Anda di halaman 1dari 2

Nama : Siti Hidayatun Nazza

NIM : 1610711037

A. DEFINISI VAP

VAP (Ventilator Associated Pneumonia) merupakan penyakit infeksi pneumonia terkait


pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated Infection (HAIs) yang paling umum
ditemukan di Intensive Care Unit (ICU) (Kemenkes RI, 2017).Risiko VAP pada pasien
terintubasi ventilasi mekanik meningkat disebabkan oleh tabung endotrakeal yang
terpasang invasif memungkinkan masuknya bakteri secara langsung ke saluran
pernapasan bagian bawah karena tabung berada di trakea. Kolonisasi bakteri pada saluran
pernapasan lebih lanjut difasilitasi oleh tidak adanya refleks batuk dan sekresi lendir yang
berlebihan pada pasien dengan ventilasi mekanik (Yunita & Rondhianto, 2015).

B. KOMPONEN VAP
Sesuai dengan hasil penelitian tahun 2014, yang menghasilkan bahwa pengetahuan dari
critical care provider di ICU yang terdiri dari perawat, fisioterapis, dan respiratory therapist
memiliki pengetahuan yang adekuat sebesar 55,80% tentang pencegahan VAP yang dikaji
dengan menggunakan kuesioner terstruktur tentang pencegahan VAP yang dikelola sendiri
oleh peneliti (Sherpa & Chakrabarty et al., 2014).

Implementasi VAPb tidak hanya dilakukan oleh perawat, tetapi berkolaborasi dengan dokter
dan juga fisioterapis. Peran perawat dalam VAPb berhubungan langsung terhadap risiko VAP
di ruang rawat intensif adalah penggunaan sarung tangan steril, profilaksis aspirasi (elevasi
HOB 30–45 derajat dan perawatan rongga mulut), serta menghindari kontaminasi alat bantu
jalan napas misalnya sterilisasi dan penyimpanan tabung ventilator. Peran fisioterapis adalah
menjaga tekanan cuff ETT adekuat dan menjaga kelembapan alat bantu jalan napas dengan
cairan steril. Peran dokter dalam VAPb secara tidak langsung menurunkan risiko VAP, peran
dokter dalam rangkaian VAPb adalah evaluasi dosis sedative harian dan penilaian kesiapan
ekstubasi, penggunaan terapi profilaksis (ulkus peptikum dan DVT), serta indikasi intubasi.

C. PERAN PERAWAT ICU DALAM VAP

Peran perawat dalam VAPb berhubungan langsung terhadap risiko VAP di ruang rawat
intensif adalah penggunaan sarung tangan steril, profilaksis aspirasi (elevasi HOB 30–45
derajat dan perawatan rongga mulut), serta menghindari kontaminasi alat bantu jalan napas
misalnya sterilisasi dan penyimpanan tabung ventilator. Peran fisioterapis adalah menjaga
tekanan cuff ETT adekuat dan menjaga kelembapan alat bantu jalan napas dengan cairan
steril.
Referensi :

Ariza Widya Rahma, Suhartini Ismail.2019. GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG


INTERVENSI MANDIRI VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA BUNDLE CARE PADA PASIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK DI UNIT PERAWATAN INTENSIF. Universitas Diponegoro Jawa
Tengah. Persatuan Perawat Indonesia Jawa Tengah.

M. Fajar Sadli,Doddy Tavianto, Ike Sri Redjeki.2017. Gambaran Pengetahuan Klinisi Ruang Rawat
Intensif mengenai Ventilator Associated Pneumonia (VAP) Bundle di Ruang Rawat Intensif RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung.Bandung. Jurnal Anestesi Perioperatif.

Anda mungkin juga menyukai