Oleh:
Imam Fadhlullah Pratama
H1A015032
Pembimbing:
dr.
Penulis
BAB I
2
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
4
Lebih lanjut, enzim urease pada tinja dapat mengkatalisasi pemecahan urea
menjadi ammonia, sehingga terjadi peningkatan pH pada permukaan kulit
kulit. Peningkatan pH ini mempengaruhi aktivitas beberapa enzim., yang
pada akhirnya berujung pada iritasi kulit. Aktivitas enzim feses menyebabkan
peningkatan permeabilitas garam empedu dan aktivitas faktor iritan lainnya.
Lebih lanjut, garam empedu semakin meningkatkan aktivitas enzim feses.
Mikroorganisme yang berada di feses, dapat memembus dan merusak stratum
korneum sehingga dapat memperparah dermatitis akibat infeksi sekunder.
Mikroorganisme yang biasanya menyebabkan infeksi sekunder adalah
Candida albicans atau Staphylococcus aureus. Dermatitis popok dapat
menyebabkan stress emosional pada anak.
5
2.6 Diagnosis & Diagnosis Banding
Dermatitis kontak iritan adalah erupsi kulit yang paling umum terjadi
di area popok yang disebabkan oleh kulit yang terkena gesekan popok yang
basah dan kotor atau bagian lain dari kulit. Proses ini dapat menyebabkan
peradangan (eritem) yang jelas, dapat muncul lesi yang bersisik di area paha
anterior, skrotum, vulva, daerah suprapubik, atau bokong. Penyebab utama
dari dermatitis kontak iritan adalah feses atau kotoran bayi, selain itu
ditambah dengan faktor yang dapat memperberat seperti faktor iritan kimia,
peningkatan pH, kulit yang berkeringat, dan adanya kelianan kulit bawaan.
Penggunaan antibiotik oral, adanya penyakit gastroenteritis akibat virus, dan
kondisi lain yang terkait dengan peningkatan volume dan pH feses (misalnya,
ada kelainan seperti fibrosis kistik dan gangguan lain yang terkait dengan
malabsorpsi atau kekurangan gizi serta penyakit hepatitis) dapat memicu
dermatitis iritan yang lebih parah.
6
masih belum dimengerti. Kasus yang lebih parah, dapat muncul lesi pada
ekstremitas atas dan bawah. Morfologi lesi yang khas dapat berupa salmon–
colored plaques dengan yellowscales, bias terjadi pruritus ringan atau tidak
ada sama sekali
2.6.5 Psoriasis
Area popok adalah tempat predileksi khas psoriasis pada bayi, yang
dapat dipicu oleh bakteri group-A beta hemolytic streptococcus (Faringitis)
atau oleh infeksi dermatitis streptokokus perianal. Gambaran lesi pada psorias
bayi menunjukkan plak berbatas tegas pada daerah lipatan. Untuk
mendiagnosis psoriasis dengan benar, perlu mencari lesi psoriasis di tempat
predileksi lain, termasuk kulit kepala, umbilikus, kanalis auditori eksternal,
daerah periaurikular, dan lipatan perianal.
2.6.6 Skabies
7
2.6.7 Infeksi Jamur (Candida)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
5. Goldsmith LA, Stephen IK, Barbara AG, Amy SP, David JL, Klaus W.
2012. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 8th Ed.USA :
McGrawhill companies.
10