Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan kelompok akan membahas mengenai kesenjangan dari

asuhan keperawatan pada klien dengan post op Laparatomy dengan ileus

obstruksi. Berdasarkan tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus yang telah dibuat

serta faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksananan asuhan

keperawatan yang mengacu pada teori yang ada.

A. Pengkajian

Pengkajian yang telah dilakukan berdasarkan teoritis dan anamnesa

dari pasien. Kemudian data dikumpulkan dan dianalisa sehingga dapat

diketahui kebutuhan klien sesuai dengan kebutuhan yang ada. Data yang

didapat setelah pengkajian pada Ny.D sudah cukup sesuai berdasarkan

tinjauan teoritis yang dibuat. Data-data tersebut menunjang untuk dilakukan

asuhan keperawatan selanjutnya karna data sudah didapatkan jelas dan sesuai.

Pada saat dilakukan pengkajian, pasien dibawa oleh keluarga ke

RSAM melalui IGD pada hari senin tanggal 05 November 2018 dan masuk

ke ruang AMBUN SURI LANTAI 2 pada hari senin 05 November 2018

untuk dilakukan perawatan , pada hari rabu tanggal 21 November 2018 pasien

masuk keruang OK untuk menjalankan operasi laparatomy, dan pada hari

yang sama pasien dipindahkan ke ruang AMBUN SURI LANTAI 2 untuk

perawatan post op. Berdasarkan hasil observasi dan data yang ditemukan saat

pengkajian pada tanggal 26 November 2018 di ruang AMBUN SURI

LANTAI 2 didapatkan pasien masih dalam keadaan sadar dengan GCS 15,
keadaan umum sakit berat, pasien terpasang bedside monitor, terpasang ETT

ukuran 6,5, terpasang ventilator mode CPAP dengan FiO2 40%, PEEP 5,

setting RR 20/10, PS 14, terpasang OGT no.16, terpasang infuse pump di

kedua tangan ringer fundin dan sodium chloride 0,9% dengan rate 21/mnt,

syring pump morfin dan miloz 1 cc/ jam, kepala tampak asimetris, ada luka

dan bekas jaitan dibagian kepala sebelah kiri bekas operasi, edema palpebra

sebelah kiri / brill hematoma sinistra, hidung simetris, mukosa bibir kering,

banyak terdapat sekret di mulut, tulang manidbula simetris, perkusi paru

sonor, auskultasi suara nafas pasien wheezing, terpasang kateter urine, akral

teraba hangat, CRT < 2 detik, pasien tidak mampu melakukan aktivitas secara

mandiri, ADL pasien dibantu oleh perawat, pasien dalam keadaan total care,

pasien terlihat gelisah dan terpasang sign resiko jatuh pada bed pasien.

B. Diagnosa Keperawatan

Dari sekian banyak diagnosa keperawatan yang ada di teoritis tidak

seluruhnya dialami oleh klien. Sesuai dengan data objektif dan data subjektif

klien maka dirumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan keadaan

klien yaitu :

1. Gangguan pertukaran gas b.d hipoksia jaringan

2. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d perdarahan intracranial.

3. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d penumpukan secret.

4. Gangguan ventilasi spontan b.d kerusakan pusat pernafasan.

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor

biologis.

6. Resiko infeksi b.d prosedur invasif.


7. Resiko ketidakseimbangan cairan b.d penurunan kesadaran.

8. Hambatan mobilitas fisik b.d keterbatasan gerak.

9. Defisit perawatan diri b.d penurunan kesadaran.

Secara teoritis diagnosa keperawatan yang dapat muncul dengan klien

post op craniotomy di ruang ICU adalah sebagai berikut :

1. Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d aliran darah ke otak menurun

2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d obstruksi jalan napas

3. Resiko aspirasi b.d henti napas

4. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan

5. Resiko kurang volume cairan b.d perdarahan

6. Resiko cedera b.d gangguan kesadaran

7. Hambatan mobilitas fisik b.d imobilisasai

8. Resiko syok hipovolemik b.d diuresis meningkat

9. Gangguan persepsi sensori b.d defisit neurologis

C. Intervensi Keperawatan

Dalam penyusunan rencana keperawatan mahasiswa mengunakan rencana

keperawatan yang telah disusunkan oleh Nanda, NIC, NOC sebagai standar.

Dalam hal ini setiap rencana keperawatan dikembangkan berdasarkan teori

yang dapat diterima secaralogis dan sesuai dengan kondisi klien.

Dalam hal ini Kelompok tidak terlalu mengalami kesulitan yang begitu

berarti hal ini disebabkan karena adanya beberapa factor pendukung

diantaranya hubungan komunikasi yang baik antara anggota kelompok,

keluarga klien dan perawatan ruangan.


Intervensi yang kelompok lakukan dimulai dengan diagnosa pertama yaitu

gangguan pertukaran gas fokus intervensinya yang utama adalah manajemen

keseimbangan asam basa dimana untuk melakukan penilaian AGD dengan

mengambil darah arteri di arteri femoralis. Diagnosa kedua yaitu

ketidakefektifan bersihan jalan napas fokus intervensinya adalah manajemen

jalan napas untuk menghilangkan adanya obstruksi pada jalan napas. Diagnosa

ketiga yaitu gangguan perfusi jaringan serebral dengan fokus intervensinya

yaitu memonitor TIK pada pasien. Diagnosa keempat yaitu gangguan ventilasi

spontan fokus intervensinya adalah manajemen ventilasi mekanik : invasif

dimana membantu pasien menerima bantuan pernapasan. Diagnosa kelima

yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan fokus intervensiny

manajemen nutrisi. Diagnosa keenam yaitu resiko infeksi fokus intervensinya

adalah kontrol infeksi guna mempertahankan teknik aseptik. Diagnosa ketujuh

yaitu resiko ketidakseimbangan cairan fokus intervensinya adalah manajemen

cairan guna mempertahankan cairan intake dan output yang adekuat. Diagnosa

kedelapan yaitu hambatan mobilitas fisik fokus intervensinya bantu memenuhi

kebutuhan ADLs pasien. Diagnosa kesembilan yaitu defisit perawatan diri

fokus aktivitas fisiknya bantu pasien menjaga kebersihan diri.

D. Implementasi Keperawatan

Tahap implementasi yang merupakan penerapan asuhan keperawatan

yang didelegasikan kepada keluarga klien. Dalam tahap implementasi ini

penulis tidak menemukan kesulitan dikarenakan implementasi dikerjakan

sesuai dengan fokus intervensi yang telah dibuat.


Implementasi yang Kelompok lakukan dimulai dengan diagnosa pertama

yaitu gangguan pertukaran gas fokus intervensinya yang utama adalah

melakukan penilaian AGD dengan mengambil darah arteri di arteri femoralis

serta mengamati adanya sianosis atau tidak pada pasien. Diagnosa kedua

yaitu ketidakefektifan bersihan jalan napas fokus intervensinya adalah

mengeluarkan sekret yang tertumpuk di jalan napas dengan melakukan

suction dan melakukan kolaborasi pemberian nebulisasi. Diagnosa ketiga

yaitu gangguan perfusi jaringan serebral dengan menyesuaikan kepala tempat

tidur untuk mengoptimalkan perfusi serebral dengan meninggikan kepala 30o,

menilai ukuran pupil, memantau parameter hemodinamik dan memberikan

agen farmakologis untuk mempertahankan TIK pasien. Diagnosa keempat

yaitu gangguan ventilasi spontan fokus intervensinya memantau adanya

penurunan ekshalasi dan peningkatan tekanan inspirasi, mengauskultasi suara

nafas serta pemberian obat sedasi. Diagnosa kelima yaitu nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh fokus intervensinya dengan manajemen nutrisi. Diagnosa

keenam yaitu resiko infeksi fokus intervensinya mempertahankan teknik

aseptik terhadap tindakan apapun yang dilakukan baik sebelum ataupun

sesudah tindakan, mengganti letak IV perifer apabila infus mengalami

flebilitis dan mengkolaborasi pemberian antibiotik. Diagnosa ketujuh yaitu

resiko ketidakseimbangan cairan fokus intervensinya adalah memanajemen

cairan guna mempertahankan cairan intake dan output yang adekuat.

Diagnosa kedelapan yaitu hambatan mobilitas fisik fokus intervensinya

membantu memenuhi kebutuhan ADLs pasien. Diagnosa kesembilan yaitu

defisit perawatan diri fokus intervensinya membantu pasien menjaga


kebersihan diri seperti mandi, oral hygiene, perawatan kuku dan perawatan

genetalia.

Menurut Karmiza (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “posisi

lateral kiri elevasi kepala 30 derajat terhadap nilai tekanan pasial oksigen

(PO2) pada pasien dengan ventilasi mekanik” menyatakan bahwa posisi

lateral dengan elevasi kepala 30 derajat dapat meningkatkan tekanan parsial

oksigen (PO2) pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik. Namun

kondisi penyulit seperti perdarahan dapat menurunkan tekanan parsial

oksigen (PO2) meskipun telah diberi posisi lateral kiri dan elevasi kepala 30

derajat.

Sedangkan menurut Ching (2017) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Depth Suction dan Shallow Suction Terhadap Perubahan

Hemodinamik Pada Pasien Dengan Endotracheal Tube Di Ruang ICU

RSUD Ulin Banjarmasin” menyatakan bahwa tidak terdapat perubahan

hemodinamik pada depth suction. Namun terdapat perubahan tekanan darah

sistolik dan MAP pada shallow suction. Tidak menunjukkan perubahan

hemodinamik yang bermakna.

Penelitian yang juga dilakukan oleh Nopitasari & Sulistyowati (2017)

yang berjudul “Pengaruh ROM Pasif Terhadap Laju Pernapasan dan SpO2

Pada Pasien Post Craniotomy Di ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Tahun 2015” didapatkan hasil bahwa mobilisasi dilakukan untuk mencegah

terjadinya penumpukan sekret di saluran pernapasan. Mobilisasi yang dapat

dilakukan adalah ROM pasif. Gerakan ROM pasif bermanfaat untuk

mepertahankan fungsi respirasi. Selain itu ROM pasif juga bermanfaat


untuk meningkatkan saturasi oksigen, karena efek samping yang

ditimbulkan tidak adanya mobilisasi atau pergerakan ekstremitas dapat

menyebabkan perubahan saturasi oksigen kurang dari 90%. Dapat

disimpulkan bahwa ROM pasif dapat meningkatkan sirkulasi darah

sehingga saturasi oksigen meningkat.

E. Evaluasi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 24 jam dalam sehari

selama 5x pertemuan kepada Ny.E, hari pertama sampai hari ke kelima Ny.E

memperlihatkan ada sedikit perbaikan dengan intervensi yang dilakukan,

begitupun dengan pertemuan selanjutnya.

Sebelumnya saat pertama kali pengkajian didapatkan bahwa kesadaran

pasien coma dengan GCS 3, keadaan umum sakit berat, pasien terpasang

bedside monitor, terpasang ett ukuran 6,5, terpasang ventilator mode simv

dengan fi02 40%, peep 5, setting RR 20/10, PS 14, terpasang ogt no.16,

terpasang infuse pump di kedua tangan yaitu drip tramadol dan sodium

chloride 0,9% dengan rate 21, serta syring pump yaitu morfin 1 cc/jam dan

miloz 3 cc/jam, kepala tampak asimetris, edema palpebra sebelah kiri / brill

hematoma sinistra, hidung simetris, mukosa bibir kering, banyak terdapat

sekret di mulut, tulang manidbula simetris, perkusi paru sonor, auskultasi

suara nafas pasien wheezing, terpasang kateter urine , akral teraba hangat.

Namun, setelah dilakukan intervensi dan implementasi keperawatan

selama 24 jam sehari selama 5x hari intervensi didapatkan data evaluasi

bahwa ventilator telah dilepas. Pasien mampu bernafas spontan. TTV dalam
batas normal. Status hemodinamik pasien stabil. Sekret sudah berkurang.

Balance cairan pasien seimbang. AGD dan hasil laboratorium darah lengkap

pasien dalam batas normal.

Hampir secara keseluruhan tujuan dari diagnosa telah tercapai dalam

waktu yang bisa dibilang cukup singkat, namun agar pasien bisa mencapai

dalam kondisi yang lebih stabil tentu intervensi dan implementasi keperawatan

yang dilakukan diharapkan dilanjutkan di ruang rawatan berikutnya. Namun

pada tanggal 22 Oktober 2018 kondisi pasien kembali memburuk hingga

akhirnya meninggal sebelum di pindahkan ke ruang rawatan.

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB V NStemi
    BAB V NStemi
    Dokumen2 halaman
    BAB V NStemi
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • Bab III
    Bab III
    Dokumen12 halaman
    Bab III
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • BAB IV NStemi
    BAB IV NStemi
    Dokumen4 halaman
    BAB IV NStemi
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen15 halaman
    Bab 3
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen15 halaman
    Bab 3
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • BAB IV NStemi
    BAB IV NStemi
    Dokumen4 halaman
    BAB IV NStemi
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • Sap Uap
    Sap Uap
    Dokumen9 halaman
    Sap Uap
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen8 halaman
    Bab 4
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • BAB IV NStemi
    BAB IV NStemi
    Dokumen4 halaman
    BAB IV NStemi
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Hafiza Yenti
    Penyuluhan Hafiza Yenti
    Dokumen15 halaman
    Penyuluhan Hafiza Yenti
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • LP VK
    LP VK
    Dokumen12 halaman
    LP VK
    Heny Nurul
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Hafiza Yenti
    Penyuluhan Hafiza Yenti
    Dokumen11 halaman
    Penyuluhan Hafiza Yenti
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • Bab III Revisi
    Bab III Revisi
    Dokumen5 halaman
    Bab III Revisi
    Muhammad arafah
    Belum ada peringkat
  • Bab I & 2
    Bab I & 2
    Dokumen34 halaman
    Bab I & 2
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • Daftar Skema
    Daftar Skema
    Dokumen1 halaman
    Daftar Skema
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • BAB III Revisi
    BAB III Revisi
    Dokumen17 halaman
    BAB III Revisi
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • Barningan Ayu
    Barningan Ayu
    Dokumen119 halaman
    Barningan Ayu
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • BAB III Revisi
    BAB III Revisi
    Dokumen17 halaman
    BAB III Revisi
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • BAB III Revisi
    BAB III Revisi
    Dokumen17 halaman
    BAB III Revisi
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • BAB V Penutup
    BAB V Penutup
    Dokumen2 halaman
    BAB V Penutup
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • Leaflet-Terapi-Musik Hafiza
    Leaflet-Terapi-Musik Hafiza
    Dokumen2 halaman
    Leaflet-Terapi-Musik Hafiza
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Hafiza Yenti
    Penyuluhan Hafiza Yenti
    Dokumen11 halaman
    Penyuluhan Hafiza Yenti
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Teknik Genggam Jari
    Leaflet Teknik Genggam Jari
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Teknik Genggam Jari
    Anonymous Syx6NpT
    Belum ada peringkat
  • BAB III Revisi
    BAB III Revisi
    Dokumen17 halaman
    BAB III Revisi
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • SAP PEnyuluhan Diruang Ambun Suri
    SAP PEnyuluhan Diruang Ambun Suri
    Dokumen9 halaman
    SAP PEnyuluhan Diruang Ambun Suri
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 3
    Lampiran 3
    Dokumen1 halaman
    Lampiran 3
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Baru
    Bab 1 Baru
    Dokumen9 halaman
    Bab 1 Baru
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat
  • New Microsoft Office Word Document
    New Microsoft Office Word Document
    Dokumen1 halaman
    New Microsoft Office Word Document
    hafizayenti22
    Belum ada peringkat