Anda di halaman 1dari 87

Ed isi 01 | Tahun 2019

KONTRAKPEMERINTAH
Kegiatan IAPI - Audiensi dengan Kepala LKPP
Diskusi kontrak di Poso Sulteng
Kiprah FAKPI

Sosialisasi
IAPI pusatPerpres 16 Tahun 2018 oleh Dpp Iapi Di Jakarta Diskusi kontrak di Papua

Pendampingan kontrak - Kepulauan Riau


"Accelerating Procurement
in The Industrial Revolution 4.0 Generation"
Forum & Pameran Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

1 - 3 APRIL 2020
Jogja Expo Center (JEC)
Yogyakarta

Supported by: Organized by:


1 - 3 APRIL 2020
Jogja Expo Center (JEC)
Yogyakarta
www.gpfe.id
www.bit.ly/DaftarSeminarGPFE2020

GR TEM
AT P
IS! AT
DA TE
Main Stage

FT RBA
AR T
Sesi 1 Speaker: Kepala LKPP**

SE AS*
"Kebijakan Pengadaan Barang dan

GE
RA
Jasa di Era Generasi 4.0"

.
Sambutan Pejabat Tinggi Provinsi D.I. Yogyakarta

Ruang A Ruang B Ruang C


Sesi 2 Speaker: Mudjisantosa Speaker: Muklis Speaker: Suratmo
"Sengketa dan Solusi Kontrak" "Perdata Kontrak" "Perencanaan Pengadaan"

Sesi 3 Speaker: Mudjisantosa Speaker: Prof. Muzakir Speaker: Suratmo


"Pengendalian Kontrak" "Pidana Pengadaan" "Rancangan Kontrak"

Sesi 1 Speaker: Eka Wara Speaker: KemenPUPR Speaker: LKPP


"Kontrak Pengadaan Obat" "Pengadaan Konstruksi" "E-purchasing"

Sesi 2 Speaker: Eka Wara Speaker: KemenPUPR Speaker: BAPPENAS


"Kontrak Alkes" "Kontrak Konstruksi" "KPBU"

Sesi 3 Speaker: Eka Wara Speaker: KemenPUPR Speaker: LKPP


"Pengadaan Langsung & "Design & Build" "Daftar Hitam"
RUP"
Sesi 4 Speaker: LKPP Speaker: LPJK Speaker: LKPP
"SPSE" "K3 Konstruksi" "Pemberian Kesempatan/
Perpanjangan Waktu"

Sesi 1 Speaker: FAKPI Speaker: Mandar TH Speaker: Tatang Sontani


"SPEK dan HPS" "Perubahan Kontrak"

Sesi 2 Speaker: BPK Yogya Speaker: Mandar TH Speaker: LKPP


"Kerugian Negara" "Pembayaran Kontrak" "Pengadaan dan Kontrak
Manajemen Building"

Sesi 3 Speaker: Hery Suroso Speaker: Anang D Speaker: LKPP


"Pemeriksaan Prestasi "Peristiwa Kompensasi/ "Pengadaan dan Kontrak
Konstruksi" Keadaan Kahar" Konsolidasi"

Sesi 4 Speaker: Hery Suroso Speaker: Praktisi Speaker: LKPP


"Konsultan Perencana/ "BLU" "Pendampingan Pengadaan
Konsultan Pengawas" dan Kontrak"

*Para Narasumber akan Supported Organized Daftar:


dikonfirmasi by: by: www.bit.ly/DaftarSeminarGPFE2020
*Biaya pendaftaran GRATIS,
tempat terbatas
Informasi:
www.ipfe.co info@feraco.co.id 0812-9991-037
Edisi 01 | tahun 2019

Kontrak Pengadaan Bahan Pemeliharaan Jalan 2


Anwar Subianto

Dengan Siapa Anda Berkontrak ? 15


Ajik Sujoo

Pajak Terutang Pada Pembayaran Tagihan Pekerjaan 23


Konstruksi
Amrulah

Perubahan Sangat Cepat 27


Andy Satya Nugraha

Perubahan Kontrak 30
Mudjisantosa

Ilmu Arsitektur dalam Pembayaran Biaya Perencanaan Teknis 37


Tatang Sontani

Pengendalian Kontrak dalam Pembayaran Berdasarkan 57


Langkah – Langkah Akhir Tahun Anggaran (Perdirjen
Perbendaharaan 13/Pb/2019)
Ade Kristianto

Tanggung Jawab Administrasi dan Pidana Pokja Pemilihan 66


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Frans Budiman Johannes

Artikel atau tulisan bukan pendapat resmi FAKPI

Redaksi : Mudjisantosa, Alfian Amri, Sustiwati


Alamat Redaksi : Jl. Cilandak KKO, Gg. Abah, Rt 5/5, No 41, Ragunan,
Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 12550
Pengantar

Majalah Edisi Perdana yang Membahas Tentang Kontrak

P uji Syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena majalah
FAKPI (Forum Ahli Kontrak Pemerintah Indonesia) edisi perdana yang
bertepatan dengan Ulang Tahun Fakpi Yang Pertama Tahun 2019 telah terbit.
Majalah FAKPI adalah majalah yang menerbitkan artikel tentang pengadaan
pemerintah yang merupakan hasil karya, kajian dan pengembangan yang
telah dilakukan oleh teman teman anggota Fakpi dan terbuka bagi para
sahabat yang bukan anggota Fakpi.
Dengan hadirnya majalah ini, diharapkan akan semakin terjalin hubungan
yang baik antara sesama anggota, insan pengadaan maupun masyarakat
pada umumnya.
Melalui majalah ini juga akan menjadi salah satu referensi dan sumber
informasi penting dalam memperkaya pengetahuan masyarakat mengenai
kontrak pemerintah, dan seputar pengadaan barang dan jasa pemerintah,
pengetahuan bagi pembacanya serta dapat memberi andil besar terciptanya
perbaikan tata kelola pengadaan pemerintah.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak yang menggelola dan
para penulis yang telah berpartisipasi memberi kontribusi berupa karya
terbaiknya yang dapat bermanfaat menuju pengadaan yang kredibel.
Mohon masukan dan saran untuk pengembangan dan kesempurnaan
majalah Fakpi. Semoga bermanfaat, Fakpi terus berkarya dan berkontribusi
buat bangsa.

Sekian dan Terima Kasih


Wassalam
Salam Fakpi.
Ketua Umum Fakpi
Muhammad Alfian Amri

Edisi 01 Tahun 2019 | 1


ANWAR SUBIANTO
P t. P r o c u r i n d o S e l a r a s M a n d i r i

KONTRAK
PENGADAAN
BAHAN
PEMELIHARAAN
JALAN

2 | Edisi 01 Tahun 2019


PEMELIHARAAN JALAN

S esuai Undang – undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009


pada Pasal 24 dijelaskan bahwa (1) Penyelenggara Jalan wajib segera
dan patut untuk memperbaiki jalan yang rusak yang dapat mengakibatkan
kecelakaan lalu-lintas, (2) Dalam hal belum dapat dilakukan perbaikan jalan
yang rusak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelenggara jalan wajib
memberikan tanda atau rambu pada jalan yang rusak untuk mencegah
terjadinya kecelakaan lalu-lintas.
Sementara pada pasal 273 UU No. 22 Tahun 2009, berbunyi Ayat (1)
Setiap Penyelenggara Jalan yang tdk dengan segera dan patut memperbaiki
Jalan yang rusak yang mengakibatkan Lakalantas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 (1) shg menimbulkan korban luka ringan dan/atau kerusakan
kendaraan dan/atau barang dipidana dengan penjara paling lama 6 (enam)
bln atau denda paling banyak 12.000.000 rupiah, ayat (2) berbunyi Ayat (2)
Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
luka berat, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 thn atau
denda paling banyak Rp.24jt. Ayat (3) berbunyi Ayat (3) Dalam hal perbuatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang lain meninggal
dunia, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 thn atau denda
paling banyak Rp.120jt. Ayat (4) berbunyi Ayat tidak memberi tanda atau
rambu pada jalan yang rusak dan belum diperbaiki sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 bln
atau denda paling banyak Rp.1,5jt
Pemeliharaan Jalan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
perawatan dan perbaikan jalan yang diperlukan dan direncanakan untuk
mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal melayani
lalu lintas selama umur rencana jalan yang ditetapkan.
Pekerjaan pemeliharaan konstruksi jalan merupakan pekerjaan
yang penting untuk dilaksanakan karena konstruksi jalan merupakan
investasi modal yang besar sehingga apabila pelaksanaaannya diabaikan
akan membutuhkan biaya rekonstruksi yang sangat mahal untuk bisa
mempertahankan performance standard (perbaikan ke standar kondisi
yang layak).
Para pengguna jalan menuntut agar jalan yang dilewatinya selalu
memberi kenyamanan dan keselamatan. Namun demikian perkerasan
jalan akan mengalami penurunan kondisi seiring dengan berkurangnya
umur pelayanan karena perkerasan secara terus menerus mengalami
tegangan tegangan akibat beban lalu lintas yang dapat mengakibatkan

Edisi 01 Tahun 2019 | 3


terjadinya kerusakan minor pada perkerasan. Selain beban lalu lintas juga
terdapat pengaruh air, iklim, cuaca, kelembaban, dan lingkungan yang dapat
menurunkan kondisi pelayanan jalan.
Karena karakteristiknya yang selalu mengalami penurunan kondisi,
maka  untuk memperlambat laju kecepatan penurunan kondisi
dan untuk mempertahankan kondisi jalan pada tingkat yang layak
(performance standard), maka jalan perlu dipelihara secara terus
menerus.
Untuk mewujudkan pemeliharaan jalan yang hasilnya dapat memenuhi
tuntutan para pengguna jalan bukanlah pekerjaan yang mudah karena
diperlukan deteksi  dan perbaikan sedini mungkin terhadap perkerasan
guna mencegah kerusakan minor berkembang menjadi kegagalan konstruksi
perkerasan.

1. Tujuan Pemeliharaan Jalan


Secara umum pemeliharaan jalan dimaksudkan untuk :
a. Mempertahankan kondisi jalan
agar tetap berfungsi dalam melayani lalu lintas sehingga keselamatan
lalu lintas terjamin dan pelayanan jalan meningkat. Artinya kecelakaan
yang diakibatkan oleh konsidi jalan yang buruk dapat ditekan seminimal
mungkin dan karena kondisi jalan yang baik para pengguna jalan akan
menikmati kenyamanan selama perjalanannya.
b. Memperkecil biaya operasi kendaraan.
Besarnya biaya operasi kendaraan tergantung pada jenis kendaraan,
geometric dan kondisi jalan. Apabila jalan dalam kondisi baik maka
Biaya Operasi Kendaraan (BOK) tidak meningkat, sedangkan yang sangat
berkepentingan dengan BOK adalah para pengguna jalan.
c. Memperlambat atau mengurangi laju kerusakan (rate of
deterioration) sehingga diharapkan dapat memperpanjang umur
jalan.
Ditinjau dari segi teknis kegiatan pemeliharaan jalan merupakan
upaya upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya air kelapisan
perkerasan yang mengalami retak karena terjadinya pelapukan dan
upaya menangani akibat dari gerakan roda dan beban lalu lintas yang
menyebabkan pengikisan dan tekanan terhadap permukaan perkerasan
yang akhirnya terjadi kelelahan (fatig) pada struktur jalan.

4 | Edisi 01 Tahun 2019


2. Klasifikasi Kegiatan Pemeliharaan Jalan Berdasarkan
Frekuensi Pelaksanaannya.
a. Pemeliharaan Rutin (Routine Maintenance)
Merupakan Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara terus menerus
sepanjang tahun. Kegiatan ini meliputi : perawatan permukaan jalan
meliputi: perbaikan kerusakan kecil, penambalan lubang, pemburasan,
perbaikan kerusakan tepi perkerasan, perawatan trotoar, saluran
samping dan drainase bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan
dan perawatan bahu jalan.
b. Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance)
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan hanya pada interval waktu
tertentu karena kondisi jalan sudah mulai menurun.
Kegiatan ini meliputi perbaikan, levelling, resealing maupun overlay
(pelapisan ulang) pada jalan beraspal atau regrooving (pengaluran/
pengkasaran permukaan) maupun overlay pada jalan beton semen.
c. Rehabilitasi (Urgent Maintenance)
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk hal-hal yang sifatnya
mendadak /mendesak/ darurat akibat terjadi kerusakan setempat yang
cukup berat misalnya jalan putus akibat banjir, longsor, gempa, dan lain-
lain
Kegiatan rehabilitasi ini meliputi semua kegiatan pengembalian kondisi
jalan ke kondisi semula yang harus dilakukan secepatnya agar lalu lintas
tetap berjalan dengan lancar.

BAHAN PEMELIHARAAN JALAN


Bahan konstruksi yang dipergunakan di dalam pekerjaan pemeliharaan
jalan, harus memenuhi persyaratan teknis. Adapun Bahan untuk
pemeliharaan jalan yang sering dipakai dan diadakan adalah sebagai berikut:
1. Tanah
2. Agregat
3. Bitumen
4. Bahan Pengisi (Filler)
5. Bahan Tambah
6. Beton

Bahan konstruksi tersebut diatas harus memenuhi syarat-syarat teknis


sebagai berikut:
1. Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku
Edisi 01 Tahun 2019 | 5
2. Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalam
Gambar dan spesifikasi atau sebagaimana secara khusus disetujui tertulis
oleh Engineer
3. Semua produk harus baru
4. Harus ekonomis dengan kriteria murah, jumlahnya banyak dan mudah
diperoleh.

PENGOLAH BAHAN PERKERASAN JALAN


1. Aspalt Mixing Plant (AMP)
Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah
seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan,
dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran
beraspal panas yang memenuhi persyaratan tertentu.
a. Jenis AMP
Ada dua jenis AMP, yaitu:
1. Jenis Takaran
2. Jenis menerus atau Drum Pencampur
b. Produk AMP
1. HRS – WC
2. HRS – Base
3. AC – WC
4. AC – BC
5. AC – Base

2. Batching Plant
Perkembangan kini hampir seluruh industri telah mengalami kemajuan
pesat, tak ketinggalan juga pada dunia konstruksi, salah satu yang akan kami
bahas di sini yaitu mengenai batching plant, tempat paling fundamental
dalam pembuatan ready mix
Batching plant adalah lokasi khusus untuk pembuatan beton readymix,
memiliki beberapa komponen untuk mencampur material-material
beton, Istilah lain sering pula disebut dengan pabrik beton dimana
terjadi pencampuran dan pengadukan beton yang akan digunakan untuk
kepentingan konstruksi berbagai proyek, baik itu landasan bandara, jalan
raya, maupun perumahan.
Pada umumnya, kapasitas dari pabrik beton tersebut sangat tinggi,
sehingga memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan beton dalam jumlah

6 | Edisi 01 Tahun 2019


besar. sedangkan produk pengolahan beton ini disebut dengan ready mix
beton yang kemudian di angkut dengan armada proyek berupa truk mixer.
Dengan cara pengangkutan ini, maka beton akan bisa dipakai di situs
konstruksi meskipun harus melalui perjalanan dengan truk terlebih dahulu
tanpa merusak karakter beton
a. Bagian-bagian Batching Plant
Pabrik beton batching plant memiliki berbagai elemen dan peralatan
kerja yang tidak sederhana. Belum lagi tenaga teknik yang harus mumpuni
sehingga mampu menghasilkan kualitas beton terbaik.  Di sinilah tersedia
jenis peralatan konstruksi khusus, yang dikembangkan untuk pembangunan
dan perbaikan darurat landasan pacu bandara, jalan, jembatan dan pekerjaan
beton lainnya.
Di dalam batching plant dicampurkan beberapa bahan untuk membentuk
beton. Beberapa masukan bahan ini termasuk air, udara, aditif, pasir, agregat
(batu, kerikil, dll), fly ash, silica fume, slag, dan semen.
Sebuah pabrik beton dapat pula memiliki berbagai bagian dan elemen lain
yang mendukung kinerja pembentukan beton, berikut ini adalah komponen
yang ada di sekitar batching plant beton

b. Produk Batching Plant Jenis Produk Beton Batching Plant


Hasil dari batching plant ialah berupa beton yang kualitas dan karakternya
disesuaikan dengan kondisi dari situs konstruksi. Selain itu memperhatikan
pula kondisi transportasi yang ada, seperti kepadatan lalu lintas dan kondisi
jalan. Pasalnya, produk beton yang dikirim ke lokasi konstruksi haruslah
dalam keadaan siap pakai. Jika terlalu dalam dalam perjalanan, maka beton
bisa tak terpakai karena karakternya berubah lantaranter-hidrasi terlalu
lama. Beberapa jenisnya adalah:
1).  A Dry Mix Concrete Plants,
Jenis beton ini juga dikenal sebagai Transit Mix Plants, bahan yang dipakai
ialah pasir, kerikil dan semen dalam berat yang sudah diukur melalui timbangan
digital atau manual. Semua bahan dimasukkan ke saluran mixer truk. Sementara
itu, air ditimbang sesuai volume yang diperlukan dalam batching plant dan
dimasukkan ke dalam saluran pemuatan yang sama ke dalam truk mixer.
Bahan-bahan tersebut dicampur dengan minimum 70 hingga 100 putaran
selama pengangkutan atau transportasi ke situs konstruksi.
2). Beton basah
Beton basah siap pakai merupakan salah satu produk dari batching plant

Edisi 01 Tahun 2019 | 7


yang perlu kita tahu. Para insinyur  menggabungkan beberapa atau semua
bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan beton termasuk air di lokasi
pusat dalam mixer beton.Bahan yang sudah tercampur akan diaduk dalam
perjalanan ke tempat konstruksi. Hasil beton basah ini dapat menawarkan
campuran yang lebih konsisten dalam waktu yang lebih singkat (biasanya 5
menit atau kurang).

EKONOMI
Harga bahan konstruksi selalu mengikuti hokum ekonomi yaitu
permintaan dan penawaran. Jika permintaan tinggi dan penawaran rendah
(bahan tidak tersedia cukup dipasar bebas) maka harga bahan konstruksi
semakin tinggi dan sebaliknya. Agar diperoleh bahan konstruksi yang murah
maka sumber alam suatu daerah harus disurvey depositnya. Jika depositnya
sangat banyak maka bahan konstruksi tersebut merupakan salah satu
pilihan utama.
Karena bahan konstruksi yang dipergunakan di dalam pekerjaan harus
memenuhi standar teknis dan ekonomis.

PERMASALAHAN
Dalam pelaksanaan pemeliharaan jalan yang harus terselenggara selama
satu tahun penuh, dan dimulai dari awal tahun anggaran (tanggal 1 Januari),
dalam proses pengadaan bahan perkerasan jalan, menemui beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Pengesahan Anggaran dalam tempo sesingkat-singkatnya beserta
penyiapan dokumen-dokumennya.
2. Proses pengadaan barang dan jasa yang tepat
3. Banyak supplier/distributor bukan sebagai distributor utama sehingga
mengakibatkan harga material lebih mahal
4. Ketakutan pelanggaran hukum para pihak

KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN PERKERASAN JALAN


Untuk memenuhi kebutuhan bahan perkerasan jalan sepanjang tahun
maka dibutuhkan kebijakan yang mendorong ketepatan pelaksanaan
pemeliharaan, agar tidak menyimpang dari pemenuhan UU No. 22 Tahun
2009. Adapun sesuai dengan pasal 5 Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018,
amak kebijakan yang penting dilaksanakan adalah:
1. Meningkatkan kualitas perencanaan pengadaan barang/jasa.

8 | Edisi 01 Tahun 2019


2. Mengembangkan e-marketplace pengadaan barang/jasa.
3. Mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri dan Standar Nasional
Indonseia (SNI).
4. Melaksanakn pengadaan berkelanjutan.

Di samping itu pengadaan bahan perkerasan jalan tidak meninggalkan


prinsip efisien, efektif, bersaing dan akuntabel, sehingga permasalahan yang
timbul dapat diminimalkan.
Pengadaan bahan jalan ini, memerlukan persiapan pengadaan yang
matang, sesuai pasal 25 perpes 16 tahun 2018 yang meiputi kegiatan:
a. Menetapkan HPS
b. Menetapkan rancangan kontrak
c. Menetapkan spesifikasi teknis/KAK, dana tau
d. Menetapkan uang muka, jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan,
jaminan pemeliharaan, sertifikasi garansi, dan/atau penyesuaian harga.

Kebutuhan pemenuhan pemeliharaan jalan sepanjang tahun menuntut


untuk pemilihan jenis kontrak yang seusai. Sebagaimana tercantum pada
pasal 27 perpres 16 tahun 2018, maka dapat digunakan jenis kontrak:
1. Lumsum
Kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan dan jumlah harga pasti dan
tetap dalam batas waktu tertentu, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia,
b. Berorientasi pada keluaran,
c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan kontrak.

2. Harga Satuan;
Kontrak pengadaan dengan harga satuan yang tetap untuk setiap satuan
atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang ditetapkan, dengan ketentuan:
a. Volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat
kontrak ditandatangani;
b. Pembayaran berdasarkan hasil pengukuran bersama atas realisasi
volume pekerjaan; dan
c. Nilai akhir kontrak ditetapkan setelah pekerjaan selesai.

Edisi 01 Tahun 2019 | 9


3. Kontrak payung
Dapat berupa kontrak harga satuan dalam periode waktu tertentu
untuk barang/jasa yang belum dapat ditentukan volume dan/atau waktu
pengirimannya pada saat kontrak ditandatangani.

4. Kontrak Tahun Jamak


Merupakan kontrak pengadaan yang membebankan lebih dari 1 (satu)
tahun anggaran dilakukan setlah mendapatkan persetujuan pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, dapat berupa:

a. Pekerjaan yang penmyelesaiannya lebih dari 12 bulan atau lebih dari


1 tahun anggaran; atau
b. Pekerjaan yang memberikan manfaat lebih apabila dikontrakkan
untuk jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dan palinglama
3 (tiga) tahun anggaran.

Sebagai gambaran dapat diilustrasikan pada table berikut ini:

Dari table tersebut dapat menggambarkan praktek kontrak pengadaan


bahan jalan yang ada saat ini:
1. Kontrak Lumsum; Tidak banyak yang melakukan
2. Kontrak Harga Satuan; Beberapa pemda melaksanakan kontrak ini
berulang setiap tahun
3. Kontrak Payung; Menyegerakan pelaksanaan pemeliharaan jalan
dan meminimalkan kekhawatiran pelanggaran hukum
4. Kontrak Tahun Jamak; Sewa AMP dianggap sebagai sewa jasa produksi
saja

Pada proses pengadaan dan pemilihan jenis kontrak untuk pengadaan


bahan jalan agar prinsip efektif dan efisien tercapai, ada beberapa hal yang
perlu dihindari dan jangan dilaksanakan, yaitu:
1. Anggaran; Pengesahan Anggaran yang tidak tepat waktu, sehingga
penyiapan dokumen pengadaan lebih baik
2. Proses Pengadaan; Tidak efektif Tidak Efisin tidak Transparan
3. Kemahalan; Pengadaan material pada tingkat pengecer bukan pada
distributor

10 | Edisi 01 Tahun 2019


BEST PRACTICE
Pelaksanan pemeliharaan jalan saat ini dilaksanakan di seluruh wilayah
Indonesia, dana dari praktek yang sudah dilaksanakan selama puluhan tahun,
ada beberapa metode pelaksanaan yang patut di contoh dan merupakan
praktek terbaik, diantaranya adalah:
1. Swakelola; Mayoritas pemeliharaan jalan dilaksanakan secara swakelola
2. Kontrak Payung; Kebutuhan berulang dalam jangka waktu satu tahun
3. Harga Material; Lebih murah karena pembelian pada tingkat distributor
4. Penanganan lebih cepat; Tidak menunggu proses pengadaan yang lama

Beberapa daerah sudah melaksanakan dengan e-katalog diantaranya


adalah kota Semarang dan provinsi Gorontalo. Berikut beberapa dokumen
yang dapat dijadikan contoh:

1. Rekapitulasi Harga e-Katalog

Edisi 01 Tahun 2019 | 11


2. Bentuk kontrak katalog:

3. 12Penganggaran
| Edisi 01 Tahun 2019
3. Penganggaran
3. Penganggaran

4. Surat Perjanjian

Edisi 01 Tahun 2019 | 13


5. Surat Pesanan

DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
2. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No. 9 Tahun
2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia.
3. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No. 11
Tahun 2018 Tentang Katalog Elektronik.
4. Direktorat Jenderal Bina Marga, Spesifikasi Umum untuk Konstruksi Jalan dan
Jembatan Tahun 2018
5. American Asociation of State Highway and Transportasion Officialls, Standard
Specification for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing,
Washington DC, 1994
6. Asphalt Institue, The Asphalt Handbook, Manual Series No. 4, Maryland, 1989
7. Krebs, Robert D., Walker Richarlarkson H, Highway Engineering, John Wiley and
Sons, New York, 1982
8. Road Research Laboratory, Bituminious Materials in Road Construction,
London, 1982

14 | Edisi 01 Tahun 2019


AJIK SUJOKO
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

DENGAN
SIAPA ANDA
BERKONTRAK ?

Edisi 01 Tahun 2019 | 15


S igning contracts is an essential process in the business of conventional
commerce1. Seiring dengan perekembangan dalam praktik perdagangan,
model konvensional sudah banyak beralih pada model elektronik, maka
praktik penandatanganan kontrak secara elektronik sangat penting untuk
transaksi e-commerce.
Seperti halnya dalam praktik kontrak di pemerintah, kontrak yang
ditandatangani para pihak masih konvensional, meskipun dalam proses
pemilihan pihak pelaksana pekerjaan masih campuran konvensional dan
elektronik. Hal ini dibutktikan proses pengumuman, pejelasam maupun
pemasukan dokumen penawaran sudah secara elektronik melalui
sistem. Namun demikian, ketika pembuktian kualifikasi/klarifikasi dan
penandatanganan kontrak masih konvensional.
Kontrak di pemerintah cukup unik, ketimbang praktik berkontrak
dalam sektor swasta, karena aspek hukum dan prosedur yang berbeda,
selain tebalnya redaksi/isi yang tertuang dalam kontraknya. Kontrak di
pemerintah tidak hanya melibatkan pihak swasta, namun terbuka juga
dengan badan-badan usaha yang didirikan oleh pemerintah. Pola-pola
kontrak yang ditemui dalam pemerintah cukup beragam, semisal kontrak
pengadaan barang/jasa (PBJ), bentuk kemitraan. Increase in the number of
mega-scale urban development projects that are undertaken in the context of
public-private partnerships.2
Dalam praktik di pengadaan barang/jasa pemerintah (PBJ), cukup banyak
ditemui permasalahan terkait kontrak antar pihak yang menandatangani
kontrak. Permasalahan terkait kontrak antara lain, pemutusan kontrak/
wanprestasi, perubahan kontrak, daftar hitam, uang muka dan pembayaran
prestasi pekerjaan, saknsi, keadaan kahar/peristiwa kompensasi dan
penyesuaian harga.3 Terkait terhadap permasalahan tersebut, tentu para
pihak perlunya memahami atau mengetahui pihak lawan yang melakukan
kontrak. Melalui tulisan ini mencoba untuk membahas dengan siapa
anda berkontrak. Tujuannya para pihak sedini mungkin setidaknya dapat
mempersiapkan berbagai resiko ketika berkontrak.
Banyak hal yang biasa dipertimbangkan sebagai upaya mitigasi

1 Josep-Lluis Ferrer-Gomila, A fair contract signing protocol with blockchain support, https://doi.
org/10.1016/j.elerap.2019.100869
2 Yoon-jung Kim, Mack Joong Choi, Contracting-out public-private partnerships in mega-scale
developments:The case of New Songdo City in Korea, https://doi.org/10.1016/j.cities.2017.07.021
3 Direktorat Penanganan Permasalahan Hukum, 7 Masalah Sengketa Kontrak, LKPP, Kegiatan Workshop
Ahli Kontrak Tentang Tata Cara Penyusunan Rancangan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Tahun 2019 Batam, 28 Februari 2019 – 01 Maret 2019.

16 | Edisi 01 Tahun 2019


resiko ketika akan berkontrak bagi para pihak. Sebagai misal, pihak wakil
pemerintah yang memiliki keleluasan dalam merancang kontrak. Pihak
calon penyedia, ketika akan menawarakan melihat harga penawaran yang
ditawarkan apakah dapat mencover biaya-biaya/pengeluaran sehingga akan
memperoleh keuntungan. Mitigasi-mitigasi resiko itu bagus, namun dalam
praktiknya, mitigasi akan diuji dalam pelaksanaan oleh pihak yang ada di
lapangan/pelaksanaan. Misalnya, Sebaik-baik kontrak (minim kelemahan/
celahnya), tidak berdaya ketika dihadapkan dengan penyedia yang sudah
“lari” membawa uang muka yang sudah diterima.
Aspek-aspek teknis sangat diperlukan dalam berkontrak, seperti,
pemahaman terhadap pekerjaan, mitigasi resiko, pengendalian kontrak.
Namun demikian, aspek di luar teknis (soft skill) ada gunanya jika diketahui
para pihak agar mendukung keberhasilan pelaksanaan kontrak. Memahami
personal/individu/seseorang/ orang lain ketika berkontrak juga penting.
Pemahaman mengenai personil/individu/orang lain seperti fisiognomi
adalah ilmu firasat wajah atau ilmu membaca karakter seseorang lewat
wajah4. Manfaat memperlajari rahasia wajah dengan fisiognomi adalah :5
1. Dapat mengenal lebih baik diri sendiri.
2. Lebih memahami secara mendalam kepribadian orang lain.
3. Sangat menghargai makna kehidupan, persaudaraan, dan persahabatan.
4. Dapat menganalisis bermacam watak dan sifat orang lain yang kita ajak
bicara.
5. Bisa berguna untuk memprediksi kejadian masa lalu, masa sekarang, dan
masa yang akan datang.
Seni membaca wajah sudah dikenal sejak dulu, dari zaman Tiongkok
kuno, Yunani Kuno, dan Romawi Kuno. Seni membaca wajah ini dikenal
dengan nama fisiognomi. Seperti yang kerap ditemui di Indonesia yang
memiliki berbagai macam suku, dengan melihat wajah terkadang kita sudah
tahu atau paling tidak mereka itu berasal dari mana. Fisiognomi, pertama
kali, disusun secara sistematis oleh Ariestoteles. Dia mempelajari dan
menafsirkan berbagai sifat dan karakter manusia melalui berbagai bentuk
wajah, warna rambut, anggota badan, dan suara. Di antara para filsuf klasik
Latin yang melakukan praktik fisiognomi adalah Juvenal, Suetonius, dan
Pliny the Elder.6
Salah satu panduan sederhana untuk mengenal karakter orang, adalah

4 https://id.wikipedia.org/wiki/Fisiognomi
5 https://www.kaskus.co.id/thread/51516be0e374b41245000018/cara-membaca-karakter-seseorang-
lewat-wajah-dengan-ilmu-fisiognomi/
6 http://buwananusantara.blogspot.com/2015/08/membaca-karakter-seseorang-dari-raut.html

Edisi 01 Tahun 2019 | 17


dengan melihat bentuk wajah dan raut wajahnya, siapa tahu ketika
berkontrak para pihak bisa memahami pihak lain. Berikut bentuk wajah
seseorang dan rahasianya menurut ilmu fisiognomi :7
1. Bentuk wajah bulat
Bentuk wajah ini umumnya memiliki struktur tulang yang sangat
kuat. Itu menunjukkan watak, aktivitas mental yang sangat kuat, tahan
terhadap penyakit dan rasa percaya diri yang tinggi. Hampir semua Kaisar
Cina memiliki wajah bulat. Pemilik wajah ini pada umumnya cerdas dan
dapat beradaptasi dengan situasi macam apapun. Mereka dikaruniai otak
jempolan. Meski cenderung sedikit malas, tapi orang dengan bentuk wajah
bulat umumnya panjang umur. Orang Timur mengatakan mereka seakan
tidak terburu -buru untuk mati. Wajah bulat dengan leher panjang memiliki
daya tahan terhadap penyakit. Dalam bercinta mereka jujur meski terkadang
keinginan erotik menjebloskan mereka dalam ketidaksetiaan.

2. Bentuk wajah Berlian


Wajah berlian memiliki dahi yang sempit, tulang pipi yang menonjol dan
berdagu lancip. Itu artinya mereka hangat dan diberkahi kemauan kuat
serta keberuntungan dalam karir. Sayangnya orang tipe ini cenderung egois
dan kurang peduli pada moral. Wajah berlian banyak dimiliki banyak artis
panggung wanita terkenal dan prajurit pemberani.
Orang Cina merasa sangat beruntung jika meninggalkan rumah untuk
keperluan bisnis, bertemu dengan wanita atau pria yang memiliki wajah
berlian. Jika wanita, mereka ditafsirkan bisnis akan sukses tapi nanti, dan
pria, ditafsirkan bisnis akan sukses tapi segera. Orang dengan bentuk wajah
seperti ini umumnya juga beruntung dalam cinta. Dikenal mempunyai daya
tahan tubuh yang menakjubkan terhadap penyakit. Mereka juga ambisius
tapi juga memiliki rasa humor yang baik.
Menurut penelitian, banyak pemilik wajah berlian tidak puas dengan
masa kanak-kanak dan remajanya, dan hanya menemukan kebahagiaan
pada paruh kedua usia mereka. Sampai akhir hayat, mereka selalu ingat
kesulitan-kesulitan yang pernah dihadapi dan diatasi.

3. Bentuk wajah persegi panjang


Wajah ini menunjukkan kreativitas, kepandaian dan penguasaan diri,

7 Cara Membaca sifat Seseorang Dari bentuk Wajahnya Dengan Ilmu Fisiognomi, http://aspal-putih.
blogspot.com/2012/06/cara-membaca-sifat-seseorang-dari.html.

18 | Edisi 01 Tahun 2019


tapi juga menunjukkan ketidaksetiaan. Orang Cina menyebut bentuk wajah
ini seperti pohon, karena mirip dengan batang pohon. Pemiliknya umumnya
orang yang suka pada introspeksi diri yang menakjubkan dan dapat
mengendalikan perasaan untuk mengatasi hal atau masalah. Mereka juga
kreatif dan beruntung dalam hidup. Menurut imajinasi Cina, hal ini secara
simbolik diwakili oleh pohon yang pada musim semi berdaun kembali.
Banyak orang dari kalangan ini mencapai sukses namun sangat terikat pada
pekerjaan yang dianggap nomor satu dalam hidup, sehingga terkadang
menjadi masalah di dalam kehidupan rumah tangga mereka.

4. Bentuk wajah persegi


Pemilik wajah ini umumnya punya karakter stabil, jujur dan seimbang.
Mereka adalah orang-orang yang biasa membuat kepuasan. Bisa menikah
lebih dari sekali dan pecinta yang berapi-api. Wajah persegi menandakan
pribadi yang peka pada persoalan umum, rasa implusif dan terkadang keras
kepala. Kalau pria, biasanya kukuh pada pendirian, mereka juga dikenal
sebagai orang yang bergairah, hanya repotnya tidak setia dalam bercinta
karena mudah dirayu. Murah hati juga ciri yang paling nyata. Mereka selalu
menjadi teman yang baik dan setia. Mereka selalu menempatkan teman-
temannya nomor satu dalam hidup, imbalannya meminta dari mereka
kejujuran dan kepatuhan.

5. Bentuk wajah rahang sempi berdahi lebar


Orang Cina menghubungkan wajah ini dengan unsur bumi, karena
bentuknya yang bagus dan hanya berubah sedikit oleh usia. Mereka
cenderung agresif dan keras kepala. Kalau memutuskan mereka harus
melihat hasilnya secepat mungkin. Mereka pun siap bertempur sampai titik
darah penghabisan demi tercapainya kehendak, terutama untuk kehidupan
emosional mereka. Kalau pria, sulit menjadi ayah yang sempurna karena
tidak mampu bergaul dengan anak-anaknya dan cenderung tidak mengikuti
pertumbuhan anaknya.

6. Bentuk wajah segitiga


Wajah ini mengungkapkan semangat yang tak kenal lelah, ditambah
meluap, otak cerdas dan sensual. Mereka biasanya ambisius dan cenderung
menonjolkan diri. Banyak penggoda hebat dalam sejarah seperti Mary
Tudor dan Elizabeth dari Austria termasuk golongan ini, juga artis Merlene

Edisi 01 Tahun 2019 | 19


Dietrich, Pier Angeli dan Elizabeth Taylor. Umumnya tipe ini sering tidak
bahagia dalam kehidupan cinta.
Mereka cenderung meninggalkan keluarga untuk menuruti dorongan
hati. Dalam beberapa kasus, konflik jiwa kerap mempengaruhi perilaku
mereka. Saat tertarik pada pengalaman baru dan terpesona oleh hubungan
mesra pada lawan jenis, mereka dapat menentang keputusan mereka untuk
melakukan perjalanan, pindah kerja atau lari dari rutinitas keseharian yang
dianggap sebagai pengganggu.

7. Bentuk wajah dahi lebar dengan dagu persegi


Mereka umumnya memiliki daya hidup yang kuat, gigih, tapi sulit
berpikir positif. Suka mencari perhatian dan meraih keuntungan dari setiap
kesempatan yang diberikan oleh hidup. Hidup mereka dipenuhi kegiatan
dan penantian. Ramah, tapi sulit dijadikan teman. Selalu tegang dan kurang
spontanitas. Sangat hebat dalam bercinta, tapi mau enak sendiri. Karena itu
mereka tidak ragu-ragu memutuskan hubungan, jika dianggap mengganggu
karir atau posisi sosial.
Punya perhatian besar pada prestasi fisik. Banyak penerjun dan pembalap
punya wajah tipe ini. Karena tidak suka buang waktu untuk tujuan sepele,
akibatnya mereka sering tampak tidak tertarik pada sesuatu. Mereka
umumnya dikaruniai umur panjang, seakan-akan mereka menjaga energi
untuk tujuan-tujuan penting. Mereka pandai berbicara, tenang namun bisa
berubah keras kepala.

8. Bentuk wajah dengan tonjolan tulang pipi


Mutu utama pemilik wajah dengan tulang pipi menonjol adalah watak
yang kuat, tekun, energi mental serta kemampuan bangkit dari kejatuhan.
Kesalahan mereka biasanya berasal dari diri sendiri. Orang dengan tipe
wajah ini sering menjadi pemimpin, namun kerap juga muncul di kalangan
petualang-petualang yang kurang baik atau seperti penjahat dan mata-mata.
Mereka dikenal tidak stabil dan gelisah. Jika pria punya bentuk wajah
seperti ini biasanya tidak mampu menjadi suami yang setia dan dipercaya.
Wanita pun begitu, tidak stabil dalam kehidupan cintanya, cenderung
menguasai pasangan dan sangat senang dirayu. Untuk hidup bahagia dengan
mereka diperlukan kemampuan untuk mendukung kecenderungan mereka
dan memberikan pertimbangan.

20 | Edisi 01 Tahun 2019


Dengan membaca karakter seseorang, setidaknya dalam pelaksanaan di
lapangan, bisa memahami sifat atau karakter aslinya, sehingga para pihak
dapat melakukan strategi lanjut atau antisipasi. Sebagai misal, ketika seorang
tenaga ahli suatu konsultan perencana yang sangat idealis, dan kaku, ketika
menemukan perbedaan persepsi di lapangan dengan seorang site manager
dari kontraktor di lapangan yang sama-sama idealis dan kaku, maka akan
sulit mempertemukan titik pemecahan perbedaan permasalahan. Memang
harus diakui, terkadang mengetahui lawan berkontrak ketika akan tanda
tangan kontrak dalam PBJ, atau mungkin lebih parah, para pihak sama-
sama tidak/belum mengetahui yang pihak lawan yang bertanda tangan
kontrak secara fisik. Dalam praktiknya para pihak yang melakukan kontrak
didukung berbagai tim (beberapa personil) dengan berbagai macam
karaktersitik masing-masing. Sebagai misal dalam pekerjaan konstruksi,
pihak pemerintah yang terdiri dari PPK dan beberapa tim/staff pendukung.
Kontraktor pun demikian, terdiri dari Direktur maupun tim pelaksana.
Banyak permasalahan kontrak PBJ yang membutuhkan “juru damai”,
baik itu melalui peradilan atau non peradilan. Dalam ilmu sosiologi,
adanya interaksi sosial antar individu/sesorang menghasilkan apa yang
disebut proses sosial.8 Proses sosial disebut asosiatif apabila proses
itu mengindikasikan adanya “gerak pendekatan atau penyatuan”. Jika
kebalikannya maka disebut proses sosial disosiatif.
Baik proses sosial asosiatif maupun disosiatif ditemukan dalam proses
PBJ. Berikut proses sosial dalam proses tender :
1. proses tender merupakan salah satu bentuk bentuk proses sosial disosiatif
yang berbentuk “kompetisi” antar penyedia. Di dalam proses tender ini
juga terdapat proses sosial asosiatif yang berbentuk “kooperasi”, dalam
bentuk patungan (joint-venture) antar penyedia.
2. Ketika masing-masing penyedia memberikan penawaran kepada
pemerintah melalui system, disebut proses sosial asosiatif yang
berbentuk “kooperasi”. Konkrit kooperasi ini tercermin dalam tawar-
menawar dalam proses tender, yang merupakan bagian dari proses
pencapaian kesepakatan untuk pertukaran barang atau jasa.
3. Ketika muncul pemenang tender dan berkontrak, terjadi proses sosial
asosiatif yang berbentuk “kooperasi”. Artinya kooperasi merupakan
perwujudan minat dan perhatian para pihak untuk bekerja bersama-
sama dalam suatu kesepahaman.

8 J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan Edisi Kedua, Jakarta, Ken-
cana, 2006, hal. 57.

Edisi 01 Tahun 2019 | 21


4. Ketika muncul permasalahan dalam kontrak, dapat dimungkinkan terjadi
proses sosial asosiatif maupun proses sosial disosiatif.
a. Apabila dalam permasalahan kontrak ke arah tercapainya
persepakatan sementara antara para pihak ini disebut proses
sosial asosiatif dalam bentuk “akomodasi”. Bentuk akomodasi ini
dapat dalam berbagai bentuk antara lain; pemaksaan, kompromi,
penggunaan jasa perantara (mediation), penggunaan jasa penengah
(arbitrate), peradilan (adjudication), pertenggangan (toleration),
stalemate.
b. Apabila dalam permasalahan kontrak ke arah persaingan antara para
pihak ini disebut proses sosial disosiatif dalam bentuk “kompetisi”.
Kompetisi dalam kontek sosiologi yang dihadapkan pada PBJ tidak
hanya membahasa proses kompetisi para penyedia, namun juga
kompetisi atau persaingan para pihak agar dapat menyalurkan,
merealisasi keinginan-keinginan para pihak. Bisa jadi permasalahan
kontrak mengarah pada proses sosial disosiatif dalam bentuk “konflik”.
Banyak faktor yang menyebabkan konflik, diantaranya perbedaan
pendirian dan keyakinan perorangan. Oleh karena itu memahami
orang lain dengan fisiognomi sangat membantu karakteristik orang
seperti apa.

Nah, seperti apakah yang akan anda ajak berkontrak ?

22 | Edisi 01 Tahun 2019


M u c h ama d A mru l l a h

Pajak Terutang Pada


Pembayaran Tagihan
Pekerjaan Konstruksi

Edisi 01 Tahun 2019 | 23


Abstrak
Pembayaran tagihan pekerjaan konstruksi atas beban belanja negara
harus memperhitungkan pajak yang terutang. Pajak yang terutang Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan PPh pasal 4 ayat (2). Tarif PPN saat ini yang
berlaku adalah 10%. Tarif PPh pasal 4 ayat (2) untuk jasa pelaksana pekerjaan
konstruksi bervariasi yaitu 2%, 3%, dan 4%.
Kata kunci : PPN, PPh pasal 4 ayat (2), pekerjaan konstruksi

P embayaran tagihan atas beban belanja negara memperhatihan


pemungutan dan pemotongan atas pajak yang terutang. Salah satu
pembayaran tagihan atas beban belanja negara adalah pekerjaan konstruksi.
Pajak yang terutang dalam pembayaran tagihan pekerjaan konstruksi adalah
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 4 ayat (2).
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas
konsumsi Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean.
Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah
darat, perairan, dan ruangan udara di atasnya serta tempat-tempat tertentu
di Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontingen yang di dalamnya berlaku
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan. Penyedia
pekerjaan konstruksi yang terutang pajak saat pembayaran tagihan atas
belanja negara dalah Pengusaha Kena Pajak (PKP). Pengusaha Kena Pajak
(PKP) adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor
barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan
barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau
memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean yang melakukan penyerahan
BKP dan/atau penyerahan PKP.
Objek Pajak Pertambahan Nilai Barang/jasa adalah Barang Kena Pajak
(BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP). Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang
berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak
atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud yang dikenakan
pajak berdasarkan Undang-undang PPN. Pada dasarnya semua barang
adalah BKP, kecuali undang-undang menetapkan sebaliknya. Jasa Kena
Pajak (JKP) adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan
atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau
kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan
untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan

24 | Edisi 01 Tahun 2019


dan atas petunjuk dari pemesan yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-
undang PPN. Pada dasarnya semua jasa dikenakan pajak, kecuali yang
ditentukan lain oleh UndangUndang PPN. Salah satu jasa yang menjadi objek
PPN adalah pekerjaan konstruksi.
Berdasarkan pertimbangan perkembangan ekonomi dan/atau
peningkatan kebutuhan dana untuk pembangunan, dengan Peraturan
Pemerintah tarif PPN dapat diubah serendah-rendahnya 5% (lima persen)
dan setinggi-tingginya 15% (lima belas persen) dengan tetap memakai
prinsip tarif tunggal. Perubahan tarif tersebut, harus dengan Peraturan
Pemerintah. Tarif yang sekarang digunakan adalah 10%.
Ilustrasi perhitungan PPN terutang adalah sebagai berikut. Terdapat
pembayaran pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak sebesar Rp.
220.000.000. Penyedianya adalah PKP dan memiliki kualifikasi pengusaha
kecil. Maka PPN yang terutang dan harus dipungut adalah sebesar:
PPN = Dasar Pengenaan Pajak x 10%
= (100/110 x Rp.220.000.000) x 10%
= Rp.200.000.000 x 10%
= Rp.20.000.000

Pajak terutang berikutnya adalah PPh Pasal 4 ayat (2). Salah satu
objek PPh pasal 4 ayat (2) adalah usaha jasa konstruksi dan bersifat final.
Usaha jasa konstruksi tidak terbatas pada pelaksana konstruksi tetapi juga
jasa perencanaan dan jasa pengawasan pekerjaan konstruksi. Usaha jasa
konstruksi yang berbentuk badan usaha harus memperhatikan ketentuan
tentang perizinan usaha di bidang jasa konstruksi.
Tarif jasa pelaksana konstruksi dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Pelaksana konstruksi oleh penyedia jasa konstruksi dengan kualifikasi
pengusaha kecil adalah 2%
2. Pelaksana konstruksi oleh penyedia jasa konstruksi yang tidak memiliki
kualifikasi usaha adalah 4%
3. Pelaksana konstruksi oleh penyedia jasa konstruksi yang bukan
pengusaha kecil dan telah memiliki kualifikasi usaha adalah 3%

Ilustrasi perhitungan PPh pasal 4 ayat (2) terutang adalah sebagai


berikut. Terdapat pembayaran pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak
sebesar Rp. 220.000.000. Penyedianya adalah PKP dan memiliki kualifikasi
pengusaha kecil. Maka PPh pasal 4 ayat (2) yang terutang dan harus dipotong

Edisi 01 Tahun 2019 | 25


adalah sebesar:
PPh pasal 4 ayat (2) = Dasar Pengenaan Pajak x 2%
= (100/110 x Rp.220.000.000) x 2%
= Rp.200.000.000 x 2%
= Rp.4.000.000
Hal terakhir yang harus diperhatikan adalah pemugutan dan pemotongan
pajak dapat dilakukan dengan cara penyetoran langsung oleh penyedia ke
rekening kas negara atau dilakukan oleh wajib pungut/potong pajak. Wajib
pengut/potong pajak dalam pembayaran tagihan atas beban belanja negara
adalah Bendahara Pengeluaran dan Pejabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM).

26 | Edisi 01 Tahun 2019


A n d y S at y a N u g ra h a

PERUBAHAN
SANGAT CEPAT

Edisi 01 Tahun 2019 | 27


D i jaman yang saat ini konon katanya memasuki ERA DISRUPSI
(persaingan tanpa batas industri - contoh perdagangan online yang bisa
dengan tiba-tiba mematikan raksasa bisnis retail, jaman serba digitalisasi
yang terus menerus akan mengeliminasi pekerjaan manusia) ternyata masih
cukup banyak saya temui manusia-manusia model berikut:

1. Seseorang yang merasa paling ahli, paling pintar paling suhu dan tidak
mau menerima masukan dari orang lain (merasa paling benar). 

2. Seorang senior yang karena kesenioritasnya dan keegoannya tidak


mau belajar tentang hal baru dari junior secara langsung (karena gengsi)
tapi sebetulnya diam-diam terus meng”kepo”in (cari tahu) dengan cara
tersembunyi di belakang untuk mendapatkan informasi/ilmu baru tersebut
tanpa diketahui si junior karena si senior sadar bahwa sebenarnya dia butuh
sekali informasi/ilmu tersebut. 

3. Seorang senior yang sudah berpuluh tahun bekerja di suatu bidang


industri (tidak pernah punya pengalaman bekerja di bidang industri yang
berbeda) dan ternyata bidang industri nya tersebut saat ini mati atau kurang
laku di pasaran dan mau tidak mau harus lompat bidang industri (dan
otomatis memulai dari basic); si senior tersebut merasa stress dan masih
belum bisa move on dari posisinya terdahulu dan dengan posisinya yang
sulit inipun masih saja dia pilih-pilih pekerjaan. 

4. Seseorang yang memanfaatkan situasi kebutuhan pasar akan suatu


penguasaan ilmu/keahlian tertentu dengan menjual training/pelatihan yang
tidak qualified dan tidak mempunyai added value namun berbiaya mahal/
sangat Mahal. 

5. Seseorang yang memanfaatkan kepintarannya untuk “minteri” (Bahasa


jawa: ngakalin) orang lain, alih-alih bukannya sharing ilmu tetapi ilmunya
dipakai untuk ngakalin/bohongin orang. 

6. Seseorang yang persistence tidak mau berubah, tidak mau


menyesuaikan tuntutan jaman/market hanya karena dulu dia pernah sukses
(pernah sukses pada jamannya dan nggak bisa move on). 

28 | Edisi 01 Tahun 2019


Ternyata manusia-manusia model di atas tetap ada dari masa ke masa,
dari jaman ke jaman. Tulisan saya ini murni tidak bermaksud menyindir atau
menyinggung seseorang, namun nyata yang pernah saya temui di kehidupan
saya. Saya prihatin dan hanya berusaha mengingatkan bahwa kunci
bertahan/survive di ERA DISRUPSI adalah INOVASI DAN KOLABORASI. Jika
saja anda masih termasuk orang-orang dalam 6 kategori yang saya sebutkan
di atas, maka siap-siaplah anda akan mengalami kesulitan bertahan di ERA
DISRUPSI. 

Salam

Edisi 01 Tahun 2019 | 29


M u d jisantosa

PERUBAHAN
KONTRAK

30 | Edisi 01 Tahun 2019


P erubahan kontrak untuk kontrak dari hasil pengadaan barang jasa
pemerintah, dapat dijelaskan  sebagai berikut :

1.    Kapan boleh berubah ?
Setelah ditandatangani

2.    Siapa pelaku perubahan kontrak ?


Pejabat Penandatangan Kontrak (PA/KPA/PPK) dan Penyedia  

3.    Kapan batas perubahan kontrak ?


Sampai dengan masa pelaksanaan kontrak berakhir.

4.    Berapa kali kontrak boleh berubah ?


Tidak dibatasi

5.    Apa hasil perubahan kontrak ?


Dokumen perubahan kontrak, yang sering disebut sebut sebagai
addendum kontrak

6.    Berapa batas prosentase perubahan kontrak ?


Tidak dibatasi, namun semakin banyak nilai rupiah perubahan akan
menjadi pertanyaan, bagaimana perencanaan dan kenapa diperlukan
perubahan.
Contoh kontrak total Rp. 1,5 milyar berubah senilai rp. 450 juta atau
sebesar 30%, sedangkan nilai total kontrak tetap Rp. 1,5 milyar atau
nilai total kontrak bisa juga turun.

Sedangkan batasan berubah dari nilai kontrak sebesar 10% adalah bila
suatu kontrak berubah bertambah hanya sebesar bertambah s.d. 10%
dari nilai kontrak awal.
Contoh nilai kontrak total Rp. 1,5 milyar dapat berubah menjadi
maksimal Rp. 1.650 = 1,5 milyar + 150 juta.  Catatan sepanjang anggaran
tersedia.

7.    Apakah kontrak lumsum boleh berubah ?


Dapat berubah karena kondisi lapangan, suatu kontrak tidak dapat
dijalankan  karena kondisi lapangan.

Kalau kontrak lump sum pekerjaan konstruksi karena kondisi lapangan

Edisi 01 Tahun 2019 | 31


diperlukan perubahan, bagaimana menilai perubahan harga kontrak ?
Ini perlu kehati-hatian kalau kontrak lumsum dapat diubah. Bagi yang
berpengalaman tidak ada kesulitan menego harga komponen dari
kontrak lumsum. Kalau PPK dan panitia peneliti kontrak tidak mampu 
dapat berpotensi kerugian negara. Selanjutnya perlu mitigasi risiko,
mengecek kewajaran harga dan atau melibatkan auditor.
Disarankan bila dapat dilakukan secara kontrak harga satuan, maka
hindari penggunaan kontrak lumsum.

8.    Apa itu perubahan kontrak final ?


Kontrak harga satuan bila telah berakhir masa pelaksanaannya, tidak
ada wan prestasi dan pekerjaan sudah memenuhi 100% maka dilakukan
perubahan kontrak yang terakhir, mengenai volume disesuaikan dengan
prestasinya.
Contoh kontrak harga satuan membangun pagar dengan volume
300meter, namun selasai 100%, ketika diukur kembali hanya 298,5
meter, maka kontrak di addendum menjadi 298,5 meter.
Kalau tertulis di kontrak 300 meter sedang prestasi selesai 100% yaitu
298,5 meter, apakah hal demikian wan prestasi ? Perlu ada keterangan
atau perubahan kontrak.

9.    Adakah perubahan kontrak yang dilarang ?


Perubahan kontrak yang dilarang, adalah perubahan kontrak yang
bersifat mempengaruhi tender nya yang telah berlalu.
Contoh memberi uang muka, memberi penyesuaian harga, denda
keterlambatan semula dari nilai kontrak menjadi dari bagian
kontrak,  padahal dalam tender atau dokumen tendernya tidak disebut
atau tidak seperti itu.

10.Bagaimana perubahan kontrak nomor rekening ?


Sepanjang nomor rekening masih dari penyedia yang sama diperbolehkan
tetapi kalau sudah berbeda penyedia, apakah ini pinjam bendera.

11.Dalam perubahan kontrak dapatkah Pejabat Penandatangan


kontrak dibantu pihak lain ?
Dapat dibantu pihak yang kompeten, seperti panitia peneliti kontrak
atau perseorangan, tim, konsultan, Lembaga/instansi, APIP dsb.

12.Dalam hal suatu produk discontinue dapatkah dilakukan perubahan


kontrak ?
32 | Edisi 01 Tahun 2019
Diperlukan adanya informasi atau  surat penjelasan yang menjelaskan
bahwa produk merupakan discontinue.

13.Perubahan kontrak diperlukan data pendukung ?


Administrasi pelaksanaan kontrak dilakukan secara tertulis. Semakin
besar perubahan kontrak atau kritikal perubahan kontrak, semakin
penting mengenai data pendukung perubahan kontrak.

14. Perubahan kontrak untuk item harga satuan timpang?


Untuk suatu item yang merupakan harga satuan timpang, untuk volume
tambahannya mengenai harganya  dilakukan sesuai harga HPS atau
harga negosiasi.

15. Perubahan kontrak untuk item yang harganya bukan harga satuan


timpang?
Bila suatu item penambahannya untuk item tersebut volume melebihi
10%,  di pekerjaan konstruksi berdasar Permen PUPR 7 2019 maka
diperlukan negosiasi harga

16.  Bagaimana perubahan waktu pelaksanaan kontrak ?


     Diperlukan perubahan waktu karena bukan kesalahan penyedia maka
diberi perpanjangan waktu pelaksanaan kontrak dengan tidak dikenakan
denda keterlambatan.
Diperlukan perubahan waktu karena untuk menyelesaikan pekerjaan
dan ini karena kesalahan penyedia maka diberikan pemberian kesem-
patan menyelesaikan pekerjaan dengan dikenakan denda keterlambatan.
Perpanjangan waktu dan pemberian kesempatan adalah hasil
kesepakatan bersama PPK dengan Penyedia, jangan dimaknai sebagai
hak penyedia. Bagaimana kalau PPK tidak sepakat ? 

17. Rancangan kontrak bolehkah diubah ketika akan ditandatangani ?


Tidak boleh (sebagaimana diuraikan di angka 9 diatas) , kecuali bila
waktu pelaksanaan menjadi tidak cukup lagi sampai dengan berakhirnya
tahun anggaran.
Contoh semula waktu pelaksanaan kontrak di sebut 150 hari, ternyata
setelah tender/seleksi waktu yang tersedia s.d. 31 Des, menjadi hanya
tersedia 127 hari misalnya. 

Edisi 01 Tahun 2019 | 33


Perpres 16 tahun 2018

Pasal 54

(1)
Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK yang
ditentukan dalam dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia dapat
melakukan perubahan kontrak, yang meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume yang tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan;
c. mengubah spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi lapangan; dan/
atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan.

(2)
Dalam hal perubahan kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mengakibatkan penambahan nilai kontrak, perubahan kontrak
dilaksanakan dengan ketentuan penambahan nilai kontrak akhir tidak
melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam
Kontrak awal.

Peraturan LKPP No. 9 tahun 2018


7.13.1 Perubahan Kontrak Karena Perbedaan Kondisi Lapangan Pada
Saat Pelaksanaan dengan Gambar dan/atau Spesifikasi Teknis/KAK dalam
Dokumen Kontrak

Perubahan Kontrak karena perbedaan kondisi lapangan pada saat


pelaksanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK dalam
dokumen kontrak diberlakukan untuk Kontrak Lumsum, Kontrak Harga
Satuan, Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan, dan Kontrak Terima
Jadi (Turnkey).
Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK yang
ditentukan dalam dokumen Kontrak, Pejabat Penandatangan Kontrak
bersama Penyedia dapat melakukan perubahan kontrak, yang meliputi:
1.    menambah atau mengurangi volume yang tercantum dalam Kontrak;
2.    menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan;
3.    mengubah spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi lapangan; dan/atau
4.    mengubah jadwal pelaksanaan.

34 | Edisi 01 Tahun 2019


Perubahan Kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat
dilakukan sepanjang disepakati kedua belah pihak. Masalah administrasi
yang dimaksud antara lain pergantian PPK, perubahan rekening penerima.
Pekerjaan tambah dilaksanakan dengan ketentuan:
1. tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam
perjanjian/Kontrak awal; dan
2. tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah.

Untuk pemeriksaan dalam rangka perubahan kontrak, Pejabat


Penandatangan Kontrak dapat menetapkan tim atau tenaga ahli.
Perubahan Kontrak tidak dapat dilakukan pada masa tambahan waktu
penyelesaian pekerjaan (masa denda) akibat dari keterlambatan setelah
waktu pelaksanaan kontrak berakhir.  

Edisi 01 Tahun 2019 | 35


T atan g S ontani
Kab. Batang

Ilmu Arsitektur dalam


Pembayaran Biaya
Perencanaan Teknis
S e s u a i P e r m e n P U P R N o . 2 2 Ta h u n 2 0 1 8
tentang Pembangunan Gedung Negara

36 | Edisi 01 Tahun 2019


T ulisan ini dimaksudkan dalam rangka menterjemahkan pasal 22 Ayat
(4) Permen PUPR No. 22 Tahun 2018 tentang Pembangunan Gedung
Negara, dimana dalam pasal tersebut menjelaskan beberapa tahapan
pengaturan pencairan biaya perencanaan teknis hasil kerja konsultan dalam
pelaksanaan kegiatan Perencanaan Teknis yang berimplikasi langsung
terhadap pelaksanaan konstruksi fisik selanjutnya.
Dijelaskan pula dalam pasal tersebut bahwa pembayaran biaya
perencanaan teknis didasarkan pada pencapaian prestasi atau kemajuan
perencanaan setiap tahapan yang meliputi:
a. Tahap konsepsi perancangan akan dibayarkan 10%;
b. Tahap pra rancangan akan dibayarkan 20%;
c. Tahap pengembangan rancangan akan dibayarkan 25%;
d. Tahap rancangan gambar detail dan penyusunan RKS akan dibayarkan
25%;
e. Tahap pelelangan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi akan dibayarkan
5%;
f. Tahap pengawasan berkala akan dibayarkan 15%.

Dari pentahapan tersebut di atas saya akan menjelaskan pengertian


dan detail tiap tahapan produk perencanaan yang ada kaitannya dengan
ilmu arsitekur agar pembaca yang tidak memiliki pengetahuan tentang
ilmu arsitektur dapat memahaminya. Karena yang saya bahas tetang ilmu
asrsitekturnya saja maka pembahasan tulisan berikut hanya pada point ‘a’
sampai dengan point ‘d’ sebagai berikut:

A. Tahap Konsepi Perancangan Bangunan


Pada tahapan ini pembiayaan perencanaan yang diperoblehkan dicairkan
sebesar 10% dikalikan dengan nilai kontrak setelah dilakukan pemaparan
dari konsultan serta dimintakan korekai dan persetujuan tim teknis serta
PPK. Untuk menyamakan persepsi terkait Tahap Konsepsi Perancangan
Bangunan akan saya jelaskan sesuai dengan kaidah-kaidah Ilmu Arsitektur
adalah sebagai berikut:

1. Sistematika Dasar Konsep Perancangan Bangunan


Pengertian Konsep dalam ilmu arsitektur adalah sebuah awal mula
proses perancangan dimana seorang designer memilih dan menentukan
suatu jenis produk rancangan bangunan yang akan dikerjakan. Tahap
ini merupakan tahap yang paling sulit dalam proses design dikarenakan

Edisi 01 Tahun 2019 | 37


segala hal diperhitungkan dengan berbagai macam pertimbangan. Konsep
akan memandu semua keputusan design yang diungkapkan melalui sketsa
abstrak dan pernyataan mewakili sebuah keinginan.
Dalam membuat dan merancang sebuah bangunan, hal pertama yang
akan dilakukan adalah memikirkan bagaimana konsep bangunan tersebut.
Sebagai contoh apabila kita ingin membangun rumah dengan konsep
bangunan klasik, tentunya yang harus kita ketahui dan pikirkan bagaimana
filosofi sebuah bangunan klasik. Kita akan mencari tahu segala hal mengenai
kapasitas sebuah bangunan tersebut. Program kegiatan ruang dan analisis
site memberikan informasi, pertimbangan dan kondisi yang mempengaruhi
keputusan desain dan akan memberikan solusi untuk persyaratan sebuah
kondisi lokasi dan aspirasi manusia.

Gambar 1: Analisis SITE (wordpress.com)

Sistematika dasar konsep perancangan bangunan terdiri dari


berbagai macam variable tertentu maupun tak tentu disesuaikan dengan
prinsip bangunan rencana, yang setiap jenisnya memiliki langkah dan alur
kerja yang berbeda beda.

38 | Edisi 01 Tahun 2019


2. Jenis Konsep Design
Dalam ilmu arsitektur digunakan 5 jenis konsep dasar yang menjadi
acuan disegala jenis pembangunan baik pada proyek-proyek yang berskala
kecil maupun yang berskala mega. Jenis konsep ini merupakan acuan
standart dan merupakan dasar dari system perancangan.
a. Konsep Analogi
Konsep analogi merupakan konsep umum yang digunakan khususnya
dibidang arsitektur untuk menyatakan suatu sifat dan bentuk baru  suatu
rancangan bangunan berdasar pada suatu bentuk alami yang sudah ada,
Geoffrey Boardbent dalam bukunya Design in Architecture berkata bahwa
“mekanisme sentral dalam menjelaskan analisa-analisa ke dalam sintesa
adalah analogi”.
Maksudnya adalah bahwa pendekatan analogi bukan sekadar menjiplak
bentuk dari objek alam yang dianalogikan, akan tetapi diperlukan proses-
proses analisis serta perangkaian suatu bentuk, sehingga menghasilkan
bentuk baru yang masih memiliki kemiripan visual dengan objek yang
dianalogikan tersebut.

Gambar 2: Analogi Wanita Yang Feminim dan Elegant (wordpress.com)

Konsep analogi mengidentifikasikan hubungan yang mungkin antara


benda-benda tersebut. Sebuah benda dapat diidentifikasi dan mempunyai
semua sifat khas yang diinginkan. Dengan demikian ia akan menjadi model
untuk proyek-proyek mendatang. Contoh aplikasi konsep analogi adalah
menara eiffel yang dianalogikan sebagai sosok wanita feminim dan elegan.

Edisi 01 Tahun 2019 | 39


b. Konsep Metafora
Seperti halnya dengan konsep analogi, konsep metafora
mengidentifikasikan hubungan antara benda-benda dalam hubungan
yang bersifat lebih abstrak dibandingkan nyata. Contoh bangunan dengan
penerapan konsep metafora adalah New Louvre Museum di Abu Dabhi yang
dirancang oleh Jean Nouvel dengan melakukan pendekatan metafora yang
mengibaratkan museum seperti dalam hutan.

Gambar 3: Konsep Metamorf Bangunan New Louvre Museum (wordpress.com)

Di indonesia sendiri, contoh bangunan metafora pernah digunakan


oleh Ridwan Kamil dalam merancang museum tsunami di Nanggroe Aceh
Darussalam.

Gambar 4: Konsep Metamorf Bangunan Tsunami di Aceh Darussalam (wordpress.com)

c. Konsep Esensi/Hakekat
Konsep Esensi/Hakekat adalah menyaring dan memusatkan aspek-
aspek persoalan yang rumit menjadi keterangan-keterangan yang lebih
ringkas. Hakekat mengandung pengertian dalam aspek yang paling penting
dari benda yang dianalisis. Pada dasarnya hakekat antara lain adalah konsep

40 | Edisi 01 Tahun 2019


yang mengandung pengertian aspek yang paling penting serta intrinstik
dalam desain. Konsep ini merupakan hasil penemuan serta identifikasi
pokok masalah. Salah satu arsitek yang mampu mengidentifikasikan hakekat
menjadi sebuah bangunan adalah Ero Saarinen. Ia mendesain terminal
TWA di Bandar Udara Internasional Kennedy. Bangunan ini merefleksikan
dua hakekat dari bandara yakni, pertama sebagai kompleks terminal
yang menjadi bagian dari Idlwild (sekarang dikenal dengan Kennedy
International), suatu bangunan untuk TWA yang  mengesankan; kedua
adalah sebagai sebuah bangunan yang menggambarkan ekspresi drama
keistimewaan dan kegairahan dari sebuah perjalanan.

Gambar 5: Konsep Metamorf Bangunan New Louvre Museum (wordpress.com)

d. Konsep Programatik/Pragmatik
Konsep programatik adalah konsep yang dikembangkan berkisar
tentang persoalan-persoalan yang pragmatis, yang diidentifikasi dari
program sebuah bangunan. Konsep ini dikenal sebagai tanggapan langsung
dari pemecahan masalah suatu proyek dan perancangannya. Jika Anda
dihadapkan pada sebuah perancangan, hendaknya perlu dikenali terlebih
dahulu permasalahan yang ada. Setelah itu, identifikasi lebih detail
kemudian mencari solusi desain dengan pemecahan dari berbagai sumber.
Hal inilah yang dimaksud dengan programatik atau tanggapan langsung dari
pemecahan masalah.

Edisi 01 Tahun 2019 | 41


Gambar 6: Konsep Pragmatik : Museum Udara oleh Gyo Obata (wordpress.com)

Arsitek asal Amerika berhasil yang bernama Gyo Obata mengaplikasikan


konsep ini dalam merancang museum udara dan ruang angkasa di Washington
DC. Dalam kasus ini obata berhasil mengidentifikasikan permasalahan
utama pada perancangan bangunan itu. Titik permasalahan terletak pada
sirkulasi dan orientasi bagi pengunjung yang jumlahnya sangat banyak.
Akhirnya konsep yang dikembangkan sebagai alternatif desain adalah
dengan mendesain sebuah jalan raya dua tingkat yang menghubungkan
serangkaian ruang pameran tertutup. Konsep ini juga umum dan sering
digunakan dalam proyek pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan
pembangunan dalam negeri.

 e. Konsep Utopia (Cita-cita)


Konsep Utopia atau cita-cita merupakan konsep ideal yang dibawa oleh
arsitek kepada masalah yang bersangkutan. Konsep yang tepat pada suatu
proyek akan dijadikan sebagai inspirasi dan cita-cita oleh sang arsitek.
Konsep cita-cita berkaitan erat dengan pengetahuan serta pengalaman
sang arsitek  tentang perancangan tertentu yang diperoleh melalui proses
pembelajaran dan pengalaman panjang dalam mengerjakan perancangan
ataupun kasus proyek yang berbeda-beda.

42 | Edisi 01 Tahun 2019


Gambar 7: Konsep Utopia Bangunan Hearst Tower (wordpress.com)

Salah satu karya rancangan yang menerapkan konsep utopia atau cita-
cita adalah Hearst Tower di Manhattan, New York yang dirancang oleh Foster
+ partners. Gedung ini sangat mencolok dan mudah ditemukan diantara
bangunan-bangunan disekitarnya. Bangunan yang menggunakan fasad
diagrid dari segitiga baja di desain untuk menggunakan kurang dari 21% baja
dibandingkan dengan bangunan-bangunan pada umumnya. Ada macam-
macam konsep bangunan yang dapat terapkan jika hendak merancang.
Pastikan menggunakan konsep yang tepat sesuai dengan masalah serta
kebutuhan yang dimiliki. Seperti halnya jika kita ingin membuat desain
rumah minimalis kenali dulu apa itu minimalis. Jika kita ingin membangun
rumah tropis, kenali dulu ciri rumah tropis dan sebagainya.

3. Analisis
Sebelum kegiatan perancangan dimulai, perlu ada kejelasan mengenai
semua data dan informasi dari pengguna jasa  yang terkait tentang
kebutuhan dan persyaratan pembangunan agar supaya maksud dan tujuan
pembangunan dapat terpenuhi dengan sempurna. Pada tahap ini arsitek
melakukan persiapan perancangan yang meliputi pemeriksaan seluruh
data serta informasi yang diterima, membuat analisis dan pengolahan data
yang menghasilkan. Program rancangan yang disusun arsitek berdasarkan
pengolahan data primer maupun sekunder serta informasi lain untuk
mencapai batasan tujuan proyek serta kendala persyaratan/ketentuan

Edisi 01 Tahun 2019 | 43


pembangunan yang berlaku.
Setelah program rancangan diperiksa dan mendapat persetujuan
pengguna jasa, selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk konsep rancangan.
Konsep rancangan yang merupakan dasar pemikiran dan pertimbangan-
pertimbangan semua bidang terkait baik struktur, mekanikal, elektrikal,
dan atau bidang keahlian lain bila diperlukan yang melandasi perwujudan
gagasan rancangan yang menampung semua aspek, kebutuhan, tujuan,
biaya, dan kendala proyek. Setelah mendapatkan persetujuan dari pengguna
jasa konsep ini merupakan dasar perancangan tahap selanjutnya.

4. Menganalisa Tapak Bangunan


Salah satu tanggung jawab awal bagi arsitek terletak pada rancangan
bangunan, yaitu ruang tertutup untuk kegiatan manusia.Tetapi, bangunan
pada umumnya tidak berada dalam kesendirian artinya selalu ada
lingkungan yang akan mempengaruhinya; mereka berada dalam konteks
ruang, perilaku dan persepsi. Perencanaan tapak (site planning) adalah seni
menata lingkungan buatan manusia dan lingkungan alam guna menunjang
kegiatan - kegiatan manusia. Pengkajian perencanaan tapak sering tersusun
dalam dua komponen yang berhubungan yaitu (Snyder dan Catanese,1984:
181);
a. Lingkungan Alam, dibayangkan sebgai suatu sistem ekologi dari air,
udara, energi, tanah, tumbuhan (vegetasi), kegiatan manusia merupakan
bagian penting dari sistem ekologi ini.
b. Lingkungan buatan manusia, terdiri dari bentuk - bentuk kota yang
dibangun , struktur fisik dan pengaturan ruangnya serta pola - pola
perilaku sosial,politik, dan ekonomi yang membentuk lingkungan fisik
tersebut. Seringkali lingkungan buatan meliputi suatu pelanggaran
lingkungan alam yang disengaja. Umpamanya kota - kota meliputi
sistem infrastruktur yang meluas untuk air, tenaga , pengangkutan,
saluran pembuangan air hujan dan saniter, dsbnya. Konteks tapak dapat
digolongkan sebagai :
- ex-urban (di luar pinggiran kota)
- sub-urban (pinggiran kota)
- urban (perkotaan)

5. Proses Perencanaan Tapak


Dalam perancangan tapak (site planning) , seperti dalam bentuk - bentuk
lain pemecahan persoalan arsitektur, diperlukan proses yang rasional dan
kritis .Umpamanya , sekali pun klien menentukan sasaran pokok ,sasaran

44 | Edisi 01 Tahun 2019


ini tidak dapat sepenuhnya ditetapkan sampai analisa tapaknya telah
diselesaikan sepenuhnya dengan di identifikasikannya potensi potensi
tapak, kendala - kendala, dan konsep - konsep rancangan.

a. Sasaran
Pemahaman klien dan peranan klien dalam proses perencanaan adlah
langkah pertama. Klien menentukan tujuan - tujuan umum bagi program;
arsitek mempunyai tanggung jawab langsung kepada klien.Arsitek harus
mengakui tanggung jawabnya baik kepada pelaksana maupun kepada
pemakai akhir, dengan mengidentifikasi dan mengimbangi kebutuhan -
kebutuhan mereka. Arsitek juga harus bekerja di dalam kerangka institusional
masyarakat , termasuk hal - hal kebijaksanaan umum dan pengawasan
fiskal serta legislatif yang mempengaruhi penggunaan tempat bangunan
tersebut. Dalam kelompok akhir yang terlibat dalam sasaran perancangan
tapak termasuk para penduduk dan/atau pemilik tanah setempat dan ada
yang berdekatan; mereka memperhatikan dampak pembangunan baru
atau pembangunan kembali di daerah di dekatnya. Arsitek perancang harus
mempertimbangkan keberatan- keberatan kepentingan (yang ada kalanya
bersaing) semua mereka ini.

b. Analisis Program
Pengembangan program didasarkan atas pemahaman kebutuhan
semua kelompok klien sehubungan dengan kegiatan - kegiatan yang akan
disesuaikan (syarat-syarat ruang dalam dan luas) dan hubungan ruang dan
waktu antara kegiatan-kegiatan dan penghubung - penghubung fisik (jalan
setapak, jalan raya, jalan kecil) yang diperlukan guna membuat hubungan ini.
Proses pemrograman tapak merupakan hakikat dari semua pemprograman
arsitektur yaitu meliputi penentuan secara sitematis pola - pola kegiatan
yang dikehendaki dan tanggapan-tanggapan fisik atau fungsional terhadap
pola - pola itu.

c. Analisis Tapak
Analisis tapak menghendaki perhatian yang sistematis akan tiga konteks
utama :
• Konteks ruang dari tapak (alam dan buatan)
• Konteks perilaku (Pola - pola kegiatan sosial ekonomi dari tapak dan
lokalitas, dengan kebijaksanaan - kebijaksanaan pemerintah yang
mempengaruhi pembangunan tapak)

Edisi 01 Tahun 2019 | 45


• Konteks persepsi (persepsi dan penggunaan ruang) tugasnya
adalah melaksanakan dan menata pengaturan ruang dengan citra
visual yang bertalian, sesuai dengan kapasitas tampung tapak dan
kebutuhan - kebutuhan perilaku para pemakai dan loyalitas (Snyder
dan Catanese,1984 : 183)

6. Lingkungan Perilaku Dan Infrastruktur Umum


Perancangan tapak harus memperhatikan hal - hal di luar batas - batas
tapak untuk mengkaji distribusi ruang dari kegiatan - kegiatan sosial dan
ekonomi dan kaitannya dalam lokalitas.Lingkungan ruang untuk suatu tapak
meliputi komunitas yang lebih besar dimana kegiatan berfungsi, maupun
daerah bersebelahan yang lebih dekat. Dalam setiap hal yang menjadi
perhatian adalah sifat hubungan , jenis arus (kendaraan, pejalan kaki,
barang,) arah arus dan rute jalan masuk yang diperlukan untuk menampung
arus.

a. Pola - pola Kegiatan Perkotaan


Daerah perkotaan (urban) ditandai oleh pemusatan penduduk sekitar
satu atau beberapa titik pusat dan sepanjang jalur pengangkutan utama,
dengan gradien pemusatan dari kepadatan yang tertinggi di pusat sampai
yang terendah di tepi. Pemusatan terjadi karena kebutuhan manusia untuk
bergaul secara ekonomi dan sosial karena itulah kebutuhan untuk kedekatan
disebabkan oleh perbedaan jarak. Kecenderungan melakukan pemusatan
menghasilkan persaingan bagi tempat - tempat yang berlokasi di pusat dan
mudah terapai secara tradisional dengan bagian perdagangan atau daerah
bisnis pusat dalam suatu kota radial. Persaingan ini tercermin dalam nilai
lahan dan dalam kepadatan pertumbuhan.

b. Pola pola kegiatan Setempat


Tiap sektor dan lokalitas atau lingkungan di dalamnya merupakan lokasi
dan lingkungan yang khas .Satu teknik untuk menganalisis lingkungan
kegiatan lokal maupun perkotaan suatu tapak meliputi pemetaan pembagian
ruang dari kegiatan - kegiatan yang berkaitan dan sifat kaitan - kaitan jalan
masuk. Sebuah diagram demikian mencatat faktor - faktor berikut:
• Lokasi kegiatan yang berhubungan di daerah lokal dan daerah
perkotaan;
• Lokasi kegiatan yang tidak cocok di daerah local;
• Arah arus (ke dalam , ke luar, dua arah) diantara kegiatan – kegiatan;

46 | Edisi 01 Tahun 2019


• Frekuensi interaksi (tiap hari, tiap minggu, tiap bulan);
• Rute jalan masuk (pejalan kaki, bus, mobil, kereta api).
Jenis diagram ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai kecocokan
berbagai lokalitas dari segi kesesuaian campuran penggunaan, kedekatan
kegiatan- kegiatan yang berkaitan dan kualitas jalan masuk.

c. Pengangkutan dan Sirkulasi


Utilitas setiap tempat mana saja sebagian besar merupakan fungsi dari
kemudahan memasuki ; sistem - sistem sirkulasi memberikan kaitan yang
menghubungkan kegiatan dalam ruang. Arus lalu lintas , fasilitas parkir, dan
arus pejalan kaki pada hakikatnya merupakan suatu pola arus masyarakat.
Sistem sirkulasi kendaraan merupakan unsur utama dalam menyusun suatu
rencana tapak. Pola ruang yang digunakan adalah kisi - kisi, melingkar, linear
, organik.dan kombinasi semuanya ini. Sistem jalan adalah sistem yang
paling mahal dan merupakan unsur perancangan tapak yang tampaknya
mengganggu.

Gambar 8 : Rencana Tapak (wordpress.com)


d. Utilitas
Saluran pembuangan air hujan dan saniter, air dan energi (gas atau listrik)
harus terdapat di tapak tersebut dan dimasukkan dalam perancangan tapak.
Edisi 01 Tahun 2019 | 47
Dalam perancangan tapak, saluran-saluran utilitas harus dipadukan dengan
sistem sirkulasi lain untuk menyusun suatu rencanan tapak yang efisien.
(Snyder dan Catanese,1984 : 190)

e. Pengawasan Kelembagaan
Lingkungan rancangan dibatasi oleh luasnya tata guna lahan dan
kebijaksanaan - kebijaksanaan dan pengawasan-pengawasan pemerintah
yang merinci jenis pembangunan yang diizinkan  dalam suatu daerah  dan
cara suatu tapak khusus dapat dibangun untuk sesuatu kegunaan. Peraturan-
peraturan ini menetapkan standar minimum untuk peningkatan perbaikan
yang diperlukan yang meliputi hal-hal berikut :
• Jalan-tata letak jalan, tingkat jalan, pinggir jalan, selokan, kaki lima, tanda
jalan dan penanaman pohon,
• Lahan-ukuran lahan , batas bangunan, dan garis sempadan.
• Utilitas-saluran limbah, air, listrik, gas, telpon.

Gambar 9: Orientasi tapak (wordpress.com)

Jadi kesimpulnnya pada tahap ini arsitek melakukan persiapan

48 | Edisi 01 Tahun 2019


perancangan yang meliputi pemeriksaan seluruh data serta informasi yang
diterima, membuat analisis dan pengolahan data yang menghasilkan:
a. Program Rancangan yang disusun arsitek berdasarkan pengolahan data
primer maupun sekunder serta informasi lain untuk mencapai batasan
tujuan proyek serta kendala persyaratan/ketentuan pembangunan
yang berlaku. Setelah program rancangan diperiksa dan mendapat
persetujuan pengguna jasa, selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk
konsep rancangan.
b. Konsep Rancangan yang merupakan dasar pemikiran dan pertimbangan-
pertimbangan semua bidang terkait (baik struktur, mekanikal, elektrikal,
dan atau bidang keahlian lain bila diperlukan) yang melandasi perwujudan
gagasan rancangan yang menampung semua aspek, kebutuhan,
tujuan, biaya, dan kendala proyek. Setelah mendapatkan persetujuan
dari pengguna jasa konsep ini merupakan dasar perancangan tahap
selanjutnya.

B. Tahap Pra Rancangan


Setelah konsep desain dan tapak diserah terimakan, tahap selanjutnya
adalah Pra Rancangan dimana sesuai Permen PUPR No. 22 Tahun 2018
dapat dicairkan anggaranya sebesar 20% dari nilai kontrak, tentunya setelah
dilakukan paparan oleh konsultan perencana dihadapan tim teknis dan PPK
dan mendapat koreki dan persetujuannya.
1. Prarancangan 
Berdasarkan Konsep Rancangan yang paling sesuai dan dapat memenuhi
persyaratan program perancangan, arsitek menyusun pola dan gubahan
bentuk arsitektur yang diwujudkan dalam  gambar-gambar. Sedangkan nilai
fungsional dalam bentuk diagram-diagram. Aspek kualitatif lainnya serta
aspek kuantitatif seperti perkiraan luas lantai, informasi penggunaan bahan,
sistem konstruksi, biaya, dan waktu pelaksanaan pembangunan disajikan
dalam bentuk laporan tertulis maupun gambar-gambar. Setelah diperiksa
dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa, arsitek akan melakukan
kegiatan tahap selanjutnya.

2. Sasaran
Dalam tahapan ini sasarannya adalah:
a. Membantu pengguna jasa dalam memperoleh pengertian yang tepat atas
program dan konsep rancangan yang telah dirumuskan  arsitek;
Edisi 01 Tahun 2019 | 49
b. Mendapatkan pola dan gubahan bentuk rancangan yang tepat, waktu
pembangunan yang paling singkat, serta biaya yang paling ekonomis;

Gambar 10: Gubahan Bentuk Bangunan (wordpress.com)

c. Memperoleh kesesuaian pengertian yang lebih tepat atas konsep


rancangan serta pengaruhnya terhadap kelayakan lingkungan;

50 | Edisi 01 Tahun 2019


Gambar 11: Bangunan berorientasi terhadap lingkungan (wordpress.com)

d. Menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsep rancangan terhadap


ketentuan Rencana Tata Kota dalam rangka perizinan.

Gambar 12: Banguan kesusaian dengan Tata Kota (wordpress.com)

Edisi 01 Tahun 2019 | 51


C. Pengembangan Rancangan
Pada tahap ini sesuai dengan Permen PUPR No. 22 Tahun 2018, konsultan
perencana berhak mendapatkan pencairan anggaran 25% dari nilai kontrak
setelah di setujui oleh Tim Teknis dan PPK. Hal-hal yang dilakukan oleh
perencana adalah sebagai berikut:
1. Pada tahap Pengembangan Rancangan, arsitek bekerja atas dasar
prarancangan yang telah disetujui oleh pengguna jasa untuk
menentukan: 
a.
Sistem konstruksi dan struktur bangunan, sistem mekanikal-
elektrikal, serta disiplin terkait lainnya dengan mempertimbangkan
kelayakan dan kelaikannya baik terpisah maupun secara terpadu.

Gambar 13 : Struktur Bangunan (wordpress.com)

Gambar 14: Gambar Rencana Mekanikal Elektrikal (wordpress.com)

52 | Edisi 01 Tahun 2019


b. Bahan bangunan akan dijelaskan secara garis besar dengan
mempertimbangkan nilai manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi, dan
nilai ekonomi.
c. Perkiraan biaya konstruksi akan disusun berdasarkan sistem bangunan,
kesemuanya disajikan dalam bentuk gambar-gambar, diagram-diagram
sistem, dan laporan tertulis.
Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa, hasil
pengembangan rancangan ini dianggap sebagai rancangan akhir dan
digunakan oleh arsitek sebagai dasar untuk memulai tahap selanjutnya.

2. Sasaran tahap ini adalah:


a. Untuk memastikan dan menguraikan ukuran serta wujud karakter
bangunan secara menyeluruh, pasti, dan terpadu.
b. Untuk mematangkan konsep rancangan secara keseluruhan, terutama
ditinjau dari keselarasan sistem-sistem yang terkandung di dalamnya
baik dari segi kelayakan dan fungsi, estetika, waktu, dan ekonomi
bangunan.

D. Tahap rancangan gambar detail dan penyusunan RKS


Pada tahap ini sesuai dengan Permen PUPR No. 22 Tahun 2018, konsultan
perencana mendapatkan pencairan anggaran 25% dari nilai kontrak setelah
di setujui oleh Tim Teknis dan PPK. Hal-hal yang dilakukan oleh peencana
adalah sebagai berikut:
1. Pada tahap Pembuatan Gambar Kerja, berdasarkan hasil Pengembangan
Rancangan yang telah disetujui pengguna jasa, Arsitek menerjemahkan
konsep rancangan yang terkandung dalam Pengembangan Rancangan
tersebut ke dalam gambar-gambar dan uraian-uraian teknis yang
terinci sehingga secara tersendiri maupun secara keseluruhan dapat
menjelaskan proses pelaksanaan dan pengawasan konstruksi.

Edisi 01 Tahun 2019 | 53


Gambar 15: Gambar Kerja Tampak Depan (wordpress.com)

Gambar 16: Gambar Kerja Detail Pondasi (wordpress.com)

54 | Edisi 01 Tahun 2019


Arsitek menyajikan dokumen pelaksanaan dalam bentuk gambar-
gambar kerja dan tulisan spesifikasi dan syarat-syarat teknik pembangunan
yang jelas, lengkap dan teratur, serta perhitungan kuantitas pekerjaan dan
perkiraan biaya pelaksanaan pembangunan yang jelas, tepat, dan terinci.
Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa,
Gambar Kerja yang dihasilkan ini dianggap sebagai rancangan akhir dan
siap digunakan untuk proses selanjutnya.

Gambar 17: Rencana Anggaran Biaya (RAB) (wordpress.com)

2. Sasaran tahap ini adalah:


a. Untuk memperoleh kejelasan teknik pelaksanaan konstruksi, agar
supaya konsep rancangan  yang tergambar dan dimaksud dalam
Pengembangan Rancangan dapat diwujudkan secara fisik dengan
mutu yang baik.
b. Untuk memperoleh kejelasan kuantitatif, agar supaya biaya dan
waktu pelaksanaan pembangunan dapat dihitung dengan seksama
dan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Untuk melengkapi kejelasan teknis dalam bidang administrasi
pelaksanaan pembangunan dan memenuhi persyaratan yuridis yang

Edisi 01 Tahun 2019 | 55


terkandung dalam dokumen pelelangan dan dokumen perjanjian/
kontrak kerja konstruksi.

Demkian tulisan ini semoga bermanfaat dan dapat memberikan


gambaran dan wawasan kepada para pembaca umumnya dan para pelaku
pengadaan barang/jasa khususnya yang selama ini masih kurang memhami
tentang seluk beluk pekerjaan jasa konsultan yang dibiayai oleh dana APBD/
APBN.

Literatur
1. Geoffrey Boardbent dalam bukunya Design in Architecture
2. Ching, Francis D.K. Architecture: Form, Space and Order. Van Nostrand
Reinhold Co. 1979
3. Yoshinobu Ashihara (1974) dalam buku Dyan Surya Merancang Ruang
Luar
4. Chiara JD. dan LE. Koppelman. 1994. Standar Perencanaan Tapak
(terjemahan). Jakarta: Erlangga.
5. https://www.google.com/search?q=GUBAHAN+BENTUK+RANCANGAN
+BANGUNAN&client=firefox-b-d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0
ahUKEwiOwJnZ-7nlAhU0meYKHXYOBRoQ_AUIESgB&biw=1280&bih=6
07#imgrc=hnpqBk8sATWjZM:

56 | Edisi 01 Tahun 2019


Ade Kristianto
JFPBJ Universitas Palangka Raya

PENGENDALIAN
KONTRAK DALAM
PEMBAYARAN
Berdasarkan Langkah – Langkah Akhir
Tahun Anggaran
(PERDIRJEN PERBENDAHARAAN 13/PB/2019)

Edisi 01 Tahun 2019 | 57


PENGENDALIAN KONTRAK DALAM PEMBAYARAN BERDASARKAN LANGKAH – LANGKAH
AKHIR TAHUN ANGGARAN (PERDIRJEN PERBENDAHARAAN 13/PB/2019)

Mendekati akhir tahun anggaran, maka bulan Oktober hingga Desember merupakan saat –
saat yang kritis dalam pengendalian kontrak. Pada bulan – bulan ini pelaksanaan kontrak
baik yang baru di tanda tangani maupun yang sedang dalam pelaksanaan kontrak, tentunya
harus di kendalikan dan diawasi sebaik mungkin agar dapat selesai di akhir tahun anggaran.
Terkhususnya untuk kontrak tahun tunggal yang wajib selesai paling lambat hingga 31
Desember 2019. Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Penandatangan Kontrak (PPK) sebagai
pengendali kontrak tentunya harus benar – benar memperhitungkan jadwal pelaksanaan
pekerjaan dengan jadwal pengajuan pembayaran agar tidak terjadi permasalah seperti
kegagalan pembayaran akibat terlambatnya pengajuan tagihan ke KPPN.

Antisipasi langkah-langkah ahir tahun anggaran untuk pengeluaran Negara pada APBN
diatur oleh Perdirjen Perbendaharaan nomor 13/PB/2019 yang didalamnya mengatur
pengeluaran Negara untuk pekerjaan kontraktual. Bentuk persiapan yang dilakukan oleh
Kementerian Keuangan melalui KPPN adalah melakukan pengecekan Rencana Penarikan
Dana (RPD) dengan tahapan sebagai berikut:

58 | Edisi 01 Tahun 2019


1. September 2019
- KPPN melakukan koordinasi dengan Satker di wilayah kerjanya terkait dengan rencana
penyerapan anggaran.
- KPPN menyusun data rencana penyerapan anggaran.
- Satker melakukan penyesuaian data halaman III DIPA.
2. Oktober 2019
- Penyampaian RPD harian, pengajuan SPM mendahului tgl jatuh tempo dan SPM tanpa
RPD harian mengacu sesuai aturan RPD.
- Jatuh tempo penerbitan SP2D sesuai bts akhir penerbitan SP2D sesuai jenis SPM.
- Kepala KPPN dapat memberikan dispensasi untuk kegiatan yang penting dan mendesak.
3. November dan Desember 2019
- KPPN melakukan pengaturan pencairan SPM yang diajukan Satker.
- KPPN membuat dan menyampaikan rencana pencairan dana harian Nov dan Des ke Dit
PKN paling lambat 22 Oktober 2019.
- Rencana pencairan dana harian merupakan pagu maksimal.
- Apabila pagu pencairan dana harian sudah terlewati, pencairan dana SP2D mengikuti
ketentuan pengajuan SPM tanda RPD.
- Update perkiraan pencairan dana harian.

Adapun Penyampaian RPD harian tingkat Satker memiliki beberapa kriteria transaksi besar
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 197/PMK.05/2017 yaitu :
- Transaksi A : Nilai Bruto SPM lebih besar dari Rp. 1 Triliun dengan penyampaian 15 hari
kerja sebelum pengajuan SPM dan dapat dilakukan pemutakhiran 10 hari kerja sebelum
pengajuan SPM
- Transaksi B : Nilai Bruto SPM lebih besar dari Rp. 500 Miliar sampai dengan Rp. 1 Triliun
dengan penyampaian 10 hari kerja sebelum pengajuan SPM dan dapat dilakukan
pemutakhiran 5 hari kerja sebelum pengajuan SPM
- Transaksi C : Nilai Bruto SPM dari Rp. 1 Miliar sampai dengan Rp. 500 Miliar dengan
penyampaian 5 hari kerja sebelum pengajuan SPM

Memperhatikan langkah-langkah akhir tahun pada Perdirjen Perbendaharaan, maka PPK


sebagai pengendali kontrak wajib memperhatikan ketentuan dan tenggat waktu agar tidak

Edisi 01 Tahun 2019 | 59


terjadi keterlambatan baik dalam pengajuan termin/pembayaran, perubahan kontrak dan
pelaporan kontrak. PPK dibantu oleh staf pendukung harus meningkatkan ketertiban
penyampaian kontrak, ketepatan waktu penyelesaian tagihan, dan peningkatan akurasi
rencana penarikan dana dengan realisasi pembayaran.

1. Peningkatan penertiban penyampaian data kontrak


- PPK menghindari penandatanganan kontrak di bulan November apalagi di bulan
Desember di akhir tahun anggaran. Seharusnya satker sudah fokus pada pengendalian
kontrak dan penyerapan anggaran untuk kontrak yang sedang berjalan.
- PPK menyampaikan data kontrak termasuk addendum kontrak kepada KPPN paling
lambat 5 hari kerja setelah kontrak/addendum kontrak, untuk akhir tahun anggaran :
a. Kontrak ditandatangani sebelum tanggal 30 November 2019
1) Data kontrak diajukan Satker paling lambat 3 Desember 2019 dan diterbitkan
Nomor Register Kontrak (NRK) paling lambat 5 Desember 2019.
2) Perubahan data kontrak yg telah memiliki NRK disampaikan paling lambat 6
Desember 2019 dan disetujui paling lambat 10 Desember 2019.
b. Kontrak ditandatangi setelah tanggal 30 November 2019
1) Tagihan diajukan dengan menggunakan SPM Kontraktual.
2) Data Kontrak didaftarkan Satker paling lambat 5 HK setelah kontrak
ditandatangani.
3) SPM LS Kontraktual disampaikan paling lambat 5 HK setelah kontrak didaftarkan
dengan memperhatikan batas akhir pengajuan SPM LS Kontraktual.
2. Ketepatan waktu penyelesaian tagihan
- PPK segera menyelesaikan pembayaran dan tidak menunda proses penyelesaian
tagihan terhadap pekerjaan yang telah selesai terminnya atau kegiatan yang telah
selesai pelaksanaannya.
- Ketentuan penyelesaian tagihan sebagai berikut:
a. Tagihan diajukan oleh penerima hak kepada PPK paling lambat 5 (lima) hari kerja
setelah timbulnya hak tagih kepada Negara.
b. SPP-LS untuk pembayaran tagihan diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada
Pejabat Penandatangan dan Penguji SPM (PPSPM) paling lambat 5 (lima) hari
kerja setelah dokumen pendukung dari penerima hak dinyatakan lengkap.

60 | Edisi 01 Tahun 2019


c. Penerbitan SPM-LS oleh PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak SPP-LS
diterima dari PPK.
d. PPSPM menyampaikan SPM kepada KPPN paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
SPM diterbitkan.
- PPK memastikan batas waktu penyelesaian tagihan dapat terpenuhi dan melakukan
pengendalian serta pengawasan pada setiap tagihan.
- Adapun batas akhir penyelesaian SPM untuk akhir tahun anggaran adalah sebagai
berikut.

Tabel 1. Batas Pengajuan SPM Akhir TA 2019

3. Peningkatan akurasi rencana penarikan dana dengan realisasi pembayaran.


- PPK melakukan klasifikasi transaksi dengan nilai besar sesuai nilai transaksi dalam satu
SPM yang wajib menggunakan RPD. Agar diajukan terlebih dahulu RPD dan
pemuthakhirannya sebelum mengajukan SPM-LS.

Edisi 01 Tahun 2019 | 61


- PPK menyusun batas akhir pengajuan hak tagih dari Penyedia sebagai dasar
pembuatan SPP-LS untuk pengajuan SPM-LS ke KPPN. Penyusunan batas akhir
pengajuan tagihan penyedia dapat berdasarkan batas akhir pengajuan SPM dan
ketentuan penyelesaian tagihan.
- PPK melakukan klasifikasi pekerjaan yang penyelesaian pekerjaan yang BAST/BAPPnya
melewati batas akhir pengajuan SPM-LS. Untuk kasus ini, maka pekerjaan dapat
dibayarkan 100% dengan jaminan Garansi Bank atau Surat Pernyataan Tanggung
Jawab Mutlak (SPTJM). Garansi digunakan untuk pekerjaan/nilai sisa pekerjaan paling
sedikit diatas 50 juta, sedangkan cukup dengan SPTJM apabila pekerjaan/nilai sisa
pekerjaan hingga 50 juta.

Berdasarkan batas waktu penyampaian SPM-LS dan ketentuan penyelesaian tagihan, maka
PPK dapat menentukan batas akhir pengajuan tagihan oleh penyedia. Karena walaupun
pekerjaan dapat diselesaikan tepat tanggal 17 Desember 2019 dan dibuatkan berita acara
serah terima saat itu juga. Perlu waktu dalam pengajuan tagihan hingga ke KPPN, dimana
dalam ketentuan adalah maksimal 17 hari kerja (dari terbitnya BAST hingga pengajuan SPM-
LS ke KPPN). Untuk mempermudah memahami ketentuan penyelesaian tagihan, maka
dapat dilihat timeline di bawah ini.

Gambar 1. Timeline Proses Pengajuan Pembayaran Atas Tagihan Negara (Kontraktual)

62 | Edisi 01 Tahun 2019


Berdasarkan hal tersebut diatas, maka PPK dapat menyusun perkiraan jadwal pengajuan
tagihan penyedia sebagai dasar pengajuan pembuatan SPP-LS. Adapun simulasi waktu yang
diperlukan dari pengajuan tagihan oleh penyedia sampai ke KPPN untuk perkiraan
BAST/BAPP periode 2 s.d. 17 Desember dan periode 18 s.d. 31 Desember adalah sebagai
berikut :

•Penyedia, laporan proggres fisik/kemajuan pekerjaan/BAST


•Membuat surat tagihan dan dokumen pendukung lain
26 NOV

•PPK, menerima surat tagihan dan dokumen pendukung


•Minimal 2 hari kerja (29 Nov), PPK memeriksa kelengkapan dokumen tagihan
3 DES •Membuat SPP-LS dan dokumen pendukung

•PPSPM, menerima SPP-LS


•Minimal 2 hari kerja (9 Des), PPK memeriksa kelengkapan dokumen SPP-LS
10 DES •Membuat SPM LS dan dokumen pendukung

•Petugas Pengantar PPSPM, menerima SPM-LS dan dokumen pendukung


17 DES

•KPPN, menerima SPM-LS


19 DES

Gambar 2. Simulasi Waktu Pengajuan Tagihan (BAST/BAPP 2 s.d. 17 Des)

Edisi 01 Tahun 2019 | 63


•Penyedia, laporan proggres fisik/kemajuan pekerjaan/BAST
•Membuat surat tagihan dan dokumen pendukung lain
27 NOV

•PPK, menerima surat tagihan dan dokumen pendukung


•Minimal 2 hari kerja (29 Nov), PPK memeriksa kelengkapan dokumen tagihan
4 DES •Membuat SPP-LS dan dokumen pendukung

•PPSPM, menerima SPP-LS


•Minimal 2 hari kerja (9 Des), PPK memeriksa kelengkapan dokumen SPP-LS
11 DES •Membuat SPM LS dan dokumen pendukung

•Petugas Pengantar PPSPM, menerima SPM-LS dan dokumen pendukung


18 DES

•KPPN, menerima SPM-LS


20 DES

Gambar 3. Simulasi Waktu Pengajuan Tagihan (BAST/BAPP 18 s.d. 31 Des)

Memperhatikan jadwal pengajuan tagihan dari penyedia diatas, maka PPK pada akhir bulan
November sudah harus melakukan pemeriksaan lapangan/mutual check untuk menghitung
progress fisik/kemajuan pekerjaan. Untuk pekerjaan konstruksi yang lebih kompleks maka
PPK dapat melakukan rapat pengendalian kontrak beserta pelaksana konstruksi, unsur
pengawas, direksi teknis atau direksi lapangan untuk menghitung bobot progress pekerjaan
dan perkiraan jadwal pekerjaan selesai. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan pekerjaan
dapat selesai pada periode pengajuan SPM 19 Desember atau periode pengajuan SPM 20
Desember menggunakan Garansi Bank/SPTJM. Diharapkan PPK tidak menunda-nunda
keputusan, menunggu progress pekerjaan pada batas akhir pengajuan SPM. Sehingga
penyedia di minta membuat Garansi Bank untuk pekerjaan yang belum selesai di waktu
yang berdekatan dengan batas waktu pengajuan SPM. Hal inilah yang seringkali
menyebabkan kegagalan pembayaran karena penyedia terlambat membuat Garansi Bank,
atau karena desakan waktu PPK membuat progress fisik yang tidak sesuai dengan progress
fisik di lapangan sehingga nilai sisa pekerjaan kecil dan cukup menggunakan SPTJM.
Beberapa kasus yang lebih parah lagi adalah menyatakan pekerjaan selesai 100% padahal

64 | Edisi 01 Tahun 2019


kondisi dilapangan pekerjaan belum selesai. Tindakan ini jelas salah walaupun dengan niat
baik, karena hal tersebut adalah perbuatan melanggar hukum.

Kesimpulan :
- PPK sebagai pengendali kontrak agar menyusun jadwal pemeriksaan lapangan di akhir
bulan November untuk mengetahui progress fisik pekerjaan saat itu dan memperkirakan
progress fisik di bulan Desember.
- PPK berdasarkan pemeriksaan pekerjaan di lapangan pada bulan November untuk
mengklasifikasikan kontrak sesuai jadwal pengajuan SPM di KPPN . Untuk kontrak yang
dapat dipastikan dilakukan serah terima pada periode BAST/BAPP tanggal 2 s.d. 17
Desember maka pengajuan SPM dengan cara biasa paling lambat 19 Desember 2019.
Tetapi untuk kontrak yang diragukan untuk dapat diselesaikan sebelum periode tersebut,
maka PPK memerintahkan Penyedia mempersiapkan Garansi Bank sebagai dasar
pengajuan pembayaran untuk periode BAST/BAPP tanggal 18 s.d. 31 Desember 2019.
- Hindari menunda membuat keputusan di saat terakhir pengajuan SPM dan membuat
berita acara serah terima yang tidak sesuai kondisi di lapangan. Proses pengajuan tagihan
pembayaran memerlukan waktu, apabila PPK menunda mengambil keputusan di
khawatirkan terjadi kegagalan pembayaran dan membebankan tahun anggaran
selanjutnya karena menjadi hutang.

Edisi 01 Tahun 2019 | 65


F rans B u d iman J o h ann e s *
P r o g r a m S t u d i I l m u H u k u m U n i v e r s i t a s Te r b u k a K u p a n g

TANGGUNG JAWAB
ADMINISTRASI DAN
PIDANA
Pokja Pemilihan
Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah

* HP: +6281339322277 E-mail : budimanjo@gmail.com

66 | Edisi 01 Tahun 2019


Abstract

This study analyzes the accountability of government procurement of goods / services in


carrying out their duties and authorities. This research is a normative legal research using a
statutory approach (statue approach) and an approach to philosophy (philosophy approach).
The implementation of the process of procurement of goods / services carried out by the agent
of the procurement of goods / services of the government is a process that has been carried
out since the identification of the needs up to the receipt of the goods / services. The lack of
interpretation of the laws and regulations has resulted in the management of government
procurement of goods / services in carrying out their duties the fear of excessive criminalization
using articles in the Criminal Code and the Corruption Law. The results of the study show
that the manager of government procurement of goods / services in carrying out the practice
according to their duties and responsibilities can be held accountable for criminal and
administrative law, therefore it is desirable for the government to be able to make policies or
regulations so that legislation can be reinforced law for Agent of procurement of government
goods / services, so that there is courage for Agent of procurement of government goods /
services in their duties and authorities.

Keywords: Procurement Agent, Legal Liability, Duty and Authority.

Abstrak

Penelitian ini menganalisis tentang Tanggung jawab Pokja Pemilihan pengadaan barang/
jasa pemerintah dalam melakukan tugas dan kewenangannya. Penelitian ini merupakan
penelitian hukum normatif terhadap asas-asas hukum dengan menggunakan pendekatan
perundang-undangan (statue approach) dan pendekatan filosofis (philosophy approach).
Pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa yang dilakukan oleh Pokja Pemilihan
pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan proses yang dilaksanakan sejak
identifikasi kebutuhan sampai dengan diserahterimanya barang/jasa tersebut. Kurang
tegasnya interpertasi terhadap peraturan perundang-undangan yang mengakibatkan Pokja
Pemilihan pengadaan barang/jasa pemerintah dalam melakukan tugasnya ketakutan akan
dikriminalisasi berlebih mengunakan pasal-pasal pada KUHP maupun UU Tipikor. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Pokja Pemilihan pengadaan barang/jasa pemerintah dalam
melakukan praktik sesuai tugas dan tanggungjawabnya dapat dimintai Tanggung jawab
hukum adminstrasi dan pidana oleh karena itu sangat diharapkan bagi pemerintah untuk
dapat membuat kebijakan atau regulasi sehingga dalam peraturan perundang-undangan
dapat pertegas mengenai perlindungan hukum bagi Pokja Pemilihan pengadaan barang/
jasa pemerintah, sehingga adanya keberanian bagi Pokja Pemilihan pengadaan barang/jasa
pemerintah dalam tugas dan kewenangannya.

Kata kunci: Pokja Pemilihan Pengadaan Barang/Jasa, Tanggung jawab Hukum,


Tugas dan Kewenangan.

Edisi 01 Tahun 2019 | 67


A. PENDAHULUAN
Kebijakan pembangunan pemerintah saat ini baik pusat maupun
daerah adalah pembangunan infrastruktur, hal ini tergambar dalam data
Kementerian Keuangan untuk tahun anggaran 2019 dari total APBN 1.634
Triliun khusus untuk anggaran infrastruktur sebesar 415 Triliun. Selain
APBN terdapat pula pemerintah daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/
Kota yang memfokuskan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas
pembangunan. Hal ini merupakan kebijakan yang positif tentunya namun
dalam pelaksanaannya sudah pasti melewati proses pengadaan barang/jasa
sesuai prosedur pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilaksanakan oleh
para Pokja Pemilihan pengadaan.
Definisi pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 adalah adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD
yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, Pengadaan barang/jasa ini
dibagi menjadi 4 (empat) jenis yaitu : Pengadaan barang, jasa lainnya, jasa
konsultansi dan pekerjaan konstruksi. Proses ini dari hulu sampai dengan
hilirnya melibatkan Pokja Pemilihan pengadaan.
Dalam melaksanakan tugas mulianya mengeksekusi kebijakan
kepala negara/kepala daerah untuk pembangunan infrastruktur melalui
proses pengadaan ini sudah pasti terdapat permasalahan dalam proses
pengadaannya, baik dalam proses identifikasi kebutuhan, penyusunan harga
perkiraan sendiri, penyusunan spesifikasi teknis, proses pemilihan penyedia
jasa, pelaksanaan kontrak sampai dengan serah terima pekerjaan. Sayangnya
sampai dengan saat ini mayoritas penyelesaian permasalahan pengadaan
pekerjaan konstruksi masih juga diselesaikan melalui peradilan pidana
korupsi, yang seharusnya diselesaikan melalui jalur non litigasi. bagaimana
solusi bagi permasalahan pengadaan yang sedang diproses penyelidikan/
penyidikan oleh aparat penegak hukum saat pembangunannya belum
selesai?

B. RUMUSAN PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk menjawab
permasalahan, berkaitan dengan bagaimana Tanggung jawab administrasi
dan pidana Pokja Pemilihan pengadaan barang/jasa pemerintah di
Indonesia?

68 | Edisi 01 Tahun 2019


C. METODE PENELITIAN
Menurut Soerjono Soekanto, yang dimaksud dengan penelitian hukum
adalah suatu kejadian ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika, dan
pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa
gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka juga
diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut,
untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan yang
timbul di dalam gejala yang bersangkutan.
Tipe penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif yaitu
penelitian yang mencari pemecahan atas isu hukum yang timbul untuk
memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogyanya atas isu yang
diajukan. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji pada norma-norma hukum
yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan secara sistematis dan
putusan pengadilan yang berkaitan dengan Tanggung jawab administrasi
dan pidana. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan perundang-undangan (statute approach) yaitu pendekatan yang
mengkaji tentang asas­asas hukum, norma-norma hukum dan peraturan
perundang-undangan serta pendekatan filosofis (philosophy approach)
yaitu mengadakan identifikasi terhadap pengertian­pengertian pokok dasar
dalam hukum yakni subyek hukum, hak dan kewajiban, peristiwa hukum,
hubungan hukum dan obyek hukum. Bahan hukum dalam penelitian ini
terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum
tersier.
Dalam proses pengumpulan bahan hukum, peneliti menggunakan
studi dokumen, yaitu mengumpulkan bahan-bahan hukum kepustakaan
yang berupa peraturan perundang­ undangan, buku-buku hukum, jurnal,
literatur, dan kamus hukum ,kamus filsafat, kamus bahasa Indonesia dan
buku informasi pengadaan barang/jasa pemerintah. Adapun langkah­
langkah pengumpulan bahan hukum meliputi: membaca, mempelajari,
mengutip, menghubungkan bahan-bahan hukum sehingga menjadi satu
kesatuan sehingga mudah dalam Pokja Pemilihanannya. Bahan hukum yang
berhasil dikumpulkan dan diperoleh untuk penelitian kemudian diolah
secara sistematis dan konsisten guna untuk menemukan, memahami dan
menjelaskan Tanggung jawab administrasi dan pidana Pokja Pemilihan
pengadaan barang/jasa pemerintah.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bagian ini akan dibahas tiga hal yaitu : Pertama, Tanggung jawab

Edisi 01 Tahun 2019 | 69


Administrasi Pokja Pemilihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ; Kedua,
Tanggung jawab pidana Pokja Pemilihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Mengapa dimulai dengan administrasi kemudian pidana karena sesuai
dengan tahapannya saat identifikasi kebutuhan sampai dengan selesainya
proses pemilihan penyedia jasa merupakan ranah hukum administrasi
kemudian saat kontrak dimulai sampai dengan serah terimanya pekerjaan
merupakan ranah hukum perdata kemudian saat keseluruhan proses dari
identifikasi kebutuhan sampai dengan diserahterimakan pekerjaan terjadi
penyuapan, pemalsuan atau perbuatan melawan hukum lainnya maka
merupakan ranah hukum pidana.
Berdasarkan Pasal 8 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Pelaku
Pengadaan terdiri atas dan memiliki tugas dan kewenangannya masing-
masing yaitu : Pengguna Anggaran (PA), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pengadaan (PP), Pokja Pemilihan,
Agen Pengadaan, Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PjPHP), Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP), Penyelenggara Swakelola dan Penyedia
Jasa. Kelompok Kerja Pemilihan yang selanjutnya disebut Pokja Pemilihan
adalah sumber daya manusia yang ditetapkan oleh pimpinan UKPBJ untuk
mengelola pemilihan Penyedia
Secara filsafati Lorens Bagus (2005) memberikan definisi tanggung jawab
sebagai berikut : Bahasa Inggirs : responsibility; Bahasa Latin responsum
(jawaban). Konsep tanggung jawab berdasarkan ide-ide sebagai berikut :
1. Kewajiban. Terdapat tindakan-tindakan yang harus dan dapat dijalankan
oleh suatu makhluk rasional.
2. Liabilitas/imputabilitas (kemungkinan untuk digugat). Kelalaian
seseorang terhadap tindakan-tindakan ini dapat dikenakan hukuman.
3. Ketaatan seseorang terhadap tindakan-tindakan ini berkaitan dengan
ganjaran (penghargaan, pujian)

Ketiga ide diatas didasarkan pada pandangan bahwa : a) motif-motif


manusia merupakan sebab perilaku; b) motif-motif itu dapat dikondisikan
(dikontrol, dipengaruhi, disesuaikan) oleh hal-hal seperti : ganjaran dan
hukuman; dan mungkin c) motif-motif ini harus dan layak dikondisikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian tanggung jawab
adalah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga
berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya
atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab
secara harafiah dapat diartikan sebagai keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya jika terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan
70 | Edisi 01 Tahun 2019
atau juga berarti hak yang berfungsi menerima pembebanan sebagai akibat
sikapnya oleh pihak lain.
Menurut George Bernard Shaw : Orang yang dapat bertanggungjawab
terhadap tindakannya dan mempertanggungjawabkan perbuatannya
hanyalah orang yang mengambil keputusan dan bertindak tanpa tekanan
dari pihak manapun atau secara bebas.
Jadi, tanggung jawab adalah konsekuensi wajib yang harus diterima oleh
setiap orang, baik itu reward/punishment atas apa yang telah dilakukan/
tidak lakukan sesuai dengan tugas dan kewenangan yang diberikan
kepadannya tanpa tekanan dari pihak manapun.

I. Tanggung jawab Hukum Administrasi Pokja Pemilihan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah.
Tanggung jawab adminstrasi menjadi pokok bahasan pertama karena
proses pengadaan barang/jasa merupakan proses administrasi sesuai
dengan hukum administrasi negara Indonesia, hal ini tergambar dalam
dasar hukum yang menjadi pengingat dalam Perpres 16 tahun 2018 adalah
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.
Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 Perpres 16 Tahun 2018 Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Pengadaan Barang/Jasa adalah
kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi
kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil pekerjaan. Proses ini dibagi
dalam tiga tahapan yaitu : Perencanaan, Persiapan dan Pelaksanaan.
Pokja pemilihan tidak terlibat dalam keseluruhan tahapan proses
melainkan beberapa tahapan proses yaitu : persiapan Pengadaan Barang/
Jasa melalui Penyedia, persiapan pemilihan Penyedia, pelaksanaan
pemilihan Penyedia. Hal ini berdasarkan pasal 13 Perpres 16 tahun 2018
Pokja Pemilihan memiliki tugas sebagai berikut :
a. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan Penyedia;
b. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan Penyedia untuk
katalog elektronik; dan
c. menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia untuk metode pemilihan:
1. Tender/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/
Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai Pagu Anggaran
banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); dan
2. Seleksi/ Penunjukan Langsung untuk paling miliar paket Pengadaan
Jasa Konsultansi dengan nilai Pagu Anggaran paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

Edisi 01 Tahun 2019 | 71


Dalam melaksanakan tugasnya sesuai point a. diatas pokja pemilihan
pada saat persiapan pemilihan penyedia memiliki kewenangan untuk :
Menetapkan metode pemilihan Penyedia, menetapkan metode Kualifikasi,
menetapkan metode evaluasi penawaran, menetapkan metode penyampaian
dokumen penawaran, menetapkan jadwal pemilihan; dan Penyusunan
Dokumen Pemilihan. Selanjutnya saat pelaksanaan pemilihan penyedia Pokja
Pemilihan melaksanakan Tender/Seleksi, Tender Cepat, dan Penunjukan
Langsung.
Pada saat melaksanakan tugas dan kewenangannya tersebut melakukan
pelanggaran secara administratif tentunya yang menjadi dasar pengenaan
sanksi adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Pengenaan Sanksi Administrasi kepada Pejabat Pemerintahan.
Dalam Peraturan Pemerintah ini dijelaskan bahwa Pelanggaran Administratif
adalah pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan administrasi
pemerintahan sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Kemudian Sanksi
Administratif adalah sanksi yang dikenakan bagi pejabat pemerintahan
yang melakukan pelanggaran administrative dan Presiden Nomor 16 tahun
20182018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Berdasarkan Pasal 82 Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, diketahui bahwa Sanksi administratif
dikenakan kepada PA/KPA/PPK/Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan/
PjPHP/PPHP yang lalai melakukan suatu perbuatan yang menjadi
kewajibannya. Pemberian sanksi administratif tersebut dilaksanakan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian/pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Sanksi hukuman disiplin ringan,
sedang, atau berat dikenakan kepada PA/KPA/PPK/Pejabat Pengadaan/
Pokja Pemilihan/PjPHP/PPHP yang terbukti melanggar pakta integritas
berdasarkan putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Peradilan Umum,
atau Peradilan Tata Usaha Negara.

Sanksi Administratif terdiri atas: Sanksi Administratif ringan; Sanksi


Administratif sedang; dan Sanksi Administratif berat.
a. Sanksi administratif ringan dikenakan kepada pejabat pemerintahan
jika tidak melaksanakan 22 tindakan. Antara lain, tidak menggunakan
wewenang berdasarkan peraturan perundang-undangan atau Azas Umum
Pemerintahan yang Bersih (AUPB). Tidak menguraikan maksud, tujuan,
dampak administratif dan keuanan dalam menggunakan diskresi yang
berpotensi mengubah alokasi anggaran dan menimbulkan akibat hukum
72 | Edisi 01 Tahun 2019
yang berpotensi membebani keuangan negara. Tidak menyampaikan
permohonan secara tertulis kepada atasan pejabat dalam menggunakan
diskresi yang berpotensi mengubah alokasi anggaran serta menimbulkan
akibat hukum yang berpotensi merugikan keuangan negara. Tidak
menyampaikan pemberitahuan secara lisan dan tulisan kepada atasan
pejabat dalam menggunakan diskresi yang menimbulkan keresahan
masyarakat, keadaan darurat, mendesak dan/atau terjadi bencana alam.
Tidak memberikan bantuan kedinasan yang diperlukan dalam keadaan
darurat,tidak memberitahuan kepada atasannya dalam hal terdapat
konflik kepentingan,tidak memberitahukan kepada pihak-pihak yang
bersangkutan paling lama 10 hari kerja sebelum menetapkan keputusan
dan/atau tindakan dalam hal keputusan menimbulkan pembebanan
bagi warga masyarakat kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-
undangan. Sanksi Administratif Ringan berupa: Teguran lisan; Teguran
tertulis; atau Penundaan kenaikan pangkat, golongan, dan/atau hak-hak
jabatan.
b. Sedangkan sanksi administratif sedang diberikan kepada pejabat
pemerintahan apabila tidak memperoleh persetujuan dari atasan
pejabat dalam penggunaan diskresi yang berpotensi mengubah alokasi
anggaran. Tidak memberitahukan kepada atasan pejabat sebelum
penggunaan diskresi dan melaporkan kepada atasan pejabat dalam hal
penggunaan diskresi menimbulkan keresahan masyarakat, keadaan
darurat, mendesak, dan/atau terjadi bencana alam. Tidak melaksanakan
keputusan dan/atau tindakan yang sah dan keputusan yang telah
dinyatakan tidak sah atau dibatalkan oleh pengadilan atau pejabat yang
bersangkutan atau atasan yang bersangkutan. Sanksi administratif
sedang sebagaimana dimaksud berupa: Pembayaran uang paksa dan/
atau ganti rugi, Pemberhentian sementara dengan memperoleh hak -hak
jabatan; atau Pemberhentian sementara tanpa memperoleh hak-hak
jabatan.
c. Sanksi administratif berat diberikan kepada pejabat pemerintahan apabila
menyalahgunakan wewenang yang melputi melampaui wewenangnya,
mencampuradukkan wewenang dan atau bertindak sewenang-
wenang. Kemudian menetapkan dan atau melakukan keputusan atau
tindakan yang berpotensi memiliki konflik kepentingan ketentuan yang
menimbulkan kerugian pada keuangan negara, perekonomian nasional
atau merusak lingkungan hidup Sanksi Administratif Berat sebagaimana
dimaksud berupa: Pemberhentian tetap dengan memperoleh hak-hak
keuangan dan fasilitas lainnya, Pemberhentian tetap tanpa memperoleh
hak-hak keuangan dan fasilitas lainnya, Pemberhentian tetap dengan
Edisi 01 Tahun 2019 | 73
memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas lainnya serta dipublikasikan
di media massa; atau Pemberhentian tetap tanpa memperoleh hak-hak
keuangan dan fasilitas lainnya serta dipublikasikan di media massa.

II. Tanggung jawab Hukum Pidana Pokja Pemilihan Pengadaan Barang/


Jasa Pemerintah.
Hukum pidana termasuk dalam hukum yang berlaku umum, dimana setiap
orang harus tunduk kepada peraturan dan pelaksanaan aturan ini dapat
dipaksakan, sehingga setiap anggota masyarakat termasuk Pokja Pemilihan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah harus taat, Menurut ketentuan yang
diatur dalam hukum pidana, bentuk-bentuk indikasi perbuatan pidana yang
dapat terjadi pada penyelenggaraan persiapan dan pemilihan penyedia
diantaranya :
a. Pemalsuan Dokumen/Surat (Pasal 263 s.d. Pasal 276 KUHP);
b. Tindak pidana Korupsi sebagaimana diatur dalam UU Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, paling tidak terdapat 13 Pasal
dan dapat dirumuskan dalam 32 bentuk/jenis tindak pidana korupsi
yang dapat dirinci sebagai berikut:
• Yang terkait dengan penyuapan: Tindak Pidana Korupsi (Pasal 2 UU
No. 31 Tahun 1999); Penyalahgunaan kewenangan/jabatan (Pasal 3
UU No. 31 Tahun 1999); Menyuap Pegawai negeri (Pasal 5 ayat (1) UU
No. 20 Tahun 2001); Pegawai negeri menerima suap (Pasal 5 ayat (2)
UU No. 20 Tahun 2001); Menyuap hakim (Pasal 6 ayat (1) huruf a UU
No. 20 Tahun 2001); Menyuap advokat (Pasal 6 ayat (1) huruf b UU
No. 20 Tahun 2001); Hakim dan advokat menerima suap (Pasal 6 ayat
(2) UU No. 20 Tahun 2001);
• Yang terkait Penggelapan dalam jabatan : Pegawai negeri menggelapkan
uang (Pasal 8 UU No. 20 Tahun 2001); Pegawai negeri membiarkan
penggelapan
(Pasal 8 UU No. 20 Tahun 2001);) Pegawai negeri membantu
penggelapan (Pasal 8 UU No. 20 Tahun 2001); Pegawai negeri
memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi (Pasal 9 UU No.
20 Tahun 2001); Pegawai negeri menghilangkan/merusak bukti
(Pasal 10 huruf a UU No. 20 Tahun 2001); Pegawai negeri membiarkan
orang lain menghilangkan/merusak bukti (Pasal 10 huruf b UU No. 20
Tahun 2001); Pegawai negeri membantu orang lain menghilangkan/
merusak bukti (Pasal 10 huruf c UU No. 20 Tahun 2001).
• Yang terkait dengan perbuatan pemerasan: Pegawai negeri memeras

74 | Edisi 01 Tahun 2019


(Pasal 12 huruf e UU No. 20 Tahun 2001); Pegawai negeri memeras
pegawai negeri yang lain (Pasal 12 huruf f UU No. 20 Tahun 2001);
• Korupsi yang terkait dengan perbuatan curang: Pemborong membuat
curang (Pasal 7 ayat (1) huruf a UU No. 20 Tahun 2001); Pengawas
proyek membiarkan perbuatan curang (Pasal 7 ayat (1) huruf b UU
No. 20 Tahun 2001); Rekanan TNI/Polri berbuat curang (Pasal 7 ayat
(1) huruf c UU No. 20 Tahun 2001); Pengawas rekanan TNI/Polri
berbuat curang (Pasal 7 ayat (1) huruf dan UU No. 20 Tahun 2001);
Penerima barang TNI/Polri membiarkan perbuatan curang (Pasal 7
ayat (2) UU No. 20 Tahun 2001); Pegawai negeri menyerobot tanah
negara sehingga merugikan orang lain (Pasal 12 huruf h UU No. 20
Tahun 2001).
• Benturan kepentingan dalam pengadaan: Pegawai negeri turut serta
dalam pengadaan yang diurusnya (Pasal 12 huruf i UU No. 20 Tahun
2001).
• Korupsi yang terkait dengan gratifikasi: Pegawai negeri menerima
gratifikasi dan tidak lapor ke KPK (Pasal 11 dan Pasal 12 huruf a dan b
UU No. 20 Tahun 2001); Hakim menerima gratifikasi dan tidak lapor
ke KPK (Pasal 12 huruf c UU No. 20 Tahun 2001); Advokat menerima
gratifikasi dan tidak lapor ke KPK (Pasal 12 huruf d UU No. 20 Tahun
2001).
• Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi; Tersangka tidak
memberikan keterangan mengenai kekayaan; Bank yang tidak
memberikan keterangan rekening tersangka; Saksi atau ahli yang
tidak memberikan keterangan atau memberi keterangan palsu;
Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan
atau memberikan keterangan palsu; Saksi yang membuka identitas
pelapor. Jika dalam melaksanakan tugasnya dalam proses persiapan
dan pemilihan penyedia Pokja Pemilihan hal-hal sebagaimana disebut
diatas maka dapat diproses pidana sesuai dengan KUHP dan UU
Tindak Pidana Korupsi. Hal ini tentunya melewati proses pengaduan
yang dilakukan dengan bertanggungjawab dan bukti-bukti yang
cukup.

Berdasarkan Pasal 77 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, mengatur mengenai mekanisme
pengaduan masyarakat sebagai berikut:
1. Masyarakat menyampaikan pengaduan kepada Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP) disertai bukti yang faktual, kredibel, dan autentik.

Edisi 01 Tahun 2019 | 75


2. Aparat Penegak Hukum (APH) meneruskan pengaduan masyarakat
kepada APIP untuk ditindaklanjuti.
3. APIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menindaklanjuti
pengaduan sesuai kewenangannya.
4. APIP melaporkan hasil tindak lanjut pengaduan kepada menteri/kepala
lembaga/kepala daerah.
5. Menteri/kepala lembaga/kepala daerah melaporkan kepada instansi
yang berwenang, dalam hal diyakini adanya indikasi KKN yang merugikan
keuangan negara. Ketentuan dalam Pasal 77 Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tentunya
merupakan “good alternative” yang sangat membantu APH dalam
melaksanakan tugasnya. Mengapa demikian? karena setelah melalui
pemeriksaan investigasi dalam rangka menindak lanjuti laporan atau
pengaduan baik itu dari masyarakat secara langsung maupun yang
diteruskan oleh APH, APIP menentukan laporan atau pengaduan tersebut
berindikasi kesalahan administrasi atau pidana. APH tentunya lebih
mudah dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus
yang dinyatakan oleh APIP terindikasi tindak pidana korupsi.

E. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan pembahasan mengenai tanggung jawab pidana dan
administrasi Pokja Pemilihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Aspek Tanggung jawab secara administrasi apabila Pokja Pemilihan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melanggar hukum administrasi
ketika lalai melakukan suatu perbuatan sesuai dengan tugas dan
kewenangannya. Pemberian sanksi administratif tersebut dilaksanakan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian/pejabat yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sanksi hukuman disiplin ringan, sedang, atau berat dikenakan kepada
PA/KPA/PPK/Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan/PjPHP/PPHP
yang terbukti melanggar pakta integritas berdasarkan putusan Komisi
Pengawas Persaingan Usaha, Peradilan Umum, atau Peradilan Tata Usaha
Negara.
2. Aspek Tanggung jawab hukum pidana, seorang Pokja Pemilihan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dapat diminta Tanggung jawabnya pada saat
terpenuhinya unsur-unsur, antara lain: Pemalsuan Dokumen/Surat
(Pasal 263 s.d. Pasal 276 KUHP) dan Tindak pidana Korupsi sebagaimana
diatur dalam UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

76 | Edisi 01 Tahun 2019


Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun
2001, paling tidak terdapat 13 Pasal dan dapat dirumuskan dalam 32
bentuk/jenis tindak pidana korupsi. Sanksi pidana dikenakan kepada
Pokja Pemilihan yang terbukti melanggar UU Tipikor berdasarkan
putusan Pengadilan Tipikor.

Selain Kesimpulan Diatas, disarankan kepada para pemangku


kepentingan, masyarakat dan penegak hukum :
1. Masyarakat dapat melakukan pengaduan permasalahan PBJP kepada
APIP dengan bukti yang faktual, kredibel, dan autentik.
2. Demi efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas, ketika APH
mendapatkan laporan/pengaduan terkait pengaduan permasalahan
PBJP, APH sebaiknya meneruskan kepada APIP.
3. APIP melaporkan hasil tindak lanjut pengaduan kepada menteri/kepala
lembaga/kepala daerah dan jika diyakini adanya indikasi KKN yang
merugikan keuangan negara maka menteri/kepala lembaga/kepala
daerah melaporkan kepada instansi yang berwenang.
4. APIP sebagai ujung tombak tindak lanjut dari setiap laporan/pengaduan
terkait indikasi tipikor diharapkan terus meningkatkan kapabilitas dan
menambah jumlah auditor yang memiliki kapabilitas agar memberikan
laporan terbaik kepada menteri/kepala lembaga/kepala daerah mengenai
yang diadu/dilaporkan merupakan permasalahan administrasi atau
pidana.
5. Pemerintah/Pemerintah Daerah dapat membuat kebijakan atau
regulasi secara secara tegas (eksplisit) mengenai kapan Pokja Pemilihan
pengadaan barang/jasa pemerintah dapat bertanggung jawab secara
adminsitrasi dan dapat bertanggung jawab secara pidana. Regulasi ini
nantinya akan memberikan perlindungan hukum bagi Pokja Pemilihan
pengadaan barang/jasa pemerintah, sehingga Pokja Pemilihan
pengadaan barang/jasa pemerintah berani dalam melaksanakan tugas
dan kewenangannya.

Edisi 01 Tahun 2019 | 77


DAFTAR PUSTAKA
Buku
Eddy O.S. Hiariej, Hukum Acara Pidana, Universitas Terbuka, Jakarta,
2014 Poernomo, Bambang, Asas-asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia,
Yogyakarta, 1994. Santosa Mudji, Aspek Hukum Pengadaan dan Kerugian
Negara, Primaprint, Yogyakarta,
Yos Johan Utama, Hukum Administrasi Negara, Universitas Terbuka, Jakarta,
2014

Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No 9
tahun 2018
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No 15
tahun 2018
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengenaan
Sanksi Administrasi kepada Pejabat Pemerintahan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

78 | Edisi 01 Tahun 2019


e t a l a s e

Edisi 01 Tahun 2019 | 79


Pemesanan buku ke : SOFIANA 0821-1223-3577

80 | Edisi 01 Tahun 2019


Edisi 01 Tahun 2019 | 81

Anda mungkin juga menyukai