Anda di halaman 1dari 53

KRITIK JURNAL EBN

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh nilai pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pengampu : Ns. Santi Herlina, S.Kep, Sp. KepMB

KELOMPOK 5
KELAS A
Nama Kelompok:
Adinda Zein Nur
Agatta Surya Wijaya
Lycia Dwi Lindiyani
Mega Ayu Ardhaneswari
Rifda Rianti

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
2020
1. Judul Jurnal :
A RANDOMIZED, CONTROLLED CLINICAL TRIAL OF HONEY-
IMPREGNATED DRESSING FOR TREATING DIABETIC FOOT ULCER
Penulis : Muhammad Imran, Muhammad Barkaat Hussain and Mukhtiar Baig
Tahun Terbit : 2015

Critical Appraisal

Komponen Jurnal Pertanyaan untuk membantu telaah jurnal


A. Pendahuluan 1. Apakah masalah penelitian?
Perawatan luka pada kaki pasien diabetik

2. Seberapa besar masalah tersebut ?


luka pada kaki pasien diabetes merupakan salah satu penyebab
utama morbiditas pada pasien diabetes, dan mencapai sekitar 50%
penyebab pasien di amputasi non traumatis diseluruh dunia.

3. Dampak masalah jika tidak diatasi?


Semakin banyak pasien diabetes yang akan diamputasi karena luka
dikaki, maka dari itu balutan luka merupakan tindakan utama dalam
menejemen luka kaki diabetik

4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi?


Pada pasien yang mengalami luka pada kaki akan membuat
aktivitas pasien terganggu dan menyebabkan rasa nyeri.

5. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang


ditetapkan oleh peneliti?
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk
mengetahui pengaruh balutan madu dan membandingkan dengan
balutan normal saline (NaCl) terhadap luka kaki
B. Metode 6. Apa desain penelitian yang digunakan oleh peneliti?
Desain penelitian menggunakan desain eksperimen, randomized
B.1 Desain control trial (RCT)
Peneleitian
7. Untuk desain eksperimen :
a. Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk
menentukan efektifitas suatu intervensi?
Peneliti menggunakan kelompok kontrol, kelompok
control akan diberikan intervensi dengan menggunakan
balutan normal saline (NaCl)
b. Apakah peneliti melakukan random alokasi
(randomisasi)?
Penelitian dilakukan dengan randomisasi dan
penggunaan kelompok control yang disebut randomized
control trial (RCT).
c. Jika ternyata pada data dasar terdapat perbedaan
karakteristik/ variabel perancu pada kedua kelompok,
apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji statistik
dengan stratifikasi atau uji multivariat?
Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji
multivariate dengan uji chi square yang bertujuan untuk
membandingkan jumlah responden yang sembuh dan
yang tidak sembuh atau bahkah memburuk
d. Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran
dalam memberikan perlakuan kepada responden
(responden tidak menyadari apakah sedangn mendapat
intervensi yang diuji cobakan atau intervensi lain)?
Peneliti memakai metode pengacakan sederhana yaitu
nomor acak yang dihasilkan computer, pemilihan
responden ditentukan oleh nomor acak yang dihasilkan
computer untuk masuk kedalam kelompok eksperimen
atau kelompok kontrol
e. Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti
melakukan blinding saat mengukur outcome?
Penelitian ini tidak melakukan blinding saat
mengukur outcome

8. Siapa populasi target dan populasi terjangkau?


B.2 Populasi Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu Departemen Umum
dan sampel Bedah, Sughra Shafi Medical Complex, Narowal, Pakistan dan
Rumah Sakit Bhatti Internasional Trust (BIT) cabang dari Central
Park Medical College, Lahore Pakistan. Sebanyak 610 pasien
masuk kedalam populasi target dan 375 pasien masuk kedalam
populasi terjangkau.

9. Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan eksklusi


sampel?
Kriteria sampel inklusi :
a. Pasien dengan diabetes mellitus yang terkontrol
b. Pasien dengan luka kaki diabetik derajat 1 dan 2
Kriteria sampel eksklusi :
a. Pasien dengan luka kaki diabetik derajat 3-5
b. Indeks tekanan bradikialis pergelangan kaki (ABPI) <0,7
c. luka vena atau luka ganas
d. Diabetes yang tidak terkontrol yaitu HbA1c >7%
e. Pasien dengan Hb <10 g/dl
f. Pasien dengan tanda-tanda infeksi local (adanya nanah)
g. Terdapat luka lain selain luka kaki diabetik

10. Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih


sampel dari populasi target?
Metode sampling yang digunakan adalah probability sampling
(sampel acak/random) dengan simple random sampling, yaitu
metode pengambilan sampel secara acak sederhana dengan asumsi
bahwa karakteristik tertentu yang dimiliki oleh populasi tidak
dipertimbangkan dalam penelitian, setiap individu dapat menjadi
sampel tanpa mempertimbangkan karakteristik atau strafikasi yang
dimiliki oleh individu.

11. Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian?


Metode atau rumus apa yang digunakan untuk menentukan
jumlah sampel?
Populasi terjangkau berjumlah 375 dibagi dua kelompok yaitu A
dan B, Kelompok A (n=195) diberikan intervensi dengan balutan
madu, kelompok B (n=180) diberikan intervensi dengan balutan
normal saline.
Menentukan jumlah sampel dengan menggunakan rumus
Lemeshow dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 258 dengan
perhitungan dropout menjadi 286 responden, jadi kelompok A
sebanyak 143 responden dan Kelompok B sebanyak 143 responden
Namun peneliti menggunakan jumlah responden sebanyak 375
dengan pembagian kelas yaitu A dan B, Kelompok A (n=195)
diberikan intervensi dengan balutan madu, kelompok B (n=180)
diberikan intervensi dengan balutan normal saline, untuk mencegah
potensi dropout pada saat menjalankan penelitian

B.3 Pengukuran 12. Variabel apa saja yang diukur dalam penelitian?
atau Variabel independen :
pengumpulan a. Balutan dengan madu
data b. Balutan dengan normal saline (NaCl)
Variabel dependen :
Kesembuhan luka kaki diabetik

13. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?


Metode sampling yang digunakan adalah probability sampling
(sampel acak/random) dengan simple random sampling, yaitu
metode pengambilan sampel secara acak sederhana dengan asumsi
bahwa karakteristik tertentu yang dimiliki oleh populasi tidak
dipertimbangkan dalam penelitian, setiap individu dapat menjadi
sampel tanpa mempertimbangkan karakteristik atau strafikasi yang
dimiliki oleh individu.

14. Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?


Menggunakan madu yang disediakan oleh Departemen
Mikrobiologi, Universitas Ilmu Kesehatan, Lahore, Pakistan. Madu
itu dikumpulkan dari distrik Karak, Pakistan. Madu disimpan
dalam gelap, pada suhu kamar (20 - 30 ° C). Semua sampel madu
telah diradiasi gamma sebelumnya, aplikasi klinis dari Layanan
Radiasi Pakistan (PARAS), Lahore, Pakistan. Sampel madu di
periksa keefektifannya dengan difusi uji agar-agar dan hanya
digunakan dalam uji coba yang menunjukkan zona hambat >18 mm
pada 50% b/v pengencerah terhadap ATCC 25923 Staphylococcus
aureus dan menggunakan lembar observasi untuk mengukur pre dan
post intervensi.

15. Bagaimana validitas dan realibilitas alat ukur/instrument


yang digunakan? Apakah peneliti menguji validitas dan
realibilitas alat ukur? Jika dilakukan apa metode yang digunakan
untuk menguji validitas dan realibilitas alat ukur dan bagaimana
hasilnya?
Peneliti tidak melakukan validitas dan reabilitas dikarenakan hanya
menggunakan lembar observasi untuk mengetahui perkembangan
luka kaki diabetik

16. Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data?


Apakah dilakukan pelatihan khsusus untuk observer atau yang
melakukan pengukuran?
Pengukuran dilakukan oleh setiap anggota departemen bedah untuk
melakukan intervensi kepada responden, yaitu perawat di ruangan
rawat pasien di bangsal bedah.

B.4 Analisis
Data 17. Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis
atau menganalisis data?
Untuk mengetahui distribusi normal data, peneliti menggunakan uji
Kolmogorov-Smornov, dan Uji Chi-Square digunakan untuk
membandingkan jumlah responden yang sembuh dan yang belum
sembuh atau mengalami perburukan pada kedua intervensi yang
dilakukan. Untuk mengetahui perbedaan usia dan perbedaan durasi
penyembuhan luka dengan madu dan balutan normal saline
menggunakan uji Mann-Whitney U-Test.

18. Untuk penelitian experimen apakah peneliti menggunakan


metode intention to treat atau on treatment analysis?
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode On treatment
analysis hanya menganalisa sampel yang mengikuti penelitian
sampai selesai saja, sedangkan sampel drop out dianggap tidak
mengikitu penelitian dan tidak diikutkan dalam analisis. Sebanyak
27 (10 laki-laki dan 17 perempuan) responden tidak dapat
melanjutkan penelitian dikarenakan alasan yang berbeda.
Sebanyak 16 responden tidak dapat melanjutkan intervensi balutan
madu dan sebanyak 11 responden tidak dapat melanjutkan
intervensi balutan normal saline.
19. Program atau software statistik apa yang digunakan peneliti
untuk menganalisis data?
Peneliti menggunakan pengolahan statistik dengan Minitab 16

C. Hasil Penelitian 20. Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan


responden yang mengikuti penelitian sampai selesai, drop out
C.1 Alur dan loss of follow up?
Penelitian data Responden mengikuti penelitian selama 120 hari sampai luka
dan base line sembuh. Penyembuhan luka dinilai jika ada penutupan luka dengan
epitelisasi lengkap dan tidak ada pelepasan. Dari 375 responden, 27
pasien tidak dapat melanjutkan penelitian selama maksimal 120
hari, 16 pasien kelompok A dengan intervensi balutan madu dan 11
kelompok B dengan intervensi perlakuan normal saline.

21. Bagaimana karaktersitik responden dan baseline data?


a. Pasien dengan diabetes mellitus yang terkontrol
b. Pasien dengan luka kaki diabetik derajat 1 dan 2

22. Pada penelitian experimen apakah variabel perancu


(confounding variabel) dalam data base line tersebar Buku
Panduan Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah 2020 88
C.2 Hasil penelitian seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak
seimbang, apa yang dilakukan peneliti untuk membuat penelitian
bebas dari pengaruh variabel perancu?
C.2 Hasil 23. Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji
Penelitian hipotesis, apakah hipotesis peneliti terbukti atau tidak terbukti
(bermakna atau tidak secara statistik)? Apakah hasil penelitian
juga bermakna secara klinis?
Didapatkan hasil (p value < 0,001) yang berarti balutan madu lebih
efektif dari segi jumlah kesembuh dan waktu untuk penyembuhan,
dibandingkan dengan balutan saline normal tradisional pada kaki
diabetik.
Hasil dari penelitian didapatkan 233 pasien dengan luka kaki
diabetik sembuh total dengan jumlah sebanyak 136 (75,97%) pasien
dengan luka kaki diabetik sembuh total menggunakan balutan madu
dan 97 (57,39%) pasien dengan luka kaki diabetik sembuh total
menggunakan balutan normal saline. Sedangkan jumlah pasien
yang belum sembuh sebanyak 115 pasien. Sebanyak 43 (24,03%)
pasien belum sembuh dengan balutan madu dan 72 (42,61%) pasien
belum sembuh dengan balutan normal saline. Rata-rata waktu
penyembuhan dengan menggunakan madu (6-120 hari) dan dengan
normal saline (7-120 hari). Tidak ada efek samping serius yang
diamati pada kedua kelompok ketika intervensi dilakukan, hanya
tiga orang dari kelompok A mengeluh gatal ringan pada awal
pengobatan dan gejala tersebut mereda setelah 48 jam. Tidak ada
pasien yang meninggalkan penelitian karena penyebab efek
samping. Sebagian besar responden dari kedua kelompok
menunjukkan kepuasan mengenai manajemen yang dilakukan baik
mendapatkan intervensi balutan madu atau balutan normal saline.

D. Diskusi 24. Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian?


Apakah peneliti membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah
tentang hal-hal yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan
teori terkini? * Catatan: Meskipun hasil penelitian tidak sesuai
dengan hipotesis, namun suatu penelitian tetap berkualitas jika
peneliti mampu menjelaskan rasional secara ilmiah mengapa
hipotesisnya tidak terbukti.
Balutan madu lebih efektif dari segi jumlah kesembuh dan waktu
untuk penyembuhan, dibandingkan dengan balutan saline normal
tradisional pada kaki diabetik.
Dalam penelitian ini, jumlah pasien yang terdaftar adalah cukup
baik dan studi berlanjut selama 4 tahun. Itu karakteristik dasar
pasien hampir identik dan penelitian dilakukan di dua pusat.
peneliti tidak bisa mengidentifikasi penyebab penyembuhan luka
yang tertunda dan kerusakan luka pada pasien tertentu dari kedua
kelompok. Balutan madu adalah salah satu pilihan untuk perawatan
luka kaki diabetik, dari berbagai literatur yang sudah berkembang
membuktikan bahwa didalam kandungan madu terdapat senyawa
biaktif, selain itu efek bakterisidal spectrum luas, madu juga dapat
mengurangi peradangan. Madu efektif dalam mengurangi waktu
penyembuhan luka.

25. Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya


dengan penelitian penelitian terdahulu serta teori yang ada saat
ini untuk menunjukkan adanya relevansi?
Peneliti membandingkan penelitiannya dengan penelitian sejenis
didapatkan hasil bahwa penelitian tersebut relevan yang
menunjukkan balutan madu lebih efektif dibandingkan dengan
balutan normal saline terkait dengan waktu penyembuhannya

26. Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil


penelitiannya dengan perkembangan ilmu
keperawatan/kesehatan serta terhadap pemecahan masalah?
Dalam penelitian ini, jumlah pasien yang terdaftar adalah cukup
baik dan studi berlanjut selama 4 tahun. Itu karakteristik dasar
pasien hampir identik dan penelitian dilakukan di dua pusat. peneliti
tidak bisa mengidentifikasi penyebab penyembuhan luka yang
tertunda dan kerusakan luka pada pasien tertentu dari kedua
kelompok.

27. Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian


Tidak ada efek samping serius yang diamati pada kedua kelompok
ketika intervensi dilakukan, hanya tiga orang dari kelompok A
mengeluh gatal ringan pada awal pengobatan dan gejala tersebut
mereda setelah 48 jam. Tidak ada pasien yang meninggalkan
penelitian karena penyebab efek samping. Sebagian besar
responden dari kedua kelompok menunjukkan kepuasan mengenai
manajemen yang dilakukan baik mendapatkan intervensi balutan
madu atau balutan normal saline.

28. Bagaimana aplicability hasil penelitian menurut peneliti?


Apakah hasil penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktek
keperawatan ditinjau dari aspek fasilitas, Buku Panduan Praktik
Profesi Keperawatan Medikal Bedah 2020 89 pembiyaan,
sumber daya manusia dan aspek legal?
Hasil penelitian dapat diterapkan namun untuk melakukan
intervensi balutan madu dilakukan dengan rentang waktu yang
cukup lama yauitu 120 hari, untuk pasien yang dirawat inap bisa
diberikan tindakan namun jika pasien sudah pulang bisa diberikan
edukasi untuk tetap melakukan balutan madu supaya luka kaki
diabetic pasien sembuh.

29. Apakah mungkin penelitian ini di replikasikan pada setting


praktik klinik lainnya?
Beberapa penelitian telah menunjukkan keefektifannya balutan
madu pada luka kaki diabetik tetapi masih banyak dokter enggan
menggunakannya dalam praktik klinis mereka. Alasannya mungkin
kurangnya bukti tingkat satu yang kuat efek menguntungkan madu
pada luka kaki diabetik, kurangnya pengetahuan tentang spektrum
penuh potensi anti-bakteri dan penyembuhan luka dari madu.

30. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan


penelitian? Apakah kelemahan ini tidak menurunkan validitas
hasil penelitian.
Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Pertama, subyek
penelitian sebagian besar berasal dari sosial ekonomi kelas bawah.
Kedua, penyembuhan luka hanya diamati secara klinis, dan kami
tidak mengisolasi mikroorganisme juga tidak dipelajari untuk aspek
histopatologi luka karena kurangnya fasilitas. Ketiga, penelitian
tidak bisa dibutakan karena madu memiliki bau yang khas
dan warna.

31. Pada level evidence apa hasil penelitian ini dikategorikan?


Penelitian ini dikategorikan pada level evidence 1 yaitu evidence
yang didapat dari sekurang-kurangnya 1 penelitian RCT
(Randomized Control Trial) yang benar
2. Judul Jurnal :
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MADU CAMPURAN TERHADAP PROSES
PENYEMBUHAN LUKA DI POLI KAKI DIABETIK RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH ULIN BANJARMASIN TAHUN 2016
Penulis : Subhan nur Rahman dan Dini Rahmayani
Tahun Terbit : 2016

Critical Appraisal

Komponen Jurnal Pertanyaan untuk membantu telaah jurnal


A. Pendahuluan 1. Apakah masalah penelitian?
Penyembuhan luka kaki diabetik
2. Seberapa besar masalah tersebut ?
luka pada kaki pasien diabetes merupakan salah satu penyebab
utama morbiditas pada pasien diabetes, dan mencapai sekitar
50% penyebab pasien di amputasi non traumatis diseluruh dunia.
3. Dampak masalah jika tidak diatasi?
Semakin lama proses penyembuhan luka diabetic beresiko
terjadinya penyebarluasan infeksi pada luka diabetic tersebut
4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi?
Tidak ada kesenjangan dalam penelitian tersebut
5. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang
ditetapkan oleh peneliti?
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk
mengkaji lebih lanjut keefektifan penggunaan madu campuran
dalam pertumbuhan jaringan baru (granulasi) pada luka,
khususnya luka gangren pada penyakit luka infeksi kaki diabetik.
B. Metode 6. Apa desain penelitian yang digunakan oleh peneliti?
B.1. Desain Desain penelitian menggunakan desain eksperimen, Quasi
Peneleitian Experiment
7. Untuk desain eksperimen :
Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan
efektifitas suatu intervensi?
Peneliti menggunakan kelompok kontrol, kelompok control akan
diberikan intervensi dengan menggunakan penggunaan madu
campuran dalam hal ini adalah salah satu produk madu yang
sudah dicampur dengan komposisi kandungan air kurang lebih
20%
8. Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)?
Penelitian tidak melakukan random alokasi
9. Jika ternyata pada data dasar terdapat perbedaan karakteristik/
variabel perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti
melakukan pengendalian pada uji statistik dengan stratifikasi
atau uji multivariat?
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Quasi Experiment dengan rancangan penelitian menggunakan
rangkaian observasi proses penyembuhan luka dengan
menggunakan madu campuran.
10. Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam
memberikan perlakuan kepada responden (responden tidak
menyadari apakah sedangn mendapat intervensi yang diuji
cobakan atau intervensi lain)?
Tidak, penelitian ini dilakukan dengan ijin pasien tersebut
11. Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti
melakukan blinding saat mengukur outcome?
Penelitian ini tidak melakukan blinding saat mengukur outcome
12. Siapa populasi target dan populasi terjangkau?
Populasi dalam penelitian ini adalah klien dengan luka kaki
diabetik. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah luka
kaki diabetic grade I dan II
B.2. Populasi dan 13. Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan eksklusi
sampel sampel?
Populasi dalam penelitian ini adalah klien dengan luka kaki
diabetik grade II dan III. Klien diambil sebagai subjek penelitian,
dimana kriteria klien yang diambil ;
a. Klien dengan luka kaki diabetik yang datang ke Poli untuk
kunjungan ulang atau lebih dari pada 1 x, hal ini untuk
mempertimbangkan faktor bias yaitu psikologis klien;
b. Klien bertempat tinggal di kota Banjarmasin;
c. Umur klien 40 – 65 tahun;
d. Klien dengan tidak ada gangguan pemenuhan nutrisi atau klien
dengan patuh diet
14. Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih
sampel dari populasi target?
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan
metode Porposive Sampling
15. Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian?
Metode atau rumus apa yang digunakan untuk menentukan
jumlah sampel?
Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini
menggunakan sampel minimal sebanyak 15 sampel.
16. Variabel apa saja yang diukur dalam penelitian?
 Variabel independen :
Balutan dengan madu campuran
 Variabel dependen :
Kesembuhan luka kaki diabetik
17. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan
metode Porposive Sampling.
18. Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?
Peneliti menggunakan lembar observasi
19. Bagaimana validitas dan realibilitas alat ukur/instrument yang
B.3. Pengukuran digunakan? Apakah peneliti menguji validitas dan realibilitas
atau pengumpulan alat ukur? Jika dilakukan apa metode yang digunakan untuk
data menguji validitas dan realibilitas alat ukur dan bagaimana
hasilnya?
Peneliti tidak melakukan validitas dan reabilitas dikarenakan
hanya menggunakan lembar observasi untuk mengetahui
perkembangan luka kaki diabetik
20. Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data?
Apakah dilakukan pelatihan khsusus untuk observer atau yang
melakukan pengukuran?
Pengukuran dilakukan oleh setiap anggota departemen bedah
B.4. Analisis Data untuk melakukan intervensi kepada responden, yaitu perawat di
ruangan rawat pasien di bangsal bedah.
21. Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau
menganalisis data?
Penelitian tersebut menggunakan rancangan observasi pasien
22. Untuk penelitian experimen apakah peneliti menggunakan
metode intention to treat atau on treatment analysis?
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode On treatment
analysis hanya menganalisa sampel yang mengikuti penelitian
sampai selesai saja.
23. Program atau software statistik apa yang digunakan peneliti
untuk menganalisis data?
Peneliti tidak menuliskan program atau software apa yang
diunakan untuk menganalisis data.
C. Hasil Penelitian 24. Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan
C.1 Alur Penelitian responden yang mengikuti penelitian sampai selesai, drop out
data dan base line dan loss of follow up?
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah non probability sampling dengan metode Porposive
Sampling. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini
menggunakan sampel minimal sebanyak 15 sampel, tidak ada
sistem drop out kecuali pasien yang tidak sesuai dengan kriteria
inklusi.
25. Bagaimana karaktersitik responden dan baseline data?
Pasien laki laki ada 9 dan pasien perempuan ada 6, pasien yang
memiliki luka diabetic grade 2 ada 8 orang, dan yang memiliki
luka diabetic grade 3 ada 7 orang.
C.2 Hasil Penelitian 26. Pada penelitian experimen apakah variabel perancu
(confounding variabel) dalam data base line tersebar Buku
Panduan Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah 2020 88
C.2 Hasil penelitian seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak
seimbang, apa yang dilakukan peneliti untuk membuat penelitian
bebas dari pengaruh variabel perancu?
Pada penelitian ini dilakukan sistem observasi per individu karna
sample yang digunakan sedikit hanya 15 orang

27. Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji
hipotesis, apakah hipotesis peneliti terbukti atau tidak terbukti
(bermakna atau tidak secara statistik)? Apakah hasil penelitian
juga bermakna secara klinis?
Dari penelitian ini menunjukkan rata-rata granulasi pada luka
kaki diabetik grade II dan grade III dengan perawatan madu
campuran tumbuh pada hari ke 14 sampai dengan 21 hari
perawatan.
28. Untuk penelitian experimen dengan variabel dependen
kateogorik, apakah peneliti menjelaskan tentang nilai
kepentingan klinis dari hasil penelitian seperti number need to
treat (NNT), relatif risk reduction (RRR) atau absolute risk
reduction (ARR).
Ya, peneliti menjelakan hal tersebut
D. Diskusi 29. Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian?
Apakah peneliti membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah
tentang hal-hal yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan
teori terkini? * Catatan : Meskipun hasil penelitian tidak sesuai
dengan hipotesis, namun suatu penelitian tetap berkualitas jika
peneliti mampu menjelaskan rasional secara ilmiah mengapa
hipotesisnya tidak terbukti
Rata-rata granulasi tumbuh pada hari ke 14 sampai dengan 21
hari perawatan. Hal ini tentunya berbeda dengan teori yang
menyatakan granulasi pada luka kaki diabetik akan tumbuh pada
hari ke 21 atau 3 minggu setelah perawatan. Walaupun
sebelumnya tidak ada penelitian yang meneliti tentang perawatan
kaki diabetik dengan menggunakan madu campuran dan hanya
menggunakan madu asli dalam perawatan luka, namun dalam hal
ini tim peneliti membuktikan bahwa madu campuran juga bisa
digunakan dalam perawatan luka kaki diabetik
30. Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan
penelitian penelitian terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk
menunjukkan adanya relevansi?
Penelitian terdahulu hanya menggunakan madu asli, Penelitian
saat ini menggunakan madu campuran yang tentunya memiliki
komposisi relative sama.
31. Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil
penelitiannya dengan perkembangan ilmu keperawatan /
kesehatan serta terhadap pemecahan masalah?
Peneliti menjelaskan intervensi yang dilakukan dengan
menggunakan prinsip steril agar tidak terjadi persebaran infeksi
32. Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian
Penulis tidak mencantumkan nilai kepentingan dari hasil
penelitian
33. Bagaimana aplicability hasil penelitian menurut peneliti?
Apakah hasil penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktek
keperawatan ditinjau dari aspek fasilitas, Buku Panduan Praktik
Profesi Keperawatan Medikal Bedah 2020 89 pembiyaan,
sumber daya manusia dan aspek legal?
Didalam proses penyembuhan luka kaki diabetik selain
menggunakan madu campuran, ada faktor lain yang juga
berperan penting dalam membantu proses percepatan perbaikan
jaringan luka, diantaranya adalah kepatuhan pasien dalam
melakukan diit atau pola makan yang teratur, hal ini terbukti
dengan adanya pendidikan kesehatan yang rutin diberikan
kepada pasien setelah dilakukan rawat luka, sehingga hal inilah
yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam membantu
proses penyembuhan luka.
34. Apakah mungkin penelitian ini di replikasikan pada setting
praktik klinik lainnya?
Ya, memungkin kan karena telah dilakukan observasi langsung
kepada setiap pasien yang ada di klinik tersebut serta proses tiap
hari nya.
35. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan
penelitian? Apakah kelemahan ini tidak menurunkan validitas
hasil penelitian
Ya, kelemahan pada penelitian ini hasil yang didapatkan tidak
akan maksimal jika tidak dibarengi dengan kepatuhan pasien
36. Pada level evidence apa hasil penelitian ini dikateorikan?
Penelitian ini dikategorikan pada level evidence II-1 yaitu
evidence yang didapat dari penelitian eksperimen dengan
kelompok kontrol tanpa randomisasi yang didesign dengan benar
(penelitian kuasi eksperimen)
3. Judul Jurnal :
PERBEDAAN EFEKTIVITAS MADU DAN SUFRATULLE TERHADAP
PENYEMBUHAN LUKA DIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
Penulis : Awaluddin, Anita Syarifah dan Nurhayatina
Tahun Terbit : 2019

Critical Appraisal

Komponen Jurnal Pertanyaan untuk membantu telaah jurnal


A. Pendahuluan 1. Apakah masalah penelitian?
Perawatan luka luka pada kaki pasien diabetik

2. Seberapa besar masalah tersebut ?


Prevalensi pasien diabetes mellitus yang mengalami luka diabetik
di Amerika Serikat sebesar 15-20%, risiko amputasi 15-46 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menderita diabetes
mellitus. Prevalensi pasien luka diabetik di Indonesia sekitar 15%
dari prevalensi pasien diabetes mellitus, angka amputasi 30%,
angka mortalitas 32% dan luka diabetik merupakan penyebab
perawatan rumah sakit yang terbanyak sebesar 80% untuk
diabetes mellitus.

3. Dampak masalah jika tidak diatasi?


Luka diabetik mudah berkembang menjadi infeksi akibat
masuknya kuman atau bakteri dan adanya gula darah yang tinggi
menjadi tempat yang strategis untuk pertumbuhan kuman maka
perlu adanya manjemen untuk pengobatan lukanya.

4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi?


Luka diabetik merupakan faktor yang menyebabkan masalah
biologis, psikologis, sosial, spiritual dan ekonomi sampai
kematian karena sepsis dengan begitu pasien dengan luka diabetik
segera ditangani dengan manajemen luka diabetic, banya cara
pengobatan yang telah dilakukan agar lukanya sembuh.

5. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang


ditetapkan oleh peneliti?
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas madu dan
sofratulle terhadap proses penyembuhan luka diabetik pasien
diabetes mellitus tipe di Rumah sakit Bhayangkara Pekanbaru.

B. Metode 6. Apa desain penelitian yang digunakan oleh peneliti?


Desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian pre-
B.1 Desain experimental dengan rancangan one group pretest-posttest
Peneleitian
7. Untuk desain eksperimen :
a. Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk
menentukan efektifitas suatu intervensi?
Peneliti menggunakan kelompok kontrol, kelompok
control akan diberikan intervensi dengan menggunakan
luka dengan madu dan sofratulle
b. Apakah peneliti melakukan random alokasi
(randomisasi)?
Penelitian ini tidak menggunakan randomissi
c. Jika ternyata pada data dasar terdapat perbedaan
karakteristik/ variabel perancu pada kedua kelompok,
apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji statistik
dengan stratifikasi atau uji multivariat?
Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji Uji
parametrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dependent t-test dan independent t-test untuk mengetahui
gambaran deskriptif luka diabetik sebelum dilakukan
perawatan luka menggunakan madu, sebelum dilakukan
perawatan luka menggunakan sofratulle, luka diabetik
sesudah dilakukan perawatan luka menggunakan madu,
sesudah dilakukan perawatan luka menggunakan
sofratulle, dan menganalisa eksperimen terhadap
efektivitas perawatan luka antara menggunakan madu dan
sofratulle terhadap proses penyembuhan luka diabetik
pasien diabetes mellitus.

d. Apakah peneliti melakuak masking atau penyamaran


dalam memberikan perlakuan kepada responden
(responden tidak menyadari apakah sedangn mendapat
intervensi yang diuji cobakan atau intervensi lain)?
Peneliti melukakan memakai metode pengacakan
sederhana yaitu nomor acak yang dihasilkan computer,
pemilihan responden ditentukan oleh nomor acak yang
dihasilkan computer untuk masuk kedalam kelompok
eksperimen atau kelompok kontrol
e. Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti
melakukan blinding saat mengukur outcome?
Penelitian ini tidak melakukan blinding saat mengukur
outcome

B.2 Populasi dan 8. Siapa populasi target dan populasi terjangkau?


sampel Penelitian ini dilakukan di satu tempat yaitu di Rumah sakit
Bhayangkara Pekanbaru dengan sebagian dari seluruh pasien
yang mengalami luka diabetik masuk kedalam populasi target
dan 20 pasien masuk kedalam populasi terjangkau.
9. Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan eksklusi
sampel?
kriteria inklusi dan eksklusi selama penelitian yaitu sebanyak 20
responden yang dibagi dalam 2 kelompok, 10 responden sebagai
kelompok eksperimen perawatan luka dengan madu dan 10
responden sebagai kelompok eksperimen perawatan luka dengan
sofratulle

10. Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih


sampel dari populasi target?
Metode sampling yang digunakan adalah probability sampling
(sampel acak/random) dengan simple random sampling, yaitu
metode pengambilan sampel secara acak sederhana dengan asumsi
bahwa karakteristik tertentu yang dimiliki oleh populasi tidak
dipertimbangkan dalam penelitian, setiap individu dapat menjadi
sampel tanpa mempertimbangkan karakteristik atau strafikasi yang
dimiliki oleh individu.

11. Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian?


Metode atau rumus apa yang digunakan untuk menentukan
jumlah sampel? Seluruh sebagian pasien dm yang mempunyai
luka diabetic di Rumah Sakit Rumah sakit Bhayangkara
Pekanbaru beerrti menggunakan total sampling

B.3 Pengukuran atau 12. Variabel apa saja yang diukur dalam penelitian?
pengumpulan data Perawatan luka diabetik dengan madu dan perawatan luka
diabetik dengan sulfaturr
13. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?
Metode sampling yang digunakan adalah probability sampling
(sampel acak/random) dengan simple random sampling, yaitu
metode pengambilan sampel secara acak sederhana dengan asumsi
bahwa karakteristik tertentu yang dimiliki oleh populasi tidak
dipertimbangkan dalam penelitian, setiap individu dapat menjadi
sampel tanpa mempertimbangkan karakteristik atau strafikasi yang
dimiliki oleh individu.

14. Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?


Alat ukur yang digunakan mrupakan prosedur perawatan luka
sesuai standar yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu mulai
dengan pengkajian luka, pembersihan luka, debridement,
kemudian baru dilakukan pemberian madu ataupun sofratull
(sesuai dengan kelompok masing-masing) dan terakhir ialah
pembalutan luka.

15. Bagaimana validitas dan realibilitas alat ukur/instrument


yang digunakan? Apakah peneliti menguji validitas dan
realibilitas alat ukur? Jika dilakukan apa metode yang digunakan
untuk menguji validitas dan realibilitas alat ukur dan bagaimana
hasilnya?
Peneliti tidak melakukan validitas dan reabilitas dikarenakan hanya
menggunakan lembar observasi untuk mengetahui perkembangan
luka kaki diabetik

16. Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data?


Apakah dilakukan pelatihan khsusus untuk observer atau yang
melakukan pengukuran?
Pengukuran dilakukan oleh setiap anggota departemen bedah untuk
melakukan intervensi kepada responden, yaitu perawat di ruangan
rawat pasien di bangsal bedah.

B.4 Analisis Data 17. Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis
atau menganalisis data?
Untuk mengetahui distribusi normal data, peneliti menggunakan
uji parametrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dependent t-test dan independent t-test untuk bertujuan untuk
mengetahui gambaran deskriptif luka diabetik sebelum dilakukan
perawatan luka menggunakan madu, sebelum dilakukan
perawatan luka menggunakan sofratulle, luka diabetik sesudah
dilakukan perawatan luka menggunakan madu, sesudah dilakukan
perawatan luka menggunakan sofratulle, dan menganalisa
eksperimen terhadap efektivitas perawatan luka antara
menggunakan madu dan sofratulle terhadap proses penyembuhan
luka diabetik pasien diabetes mellitus..

18. Untuk penelitian experimen apakah peneliti menggunakan


metode intention to treat atau on treatment analysis?
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode On treatment
analysis hanya menganalisa sampel yang mengikuti penelitian
sampai selesai saja

19. Program atau software statistik apa yang digunakan peneliti


untuk menganalisis data?
Penelitian ini menggunakan program SPSS

C. Hasil Penelitian 20. Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan


responden yang mengikuti penelitian sampai selesai, drop out dan
C.1 Alur loss of follow up?
Penelitian data Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dilakukan
dan base line selama 7 hari berturut-turut, pada hari pertama telah dilakukan
pengkajian awal yang disebut (pretest) dimana peneliti
mengobservasi keadaan luka sebelum dilakukan perawatan luka
menggunakan madu ataupun sofratull dengan menggunakan
format observasi pengkajian luka. Kemudian selama 7 hari
masing-masing kelompok eksperimen dilakukan perawatan luka
setiap hari dengan prosedur perawatan luka sesuai standar yang
telah ditetapkan sebelumnya, yaitu mulai dengan pengkajian luka,
pembersihan luka, debridement, kemudian baru dilakukan
pemberian madu ataupun sofratull (sesuai dengan kelompok
masing-masing) dan terakhir ialah pembalutan luka. Setelah 1
minggu atau pada hari ke-7 dilakukan perawatan luka, masing-
masing kelompok eksperimen yang menggunakan madu dan
sofratull dilakukan pengujian kembali yaitu hasil posttest dimana
telah dilakukan pengkajian ulang.

21. Bagaimana karaktersitik responden dan baseline data?


C.2 Hasil Karakteristik responden penelitian (jenis kelamin responden)
Penelitian didapatkan hasil bahwa 11 pasien berjenis kelamin laki-laki
dan 9 perempuan. Peneliti menganalisa bahwa pasien laki-
laki memiliki aktivitas lebih berat dari pada pasien
perempuan. Aktivitas sebanding dengan tekanan, semakin
tinggi aktivitas pasien semakin tinggi pula tekanan yang
diperoleh, sehingga pasien laki-laki memiliki resiko lebih
tinggi untuk mengalami luka diabetik.

22. Pada penelitian experimen apakah variabel perancu


(confounding variabel) dalam data base line tersebar Buku
Panduan Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah 2020 88
C.2 Hasil penelitian seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak
seimbang, apa yang dilakukan peneliti untuk membuat penelitian
bebas dari pengaruh variabel perancu?
Jika penelitian ini tidak seimbang maka peneliti mencari jurnal
yang setara dengan penelitian dengan membandingkannya
23. Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji
hipotesis, apakah hipotesis peneliti terbukti atau tidak terbukti
(bermakna atau tidak secara statistik)? Apakah hasil
penelitian juga bermakna secara klinis?
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa,
ada perbedaan efektivitas perawatan luka menggunakan
madu dan sofratulle terhadap penyembuhan luka diabetik
pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Bhayangkara
Pekanbaru (p value = 0,000 < α). Dapat disimpulkan bahwa
madu memiliki keefektifan yang lebih tinggi dari pada
sofratulle dalam penyembuhan luka diabetik.

24. Untuk penelitian experimen dengan variabel dependen


kateogorik, apakah peneliti menjelaskan tentang nilai kepentingan
klinis dari hasil penelitian seperti number need to treat (NNT),
relatif risk reduction (RRR) atau absolute risk reduction (ARR).
D. Diskusi 25. Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian?
Apakah peneliti membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah
tentang hal-hal yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan
teori terkini?
Peneliti membuaat interpretasi secara rasional dan ilmiah dengan
berdaskar teori terkini

26. Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya


dengan penelitian penelitian terdahulu serta teori yang ada saat ini
untuk menunjukkan adanya relevansi?
Peneliti membandingan hasil penelitiannya dengan baik dan
secara teoritis begitupun dengan cara memperlihatkan hasil
penelitian sebelumnya.
27. Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil
penelitiannya dengan perkembangan ilmu keperawatan/kesehatan
serta terhadap pemecahan masalah?
Peneliti menjelaskannya dengan secara rinci dan teoritis dengan
keadaan sebenarnya dan dengan apa yang diteliti dan dimasukan
kedalam ilmu keperawatan

28. Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian


Peneliti mengetahui perbedan dari penggunaan pengobatan luka
diabetic tersebut dan mana yang lebih efektif

29. Bagaimana aplicability hasil penelitian menurut peneliti?


Apakah hasil penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktek
keperawatan ditinjau dari aspek fasilitas, Buku Panduan Praktik
Profesi Keperawatan Medikal Bedah 2020 89 pembiyaan, sumber
daya manusia dan aspek legal?
Menurut peneliti pada penelitian ini dapat diterapkan dan
diaplikasikan ke dalam praktek keperawatn untuk mengobati luka
diabetik dengan memakai madu dibandingkan dengan sulfuturr

30. Apakah mungkin penelitian ini di replikasikan pada setting


praktik klinik lainnya? Penelitian ini tidak dapat direplikasikan
pada setting praktik klinik lainnya

31. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan


penelitian? Apakah kelemahan ini tidak menurunkan validitas
hasil penelitian
pada penelitian ini menjelaskan kekuatan dan kelemahannya dan
dapat menurunkan validitas hasil penelitian karena disini
menggunkan kelompok kontrol
32. Pada level evidence apa hasil penelitian ini dikateorikan?
Penelitian ini dikategorikan pada Level II-1 Evidence yang
didapatkan dari penelitian experimen dengan kelompok kontrol
tanpa randomisasi yang didesain dengan benar
(penelitian kuasi experimen)
4. Judul Jurnal :
PENGARUH MADU TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA GANGREN
PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
Penulis : Nabhani dan Yuli Widiyastuti
Tahun Terbit : 2017
Critical Appraisal

Komponen Jurnal Pertanyaan untuk membantu telaah jurnal


A. Pendahuluan 1. Apakah masalah penelitian?
 Perawatan luka gangren pada pasien diabetes

2. Seberapa besar masalah tersebut?


 DM merupakan gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan
abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
penurunan sensitivitas insulin atau keduanya yang menye-
babkan komplikasi kronis mikrovaskuler dan neuropati

3. Dampak masalah jika tidak diatasi?


 Komplikasi yang sering terjadi adalah gangren, dimana kulit
dan jaringan sekitar luka akan mati atau nekrotik dan
mengalami pembusukan, Gangren dapat terjadi pada pasien
bagian tubuh yang terendah diujung terutama pada
ekstremitas bawah.

4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi? Bandingan antara masalah


yang ada/kenyataan dengan harapan/target

5. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang


ditetapkan oleh peneliti?
 Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
manfaat madu terhadap penyembuhan luka gangren pada
psien dm

B. Metode 6. Apa desain penelitian yang digunakan oleh peneliti?


 Quasi Eksperiment Design
B.1 Desain
Peneleitian 7. Untuk desain eksperimen :
 Peneliti tidak menggunakan kelompok control

B.2 Populasi dan


8. Siapa populasi target dan populasi terjangkau?
sampel
 seluruh pasien kunjungan di poliklinik omah luka

9. Siapa sampel penelitian? apa kriteria inklusi dan eksklusi sampel?


 dalam penelitian ini peneliti tidak menjelaskan kriteria
imklusi dan eksklusi

10. Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih


sampel dari populasi target?
 dalam penelitian ini menggunakan teknik Aksidental
Sampling

11. Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian? Metode


atau rumus apa yang digunakan untuk menentukan jumlah
sampel?
 Jumlah sampel dalam penelitian ada 4 responden, dalam
penelitian ini peneliti tidak menjelaskan rumus atau metode
yang digunkan untuk menentukan sampel

B.3 Pengukuran atau 12. Variabel apa saja yang diukur dalam penelitian?

pengumpulan data  Usia, jenis kelamin, deskripsi luka

13. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?


 Peneliti menggunakan One Design Pre-test and Post-test
Group, yaitu membandingkan subjek sebelum dan sesudah
diberikan tindakan perawatan luka menggunakan madu

14. Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?


 Peneliti menggunakan alat ukur Design : Check List

15. Bagaimana validitas dan reabilitas alat ukur/instrumen yang di


gunakan? Apakah peneliti menguji validitas dan reabilitas alat
ukur? jika dilakukan apa metode yang digunakan untuk menguji
validitas dan reabilitas alat ukur dan bagaimana hasilnya?
 Peneliti tidak melakukan validitas dan reabilitas dalam
penelitian ini

16. Siapa yang melakukan yang melakukan pengukuran atau


pengumpulan data? Apakah dilakukan pelatihan khusus untuk
obser atau yang melakukan pengukuran?
 Yang melakukan pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
peneliti sendiri, tetapi di jelaskan apakah ada pelatihan khusus
untuk melakukan pengukuran
17. Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau
menganalisis data?
 Peneliti menggunakan uji Paired t test

19. Program atau software statistik apa yang digunakan


peneliti untuk menganalisis data?
 Peneliti tidak menjelaskan program atau software yang
diapakai dalam penelitian ini

C. Hasil Penelitian 20. Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan


responden yang mengikuti penelitian sampai selesai, drop out
C.1 Alur dan loss of follow up?
Penelitian data  Peneliti tidak menggambarkan alur penelitian secara rinci
dan base line

C.2 Hasil 23. Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji
Penelitian hipotesis, apakah hipotesis peneliti terbukti atau tidak terbukti
(bermakna atau tidak secara statistik)? Apakah hasil penelitian
juga bermakna secara klinis?
 ada manfaat madu untuk mempercepat proses penyembuhan
luka gangrene sehingga hipotesis yang berbunyi ada manfaat
madu terhadap penyembuhan luka gangren
D. Diskusi 25. Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian?
Apakah peneliti membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah
tentang hal-hal yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan
teori terkini?
* Catatan : Meskipun hasil penelitian tidak sesuai dengan
hipotesis, namun suatu penelitian tetap berkualitas jika peneliti
mampu menjelaskan rasional secara ilmiah mengapa
hipotesisnya tidak terbukti
 Peneliti memilih cara perawatan luka menggunakan madu
karena madu mengandung zat gula fruktosa dan glukosa
yang merupakan jenis gula monosakarida yang mudah
diserap oleh usus. Selain itu, madu mengandung vitamain,
asam amino, mineral, antibiotik dan bahan-bahan aroma
terapi. Pada umumnya madu tersusun atas 17,1 % air, 82,4 %
karbohidrat total, 0,5% protein, asam amino, vitamin dan
mineral. Selain asam amino nonesensial ada jug asam
ami-no esensial diantaranya listin, hystadin, tritofan.
Karbohidrat yang terkandung dalam madu termasuk tipe
karbohidrat sederhana. Karbohidrat tersebut umumnya
terdiri dari 38,5% fruktosa dn 31% glukosa. Sisanya 12,9%
karbo- hidrat yang tersusun dari maltose, sukrosa, dan gula
lain (Intanwidya, 2006 dalam Kartini, 2009).
 Dari analisis bivariat diperoleh hasil t hitung 5.000 dan p
value 0.015 karena hasil t hitung 5.000 diatas harga atau >
table t: 2.35 dan p < dari 0.05, maka disimpulkan ada
manfaat madu untuk mempercepat proses penyembuhan luka
gangrene
sehingga hipotesis yang berbunyi ada manfaat madu
terhadap penyembuhan luka gangrene di terima.

26. Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya


dengan penelitian penelitian terdahulu serta teori yang ada saat
ini untuk menunjukkan adanya relevansi?
 Peneliti tidak membandingkan hasil penelitiannya dengan
peneliti-peneliti terdahulu

27. Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil


penelitiannya dengan perkembangan ilmu
keperawatan/kesehatan serta terhadap pemecahan masalah?
 Perawat menjelaskan bahwa perawatan luka gangren dengan
madu secara rutin akan lebih baik madu juga mudah
didapat selain itu efektif dalam proses penyembuhan luka
karena kandungan airnya rendah, juga PH madu yang asam
serta kandungan hidrogen peroxida-nya mampu membunuh
bakteri dan mikro-organisme yang masuk kedalam tubuh
kita. Selain itu madu juga mengandung antibiotika sebagai
antibakteri dan antiseptik menjaga luka

28. Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian?


 perawatan dengan menggunakan kompres madu selama dua
minggu memperlihatkan ada perbaikan walaupun keadaan
luka belum sembuh secara baik dan masih diperlukan
perawatan lanjut.

29. Bagaimana aplicability hasil penelitian menurut peneliti?


Apakah hasil penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktek
keperawatan ditinjau dari aspek fasilitas, pembiyaan, sumber
daya manusia dan aspek legal?
 Peneliti tidak menjelaskan

30. Apakah mungkin penelitian ini di replikasikan


pada setting praktik klinik lainnya?
 Penelitian ini dapat di replikasi pada variable lain
yang kemungkinan mempengaruhi manfaat madu
dalam penyembuhan jenis luka

31. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan


kelemhan penelitian? Apakah kelemahan ini tidak
menurunkan validitas hasil penelitian?
 Peneliti menjelaskan bahwa dalam penelitian ini
masih terdapat keterbatasan seperti jumlah sample
yang terbatas hanya 4 dengan kondisi luka yang
relative tidak sama dan design penelitian tidak
menggunakan variable control, sehingga kurang
bisa mengukur secara akurat manfaat madu untuk
proses penyembuhan luka.

32. Pada level evidence apa hasil penelitian ini dikateorikan?


 Level II-1 Evidence yang didapatkan dari penelitian
experimen dengan kelompok kontrol tanpa randomisasi
yang didesain dengan benar (penelitian kuasi experimen)
5. Judul Jurnal :
TERAPI MADU PADA PENDERITA ULKUS DIABETIKUM
Penulis : Ayu Ningsih, Iswandi Darwis,Risti Graharti
Tahun Terbit : 2019
Critical Appraisal

Komponen Jurnal Pertanyaan untuk membantu telaah jurnal


A. Pendahuluan 1. Apakah masalah penelitian?
Terapi Madu Pada Penderita Ulkus Diabetikum

2. Seberapa besar masalah tersebut? (dapat dilihat dari prevelensi


atau insidensi masalah, adanya peningkatan masalah
dibandingkan sebelumnya atau dibandingkan dengan area lain)

Berbagai penelitian epidemiologi menunjukan adanya


kecenderungan peningkatan insiden dan prevelensi Diabetes
melitus tipe II di berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia.
World Health Organization (WHO) menyatakan kasus diabetes
di Asia akan naik sampai 90% dalam 20 tahun ke depan.2
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) di
Indonesia dari 24417 responden berusia >15tahun, 10,2%
mengalami toleransi glukosa terganggu (kadar glukosa) 140-
200 mg/dl setelah puasa selama 4 jam diberikan beban glukosa
sebanyak 75 gram

3. Dampak masalah jika tidak diatasi


Semakin banyak pasien diabetes, maka akan diamputasi luka
dikaki, maka dari itu untuk penelitian menggunakan madu untuk
luka diabetik

4. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang


ditetapkan oleh peneliti?
manfaat madu untuk mempercepat proses penyembuhan luka
gangrene sehingga hipotesis yang berbunyi ada manfaat madu
terhadap penyembuhan luka gangrene di terima.
B. Metode 6. Apa desain penelitian yang digunakan oleh peneliti?
B.1 Desain Tidak dijelaskan
Penelitian
7. Untuk desain experimen :

a. Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan


efektifitas suatu intervensi?

Tidak
b. Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)?
Tidak memakai randomisasi, didalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik non random dengan jenis penelitian
teknik purposive sampling yang dimana teknik ini
digunakan dengan menerapkan aplikasi pengobatan madu
kepada pasien luka diabetik
c. Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana
prosedurnya, apakah dilakukan randomisasi sederhana, blok
atau stratifikasi? Siapa yang melakukan randomisasi? -
d. Jika ternyata pada data dasar terdapat perbedaan
karakteristik/ variabel perancu pada kedua kelompok,
apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji statistik
dengan stratifikasi atau uji multivariat?-
e. Apakah peneliti melakuak masking atau penyamaran dalam
memberikan perlakuan kepada responden (responden tidak
menyadari apakah sedangn mendapat intervensi yang diuji
cobakan atau intervensi lain)?-
f. Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti
melakukan blinding saat mengukur outcome?
Blinding merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak
mengetahui kedalam kelompok mana sampel dimasukan
(experimen atau kontrol). Hal ini menunjukkan upaya
peneliti meningkatkan validitas informasi.
B.2 Populasi
dan sampel
8. Siapa populasi target dab populasi terjangkau?
Pasien yang mengalami luka diabetik di klinik omah surakarta

9. Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan ekskulis


sampel?
Pasien yang mengalami luka diabetik di klinik omah surakarta

10. Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih


sampel dari populasi target? Metode quasi eksperiment yang
berfungsi untuk memiliki perlakuan (treatments), pengukuran-
pengukuran dampak (outcome measures), dan unit-
unit eksperiment (experimental units) namun tidak
menggunakan penempatan secara acak

11. Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian?


Metode atau rumus apa yang digunakan untuk menentukan
jumlah sampel? 20 sampel (tidak dijelaskan rumus karena
populasi didalam penelitian tersebut juga tidak dicantumkan)
B.3

Pengukuran 12. Variabel apa saja yang diukur dalam penelitian?

atau
pengumpulan Jenis kelamin dan Grade luka, grade luka dalam penelitian ini adalah

dara sebagai berikut :


Grade 0 : Terdapat selulitis dengan tidak tampak lesi terbuka.
 Grade 1 :Ulkus pada daerah superficial
 Grade 2 :Ulkus dalam mencapai tendon, tulang atau sendi (joint
capsule)
 Grade 3 : Terdapat infeksi (abses atau osteomyelitis)
 Grade 4 :Terdapat gangrene pada punggung kaki
 Grade 5 :Gangren meny

13. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Quasy eksperiment

14. Bagaimana validitas dan realibilitas alat ukur/instrumen yang


digunakan? Apakah peneliti menguji validitas dan realibilitas
alat ukur? Jika dilakukan apa metode yang
B.4. Analisis Data
digunakan untuk menguji validitas dan realibilitas alat ukur
dan bagaimana hasilnya?
Tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas

16. Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau
menganalisis data?
Uji T-paired test

17. Untuk penelitian experimen apakah peneliti menggunakan


metode intention to treat atau on treatment analysis?
a. Intention to tret adalah menganalisis semua sampel yang
mengikuti penelitian, baik yang drop out, loss of follow up
atau berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel yang drop
out dianggap hasil intervensi yang gagal
b. On treatment analysis hanya menganalisa sampel yang
mengikuti penelitian sampai selesai saja, sedangkan sampel
drop out dianggap tidak mengikitu penelitian dan tidak
diikutkan dalam analisis.

C. Hasil penelitian 20. Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan


responden yang mengikuti penelitian sampai selesai, drop out
C.1 Alur penelitian dan loss of follow up?
data dan base line Peneliti melakukan penelitian terhadap pasien ulkus kaki diabetik
yang memenuhi syarat secara acak menerima baik madu topikal atau
salin aquagel topikal dua kali sehari. Perawatan untuk ulkus
dilakukan oleh ahli penyakit kaki terampil dalam perawatan ulkus
kaki diabetik. jaringan granulasi muncul dalam 2 minggu pengobatan
dengan topikal madu dan dalam 6 sampai 12 bulan ulkus dapat
sembuh. Titik akhir primer untuk studi ini adalah penurunan persen
dalam ukuran ulkus setelah 4 minggu perawatan, karena hal
tersebut telah terbukti berkorelasi dengan penyembuhan ulkus.

21. Pada penelitian experimen apakah variabel perancu


(confounding variabel) dalam data base line tersebar seimbang
pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang, apa yang
dilakukan peneliti untuk membuat penelitian bebas dari
C.2 Hasil
pengaruh variabel perancu? Efektif dan seimbang
penelitian

22. Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan


uji hipotesis, apakah hipotesis peneliti terbukti atau tidak
terbukti (bermakna atau tidak secara statistik)? Apakah hasil
penelitian juga bermakna secara klinis?
Iya hipotesis sangat membuktikan bahwa manfaat madu untuk
mempercepat proses penyembuhan luka gangrene sehingga
hipotesis yang berbunyi ada manfaat madu terhadap
penyembuhan luka gangrene di terima
D. Diskusi 23. Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian?
Apakah peneliti membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah
tentang hal-hal yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan
teori terkini? Interpretasi hasil penelitian mengatakan bahwa
penggunaan madu sangat aman untuk luka diabetik pada kaki
dan mengurangi resiko amputasi
24. Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya
dengan penelitian penelitian terdahulu serta teori yang ada saat
ini untuk menunjukkan adanya relevansi?
25. Iya, adanya relevansi dari penelitian terdahulu dibuktikan
dengan penelitian Eddy et al., melakukan penelitian terhadap
pasien ulkus kaki diabetik yang memenuhi syarat secara acak
menerima baik madu topikal atau salin aquagel topikal dua kali
sehari. Perawatan untuk ulkus dilakukan oleh ahli penyakit
kaki terampil dalam perawatan ulkus kaki diabetik. jaringan
granulasi muncul dalam 2 minggu pengobatan dengan topikal
madu dan dalam 6 sampai 12 bulan ulkus dapat sembuh. Titik
akhir primer untuk studi ini adalah penurunan persen dalam
ukuran ulkus setelah 4 minggu perawatan, karena hal tersebut
telah terbukti berkorelasi dengan penyembuhan ulkus.15
Penelitian lain membandingkan penggunaan madu dan
providone iodine terhadap penutupan luka pada ulkus kaki
penderita diabetes mellitus. Hasil yang didapatkan pasien
dengan pemberian madu terjadi penutupan luka selama 15,4
hari, sedangkan pada penggunaan povidone iodine terjadi
penutupan selama 14,4 hari. Hal tersebut menunjukan tidak
adanya perbedaan yang signifikan antara penggunaan madu
dan povidone iodine terhadap penutupan luka ulkus kaki
penderita diabetes mellitus sehingga dapat juga disimpulkan
bahwa madu aman digunakan untuk terapi ulkus kaki
diabetik.16 Ringkasan Ulkus diabetikum merupakan
komplikasi dari penyakit Diabetes Mellitus. Perawatan luka
penting dalam mengurangi resiko amputasi
pasien. Beberapa perawatan luka yang ada, salah satunya yaitu
menggunakan madu. Madu bersifat sebagai antimikrobial, anti
inflamasi, autolitik dan penyembuhan luka.
26. Bagaimana aplicability hasil penelitian menurut peneliti?
Apakah hasil penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktek
keperawatan ditinjau dari aspek fasilitas, pembiyaan, sumber
daya manusia dan aspek legal? Penerapan terapi menggunakan
madu ini sesuai dengan teori bahwa madu mempunyai kadar
osmolaritas tinggi sehingga dapat menghambat pertumbuhan
bakteri dan mempercepat proses penyembuhan luka. Madu
menciptakan kelembapan yang tidak dipengaruhi oleh
lingkungan, hal ini yang menyebabkan bahwa madu sangat
baik diserap oleh kulit. Sebagai agen pengobatan topikal, madu
mudah diserap oleh kulit sehingga dapat menyebabkan
kelembapan pada kulit dan memberikan nutrisi yang
dibutuhkan untuk kulit dengan dilakukan perawatan luka
Diabetes Mellitus dengan madu diharapkan angka kematian
dan amputasi pada penderita Diabetes Mellitus dapat menurun,
dan meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.

25. Pada level evidence apa hasil penelitian ini dikateorikan?


Pada Level II-1 Evidence yang didapatkan dari penelitian
experimen tanpa kelompok kontrol tanpa randomisasi yang
didesain dengan benar(penelitian kuasi experimen)
Sintesis Hasil Penelitian

N Peneliti Tujuan Penelitian Design Sampel V.I V.D Uji Hasil Implikasi Kekuatan Kelemahan Kualitas Kesimpulan
O Penelitian Statistik Penelitian Penelitian Penelitian Penelitia
n
1 (Imran, Tujuan dari Desain Peneliti Balutan Kese Untuk Didapatkan Sebagian Balutan Pertama, Sedang Dari hasil
Hussain, penelitian yang penelitian menggunakan dengan mbuh mengeta hasil (p value besar madu subyek penelitian
& Baig, dilakukan oleh menggunakan jumlah madu an hui < 0,001) yang responden adalah penelitian disimpulkan
2015) peneliti adalah desain responden dan luka distribusi berarti dari kedua salah satu sebagian bahwa
untuk mengetahui eksperimen, sebanyak 375 Balutan kaki normal balutan madu kelompok pilihan besar balutan madu
pengaruh balutan randomized dengan dengan diabet data, lebih efektif menunjukkan untuk berasal dari lebih efektif
madu dan control trial pembagian normal ik peneliti dari segi kepuasan perawatan sosial dari segi
membandingkan (RCT) kelas yaitu A saline menggun jumlah mengenai luka kaki ekonomi jumlah
dengan balutan dan B, (NaCl) akan uji kesembuh manajemen diabetik, kelas kesembuh
normal saline Kelompok A Kolmogo dan waktu yang dari bawah. dan waktu
(NaCl) terhadap ekperimen rov- untuk dilakukan berbagai Kedua, untuk
luka kaki (n=195) Smornov penyembuha baik literatur penyembuh penyembuhan
diberikan , dan Uji n, mendapatkan yang an luka ,dibandingka
intervensi Chi- dibandingkan intervensi sudah hanya n dengan
dengan balutan Square dengan balutan madu berkemban diamati balutan saline
madu, digunaka balutan saline atau balutan g secara normal
kelompok B n untuk normal normal membukti klinis, dan tradisional
kontrol memban tradisional saline. kan bahwa kami tidak pada luka
(n=180) dingkan pada luka didalam mengisolasi kaki diabetik.
diberikan jumlah kaki diabetik kandungan mikroorgani
intervensi responde madu sme juga
dengan balutan n yang terdapat tidak
normal saline, sembuh senyawa dipelajari
untuk dan yang biaktif, untuk aspek
mencegah belum selain itu histopatolog
potensi sembuh efek i luka
dropout pada atau bakterisida karena
saat mengala l spectrum kurangnya
menjalankan mi luas, madu fasilitas.
penelitian perburuk juga dapat Ketiga,
an pada mengurang penelitian
kedua i tidak bisa
intervens peradanga dibutakan
i yang n. Madu karena
dilakuka efektif madu
n. Untuk dalam memiliki
mengeta mengurang bau yang
hui i waktu khas
perbedaa penyembu dan warna.
n usia han luka.
dan
perbedaa
n durasi
penyemb
uhan
luka
dengan
madu
dan
balutan
normal
saline
menggun
akan uji
Mann-
Whitney
U-Test.
2 (Subhan Penelitian ini Metode dalam 15 Pasien Balutan Ke Meng Hasil dari Perawatan Dengan Didalam Sedang Sehinga dapat
nur bertujuan untuk penelitian ini dengan luka dengan sembu gunakan penelitian ini luka madu proses ditarik
Rahman, mengetahui menggunakan kaki diabetik madu han lembar menunjukkan mengguna campuran penyembuh kesimpulan
2016) efektivitas Quasi campur luka observasi rata-rata kan madu 20% air an luka kaki bahwa
penggunaan madu Experiment an kaki granulasi tersebut dan diabetik penggunaan
campuran dengan diabet pada luka ternyata luka osmosis selain madu
terhadap proses rancangan ik kaki diabetik abses grade yang menggunak campuran
penyembuhan penelitian grade II dan III dan luka tinggi. an madu terhadap
luka kaki diabetik menggunakan grade III kaki diabetik proses campuran, proses
di Poli Kaki rangkaian dengan grade II dan osmosis ada faktor penyembuhan
Diabetik Rumah observasi perawatan III menunjuk inilah yang lain yang luka kaki
Sakit Ulin proses madu kan adanya menyerap juga diabetik
Banjarmasin penyembuhan campuran perbaikan air dari berperan grade II dan
luka dengan tumbuh pada luka dengan bakteri penting grade III
menggunakan hari ke 14 pertumbuhan pada luka dalam sangat efektif
madu sampai jaringan baru sehingga membantu dan
campuran dengan 21 (granulasi) mampu proses menunjukkan
hari kurang lebih menghamb percepatan hasil
perawatan 10 hari. at perbaikan granulasi luka
pertumbuh jaringan yang cepat
an bakteri luka, dan baik
karena diantaranya
kekuranga adalah
n air dan kepatuhan
mengering pasien
kan bakteri dalam
hingga melakukan
bakteri diit atau
sulit pola makan
tumbuh yang teratur
dan
akhirnya
mati.
Selain itu
kandungan
air yang
terdapat
dalam
madu akan
memberika
n
kelembaba
n pada
luka,
sehingga
proses
granulasi
luka
tumbuh
dengan
baik
3 (Awalud Penelitian ini Desain 20 pasien Balutan Kese Uji Secara Perawatan Pertumbuh Selain madu Sedang Sehinga dapat
din dkk., bertujuan untuk penelitian yang Dengan diabgi madu mbuh param statistik luka diabetik an jaringan dan ditarik
2019) mengetahui dilakukan 2 kelompok dan an etrik dapat dengan granulasi sofratulle kesimpulan
perbedaan adalah yang pertama balutan luka yang disimpulka menggunaka dan masih ada bahwa
efektivitas madu penelitian pre- kelompok diguna n bahwa n dengan epitelisasi banyak juga penggunaan
dan sofratulle experimental dengan dengan diabet kan ada madu lebih jaringan yang dapat madu lebih
terhadap proses dengan pemberian sulfutur ik dalam perbedaan efektif yang bisa juga efektif dari
penyembuhan rancangan one madu dan penelit efektivitas daripada dipengaruh digunakan penggunaan
luka diabetik group pretest- kelompok ian ini perawatan menggunaka i oleh untuk sofratulle
pasien diabetes posttest kedua dengan adalah luka n sofratulle perawatan penyembuh untuk
mellitus tipe di Penelitian ini pemberian depen mengguna luka yang an luka penyembuhan
Rumah sakit menggunakan sofratulle dent t- kan madu tepat. diabetic luka diabetic
Bhayangkara metode test dan Madu diantaranya karena secara
Pekanbaru. kuantitatif dan sofratulle membantu menggunak umum tidak
indepe terhadap proses an air Nacl ada pengaruh
ndent proses debrideme dan masih langsung dari
t-test penyembu n luka dan banyak lagi sofratulle
han luka mencegah dalam
diabetik pembentuk menstimulasi
pasien an skar dan
diabetes atau mempercepat
mellitus di jaringan pertumbuhan
Rumah yang granulasi
sakit menebal maupun
Bhayangka disekitar epitelisasi
ra luka., jaringan.
Pekanbaru. madu
meningkat
kan waktu
kontraksi
pada luka.
Apabila
jaringan
nekrotik di
sekitar
luka
berkurang,
secara
tidak
langsung
dasar luka
akan
menjadi
lebih
sejajar
dengan
kulit
sekitar
luka.
Selain itu,
pertumbuh
an jaringan
granulasi
dan
epitelisasi
menyebab
kan dasar
luka
terangkat,
sehingga
kedalaman
luka
berkurang
4 (Nabhani Penelitian ini Metode dalam 4 Pasien Pengar Penye Uji Hasil dari Perawatan kandungan Peneliti Sedang Ada manfaat
,Yuli bertujuan untuk penelitian ini dengan luka uh mbuh paired penelitian luka hidrogen menjelaskan madu untuk
Widiyast mengetahui menggunakan gangren madu an test ini mengguna peroxide bahwa mempercepat
uti, pengaruh madu Quasi luka menunjukk kan madu dalam dalam proses
2017) terhadap Experiment gangr an luka tersebut madu penelitian penyembuhan
penyembuhan menggunakan en gangren untuk luka mampu ini masih luka gangren
luka gangren pada pendekatan mengguna gangren pada membunuh terdapat
pasien diabetes One Design kan pasien bakteri dan keterbatasan
melitus Pre-test and kompres diabetes mikro- seperti
Post-test madu melitus organisme jumlah
Group, yaitu selama dua yang sample yang
mem- minggu masuk terbatas dan
bandingkan kedalam dengan
subjek tubuh kita. kondisi
sebelum dan Selain itu luka yang
sesudah madu juga relative
diberikan mengandu tidak sama
tindakan ng
perawatan antibiotika
luka sebagai
menggunakan antibakteri
madu dan
antiseptik
menjaga
luka
5 (Ningsih Penelitian ini Metode dalam 20 Pasien Terapi Ke Uji t pasien ulkus Perawatan Madu Tidak Sedang Sehinga dapat
,Darwis bertujuan untuk penelitian ini dengan luka madu sembu paired kaki diabetik luka mempunya memiliki ditarik
mengetahui menggunakan kaki diabetik han test yang mengguna i kadar kesimpulan
,Graharti efektivitas Quasi luka memenuhi kan madu osmolarita kelompok bahwa
.,2019) penggunaan madu Experiment kaki syarat tersebut s tinggi kontrol penggunaan
Pada Penderita dengan diabet menerima kepada sehingga madu
Ulkus Diabetikum rancangan ik baik madu pasien luka dapat terhadap
penelitian topikal atau diabetic menghamb proses
menggunakan salin aquagel seluruh grade at penyembuhan
rangkaian topikal dua luka diabetik pertumbuh luka kaki
observasi kali sehari. an bakteri diabetik
proses Perawatan dan sangat efektif
penyembuhan untuk ulkus memperce dan
luka dengan dilakukan pat proses membuktikan
menggunakan oleh ahli penyembu perkembanga
madu penyakit kaki han luka. n granulasi
terampil Madu dengan baik
dalam menciptak
perawatan an
ulkus kaki kelembapa
diabetik. n yang
jaringan tidak
granulasi dipengaruh
muncul i oleh
dalam 2 lingkungan
minggu , hal ini
pengobatan yang
dengan menyebab
topikal madu kan bahwa
dan dalam 6 madu
sampai 12 sangat
bulan ulkus baik
dapat diserap
sembuh. Titik oleh kulit.
akhir primer Sebagai
untuk studi agen
ini adalah pengobata
penurunan n topikal,
persen dalam madu
ukuran ulkus mudah
setelah 4 diserap
minggu oleh kulit
perawatan, sehingga
karena hal dapat
tersebut telah menyebab
terbukti kan
berkorelasi kelembapa
dengan n pada
penyembuha kulit dan
n ulkus. memberika
n nutrisi
yang
dibutuhkan
untuk kulit
dengan
dilakukan
perawatan
luka
Diabetes
Mellitus
dengan
madu
diharapkan
angka
kematian
dan
amputasi
pada
penderita
Diabetes
Mellitus
dapat
menurun

Anda mungkin juga menyukai