TENTANG
HAK DAN KEWAJIBAN MENJADI WNI
Oleh:
MAKRUF
616110043
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam makalah ini saya membahas tentang pengertian hak dan pengertian
kewajiban, pengertian warga negara, dan hak kewajiban WNI berdasarkan UUD
1945. Ada sebagian masyarakat yang merasa dirinya tidak tersentuh oleh
pemerintah. Dalam artian pemerintah tidak membantu untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-harinya, tidak memperdulikan pendidikan dirinya dan keluraganya,
tidak mengobati penyakit yang dideritanya dan lain sebagainya yang
menggambarkan seakan-akan pemerintah tidak melihat penderitaan yang
dirasakan mereka. Dengan demikian mereka menanyakan hak-hak mereka,
akankah hak-hak mereka diabaikan begitu saja, atau jangan-jangan hal semacam
itu memang bukan hak mereka? kalau memang bantuan pemerintah kepada
mereka itu adalah hak yang harus diterima mereka mengapa bantuan itu belum
juga datang?
Sedangkan itu mereka tidak mau membela negaranya diakala hak-hak
negeri ini dirampas oleh negara sebrang, mereka tidak mau tahu dikala hak paten
seni-seni kebudayaan Indonesia dibajak dan diakui oleh negara lain, dan bahkan
mereka mengambil dan mencuri hak-hak rakyat jelata demi kepentingan perutnya
sendiri Atau mereka paham tentang itu, akan tetapi karena memang hawa nafsu
Syaithoniyah-nya telah menguasai akal pikirannya sehingga tertutup kebaikan di
dalam jiwanya.
Dalam konteks Indonesia ini yang merupakan suatu Negara yang
demokratis tentunya elemen masyarakat disini sangat berperan dalam
pembangunan suatu Negara. Negara mempunyai hak dan kewajiban bagi warga
negaranya begitu pula dengan warga negaranya juga mempunyai hak dan
kewajiban terhadap Negaranya. Seperti apakah hak dan kewajiban tersebut yang
seharusnya dipertanggungjawabkan oleh masing-masing komponen tersebut.
Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat, dan yang paling
nampak adalah unsur-unsur dari Negara yang berupa rakyat, wilayah dan
pemerintah. Salah satu unsur Negara adalah rakyat, rakyat yang tinggal di suatu
Negara tersebut merupakan penduduk dari Negara yang bersangkutan. Warga
Negara adalah bagian dari penduduk suatu Negaranya. Tetapi seperti kita ketahui
tidak sedikit pula yang bukan merupakan warga Negara bisa tinggal di suatu
Negara lain yang bukan merupakan Negaranya.
Suatu Negara pasti mempunyai suatu undang-undang atau peraturan yang
mengatur tentang kewarganegaraan. Peraturan tersebut memuat tentang siapa saja
kah yang bisa dianggap sebagai warga Negara. Di Indonesia juga salah satu
Negara yang mempunyai peraturan tentang kewarganegaraan tersebut.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dalam makal ini diajukan pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan hak dan kewajiban.
2. Hak dan kewajiban menurut UUD 1945.
C. Tujuan Penulisan
1. Agar masyarakat tahu akan hak dan kewajiban dari seorang warga negara
Indonesia
2. Mengetahui tugas-tugas sebagai warga negara yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Komisioner dan Ketua Gugus Kerja Perempuan dalam Konstitusi dan Hukum
Nasional Komnas Perempuan KH Husein Muhammad mengkhawatirkan
peraturan bupati tersebut akan ditiru oleh daerah-daerah lain. Peraturan itu pun
bertentangan dengan peraturan di tingkat nasional yang tidak melarang
keberadaan Ahmadiyah.
Lebih tegas
Konflik agama yang terjadi saat ini disebabkan sikap ambivalen pemerintah dalam
mengawal keberagaman beragama. Seharusnya negara memiliki manajemen
pengelolaan keragaman agama tanpa meninggalkan semangat demokrasi.
Dalam globalisasi, tarikan dari tradisional berbasis agama, suku, dan kelompok
akan menguat karena banyak anggota masyarakat kehilangan identitasnya. Perda-
perda yang bernapaskan agama, menurut Noorhaidi, adalah bagian dari politik
identitas di satu sisi, sementara di sisi lain juga katup penyalur dari menguatnya
revitalisasi agama sebagai solusi terhadap berbagai persoalan yang ditimbulkan
globalisasi.
Friksi muncul ketika globalisasi di satu sisi membuat tidak ada otoritas tunggal
dalam menentukan makna simbol-simbol keagamaan, di sisi lain tarikan dari
loyalitas tradisional juga menguat.
Karena itu, sikap tegas negara dibutuhkan dalam penegakan hukum disertai
agenda sistematis menumbuhkan semangat keberagaman. (NMP)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung kepada kita sendiri. Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang harus
dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Kedua harus menyatu, maksudnya
dikala hak-hak kita sebagai warga negara telah didapatkan, maka kita juga harus
menenuaikan kewajiban kita kepada negara seperti: membela negara, ikut andil
dalam mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif yang bisa memajukan
bangsa ini.
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh
Pemerintah Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun
pengertian penduduk menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-
syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan,
diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara
itu.
Hak-Hak kita warga negara sebagai anggota masyarakat telah tercantum
dalam Undang-Undang Dasar sebagai berikut:
1. Pasal 27 (2) : Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupannya yang layak bagi kemanusiaan.
2. Pasal 30 (1) : Tiap-tiap warga negara berhak ikut serta dalam usaha pembelaan
negara.
3. Pasal 31 (1) : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Di
samping adanya pasal-pasal yang menyebutkan tentang hak-hak warga negara,
di Undang-Undang Dasar juga terdapat di dalamnya tentang kewajiban-
kewajiban kita warga negara sebagai anggota masyarkat, adapun bunyinya
sebagai berikut:.
4. Pasal 27 (1) : Segala Warga negara…..wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
5. Pasal 30 (1) : Tiap-tiap warga negara berhak ikut serta dalam usaha pembelaan
negara.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Noor. ISD (Ilmu Sosial Dasar) Untuk UIN, STAIN, PTAIS Semua Fakultas
dan Jurusan Komponen MKU. Pustaka Setia: Bandung 2007.
Kaelani, M.S. dan Achmad Zubaidi, M.Si. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi. Penerbit Paradigma: Yogyakarta 2007.