KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis telah dapat menyelesaikan tulisan yang berjudul “Laporan Singkat Pelaksanaan Seminar
Manajemen Pendidikan”
Tulisan ini berisi uraian singkat pelaksanaan seminar manajemen pendidikan yang
dilakukan oleh kelas 11 F dan kelas 11 E dalam perkuliahan Seminar Manajemen Pendidikan.
1. Bapak Prof. Dr. H. Dadang Suhardan, M.Pd, selaku Dosen Mata Kuliah Seminar Manajemen
Pendidikan yang telah memberikan dorongan dan bimbingan dalam pembuatan tulisan ini
2. Rekan mahasiswa Pasca Sarjana Unigal kelas 11 F sebagai panitia dan peserta Seminar
Manajemen Pendidikan
3. Rekan mahasiswa Pasca Sarjana Unigal kelas 11 E sebagai panitia dan peserta Seminar
Manajemen Pendidikan
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan pelaksanaan Seminar
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan yang akan datang.
Penulis,
DAFTAR ISI
G. Pembicara
A. Simpulan ...............................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
BAB I
LAPORAN PENYELENGGARAAN SEMINAR
A. Latar Belakang
Sejalan dengan era globalisasi yang makin dinamis, kompetensi merupakan faktor yang
sangat dominan untuk dipersiapkan oleh semua pihak. Maka proses pendidikan diharapkan
bermakna dalam mencerdaskan bangsa. Terkait dengan hal itu tertantang untuk
penyelenggaraan pendidikan yang profesional dan bermutu serta penguasaan kompetensi pada
setiap komponen, baik tenaga pendidik, tenaga kependidikan, maupun peserta didik sebagai
subjek pendidikan.
Pasal 19 ayat 3 peraturan pemerintah (PP No. 19 Tahun 2005) tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) berisikan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan, proses
dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang dikenal sebagai tujuan instruksional pada
khususnya dan tujuan pendidikan nasional pada umumnya. Tapi dalam pelaksanaannya tidak
berjalan dengan cepat dan baik karena masih banyak kendala-kendala yang perlu diatasi dan
diselesaikan.
feneomena implementasi kebijakan atau peraturan dari para ahli atau pakar pendidikan
sehingga diharapan ada masukan dari berbagai unsur pendidikan mulai dari tingkat sekolah,
birokrasi, dan praktisi yang membahas problematika di lapangan dan solusi terbaik untuk
Dengan pemikiran dan latar belakang tersebut, maka dimunculkan gagasan untuk
mengadakan seminar nasional dengan harapan bisa meneguhkan kembali semangat membangun
pendidikan dasar pada khusunya dan pendidikan karakter bangsa dalam dalam mencapai tujuan
B. Nama Kegiatan
pendidikan dasar.
Nusantara.
Peserta dalam seminar ini adalah mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Galuh
F. Panitia Seminar
Dalam pelaksanaan seminar yang dilakukan, panitia pelaksana merupakan gabungan dari
kelas 11 e dan 11 f yang terbagi secara merata pada tiap bagian panitia pelaksana. Berikut ini
Ciamis
: Prodi Manajemen Pendidikan Program
Bendahara : Siswati
Seksi-seksi
Yayat Suratman
Sofwan
H. Karsidi
Ayi Ruhimat
Harun Rustandi
Nanang Aziz
Dudung
Euis Nunung
Diah Rodiah
Yuyun
Nia
Tuti Widiarti
Nia Kurniasih
Iis
Lilit Nurhayati
Suhendar
Ade Sukmana
Asep Heryadi
Arief Rakhmat
Ruswan
7. Humas : Eman
Januar
Enok
8. Acara
c. Moderator : H. Karno
d. Notulen : Wawan
G. Pembicara
“Revitalisasi Pengelolaan Sekolah untuk Fasilitasi Pendidikan Karakter Mulia yang Kokoh”
1. Pembukaan
3. Sambutan
- Rektor Unigal
- Direktur Pogram Pasca Sarjana Unigal diwakili oleh Prof Dadang S, MPd
4. Doa – Tutup
5. Acara Seminar
d. Tanya Jawab
e. Kesimpulan
BAB II
MATERI SEMINAR
Pengelolaan sekolah untuk fasilitasi pendidikan karakter mulia yang kokoh bagi
Latar belakang masalah terdapat pada lembaga pendidikan dasar yang kehilangan ruh
untuk pembangunan fondasi pendidikan sehingga diperlukan pendidikan karakter akhlak mulia.
Berangkat dari filosofi bahwa Karakter adalah sesuatu yang dilakukan secara spontan karena
merupakan kebiasaan yang ada pada dirinya. Karakter terjadi karena proses pendidikan dan
proses lain dari hidupnya. Sehingga diperlukan pendidikan karakter yang dikelola secara efektif
Bangsa harus dihuni dan dipimpin oleh insan dengan karakter mulia unggul cerdas dan
pendidikan dasar merupakan wahana pendidikan yang efektif untuk membangun fondasi yang
kokoh bagi bangunan karakter mulia masyarakat yang unggul cerdas dan kompetitif di masa
depan
Rasional serta tujuan pendidikan akhlak mulia untuk membekali generasi masa depan
dalam mengatasi dampak negatif iptek dan globalisasi. Terdapat beberapa isu strategis
1. pendidikan karakter tidak akan berhasil apabila SD SMP diposisikan sebagai lembaga
pendidikan pra akademik sehingga ukuran keberhasilannya lebih difokuskan kepada prestasi
akademik
2. Substansi pendidikan karakter yang ditawarkan berbasis pengetahuan sistem evaluasinya hanya
dominan
3. Pendidikan karakter sebagai mata pelajaran khusus sehingga hanya dilaksanakan oleh guru
4. Pengelolaan sekolah secara keseluruhan belum melibatkan pihak orang tua dan masyarakat
1. Memberikan paspor pada anak untuk bekal hidup yang layak dan bermutu sesuai dengan
2. Mengidentifikasi potensi dominan yang dimiliki anak untuk dikembangkan pada lembaga
3. Memperkenalkan peserta didik dalam tata kehidupan sosial kemasyarakatan yang tertib dan
teratur
4. Memperkenalkan peserta didik terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dijadikan
Pendidikan karakter mulia merupakan proses pembelajaran berakhlak mulia dan terhormat
secara sistematis dan terpadu melalui kegiatan pembimbingan, pemodelan dan pembiasaan
tingkah laku peserta didik dalam kegiatan keseharian (ucapan dan tindakan) yang sesuai dengan
norma, nilai, dan ajaran agama yang diyakini serta sesuai dengan falsafah bangsa dan
masyarakat
Karakter adalah pola berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu
yang berkarakter mulia adalah individu yang bisa membuat keputusan yang sesuai dengan
norma kehidupan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang
dibuatnya.
Aspek yang perlu direvitalisasi dalam pengelolaan sekolah untuk fasilitasi pendidikan
karakter mulia
3. Kesejahteraan guru
Guru merupakan kunci peningkatan kualitas pendidikan karena sebanyak apapun dana,
teknologi, fasilitas takkan mampu melahirkan kualitas lulusan tanpa guru yang berkualitas.
tanpa memperbaiki kualitas gurunya merupakan sebuah ilusi dan fatamorgana kalau tidak
keunggulan ketika melayani proses belajar peserta didiknya. Ia mampu menciptakan budaya
belajar yang menjadi perilaku kemandirian bagi peserta didiknya di kemudian hari, 3) guru
berkualitas merupakan sumberdaya dalam setiap inovasi pendidikan yang banyak melahirkan
ide kecakapan maupun nilai yang sangat dibutuhkan anak didik ketika belajar dan di kemudian
hari.
Guru merupakan sebuah profesi, terdapat beberapa pernyataan tentang profesi guru, yaitu :
1. Status profesi guru dijamin pemerintah melalui Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2009 Tantang Dosen
2. Kedudukannya sebagai tenaga profesi dimaksudkan untuk meningkatkan martabat dan mutu
pendidikan nasional
4. Sebagai penyandang profesi guru dituntut mengembangkan diri agar dapat memberi
layanan belajar agar kemampuan profesionalitasnya memiliki daya efektivitas yang tinggi
sehingga sanggup memberi pelayanan belajar yang lebih memuaskan. Semakin profesional
semakin mampu memberi layanan belajar semakin mudah peserta didik menerima pelajarannya.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik mengajar membimbing
mengarahkan melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik pada paud jalur pendidikan
Ciri guru : personifikasi pribadi luhur yang disegani berwibawa sayang terhadap peserta
didik. Lebih lanjut ciri guru adalah :
1. Gambaran sosok pribadi yang yang beriman dan taqwa yang benar membaca dan menulis untuk
mengembangkan kemampuannya
1. Aktivitas guru belum terfokus pada memberi layanan terbaik yang seharusnya diberikan karena
2. Guru kreatif belum bisa mengembangkan diri karena iklim kerja yang belum memungkinkan
3. Guru tidak mau mengembangkan diri menyebabkan kreativitas mengajarnya rendah dan
1. Siapapun yang berada di dalam jabatan profesional dituntut mengembangkan diri supaya
sanggup meningkatkan pelayanan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pihak yang dilayaninya
2. Pengembangan diri merupakan komitmen seorang penyandang profesi dalam mempertajam
keahliannya
3. Jabatan guru tidak hanya sekedar jabatan atau pekerjaan mengajar untuk mentransformasikan
Salah satu indikator dalam pengembangan profesi guru adalah tercapainya kepuasan
3. Kepuasan belajar bukan hanya diciptakan oleh guru tapi juga memanfaatkan ide dan kemauan
anak
4. Proses belajar didasarkan pada anak senang belajar dengan cara yang disenanginya di tempat
Indikator lainnya dalam pengembangan profesi guru adalah tercapainya kualitas penyajian
Indikator selajutnya adalah terbentuknya proses belajar anak yang sesungguhnya, yaitu :
1. Proses belajar harus berdasarkan pada kesenangan anak belajar dengan cara anak sendiri di
2. Guru mampu menciptakan ruang belajar yang ada supaya anak senang belajar
3. Guru mampu mengubah tempat belajar yang menyenangkan anak, sesuai dengan usianya dan
kebutuhannya
C. H. Anto Risyanto
Visi : “Dengan iman dan taqwa Ciamis mantap sejahtera di tahun 2014”.
2) Meningkatkan sumber daya yang berakhlak mulia, amanah, produktif dan berdaya saing;
4) Mewujudkan perekonomian daerah dan masyarakat yang tangguh dan berdaya saing berbasis
6) Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup guna
mendukung pembangunan berkelanjutan.
2. Meningkatnya Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf (AMH)
3. Meningkatkan akses pendidikan non formal dan informal yang ditandai meningkatnya
5. Tersedianya data dan informasi yang akurat di bidang Pendidikan Dasar, menengah, dan
Pendidikan adalah sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian,
pendidikan berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi, dan tugas perbantuan terdiri dari :
o SLTP (17,50%),
o SLTA (10,29%)
o 1.049 SD,
o 139 SMP,
o 29 SMP Terbuka,
o 33 SMA,
o 47 SMK,
o 7 Akademi/Perguruan Tinggi.
Seiring tuntutan kebutuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang terus berkembang maka
Dinas Pendidikan melakukan langkah-langkah proaktif untuk membangun pendidikan lebih
maju. Tagetnya antara lain : tercapainya angka rata-rata lama sekolah (minimal 9), tercapainya
wajar dikdas 12 tahun 2014, naiknya angka melek huruf serta IPM. Program lainnya adalah
meningkatkan akses pendidikan non formal dan informal yang ditandai meningkatnya
1. Meningkatkan kualitas SDM tenaga pendidik dan tenaga kependidikan guru minimal S1 atau
D4
2. Mengupayakan Tersedianya data dan informasi yang akurat di bidang pendidikan dasar
5. Mengupayakan terealisasinya akreditasi bagi lembaga pendidikan dasar yaitu 378 unit TK,
Bukti nyata hasil program pendidikan Kab. Ciamis adalah naiknya angka IPM dari tahun
ke tahun (IPM Ciamis 77,90 pada 2009, 70,57 pada 2008 dan 70,14 pada 2007 dan 69,80 2006).
AMH Ciamis (tahun 2006 mencapai 95,67 tahun 2007 mencapai 96,57 tahun 2008/2009
mencapai 96,60).
2. Tidak seimbangnya personel dinas pendidikan dengan jumlah guru serta beratnya tugas yang
harus diemban
3. Banyaknya kebijakan pemerintah yang tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah
4. Tidak sinkronnya antara panduan (juklak juknis) dari pemerintah pusat dengan keputusan
pelaksanaan di daerah
5. Pengembangan kegiatan KKG, MKKG, KKKS, MKKKS, KKPS, serta MKPS dengan Program
Bermutu
7. Peningkatan kemampuan guru melakukan penelitian melalui PTK, Lesson Study dan Case
BAB III
INTI SARI PERKULIAHAN SEMINAR PENDIDIKAN
pelayanan belajar ”
Kelompok 4 membahas makalah yang berjudul : “Pendidikan akhlak dan kejujuran
manajemen berbasis sekolah. Pengertian, aspek-aspek dalam MBS, Tujuan dan fungsi MBS,
Makalah Dampak, fungsi, dan kontribusi komite sekolah pada peningkatan kinerja
sekolah membahas komite sekolah dari pengertian, unsur-unsur kepengurusan, cara pemilihan,
hubungan dengan sekolah, masa kerja serta aspek lainnya tentang komite sekolah.
pengertian instruksi, kreativitas, profesionalisme guru. Manfaat struktur dan instruksi dalam
organisasi sekolah, manfaat kreativitas dan profesionalisme terhadap kinerja guru serta
produktivitas sekolah. Juga dibahas cara sinkronisasi (penyelarasan) antara instruksi, kreativitas
Makalah Pendidikan akhlak dan kejujuran di tengah kemerosotan moral bangsa membahas
pengertian pendidikan akhlak, penerapan pendidikan akhlak mulia dalam menekan kemerosotan
moral generasi muda serta kendala yang masih dirasakan juga solusi yang coba dilakukan.
cara meningkatkan kompetensi guru melalui pengembangan profesionalisme guru dengan PTK.
mutu, ciri pendidikan yang bermutu serta akuntabilitas pelayanan belajar bermutu.
Mutu layanan belajar dan faktor yang mempengaruhinya merupakan topik yang sangat
menarik untuk dibahas dan diteliti lebih lanjut. Masalah mutu layanan belajar merupakan hal
penting dalam pendidikan karena merupakan muara utama kinerja lembaga pendidikan untuk
Saat ini masih banyak lembaga pendidikan yang mutu layanan belajarnya belum optimal.
Untuk itu harus dicari faktor yang memberikan kontribusi terhadap mutu layanan belajar dan
diadakan penelitian lebih lanjut faktor tersebut mempengaruhi mutu layanan belajar di suatu
lembaga pendidikan.
2. Profesionalisme guru
Guru sebagai komponen sekolah peranan penting bahkan disebut sebagai ujung tombak
keberhasilan pendidikan. Dalam proses pendidikan Guru menempati posisi yang strategis dan
peranan kunci dalam kegiatan proses belajar mengajar, artinya Guru harus mampu memberi
bantuan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan sesuai tujuan
pendidikan. Guru merupakan fasilitator atau informasi yang diperlukan siswa, ia berperan besar
membina siswa untuk memiliki sikap mental dan intelektual yang baik.
Untuk mencapai fungsi guru yang begitu besar dalam proses pendidikan maka seorang
guru harus memiliki kinerja yang baik dan optimal. Guru harus memiliki berbagai kompentensi
faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru baik dari dalam diri guru seperti motivasi
berprestasi, kreativitas, kepuasan kerja maupun dari luar guru seperti pengawasan, supervisi,
pembinaan, kompensasi.
Masalah ini menarik untuk dibahas karena saat ini sikap profesionalisme guru masih
cenderung rendah dan masih banyak guru belum mau menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman. Untuk itu harus diadakan penelitian terhadap sikap profesional guru dan faktor yang
Manjemen Berbasis Sekolah ( MBS ) merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu
lembaga pendidikan. Langkah kebijakan serta program kerja sekolah seperti visi, misi, tujuan
dan strategi sekolah dalam menunjang keberhasilan sekolah merupakan kewenangan sekolah.
Masalah MBS menarik untuk diteliti dalam melihat keberhasilan MBS dalam
meningkatkan mutu sekolah. Juga menarik dilihat faktor apa saja yang mempengaruhi
A. Simpulan
kesimpulan, yaitu :
1. Seminar merupakan pertemuan ilmiah berbentuk persidangan untuk membahas dam mencari
pemecahan masalah yang resonable, dihadiri oleh para pakar dalam bidangnya masing-masing,
kesempatan pada tiap kelompok untuk mempresentasikan makalahnya di depan kelas dan
ditanggapi oleh mahasiswa lainnya. Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam memberikan peserta
Akhlak Mulia” dengan panitia pelaksanaa dari kelas 11 e dan 11 f memberikan latihan langsung
praktek pelaksanaan seminar setingkat nasional sejak persiapan dan pelaksanaannya. Kegiatan
ini sangat bermanfaat untuk dilaksanakan dalam praktek seminar pendidikan dalam lingkungan
1. Untuk pelaksanaan seminar setara seminar nasional diharapkan kontribusi dari institusi Unigal
dalam mendorong pihak lain berpartisipasi dalam kegiatan tersebut seperti mahasiswa kelas lain