Anda di halaman 1dari 14

Resume

Mata Kuliah PLSBT

Disusun oleh.

M. FAJRUL ZIKRI

PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

2019
A. Permasalahan - Permasalahan Dalam Pembangunan, Kependudukan, dan
Kependidikan dan Ketenagakerjaan

1. Masalah Kependudukan
Masalah penduduk sebenarnya sangat kompleks, banyak sekali aspek yang
mencakup didalamnya, diantara aspek pangan, pemukiman, sandang, pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, lingkungan hidup, dan sebagainya.
Diantara beberapa konsekuensi tersebut, ada tiga hal yang perlu dicatat yaitu :
a) Jumlah angkatan kerja bertambah dengan cepat seiring dengan cepatnya laju
pertumbuhan penduduk.
b) Rendahnya kemampuan negara–negara yang sedang berkembang untuk menciptakan
kesempatan kerja tambahan.
c) Semakin menurunnya daya dukung lingkungan terhadap kualitas kehidupan.
Masalah–masalah lanjutan yang muncul kemudian adalah angka pengangguran semakin
meningkat, urbanisasi, migrasi makin menjadi–jadi, dan last but not least, angka kejahatan
dengan berbagai bentuk juga meningkat.
Masalah kependudukan yang dihadapi NSB (Negara Sedang Berkembang) dewasa ini
lebih rumit daripada masa sebelum perang dunia kedua. Tingkat pertumbuhan penduduk
yang terlalu tinggi secara langsung telah menimbulkan masalah bagi NSB dalam upaya
mereka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Masalah kependudukan yang dimaksudkan disini adalah masalah pertambahan jumlah
penduduk yang sangat tinggi di Indonesia. Pertambahan penduduk ini akan menimbulkan
berbagai masalah dan hambatan bagi upaya-upaya pengembangan yang dilakukan karena
pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut akan menyebabkan cepatnya pertambahan
jumlah tenaga kerja, sedangkan kemampuan Indonesia dalam menciptakan kesempatan kerja
baru sangat terbatas.
2. Masalah Ketenagakerjaan
Adapun permasalahan ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi di Indonesia
sebagai berikut :
a) Rendahnya kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja bisa dilihat dari tingkat pendidikannya. Sedangkan tenaga kerja
dari Indonesia tingkat pendidikannya masih tergolong rendah. Hal ini berimbas pada
rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berakibat pada rendahnya
produktivitas tenaga kerja.
b) Jumlah tenaga kerja tidak sebanding dengan kesempatan kerja
Meningkatnya jumlah tenaga kerja tidak diikuti dengan meningkatnya jumlah
lapangan kerja. Kurangnya lapangan kerja berakibat pada meningkatnya jumlah
pengangguran.
c) Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
Tenaga kerja di Indonesia sebagian besar berada di Pulau Jawa. Sedangkan di pulau
lainnya kekurangan tenaga kerja di bidang perkebunan, pertanian, dan kehutanan. Di pulau
Jawa banyak terjadi pengangguran tetapi di luar pulau Jawa kekurangan tenaga kerja.
3. Masalah Pendidikan
Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa
Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru,
dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan Negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan.
Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita
membandingkannya dengan Negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang
dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Nampak
jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun
informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat
penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk
memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.

B. Budaya dan Kebudayaan


1. Pengertian Budaya
Kata Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta, Budhayah, yaitu bentuk jamak dari
budhi yang berarti budi atau akal.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni.Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.
Dengan demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal dan
cara hidup yang selalu berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Ada pendapat lain
yang mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya
yang berarti daya dari budi.
2. Pengertian Kebudayaan
Dalam hal ini, Prof. Dr. Koentjoroningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusiadalam rangka
kehidupanbermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Hal tersebut
berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan karena hanya sedikit
tindakan manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan
belajar, seperti tindakan naluri, refleks, beberapa tindakanakibat proses fisiologi, atau
kelakuan apabila ia sedang membabi buta. Bahkan tidankan manusia yang merupakan
kemampuan naluri yang terbawa oleh makhluk manusia dalamgennya bersamanya (seperti
makan, minum, atau berjalan), juga dirombak olehnya menjadi tindakan yang
berkebudayaan.
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan
masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai
rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas
berbagai system kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya
yang khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya maka
timbul kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk
tertentu, seperti lembaga kemasyarakatan.
E.B Taylor (1873:30) dalam bukunya Primitive Culture kebudayaan adalah suatu satu
kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila,
hokum, adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai
anggota masyarakat.
3. Perbedaan Budaya dan Kebudayaan
Dari tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara budaya dan kebudayaan
adalah bahwa budaya itu merupakan cipta, rasa dan karsa suatu masyarakat, sedangkan
kebudayaan merupakan hasil dari cipta, rasa dan karsa masyarakat tersebut.
4. Hubungan Budaya, Kebudayaan dan Sejarah
Sudah jelas dan pasti bahwa budaya atau kebudayaan itu memiliki sejarah sebagaimana
ilmu-ilmu yang lain. Budaya dan kebudayaan merupakan salah satu ruang lingkup sejarah.
Tanpa ada sejarah budaya atau kebudayaan, maka kita tidak akan tahu asal atau awal mula
muncul dan perkembangannya. Misalnya saja, sejarah budaya Hindu dan Budha di
Indonesia atau sejarah budaya Islam di Indonesia. Dengan melihat atau membaca sejarah,
maka kita jadi tahu bagaimana sebuah kebudayaan Hindhu-Budha, Islam, Kristen dll
berkembang di Indonesia. Jadi sejarah dan budaya atau kebudayaan itu sangat berkaitan dan
penting untuk dipelajari agar kita tahu mana yang benar-benar budaya asli bangsa Indonesia,
dan mana yang campuran (akulturasi/asimilasi). Begitupun juga dengan sejarah budaya atau
kebudayaan bangsa lain, tak ada salahnya untuk kita baca sejarahnya.
C. Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang saling terkait satu sama lain.
Manusia merupakan makhluk hidup yang paling sempurna yang diciptakan Tuhan,
dibandingkan dengan hewan/binatang dan tumbuhan. Di sisi lain, manusia adalah makhluk
sosial, di mana manusia itu hidup berdampingan dan saling membutuhkan (manusia tidak
dapat hidup sendiri). Manusia memiliki kebudayaannya masing-masing. Karena kebudayaan
itu diciptakan dengan akal budi (pikiran) manusia itu sendiri berdasarkan sejarah hidupnya
yang biasanya diwariskan secara turun-temurun.
1. Manusia
Manusia dibangun dari berbagai unsur. Berikut adalah unsur-unsur yang membangun
manusia.
1) Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
a. Jasad
b. Hayat
c. Ruh
d. Nafs
2) Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu:
a. Id
b. Ego
c. Superego
2. Hakekat Manusia

1) Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang
utuh
2) Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk
lain
Manusia memiliki perasaan rohani. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya
terdapat pada manusia. Misalnya;
 Perasaan Intelektual
 Perasaan Estetis
 Perasaan Etis
 Perasaan diri
 Perasaan Sosial
 Perasaan Religius
3) Makhluk Biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi
4) Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkunan (ekologi), mempunyai
kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya

3. Pengertian Kebudayaan
Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural
Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukkan adanya
oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.
Herkovis memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena
kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus. Dalam pengertian
sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama seni suara
dan seni tari.
Kebudayaan dari bahasa sansekerta berasal dari kata “budhayah” yang berarti budi atau
akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata “colere”, yang berarti mengolah
tanah. Jadi secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal
budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya; atau
dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan
hidupnya di dalam lingkungannya.” Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan
pengalaman yang dipelajari, mengacu pada polo-polo perilaku yang ditularkan secara sosial,
yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu (Keesing, Jilid I, 1989;hal 68).
E.B.Tylor (1871) mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-
kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang diciptakan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai
semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa
kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir. Koentjaraningrat mengatakan bahwa
kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya
dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
4. Unsur-Unsur Kebudayaan
Beberapa orang Sarjana telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan.
Seperti Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan
menmpunyai empat unsur, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan
politik. Sedangkan Broinslaw Malinowski mengatakan unsur-unsur itu terdiri dari sistem
norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan, dan
organisasi kekuatan. C.Kluckhohn dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture
mengemukakan ada tujuh kebudayaan universal,yaitu:
a. Sistem Religi (sistem kepercayaan), merupakan produk manusia sebagai homo
relogieus.
b. Sistem Organisasi Kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo
socius.
c. Sistem Pengetahuan, merupakan produk manusia sebagai homo sapiens.
d. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi, merupakan produk manusia
sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus
meningkat.
e. Sistem Teknologi dan Peralatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo faber.
f. Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens.
g. Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus (keindahan akan seni).
5. Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.Dari
sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan
hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya
saling terkait satu sama lain, proses dialektis tercipta melalui tiga tahap, yaitu :
a. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan
membangun dunianya.
b. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
c. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Manusia
mempelajari kembali masyarakatnya
D. IPTEKS
Pengetahuan yang dimiliki manusia ada dua jenis yaitu :
1) Dari luar manusia , yaitu wahyu yang hanya diyakini bagi mereka yang beriman kepada
Allah SWT, ilmu dari wahyu diterima dengan yakin, sifatnya mutlak.
2) Dari dalam diri manusia, dibagi dalam tiga kategori : pengetahuan (knowledge/kenneis),
ilmu pengetahuan, (watenschap/science), dan filsafat.
Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah sumber Islam yang isi keterangannya mutlak
(absolut) dan wajib diyakini (QS. Al-Baqarah/2:1-5 dan QS. An-Najm/53:3-4).
Berbagai definisi tentang sains, teknologi dan seni telah diberikan oleh para filosuf,
ilmuwan dan budayawan seolah-olah mereka mempunyai definisi masing-masing sesuai
dengan apa yang mereka senangi.
Sains diindonesiakan menjadi ilmu pengetahuan sedangkan dalam sudut pandang
filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda maknanya. Pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat
sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi
dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya dan
dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis kata ilmu berarti kejelasan, oleh karena
itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Kata ilmu dengan
berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam Al-Qur’an. Kata ini digunakan dalam arti
proses pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan.
Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Sebab
itu seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan orang
yang banyak tahu tetapi tidak mendalam disebut generalis. Karena keterbatasan kemampuan
manusia, maka sangat jarang ditemukan orang yang menguasai beberapa ilmu secara
mendalam.
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya,
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu
pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan
netral. Dalam situasi tertentu teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk
merusak dan potensi kekuasaan. Di sinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan
teknologi.
Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi
manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan
dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta.
Netralitas teknologi dapat digunakan untuk kemanfaatan sebesar-besarnya bagi kehidupan
manusia dan atau digunakan untuk kehancuran manusia itu sendiri.
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya. Seni
merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadi
bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yang hakiki identik
dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian.
Benda-benda yang diolah secara kreatif oleh tangan-tangan halus sehingga muncul
sifat-sifat keindahan dalam pandangan manusia secara umum, itulah sebagai karya seni.
Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa
nafsu bukan akal dan budi.
Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan
jiwanya terus bertambah. Dalam pemikiran sekuler perennial knowledge yang bersumber
dari wahyu Allah tidak diakui sebagai ilmu, bahkan mereka mempertentangkan antara
wahyu dengan akal, agama dipertentangkan dengan ilmu sedangkan dalam ajaran islam
wahyu dan akal, agama dan ilmu harus sejalan tidak boleh dipertentangkan, memang
demikian adanya karena hakikat agama adalah membimbing dan mengarahkan akal.
E. Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan sejajar dan
berdampingan. Jadi proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lain. Setiap makhluk hidup mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan. Misalnya yang terjadi pada diri kita, kalau diamati keadaan ketika bayi
sangat berbeda dengan keadaan saat ini.
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang tidak dapat kembali ke asal
(irreversibel), yang meliputi pertambahan volume dam pertambahan massa. Selain
disebabkan pertambahan ukuran sel, pertumbuhan juga terjadi karena pertambahan jumlah
sel. Contohnya bayi yang baru lahir ukurannya + 45 cm dengan berat badan + 3 kg. Setelah
mengalami pertumbuhan, tinggi badan dapat mencapai lebih dari 150 cm dan berat badan
lebih dari 30 kg.
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan. Pada tingkat seluler,
perkembangan dapat berupa diferensiasi sel-sel yang baru membelah membentuk jaringan
yang menyusun organ tertentu. Pada tumbuhan perkembangan ditandai dengan munculnya
bunga atau buah. Sedang pada hewan dan manusia ditandai dengan kematangan organ
reproduksi sehingga siap untuk menghasilkan keturunan. Perkembangan juga menyebabkan
perkembangan fisik dari usia bayi, anak-anak, dan menjadi dewasa. Kalau kamu perhatikan,
tinggi dan besar badanmu bisa jadi berbeda bila dibandingkan dengan teman-teman
sekelasmu.
Padahal usia kalian hampir sama, dengan kata lain waktu tumbuh dan berkembangnya
hampir sama. Mengapa bisa demikian? Hal ini disebabkan karena pertumbuhan dan
perkembangan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Karena ada perbedaan faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, tinggi dan besar badan teman-teman
sekelasmu bisa berbeda-beda.
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan danperkembangan dapat dibedakan
menjadi faktor dari dalam dan faktor dari luar tubuh. Yaitu ebagai berikut:
1. Faktor Dalam (Internal)
Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan berasal dari dalam
tubuh makhluk hidup sendiri. Yang termasuk kategori ini adalah faktor gen dan keadaan
hormonal.
a) Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen
mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna
kulit, warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya.
b) Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di
dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata
dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup beragam jenisnya.
2. Faktor Luar (Eksternal)
Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup berasal dari faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah sebagai berikut.
a) Makanan atau Nutrisi
Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme
tubuh. Kualitas dan kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup.
b) Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangannya.
c) Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Selain tumbuhan,
manusia juga membutuhkan cahaya matahari untuk membantu pembentukan vitamin D.
d) Air dan Kelembapan
Air dan kelembapan merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan.
Kelembapan adalah banyaknya kandungan uap air dalam udara atau tanah. Tanah
yang lembab berpengarauh baik terhadap pertumbuhan tumbuhan.
e) Tanah
Bagi tumbuhan, tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya.
Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat
hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh
faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan mineral, dan air.
F. Lingkungam Hidup
1. Pengertian Lingkungan Hidup
Pengertian lingkungan hidup sebenarnya sudah di bahas lengkap bersama komponen-
komponennya di sini. Tetapi untuk memperjelas lagi apa yang dimaksud dengan lingkungan
hidup, maka pada artikel ini dijelaskan lagi apa itu pengertian lingkungan hidup.
Lingkungan hidup merupakan akumulasi dari interaksi berbagai faktor yang terkandung
dalam lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan biotik merupakan kesatuan makhluk
hidup, seperti mikroorganisme, manusia, tumbuhan, dan hewan. Adapun lingkungan abiotik
merupakan kondisi yang terdapat di lingkungan sekitar berupa benda mati, seperti mineral,
batuan, tanah, air dan udara.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
disebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
2. Pemanfaatan Lingkungan Hidup

Unsur-unsur lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dapat kita sebut
sebagai sumber daya alam, atau dengan kata lain bahwa sumber daya alam adalah semua
tata lingkungan biofisik yang potensial untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Sumber daya
alam adalah unsur lingkungan hidup. Dengan demikian apa yang ada di lingkungan sekitar
kita merupakan sumber daya alam. Manusia memanfaatkan lingkungan dengan
menggunakan bahan-bahan dari alam yang terbentuk secara alamiah.
Secara umum beberapa manfaat unsur lingkungan hidup bagi manusia antara lain
sebagai berikut.
 Ruang muka bumi sebagai tempat berpijak dan beraktifitas sehari-hari.
 Tanah dapat dijadikan areal lahan untuk kegiatan ekonomi, seperti lahan pertanian,
perkebunan, dan peternakan, aktivitas sosial lainnya.
 Unsur udara (oksigen) sangat bermanfaat untuk bernafas manusia dan hewan.
 Komponen hewan dan tumbuhan merupakan sumber bahan makanan bagi manusia.
 Sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidup dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
 Mikroorganisme atau jasad renik sangat berperan dalam proses penguraian sisa-sisa
jasad hidup yang telah mati sehingga tidak terjadi penumpukan bangkai makhluk hidup,
tetapi hancur dan kembali menjadi unsur-unsur tanah.
 Air merupakan kebutuhan vital dan esensial bagi makhluk hidup. Tanpa adanya air,
mustahil akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di bumi ini.
3. Kerusakan Lingkungan Hidup
Kerusakan lingkungan hidup merupakan fenomena dan gejala sosial yang saat ini
sering kali dijumpai pada berbagai wilayah, baik di wilayah daratan, perairan, maupun
kerusakan atmosfer. Kerusakan lingkungan yang terjadi pada suatu kawasan dampaknya
dapat dirasakan oleh penduduk yang tinggal di luar kawasan tersebut. Adapun masalah
lingkungan yang terjadi di seluruh negara di dunia, baik di negara-negara maju maupun
berkembang adalah pencemaran.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997, tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi dengan baik sesuai dengan peruntukkannya.
4. Pelestarian Lingkungan Hidup
Kerusakan lingkungan hidup terjadi sebagai ulah akibat tangan-tangan manusia yang
tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya yang terkandung di alam. Jika
proses perusakan unsur-unsur lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan
berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah. Oleh karena itu, manusia
sebagai aktor yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan
lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan
lingkungan agar kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dapat ber kelanjutan.
Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan
peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu
Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-
undang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai
Pengendalian Pencemaran Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41
Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Adapun inti dari peraturan-peraturan tersebut adalah bagaimana manusia dapat
mengelola dan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara arif dan bijaksana tanpa harus
merusaknya. Apabila ada penduduk baik secara individu maupun kelompok melanggar
aturan tersebut maka sudah sepantasnya dikenai sanksi yang setimpal tanpa memandang
status. Di lain pihak, masyarakat hendaknya mendukung program-program pemerintah yang
berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan.
G. Lingkungam Hidup dan Manusia
1. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya
yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan
lingkungannya dalam sebuah hubungan timbale balik baik itu positif maupun negatif.
2. Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari
penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara
timbale balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia
yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil.
3. Kolerasi Antara Manusia Dengan Lingkungan
1) Pengertian Ekologi
Kita mengenal beberapa definisi dalam ekologi, misalnya:
 Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik manusia
dengan lingkungannya.
 Ekologi ialah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan
kepadatan makhluk hidup.
 Ekologi adalah biologi lingkungan.
Bertolak dari definisi “Ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara manusia dengan lingkungannya”, maka kita dapat mengambil sudut
pandangh ekologi untuk membahas kajian manusia dan lingkungan dengan disokong
oleh segi kepentingan manusia, yaitu oleh manusia untuk manusia. Pendekatan ini
disebut pendekatan antroposentris, bahasa Yunani anthropos berarti manusia. Ada ilmu
yang disebut sosiologi manusia, dan ada ilmu ekologi manusia
4. Lingkungan Hidup Manusia
Manusia hidup,tumbuh,dan berkembang dalam lingkungan alam dan social-budayanya.
Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosistem yakni suatu unit atau
satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosistem
terdapat komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik pada umumnya merupakan faktor
lingkungan yang memengaruhi makhluk-makhluk hidup di antaranya:
 Tanah yang merupakan tempat tumbuh bagi tumbuh-tumbuhan, di mana tumbuhan
memperoleh bahan-bahan makanan atau mineral-mineral untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
 Udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer. Oksigennya diperlukan untuk bernapas,
gas karbondioksidanya diperlukan tumbuhan untuk proses fotosintesis.
 Air, baik sebagai tempat tinggal makhluk-makhluk hidup yang tinggal di dalam air,
maupun air yang berbentuk sebagai uap yang menentukan kelembaban dari udara, yang
besar pengaruhnya bagi banyaknya makhluk hidup yang hidup di darat.
 Cahaya, terutama cahaya matahari banyak mempengaruhi keadaan makhluk-makhluk
hidup.
 Suhu atau temeperatur, merupakan juga faktor lingkungan yang sering besar
pengaruhnya terhadap kebanyakan makhluk-makhluk hidup. Tiap makhluk hidup
mampunyai batas-batas pada suhu dimana mereka dapat tetap hidup.

Anda mungkin juga menyukai