1. Format Instruksi
Format instruksi bahasa mesin yang mempunyai 2 komponen dasar, yaitu :
operasi kode sering disebut opcode, dan pilihan address fields. Secara nyata
instruksi bahasa mesin berisi fields lain yang disebut modifiers. Semua op code
yang dibisa dieksekusi langsung oleh prosesor disebut instruction set atau
machine language.
Struktur umum :
Opcode Address Field Address Field …
Format 4 alamat
Pengalamatan digunakan untuk mengindentifikasi lokasi berikut :
1. Left operand dari operasi biner
2. Right operand dari operasi biner
3. Result / hasil
4. Instruksi berikut untuk eksekusi ketika satu proses selesai
Format Instruksi 4 Alamat :
Op code Left operand Right operand Result Next Instruction
Opcode Operand 1 Operand 2 Hasil Next order
Contoh :
Pengeksekusian assignment : A := B + C – D
Jawab : a. B + C Temp; kemudian ke langkah 2
b. Temp – D A
Address Op code Left operand Right operand Result Next Instruction
100 ADD B C Temp 101
Format 3 Alamat
Pengalamatan digunakan untuk mengindentifikasi lokasi berikut :
1. Left operand dari instruksi biner
2. Right operand dari instruksi biner
3. Result / hasil
Contoh : A := B + C – D
Address Opcode Left Operand Right Operand Result
100 ADD B C Temp
101 SUB T D A
Konsekuensi :
Instruksi harus ditulis secara berurut
Diperlukan komponen untuk menyimpan alamat instruksi berikutnya
berupa register yang disebut program counter (PC)
Format 2 alamat
Format 2-address mengizinkan 2 alamat per instruksi secara khas dari address
berikut :
1. Left operand dari instruksi biner
2. Right operand dari instruksi biner
Konsekuensi :
Instruksi harus berurut
Diperlukan program counter
Harus ditetapkan program penyimpanan hasil operasi, misalnya hasil
operasi disimpan pada operand 1
Format 1 Alamat
Satu address field dalam masing-masing instruksi
Operasi biner, mengimplikasikan lokasi dari kedua operand dan hasil.
Biasanya operand kedua dan field hasil diimplikasikan ke dalam register
spesifik general-maksud,tujuan,kegunaan.
Contoh :
ADD Operand A
Berarti : CON(lokasi memori A) + CON(register R0) CON(register R0)
103 STORE A { A R0 }
Konsekuensi :
Instruksi ditulis secara berurut
Diperlukan program counter
Operand kiri dan hasil operasi disimpan dalam suatu register dengan
fungsi umum (specific genaeral-purpose register) salah satunya adalah
akumulator (accumulator).
Format 0 - Alamat
Instruksi 0-address tidak ada address field.
Semua operand diasumsikan dalam lokasi spesifik, lokasi spesifik untuk
operand dan hasil dispesialkan dalam kumpulan register yang disebut stack.
Instruksi dengan format ini mengasumsikan operand-operand sudah ada di
stack. Hasil operasi akan diletakan di stack juga.
Ekspresi aritmatika yang dijalankan di mesin harus dalam bentuk / notasi
polish.
Penambahan dan penghapusan hanya bisa dilakukan pada TOP yang disebut
stack pointer.
C TOP
B
A
Stack
Dasar operasi ada 2 yang bisa dilakukan pada stack, untuk penambahan item
baru pada TOP dengan “PUSH” dan penghapusan item pada TOP dengan
“POP”.
Contoh :
PUSH (X) :
X TOP
C TOP C
B B
A A
Sebelum Sesudah
POP (X) :
C TOP
B B TOP
A A
Sebelum sesudah
Contoh :
Penugasan assigment A := B + C – D
PUSH D
PUSH C
PUSH B {sekarang stack berisi D, C, B}
ADD {sekarang stack berisi D, B + C}
SUB {sekarang stack berisi B + C – D}
POP A {sekarang stack kosong}
2. Penyimpanan Instruksi
Instruksi bahasa mesin disimpan secara berurutan di dalam memori. Bersama-
sama, mereka membangun program bahasa mesin, yang juga disebut object
program. Program sumber yang ditulis dalam Pascal atau FORTRAN, program
sumber tersebut diterjemahkan ke dalam instruksi bahasa mesin. Penterjemahan
ini merupakan tugas dari program yang disebut compiler. Kompilasi merupakan
tugas yang sulit, dan perancangan serta pengembangan kompiler untuk bahasa
tingkat tinggi seperti Ada, Pascal, atau FORTRAN bisa bertahun-tahun.
Contoh :
Pascal Source Program Object Program
LOAD B
if a > b then SUB A (Is A > B?)
c := c + d Compiler BNEG YES
else LOAD C (No, It is not)
c := c – d SUB D
STORE C (C : = C – D)
BR DONE
Yes : LOAD C (Yes, It is)
ADD D
STORE C (C := C + D)
X: SUB Y
Kelompok pertama dari instruksi yang dirubah oleh perintah SUBtract ke dalam
sesuatu yang tidak ada. Ketika instruksi yang sebenarnya dieksekusi, instruksi
tidak dioperasikan secara luas pada alamat Y; dalam fakta, instruksi tidak secara
luas suatu instruksi subtract.
3. Penyimpanan Instruksi
Komponen dari control unit yaitu : program counter, yang berisi alamat dari
instruksi selanjutnya untuk dieksekusi. Selama kita mengeksekusi instruksi secara
sekuensial, PC biasanya akan menambahkan dengan 1 (atau dengan suatu
konstanta, k, jika konstanta mengambil lokasi memori k untuk memegang satu
instruksi). Oleh karena itu, PC diasosiasikan dengan suatu incremental, unit
fungsional yang menambahkan 1 ke nilai yang dikirimkan kepadanya. Kita
representasikan unit fungsional ini ke dalam cara berikut :
Incrementor
+1
PC
Program Counter
Jika membutuhkan register untuk memegang instruksi aktual yang sedang
dieksekusi. Ini disebut dengan instruction register (IR). Layout dari IR akan
diidentikasi ke struktur dari suatu instruksi bahasa mesin. Itu merupakan, jika
bahasa mesin terdiri dari 2 kolom alamat, IR yang beralamat 2 register.
ADD
Instruction SUB
decoder MOVE To the logic circuits
Satu dan hanya satu dari lines output dekoder dalam gambar 12.8 yang akan
di “ON”, tergantung pada keadaan line output yaitu ADD, SUB, MOVE, dst. Line
output ini akan dihubungkan ke rangkaian hardware aktual yaitu gerbang open
dan close, yang melaksanakan transfer diantara bus-bus, dan instruksi yang
lainnya carry out ADD, SUBtract, atau MOVE.
Sama dengan memori dekoder, suatu instruksi dekoder secara inisial bisa
dipandang sama dengan komponen fungsional yang sangat kompleks, tetapi
merupakan sesuatu yang sungguh sederhana. Semua itu merupakan kenyataan
yang bisa diimplementasikan secara berulang statement if / then / else berikut :
If op-code = 0 then
We have an ADD {assume ADD = op code 0}
Else
If op-code = 1 then
We have a SUB {assume SUB = op code 1}
Else
If op-code = 2 then
We have a MOVE {assume MOVE = op code 2}
Else
.
.
.
jika kita mengasumsikan 3-bit kolom op-code (yang tidak secara realistik kecil
selama 3-bit hanya akan memberikan 8 op code yang unik), beberapa kode operasi
ditunjukkannya, dan simbol-simbol untuk gerbang AND, OR, dan NOT, maka
instruksi dekoder akan diimplementasikan seperti ditunjukkan dalam gambar 12.9
berikut :
Op code
IR Address field(s)
Instruction decoder
Dengan penelusuran ke dalam logika dari rangkaian dekoder kita akan melihat
bahwa satu dan hanya satu dari lines outputi yang akan “true” yang terhubung ke
kode operasi yang berjalan dalam IR.
IR Op code
To the microcontroller,
Microprogram which will execute this
Instruction microporgam
decoder Microprogram
Control memory
Jika mengingat kembali pada abstraksi level organisasi fungsional dan level
hardware maka level ini sering disebut microprogramming atau level firmware.
Primitif pada level ini yaitu : microprogams, control memory, dan
microcontrollers yang mengeksekusi microprograms ini. Dan uraian yang untuk
bisa dimengerti dengan primitif bahasa tingkat tinggi seperti if/then, assignment,
dan pengulangan while dengan mempelajari lapisan bahasa mesin, juga kita mulai
untuk memahami primitif bahasa mesin dengan mempelajari lapisan microcode.
Lihat tabel 12.4 berikut ini :
1. Mekanisme Akses
Secara umum, peralatan I/O tidak secara random access. Peralatan I/O
menggunakan 2 tipe yang berbeda dalam mekanisme akses, disebut direct acces
dan sequential access. Direct access mempunyai karakteristik yaitu :
a. Semua data yang diperlukan bisa diakses pada setiap saat.
b. Informasi yang disimpan dialamatkan secara unik.
c. Alamat bisa secara langsung diakses, tetapi waktu yang dibutuhkannya untuk
mengambil sebuah informasi tidak konstan; itu tergantung pada kedalaman
lokasi informasi.
Beberapa macam peralatan penyimpanan direct-access (DASD) yang ada seperti :
a. Floppy disks
b. Hard disks
c. Drums
d. Cassettes yang bisa dialamati.
Piringan disk dilapisi dengan ferric oxide, dan informasi dicatat secara
magnetis dalam lingkaran sejajar (konsentrik), disebut track, pada piringan disk.
Masing-masing track dibagi ke dalam sejumlah unit dengan ukuran yang tetap
disebut sector, yang masing-masing mempunyai address yang unik.
Contoh jika disk mempunyai 100 tracks (00 – 99), dan 500 sectors per track (000
– 499), maka alamat sector 23456 yang berarti 23 track, 456 sector dari awal
tracknya. (masing-masing track terdiri dari indikator awal dimana kita memulai
hintungan sector). Biasanya disk mempunyai beberapa piringan, dan masing-
masing piringan bisa mempunyai 100 – 500 tracks dengan 10 – 100 sectors per
track. Sector sendiri (individual) bisa terdiri dari 128 – 1.024 bytes informasi.
Kapasitas disk cukup lumayan lebar.
Pengambilan seluruh sector pada disk mencakup tiga langkah yaitu :
a. Pindahkan head read/write ke track yang dituju/benar (seek time)
b. Tunggu untuk berputur ke sector yang benar dibawa head read/write (latency)
c. Baca sector yang masuk (transfer time)
Total waktu yang dibutuhkan untuk membaca salah satu sector pada disk yaitu :
Total waktu = seek time + latency + transfer time
Biasanya total waktu yang dibutuhkan tergantung pada sector yang ada untuk
diakses. Jika total waktu merupakan lokasi sebuah sector pada track sama posisi
yang berjalan dari head read/write, maka pergerakan head tidak diperlukan dan
seek time akan bernilai 0. Sama halnya, jika mengakses sebuah sector yang
dibutuhkan kebetulan dibawah head read/write, maka latency akan diperkirakan 0.
Berikut ini merupakan gambar piringan pada disk :
Read / write
arm
Read / write
Tracks heads
recording surface
(ferric oxide)
Invidual sectors
Peralatan lainnya yaitu : drum, drum dengan satu head read/write untuk
masing-masing track. Oleh karena itu, tidak pernah memindahkan head read/write
dan seek time pada drum selalu 0. Drum akan bersih dari waktu tunggu akibat
rotasi dan transfer, karena seek time berkurang, drum biasanya mempunyai waktu
akses yang lebih rendah daripada disk.
Lebih ringkas mekanik dari peralatan DASD selalu mempunyai 2
karakteristik berikut :
a. Semua informasi diidentifikasikan dan diakses pada alamat (address) yang
unik.
b. Waktu akses tergantung pada lokasi dari informasi yang diambil.
Tracks
Sectors
Rotation
Read/Write Head
Mekanisme akses dasar yang kedua untuk peralatan I/O disebut sequential
access. Dengan akses sekuensial, bisa dihubungkan dari kedua kebutuhan dasar
dari akses secara acak. Tidak perlu banyak bahwa informasi diakses ke dalam
alamat yang unik. Perhatian, untuk mengalokasikan suatu lokasi data, kita
mencari secara sekuensial semua informasi yang disimpan pada sebuah peratalan
sampai kita menemukan lokasi yang dicari. Contoh pengetahuan yang baik dari
sebuah sequential-access storage device (SASD) yaitu tape magnetic reel-to-reel.
Piringan tape dilapisi dengan ferric oxide, dan informasi secara magnetis direkam
dalam baris yang disebut channels. Tape modern terdiri dari 9 channel, untuk
memberikan penyimpanan suatu karakter 8 bit dan sebuah bit parity untuk
pengecekan kesalahan. Banyaknya karakter yang bisa dipaket bersama dalam
sejumlah tempat yang spesifik yang disebut tape density, dan pada mesin yang
berjalan atau yang lainnya yaitu sekitar 800 atau 1.600 karakter per inch. Panjang
tape 2.200 feet, secara teoritis menyimpan :
2.200 ft x 12 in/ft x 1.600 chars/in = 42.240.000 chars
Tempat yang tidak digunakan untuk penyimpanan disebut interrecord gap atau
tape gap diantara masing-masing chunk (blok) data yang dibaca.
Blok 1 Blok 2
read(1,100) i
100 format(13)
Format informasi, sesuai penglihatan oleh user, disebut logical records. Bahasa
tingkat tinggi memberikan kita untuk memperkirakan sesuatu dan program dalam
istilah logical record.
Dalam organisasi komputer tidak memperpanjang pembahasan logical
records. Semua peralatan I/O bekerja dalam unit yang fixed-size yang disebut
physical records yang ukurannya merupakan turunan karakteristik fisik dari
semua peralatan. Seperti :
a. Tape magnetik : sudah tidak bekerja pada ukuran record fisik yang tetap,
tetapi memberikan user untuk menspesifikasi ukuran record fisik ketika
penulisan pertama pada tape.
b. Semua transfer ke dan dari sebuah peralatan I/O mengambil tempat dalam unit
dari satu atau lebih record fisik. Seperti sectors pada Disk.
c. Card reader/punch 80 karakter (satu card)
d. Line printer 132 (atau 136) karakter (satu baris)
e. VDT (line oriented) 80 karakter (satu baris)
f. VDT (screen oriented) 1.920 karakter (80 x 24 screen)
Kita tidak pernah melaksanakan operasi I/O pada level ini, kita sebaiknya bekerja
dalam tema ukuran record fisik peralatan, lebih sering ukuran record logical yang
ada ke dalam program kita. Kita selalu mentransfer unit record fisik satu ke atau
dari peralatan I/O. Contoh lagi untuk mencetak integer 3-digit pada satu baris dari
132 karakater baris printer, dalam bahasa tingkat tinggi, kita akan menuliskan :
writeln(textfile, i:3)
write(1,100) i
100 format(13)
Tetapi pada tingkat organisasi fungsional, itu akan menghasilkan sebagai berikut :
a. Alokasi tempat 132 karakter untuk baris ini.
b. Pindahkan sebanyak 3 karakter ke dalam posisi baris 1, 2, dan 3.
c. Pindahkan blanks ke dalam posisi 4, 5, …, 132.
d. Print baris 132 karakter.
Beberapa record logical terdiri dari sebuah record fisik yang disebut blocking
factor. Ada beberapa keuntungan mempunyai blocking factor yang luas, contoh
bahwa kita mempunyai 5 blocking factor sebagai berikut :
One physical record
LR LR LR LR LR
1 2 3 4 5
3. Modus Transfer
Bagaimana informasi ditransfer di antara dua peralatan yaitu peralatan I/O
dan memori komputer ?, semua peralatan I/O disusun dari 2 bagian yang terpisah
yaitu mekanik I/O dan kontroler I/O. Mekanika merupakan mekanik sederhana,
elektrikal, dan/atau komponen optik yang membangun peralatan ini : keys, paper
feeders, screen, tape heads, dan sebagainya. Kontroler I/O merupakan komponen
yang mengatur aliran informasi diantara peralatan I/O dan komputer.
Kontroler I/O terdiri dari sebuah buffer sementara yang menyimpan data yang
ditransfer ke atau dari komputer. Kontroler juga menerima signal kontrol (seperti
START) dari komputer dan mengaktifkan kegiatan mekanika I/O dalam
merespon. Ketikas operasi selesai, kontroler bisa mentransfer isi dari buffer ke
memori utama komputer. Kontroler juga memasukan sekumpulan signal kontrol
sederhana, seperti DONE atau ERROR, menjelaskan status operasi I/O sudah
selesai. Lihat Gambar 12.16.
START
Signal from the processor
Signals to processor
DONE
ERROR
Ada beberapa yang lebih baik dan klas-klas yang terstandarisasi dari kontroler
I/O. Akronim PIO (parallel input/output) yang menunjukan klas kontroler yang
luas yang menangani transfer secara paralel sebuah byte 8-bit antara bus data dan
peralatan I/O, ini ditunjukkan pada gambar 12.17, Akronim USART dan UART –
untuk universal (Synchronous and) Asynchronous Receiver and Transmitter
menunjukkan klas kontroler yang bisa membawa byte data 8-bit dan
mengirimkannya secara serial ke peralatan I/O, satu bit ssetiap saat, seperti
gambar 12.18
(PIO)
To/from data bus Parallel input-output To/from I/O device
and memory controller
Other control and timing signals such as START, DONE, and ERROR
Other control and timing signals such as START, DONE, and ERROR
Teknik yang sederhana untuk mentransfer data antara peralatan I/O dan
komputer disebut programmed input/output. Dengan teknik ini, proses sederhana
mengaktif peralatan I/O secar langsung (secara umum dengan beberapa jenis
signal START), dan menunggu sampai signal DONE peralatan I/O, pada waktu
karakter di register spesial ke dalam kontroler I/O atau prosesor. Prosesor
mengecek kesalahan dan memindahkan karakter ke dalam memori jika kesalahan
tidak diketemukan.
Masalah dengan programmed I/O (gambar 12.19) yaitu operasi I/O sangat
umum, sangat lambat dalam perbandingan dengan kecepatan internal komputer.
Komputer mengeksekusi instruksi dalam 1 atau 2 microsecond atau kurang lebih
100 nanosecond, ketika operasi I/O bisa mencapai milisecond, second, atau satuan
menit untuk penyelesaian.
1
I/O START
Processor Memory
I/O mechanism controller 3
DONE
2
Data path
Control signals
Gambar 12.19 : I/O Program
Keterangan :
a. Isu perintah START untuk operasi I/O.
b. Prosesor mengosongkan untuk menangani komputasi lain.
c. Ketika signal interupsi terjadi, prosesor menceritakan bahwa I/O dikerjakan,
berhenti apa yang pernah dilakukan.
d. Pindahkan karakter ke memori.
Sekarang tidak ada menunggu dan waktu terbuang kecuali untuk kebutuhan
waktu overhead guna pelayanan interupsi. Overhead ini akan dikorespondenkan
ke langkah 2 dan 5 dalam penjelasan pengolahan interupsi: penamaan,
penyimpanan dan pengembaliam status dari tugas T.
Interupsi merupakan salah satu konsep penting dalam arsitektur komputer,
dan interupsi digunakan dalam area yang lebih luas dalam pengolahan I/O.
Interupsi digunakan untuk signal yang rusak total (fatal error) yang terjadi dalam
sebuah program, yang telah mempunyai kerusakan yang kuat, atau clock yang
rendah membutuhkan kelonggaran.
Satu masalah yang tersisa diselesaikan dengan kedua-duanya programmed
dan interrupt-driven I/O. Dari kedua kasus ini prosesor bertanggung jawab untuk
memindahkan penerimaan karakter baru ke dalam memori, karena hanya path ke
dalam memori ke prosesor. Jika pembacaan sebuah sektor yang terdiri dari
informasi 512 byte, prosesor akan diinterupsi pada waktu 512, satu untuk masing-
masing byte. Jika byte yang datang secara moderat cepat, prosesor bisa
menghentikan bagian yang signifikan dari waktu pengerjaan interupsi pengolahan
yang relatif lambat dan menyimpan karakter dalam buffer.
Sebuah path yang ada dalam komputer yang disebut port. Port yang
digunakan untuk ke dalam memori terdiri dari register MAR dan register MBR,
dan sebuah Decoder. Port yang hanya ke dalam memori dilanjutkan ke prosesor
yaitu Programmed I/O dan Interrupt-Driven I/O. Kita bisa menambahkan kedua
port ke dalam memori secara langsung menuju kontroler I/O (Controller I/O).
kontroler I/O jenis ini, disebut Direct Memory Access (DMA) Controller.
Memory
3
DMA
I/O 1 Data path
I/O mechanism controller 2
ST
Control signals
AR
In
T
te
sig rru
na pt Processor
4 l
Keterangan :
a. Panggil alamat memori buffer ke dalam kontroler I/O.
b. Isu perintah START untuk inisialisasi operasi I/O.
c. Kontroler DMA mentransfer sebuah masukan record fisik secara langsung ke
dalam alamat memori yang spefisik.
d. Prosesor diinterupsi ketika masukan record fisik sudah ditransfer dan operasi
I/O diselesaikan.
Peralatan DMA bisa menempatkan satu karakter ke dalam memori secara
langsung dan juga mengurangi overhead dari prosesor. Ada register spesial dalam
kontroler DMA yang disebut DMA address register (DAR). Ini merupakan
address byte pertama memori buffer yang akan menyimpan data. Sekarang ketika
kita membicarakan operasi START, peralatan DMA akan menyebabkan sebuah
record fisik dibaca, dan tanpa bantuan prosesor. DMA akan menyimpan karakter
dalam lokasi memori A, A + 1, A + 2, …., dimana A adalah alamat di dalam
DAR. Kontroler DMA terdiri dari 2 register, disebut word count (WC) yang
memberikan spesifikasi yang jelas bagaimana byte disimpan dalam memori. Satu
record fisik dibaca, tetapi hanya byte WC yang disimpan dalam buffer. Sisanya
ditunda. Ketika semua karakter i sudah ditransfer (dimana i merupakan ukuran
record fisik dari peralatan), sebuah interupsi diisukan ke prosesor dimana transfer
masukan diselesaikan. Ini mengurangi beberapa interupsi yang bisa ditangani oleh
prosesor dari i (banyaknya karakter per record fisik) ke 1.
Jika keduanya kontroler I/O dan prosesor berusaha untuk akses memori pada
beberapa saat, unit memori akan memberikan ke peralatan I/O, dan prosesor sudah
menunggu untuk satu siklus. Ini menyebabkan I/O sangat tergantung waktu
operasi. Ada yang punched card, tape, atau lengan disk dalam mosi yang tidak
bisa dihentikan. Kegagalan melayani peralatan dalam periode waktu yang tetap
bisa menyebabkan kehilangan informasi. Metode transfer ini disebut cycle
stealing karena kontroler DMA secara berangsur “steal” sebuah siklus memori
dari prosesor. Lihat gambar 12.22 berikut ini :
Memory
BUS
DMA
Processor
controller
I/O mechanism
Kita bisa teruskan proses ini lebih “off-loading” dan lebih ke arah pekerjaan
I/O dari prosesor dan sebagian ke kontroler I/O. Contoh peralatan DMA
menangani masalah penyimpanan karakter ke dalam memori, tetapi I/O lainnya
berhubungan dengan tugas yang ditangani oleh prosesor yang bisa menangani
dimanapun, leaving kekosongan prosesor untuk mengerjakan pekerjaan yang
berdaya guna. Beberapa mundane I/O ini meliputi tugas-tugas :
a. Code conversion: contoh konversi kode punch-card atau kode paper tape ke
ASCII.
b. Echoing: menampilkan pada layar jenis karakter yang ada pada keboard.
c. Parity checking: pengecekan paritas karakter yang masuk dan penanganan
karakter jika karakter tersebut tidak benar.
d. Editing: penanganan khusus karakter editing (seperti : BACKSPACE,
DELETE, RUBOUT).
e. Optimization: pengoperasian peralatan I/O untuk meyakinkan bahwa peralatan
tersebut digunakan seefisien mungkin.
Kontroler I/O yang bisa melakukan pelebaran daerah operasi I/O yang kompleks
disebut I/O channels. Channel ini bisa mengeksekusi program I/O yang spesial
dan, dalam berbagai cara, disukai oleh sebagian komputer spesial-purpose. Jika
sebuah peralatan I/O secara ekstrim lebih cepat, maka hanya satu peralatan pada
setiap saat bisa menggunakan channel. Untuk memperpendek periode waktu,
channel akan sungguh-sungguh memasukan kapasitas transmisi untuk melayani
satu peralatan I/O.
Channel yang mengendalikan peralatan yang relatif lambat, seperti VDTs,
ada alternatif yang bisa menangani beberapa peralatan secara simultan. Contoh
jika sebuah VDT bisa mentransfer karakter pada setiap 2 msec (ekuivalen 500
karakter per second), dan VDT mengambil 100 channel untuk seluruh proses dan
menyimpan karakter tersebut, maka channel bisa menangani 20 terminal setiap
kali rotasi, dan menjamin bahwa channel bisa diambil kembali untuk terminal
pertama sebelum channel mempunyai karakter lainnya untuk ditransmit (sejak 20
x 100 sec = 2 msec). Ini disebut multiplexor channel, dan proses interleaving
transmisi dari beberapa peralatan disebut multiplexing. Jika interleaving
dikerjakan pada basis byte per byte, interleaving tersebut disebut character
multiplexing. Jika interleaving didasarkan pada data unit yang luas, interleaving
tersebut disebut block multiplexing. Berikut gambar 12.23 merupakan diagram
multiplexed channel.
Multiplexor Control
I/O mechanisms
Channel Data
12.7. Ringkasan
Pengenalan ALU merupakan komponen kedua dari tiap-tiap pertumbuhan
komputer hipotesis kami. Tetapi ada beberapa eksplorasi prinsip dasar dari
struktur bus yang diasosiasikan dengan komponen interconnecting. Dalam
kehidupan nyata, kita akan mempunyai sekumpulan unit fungsional untuk
mengimplementasikan operasi-operasi aritmetika dan logika.
Kita telah membahasa model arsitektur Von Neumann, kemudian komputer
nyata kita menjumpai ke depan yang tidak melihat atau berprilaku yang secara
nyata seperti model yang idealis ini (seperti mereka bisa mempunyai regsiter yang
banyak, bus-bus tambahan, atau format instruksi yang lain). Struktur alternatif
lainnya disebut pipeline processor. Dalam tipe ini prosesor suatu instruksi
dikodekan dan carried out dalam stage.
Kita sudah mensurvai beberapa prinsip dasar dari pengolahan I/O dan sudah
mempresentasikan wacana dari daerah subjek. Di dalam bukan area dari
organisasi komputer yang ada sedikit konsep dasar dan juga ketergantungan pada
rancangan spesifikasi dari satu mesin yang spesifik.
Ketika kita memulai untuk belajar struktur I/O dari sistem yang spesifik,
kemungkinan kita akan menemukan I/O yang berbeda pada mesin yang berbeda
karena setiap mesin memungkinkan untuk mempunyai peralatan I/O yang lain.
Tetapi setidak-tidaknya apa yang telah kita bahas merupakan dasar peralatan I/O
yang dipakai pada mesin komputer.