memiliki keunggulan dibandingkan dengan 101, karena volume spesifiknya
kecil, aliran lebih baik dan waktu hancur lebih singkat.
 Bertindak sebagai pembantu mengikat
 Bisa bersifat pengikat kering, disintegran, lubrikan dan glidan.
 Berfungsi sebagai self lubrikan sehingga lubrikan yang diperlukan lebih sedikit.
 Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat tambahan.

B. Kalsium sulfat dihidrat (LachmanTablests, 152-153)


 Sinonim: terra alba, snow white filler.
 Insoluble, non-higroskopis, serbuk yang sedikitabrasive.
 Semakin tinggi grade-nyasemakin putih, pengisi paling murah, bisa dipakai untuk zat aktif
asam, netral, basa; punya kapasitas absorbsi yang tinggi untuk minyak.
 Pengikat yang disarankan: PVP, MC, starch paste

C. Kalsium fosfat dibasic


 Digunakan sebagai pengisi dan pengikat untuk kempa langsung dengan memiliki ukuran
paling kecil, tidak mahal, tidak dapat digunakan bersama senyawa asam atau garam asam
 Jika digunakan cairan pengikat yang terlalu banyak maka jadi lengket dan keras, tidak dapat
digranul sehingga solusinya dikombinasi dengan starch/Avicel
 Paling baik ditambah avicel
 Tablet dengan pengisi ini biasanya rapuh
 Sifat fragmentasi tinggi sehingga tidak sensitif terhadap lubrikan
 Sifat partikel kurang baik karena partikel sangat halus
(Lachman Tablets ,153):
 Bisa digunakan dengan garam dari basa organik seperti anti histamin dan vitamin larut
minyak.
 Tidak larut di air, sedikit larut di asamencer
 Non higroskopis, netral, serbuk putih, sedikitabrasive.
 Menghasilkan tablet yang baik dengan penambahan penghancur yang baik dan lubrikan
yang efektif.
 Pengikat yang disarankan seperti pasta pati, PVP, metilselulosa, mikrokristalin selulosa
 Karakteristikmirip Ca sulfat, tapi lebih mahal dan digunakan terbatas dalam granulasi basah
 Jika garam asetat inorganic ada dalam formulasi, tablet cenderung menghasilkan bau asam
pada penyimpanan.

D. Laktosa (Lachman Tablets, 157)


 Dikenal sebagaimilk sugar
 Paling lama dan banyak digunakan sejakdulu
 Terdapat dua bentuk isomer, α dan β
 Inkompatibel dengan: senyawa yang sangat basa (berubah warna menjadi coklat), asam
askorbat, salisilamid, pyrilamine maleat, phenilephrine HCl
 Dalam granulasi basah, laktosa larut sebagian sehingga melapisi obat dan member sejumlah

14
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

proteksi dan pelepasan lambat dimana disolusi cepat tdak diperlukan.


 Laktosa adalah gula peredukasi bereaksi dengan amin primer (-NH2) menghasilkan reaksi
Maillard
 Dalam larutan, laktosacenderungberada dalam kesetimbangan kedua bentuk isomer
 Bentuk spray-dried digunakan dalam kempa langsung
(Lachman Industri, 699)
 Pengisi yang paling umum, ada 2 bentuk: hidrat dan anhidrat
 Jarang bereaksi dengan obat baik dalam bentuk hidrat dan anhidrat
 Untuk GB pakai laktosa HIDRAT; laktosa anhidrat tidak mengalami reaksi Maillard
(denganzat aktif mengandung amina dengan adanya logam stearat), tetapi menyerap
lembab.
 Secara umum, formulasi tablet menggunakanlaktosa menunjukkan release rate yang baik,
granulnya cepat kering, disintegrasitablet tidak banyak dipengaruhi oleh kekerasan tablet.
(HOPE, 385)
Note: hati-hati untuk obat diabetes, lihat mekanismenya, sebisa mungkin hindari pengisi
laktosa untuk tablet antidiabetes.

E. Spray-dried Laktosa (Lachman Industri, 699)


 Untuk pengisi kempa langsung.
 Sifat aliran baik
 Sifat direct compression-nyaberkurang jika kadar air < 3%; dapat dicampur dengan 20-
25% zat aktif tanpa kehilangan sifat direct compression-nya
 Kelemahan: mudah menjadi gelap dengan adanya lembab yang berlebihan, amin, atau
senyawa lain yang mengandung furaldehid
 Gunakan lubrikan netral atau asam
 Kapasitas pegang 20-25% terhadap zat aktif; punya aliran baik dan karakteristik pengikatan
yang lebih baik dibandingkan laktosa biasa

F. Sukrosa(HOPE, 744)
 Bisa berfungsi sebagai pengisi/pengikat
 Memiliki banyak bentuk, paling sering digunakan bentuk “confectioner” untuk GB yang
mengandung 3% pati jagung untuk mencegah caking
 Sukrosa digunakan sebagai pemanis dalam tablet kunyah dan digunakan sebagai pengikat
untuk memperbaiki kekerasan tablet
 Kelemahan: tablet yang dibuat dengan komposisi sebagian besar sukrosa akan mengeras
pada penyimpanan. Sukrosa bukan gula pereduksi tetapi dengan bahan bersifat basa
menjadi coklat pada penyimpanan.

G. Dekstrosa (Lachman Tablets, 159)


 Penggunannya terbatas pada GB sebagai pengisi dan pengikat
 Digunakan dengan cara yang sama dengan sukrosa, cenderung menghasilkan tablet yang
keras terutama jika menggunakan dekstrosa anhidrat
 Menjadi coklat dengan keberadaan bahan bersifat basa dan bereaksi dengan amin menjadi
tidak berwarna.

15
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

H. Manitol (Lachman Tablets, 159)


 Pengisi yang baik untuk tablet kunyah karena rasanya enak, sedikit manis, halus, meleleh di
mulut, dingin, negatif heat solution
 Berupa serbuk kristal berbau enak, putih, tidak berbau, inert, non-higroskopis,
membutuhkan lebih banyak cairan pengikat daripada sukrosa dan laktosa; butuh cairan
pengikat yang kurang lebih sama dengan dekstrosa; tetapi menghasilkan granul yang lebih
lembut daripada sukrosa dan dekstrosa.
 Kadar lembab granul yang dibuat dari sukrosa, dekstrosa, dan manitol setelah pengeringan
semalam pada 140-150 °F adalah < 0,2% kecuali untuk granulasi dekstrosa dengan 10 %
gelatin dan 50 % glukosa, kadar lembabnya berturut-turut 1,15% dan 0,2%.
Padagranulasilaktosa, kadarlembabnya 4-5%

I. Emdex dan Celutab(Lachman Industri, 700)


 Bebas mengalir dan dapat dikempa langsung, mengandung 8-10% lembab, kekerasan tablet
dapat meningkat setelah pengempaan
 Starch terhidrolisa mengandung 90-92% dekstrosa dan 3-5% maltosa.
 Dapat digunakan sebagai pengganti manitol pada talbet kunyah karena manis dan berasa
halus di mulut.

J. Starch 1500(penjelasan ada di bagian Pengikat)

Ringkasan pengisi: Lachman tablet h.152


Pengisi tidak larut air Pengisi larut air
Kalsium sulfat, dihidrat Laktosa
Kalsium fosfat, dibasic Sukrosa
Kalsium fosfat tribasic Dextrosa
Kalsium karbonat Manitol
Starch yang dimodifikasi(karboksimetil starch) Sorbitol
Avicel

II. ADSORBEN
 Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi
lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi.
 Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah
maka tablet akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.
 Contoh: Avicel, Bolus alba, Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat, Aerosil.

III. PENGIKAT
 Fungsi : untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang
dicetak langsung (Lachman Industri, 701)
 Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
 Dikelompokkan menjadipolimeralamdansintetik.
 Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
 Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa, hidroksi propil

16
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

selulosa
 Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah membutuhkan lebih sedikit bahan pengikat
untuk menghasilkan kekerasan tablet yang sama dibandingkan dengan cara kering.
 Penambahan plasticizer (propilenglikol, PEG 400, gliserin, heksilonglikol) ke dalam larutan
pengikat dapat meningkatkan kekerasan, mengurangi efek capping, menurunkan
friabilitas tablet.
 Jumlah larutan pengikat yang dibutuhkan untuk 3 kg pengisi tercantum pada tabel

Pengikat Vol. larutan granulasi yg dibutuhkan (ml) u/ beberapa pengisi


Sukrosa Laktosa Dextrosa Manitol
10% Gelatin 200 290 500 560
50% Glukosa 300 325 500 585
2% Metilselulosa (400 cps) 290 400 835 570
Air 300 400 660 750
10% Akasia 220 400 685 675
10% Musilago Amili 285 460 660 810
50% Alkohol 460 700 1000 1000
10% PVP (dlm air) 260 340 470 525
10% PVP (dlm alkohol) 780 650 825 900
10% sorbitol (dlm air) 280 440 750 655
(Lachman Tablet, 160-161)

A. Starch (amylum) (Lachman Tablet)


 Dapat digunakan sebagai pengisi, pengikat, dan penghancur
 Dalam bentuk musilago amili 5-25% (HOPE, 723)
(Lachman Tablet 161):
 Cara: suspensikan starch 1:1/2-1 dalam air dingin, tambahkan 2-4 kali air mendidih
dengan pengadukan konstan sampai starch mengembang menjadi transparan yang dapat
diencerkan dengan air dingin sampai konsentrasi yang diinginkan.
 Cara lain: mensuspensikan starch pada air dingin dan panaskan sampai mendidih di atas
penangas dengan pengadukan konstan.
 Mengandung kadar air 11-14% (Lachman Industri,699)
B. Starch 1500
 Dapat digunakan sebagai pengikat basah, kering, dan disintegran
 Starch 1500 maksimal mengandung 20% fraksi larut air yang berfungsi sebagai pengikat
sedangkan sisanya bersifat sebagai disintegran
 Sebaiknya tidak digunakan sebagai pengisi pada GB karena akan menghasilkan gel yang
berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat
 Sebagai disintegran dapat ditambahkan kering, pada fasa luar.
(Lachman Industri, 700, HOPE, 731):
 Aliran bagus, merupakan directly compressible starch
 Dapat dikempa sendiri, tetapi jika dicampur dengan 5-10% obat membutuhkan lubrikan
tambahan, meskipun Mg Stearat 0,25 % biasanya digunakan untuk tujuan ini, konsentrasi
yang lebih besar daripada ini berefek negatif pada kekuatan tablet dan disolusi tablet.
Oleh karena itu biasanya dipilih asam stearat sebagai lubrikan.
 Mengandung 10% lembab dan menyebabkan tablet menjadi lunak jika dikombinasi
dengan Mg stearat > 0,5%, sebagai pengganti digunakan asam stearat

17
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

C. Gelatin(Lachman Tablet, 163)


 Sudah jarang digunakan, digantikan PVP, MC. Cenderung menghasilkan tablet yang keras
dan memerlukan disintegran yang aktif.
 Dapat digunakan untuk senyawa yang sulit diikat.
 Kelemahan: rentan bakteri dan jamur, butuh pengawet.
 Jika masih diperlukan pengikat yang lebih kuat, dapat digunakan larutan gelatin dalam air
2-10%, yang dibuat dengan menghidrasi gelatin dalam air dingin selama beberapa jam
atau semalam kemudian dipanaskan sampai mendidih, larutan gelatin harus
dipertahankan hangat sampai saat digunakan karena akan menjadi gel pada pendinginan.

D. Larutan sukrosa(Lachman Tablet, 163-164)


 Membentuk granul keras, kekerasan diatur dari konsentrasi sukrosa 20-85%.
 Sangat baik sebagai pembawa soluble dyes karena menghasilkan warna yang seragam.
 Digunakan untuk menggranulasi tribasic fosfat yang umumnya memerlukan pengikat yang
lebih kohesif dari musilago amili; pada tablet ferro sulfat, bertindak sebagai pengikat dan
pelindung ferrosulfat dr oksidasi.
 Senyawa lain yang pengikatnya bisa berupa gula: aminofilin, asetopheretidin,
asetaminofen, meprobamate.

E. Larutan akasia(Lachman Tablet, 164)


 Digunakan pada konsentrasi 10-25%.
 Cocoksebagai pengikat pada obat dgn dosis besar dan sukar digranulasi (c/ mefenesin).
 Menghasilkan granul yang keras tetapi tidak mengeras pada penyimpanan, haliniyang
membedakannya dengan gelatin.
 Kelemahan: dapat terkontaminasi mikroba.
 Kadang ditambah lubrikan cair PEG 6000 untuk membantu pencetakan tablet dan
disintegrasi tablet.

F. PVP(Lachman Tablet, 164-65)


 Tablet efervesen bisa dibuat menggunakan PVP dalam etanol anhidrat. Jangan
menggunakan isopropanol anhidrat karena meninggalkan bau pada granul.
 Konsentrasi 5% PVP dalam etanol hidrat menghasilkan kompresibilitas yang baik dari serbuk
Natrium bikarbonat dan asam sitrat sehingga tablet bereaksi cepat dan disolusi cepat.
 PVP baik untuk tablet kunyah terutama untuk alumunium hidroksida, Mg(OH)2.
 Kompatibel untuk tablet effervercent yang mengandungcampuran Na bikarbonat-asam
sitrat dalam granulasi basah, menggunakan PVP dalam etanol anhidrat karena reaksi asam
basa tidak muncul dalam medium anhidrat ini.

G. Selulosa
1. Metil selulosa(Lachman Tablet, 165)
 1-5% larutan air tergantung grade viskositas; larutan 5% menghasilkan kekerasan yang
mirip dengan 10% musilago amili.
 Dapat digunakan untuk menggranulasi serbuk yang larutatau tidak larut; pengikat yang
baik untuk eksipien laktosa, manitol, dan gula.
 Keuntungan: dapat dikompres segera, tidak mengeras pada penyimpanan.

18
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

2. CMC Na(Lachman Tablet, 166)


 Konsentrasi 5-15% dapat digunakan menggranulasi serbuk yang larut atau tidak larut.
 Inkompatibel dengan Mg, Ca, dangaram Al.
 Menghasilkan granul yang lebih lunak daripada PVP tapi dapat dikompres dengan baik;
umumnya tablet mempunyai waktu disintegrasi yang lebih lama.
3. Etil selulosa(Lachman Tablet, 166)
 Tidak larut dalam air; dalam bentuk larutan alkohol. Low-viscosity grades digunakan
sebagai pengikat pada konsentrasi 2-10% dalam etanol.
 Dapat digunakan untuk menggranulasi serbuk yang sukar digranulasi (asetaminofen,
kafein, meprobamat, ferofumarat), dan dapat digunakan sebagai pengikat non air untuk
serbuk yang tidak tahan air seperti asam askorbat.
 Dapat memperlambat disintegrasi disolusi bila digunakan GB (Lachman Industri, 702).

H. Polivinil alkohol(Lachman Tablet, 166-67)


 Larut air, mirip akasia tapi tidak terlalu rentan dengan bakteri
 Membentuk granul yang lebih lunak dari acacia, menghasilkan tablet yang disintegrasi lebih
cepat dan tidak mengeras pada penyimpanan

I. PEG 6000(Lachman Tablet, 167)


 Sebagai pengikat anhidrat, dimana air dan alkohol tidak dapat digunakan
 PEG 6000 merupakan padatan putih hinggakuningterangyang meleleh pada 70-750C dan
mengeras pada 56-630C

J. N-HPC (Nisso-HPC)
 Merupakan pengikat dengan toughness tinggi (kemampuan menyerap energi tanpa terjadi
fraktur) dan derajat aliran plastik tinggi (friabilitas yang baik < 1%, memudahkan proses
pencetakan dengan kecepatan yang lebih tinggi tanpa masalah capping) dibanding metil
selulosa, PVP, starch (cat bu.Henny)
 Larut dalam air dan pelarut organik alkohol, propilen glikol, metilen klorida, aseton dan
kloroform. Jika digunakan sebagai pelarut pada granulasi basah N-HPC dilarutkan dalam air
atau alkohol.
 Cara:
1. Melarutkan dalam air
 N-HPC ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk kuat
 20-30% air dipanaskan sampai 600C dan N-HPC ditambahkan perlahan-lahan
sambildiaduk. Setelah itu ditambahkan sisa air. Dengan cara ini pelarutan lebih cepat.
2. Melarutkan dalam pelarut organik

Pengikat yang biasa digunakan dalam granulasi basah


Pengikat Konsentrasi
Cornstarch 5-10% musilago
Pregelatinized cornstarch 5-10%
Starch 1500 5-10% musilago
Gelatin 2-10%
Sukrosa 10-85%

19
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

Akasia 5-20%
PVP 5-20% dalam air, alkohol, atau
Metilselulosa (berbagai grade viskositas) hidroalkohol
CMC-Na (low-viscosity grade) 2-10%
Etilselulosa (berbagai grade viskositas) 2-10%
Polivinilalkohol (berbagai grade viskositas) 2-15% dalam alkohol
PEG 6000 2-10% dalam air atau hidroalkohol
10-30% dalam air, alkohol, atau
hidroalkohol
(Lachman Tablet, 162)

IV. FLAVOUR (Lachman Industri, 704)


 Digunakan untuk tablet kunyah atau tablet lainnya yang ditujukan untuk larut di dalam
mulut
 Flavour yang larut dalam air jarang dipakai karena stabilitasnya kurang baik
 Flavour larut minyak yang ditambahkan ke dalam pelarut penggranul, didispersikan dalam
kaolin atau adsorben lainnya, atau diemulsikan dalam larutan penggranul
 Jumlah yang digunakan maksimal 0,5-0,75% (dalam bentuk minyak).
 Penambahan pewangi dapat dilakukan dalam keadaan kering, biasanya sebagai fasa luar,
sedangkan yang cair ditambahkan dengan menyemprotkan ke dalam massa cetak.

V. DISINTEGRAN
Fungsi: untuk memudahkan hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran cerna
(Lachman Industri, 702).
Enam klasifikasi disintegran : starches, clays, gums, cellulose, alginat, dll
Cara pakai/penambahan disintegran:
 internal addition (saat granulasi) : disintegran dicampur dengan bahan lainnya sebelum
ditambah dengan larutan penggranul
 external addition : disintegran ditambahkan setelah granul terbentuk
Yang paling baik adalah menambahkan disintegran secara kombinasi (internal & external)

A. Starch (amylum)(Lachman Tablet, 175)


 Pemakaian: 3-15 %, merupakan disintegran yang paling umum digunakan
 Mekanisme kerja disintegrasi oleh starch :
 dengan membentuk pathways dalam matriks tablet sehingga air dapat masuk melalui
pori (kapiler) sehingga menghancurkan tablet
 starch mengembang ketika terekspos oleh air
 saat pengempaan, terjadi distorsi pada bentuk starch; ketika terekspos oleh air, terjadi
rekoveri bentuk starch
 Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air
massa cetak
 Perhatian: sebelum digunakan, starch harus dikeringkan pada suhu 80-90°C untuk
menghilangkan air yang terabsorpsi

B. Starch 1500

20
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

 Merupakan disintegran yang baik dan ditambahkan dalam campuran kering (dalam fasa
dalam dan atau fasa luar pada metoda granulasi kering atau kempa langsung, atau dalam
fasa luar pada metoda granulasi basah)
 Perhatian: tidak boleh diberikan pada massa basah

C. Sodium starch glycolate (primogel, explotab)


 Pemakaian: 1-8% dengan konsentrasi optimum 4%. (Lachman Tablet, 175)
 Keuntungan menggunakan pati termodifikasi adalah waktu disintegrasi bisa tergantung
pada gaya kempa. Suhu tinggi dan kondisi lembab bisa meningkatkan waktu dan
menurunkan disolusi tablet yang mengandung pati.
 Digunakan sebagai penghancur pada pembuatan tablet dengan metode kempa langsung
atau granulasi basah.
 Meskipun keefektifan penghancur kebanyakan dipengaruhi oleh eksipien hidrofobik
seperti lubrikan, tetapi efek primogel tidak dipengaruhi.
 Meningkatkan tekanan kompresi tablet juga tidak mempengaruhi waktu hancur.
 Merupakan serbuk yang alirannya baik. (HOPE h.581)

D. Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Ac-Di-Sol, HPC)


 Avicel jika dikombinasi dengan starch lebih efektif dancepatdaya disintegrasinya.
 Avicel inkompatibel terhadap zat sensitif lembab (c/ aspirin, penisilin, vitamin), kecuali
avicel dikeringkan sampai kandungan lembabnya kurang dari 1 % dan harusdiperlakukan di
ruangandengan kelembaban rendah.
 Kekurangan avicel adalah kecenderungannya untuk membentuk muatan listrik
staticdenganpeningkatan kandungan lembab, terkadang menyebabkan pemisahan pada
saat granulasi. Hal ini dapat diatasi sebagiandengan mengeringkan avicel untuk
menghilangkan lembab.
 Pada saat digranulasi basah, dikeringkan, kemudian dikompres, tablet yang terbentuk tidak
hancur secepat saat tidak terbasahi. (Lachman Tablet, 175)
 Ac-Di-Sol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk digunakan sebagai
disintegran dalam konsentrasi rendah (Lachman Industri, 703) karena larut air dan memiliki
afinitas yang besar pada air.
 Acdisol ini digolongkan pada super disintegran. Penggunaan 2-5%.

E. Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum)


 Nama dagang guar gum : Jaguar.
 Guar Gum berupa polimernetral, aliran baik, sangatlarut, digunakan dalam makanan, tidak
sensitif terhadap pH, kelembaban, dankelarutandalammatriks tablet. Warnanya tidak
benar-benar putih; hilang warnanya pada tablet yang bersifat basa saat penyimpanan.
(Lachman Tablet, 176)
 Pemakaian: 1-10%.
 Bukan merupakan disintegran yang baik, karena kapasitas pengembangannya yang relatif
rendah.

F. Solka floc (selulosa kayu murni)(Lachman Tablet, 175)


 Putih, berserat, inert, netral, dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan starch untuk

21
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

aspirin, penisilin, dan obat yang sensitif terhadap pH dan lembab.


 Lebih efektif jika dikombinasi dengan clays (c/ kaolin, bentonit danveegum).
Kombinasiituefektifuntukformulasi tablet dengankandunganlembabtinggi, seperti amonium
klorida, natrium salisilat, dan vitamin.

G. Clays (Veegum, bentonit, kaolin)(Lachman Industri, 702)


 Pemakaian: 2-10%, sifat hilang jika digranulasi
 Penggunaan terbatas hanya pada tablet berwarna, karena warnanya tidak benar-benar
putih
 Daya hancur kaolin lebih lemah daripada polimer-polimer berwarna dan tepung jenis baru.

H. Alginat (asam alginat dan Na-alginat)(Lachman Tablet, 175)


 Pemakaian: 1-5% (asam alginat) atau 2,5-10% (Na-alginat)
 Memiliki afinitas terhadap air dan kapasitas sorpsi yang tinggi sehingga sangat baik sebagai
penghancur.
 Tidak larut dalam air, sedikit asam dalam reaksi, dan sebaiknya hanya digunakan pada
granulasi netral atau asam.
 Jika digunakan bersama garam alkali atau garam asam organik dapat membentuk gel
alginat yang larut atau tidak larut dan menunda disintegrasi tablet.
 Kompatibel untuk aspirin, analgesik, asam askorbat, formulasi multivitamin, dan garam
asam dari basa organik.
 Catatan: Pengikat berupa gelatin / alginat, tidak boleh terkena / bercampur dengan
alkohol karena dapat merusak struktur gelatin, mengakibatkan gelatin tidak dapat
mengembang (dalam komponen penghancur tablet)

I. Polyclar AT (polyplasdone XL, polyplasdone XL10) (Lachman Tablet, 176-77)


 Crosslinked, homopolimer dari vinilpirolidon yang tidaklarut.
 Polyplasdone XL meningkatkan disintegrasi dan disolusi, tidak menurunkan kekerasan.

J. Amberlite IPR 88 (ion exchange resin)(Lachman Tablet, 177)


 Dapat mengembang dalam air.
 Harus hati-hati memilih karena dapat mengabsorbsi obat.
Disintegran yang biasa digunakan
Disintegran Konsentrasi (% w/w)
Starch 5-20
Starch 1500 5-15
Avicel PH 101, PH 102 5-15
Solka floc
Asam alginat 5-10
Explotab 2-8
Guar gum 2-8
Polyclar AT (PVP, crosslinked PVP) 0.5-5
Amberlite IPR 88 0.5-5
Metilselulosa, CMC-Na, HPC 5-10
(Lachman Tablet, 174)

VI. LUBRIKAN

22
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

Fungsi utama dari lubrikan adalah untuk mengurangi gesekan atau friksi yang terjadi antara
permukaan tablet dengan dinding die selama proses pengempaan dan penarikan tablet.
(Lachman Tablets, 110). Setiap lubrikan memiliki konsentrasi optimum (tidak lebih dari 1%) untuk
menghasilkan kecepatan aliran yang optimum. (Lachman Tablets, 112)

Klasifikasi:(Lachman Tablets, 112-113)


A. Water soluble
Banyak digunakan untuk tablet yang harus larut sempurna di dalam air, seperti tablet/ serbuk
effervescent.
B. Water insoluble
Lubrikan ini umumnya lebih efektif dan digunakan pada konsentrasi rendah.

Mekanisme Kerja:(Lachman Tablets, 111)


A. Fluid type lubricant
Membentuk lapisan cair kontinu antara massa cetak dengan logam cetakan. Dapat
menyebabkan tablet mengandung bercak-bercak minyak.
Contoh: minyak hidrokarbon.
B. Boundary type lubricant
Ada interaksi atau gaya adheren antara bagian polar dari lubrikan dengan permukaan logam
pada dinding die. Tipe ini memiliki gaya adheren terhadap cetakan yang lebih baik.

 Penggunaan lubrikan cenderung meratakan distribusi tekanan pada saat pengempaan tablet
dan juga meningkatkan kepadatan partikel sebelum dikempa. (Lachman Tablets, 111).
 Semakin kecil ukuran partikel granul, maka tablet membutuhkan jumlah lubrikan yang lebih
banyak (%). (Lachman Tablets, 111).
 Oleh karena kebanyakan lubrikan bersifat hidrofobik, maka dengan adanya lubrikan akan
meningkatkan waktu disintegrasi dan menurunkan kecepatan disolusi obat. (Lachman Tablets,
111)
 Lubrikan akan membentuk lapisan di sekitar granulat pada saat granulasi yang akan
mengurangi resiko kerusakan tablet pada saat dikempa. Oleh karena kekuatan tablet
tergantung pada area kontak di antara partikel, maka adanya lubrikan juga dapat mengganggu
ikatan antar partikel dan menyebabkan berkurangnya daya kohesif sehingga tablet menjadi
rapuh. (Lachman Tablets, 111)
 Caping dan laminating serta lemahnya ikatan antar partikel granul dapat terjadi pada tablet
yang kelebihan lubrikan seperti stearat. (Lachman Tablets, 112)
 Lubrikan seringkali ditambahkan dalam keadaan kering ketika semuanya telah tercampur
homogen
 Biasanya lubrikan dicampurkan pada 2-5 menit akhir dari total waktu pencampuran 10-30
menit.
 Pencampuran yang berlebihan (overmixing) dapat mengurangi karakteristik disintegrasi-
disolusi dan matriks tablet akan kehilangan ikatannya. (Lachman Tablets, 114)
 Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul dibentuk) memberikan
hasil yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan kemudahannya untuk dikeluarkan
dibandingkan dengan metode penambahan lubrikan saat dilakukan granulasi. (Lachman
Tablets, 114)

23
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

 Mg-lauril sulfat dapat menghasilkan tablet yang lebih keras dan campuran yang lebih mudah
dikempa dibandingkan Mg stearat pada kekuatan penarikan yang sama, tapi butuh jumlah Mg-
lauril sulfat yang lebih banyak untuk memberikan lubrikasi yang sama. (Lachman Tablets, 113)
 Lubrikan carbowax seringkali diberikan dalam bentuk larutan alkohol atau dalam bentuk
suspensi dan emulsi dari bahan lubrikan. (Lachman Tablets, 114)
 Aspirin tidak stabil dengan adanya senyawa alkalin, misalnya lubrikan alkalin stearat.
Penggantinya dapat digunakan lubrikan talk. (Lachman Tablets, 113)

Water Soluble Lubricant Water Insoluble Lubricant


Jenis Kadar (%) Jenis Kadar
Asam borat 1 Logam (Mg, Ca, Na) stearat ¼-2
(%)
Sodium klorida 5 Asam stearat ¼-2
DL-leusin 1-5 Sterotex ¼-2
Carbowax 4000/6000 1-5 Talk 1-5
Sodium oleat 5 Waxes 1-5
Sodium benzoat 5 Stearowet 1-5
Gliseril behapate (Compritol888); dapat
Sodium asetat 5
digunakan sebagailubrikandanpengikat
Sodium lauril sulfat 1-5
Mg-lauril sulfat 1-2
Sodium benzoat+sodium 1-5
(Lachman Tablets,
asetat113-114)

VII. GLIDAN
 Fungsiutamadariglidanadalahmenunjangkarakteristikalirandarigranulataumeningkatkanalir
angranuldarihopper kedalamdie. (Lachman Tablets, 110)
 Glidandapatmeminimalisasikecenderungangranuluntukmemisah/
segregasiselamatahapvibrasi yang berlebihan(Lachman Tablets, 115)
 Efektivitas talk sebagaiglidantelahbanyakdigunakandalamformulasi tablet dankapsul.
(Lachman Tablets, 115)
 Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif yang
penguraiannya dikatalisis oleh Fe. (Lachman Tablets, 116)
 MekanismeKerja: (Lachman Tablets, 116)
1. Dispersimuatanelektrostatikpadapermukaangranul.
2. Distribusiglidanpadagranul.
3. Adsorpsi gas pada permukaan atas glidanataugranul.
4. Minimalisasi gaya Van der Wallsdenganpemisahangranul.
5. Reduksifriksi antara partikeldenganpermukaan yang kasardengan sorpsi glidan pada
permukaangranul.
 Starch sebagai glidan sering dikombinasikan dengan lubrikan dengan perbandingan 1:1
hingga 1:4. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi sifat hidrofobik dari lubrikan yang akan
mempengaruhi disintegrasi dan disolusi tablet. (Lachman Tablet, 116)
 Golongansilicaadalahglidan yang paling efisien, kemungkinankarenaukuranpartikelnya yang
kecil. Contoh glidan silika adalah silika dioksida. (Lachman Tablets, 115)

Jenis Kadar (%)


Talk 5

24
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

Cornstarch 5-10
Cab-O-sil 0,1-0,5
Siliod 0,1-0,5
Aerosil 1-3
VIII. ANTI ADHEREN
 Fungsiutamadari anti adherenadalahmencegahpenempelan tablet padapunch
ataupadadindingdie. (Lachman Tablets, 110)
 Bahan yang paling baikadalah yang larut air dan yang paling efisienadalah DL-leusin.
(Lachman Tablets, 114)
 Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi karena cenderung
terjadi picking. Hal ini diminimalkan dengan koloidal silika seperti Syloid. Cab-o-sil
mempunyai struktur kimia yang sama tetaoi hasil tidak sebaik Syloid karena luas
permukaannya yang kecil. (Lachman Tablets, 114)
 Talk, Mg stearat dan pati jagung memberikan punch face dan sifat anti adheren yang
paling bagus.

Jenis Kadar (%) Keterangan


Talk 1-5 Sifat anti adheren yang baik
Cornstarch 3-10 Sifat anti adheren yang baik
Cab-O-Sil 0,1-0,5 Tidakmempunyaisifat anti adheren yang baik
DL-leusin 3-10 Larut air, sifat anti adheren yang baik
Sodium laurilsulfat <1 Larut air
Stearat <1 Tidaklarut air
(Lachman Tablets, 115)

VIII. PEWARNA (COLORING AGENT)


Pewarna yang digunakan dalam tablet bertujuan untuk :
 meningkatkan daya tarik estetika
 memberi identitas pada produk dan membuat perbedaan antar produk
 menutup warna yang kurang menarik atau warna bahan baku yang tidak merata
 mengimbangi dan menyesuaikan penyedap yang digunakan dalam formulasi

Tiga kategori pewarna, al:


FD&C : biasanya digunakan pada makanan, obat dan kosmetik.
D&C: : dyes dan pigmen yang cukup aman digunakan untuk obat dan kosmetik
yang kontak dengan membran mukosa atau yang ditelan.
D&C eksternal : toksik terhadap oral tetapi cukup aman untuk obat luar
Kategori pertama dan kedua biasanya digunakan pada tablet.

Ada dua bentuk pewarna yang digunakan :


1. Pewarna Celup (dyes)
Adalah senyawa kimia yang menunjukkan pewarnaan apabila dicelupkan dalam suatu
larutan, biasanya mengandung 80-93% pewarna murni.
Pewarna celup untuk tablet biasanya digunakan 0,01-0,03% dengan ukuran partikel 12-
200 mesh. Pewarna celup yang digunakan pada metode granulasi basah biasanya
dilarutkan dalam cairan granulasi. Pelaksanaan granulasi dan pengeringan perlu

25
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

dioptimasi untuk meminimalkan migrasi larutan pewarna celup harus dibuat dalam besi
tahan karat atau wadah kaca untuk menghindari inkompatibilitas antara zat warna dan
wadah. Harus dilakukan penyaringan untuk menghilangkan partikel yang tidak larut.
Larutan pewarna celup dalam air dapat disimpan selama beberapa jam dan jika lebih dari
24 jam perlu ditambahkan zat pengawet untuk mencegah pertumbuhan mikroba,
misalnya propilenglikol, kombinasi Na-benzoat dengan asam fosforik atau asam sitrat.
Selama penyimpanan, penggunaan dan proses pewarnaan, pewarna celup harus
dilindungi terhadap :
 zat pengoksidasi terutama klorin dan hipoklorit;
 zat pereduksi terutama gula invert, beberapa penyedap, ion logam (Al, Zn, Fe, dan
Sn), asam askorbat;
 pH yang ekstrim, misalnya FD&C red #3 tidak stabil pada larutan asam sehingga
jangan dilarutkan pada larutan dengan pH < 5.
 mikroba terutama jamur dan bakteri;
 pemanasan dengan suhu yang tinggi dan waktu yang lama (jadi pewarnaan harus
diproses pada suhu rendah dan waktu singkat jika pada suhu tinggi) kecuali untuk
FD&C red #3 yang akan meningkatkan kemampuan fading pada temperatur yang
terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi sedangkan aktivitas dari agen pengoksidasi
atau pereduksi akan berkurang pada suhu yang tinggi.
 pemaparan cahaya matahari langsung.
FD&C red #40 dan FD&C yellow #5 cukup stabil sedangkan FD&C blue#2 dan FD&C
red #3 stabilitasnya rendah terhadap cahaya.

2. Pewarna Lake
Pewarna lake tidak larut dan biasanya didispersikan. Oleh karena itu yang sangat penting
diperhatikan adalah ukuran partikel harus halus. Umumnya makin kecil ukuran partikel,
makin tinggi daya pewarnaan lake karena bertambahnya luas permukaan untuk
memantulkan cahaya.
Lake dibuat dengan presipitasi dan mengadsorpsikan pewarna celup pada substrat/ basis
yang tidak larut. Biasanya sebagai substrat FD&C digunakan Alumina hidrat. FD&C lake
terdiri atas 6 warna: kuning, jingga, merah (merah muda-merah dan jingga-merah), biru
(biru kehijauan dan biru terang). Lake yang digunakan : 0,1-0,3%. Stabilitas lake terhadap
cahaya dan panas lebih tinggi dibandingkan warna celup dan kompatibel dengan banyak
komponen yang digunakan dalam tablet. Lake biasanya digunakan dalam pembuatan
tablet dengan metode kempa langsung.

Aspek terakhir dari psikologis adalah flavor dan pewarna cocok atau berhubungan. Di bawah ini
adalah guideline flavor dan pewarna yang berhubungan
1. Merah muda-merah
Flavor: cherry, cherry liar, tutti-frutti, raspberry, strawberry, apel.
2. Coklat
Flavor: coklat, maple, madu, molasses, butterscotch, walnut, burgundy, kacang, karamel.
3. Kuning-jingga
Flavor: lemon, jeruk nipis, jeruk, campuran citrus, custard, pisang, cherry, butterscotch.
4. Hijau

26
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

Flavor: jeruk nipis, mint, menthol, peppermint, spearmint, pistachio.


5. Putih pucat-putih
Flavor: vanila, custard, mint, spearmint, peppermint, kacang, pisang, karamel
6. Ungu
Flavor: anggur, plum, kayu manis.
7. Biru
Flavor: mint, blueberry, plum, kayu manis, campuran buah-buahan.

Sifat fisika dan kimia dari beberapa jenis pewarna


Kelarutan
Stabilitas (g/100mL)
Kekuatan
FD&C Kelas pada 25°C
Pewarnaa Warna
(Nama Umum) Kimia 25%
Oksidas Perubah n
Cahaya Air etan
i an pH
ol
Red no.3 Xanthine Poor Fair Poor v. good Merah 9 8
(erithrosine) muda
kebiruan
Red no.40 Monoazo v. good Fair Good v. good Merah 22 9,5
kekuninga
n
Yellow no.6 Monoazo Modera Fair Good Good Kemeraha 19 10
(Sunset yellow te n
FCF)
Yellow no.5 Pyrazolon Good Fair Good Good Kuning 20 12
(tartrazine) e lemon
Green no.3 Triphenyl Fair Poor Good Excelent Hijau 20 20
(Fast green FCF) methane kebiruan
Blue no.1 Triphenyl Fair Poor Good Excelent Biru 20 20
(Brilliant blue methane kehijauan
FCF)
Blue no.2 Indigoid V. poor Poor Poor Poor Biru gelap 1,3 0,5
(indigotine)

IV. FORMULA DAN PERHITUNGAN


Pada bagian ini akan diterangkan pembuatan tablet dan permasalahannya. Karena umumnya
bahan disini berasal dari catatan atau pengalaman, maka tidak ada pustaka pada bagian ini.
Bagian ini dibuat untuk pertimbangan pemilihan metode dan formulasi teoritik, aplikasi formula
teoritik, dan penanggulangan permasalahan yang mungkin terjadi pada pembuatan.
A. Granulasi Basah
1. Fase Dalam (92%)
Zat Aktif Sesuai dosis
Amilum Kering 10% bobot total
Musilago amili 10% 1/3 bobot fasa dalam
Laktosa (bobot fasa dalam-bobot ZA-bobot amilum kering-bobot
musilago amili)
Fase Luar (8%)
Mg Stearat 1%

27
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

Talk 2%
Amilum kering 5%
Pada tablet yang dibuat dengan menggunakan musilago amili atau mucilago lainnya,
pengeringan granul memerlukan waktu yang lebih lama dan memerlukan suhu
pengeringan yang tinggi karena cairan pembasah yang digunakan adalah air. Zat yang
terhidrolisis tidak boleh menggunakan mucilago sebagai pengikat. Selain itu, perlu
diperhatikan stabilitas zat aktif terhadap suhu karena pengeringan granul memerlukan
suhu tinggi (sekitar 40-70°C). (Amilum merupakan bahan alam sehingga dalam formulasi
perlu ditambahkan pengawet tidak selalu sih.. biasanya yg ditambah pengawetnya itu
adl stok pasta amilumnya. biasanya di industri jika digunakan musilago amili / mucilago
lainnya tidak dibuat dalam jumlah banyak lalu disimpan, melainkan dibuat segar saat
dibutuhkan dalam jumlah terbatas dan langsung digunakan. Jadi tidak diperlukan
penambahan pengawet sama sekali.)
Amilum harus dalam keadaan kering, jika fungsinya sebagai penghancur. Saat akan
digunakan, amilum yang ada tetap harus dikeringkan terlebih dahulu dalam oven. Jika
bercampur dengan air maka sifat penghancurnya akan berkurang. Amilum kering yang
bisa digunakan adalah amprotab. Sifat dari amilum kering : kompresibilitas kecil, waktu
hancur granul lama sehingga menyebabkan waktu hancur tablet menjadi lama jika
amilum tidak dikeringkan terlebih dahulu, mekanisme penghancuran tablet yaitu
mengembang saat berada dalam air sehingga kekerasan, porositas dan daya kapilaritas
tablet mempengaruhi kerja amilum sebagai penghancur.

2. Pengikat diganti PVP untuk zat yang sukar dikompresi. PVP larut dalam air dan dalam
etanol. Jika zat aktif tidak tahan panas dan mudah terhidrolisis, dapat digunakan etanol
sebagai cairan pengikat. Keuntungan menggunakan PVP dalam etanol yaitu waktu
pengeringan granul relatif lebih singkat.
Fase Dalam (92%)
Zat aktif A sesuai dosis
PVP 2% dari bobot total
Etanol q.s
Amilum kering 10% dari bobot total
Laktosa (bobot fasa dalam-bobot ZA-bobot amilum kering-bobot PVP)

Fase Luar (8%)


Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%

PVP sifatnya higroskopis, sehingga dapat mengakibatkan tablet menjadi basah, tapi
sebenarnya dengan 2% tidak terlalu bermasalah. Penggunaannya dapat dalam
konsentrasi 0,5-5%. Jika sedikit bermasalah dapat ditambahkan adsorben seperti aerosil
sebanyak 1% sehingga formula fase luar menjadi: Mg Stearat 1%, Talk 1%, Aerosil 1%,
Amilum kering 5%.

3. Amilum kering dapat menjadi penghancur FD yang kurang baik jika saat penggranulan

28
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

terlalu banyak air yang masuk. Oleh karena itu, dapat digunakan penghancur lain seperti
ac-di-sol (± 3%) untuk memperbaiki waktu hancur. Tetapi karena ac-di-sol mahal harganya
maka sebagai alternatif dapat digunakan starch 1500 atau primogel/eksplotab (Notes :
perasaan primojel dan starch 1500 jg cukup mahal kok, hehe) sebagai penghancur.
Dengan PVP digunakan sebagai pengikat, formula akan menjadi

Fase Dalam (92%)


Zat aktif A sesuai dosis
PVP 2%
Etanol q.s
Amilum kering 10% dari bobot total atau
Ac-di-sol 3%
Laktosa q.s

Fase Luar (8%)


Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5% atau
Ac-di-sol 3% atau
Eksplotab 5% atau
Starch 1500 5%

Umumnya starch 1500 dan eksplotab digunakan sebagai penghancur luar, jarang
digunakan sebagai penghancur fasa dalam.

4. Laktosa dapat mengalami deformasi plastis (irreversibel) dalam pencetakan sehingga


penggunaannya sebagai pengisi tablet sangat menguntungkan. Alirannya dan
kompresibilitasnya kurang baik sehingga sering digunakan untuk formulasi dengan
granulasi basah (aliran dan kompresibilitasnya turut diperbaiki dengan penggranulan).
Untuk memperoleh tablet yang lebih baik, maka laktosa dapat diganti dengan avicel.
Terdapat tiga jenis avicel yang sering digunakan yaitu : Avicel pH 101 (berbentuk serbuk,
umumnya digunakan dalam formulasi GB), Avicel pH 102 (berbentuk granul, umumnya
digunakan dalam formulasi GK dan KL), Avicel pH 103 (berbentuk granul dengan ukuran
lebih kecil dandapat menghasilkan waktu hancur yang lebih cepat). Dengan PVP digunakan
sebagai pengikat dan ac-di-sol sebagai penghancur, formula tablet akan menjadi :
Fase Dalam (92%)
Zat aktif A sesuai dosis
PVP 2%
Etanol q.s
Amilum kering 10% dari bobot total atau
Ac-di-sol 3%
Avicel q.s

Fase Luar (8%)


Mg Stearat 1%
Talk 2%

29
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

Amilum kering 5% atau


Acdisol 3% atau
Eksplotab 5% atau
Starch 1500 5%

B. Granulasi Kering
1. Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab, misalnya antibiotik.
(hati-hati antibiotik juga dilihat lagi data stabilitasnya,semua metode mungkin saja
diterapkan tergantung dari data stabilitasnya. Apakah semua antibiotik tidak tahan panas
dan lembab? Suhu oven yang dipakai untuk pengeringan?Bandingkan dengan data suhu
yang membuat antibiotik dapat mengurai tidak stabil. Lihat pertimbangan yang lain lagi.
Antibiotik harus tepat kadar ZA dalam tablet untuk tepat dalam efek terapinya, jadi
dibutuhkan granulasi yang homogen, GB mungkin dapat juga diterapkan. Ujian APT maret
2013 kemarin, ada yang dapat antibiotik dan pake cara GB dan lulus UPP dan sidang lisan.
Berarti cara GB diapproved.)
Fase Dalam (93,5%)
Zat aktif A sesuai dosis
Amilum kering 10%
PVP 5%
Laktosa q.s
Mg stearat 0,5%
Talk 1%
Fase Luar (6,5%)
Mg stearat 0,5%
Talk 1%
Amilum kering 5%

Pembuatan slug : FD + ½ FL (hanya talk dan mg stearat) = 92% + 1,5% = 93,5%, lalu dicetak
dan dihancurkan (slug) hingga kecepatan aliran ≥ 4 gr/dt. Setelah jadi slug kemudian
ditambahkan sisa ½ FL (1,5%) dan amilum kering 5% (harus dilakukan penimbangan
terlebih dahulu terhadap granul yang diperoleh).

2. Karena kompresibilitas laktosa kurang baik dan memiliki sifat aliran yang kurang baik,
maka dapat diganti dengan avicel yang memiliki kompresibilitas lebih baik. Avicel dapat
berfungsi sebagai pengisi sekaligus pengikat. Akan tetapi, jika pengikatan avicel masih
kurang, PVP dapat tetap ditambahkan sebagai pengikat.
Fase Dalam (93,5%)
Zat aktif A sesuai dosis
Amilum kering 10%
PVP 5%
Avicel q.s
Mg stearat 0,5%
Talk 1%
Fase Luar (6,5%)
Mg stearat 0,5%

30
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

Talk 1%
Amilum kering 5%
C. Kempa Langsung
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab (catatan : bisa jg kok untuk zat
aktif yg tahan panas dan lembab) dan dosisnya kecil. Formulasi KL dibatasi oleh jumlah fine
(serbuk yang tidak mempunyai sifat aliran (seperti talk, mg stearat, dan zat aktif). Jumlah
maksimal dari fine adalah 12-15% (menurut Martin dan Hoover), 15% (menurut Tutorial
Pharmacy) atau 10-20% (menurut RPS dan JPS). Umumnya dosis zat aktif yang digunakan
adalah dibawah 50% agar keseragaman kandungan produk akhir bagus. Jika terlalu besar
sebaiknya disluging (untuk zat aktif yg tidak tahan panas dan/atau lembab) atau dilakukan
proses granulasi basah (untuk zat aktif yg stabil terhadap panas dan lembab). Syarat-syarat
bahan-bahan untuk kempa langsung adalah : mempunyai sifat aliran yang bagus,
kohesivitas, dan kompresibilitas baik atau bisa juga untuk zat aktif yg tidak memiliki
karakteristik unggul tersebut tetapi kekuatan sediaan relatif kecil (eksipien harus yang
kualitas ekselen untuk digunakan kempa langsung) (Eksipien yang digunakan adalah eksipien
khusus untuk digunakan dalam proses pembuatan tablet kempa langsung)
1. Zat aktif A sesuai dosis
Laktosa spray dried q.s
Mg stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%
2. Digunakan kombinasi avicel dan eksplotab. Avicel memiliki kompresibilitas yang baik,
tetapi alirannya kurang baik (moderat). Untuk memperbaiki alirannya maka digunakan
eksplotab. Selain itu eksplotab berfungsi pula sebagai penghancur.
Zat aktif A sesuai dosis
Avicel : Eksplotab (3:7) q.s
Mg stearat 1%
Talk 2%
3. Digunakan kombinasi starch 1500 dan avicel (1:3) yang dikenal pula sebagai ”running
powder”. Running powder ini memiliki sifat aliran dan kompresibilitas yang baik. Tapi daya
hancur running powder tidak bagus, sehingga dapat ditambahkan penghancur luar
seperti amilum kering, eksplotab, atau ac-di-sol.
Zat aktif A sesuai dosis
Avicel : Starch 1500 (3:1) q.s
Mg stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5% atau
Eksplotab 5% atau
Ac-di-sol 3%

31
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

V. EVALUASI MUTU

Evaluasi massa cetak (In Process Control)

1. Granulasi Basah: Granulasi kering: Kempa langsung:


Penimbangan Penimbangan Penimbangan
  
Pencampuran Pencampuran Pencampuran
  
IPC: IPC: IPC:
uji homogenitas uji homogenitas o Uji homogenitas
  o Kecepatan aliran
Granulasi basah Slugging o BJ nyata, BJ mampat
  dan % kompresibilitas
Pengayakan Pengayakan o Distribusi ukuran granul
  
Pengeringan IPC: Pencetakan
 o Kecepatan aliran 
IPC: o BJ nyata, BJ Pengemasan
kandungan lembab mampat dan % 
 kompresibilitas Evaluasi
Pengayakan o Distribusi ukuran
 granul
IPC: o Kadar zat aktif
o Kecepatan dalam granul
aliran 
o BJ nyata, BJ Lubrikasi
mampat dan % 
kompresibilitas Pencetakan
o Distribusi 
ukuran granul Pengemasan
o Kadar zat aktif 
dalam granul Evaluasi

Lubrikasi

Pencetakan

Pengemasan

Evaluasi

Evaluasi destruktif

32
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

Bahan uji mengalami kerusakan, baik fisika maupun kimia.


 Penetapan kandungan zat aktif dalam granul
 Uji kandungan lembab
Evaluasi non destruktif
Bahan uji tidak mengalami kerusakan, baik fisika maupun kimia sehingga masih dapat
digunakan untuk uji lain atau proses selanjutnya.
 Uji aliran
 Uji bobot jenis dan persen kompresibilitas
(Sumber : Power point B Heni)
A. Evaluasi Granul
1. Uji Homogenitas campuran :
Tujuan : Memastikan bahwa zat aktif terdistribusi merata di dalam campuran
(pilih salah satu dari di bawah ini, sesuaikan dengan sediaan kita)
a) Visual, jika serbuk berwarna
Campuran dinyatakan homogen jika warna terdistribusi merata dalam campuran
b) Menetapkan kadar zat aktif dengan cara sampling pada beberapa titik (atas, tengah,
bawah) wadah pencampur
Campuran dinyatakan homogen jika kadar zat aktif pada beberapa titik sama

2. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul).
Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai
ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan
mesh yang makin kecil.

 Timbang 100 gr granul


 Letakkan granul pada pengayak paling atas
 Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul
pada getaran
 Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak
 Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak

Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari


ukuran granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda.
Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran
granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran
granul mengikuti kurva distribusi normal.

3. Bobot Jenis
Kerapatan granul dapat mempengaruhi kompresibilitas, porositas tablet, kelarutan, dan sifat-
sifat lainnya.
a. BJ Sejati (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 682)
Ada 2 metode untuk menentukan kerapatan granul, keduanya menggunakan piknometer.
Yang pertama menggunakan air raksa sebagai cairan pengisi sela. Yang kedua memakai

33
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

pelarut yang bertekanan permukaan rendah (misalnya benzen) dan tidak melarutkan
granul. Ketepatan metode ini tergantung pada kemampuan cairan pengisi sela memasuki
pori-pori granul. Kerapatan diukur dari volume cairan pengisi sela yang dipindahkan oleh
sejumlah tertentu granul dalam piknometer.

D = M / (Vi-Vp)

Ket : D = bobot jenis


Vp = volume cairan pengisi sela yang mengandung granul dalam jumlah
tertentu (M), yang diperlukan untuk mengisi piknometer
Vi = volume cairan yang diperlukan untuk mengisi piknometer

b. BJ ruahan granul (BJ nyata)(Sumber : Power point B Heni & TS)


Prosedur :
 Timbang 100 gram serbuk/granul
 Masukkan ke dalam gelas ukur
 Amati volume
 Hitung BJ ruahan:
BJ = bobot/volume
Tujuan penetapan BJ ruahan
 Kecepatan aliran
 Kesesuaian ukuran tablet (diameter/ketebalan)

c. BJ nyata setelah pemampatan (Sumber : TS)


 Perbandingan bobot dengan volume setelah proses pemampatan (ketukan
sebanyak 500 x)
 Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul. Mampatlkan 500 x dengan alat
volumeter.
 Lihat volume setelah pemampatan.
BJ nyata setelah pemampatan = bobot/volume setelah pemampatan

d.
Bilangan Hausner
Perbandingan antara BJ mampat dengan BJ nyata (Sumber : Power point B Heni)
Makin meningkat kemampuan untuk dikempa (BJ rendah), makin kurang daya
mengalirnya . Makin berkurang kemampuan untuk dikempa (BJ tinggi), makin besar daya
mengalirnya (Sumber :Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 683)

4. Kadar Pemampatan
%T = (Vo – V500)/Vo x 100%
%T = Kadar pemampatan
Vo = Volume sebelum pemampatan

34
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

V500 = Volume setelah pemampatan 500 x


%T < 20 atau V< 20 ml granul memiliki aliran yang baik
Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.

5. Kompresibilitas
% K = (BJ mampat – BJ nyata)/BJ mampat x 100%

Jika % K : 5 – 10 % ------------ aliran sangat baik


11 – 20 % ----------- aliran cukup baik
21 - 25 % ----------- aliran cukup
>26 % ---------------- aliran buruk

6. Aliran
Prinsip: Menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat selama waktu tertentu
Ada beberapa uji yang dapat digunakan sebagai pengukur aliran. Dua metode yang paling
umum dipakai yaitu:
a. Metode sudut baring/sudut istirahat (Sumber :Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 684-685)

tan α = H/R atau α = arc tan H/R


≤ 30°  bebas mengalir
≥ 40°  aliran kurang baik

b. Metode kecepatan aliran Hopper


Kecepatan aliran dipakai sebagai metode untuk menetapkan kemampuan mengalir.
(Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 684-685)
Dihitung jumlah granul yang mengalir dalam suatu waktu (gram/detik).
 Timbang beker glass kosong (Wo)
 Set skala ke nol
 Masukkan serbuk/granul ke corong
 Hidupkan alat dan amati serbuk/granul
 Catat waktu aliran (T)
 Timbang beker glass berisi serbuk/granul (Wt)
 Hitung aliran serbuk/granul
Aliran = (Wt-Wo)/T
Tujuan penetapan:
Menjamin keseragaman pengisian ke dalam cetakan (bobot/tablet)
kriteria penerimaan : > 4g/detik  memiliki aliran yang bagus
(Sumber : Power point B Heni)

7. Kandungan Lembab(Sumber : Power point B Heni)


Adalah jumlah massa yang hilang (air, komponen yang mudah menguap) selama proses

35
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

pemanasan (70°C)
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (kehilangan bobot / gravimetri) menggunakan
alat seperti Moisture Balance.
Prosedur:
 Timbang granul sebanyak 5 g (min.2 g) di atas nampan logam (aluminium)
 Nyalakan alat, cek suhu pada 70C
 Penetapan kandungan lembab dapat diatur skalanya pada alat (% hilang atau g hilang)
 Penetapan dihentikan setelah dicapai angka konstan
Tujuan:
 Mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat mengantisipasi masalah yang
terjadi selama proses pengempaan tablet, terutama kandungan lembab menjadi faktor
penyebabnya
 Mengontrol kandungan lembab granul berkaitan dgn pertumbuhan mikroba, jika granul
tidak langsung dikempa menjadi tablet

% KB = W 1/W x 100 % % KB = Kandungan bobot


% KL = Wa/W1 x 100 % % KL = Kandungan lembab
Wa = W – W1 W = bobot mula-mula
W1 =bobot setelah pengeringan

Kadar air yang baik 1-3 % ----- tergantung monografi, kalo tidak tercantum umumnya
maks 3% (kata Pak Yeyet) tapi harus ditulis dalam range mis 1-2% karena tidak mungkin
dapat dibuat pasti 1% atau pasti 2%.

B. Evaluasi Sediaan Tablet Bagian


Persyaratan dari industri
1. Organoleptik (The theory and practice of industry pharmacy, Lachman,pg. 297 atau Teori dan
Praktek Farmasi Industri hal. 650)
Tujuan : Penerimaan oleh konsumen
Pemeriksaan organoleptik meliputi warna, bau dan rasa
Penafsiran hasil : Warna homogen(sama dari batch ke batch, terkadang perlu adanya standar
warna sebagai alat perbandingan karena warna bersifat relatif. Untuk industri warna sangat
diperhatikan karena produksi dari batch ke batch. Kalau pada praktikum lab kita nanti karena
hanya dibikin 1 betch maka tidak dibutuhkan standar warna yang biasanya ada pada industri.
Namun yang penting adalah warna homogen di tiap tablet dalam satu batch tersebut), tidak
ada binitk-bintik atau noda, bau sesuai spesifikasi (bau khas bahan, tidak ada bau yang tidak
sesuai), rasa & aroma sesuai spesifikasi (terutama untuk chewable tablet)

2. Keseragaman ukuran (FI III halaman 6)


Tujuan: Menjamin penampilan tablet yang baik

36
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

 Ketebalan adalah satu-satunya variabel berkaitan dengan proses pencetakan


 Ketebalan dipengaruhi oleh: BJ ruah, BJ mampat dan sifat aliran massa cetak
Alat : jangka sorong (atau instrumen calyper)
Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1⅓ kali tebal tablet.

3. Kekerasan tablet
Tujuan: menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses: pengemasan,
penghantaran (shipping).
Prosedur:
 20 tablet diambil secara acak(menurut USP 38-NF 33, jumlah sampel minimal adalah 6
tablet untuk memenuhi perhitungan statistic)
 Ukur kekerasan masing-masing tablet
 Catat skala yang terukur
 Kekerasan tablet adalah harga rata2 ke-20 tablet
 Variasi kekerasan dilihat dari harga SD

Nilai kekerasan tablet bergantung pada bobot tablet. Makin besar tablet, kekerasan yang
diperlukan juga semakin besar.(spesifikasi ini tidak ditemukan di USP, kemungkinan hanya
pengalaman/kebiasaan Industri Farmasi)
 Bobot tablet sampai 300 mg, 4 – 7 kg/cm2.
 Bobot tablet 400 – 700 mg: 7 – 12 kg/cm2

4. Friabilitas
Ketentuan USP:
Bobot tablet ≤ 650 mg, maka ambil sejumlah tablet hingga bobot kumulasinya menjadi
6,5 gram. Untuk bobot tablet > 650 mg, maka cukup ambil 10 tablet saja. Uji
friabilitasnya.
Nilai keberterimaan:
Uji dilakukan satu kali. Jika tablet mengalami pecah atau patah, maka uji dinyatakan gagal
terhadap sampel tablet tersebut. Jika hasil yang ada ternyata susah diinterpretasikan atau
penyimpangan besar melebihi syarat yang diterima, maka pengujian diulang 2 kali dan
rata-rata hasil uji dari tiga uji tersebut dibuat. Rata-rata hasil uji 3 tes tadi tidak boleh
lebih dari 1% dari bobot yang bersangkutan. (Uji friabilitas bukanlah merupakan hal yang
terstandarisasi untuk semua sediaan solida / tablet. Karena tidak terdapat aturan yang
jelas, dan juga karena uji friabilitas merupakan standar internal dari suatu pabrik,
dimana uji friabilitas dilakukan untuk memastikan bahwa tablet yang dihasilkan dapat
melalui proses pengemasan yang biasanya melibatkan tablet jatuh pada ketinggian
tertentu ke atas konveyor belt, dll. Oleh karena itu dilakukan uji friabilias)

Friabilitas adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila dijatuhkan pada suatu
ketinggian tertentu
Tujuan penetapan = untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang
dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman tujuan
Prosedur:
 20 tablet diambil secara acak!!  Ini ketentuan dr USP lama, lebih baik mengikuti

37
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

ketentuan yg lebih baru seperti tertulis pada paragraf sebelumnya


 Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)
 Masukkan & uji (100 x) putaran
 Bersihkan tablet dan timbang (Wt)
 Hitung % friabilitas tablet

% F = (Wo – Wt)/Wo x 100%

Pada umumnya persen friabilitas yang dapat diterima adalah < 1%[Catatan : nilai ini berlaku
untuk tablet secara umum dan lebih mengacu pd tablet biasa / plain tablet. Untuk tablet yg
akan disalut di mana diperlukan ketahanan yg baik selama tablet bergulir dan jatuh dr
ketinggian tertentu pada panci penyalut atau penyalut FBD agar tidak timbul permasalahan
selama proses penyalutan tersebut, persyaratan friabilitas untuk tablet (sebelum disalut,
bukan tablet akhir) dapat dibuat lebih ketat, misal ≤ 0,5%. Sebaliknya, untuk tablet kunyah
(chewable) yg harus dibuat dg kekerasan yg masih dapat diterima agar tablet mudah hancur
saat pengunyahan sehingga tentunya kekerasan talet kunyah tidak setinggi tablet biasa dan
ini juga berpengaruh terhadap lebih longgarnya persyaratan parameter friabilitas tablet yg jg
berkorelasi dg ketahanan fisik tablet. Sumber dr buku Pak Charles & Pak Saleh “Biasanya
dikehendaki nilai friabilitas sebesar 1% atau kurang untuk tablet konvensional, sedangkan
untuk tablet kunyah (karena kekerasan tablet yang lebih rendah), nilai friabilitas samapi 4%
masih dapat diterima.)

Pada proses pengukuran friabilitas, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan
waktu yang digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses pengukuran
friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka sampel dinyatakan gagal dalam uji
friabilitas. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian
harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah
dilakukan. (USP 38 & NF 33)

5. Friksibilitas → mengikuti prosedur uji friabilitas


Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet jika tablet mengalami gesekan antar
sesama tablet.
Tujuan penetapan = untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang
dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman tujuan
Prosedur:
 20 tablet diambil secara acak
 Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)
 Masukkan uji (100 x) putaran
 Bersihkan tablet dan timbang (Wt)
 Hitung % friksibilitas tablet
% F = (Wo – Wt)/Wo x 100%
Pada umumnya persen friksibilitas yang dapat diterima adalah < 1%. (Pengujian friabilitas
merupakan salah satu pengujian yang dipersyaratkan untuk sediaan tablet pada USP 38-NF
33, sedangkan pengujian friksibilitas merupakan spesifikasi industri)

38
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

Persyaratan resmi sediaan tablet(belum bisa cek FI V)


1. Uji keseragaman sediaan (Suplemen I FI IV, hal 1543-1548, FI V, hal 1526)
[Catatan: satuan dan satuan sediaan adalah sinonim]
Keseragaman sediian didefinisikan sebagai derajat keseragaman jumlah zat aktif dalam
satuan sediaan. Persyaratan keseragaman sediaan tidak berlaku untuk suspensi,emulsi, atau
gel dalam wadah satuan dosis yang ditujukan untuk penggunaan secara eksternal pada kulit.
Keseragaman sediaan ditetapkan dengan salah satu dar dua metode, yaitu keragaman bobot
dan keseragaman kandungan (FI V).

Uji keseragaman kandungan berdasarkan pada penetapan kadar masing-masing kandungan


zat aktif dalam satuan sediaan untuk menentukan kandungan masing-masing terletak dalam
batasan yang ditentukan (FI V).
Uji keragaman bobot diterapkan pada bentuk sediaan berikut:
 Larutan dalam wadah satuan dosis dan kapsul lunak
 Sediaan padat (termasuk serbuk, granul, dan sediaan padat steril) yang dikemas dalam
wadah dosis tunggal dan tidak mengandung zat tambahan aktif atau inaktif.
 Sediaan padat ( termasuk seddian padat steril), yang dikemas dalam wadah dosis tunggal,
dengan atau tanpa zat tambahan aktif atau inaktif, yang disiapkan dari larutan asla dan
dibekukeringkan dalam wadah akhir dan pada etiket dicantumkan metode pembuatan;
dan
 Kapsul keras, tablet tidak bersalut atau tablet salut selaput, mengandung zat aktif 25 mg
atau lebih yang mendapatkan 25% atau lebh terhadap bobot, satuan sediaan atau dalam
kasus kapsul keras, kandungan kapsul, kecuali keseragaman dari zat aktif lain yang
tersedia dalam bagian yang lebih kecil memenuhi persyaratan keseragaman kandungan
(FI V)
Persyaratan uji keseragaman kandungan dipersyaratkan untuk semua bentuk sediaan yang
tidak memenuhi kondisi pada uji keragaman bobot. Jika dipersyaratkan uji keseragaman
kandungan, industri dapat memenuhi persyaratan ini dengan melakukan uji keragaman bobot
jika simpangan baku relatif (SBR) kadar zat aktif pada pada sediaan akhir tidak lebih dari 2 %
(FI V).
Uji keseragaman sediaan didefinisikan sebagai derajat keseragaman kandungan senyawa obat
antara unit dosis. (USP 38 NF 33)
(tolong diperhatikan persyaratan kadar dan perbandingan zat aktif!!!!!! Perhatikan kata
“DAN” dan kata “ATAU”)
Tablet harus memenuhi uji keragaman bobot seperti yang tertera pada Keseragaman Sediaan
<911>, jika zat aktif merupakan bagian terbesar dari tablet dan jika uji keragaman bobot
dianggap cukup mewakili keseragaman kandungan. Keragaman bobot bukan merupakan
indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian kecil dari
tablet atau jika tablet bersalut gula. Oleh karena itu, umumnya farmakope mensyaratkan
bahwa tablet bersalut dan tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau kurang, dan bobot zat
aktif lebih kecil dari 50% bobot sediaan, harus memenuhi syarat uji keseragaman kandungan
seperti yang tertera pada Keseragaman Sediaan <911> yang pengujiannya dilakukan pada tiap
tablet (FI V, hal 54)
“TABLET X, KEKUATAN ZAT AKTIF X 30 MG/TABLET, DIBUAT DALAM TABLET BERBOBOT 150
MG”.
DARI SEGI KEKUATAN ZAT AKTIF, MELEBIHI 25 MG/TABLET. NAMUN DARI SEGI PERSENTASE
ZAT AKTIF DALAM TABLET 20%. MAKA DALAM KASUS INI TABLET X DIKENAKAN

39
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

PERSYARATAN UJI KESERAGAMAN KANDUNGAN BUKAN UJI KERAGAMAN BOBOT”.


Tabel Penggunaan Uji Keseragaman Kandungan dan Uji Keragaman Bobot untuk Sediaan
Bantuk Kadar dan perbandingan zat aktif
Tipe Sub Tipe
sediaan ≥25 mg dan ≥25% <25 mg atau <25%
Keseragaman
Tablet Tidak Bersalut Keragaman Bobot Kandungan
Keseragaman
Salut Selaput Keragaman Bobot Kandungan
Keseragaman Keseragaman
Lainnya Kandungan Kandungan
Keseragaman
Keras Keragaman Bobot Kandungan
Kapsul Suspensi, Keseragaman Keseragaman
Lunak Emulsi, atau gel Kandungan Kandungan
Larutan Keragaman Bobot Keragaman Bobot
Komponen
Tunggal Keragaman Bobot Keragaman Bobot
Larutan Beku
Sediaan padat
kering dalam
dosis tunggal Komponen
wadah akhir Keragaman Bobot Keragaman Bobot
Ganda
Keseragaman Keseragaman
Lainnya Kandungan Kandungan
Suspensi,
emulsi, atau
gel untuk
Keseragaman Keseragaman
penggunaan
Kandungan Kandungan
sistemik
dalam wadah
dosis tunggal
larutan untuk
inhalasi yang
dikemas
dalam wadah
ampul gelas
atau plastik
dan
digunakan
untuk Keragaman Bobot Keragaman Bobot
penggunaan
nebuliser dan
larutan oral
yang dikemas
dalam wadah
dosis tunggal
dan dalam
kapsul lunak

40
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

Inhalasi
(selain dari
larutan untuk
inhalasi yang
dikemas
dalam wadah
ampul gelas
Keseragaman Keseragaman
atau plastik
Kandungan Kandungan
dan ditujukan
untuk
penggunaan
nebulasi)
dikemas
dalam wadah
dosis terukur
Sistem Keseragaman Keseragaman
transdermal Kandungan Kandungan
Keseragaman Keseragaman
Supositoria Kandungan Kandungan
Keseragaman Keseragaman
Lain-lain Kandungan Kandungan

Uji keragaman bobot hanya berlaku jika zat aktif ≥ 25 mg DAN persentase zat aktif ≥ 25%.

Persyaratan uji keragaman bobot diterapkan untuk tablet tidak bersalut atau tablet salut
selaput yang mengandung zat aktif 25 mg atau lebih, yang merupakan 25% atau lebih dari
bobot satu tablet.

Prosedur uji keseragaman kandungan untuk tablet tidak bersalut, bersalut, atau kempa:
 Sediakan dan pilih 30 tablet secara random
 Ambil 10 tablet dan tetapkan kadar 10 tablet satu per satu sesuai dengan cara yang
tertera pada penetapan kadar dalam monografi, kecuali dinyatakan lain.
 Hitung nilai penerimaan dan lakukan penetapan kadar pada 20 tablet berikutnya jika nilai
kadar pada 10 tablet pertama tadi tidak memenuhi nilai keberterimaan yang telah
ditentukan. Lihat kriteria keberterimaan untuk hasil 30 tablet sesuai yang telah
ditentukan.

Prosedur uji keragaman bobotuntuk tablet tidak bersalut atau salut selaput:
 Sediakan dan pilih 30 tablet secara random
 Dari 30 tablet tersebut, timbang 10 tablet satu per satu.
 Hitung kadar zat aktif dalam tiap tablet yang dinyatakan dalam persen dari yang tertera
pada etiket, pada tiap tablet dari bobot masing-masing tablet dan hasil dari penetapan
kadar.
 Hitung nilai penerimaan.

Kriteria keberterimaan:
 Keseragaman sediaan dipenuhi jika nilai penerimaan dari 10 unit pertama dosis tunggal
lebih kecil atau sama dengan L 1%.

41
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

 Jika nilai penerimaan lebih besar dari L 1%, lakukan pengujian 20 satuan berikutnya dan
hitung nilai penerimaan.
Persyaratan dipenuhi jika nilai penerimaan akhir dari 30 satuan:
 lebih kecil atau sama dengan L 1% dan
 tidak satupun lebih kecil dari [1-L2*0,01]M atautidak lebih dari [1+L2*0,01]M seperti yang
dinyatakan dalam perhitungan nilai masing-masing pada keseragaman kandungan atau
pada keragaman bobot
Kecuali dinyatakan lain pada monografi, L1 sama dengan 15,0 dan L2 sama dengan 25,0.

Nilai penerimaan.
│M – Xbar│+ ks
Keterangan :
Xbar = rata-rata kandungan masing-masing yang dinyatakan dalam persentase dari yang
tertera pada etiket
k = konstanta penerimaan
Jika n = 10, k = 2,4; n =30, k = 2,0
s = simpangan baku contoh

M = Nilai Rujukan. Nilai M ditentukan sesuai dengan kondisi tertentu sebagai berikut:
1. KASUS 1: M yang digunakan JIKA T < 101,5 %
 Jika 98,5 % ≤ Xbar ≤ 101,5 % M = Xbar  AV = ks
 Jika Xbar < 98,5 % M = 98,5%  AV = 98,5 – Xbar + ks
 Jika Xbar > 101,5 % M = 101,5%  AV = Xbar – 101,5 + ks
2. KASUS 2: M yang digunakan JIKA T > 101,5 %
 Jika 98,5 % ≤ Xbar ≤ T M = Xbar  AV = ks
 Jika Xbar < 98,5 % M = 98,5%  AV = 98,5 – Xbar + ks
 Jika Xbar > T M = T  AV = Xbar – T + ks

Artinya, hal pertama yang harus ditentukan adalah nilai T. Pada umumnya nilai T = 100%. Jika
nilai T yang digunakan adalah 100%, maka kita menggunakan KASUS 1 untuk menetukan nilai
M. Selanjutnya akan sangat bergantung pada nilai Xbar yang diperoleh dari hasil pengujian.
Tabel 2
Variabel Definisi Kondisi Nilai
Nilai penerimaan Rumus umum:
(AV) │M – Xbar│+ ks
L1 Nilai penerimaan L1 = 15,0 kecuali
maksimum yang dinyatakan lain
diperbolehkan dalam masing-
masing monografi
L2 Rentang deviasi Pada keadaan yang L2 = 25,0 kecuali
maksimum dari tiap rendah, tidak ada dinyatakan lain
satuan sediaan yang diuji satupun hasil satuan dalam masing-
dari perhitungan nilai M sediaan yang boleh masing monografi
kurang dari [1-
L2*0,01]M. Dalam

42
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

keadaan yang lebih tinggi


tidak ada satupun hasil
sediaan yang boleh lebih
besar dari [1+L2*0,01]M
(berdasarkan pada nilai
L2 = 25,0)
T Nilai kandungan tiap
satuan sediaan pada saat
diproduksi, dinyatakan
sebagai persentase dari
yang tertera pada etiket.
Untuk penggunaan pada
farmakope ini, kecuali
dinyatakan lain dalam
monografi, T adalah 100%
dan untuk keperluan
produsen, T adalah nilai
hasil uji yang ditargetkan
produsen pada waktu
pembuatan.
Catatan: Untuk hasil di luar hasil yang tertera pada tabel, keterangan lebih lanjut bisa dilihat
di Suplemen I FI IV hal 1548.

Tabel versi USP 38-NF 33


(yg diikuti tentunya FI IV tapi tabel ini semoga membantu memberi gambaran kalau FI IV
terasa absurd)

43
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

2. Uji waktu hancur (FI IV, halaman 1086-1087)(Suplemen III FI IV,hal. 2112-2114)(FI V, halaman
1613)
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam
masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau kapsul digunakan
sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara
bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda
atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut.
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna.
Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji
merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut
atau cangkang kapsul yang tidak larut.
Waktu hancur adalah hal yang penting untuk tablet yang diberikan melalui mulut, kecuali
tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan dan beberapa jenis tablet lepas-lambat. Uji
waktu hancur tertera pada Uji Waktu Hancur <1251> dan batas waktu hancur untuk berbagai
jenis tablet tertera pada masing-masing monografi (FI V, hal 54).

Alat
Alat terdiri atas suatu rangkaian keranjang, gelas piala berukuran 1000 ml, termostat untuk
memanaskan cairan media antara 35º hingga 39º dan alat untuk menaikturunkan keranjang
dalam cairan media pada frekuensi yang tetap antara 29 kali hingga 32 kali per menit melalui
jarak tidak kurang dari 5,3 cm dan tidak lebih dari 5,7 cm. Volume cairan dalam wadah
sedemikian sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa berada paling sedikit 2,5
cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan ke bawah ber -jarak tidak kurang dari 2,5
cm dari dasar wadah. Waktu yang diperlukan bergerak ke atas adalah sama dengan waktu
yang diperlukan untuk bergerak ke bawah dan perubahan pada arah gerakan merupakan
perubahan yang halus, bukan gerakan yang tiba-tiba dan kasar. Rangkaian keranjang bergerak
vertikal sepanjang sumbunya, tanpa gerakan horizontal yang berarti atau gerakan sumbu dari
posisi vertikalnya.
Rangkaian keranjang terdiri atas 6 tabung transparan yang kedua ujungnya terbuka, masing-
masing dengan panjang 7,75 cm ± 0,25 cm, diameter dalam lebih kurang 21,5 mm dan tebal
dinding lebih kurang 2 mm, tabung-tabung ditahan pada posisi vertikal oleh dua lempengan
plastik, masing-masing dengan diameter 9 cm, tebal 6 mm, dengan enam buah lubang,
masing-masing berdiameter lebih kurang 24 mm dan berjarak sama dari pusat lempengan
maupun antara lubang satu dengan lainnya. Pada permukaan bawah lempengan dipasang

44
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

suatu kasa baja tahan karat berukuran 10 mesh nomor 23 (0,025 inci). Bagian-bagian alat
dirangkai dan dikencangkan oleh tiga buah baut melalui kedua lempengan plastik. Suatu alat
pengait dipasang pada alat yang menaikturunkan rangkaian keranjang melalui satu titik pada
sumbunya, digunakan vntuk menggantungkan rangkaian keranjang. Rancangan rangkaian
keranjang dapat sedikit berbeda asalkan spesifikasi tabung kaca dan ukuran kasa
dipertahankan.
Cakram Tiap tabung mempunyai cakram berbentuk silinder dengan perforasi, tebal 9,5 mm ±
0,15 mm dan diameter 20,7 mm ± 0,15 mm. Cakram dibuat dari bahan plastik transparan
yang sesuai, mempunyai bobot jenis antara 1,18 hingga 1,20. Terdapat lima lubang berukuran
2 mm yang tembus dari atas ke bawah, salah satu lubang melalui sumbu silinder, sedangkan
lubang lain paralel terhadapnya dengan radius jarak 6 mm. Pada sisi silinder terdapat 4
lekukan dengan jarak sama berbentuk V yang tegak lurus terhadap ujung silinder. Ukuran tiap
lekukan sedemikian hingga bagian yang terbuka pada dasar silinder luasnya 1,60 mm persegi
dan pada bagian atas silinder lebar 9,5 mm dan dalam 2,55 mm. Seluruh permukaan cakram
licin.
Prosedur
Tablet tidak bersalut Masukkan masing-masing 1 tablet pada masing-masing 6 tabung dari
keranjang, masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37°
± 2ºsebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing
monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam monografi, angkat keranjang
dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak
hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet
yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet bersalut bukan enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang,
bila tablet mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada
suhu kamar selama 5 menit. Kemudian masukkan cakram pada tiap tabung dan jalankan alat,
gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media. Setelah alat dijalankan
selama 30 menit, angkat keranjang dan amati semua tablet. Bila tablet tidak hancur
sempurna, ganti dengan cairan usus buatan LP bersuhu 37º ± 2º dan teruskan pengujian hingga
jangka waktu keseluruhan, termasuk pencelupan dalam air dan cairan lambung buatan LP
adalah sama dengan batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi ditambah
30 menit, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna.
Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya:
tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet salut enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranj ang, bila tablet
mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar
selama 5 menit. Tanpa menggunakan cakram jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan
LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media. Setelah alat dijalankan selama satu jam, angkat keranjang
dan amati semua tablet: tablet tidak hancur, retak atau menjadi lunak. Kemudian masukkan
satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan usus buatan LP bersuhu 37º ±
2º sebagai media selama jangka waktu 2 jam ditambah dengan batas waktu yang dinyatakan
dalam masing-masing monografi atau bila dalam monografi dinyatakan hanya tablet salut
enterik, maka hanya selama batas waktu yang dinyatakandalam monografi. Angkat keranjang
dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak
hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet

45
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

yang diuji harus hancur sempurna.


Tablet bukal Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Setelah 4 jam, angkat keranjang dan amati semua
tablet: semua tablet harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur
sempurna.
Tablet sublingual Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Amati tablet dalam batas waktu yang dinyatakan
dalam masing-masing monografi: semua tablet harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak
hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet
yang diuji harus hancur sempurna.
Kapsul gelatin keras Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet
tidak bersalut, tanpa menggunakan cakram. Sebagai pengganti cakram digunakan suatu kasa
berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian keranjang, kasa ini ditempatkan
pada permukaan lempengan atas dari rangkaian keranjang. Amati kapsul dalam batas waktu
yang dinyatakan dalam masing-masing monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian
dari cangkang kapsul. Bila 1 tablet atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan 12 kapsul lainnya: tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.
Kapsul gelatin lunak Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Kapsul
gelatin keras.

3. Uji disolusi (FI IV, hal 1083-1085)(Suplemen II FI IV, hal. 1844-1852)(FI V halaman 1605)
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera
dalam masing-masing monografi untuk sediaan yang digunakan secara oral. Bila pada etiket
dinyatakan bahwa sediaan bersalut enterik, sedangkan dalam masing-masing monografi, uji
disolusi atau uji waktu hancur tidak secara khusus dinyatakan untuk sediaan lepas tuda,
prosedur dan interpretasi yang tertera pada sediaan lepas tunda dapat digunakan, kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi. Dari jenis alat yang diuraikan disini,
pergunakan salah satu sesuai dengan yang tertera dalam masing-masing monografi.
Untuk gelatin keras atau lunak dan tablet salut gelatin, yang tidak memenuhi syarat uji
disolusi ulangi uji sebgai berikut:
 Jika media disolusi yang dinyatakan pada masing-masing monografi adalah air atau media
dengan pH kurang dari 6,8 gunakan media yang sama dengan penambahan pepsin yang
dimurnikan hingga aktivitas tidak lebih dari 750.000 Unit per 1000 mL.
 Untuk media dengan PH 6,8 atau lebih besar, dapat ditambahkan pankreatin hingga
aktivitas protease tidak lebih 1750 Unit FI per 1000 mL.
Untuk obat yang kelarutan dalam air terbatas, disolusi akan lebih berarti dari pada waktu
hamcur. Uji disolusi seperti yang tertera pada Uji Disolusi <1231> dipersyaratkan dalam
sejumlah monografi tablet. Dalam banyak hal, kecepatan disolusi dapat dikorelasikan dengan
ketersediaan hayati zat aktif. Tetapi uji tersebut terutama berguna sebagai alat untuk tapis
pendahuluan formalasi dan sebagai prosedur pengawasan mutu secara rutin (FI V, hal 52).
Alat 1. Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan
lain yang inert, suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang
berbentuk silinder. Wadah tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai berukuran
sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu dalam wadah pada 37º ± 0,5ºC selama
pengujian berlangsung danmenjaga agar gerakan air dalam tangas air halus dan tetap. Bagian

46
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

dari alat, termasuk lingkungan tempat alat diletakkan tidak dapat memberikan gerakan,
goncangan atau getaran signifikan yang melebihi gerakan akibat perputaran alat pengaduk.
Penggunaan alat yang memungkinkan pengamatan contoh dan pengadukan selama pengujian
berlangsung. Lebih dianjurkan wadah disolusi berbentuk silinder dengan dasar setengah bola,
tinggi 160 mm hingga 175 mm, diameter dalam 98 mm hingga 106 mm dan kapasitas nominal
1000 ml. Pada bagian atas wadah ujungnya melebar, untuk mencegah penguapan dapat
digunakan suatu penutup yang pas. Batang logam berada pada posisi sedemikian sehingga
sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada tiap titik dari sumbu vertikal wadah berputar dengan
halus dan tanpa goyangan yang berarti. Suatu alat pengatur kecepatan digunakan sehingga
memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang dikehendaki dan mempertahankan
kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi dalam batas lebih kurang 4%.
Komponen batang logam dan keranjang yang me-rupakan bagian dari pengaduk terbuat dari
baja tahan karat tipe 316 atau yang sejenis sesuai dengan spesifi-kasi pada Gambar 1. Kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, gunakan kasa 40 mesh. Dapat juga
digunakan keranjang berlapis emas setebal 0,0001 inci (2,5 µm). Sediaan dimasukkan ke
dalam keranjang yang kering pada tiap awal pengujian. Jarak antara dasar bagian dalam
wadah dan keranjang adalah 25 mm ± 2 mm selama pengujian berlangsung.
Alat 2. Sama seperti Alat 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun
dan batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya
tidak lebih dan 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus
tanpa goyangan yang berarti. Daun melewati diameter batang sehingga dasar daun dan
batang rata. Dayung memenuhi spesifikasi pada Gambar 2. Jarak 25 mm ± 2 mm antara daun
dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan selama pengujian berlangsung. Daun dan
batang logam yang merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu penyalut inert yang
sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam ke dasar wadah sebelum dayung mulai berputar.
Sepotong kecil bahan yang tidak bereaksi seperti gulungan kawat berbentuk spiral dapat
digunakan untuk mencegah mengapungnya sediaan.
[catatan: di Suplemen II FI IV hal 1845-1848 ada tambahan alat disolusi yaitu alat 3 dan 4]

Uji kesesuaian alat Lakukan pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet Kalibrator
Disolusi FI jenis disintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan disintegrasi sesuai
dengan kondisi percobaan yang tertera. Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada
dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang tertera dalam sertifikat dari kalibrator yang
bersangkutan.
Menurut Suplemen II FI IV, hal. 1848:
Penetapan uji kesesuaian dari uji disolusi meliputi kesesuaian terhadap ukuran dan toleransi
untuk alat. Sebagai tambahan, parameter uji kritis dipantau secara periodik selama
pengujian, meliputi: volume, suhu media disolusi, kecepatan rotasi (untuk alat 1 dan 2),
kecepatan turun-naik (untuk alat 3) laju alir media (untuk alat 4). Penetapan kinerja
penerimaan uji disolusi dilakukan secara periodik. Kesesuaian untuk masing-masing alat
dilakukan dengan verifikasi kinerja.
Verifikasi kinerja untuk alat 1 dan 2:
Lakukan pengujian masing-masing wadah menggunakan 1 tablet prednison BPFI dan 1
tablet asam salisilat BPFI sesuai dengan kondisi operasional yang ditentukan. Alat dianggap
sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang

47
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

tertera pada sertifikat dari tablet yang bersangkutan.


Media disolusi Gunakan pelarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi.
Pengukuran volume dilakukan pada suhu antara 20° dan 25°.Bila Media disolusi adalah suatu
larutan dapar, atur pH larutan sedemikian hingga berada dalam batas 0,05 satuan pH yang
tertera pada masing-masing monografl. [Catatan Gas terlarut dapat membentuk gelembung
yang dapat merubah hasil pengujian. Oleh karena itu, gas terlarut harus dihilangkan terlebih
dahulu sebelum pengujian dimulai.Salah satu metode deaerasi sebagai berikut: panaskan
media, sambil diadukperlahan, hingga suhu 41°, segera disaring menggunakan vakum dengan
penyaring berporositas 0,45 µm atau kurang, dengan pengadukan yang kuat, dan
pengadukan yang terus menerus sambil divakum selama lebih kurang 5 menit.]
Waktu Bila dalam spesifikasi hanya terdapat satu waktu, pengujian dapat diakhiri dalam
waktu yang lebih singkat bila persyaratan jumlah minimum yang terlarut telah dipenuhi. Bila
dinyatakan dua waktu atau lebih, cuplikan dapat diambil hanya pada waktu yang ditentukan
dengan toleransi ± 2%.
Prosedur untuk kapsul, tablet tidak bersalut dan tablet bersalut bukan enterik
Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan Media disolusi hingga suhu 37º ± 0,5º, dan
angkat termometer. Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul ke dalam alat, hilangkan gelembung
udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti
yang tertera dalam masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atau
pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan
Media disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar atau daun dari alat dayung, tidak
kurang 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-
masing monografi. Lanjutkan pengujian terhadap bentuk sediaan tambahan.
Bila cangkang kapsul mengganggu penetapan, keluarkan isi tidak kurang dari 6 kapsul
sesempuma mungkin, larutkan cangkang kapsul dalam sejumlah volume Media disolusi
seperti yang dinyatakan. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi. Buat koreksi seperlunya. Faktor koreksi lebih besar 25% dari kadar pada etiket
tidak dapat diterima.
Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi
bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan.
Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S . Harga
Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi,
dinyatakan dalam persentase kadar pada etiket, angka 5% dan 15% dalam tabel adalah
persentase kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q.
Tabel Penerimaan

Tahap Σ yang diuji Kriteria Penerimaan


S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%

48
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1 +S2) adalah sama dengan atau lebih
besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q -
15%
S3 12 Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2+ S3) adalah sama dengan atau
lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil
dari Q -15% dan tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q - 25%.

Kalau pada tahap S1 ada unit yang lebih kecil dari Q-25% makan proses tidak perlu dilanjutkan
ke tahap S2 dan S3 – disimpulkan sediaan tidak memenuhi syarat disolusi
Kalau pada pada tahap S1 semua unit tidak kurang dari Q+5%, maka tidak perlu dilanjutkan ke
tahap S2 dan S3.
Evaluasi kimia
1. Identifikasi
Mengacu pada masing-masing monografi
2. Penetapan kadar
Mengacu pada masing-masing monografi

Evaluasi biologi
1. Penetapan Potensi Antibiotik (khusus jika zat aktif antibiotik)(FI IV, hal 891-899)
Tujuan : untuk memastikan aktivitas antibiotik tidak berubah selama proses pembuatan
larutan dan menunjukkan daya hambat antibiotik terhadap mikroba.
Prinsip : Pengukuran hambatan pertumbuhan biakan mikroba oleh antibiotik dalam sediaan
yang ditambahkan ke dalam media padat atau cair yang mengandung biakan mikroba
berdasarkan metode lempeng atau metode turbidimetri.
Penafsiran hasil :
Potensi antibiotik ditentukan dengan menggunakan metode garis lurus transformasi log
dengan prosedur penyesuaian kuadrat terkecil dan uji linieritas (FI IV,hal 899). Harga KHM
yang makin rendah menunjukkan makin kuat potensi antibiotiknya. Pada umumnya antibiotik
yang berpotensi tinggi mempunyai KHM yang rendah dan diameter hambat yang besar.

2. Uji efektivitas pengawet antimikroba(khusus untuk formula yang menggunakan pengawet)


(FI IV, hal 854-855)
Tujuan: Menunjukkan efektifitas pengawet antimikroba yang ditambahkan pada sediaan dosis
ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair seperti produk parenteral,
teling, hidung, dan mata yang dicantumkan pada etiket produk yang bersangkutan.
Prinsip: Pengurangan jumlah mikroba yang dimasukkan ke dalam sediaan yang mengandung
pengawet dalam selang waktu tertentu dapat digunakan sebagai parameter efektivitas
pengawet dalam sediaan. Inokulasi mikroba uji pada sediaan dengan cara menginkubasi
tabung bakteri biologik yang berisi sampel dari inokula pada suhu 20-25C dalam media
Soybean-Casein Digest Agar. Minkroba uji yang dapat digunakan diantaranya Candida
Albicans (ATCC no. 10231), Aspergillus Niger(ATCC no. 16404), Escherichia coli (ATCC no.
8739), Pseudomonas aeruginosa (ATCC no. 9027), dan Staphylococcus aureus(ATCC no. 6538).
Syarat/penafsiran hasil:

49
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

Suatu pengawet dinyatakan efektif di dalam contoh yang diuji, jika:


a. Jumlah bakteri viabel pada hari ke-14 berkurang hingga tidak lebih dari 0,1% dari jumlah
awal.
b. Jumlah kapang dan khamir viabel selama 14 hari pertama adalah tetap atau kurang dari
jumlah awal.
c. Jumlah tiap mikroba uji selama hari tersisa dari 28 hari pengujian adalah tetap atau
kurang dari bilangan yang disebut pada a dan b.
3. Kandungan zat antimikroba (khusus untuk formula yang menggunakan pengawet) (FI IV, hal
939-942)
Khusus Pengawet : MetodeI Kromatografi gas (Benzil alkohol, Klorobutanol, Fenol, serta
ester, metil, etil, propil, dan butil asam p-hidrobenzoat)
Metode II  Polarigrafi (Fenil Raksa (II) Nitrat, Timerosal)
Tujuan: Menentukan kadar pengawet terendah yang masih efektif dan ditujukan untuk zat-
zat yang paling umum digunakan untuk menunjukkan bahwa zat yang tertera memang ada,
tetapi tidak lebih dari 20% dari jumlah yang tertera di etiket.
Prinsip: Penentuan kandungan zat antimikroba menggunakan kromatografi gas atau
polarografi (sesuaikan dengan pengawet yang digunakan)
Persyaratan : Produk harus mengandung sejumlah zat antimikroba seperti yang tertera pada
etiket, dalam rentang ± 20%.
Penafsiran Hasil : Kandungan zat antimikroba dinyatakan dalam satuan b/v atau v/v

VI. PERMASALAHAN DALAM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA


Permasalahan Dalam Pencetakan Tablet
Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara umum, seperti
- Capping :pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas atau bawah tablet dari badan
tablet
- Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih lapisan horizontal yang berbeda
- Chipping : pecahnya bagian tepi tablet
- Binding : tablet melekat atau tertinggal sebagian di dalam die
- Cracking :retakan kecil dan halus pada bagian atas atau bagian bawah permukaan tengah
tablet
- Picking :sejumlah kecil massa tablet terlekat pada permukaan punch
- Sticking : pelengketan massa tablet ke dinding die
- Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata
- Double impression : hanya melibatkan punch yang mempunyai monogram/ grafiran pada
permukaannya.
Masalah Lain Pada Pencetakan Tablet Secara Khusus
1. Lengket pada Cetakan
Manifestasinya :
 Melekat pada die dan sulit untuk dikeluarkan
 Bunyi keras pada mesin
 Tablet kopak, jelek, sisi tablet kasar, kadang-kadang hitam
Penyebab :
 Antiadheren kurang
 Lubrikan kurang atau tidak tepat

50
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

Contoh : Tablet asetosal dengan Mg stearat lengket, seharusnya digunakan asam stearat
(yang micronize karena fungsi lubrikan adalah antar partikel sehingga apabila halus akan
terselimuti oleh lubrikan)
 Kandungan air (aspek kadar air) tinggi akan menyebabkan penempelan pada die,
sedangkan kadar air rendah dapat menyebabkan laminating atau capping.
 Kemungkinan karena interaksi kimia atau fisika, contoh interaksi fisika etoksi benzamin
dengan kafein, gliseril guaiakolat dengan prometazin HCl, yaitu terjadinya pelelehan
sehingga adhesivitas tinggi dan akhirnya menjadi lengket.
 Bahan baku dengan titik leleh sangat rendah, sehingga kesulitan dalam masalah
pencetakan, contoh : Ibuprofen, Gliseril guaiakolat, Siprofloksasin (antibiotik turunan
imidazol).
Penyelesaian Masalah :
 Meningkatkan antiadheren dan lubrikan
 Penggantian lubrikan yang cocok
 Memperbaiki distribusi lubrikan dengan pengayakan melalui ayakan mesh 30 dan
mencampurnya dengan granul
 Mengurangi jumlah air tapi jangan sampai berada di bawah optimum, karena tablet
menjadi kurang baik. Jika sudah diketahui jumlah pembasah yang paling baik maka agar
pembasahnya pas, dilakukan dengan menambahkan pembasah ke dalam larutan
pengikat, yaitu bahan pembantu yang tidak menguap tapi basah, contoh Propilen glikol
atau gliserin.
 Jika terjadi lengket mungkin karena punch dan die yang rusak, sebab kalau cacat pada
punch, maka akan melekat sehingga ratakan punch dan die.
 Kalau mungkin pencetakan pada suhu rendah dan humiditas rendah karena khusus untuk
bahan aktif dengan titik leleh rendah atau terjadi campuran eutektik maka zat campuran
eutektik semakin mudah menyerap air. Contoh: kombinasi ampisilin dengan asam
klavulanat, dimana asam klavulanat mudah terdegradasi dengan kelembaban dan
temperatur yang tinggi. Oleh karena itu, pembuatannya dilakukan dalam suhu dan RH
yang rendah.
 Perubahan bahan pengisi, bahan pengisi dengan titik leleh tinggi dan dapat mengadsorbsi,
seperti SiO2 dan aerosil (adsorben). Penambahan aerosil pada tablet akan menyebabkan
penampilan tablet yang bagus, jernih dan mengkilat, namun waktu hancur semakin
panjang.
2. Lengket pada punch (sticking, picking & filming)
Manifestasi :
Sticking
 Terjadi karena pengeringan atau lubrikan yang tidak sesuai
 Akibatnya permukaan tablet melekat pada bagian muka punch sehingga muka tablet
nampak goresan
Picking
 Adalah lekatan di mana sebagian kecil granul lengket pada muka punch dan terus
bertambah pada setiap siklus pengempaan, menimbulkan lekukan-lekukan pada muka
tablet
Filming

51
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

 Adalah pembentukan lambat dari picking dan pada sebagian besar dikarenakan
kandungan lembab granul berlebihan, kelembaban dan suhu ruang yang tinggi atau muka
punch aus (hilang pelumasan).
Penanggulangannya :
- Menurunkan ukuran granul
- Mengganti atau mengurangi lubrikan
- Tambah adsorben (silika, avicel, Al(OH)3)
- Memoles muka punch sehingga adhesivitas tablet dan pons sangat kecil
- Membersihkan dan menyalut muka punch dengan minyak mineral
3. Capping atauLaminating
Capping : bagian atas tablet terpisah dari bagian utamanya
Laminating : tablet memisah dan menjadi 2 bagian saat proses pengeluaran dari die
Penyebab :
- Terjebaknya udara dalam granul sehingga tertekan dalam die selama pengempaan
dan kemudian mengembang pada saat gaya kempa dilepaskan (jeratan udara
disebabkan jumlah finesyang tinggi dalam massa yg akan ditabletasi)
- Kadar air granul terlalu rendah
- Terlalu banyak atau terlalu sedikit lubrikan
- Punch dan die masih baru sehingga menyatu sangat rapat pada saat pengempaan
(gaya tekan terlalu besar)
Penanggulangannya :
- Tambahkan pengikat kering seperti gom akasia, starch pre-gelatinasi, serbuk sorbitol,
PVP, silika hidrofilik atau serbuk gula lainnya
- Meningkatkan jumlah pengikat
- Mengganti prosedur granulasi
- Mengganti atau meningkatkan atau menurunkan jumlah lubrikan
- Mengurangi diameter punch sampai 0,0005 – 0,002 inchi (bergantung ukurannya)
4. Chipping atauRetakan (Cracking)
Manifestasinya :
Chipping : tablet rusak di bagian tepi
Penyebab: Mesin atau pengaturan stasion tidak tepat
- Masalah mirip dengan capping, laminating
- Retak biasanya pada bagian tengah atas tablet karena pengembangan tablet saat
gaya kompresi dilepaskan
- Terjadi jika menggunakan deep concave punch
Penyelesaian :
- Memoles muka punch
- Untuk ukuran granul yang besar, kurangi partikel granul
- Mengganti punch
- Tambahkan pengikat kering
- Kurangi jumlah fines
5. Mesin berderit-derit selama proses pencetakan karena kurang lubrikan atau tingginya
gesekan antara masa cetak dengan dinding die.

52
Teori Sediaan APT ITB AGUSTUS 2014-2015 TABLET

6. Totol-totol pada permukaan tablet terjadi karena terjadi migrasi warna yang tidak homogen
atau hasil reaksi antar komponen dalam formula atau ukuran granul tidak sesuai dengan
bobot tablet.
7. Keseragaman bobot (FI III hlm 7) tidak memenuhi syarat
Penyebab pertama :
- Aliran kurang baik
- Distribusi ukuran granul yang tidak tepat, sebab dengan demikian mungkin saja
timbul porositas tinggi, yang tidak dapat menjamin keseragaman bobot karena
adanya distribusi baru pada saat pencetakan.
- Sistem pencampuran yang tidak benar, sehingga mesin harus terkunci baik terutama
punch bawah karena dapat berubah-ubah sehingga bobot berbeda-beda.
Penyelesaian masalah :
- Perbaiki atau ulangi proses pembuatan granul, perbaikan distribusi ukuran granul,
pengikat, granulasi, perbaikan pencampuran massa cetak.
- Perbaikan mesin tablet yaitu validasi mesin tablet.
- Aliran yang tidak baik dapat menyebabkan bobot tablet yang berbeda-beda.
Penyebab aliran kurang baik: kandungan air tinggi sehingga adehsivitas tinggi dan
aliran menjadi kurang ; porositas tinggi, udara terjebak banyak karena fines dan
pengikat yang tidak cocok atau kurang. Jumlah fines meningkat, porositas meningkat,
aliran tidak baik.
Penyebab kedua :distribusi granul tidak baik
Penyelesaian Masalah :
- Kurangi kadar air
- Pembuatan granul baru sehingga menyebabkan porositas kecil, distribusi granul
optimal sehingga aliran bagus
8. Keseragaman Kandungan tidak memenuhi syarat(FI IV hal 999)
Penyebab jeleknya keseragaman kandungan :
- Karena aliran jelek
- Pencampuran pregranulasi tidak benar maka tentukan dulu homogenitas zat aktif
dalam granul (di pabrik)
- Karena kadar fines tinggi maka porositas tinggi (bobot berbeda-beda)
- Kandungan air yang tinggi sehingga aliran kurang baik
- Kondisi mesin tidak benar
Penyelesaian masalah
- Perbaikan ukuran granul meliputi pencampuran, perubahan pengikat, dan granulasi
- Kalibrasi mesin

53
APT ITB MARET 2013/2014 TEORI SEDIAAN TABLET (Tablet Salut)

- TABLET SALUT –

A. Prinsip-prinsip penyalutan tablet


Tujuan untuk menyalut tablet biasanya didasarkan atas salah satu atau beberapa tujuan berikut :
- Untuk menutupi rasa, bau, atau warna obat yg kurang menarik / menyenangkan.
- Untuk memberikan perlindungan fisik atau kimia pada obat.
- Untuk mengendalikan pelepasan obat dari tablet.
- Untuk melindungi obat dari suasana dalam asam lambung, dengan menyalutnya dengan
salut enterik tahan asam.
- Untuk menggabungkan obat lain atau membantu formula dalam penyalutan untuk
menghindari tidak tercampurnya obat secara kimia, atau untuk menjamin tercapainya
pelepasan obat secara berurutan.
- Untuk memperbaiki penampilan obat dengan menggunakan warna khusus dan pencetakan
yang kontras. (The Theory and Practice of Industrial Pharmachy. Lachman 3rd edition. 1991.
346- 372)
B. Komponen utama penyalutan tablet
1. Sifat-sifat tablet
 Tablet harus tahan terhadap abrasi atau gumpil, agar mampu menahan benturan sesama
tablet atau benturan tablet dengan dinding panci karena dalam proses penyalutan tablet-
tablet bergulir di dalam panci atau berhamburan di dalam aliran udara dari suatu penyalut
suspensi udara ketika proses penyalutan berlangsung.
 Tablet harus memiliki permukaan yang halus.
 Bentuk fisik tablet idealnya bulat (mendekati sferis) yang memungkinkan tablet tersebut
bergulir bebas di dalam panci penyalut, dengan kontak sekecil mungkin antara sesama
tablet.
 Permukaan tablet yang hidrofobik sukar disalut dengan penyalut yang bahan dasarnya air,
karena penyalut tersebut tidak membasahi permukaan tablet. Walaupun demikian,
susunan formulasi penyalut dapat disesuaikan dengan penambahan surfaktan yang tepat
untuk mengurangi tegangan permukaan dari campuran penyalut, dan untuk memperbaiki
adhesi bahan penyalut.
2. Proses penyalutan
Prinsip penyalutan tablet adalah pemakaian suatu campuran penyalut pada sejumlah tablet
yang bergerak dengan menggunakan udara panas untuk mempermudah penguapan
pelarut.
 Peralatan
Sebagian besar proses penyalutan menggunakan salah satu dari tiga jenis peralatan
berikut ini:
(2) Panci penyalut standar
(3) Panci penyalut berlubang  dipakai secara luas di industri karena merupakan
sistem pengering yang efisien dengan kapasitas penyalutan yang besar, dan
dapat dibuat otomatis seluruhnya, baik untuk penyalutan gula maupun untuk
penyalutan dengan lapisan tipis.
(4) Penyalut bahan cair (Suspensi udara)

54
APT ITB MARET 2013/2014 TEORI SEDIAAN TABLET (Tablet Salut)

 Tolok ukur proses penyalutan


(1) Kapasitas udara
Menggambarkan jumlah air atau pelarut yang dapat dihilangkan selama proses
penyalutan, yang tergantung pada jumlah aliran udara melalui tumpukan tablet,
temperatur udara, dan jumlah air yang terkandung dalam udara masuk.
(2) Komposisi penyalut
Penyalut mengandung bahan yang akan dilekatkan ke permukaan tablet, dan
juga mengandung pelarut yang bertindak sebagai pembawa bahan-bahan
tersebut. Pelarut ini harus dihilangkan selama proses penyalutan.
(3) Luas permukaan tablet
(4) Efisiensi peralatan

C. Proses-proses penyalutan tablet


Jenis proses yang dipilih tergantung pada jenis penyalut yang akan dipakai, kekerasan inti tablet,
dan kehematan proses.
1. Penyalutan Gula (Salut Gula)
Proses dasar penyalutan gula :
(a) Seal Coating (Penyalutan lapisan penutup)
Untuk mencegah penyusupan air ke dalam inti tablet, perlu diberikan suatu lapisan
penutup. Contoh Formula larutan lapisan penutup (Sealant) : Selulosa asetat ftalat, Zein,
asam oleat, propilen glikol, propilen glikol 4000, metilen klorida, alkohol.
(b) Sub Coating (Pelapisan dasar)
Digunakan untuk membulatkan tepi tablet dan meningkatkan ukuran tablet. Tahap
pelapisan dasar ini terdiri dari pemakaian larutan pengikat yang lekat, diikuti dengan
penaburan bubuk pelapis dasar secara bergantian, disusul oleh pengeringan. Contoh
formula larutan pelapis dasar : gelatin, akasia, gula, sirup jagung, sirup, air.
(c) Syrup Coating (Smoothing/Color)
Tujuan untuk menutupi dan mengisi cacat pada permukaan tablet yang disebabkan oleh
tahap pelapisan dasar, dan untuk memberikan warna yang diinginkan bagi tablet.
Pelapisan dengan sirup biasanya terdiri dari tiga fase dasar: sirup kasar, sirup kental,
sirup biasa.
(d) Polishing (Pengkilapan)
Tablet dapat dikilapkan di dalam panci penyalut standar yang bersih, atau di dalam panci
pengkilap berlapis kanvas (?) dengan memakai bubuk lilin (lilin lebah atau karnauba)
secara hati-hati ataupun dengan memakai larutan yang hangat dari lilin-lilin ini di dalam
pelarut yang mudah menguap dan sesuai. Contoh formula larutan pengkilap : wax
carnauba yellow, beeswax white, wax parrafin, naphtha.

2. Penyalutan dengan Lapisan Tipis (Salut Film)


(a) Metode Panci Tuang
(b) Metode Panci Semprot
(c) Proses Fluidized Bed
Bahan-bahan yang digunakan dalam penyalutan lapis tipis harus mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :

55
APT ITB MARET 2013/2014 TEORI SEDIAAN TABLET (Tablet Salut)

 Larut dalam pelarut yang digunakan untuk persiapan penyalutan.


 Larut dalam keadaan tertentu yang dimaksud misalnya kelarutan yang mudah
dalam air, lambat larut dalam air, atau kelarutan yang tergantung pada pH (lapisan
enterik).
 Kemampuan untuk menghasilkan produk yang tampak anggun.
 Stabilitas dalam keadaan panas, cahaya, kelembapan, udara dan substrat yang akan
di salut. Sifat-sifat lapisan tipis harus tidak berubah dengan berlalunya waktu.
 Tidak memiliki warna, rasa, ataupun bau.
 Serasi dengan aditif larutan penyalut pada umumnya.
 Tidak toksik, tidak mempunyai kegiatan farmakologis, dan mudah dipakai ke
partikel atau tablet.
 Tahan retakan dan dilengkapi dengan pelindung obat terhadap kelembapan,
cahaya, dan bau bila perlu.
 Tidak ada jembatan ataupun pengisian permukaan tablet yang tidak ditatah oleh
bahan pembentuk lapisan.
 Prosedur pencetakan huruf/tanda/merk mudah dilakukan pada peralatan
berkecepatan tinggi.
Komponen Penyalutan dengan Lapisan Tipis
(1) Pembentuk lapisan tipis
Klasifikasi Pembentuk Lapisan Tipis:
(a) Bahan non enterik
HPMC, MHC, Etil selulosa, HPC, Povidon, Na-CMC, PEG, Polimer-polimer akrilat
(Eudragit®).
(b) Bahan enterik
Selulosa asetat ftalat, polimer-polimer akrilat (Eudragit L dan Eudragit S), HPMC
ftalat, PVA ftalat.
(2) Pelarut
Fungsi : melarutkan atau mendispersikan polimer-polimer dan zat tambahan lain,
serta membawanya ke permukaan substrat. Contoh : air, etanol, metanol,
isopropanol, kloroform, aseton, metiletilketon, dan metilen klorida.
(3) Plastisizer
Suatu bahan pembentuk plastik eksternal dapat berupa cairan yang tidak mudah
menguap, atau polimer lain, yang apabila dicampur dengan pembentuk lapisan tipis
polimer utama, mengubah fleksibilitas, kekuatan tegangannya, atau sifat adhesi dari
lapisan yang dihasilkan. Contoh minyak jarak, Propilen Glikol, gliserin, PEG 200-400
dengan berat molekul yang kecil, dan surfaktan-surfaktan seperti tween, span, ester-
ester asam organik.
(4) Colorants (Bahan pewarna)
Untuk memberikan warna yang jelas/nyata dan bagus pada suatu bentuk obat.
Contoh : zat warna sintetis atau cairan warna yang bersertifikasi FD&C atau D&C.
(5) Opaquant-extenders (zat yang memperluas keburaman)
Untuk mendapatkan warna-warna yang lebih buram dan meningkatkan penutupan
lapisan tipis. Contoh titanium dioksida, silikat (talk, aluminium silikat), karbonat
(magnesium karbonat), sulfat (kalsium sulfat), oksida (magnesium oksida), dan

56
APT ITB MARET 2013/2014 TEORI SEDIAAN TABLET (Tablet Salut)

hidroksida (aluminium hidroksida).


(6) Bahan-bahan khusus dalam larutan penyalut
Pemberi aroma dan pemberi rasa manis (untuk menutupi bau yang tidak disukai atau
untuk mendapatkan rasa yang diinginkan), surfaktan (untuk melarutkan bahan yang
tidak dapat bercampur atau yang tidak dapat larut, atau untuk memudahkan
pelarutan penyalut dengan lebih cepat), antioksidan (untuk kestabilan sistem zat
warna terhadap oksidasi dan perubahan warna), antimikroba (untuk mencegah
tumbuhnya bakteri dalam komposisi penyalut selama pembuatan dan penyimpanan,
dan pada tablet-tablet yang disalut).

D. Kerusakan yang terjadi pada salut film


(1) Perlekatan (tweening) dan penggumpalan
Keadaan lapisan tipis terlalu basah atau terlalu lengket menyebabkan tablet melekat
satu dengan yang lainnya, atau melekat pada panci penyalut.
Solusi : jumlah cairan yang digunakan dikurangi, mempercepat atau meningkatkan
temperatur udara dan volume udara pengering.
(2) Kekasaran
Sering terlihat ketika penyalutan dilakukan dengan penyemprotan. Solusinya dengan
pergerakan pipa-pipa penutup pada tempat tablet atau pengurangan derajat atomisasi.
(3) Efek kulit jeruk (Orange-Peel Effects)
Penyebaran larutan penyalut yang tidak seimbang sebelum pengeringan menyebabkan
suatu lekukan-lekukan seperti ”kulit jeruk” pada penyalut. Hal ini menunjukkan bahwa
penyebaran dihalangi oleh pengeringan yang terlalu cepat atau oleh viskositas larutan
yang tinggi.
Solusi : Mengencerkan larutan dengan larutan tambahan.
(4) Bridging dan pengisian
(5) Melepuh (Blistering)
(6) Pengabutan (Hazing)
(7) Variasi warna
(8) Pemecahan (Craking)

Pustaka :
The Theory and Practice of Industrial Pharmachy. Lachman 3rd edition. 1991. 346- 372

57
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)

TABLET LEPAS LAMBAT

I. Definisi
 Sistem lepas lambat adalah setiap modifikasi obat atau sediaan obat yang
memperpanjang aktivitas terapetik dari obat (Lachman-Tablets, vol. 3, 200-201).
 Tablet lepas lambat adalah tablet yang dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif
akan tersedia dalam jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. Istilah lepas
lambat digunakan untuk tujuan farmakope dan persyaratan pelepasan obat
dijelaskan dalam masing-masing monografi ( FI. IV, 6).

II. Mekanisme Lepas Lambat


(Lachman-Tablets, vol. 3, 208-213)
Pelepasan obat yang diperlukan harus mengikuti pelepasan orde 0, yaitu kecepatan
pelepasan obat tidak dipengaruhi oleh konsentrasi obat.
Rumus pelepasan obat orde 0:

dC 0 dM 0
= k r atau dalam jumlah dinyatakan dengan =k r
dt dt
Kadang-kadang sulit mencapai pelepasan obat konstan, dan seringnya yang terjadi adalah
pelepasan lambat orde 1.
Untuk memperoleh orde 0, dilakukan modifikasi sediaan dan beberapa mekanisme
pelepasan:
1. Difusi
Beberapa produk tablet lepas lambat bekerja dengan mekanisme difusi yang merupakan
proses perpindahan molekul dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Hukum pertama Fick tentang difusi menyatakan bahwa difusi obat melintas membran
sebanding dengan penurunan konsentrasi di luar membran difusi.
dC
J  D
dX
Keterangan:
J = fluks obat (jumlah/ luas-waktu)
D = koefisien difusi (luas/waktu)
C = konsentrasi
X = jarak
Jika polimer tidak larut air, maka kelarutan obat dalam membran (partisi) merupakan
faktor penting yang mendorong terjadinya difusi melintas membran.Sedangkan jika
membran merupakan polimer larut air, sebagian polimer akan terlarut membentuk
saluran-saluran yang merupakan panjang lintasan difusi yang bersifat konstan.
2. Disolusi
Obat disalut dalam bahan polimerik dan kecepatan disolusi polimer menentukan
kecepatan pelepasan obat. Kontrol disolusi dari pelepasan obat ialah melalui ketebalan
barier membran salut dan jenis penyalut yg digunakan.
3. Osmosis

58
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)

Penempatan membran semipermeabel di sekeliling tablet, partikel atau larutan obat,


yang menyebabkan terbentuknya perbedaan tekanan osmotik antara bagian dalam dan
bagian luar tablet sehingga memompa larutan obat keluar dari tablet melalui celah kecil
(orifice) dan memberikan sifat pelepasan obat yang diperlama.
Faktor penentu mekanisme ini adalah kemampuan larutan obat atau obat atau agen
osmosis menarik air melalui membran semipermeabel dengan cara osmosis. Karena
larutan obat terkandung dalam sistem yang cukup rigid, larutan obat atau obat tersebut
dapat dipompa keluar dari tablet atau partikel pada tetapan kecepatan yang terkendali.
Jika lubang yang diciptakan pada permukaan salut kecil maka aktivitas obat dapat
dipertahankan selama waktu tertentu.

III. Jenis Sediaan Lepas Lambat(Lachman-Tablets, vol. 1, 181-188)


Tablet lepas lambat dapat dibuat dengan metode granulasi basah menggunakan pengikat
yang sedikit larut atau tidak larut yang sesuai dengan zat aktif. Polimer sintetik dan alami
yang sering digunakan adalah matriks wax, minyak terhidrogenasi, asam lemak dan
alkohol, ester dari asam lemak, dan bahan-bahan lain yang dapat digunakan untuk
granulasi. Obat sediaan lepas lambat diharapkan mampu menyediakan konsentrasi zat
aktif yang mampu memberikan efek terapetik selama 8 sampai 12 jam.
Sediaan lepas lambat memiliki kekurangan yaitu karena kondisi saluran pencernaan yang
tidak sama tiap individu, maka bisa menyebabkan pelepasan obat yang terlalu banyak
atau terlalu cepat sehingga bisa meningkatkan efek toksik. Selain itu, jika pelepasan obat
tidak berjalan baik, maka dapat menyebabkan akumulasi obat (dose dumping) yang dapat
mengakibatkan konsentrasi zat aktif menjadi tinggi dalam darah.
Produk lepas lambat dibagi dalam dua macam :
1. Tablet lepas lambat
Tablet lepas lambat adalah suatu produk obat, dimana obat dibuat tersedia dalam
tubuh dalam jumlah tertentu sehingga bisa memberikan efek farmakologi sesuai
dengan kegunaan obat dan mampu menjaga aktivitasnya selama beberapa waktu.
2. Repeat action ( dosis ulang )
Yaitu obat dalam bentuk dosis tunggal dan diformulasikan untuk dapat memberikan
konsentrasi yang sama dengan dosis tunggal sebelumnya pada beberapa waktu
setelah pemberian obat. Sediaan ini sulit untuk dicapai dan sebagian besar produk
saat ini menggunakan sistem lepas lambat.

IV. Bahan Polimer


Beberapa polimer untuk tablet lepas lambat yang umum digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Eudragit
Sinonim polymeric methacrylates, Eastacryl 30D; Kollicoat MAE 30 D; Kollicoat
MAE 30 DP.
Kegunaan pembentuk film; pengikat dan pelincir dalam tablet.
Aplikasi Eudragit secara umum digunakan dalam formulasi tablet sebagai bahan
salut film. Karakteristik kelarutan dan salut film yang terbentuk
tergantung dari jenis polimer yang digunakan. Penggunaan Eudragit

59
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)

kering untuk mengontrol pelepasan zat aktif pada tablet matriks adalah
sekitar 5-20%. Sedangkan pada metode kempa langsung sekitar 10-50%.
Jenis Eudragit E digunakan untuk membentuk film tipis; larut dalam cairan
lambung pH < 5. Jenis polimer lain memiliki kelarutan pada pH berbeda
seperti Eudragit L larut > pH 6, Eudragit S & FSlarut > pH 7.
Eudragit RL, RS, dan NE 30 D digunakan untuk salut film sediaan lepas
lambat tidak larut air. Eudragit RL lebih permeabel dibanding Eudragit RS,
dan pencampuran keduanya menghasilkan permeabilitas berbeda.
Eudragit L 30 D-55 digunakan dalam salut film enterik untuk sediaan
tablet. Salut ini resisten terhadap cairan lambung tetapi larut > pH 5,5.
Eudragit L 100-55 merupakan pilihan lain dari Eudragit L 30 D-55.
umumnya berbentuk serbuk tabur.
Eastacryl 30D dan Kollicoat MAE 30 DP, merupakan dispersi aqueous dari
methacrylic acid atau ethyl acrylate copolymers. Juga dapat digunakan
dalam salut enterik untuk sediaan tablet.
(HOPE 6th ed 525)

2. Carnauba Wax
Sinonim Brazil wax; caranda wax; cera carnauba.
Kegunaan penyalut
Aplikasi Carnauba wax (10-50% w/w) digunakan sebagai bahan tunggal atau
kombinasi dengan HPC, alginat atau gelatin-pektin, Eudragit, dan steril-
alkohol dalam formulasi sediaan padat lepas lambat.
( HOPE 6th ed 772)

3. Hydroxypropylcellulose
Sinonim Cellulose, hydroxypropyl ether; E463; hydroxypropylcellulosum;
hyprolose; Klucel; Nisso HPC; oxypropylated cellulose.
Kegunaan penyalut; emulsifier; stabilizing agent; suspending agent; pengikat dalam
tablet; peningkat viskositas.
Aplikasi Konsentrasi hydroxypropyl cellulose 2-6% w/w digunakan sebagai
pengikat dalam pembuatan tablet metode granulasi basah atau granulasi
kering atau metode kempa langsung. Konsentrasi hydroxypropyl cellulose
15-35% w/w digunakan untuk pembuatan tablet lepas lambat.
(HOPE 6th ed 317, 322)

Mekanisme Pelepasan obat Terkendali (controlled drug release) Menggunakan polimer

1. Delayed Dissolution
Polimer bekerja dengan menunda disolusi obat sehingga memperlambat kontak obat
dengan lingkungan berair. Mekanisme ini diperoleh dengan menggunakan polimer
penyalut atau matrix yang terlarut pada laju yang lebih rendah daripada obat

60
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)

2. Diffusion Controlled
Difusi molekul obat di dalam larutan air dihambat oleh matriks polimer tidak larut
(insoluble polymer matrix).Mekanisme ini terjadi pada sistem yang menggunakan polimer
sambung-silang (crosslinked) hidrogel sebagai penghalang difusi. Penghalang difusi
menurun dengan mengembangnya hidrogel  terbentuk kekosongan dalam struktur
gel. Hidrogel ini memiliki keuntungan  bioadhesive dalam sal.cerna pada periode
tertentu.

3. Drug Solution Flow Control


Perangkat pada sistem ini dimana pengendalian aliran larutan obat menggunakan
potensial osmotik gradien yang melewati suatu polimer penghalang yang bersifat
semipermeable yang membangkitkan tekanan. Tekanan diperoleh dari aliran larutan obat
keluar dari perangkat sistem.Kecepatan aliran dikendalikan dengan adanya pori-pori
dalam skala mikrometer.

V. Faktor-Faktor Pengembangan Sediaan( Lachman-Tablets, vol. 3, 206-207)


Pertimbangan sifat merugikan dari obat yang mempengaruhi sediaan lepas lambat.
a. Sifat fisikokimia
 Ukuran dosis
Jika dosis oral > 0,5 g, maka obat tersebut bukan merupakan kandidat yang baikuntuk
dibuat sediaan lepas lambat karena ukuran produk akan sangat besar.

61
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)

 Kelarutan dalam air


Obat yang sangat mudah larut dalam air sangat tidak sesuai untuk sediaan lepas lambat
sedangkan obat yang sangat sukar larut air akan sulit dimasukkan ke dalam sistem lepas
lambat. Batas bawah kelarutan obat adalah 0,1 mg/ mL.
 Koefisien partisi
Obat yang sangat lipofilik atau hidrofilik (koefisien partisinya sangat ekstrim) akan
memberikan fluks ke dalam jaringan sangat lambat atau sangat cepat (selanjutnya terjadi
penumpukan obat dalam jaringan) merupakan golongan obat yang tidak sesuai untuk
lepas lambat.
 Stabilitas obat
Obat yang tidak stabil dalam GI akan menyulitkan jika dibuat lepas lambat karena obat
tersebut harus berada dalam GI pada waktu cukup lama.

b. Sifat biologi
 Absorpsi
Obat yang absorpsinya lambat atau diabsorpsi dengan kecepatan absorpsi yang bervariasi
merupakan kandidat yang kurang baik untuk sediaan lepas lambat. Untuk sediaan lepas
lambat oral, batas bawah tetapan kecepatan absorpsi adalah 0,25/ jam dengan anggapan
waktu transit dalam GI 10-12 jam).
 Distribusi
Obat dengan volume distribusi nyata tinggi, yang selanjutnya mempengaruhi kecepatan
eliminasi obat, merupakan kandidat yang kurang baik untuk sediaan lepas lambat.
 Metabolisme
Sistem lepas lambat dengan obat yangtermetabolisme secara luasdapat diterima untuk
sediaan lepas lambat selama kecepatan metabolisme tidak terlalu besar atau variasi
metabolisme dari transit GI atau rute lainnya.
 Lama aksi
Waktu paruh biologi (lama aksi obat) merupakan faktor utama yang harus
dipertimbangkan jika akan merancang sediaan lepas lambat. Obat dengan waktu paruh
panjang (>12 jam) dan dosis efektif besar atau waktu paruh pendek (<1 jam) tidak sesuai
untuk sediaan lepas lambat
 Terapetik
Obat dengan rentang terapetik pendek memerlukan kontrol dosis dalam darah tepat tidak
sesuai untuk sediaan lepas lambat, karena berisiko tinggi terjadinya efek toksik.

VI. Keuntungan dan Kerugian


Keuntungan yang dimiliki tablet lepas lambat, antara lain:
1. Frekuensi pemberian obat untuk mendapatkan efek tertentu berkurang
2. Efek terapetik yang diperoleh lebih lama
3. Lebih disukai dibanding sediaan konvensional karena lebih efisien
4. Efek merugikan dari obat dapat ditekan karena berkurangnya frekuensi pemberian
obat (tidak ada fluktuasi kadar obat dalam darah)
Kerugian yang dimiliki tablet lepas lambat, antara lain:
1. Biaya produksi lebih tinggi sehingga harga obat lebih mahal

62
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)

2. Kemungkinan terjadinya keracunan obat lebih besar dibandingkan sediaan


konvensional. Hal ini disebabkan karena absorpsi obat yang diperlama kadang-kadang
diikuti dengan eliminasi obat diperlambat.
3. Kemungkinan zat aktif gagal dilepaskan pada kondisi yang diinginkan sehingga
mengakibatkan kelebihan dosis untuk waktu yang lama dan efek toksik bahan obat
yang sukar diberi antidotum (penawar racun), maka konsentrasi toksik dari obat dapat
terlampaui.
4. Pelepasan tidak pada tempatnya dan sangat berbahaya terutama bila obat sangat aktif
dan selanjutnya terjadi keadaan kurang dosis.
5. Adanya pengulangan dan keteraturan farmakologi tergantung pada pengosongan isi
lambung, sering terjadi perubahan skema pelepasan zat aktif, bila obat tidak
seluruhnya ditelan, melainkan dipecah, digerus, dikunyah dengan resiko terjadi over
dosis
6. Ukuran tablet kemungkinan lebih besar. Hal ini menyulitkan terutama untuk pasien
yang tidak dapat menelan obat
(Powerpoint kuliah Dr. Heny R., Phd, pustaka tidak ditemukan)
Keuntungan:
1. Menghindari masalah terkait kepatuhan pasien
2. Penggunaan jumlah total obat berkurang, sehingga :
- meminimalisir atau mengeliminasi efek samping lokal
- meminimalisir atau mengeliminasi efek samping sistemik
- mengurangi penurunan potensi ataureduksi aktivitas obat yg sering dijumpai pada
chronic use
- meminimalisir akumulasi obat yg dijumpai pada chronic dosing
3. meningkatkan efisiensi terapi
- pengobatan atau kontrol terhadap kondisi dapat dilakukan lebih tepat
- peningkatan kontrol terhadap kondisi pasien, menurunkan fluktuasi kadar obat
- efek khusus, misalkan aspirin lepas tunda dapat mencegah rasa sakit pada pasien
arthtritis saat bangun pagi hari.
(Lachman-Tablets, vol. 3, 200).

VII. Perhitungan Dosis


Secara umum dosis dalam sediaan lepas lambat terdiri dari:
1. Dosis awal (initial dose), Di
Dirumuskan:
r
Di = DB – DM (k l .Tp)

2. Dosis pemeliharaan (maintenance dose), DM


Dirumuskan:

(k el .B D )
DM 
k lr
Sehingga dosis total = Di + DM

63
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)

Keterangan:
ke l = tetapan kecepatan eliminasi obat
Tp = waktu yang diperlukan untuk mencapai koncentrasi maksimum
dalam darah
BD = konsentrasi terapetik
DB = dosis tunggal yang harus tersedia dalam darah
r

k 1= konstanta pembebasan dari fase depot


(Powerpoint kuliah DR. Heny R., Phd.,pustaka tidak ditemukan)

VIII. Contoh Formula(Lachman-Tablets, vol. 1, 183)


Formulasi per tablet
Ferrous sulfat 325 mg
Laktosa 70 mg
Methocel E 15 LV 100 mg
Larutan etilselulosa 15% dalam etanol 95% 35 mg
Mg-stearat 15 mg
Cab-O-Sil 2 mg

Pembuatan
Campurkan besi (II) sulfat dan laktosa kemudian granulasi dengan larutan etilselulosa
dan keringkan pada suhu 120-130oF; lakukan granulasi beberapa kali untuk memperoleh
dosis 25 mg etilselulosa per tablet. Tambahkan Cab-O-Sil dan aduk selama 5 menit
kemudian tambahkan pula Mg-stearat dan aduk selama 2 menit. Kempa dengan punch
13/32 inci kemudian salut dengan larutan ftalat selulosa asetat dalam alkohol dan etil
asetat.

IX. Evaluasi
Evaluasi tablet lepas lambat mengacu pada evaluasi tablet konvensional dan monografi
sediaan yang ada. (USP 38-NF 33)

Tambahan: Bioavailability Sustaines Released Tablet (Lachman-Tablets, vol. 2, 549-553)

Daftar Pustaka
1. Lieberman, H.A., L. Lachman and J. B. Schwartz, Pharmaceutical Dosage Forms: Tablet,
Vol. 1, 2nd edition, Marcel Dekker, Inc., New York, 1989, 181-188.
2. Lieberman, H.A., L. Lachman and J. B. Schwartz, Pharmaceutical Dosage Forms: Tablet,
Vol. 2, 2nd edition, Marcel Dekker, Inc., New York, 1989, 549-553.
3. Lieberman, H.A., L. Lachman and J. B. Schwartz (Editor), Pharmaceutical Dosage Forms:
Tablet, Vol. 3, 2nd edition, Marcel Dekker, Inc., New York, 1990, 199-302
4. Powerpoint Tablet Lepas Lambat Dr. Heni Rachmawati, Phd.

64
APT ITB AGUSTUS 2013-2014 TEORI SEDIAAN TABLET ( Tablet Lepas Lambat)

5. Rowe, R.C., Paul J. Sheskey and Marian E. Quinn (Editor), The Handbook of
th
Pharmaceutical Excipients 6 edition, The Pharmaceutical Press, London, 2009, 317, 322,
525, 772
6. DepKes RI-DirJen POM, Farmakope Indonesia, Edisi IV, DepKes, Jakarta, 1995, 6.
7. Siregar, C.J.S. dan S. Wikarsa, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar-Dasar Praktis,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2008, 143-185.

65

Anda mungkin juga menyukai