Anda di halaman 1dari 18

I.

ANATOMI

1
II. FISIOLOGI
1. Uterus
Fungsi: tempat menerima, mempertahankan dan memberi makan ovum yang telah
dibuahi.
Bagian – bagian : Fundus : terletak di atas muara tuba uterine
Corpus : terletak dibawah bagian tuba uterine
Cervix : bagian bawah korpus yang menyempit
Cervix ini menembus dinding anterior vagina dan menjadi 2:
a. Portio supravaginalis
b. Portio vaginalis cervicis uteri.
2. Tuba falopii
Fungsi:
a. Menerima ovum dari ovarium
b. Saluran yang dilalui spermatozoa untuk mencapai ovum
c. Tempat terjadinya fertilisasi (biasanya terjadi di ampulla)
d. Menyediakan makanan untuk ovum yang terfertilisasi dan membawanya ke
cavitas uteri

Bagian-bagian:

a. Infundibulum
Ujung lateral tuba uterine. Berbentuk corong, menjorok ke luar ligamentum latum
dan terletak di atas ovarium. Ujung lateralnya membentuk tonjolan seperti jari2 yang
disebut fimbriae yang melingkupi ovarium.
1. Ampulla Bagian tuba yang paling luas.
2. Isthmus Bagian tersempit tuba. Terletak lateral terhadap uterus.
3. Pars Uterina
4. Segmen tuba yang menembus dinding uterus.

2
3. Ovarium

Fungsi Ovarium:

a. Mengembangkan dan mengeluarkan ovum


b. Menghasilkan hormon steroid

III. DEFINISI
Presentasi bokong (sungsang) yaitu, letak di mana bayi letaknya sesuai dengan
sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian
terbawah (di daerah pintu atas panggul/simfisis). (Sarwono, 2009)
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang
terendah (presentasi bokong). (Ai Yeyeh Rukiyah, 2010)
Presentasi bokong adalah suatu keadaan dimana bokong atau tungkai janin
sebagai bagian yang terendah di dalam panggul ibu. (Fadlun, 2012)
Kehamilan dengan letak sungsang adalah kehamilan dimana bayi letaknya sesuai
dengan sumbu badan ibu. Kepala pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian
terbawah (di daerah PAP/sympisis). Pada persalinan justru kepala yang merupakan
bagian terbesar bayi akan lahir terakhir. Kehamilan dengan letak sungsang merupakan
keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala pada fundus uteri dan bokong
berada di bawah kauvum uteri.

IV. ETILOGI
1 Multipara
2 Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak,
dan kepala janin relatif besar.
3 Hidramnion karena janin mudah bergerak
4 Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala janin ke dalam pintu atas
panggul

3
5 Kelainan bentuk kepala janin seperti anensefalus dan hidrosefalus karena keduanya
dapat mempengaruhi bentuk fungsi atau gerakan janin (kepala kurang sesuai
dengan bentuk pintu atas panggul)
6 Penyebab lain seperti : anomali rahim, kehamilan ganda, panggul sempit dan tumor
pelvis. (Fadlun, 2012)
7 Tungkai ekstensi. Versi sefalik spontan dapat terhambat jika tungkai janin
mengalami ekstensi dan membelit punggung.
8 Kehamilan kembar. Karena dapat membatasi ruang yang tersedia untuk perputaran
janin, yang dapat menyebabkan salah satu janin atau lebih memiliki presentasi
bokong. (Myles, 2009)

V. MANIFESTASI KLINIS
Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain dari kehamilan sebelumnya. Karena perut terasa penuh dibagian
atas dan gerakan lebih banyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama kalinya mungkin
belum bias dirasakan perbedaanya. Dapat ditelusuri dari riwayat kehamilan sebelumnya
apakah ada yang sungsang.
Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold I
difundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba punggung
disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah uterus.
Kadang – kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah – olah kepala,
tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin pada umumnya
ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.
Pada pemeriksaan dalam kehamilan letak sungsang apabila didiagnosa dengan
pemeriksaan luar tidak dapat dibuat oleh karena dinding perut tebal, uterus berkontraksi atau
air ketuban banyak. Setelah ketuban pecah dapat lebih jelas adanya bokong yang ditandai
dengan adanya sacrum, kedua tuberkolosis iskii dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka
harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan
ibu jari vang letaknya tidak sejajar dengan jari –jari lain dan panjang jari kurang lebih sama
dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama,bokong mengalami edema sehingga
kadang – kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan

4
dimasukkan kedalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan,
mulut dan tulang pipi akan membentuk segita, sedangkan anus dan tuberkolosis iskii
membentuk garis lurus. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba
disamping bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya teraba
satu kaki disamping bokong. Informasi yang paling akurat berdasarkan lokasi sacrum dan
prosesus untuk diagnose posisi.

VI. KLASIFIKASI / JENIS / MACAM – MACAM


o Ada empat macam letak sungsang :
1 Letak bokong murni (Frank breech) Yaitu bokong saja yang menjadi bagian
depan sedangkan kedua tungkai lurus ke atas. Atau kedua paha janin berfleksi
dan kedua tungkai berekstensi pada lutut. (Fadlun, 2012)
2 Letak bokong kaki/lengkap (Complete breech) Sikap janin pada posisi ini
fleksi sempurna dengan pinggu; dan lutut fleksi dan kaki terlipat ke dalam
disamping bokong. (Myles, 2009)
3 Presentasi kaki (Incomplete breech)/ bokong footling (footling breech) Satu
atau kedua kaki menjadi bagian presentasi karena baik pinggul atau lutut tidak
sepenuhnya fleksi. Kaki lebih rendah daripada bokong, yang membedakannya
dari presentasi bokong sempurna. (Myles, 2009)
4 Presentasi lutut
Satu atau kedua pinggul mengalami ekstensi dengan lutut fleksi.(Myles, 2009)
o Berdasarkan jalan yang dilalui, maka persalinan sungsang dibagi menjadi:
1 Persalinan pervaginam
- Spontaneous breech (Bracht)
- Partial breech extraction: manual aid, assisted breech delivery
- Total breech extraction
2 Persalinan per abdominam : Seksio sesarea
Pada persalinan secara Bracht ada 3 tahap :
- Fase lambat (bokong lahir sampai umbilikus/ skapula anterior)
- Fase cepat (dari umbilikus sampai mulut/hidung)
- Fase lambat (dari mulut hidung sampai seluruh kepala lahir)

5
(Sarwono, 2009)
o Jenis Persalinan Sungsang
a. Persalinan Pervaginam
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam,
persalinan pervaginam dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Persalinan spontan (spontaneous breech), janin dilahirkan dengan kekuatan
dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara, Bracht.
2. Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery), janin
dilahirkan sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi
dengan tenaga penolong.
3. Ekstraksi sungsang (total breech extraction), janin dilahirkan seluruhnya
dengan memakai tenaga, penolong.
b. Persalinan perabdominam (seksio sesaria).

VII PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam
uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 22 minggu, jumlah air ketuban relative lebih
banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. dengan demikian janin
dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terahir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relative berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala,
maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan
kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat
dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih
tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam
presentasi kepala sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada
dalam posisi sungsang

VIII Alur Masalah KDM

6
IX Pemeriksaan Penunjang
o Pemeriksaan ultrasound. Digunakan untuk memastikan perkiraan klinis presentasi
bokong, bila bila mungkin untuk mengidentifikasi adanya anomali janin. USG dilakukan
pada usia kehamilan 32-34 minggu yang bergunan baik untuk menegakkan diagnosis
maupun untuk memperkirakan ukuran dan konfigurasi panggul ibu. (Fadlun, 2012)
o Pemeriksaan sinar-X. Meskipun sudah digantikan secara besar-besaran oleh ultrasound,
sinar-X memiliki manfaat tambahan yang memungkinkan dilakukannya pelvimetri secara
bersamaan. (Myles, 2009)
o Pada foto rontgent ( bila perlu ) untuk menentukan posisi tungkai bawah, konfirmasi leta
janin serta fleksi kepala, menetukan adanya kelainan bawaan anak

X PENATALAKSANAAN
a. Dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa daripada letak sungsang
yakni dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda,
kelainan uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest
position atau dengan versi luar (jika tidak ada kontraindikasi).
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada umumnya
versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena kemungkinan besar janin
masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan
karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang. Sebelum
melakukan versi luar diagnosis letak janin harus pasti sedangkan denyut jantung janin
harus dalam keadaan baik. Kontraindikasi untuk melakukan versi luar; panggul sempit,
perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta previa.

Gambar 2. Versi luar

7
Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58 %). Peningkatan keberhasilan
terjadi pada multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman membuat
prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop skor (Bhisop-like
score).
Tabel 1. Skor Bishop
Skor 0 1 2 3
Pembukaan serviks 0 1-2 3-4 5+
Panjang serviks (cm) 3 2 1 0
Station -3 -2 -1 +1,+2
Konsistensi Kaku Sedang Lunak
Position posterior Mid anterior

Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9.

Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding perut,
penggunaan narkosis dapat dipertimbangkan, tetapi kerugiannya antara lain: narcosis harus
dalam, lepasnya plasenta karena tidak merasakan sakit dan digunakannya tenaga yang
berlebihan, sehingga penggunaan narkosis dihindari pada versi luar.
b. Dalam Persalinan
Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan dan
kesabaran dibandingkan dengan persalinan letak kepala. Pertama-tama hendaknya
ditentukan apakah tidak ada kelainan lain yang menjadi indikasi seksio, seperti
kesempitan panggul, plasenta previa atau adanya tumor dalam rongga panggul.
Pada kasus dimana versi luar gagal/janin tetap letak sungsang, maka
penatalaksanaan persalinan lebih waspada. Persalinan pada letak sungsang dapat
dilakukan pervaginam atau perabdominal (seksio sesaria). Pervaginam dilakukan jika
tidak ada hambatan pada pembukaan dan penurunan bokong. Syarat persalinan
pervaginam pada letak sungsang: bokong sempurna (complete) atau bokong murni (frank
breech), pelvimetri, klinis yang adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak ada riwayat seksio
sesaria dengan indikasi CPD, kepala fleksi.

8
Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung melalui tiga tahap yaitu :
o Persalinan Bokong
 Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.
 Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran paksi
dalam sehingga trokanter depan berada di bawah simfisis.
 Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga
distansia bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.
 Terjadi persalinan bokong, dengan trokanter depan sebagai hipomoklion.
 Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk persalinan
trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin lahir.
 Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah perut
ibu.
 Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.
o Persalinan Bahu
 Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.
 Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.
 Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah simpisis
dan bertindak sebagai hipomoklion.
 Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.
 Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan
sehingga seluruh bahu janin lahir.
 Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau miring.
 Bahu melakukan putaran paksi dalam.
o Persalinan Kepala Janin
 Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi dengan posisi
dagu berada dibagian posterior.
 Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian belakang tertahan
oleh simfisis kemudian terjadi putar paksi dalam dan menempatkan
suboksiput sebagai hipomiklion.

9
 Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung, mata, dahi dan
muka seluruhnya.9
 Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga seluruh kepala
bayi dapat lahir.
 Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas bebas dari lendir
dan mekoneum untuk memperlancar pernafasan. Perawatan tali pusat seperti
biasa. Persalinan ini berlangsung tidak boleh lebih dari delapan menit.

XI KOMPLIKASI
a. Dari Faktor Ibu:
1. Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.
2. Infeksi karena terjadi secara ascendens melalui trauma (endometritits)
3. Trauma persalinan seperti trauma jalan lahir, simfidiolisis.
b. Dari Faktor Bayi:
1. Perdarahan seperti perdarahan intracranial, edema intracranial, perdarahanalat-alat
vital intra-abdominal.
2. Infeksi karena manipulasi
3. Trauma persalinan seperti dislokasi/fraktur ektremitas, persendian leher,rupture
alat-alat vital intraabdominal, kerusakan pleksus brachialis danfasialis, kerusakan
pusat vital di medulla oblongata, trauma langsung alat-alatvital (mata, telinga,
mulut), asfiksisa sampai lahir mati.

10
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A PENGKAJIAN
I. Identitas (Biodata)
Merupakan data umum pribadi yang dikaji melalui anamnesa/ pertanyaan
kepada ibu hamil
a Nama : pengkajian nama dapat memudahkan bidan dalam melakukan
komunikasi saat memberi asuhan kepada klien.
b Usia : Menurut Puji Rochyati, primipara muda berusia kurang dari 16
tahun, primipara tua berusia lebih dari 35 tahun memiliki resiko tinggi
terhadap kehamilan. Sedangkan menurut Ida Bagus Gde Manuaba,
menyederhanakan faktor resiko yang perlu diperhatikan adalah Usia ibu (<
19 tahun dan > 35 tahun.
c Agama : mengetahui apa yang dilarang dan dianjurkan dalam agama klien
sehingga dalam memberikan asuhan akan lebih mudah.
d Pendidikan : mengetahui tingkat pendidikan ibu agar memudahkan
dalam melakukan koseling.
o Menentukan status sosial ibu dan pengetahuan ibu mengenai perawatan selama
kehamilan.
a Pekerjaan : mengetahui aktivitas-aktivitas ibu sehari-hari.
b Penghasilan : mengetahui tingkat perekonomian klien dan menentukan
persiapan mengenai pembiayaan ibu dalam menghadapi persalinan.
c Telepon dan alamat : memudahkan tenaga kesehatan dalam mengidintifikasi
apakah daerah di sekitar ibu beresiko tinggi penularan penyakit.

B DATA SUBYEKTIF
II. Keluhan Utama
Pergerakan anak teraba oleh ibu di bagian perut bawah,dan ibu sering
merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada daerah tulang
iga karena kepala janin. (Ai Yeyeh Rukiyah, 2010)

11
III. Riwayat Menstruasi
 HPHT (Periode menstruasi terakhir) : tanggal pada hari pertama periode
menstruasi terakhir atau last normal menstrual periode (LNMP) digunakan
sebagai dasar untuk menentukan usia kehamilan dan perkiraan taksiran partus
(TP), maka penting untuk mendapatkan tanggal perkiraan kelahiran yang
seakurat mungkin. (Varney, Hellen. 2007 )
 Usia Kehamilan dan Taksirann Persalinan (menggunakan rumus Neagel :
tanggal HPHT ditambah 7 dan bulan dikurangi 3) (Prawiroharjo, Sarwono.
2010 )
IV. Riwayat hamil ini
Riwayat kehamilan sekarang digunakan untuk mendeteksi adanya
komplikasi, ketidaknyamanan, dan setiap keluhan seputar kehamilan yang dialami
wanita sejak HPHT nya.
o Mengidentifikasi kehamilan
- Jumlah kunjungan ANC ke bidan
- Keluhan beserta terapi yang sudah diberikan pada trimester sebelumnya
- Penyuluhan yang sudah didapat seputar kehamilan baik dari bidan
maupun dari sumber lainnya.
- Jumlah suntikan TT juga dikaji, untuk mengetahui dalam tubuh ibu
sudah terdapat kekebalan terhadap penyakit.
o Gerakan bayi dalam kandungan. (Prawiroharjo, Sarwono. 2010 )
o Penggunaan obat-obatan dan pengobatan selama kehamilan merupakan hal
yang kompleks dan bidan perlu meninjau setiap obat dan menyeimbangkan
alasan penggunaan obat dengan resiko yang dapat timbul bila obat digunakan
selama masa hamil. (Varney, Hellen. 2007)
V. Riwayat kehamilan, persalinan dan Nifas yang lalu
o Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan sebelumnya.
o Cara persalinan.
o Jumlah dan jenis kelamin anak hidup.
o Berat badan lahir.

12
o Cara pemberian asupan bagi bbayi yang dilahirkan.
o Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir.
(Prawiroharjo, Sarwono. 2010)

VI. Riwayat Kesehatan penyakit yang pernah diderita


Riwayat penyakit yang pernah diderita ibu hamil yaitu penyakit menahun
seperti jantung, penyakit menurun seperti hipertensi, DM, penyakit menular seperti
TBC, Hepatitis, PMS baik yang sudah sembuh/yang masih dalam penyembuhan
dan lain-lain yang akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan

VII. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Mertua) yang pernah menderita sakit
Kaji apakah di dalam silsilah keluarga klien mempunyai penyakit
keturunan, misalnya DM, asma, dan penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, dan
HIV/AIDS. (Nugroho, Taufan.,dkk. 2014)

VIII. Status Perkawinan


Hal ini penting untuk dikaji karena dari data ini bidan akan mendapatkan
gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan.(Sulistyawati, Ari. 2009)

IX. Riwayat psiko sosial ekonomi


Bagaimana keadaan ibu dengan keluarga dan dukungan dari mereka.
Dengan keadaan psikologis yang baik pada ibu hamil trimester III memungkinkan
dalam proses persalinan seperti rasa cemas dan takut terhadap persalinan dapat
teratasi.(Prawiroharjo, Sarwono. 2010)

X. Riwayat KB dan rencana KB


Untuk mengetahui alat kontrasepsi yang digunakan ibu, jenisnya dan
berapa lama, apakah ada keluhan atau tidak
XI. Riwayat Ginekologi
Untuk mengetahui riwayat penyakit ginekologi yang pernah dialami ibu
seperti penyakit kanker payudara, kanker serviks, kista, tumor dll.

13
XII. Pola makan / minum/ eliminasi/ istirahat
o Pola aktivitas sehari-hari
Aktivitas yang terlalu berat dianjurkan untuk dikurangi karena semakin tua
usia kehamilan.

o Pola eliminasi
Pola eliminasi merupakan indikator adakah masalah BAB/BAK yang timbul
saat kehamilan sudah memasuki trimester III.

o Pola makan dan minum


Pemenuhan nutrisi pada ibu hamil trimester III dapat diketahui dengan
pengkajian pola makan dan minum, bidan akan mengetahui bagaimana
pemenuhan nutrisi ibu selama hamil.

C DATA OBJEKTIF
I. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan pasien secara umum
K/U : Baik/cukup/lemah
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Normal 110/70 mmHg-120/80 mmHg
Kenaikan systole batasnya 15 mmHg
Kenaikan diastole batasnya 30 mmHg
Nadi : Normal 70-90 mmHg
Pernafasan : Normal 16-24 x/menit
Suhu Tubuh : Normal 36 oC-37 oC
BB : Pertambahan BB lebih dari ½ kg perminggu diwaspadai
kemungkinan PE, hingga akhir kehamilan pertambahan
BB normal 9-10 kg.
TB : Kurang dari 145 waspadai CPD

14
II. Pemeriksaan Fisik
1 Inspeksi
rambut : warna, bersih/tidak, rontok/tidak,
: lurus/ikal/keriting
kepala tampak ada luka/tidak, tampak ada
: benjolan/tidak
muka pucat/tidak, bengkak/tidak, adakah cloasma
: gravidarum, ekspresi wajah
mata simetris/tidak, konjungtiva ka/ki pucat/tidak,
: sclera ka/ki kuning/tidak
hidung adakah pernafasan cuping hidung, adakah
pengeluaran scret/tidak, adakah pembesaran
: polip
mulut bibir pucat/tidak, kering/lembab,
: stomatitis/tidak, caries/tidak
leher : apakah ada pembesaran kelenjar tyiroid
dada adakah retraksi dinding dada, payudara
simetris/tidak, bersih/kotor, tegang/lembek
putting susu menonjol/mendatar/tenggelam,
: ada benjolan atau tidak, hiperpigmentasi
perut aerola/tidak, adanya pembesaran perut sesuai
: kehamilan, ada strie/tidak, ada bekas
genetalia operasi/tidak
: bersih/tidak, adakah jaringan parut pada
anus : perineum, oedem/tidak
ekstermitas adakah hemoroid
atas dan simetris/tidak, oedem/tidak
bawah

15
2 Palpasi
Leher : teraba pembesaran kelenjar tyroid/tidak,
teraba bendungan vena jugularis/tidak.
Payudara : kolostrum keluar/tidak, ada nyeri
tekan/tidak, ada benjolan abnormal/tidak
Abdomen : sesuai usia kehamilan
Leopold I : menentukan TFU
Leopold II : menentukan letak janin
puka/puki
Leopold III : menentukan bagian terbawah
janin
Leopold IV : menentukan seberapa jauh
bagian terbawah, masuk PAP

3 Auskultasi
DJJ : berapa kali per menit, menentukan kesejahteraan janin
Frekuensi : teratur/tidak/bagaimana kekuatannya

III. Pemeriksaan Khusus


a Abdomen :
Palpasi :
- Teraba keras, bundar, melenting pada fundus. Punggung dapat diraba pada
salah satu sisi perut,bagian keci pada sisi yang berlawanan, diatas symphisis
teraba bagian yang kurang bundar dan lunak. (Ai Yeyeh Rukiyah,dkk. 2010)
- TFU (menggunakan pita ukur bila usia kehamilan >20 minggu)
- TFU kehamilan TM III adalah berkisar antara 26 cm – 33 cm.
- TFU yang normal untuk usia kehamilan 20-36 minggu dapat diperkirakan
dengan rumus : (UK dalam minggu + 2 ) cm

16
TFU Usia Kehamilan
1/3 diatas pusat 28 minggu
½ pusat – prosessus xifoideus 34 minggu
Setinggi prosesus xifoideus 36 minggu
Dua jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus 40 minggu

Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terletak di
fundus uteri (lakukan sejak trimester I).
Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu(dilakukan pada
akhir trimester II).
Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak dibagian bawah uterus
(dilakukan pada akhir trimester III).
Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu atas panggul
(dilakukan bila usia kehamilan > 36 minggu)

Auskultasi :

Denyut Jantung Janin(DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas pada tempat
yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dan lunak)

Anogenital
Vagina Toucher : terbagi 3 tonjolan tulang yaitu kedua tubera ossis ischi dan
ujung os sacrum,anus, genetalia anak jika edema tidak terlalu besar dapat diraba.
(Ai Yeyeh Rukiyah,dkk. 2010)
IV. Pemeriksaan penunjang
USG : untuk mengetahui kondisi janin
V. Pemeriksaan khusus
VT : untuk mengetahui kemajuan persalinan.
VI. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hemoglobin : >12, 5 g/dl (Prawiroharjo, Sarwono. 2010 )

b.Pemeriksaan ultrasound. Digunakan untuk memastikan perkiraan klinis


presentasi bokong, bila bila mungkin untuk mengidentifikasi adanya anomali
janin. USG dilakukan pada usia kehamilan 32-34 minggu yang bergunan baik

17
untuk menegakkan diagnosis maupun untuk memperkirakan ukuran dan
konfigurasi panggul ibu. (Fadlun, 2012)

c. Pemeriksaan sinar-X. Meskipun sudah digantikan secara besar-besaran oleh


ultrasound, sinar-X memiliki manfaat tambahan yang memungkinkan
dilakukannya pelvimetri secara bersamaan. (Myles 2009)

D Diagnosa Keperawatan
1. resiko cidera pada ibu berhubungan dengan persalinan lama kala I II dan III
Resiko cidera pada janin berhubungan dengan malposisi janin
E Standart Luaran Keperawatan Indonesia
a. tingkat cidera
- Toleransi aktivitas
- Nafsu makan
- Ketegangan otot
- Ekspresi wajah kesakitan
- Frekuensi nadi
b. tingkat nyeri
- Keluhan nyeri
- Meringis gelisah
- Sikap protektif
F Standart intervensi keperawatan Indonesia

18

Anda mungkin juga menyukai

  • Pathway
    Pathway
    Dokumen4 halaman
    Pathway
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Baru
    Leaflet Baru
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Baru
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat
  • LP Tetanus
    LP Tetanus
    Dokumen36 halaman
    LP Tetanus
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat
  • LP - DHF - Fix
    LP - DHF - Fix
    Dokumen25 halaman
    LP - DHF - Fix
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Letak Sungsang
    Laporan Pendahuluan Letak Sungsang
    Dokumen33 halaman
    Laporan Pendahuluan Letak Sungsang
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat
  • LP Inc
    LP Inc
    Dokumen32 halaman
    LP Inc
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat
  • LP Letak Sungsang
    LP Letak Sungsang
    Dokumen18 halaman
    LP Letak Sungsang
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat
  • DM Dina Firnanda
    DM Dina Firnanda
    Dokumen25 halaman
    DM Dina Firnanda
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat
  • INC
    INC
    Dokumen27 halaman
    INC
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat
  • LP Preeklamsi Iyza
    LP Preeklamsi Iyza
    Dokumen17 halaman
    LP Preeklamsi Iyza
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat
  • LP Inc
    LP Inc
    Dokumen32 halaman
    LP Inc
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan KB
    Satuan Acara Penyuluhan KB
    Dokumen16 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan KB
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat
  • Sap KB
    Sap KB
    Dokumen8 halaman
    Sap KB
    Vhie Ra
    Belum ada peringkat
  • INC
    INC
    Dokumen27 halaman
    INC
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat
  • REFRENSI
    REFRENSI
    Dokumen1 halaman
    REFRENSI
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat
  • LP Preeklamsi Iyza
    LP Preeklamsi Iyza
    Dokumen17 halaman
    LP Preeklamsi Iyza
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat
  • LP Preeklamsi Iyza
    LP Preeklamsi Iyza
    Dokumen17 halaman
    LP Preeklamsi Iyza
    Ifroh amaliah
    Belum ada peringkat