Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

PENGALAMAN BELAJAR PRAKTIK KETERAMPILAN


DASAR KLINIK

Disusun oleh :
Serli Natalia
1817502602

DIII-KEBIDANAN
STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
2018

1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN

DIAGNOSIS ASMA DI RUANG BOUGENVILE

RS PERTAMINA BALIKPAPAN

Laporan individu Pengalaman Belajar Praktik (PBP)

Keterampilan Dasar Klinik (KDK)

Disusun oleh:

2
Serli Natalia

NIM 1817502602

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

2018/2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang masa Esa atas Rahmat-Nya mahasiswa

Stikes Wiyata Husada Samarinda dapat melakukan tugas Asuhan Keperawatan

diagnosis Asma dengan baik dan dapat melaporkan hasilnya secara tertulis tepat pada

waktunya.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.

Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain

berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang

penulis hadapi dapat teratasi.

3
Asuhan keperawatan ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan

tentang Konsep Keperawatan, Upaya yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari

berbagai informasi, referensi, dan berita.

Akhir kata, Kami sampaikan terimakasih banyak kepada Koordinator Kepala Rumah

Sakit Ibu Endang Sediyati S. Keb. Ns. Dan kepada seluruh pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan Askep ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa

meridhoi segala usaha kami. Amin.

Balikpapan, 30 juli 2019

Penulis

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.“S”

DENGAN DIAGNOSIS ASMA DIRUANG BOUGENVILE RS. PERTAMINA


BALIKPAPAN

Laporan Telah Disetujui

4
Tanggal

Serli Natalia

1817502602

Menyetujui

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(Hasmilawati Amd.Keb) (Ridha Wahyuni , SST., M. Keb)

NIP : 001996 NIP : 1130728913046

Ketua Prodi D III kebidanan

STIKes Wiyata Husada Samarinda

(Chandra Sulistyorini,STT.M,Keb)

NIP: 113072.87.13.075

5
DAFTAR ISI

Cover ...................................................................................................................................... i
Halaman Judul........................................................................................................................ ii
Lembar Pengesahan .............................................................................................................. iii
Kata Pengantar ...................................................................................................................... iv
Daftar isi ................................................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................................ 2
1. Tujuan Umum ................................................................................................................ 2
2. Tujuan Khusus .................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar Medis
1. Definisi ........................................................................................................................... 3
2. Etiologi ........................................................................................................................... 4
3. Patofisologi .................................................................................................................... 7
4. Manifestasi Klinis ....................................................................................................... 10
5.Penatalaksanaan Medik ................................................................................................. 12
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Riwayat Keperawatan .................................................................................................. 15
2. Masalah / Diagnosa ...................................................................................................... 16

BAB III PEMBAHASAN


1. Pengkajian .................................................................................................................... 17
2. Diagnosa Data Fokus ................................................................................................... 22
3. Diagnosa dan Masalah Potensial.................................................................................. 23
4.Diagnosa Keperawatan.................................................................................................. 24
5. Intervensi ...................................................................................................................... 24
6. Implementasi ................................................................................................................ 24
7. Evaluasi ........................................................................................................................ 25

BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan ...................................................................................................................... 27
B.Saran ................................................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAK

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Asma adalah penyakit yang dapat menyebabkan penurunan

produktivitas, serta menurunkan kualitas hidup bagi penderitanya. Asma

menjadi salah satu masalah kesehatan utama baik di negara maju maupun

di negara berkembang. Menurut data dari laporan Global Initiatif for

Asthma (GINA) tahun 2017 dinyatakan bahwa angka kejadian asma dari

berbagai negara adalah 1- 18% dan diperkirakan terdapat 300 juta

penduduk di dunia menderita asma. Prevalensi asma menurut World

Health Organization (WHO) tahun 2016 memperkirakan 235 juta

penduduk dunia saat ini menderita penyakit asma dan kurang terdiagnosis

dengan angka kematian lebih dari 80% di negara berkembang. Di

Amerika Serikat menurut National Center Health Statistic (NCHS) tahun

2016 prevalensi asma berdasarkan umur, jenis kelamin, dan ras berturut-

turut adalah 7,4% pada dewasa, 8,6% pada anak-anak, 6,3% laki-laki,

9,0% perempuan, 7,6% ras kulit putih, dan 9,9% ras kulit hitam. Angka

kejadian asma di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 mencapai 4,5%.

7
B. Tujuan Umum dan Khusus

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan asma

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis kejadian asma

b. Menganalisis faktor-faktor resiko penyebab asma

c. Menganalisis prilaku hidup sehat

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Medik

1. Definisi

Asma adalah penyakit heterogen, yang ditandai dengan terjadinya

inflamasi kronik saluran pernapasan. Salah satu faktor risiko asma yang

berkaitan erat dengan kontrol asma adalah obesitas. Selain itu underweight

juga terkait dengan fungsi paru yang menurun dan asma. Tujuan penelitian ini

adalah menentukan gambaran karakteristik tingkat kontrol penderita asma

berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) Dr. M. Djamil Padang pada tahun

2016.

Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang disebabkan

oleh reaksi heperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel, eosinophils,

dan T-lymphocytes terhadap stimulus tertentu dan menimbulkan gejala

dyspnea, whizzing dan batuk akibat abstruksi jalan napas yang bersifat

reversibel dan terjadi secara episodik berulang ( Brunner and suddarth, 2011)

Penyakit asma merupakan proses inflamasi kronik saluran

peranapasan yang melibatkan banyak sel dan elemenya ( GINA, 2011 )

9
2. Etiologi

Dari sudut etiologik, asma merupakan penyakit heterogenosa.

Klasifikasi asma dibuat berdasarkan rangsangan utama yang

membangkitkan atau rangsangan yang berkaitan dengan episode akut.

Berdasarkan stimuli yang menyebabkan asma.

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi

timbulnya serangan asma bronkhial.

A. Faktor predisposisi Genetik

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum

diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan

penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita

penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah

terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus.

Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.

1. Alergen Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

 Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan

ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan

polusi

 Ingestan, yang masuk melalui mulut

ex: makanan dan obat-obatan

 Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit

ex: perhiasan, logam dan jam tangan

10
2. Perubahan Cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering

mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan

faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan

berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim

kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin

serbuk bunga dan debu.

 Stress

Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,


selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita
asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat
untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya
belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
4. Lingkungan kerja

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan

asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya

orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik

asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau

cuti.

11
 Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika

melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat

paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma

karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas

tersebut

12
3. Patofisiologi

Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang

menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah

hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara.

Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara

sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk

membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan

antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen

spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast

yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan

brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka

antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi

yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan

mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis

yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik

eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini

akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun

sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot

polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi

sangat meningkat. Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang

selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan

dalam paru selama eksirasi paksa

13
Penyebab pastinya belum jelas namun diduga akibat dari hiperreaksi

bronkus dan rangsangan dari luar berupa allergen yang merupakan faktor

dari lingkungan. Serangan asma pertama kali menyerang otot bronchus

sehingga saluran nafas menjadi spasme, lalu terjadi hyperemia oleh karena

adanya peradangan dinding mucosa dari bronchus. Produksi

mucosa/lendir yang kental dan lengket meningkat dan bisa menyumbat

bronchus sehingga ventilasi alveolus berkuran. Radang saluran pernafasan

dan bronkokonstriksi menyebabkan saluran pernafasan menyempit dan

sesak nafas/sukar bernafas yang diikuti dengan suara “wheezing”(bunyi

yang meniup sewaktu mengeluarkan udara/nafas). Nafas kemudian

menjadi sulit/sesak (dispenoe) terutama saat ekspirasi sehingga nampak

penderita bernafas pendek oleh karena saluran nafas menjadi sempit.

Serangan ini bisa pendek dan sembuh total akan tetapi bila penyakit ini

menjadi kronis maka rongga dada menjadi kaku, inspirasi bertambah

pendek, ekspirasi bertambah sulit sehingga harus dibantu oleh otot-otot

elevator pada leher sehingga menyebabkan leher terlihat bertambah

tegang. Bila serangannya bertambah kronis (serangan asma tidak mereda)

dalam waktu lama maka serangannya akan meningkat menjadi lebih berat

yang biasa disebut dengan Status Ashmaticusyang bisa menimbulkan

komplikasi jantung, utamanya ventrikel kanan oleh karena kegagalan

ventilasi menyebabkan hypo oksidasi HB sehingga pasien terlihat

syanosis. Karena terjadinya retensi O2 kemudian menjadi keracunan CO2

akhirnya pasien akan meninggal. Kematian pada asma biasanya terjadi

14
karena kegagalan respirasi atau jika pasien meninggal dalam keadaan

tenang maka pe-nyebabnya bisa diduga akibat pemberian obat-obatan

yang beraneka ragam, misalnya : pemberian obat sedative (obat penenang)

dalam jangka waktu lama atau cortison yang dapat memperberat kondisi

pasien.

15
4. Manifestasi Klinis

Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan

gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak :

1. Bernafas cepat dan dalam

2. Gelisah

3. Duduk dengan menyangga ke depan, serta

4. Tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras.

Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah :

a. sesak nafas, mengi ( whezing ),

b. batuk,

c. Nyeri di dada.

Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan. Pada

serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin

banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran,

hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal .

Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari.

16
Pemeriksaan laboratorium

1. Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:

a. Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi

dari kristal eosinopil.

b. Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel

cetakan) dari cabang bronkus. !

c. Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus. !

d. Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum,

umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi

dan kadang terdapat mucus plug.

2. Pemeriksaan darah

a. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat

pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.

b. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan

LDH.

c. Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas

15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu

infeksi.

d. Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan

dari Ig E pada waktu serangan dan menurun pada waktu

bebas dari serangan

17
5. Penatalaksanaan Medik

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :

1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.

2. Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan

serangan asma

3. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya

mengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan

penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang

diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang

merawatnnya.

Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:

1. Pengobatan non farmakologik:

a. Memberikan penyuluhan

b. Menghindari faktor pencetus

c. Pemberian cairan

d. Fisiotherapy

e. Beri O2 bila perlu.

18
2. Pengobatan farmakologik :

Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2

golongan yaitu :

a. Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)

Nama obat :

- Orsiprenalin (Alupent)

- Fenoterol (berotec)

- Terbutalin (bricasma)

Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet,

sirup, suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered

dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup

(Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan

broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh

alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat

halus) untuk selanjutnya dihirup.

b. Santin (teofilin)

Nama obat :

- Aminofilin (Amicam supp)

- Aminofilin (Euphilin Retard)

- Teofilin (Amilex)

19
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi

cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan

efeknya saling memperkuat.

Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada

serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke

pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet

atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya

penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila

minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara

pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan

jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya

muntah atau lambungnya kering).

20
5. Konsep Dasar Keperawatan

A. Riwayat Keperawatan

Riwayat keperawatan terdiri dari masalah yang sedang terjadi maupun

yang telah terjadi

B. Pemeriksaan Fisik Keperawatan

Pemeriksaan fisik keperawatan yaitu pemeriksaan tubuh pasien secara

keseluruhan atau hanya yang beberapa bagian saja yang di anggap

perlu oleh dokter yang bersangkutan

C. Diagnosis Test

Diagnosis test adala cara / alat untuk menentukan apakah seseorang

menderita penyakit atau tidak berdasarkan adanya tanda dan gejala

pada orang tersebut

21
6. Masalah / Diagnosa

a. Asma bisa berhubungan dengan pergantian cuaca yang tidak teratur

b. Aktifitas yang berlebihan dapat menimbulkan kelelahan yang berlebih

sehingga dapat memicu kesulitan untuk mengatur pernafasan

c. Nyeri dada diakibatkan karena sedikitnya O2 yang dihirup sehingga

ronga dada menekan kedalam

22
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Meliputi

Pengkajian dilakukan pada tanggal 30 juli 2019 jam 08:00 WITA

1. Identitas Klien

a. Nama klien : Ny. S

b. Umur : 68 tahun

c. Agama : Islam

d. Pendidikan : SMP

e. Alamat : Jl. Soekarna Hatta no.70 Rt.14

Kel. Muara rapak Kec. Balikpapan utara

Kota Balikpapan

2. Anamnese

a. Pada tanggal : 30 juli 2019

b. Oleh : Dokter M. Iqbal SP.JP

c. Alasan : Untuk mendapatkan pengobatan dan

perawatan

d. Keluhan : Nyeri dada 2 hari yang lalu menjalar

kepunggung dan terasa sesak

23
3. Riwayat

a. Penyakit jantung : Tidak ada

b. Hypertensi : Tidak ada

c. Hepar : Tidak ada

d. Dm : Tidak ada

e. Anemia : Tidak ada

f. Psm / HIV /AIDS : Tidak ada

g. Campak : Tidak ada

h. Malaria : Tidak ada

i. Tuberkolosis : Tidak ada

j. Gangguan mental : Tidak ada

k. Operasi : Tidak ada

l. Alergi obat-obatan : Tidak ada

Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Penyakit menahun : Tidak ada

b. Penyakit keturunan : Tidak ada

Keadaan psikologis : Baik

Data Biologis

a. Pola Nutrisi

1. Makan : 2 x sehari

2. Perubahan makan : Kadang tidak nafsu makan

24
b. Pola Eliminasi

BAK

1. Frekuensi : 2x sehari

2. Warna : Kuning

3. Keluhan : Tidak ada

BAB

4. Frekuensi : 3x seminggu

5. Konsistensi : Normal

6. Obstipasi : Tidak ada

c. Pola Istirahat

1. Dirumah : Pekerjaan rumah

2. Diluar Rumah : Tidak ada

Observasi dan Pemeriksaan Fisik Keperawatan

a. Keadaan umum (KU) : Baik

b. Kesadaran : Compos Metis

c. Status emosional : Baik

d. Tanda-tanda vital : Suhu : 36,3 C

Nadi : 72 x / menit

Respirasi : 20 x / menit

menggunakan nasal kanul kebutuhannya 5 liter

TD : 130/80 mmHg

25
Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi

a. Kepala

1. Ubun-ubun : Datar

2. Kontruksi rambut : Halus

3. Distribusi rambut : Merata

4. Ekspresi wajah : Meringis

5. Mata

a. Kelopak mata : Normal , Simetris

b. Konjungtiva : Konjumgtiva

c. Sklera : Putih , Tidak Ekterik

6. Hidung : Normal, Simetris

7. Mulut

a. Warna bibir : Pucat

b. Lidah : Bersih

c. Gusi : Tidak ada sariawan

8. Telinga : Normal, Simetris

b. Leher

1. Kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakkan

2. Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakkan

3. Vena jugularis : Tidak ada pembengkakkan

26
c. Dada

1. Mamae : Normal , Simetris

2. Retraksi : Tidak ada

3. Puting susu : Normal, Simetris

d. Punggung

1. Bentuk : Normal, Simetris

2. Odema : Tidak ada

e. Perut (Abdomen)

1. Bekas operasi : Tidak ada

2. Stratch mark : Tidak ada

3. Bising usus : Normal

f. Vagina

1. Varises : Tidak ada

2. Pengeluaran : Tidak ada

3. Odema : Tidak ada

4. Perineum : Tidak ada robekan / ciri-ciri infeksi

g. Ektremitas

1. Odema : Tidak ada

2. Varises : Tidak ada

3. Tugor kulit : Tidak ada

27
h. Auskultasi

1. Suara nafas : Vesikuler

2. Suara ucapan : Jelas

3. Suara nafas tambahan : Wheezing

Data Fokus

Subjektif Objektif

1. Pasien mangatakan nyeri dada 2 1. Keadaan umum baik

hari yang lalu menjalar 2. Kesadran Compos metis

kepunggung dan terasa sesak 3. TTV :

Nadi : 72 x / menit

Suhu : 36,3 C

Respirasi : 20 x / menit

menggunakan nasal kanul

kebutuhanya 5 liter

TD : 130 / 80 mmHg

4. Ekspresi wajah meringis

5. Skala nyeri 4

28
Masalah Potensial

Analisis Data Masalah Etiologi

DS : Pasien mangatakan Asma 1. Pola istirahat tidak

nyeri dada 2 hari yang lalu teratur

menjalar kepunggung dan 2. Pola makan tidak

terasa sesak teratur

DO : 3. Pola aktifitas tidak

1. 1. Keadaan umum baik teratur

2. 2. Kesadran Compos metis

3.TTV :

Nadi : 72 x/menit

Suhu : 36,3 C

Respirasi : 20 x / menit

menggunakan nasal kanul

kebutuhannya 5 liter

TD :130/80 mmHg

29
Diagnasa Keperawatan

Asma berhubungan dengan prilaku hidup tidak sehat

Intervensi

1. Obeservasi untuk TTV dan keadaan umun

2. Anjurkan untuk minum air putih yang cukup ( 2 L / hari )

3. Anjurkan untuk makan dengan teratur

4. Anjurkan untuk istirahat dengan teratur

5. Anjurkan untuk menghindari pemicu terjadinya asma

6. Anjurkan untuk mengikuti rencana pengobatan asma yang di buat oleh dokter

7. Anjurkan untuk menjaga prilaku hidup sehat

Implementasi

Tanggal 31 juli 2019 jam 09:00 WITA

1. Mengobservasi TTV dan keadaan umun

2. Menganjurkan untuk minum air putih yang cukup ( 2 L / hari )

3. Menganjurkan untuk makan dengan teratur

4. Menganjurkan untuk istirahat dengan teratur

5. Menganjurkan untuk menghindari pemicu terjadinya asma

6. Menganjurkan untuk mengikuti rencana pengobatan asma yang di buat

oleh dokter

7. Menganjurkan untuk menjaga prilaku hidup sehat

30
Evaluasi

Tanggal 01 Agustus 2019 jam 10:00 WITA

S : Pasien mengatakan masih merasa nyeri dan sesak tetapi sudah ada

perubahan

O:

1. Keadaan umum baik

2. Kesadran Compos metis

3. TTV :

Nadi : 72 x / menit

Suhu : 36,3 C

Respirasi : 20 x / menit menggunakan nasal kanul

kebutuhannya 5 liter

TD : 130 / 80 mmHg

4. Pasien sudah minum 2 liter per hari

5. Pasien sudah makan dengan teratur

6. Pasien sudah istirahat dengan teratur tidur jam 21 : 00 WIB

7. Pasien sudah menghindari pemicu terjadinya asma

8. Pasien sudah mengikuti rencana pengobatan yang di buat oleh

dokter yaitu dengan pengobatan asma yang rutin

9. Pasien sudah menjaga prilaku hidup sehat

10. Ekspresi wajah mulai tenang

11. Skala nyeri 2

31
A : Masalah Asma belum teratasi sepenuhnya

P : Intervensi dilanjutkan 1-7

32
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada kasus Ny. S dengan Asma yang

mulai 30 july 2019, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Didalam pengkajian data obyektif, TTV TD : 130/80 mmHg S: 36,3 C

N: 72 x / menit R: 20x / menit dengan menggunakan nasal kanul

kebutuhannya 5 liter

2. Dari imterpretasi data dasar di peroleh diagnosa keperawatan Ny. S

dengan Asma

3. Perencanaan yang di lakukan pada kasus ini adalah beritahu pasien dan

keluarganya tentang kondisi pasien, menganjurkan untuk meminum air

hangat , menganjurkan menjaga pola istirahat yang teratur

4. Pelaksanaan yang dilakukan pada kasus ini yaitu dilakukan sesuai dengan

rencana tindakan yang di buat secara menyeluruh

33
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka perlu adanya upaya peningkatan

pelayanan yang lebih baik, oleh karena itu saya menyampaikan saran sebagai

berikut :

1. Bagi klien

Tingkatkan pengetahuan pasien untuk penanganan atau pencegahan

penyakit

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Berikan konseling pada klien

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan masih melakukan kerja sama dengan

RSPB kota Balikpapan karena banyak kasus yang ditemukan oleh Rumah

Sakit Pertamina Balikpapan termasuk Asma pada Ny. S dan dalam

pemberian asuhan keperawatan memerlukan berbagai sumber kepustakaan

untuk menambah pengetahuan dan materi tentang asuhan keperawatan

34

Anda mungkin juga menyukai