Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh nilai pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pengampu : Ns. Santi Herlina, S.Kep, Sp. KepMB
KELOMPOK 5
KELAS A
Nama Kelompok:
Adinda Zein Nur
Agatta Surya Wijaya
Lycia Dwi Lindiyani
Mega Ayu Ardhaneswari
Rifda Rianti
Critical Appraisal
B.3 Pengukuran 12. Variabel apa saja yang diukur dalam penelitian?
atau Variabel independen :
pengumpulan a. Balutan dengan madu
data b. Balutan dengan normal saline (NaCl)
Variabel dependen :
Kesembuhan luka kaki diabetik
B.4 Analisis
Data 17. Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis
atau menganalisis data?
Untuk mengetahui distribusi normal data, peneliti menggunakan uji
Kolmogorov-Smornov, dan Uji Chi-Square digunakan untuk
membandingkan jumlah responden yang sembuh dan yang belum
sembuh atau mengalami perburukan pada kedua intervensi yang
dilakukan. Untuk mengetahui perbedaan usia dan perbedaan durasi
penyembuhan luka dengan madu dan balutan normal saline
menggunakan uji Mann-Whitney U-Test.
Critical Appraisal
27. Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji
hipotesis, apakah hipotesis peneliti terbukti atau tidak terbukti
(bermakna atau tidak secara statistik)? Apakah hasil penelitian
juga bermakna secara klinis?
Dari penelitian ini menunjukkan rata-rata granulasi pada luka
kaki diabetik grade II dan grade III dengan perawatan madu
campuran tumbuh pada hari ke 14 sampai dengan 21 hari
perawatan.
28. Untuk penelitian experimen dengan variabel dependen
kateogorik, apakah peneliti menjelaskan tentang nilai
kepentingan klinis dari hasil penelitian seperti number need to
treat (NNT), relatif risk reduction (RRR) atau absolute risk
reduction (ARR).
Ya, peneliti menjelakan hal tersebut
D. Diskusi 29. Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian?
Apakah peneliti membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah
tentang hal-hal yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan
teori terkini? * Catatan : Meskipun hasil penelitian tidak sesuai
dengan hipotesis, namun suatu penelitian tetap berkualitas jika
peneliti mampu menjelaskan rasional secara ilmiah mengapa
hipotesisnya tidak terbukti
Rata-rata granulasi tumbuh pada hari ke 14 sampai dengan 21
hari perawatan. Hal ini tentunya berbeda dengan teori yang
menyatakan granulasi pada luka kaki diabetik akan tumbuh pada
hari ke 21 atau 3 minggu setelah perawatan. Walaupun
sebelumnya tidak ada penelitian yang meneliti tentang perawatan
kaki diabetik dengan menggunakan madu campuran dan hanya
menggunakan madu asli dalam perawatan luka, namun dalam hal
ini tim peneliti membuktikan bahwa madu campuran juga bisa
digunakan dalam perawatan luka kaki diabetik
30. Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan
penelitian penelitian terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk
menunjukkan adanya relevansi?
Penelitian terdahulu hanya menggunakan madu asli, Penelitian
saat ini menggunakan madu campuran yang tentunya memiliki
komposisi relative sama.
31. Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil
penelitiannya dengan perkembangan ilmu keperawatan /
kesehatan serta terhadap pemecahan masalah?
Peneliti menjelaskan intervensi yang dilakukan dengan
menggunakan prinsip steril agar tidak terjadi persebaran infeksi
32. Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian
Penulis tidak mencantumkan nilai kepentingan dari hasil
penelitian
33. Bagaimana aplicability hasil penelitian menurut peneliti?
Apakah hasil penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktek
keperawatan ditinjau dari aspek fasilitas, Buku Panduan Praktik
Profesi Keperawatan Medikal Bedah 2020 89 pembiyaan,
sumber daya manusia dan aspek legal?
Didalam proses penyembuhan luka kaki diabetik selain
menggunakan madu campuran, ada faktor lain yang juga
berperan penting dalam membantu proses percepatan perbaikan
jaringan luka, diantaranya adalah kepatuhan pasien dalam
melakukan diit atau pola makan yang teratur, hal ini terbukti
dengan adanya pendidikan kesehatan yang rutin diberikan
kepada pasien setelah dilakukan rawat luka, sehingga hal inilah
yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam membantu
proses penyembuhan luka.
34. Apakah mungkin penelitian ini di replikasikan pada setting
praktik klinik lainnya?
Ya, memungkin kan karena telah dilakukan observasi langsung
kepada setiap pasien yang ada di klinik tersebut serta proses tiap
hari nya.
35. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan
penelitian? Apakah kelemahan ini tidak menurunkan validitas
hasil penelitian
Ya, kelemahan pada penelitian ini hasil yang didapatkan tidak
akan maksimal jika tidak dibarengi dengan kepatuhan pasien
36. Pada level evidence apa hasil penelitian ini dikateorikan?
Penelitian ini dikategorikan pada level evidence II-1 yaitu
evidence yang didapat dari penelitian eksperimen dengan
kelompok kontrol tanpa randomisasi yang didesign dengan benar
(penelitian kuasi eksperimen)
3. Judul Jurnal :
PERBEDAAN EFEKTIVITAS MADU DAN SUFRATULLE TERHADAP
PENYEMBUHAN LUKA DIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
Penulis : Awaluddin, Anita Syarifah dan Nurhayatina
Tahun Terbit : 2019
Critical Appraisal
B.3 Pengukuran atau 12. Variabel apa saja yang diukur dalam penelitian?
pengumpulan data Perawatan luka diabetik dengan madu dan perawatan luka
diabetik dengan sulfaturr
13. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?
Metode sampling yang digunakan adalah probability sampling
(sampel acak/random) dengan simple random sampling, yaitu
metode pengambilan sampel secara acak sederhana dengan asumsi
bahwa karakteristik tertentu yang dimiliki oleh populasi tidak
dipertimbangkan dalam penelitian, setiap individu dapat menjadi
sampel tanpa mempertimbangkan karakteristik atau strafikasi yang
dimiliki oleh individu.
B.4 Analisis Data 17. Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis
atau menganalisis data?
Untuk mengetahui distribusi normal data, peneliti menggunakan
uji parametrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dependent t-test dan independent t-test untuk bertujuan untuk
mengetahui gambaran deskriptif luka diabetik sebelum dilakukan
perawatan luka menggunakan madu, sebelum dilakukan
perawatan luka menggunakan sofratulle, luka diabetik sesudah
dilakukan perawatan luka menggunakan madu, sesudah dilakukan
perawatan luka menggunakan sofratulle, dan menganalisa
eksperimen terhadap efektivitas perawatan luka antara
menggunakan madu dan sofratulle terhadap proses penyembuhan
luka diabetik pasien diabetes mellitus..
B.3 Pengukuran atau 12. Variabel apa saja yang diukur dalam penelitian?
C.2 Hasil 23. Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji
Penelitian hipotesis, apakah hipotesis peneliti terbukti atau tidak terbukti
(bermakna atau tidak secara statistik)? Apakah hasil penelitian
juga bermakna secara klinis?
ada manfaat madu untuk mempercepat proses penyembuhan
luka gangrene sehingga hipotesis yang berbunyi ada manfaat
madu terhadap penyembuhan luka gangren
D. Diskusi 25. Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian?
Apakah peneliti membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah
tentang hal-hal yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan
teori terkini?
* Catatan : Meskipun hasil penelitian tidak sesuai dengan
hipotesis, namun suatu penelitian tetap berkualitas jika peneliti
mampu menjelaskan rasional secara ilmiah mengapa
hipotesisnya tidak terbukti
Peneliti memilih cara perawatan luka menggunakan madu
karena madu mengandung zat gula fruktosa dan glukosa
yang merupakan jenis gula monosakarida yang mudah
diserap oleh usus. Selain itu, madu mengandung vitamain,
asam amino, mineral, antibiotik dan bahan-bahan aroma
terapi. Pada umumnya madu tersusun atas 17,1 % air, 82,4 %
karbohidrat total, 0,5% protein, asam amino, vitamin dan
mineral. Selain asam amino nonesensial ada jug asam
ami-no esensial diantaranya listin, hystadin, tritofan.
Karbohidrat yang terkandung dalam madu termasuk tipe
karbohidrat sederhana. Karbohidrat tersebut umumnya
terdiri dari 38,5% fruktosa dn 31% glukosa. Sisanya 12,9%
karbo- hidrat yang tersusun dari maltose, sukrosa, dan gula
lain (Intanwidya, 2006 dalam Kartini, 2009).
Dari analisis bivariat diperoleh hasil t hitung 5.000 dan p
value 0.015 karena hasil t hitung 5.000 diatas harga atau >
table t: 2.35 dan p < dari 0.05, maka disimpulkan ada
manfaat madu untuk mempercepat proses penyembuhan luka
gangrene
sehingga hipotesis yang berbunyi ada manfaat madu
terhadap penyembuhan luka gangrene di terima.
Tidak
b. Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)?
Tidak memakai randomisasi, didalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik non random dengan jenis penelitian
teknik purposive sampling yang dimana teknik ini
digunakan dengan menerapkan aplikasi pengobatan madu
kepada pasien luka diabetik
c. Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana
prosedurnya, apakah dilakukan randomisasi sederhana, blok
atau stratifikasi? Siapa yang melakukan randomisasi? -
d. Jika ternyata pada data dasar terdapat perbedaan
karakteristik/ variabel perancu pada kedua kelompok,
apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji statistik
dengan stratifikasi atau uji multivariat?-
e. Apakah peneliti melakuak masking atau penyamaran dalam
memberikan perlakuan kepada responden (responden tidak
menyadari apakah sedangn mendapat intervensi yang diuji
cobakan atau intervensi lain)?-
f. Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti
melakukan blinding saat mengukur outcome?
Blinding merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak
mengetahui kedalam kelompok mana sampel dimasukan
(experimen atau kontrol). Hal ini menunjukkan upaya
peneliti meningkatkan validitas informasi.
B.2 Populasi
dan sampel
8. Siapa populasi target dab populasi terjangkau?
Pasien yang mengalami luka diabetik di klinik omah surakarta
atau
pengumpulan Jenis kelamin dan Grade luka, grade luka dalam penelitian ini adalah
Quasy eksperiment
16. Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau
menganalisis data?
Uji T-paired test
N Peneliti Tujuan Penelitian Design Sampel V.I V.D Uji Hasil Implikasi Kekuatan Kelemahan Kualitas Kesimpulan
O Penelitian Statistik Penelitian Penelitian Penelitian Penelitia
n
1 (Imran, Tujuan dari Desain Peneliti Balutan Kese Untuk Didapatkan Sebagian Balutan Pertama, Sedang Dari hasil
Hussain, penelitian yang penelitian menggunakan dengan mbuh mengeta hasil (p value besar madu subyek penelitian
& Baig, dilakukan oleh menggunakan jumlah madu an hui < 0,001) yang responden adalah penelitian disimpulkan
2015) peneliti adalah desain responden dan luka distribusi berarti dari kedua salah satu sebagian bahwa
untuk mengetahui eksperimen, sebanyak 375 Balutan kaki normal balutan madu kelompok pilihan besar balutan madu
pengaruh balutan randomized dengan dengan diabet data, lebih efektif menunjukkan untuk berasal dari lebih efektif
madu dan control trial pembagian normal ik peneliti dari segi kepuasan perawatan sosial dari segi
membandingkan (RCT) kelas yaitu A saline menggun jumlah mengenai luka kaki ekonomi jumlah
dengan balutan dan B, (NaCl) akan uji kesembuh manajemen diabetik, kelas kesembuh
normal saline Kelompok A Kolmogo dan waktu yang dari bawah. dan waktu
(NaCl) terhadap ekperimen rov- untuk dilakukan berbagai Kedua, untuk
luka kaki (n=195) Smornov penyembuha baik literatur penyembuh penyembuhan
diberikan , dan Uji n, mendapatkan yang an luka ,dibandingka
intervensi Chi- dibandingkan intervensi sudah hanya n dengan
dengan balutan Square dengan balutan madu berkemban diamati balutan saline
madu, digunaka balutan saline atau balutan g secara normal
kelompok B n untuk normal normal membukti klinis, dan tradisional
kontrol memban tradisional saline. kan bahwa kami tidak pada luka
(n=180) dingkan pada luka didalam mengisolasi kaki diabetik.
diberikan jumlah kaki diabetik kandungan mikroorgani
intervensi responde madu sme juga
dengan balutan n yang terdapat tidak
normal saline, sembuh senyawa dipelajari
untuk dan yang biaktif, untuk aspek
mencegah belum selain itu histopatolog
potensi sembuh efek i luka
dropout pada atau bakterisida karena
saat mengala l spectrum kurangnya
menjalankan mi luas, madu fasilitas.
penelitian perburuk juga dapat Ketiga,
an pada mengurang penelitian
kedua i tidak bisa
intervens peradanga dibutakan
i yang n. Madu karena
dilakuka efektif madu
n. Untuk dalam memiliki
mengeta mengurang bau yang
hui i waktu khas
perbedaa penyembu dan warna.
n usia han luka.
dan
perbedaa
n durasi
penyemb
uhan
luka
dengan
madu
dan
balutan
normal
saline
menggun
akan uji
Mann-
Whitney
U-Test.
2 (Subhan Penelitian ini Metode dalam 15 Pasien Balutan Ke Meng Hasil dari Perawatan Dengan Didalam Sedang Sehinga dapat
nur bertujuan untuk penelitian ini dengan luka dengan sembu gunakan penelitian ini luka madu proses ditarik
Rahman, mengetahui menggunakan kaki diabetik madu han lembar menunjukkan mengguna campuran penyembuh kesimpulan
2016) efektivitas Quasi campur luka observasi rata-rata kan madu 20% air an luka kaki bahwa
penggunaan madu Experiment an kaki granulasi tersebut dan diabetik penggunaan
campuran dengan diabet pada luka ternyata luka osmosis selain madu
terhadap proses rancangan ik kaki diabetik abses grade yang menggunak campuran
penyembuhan penelitian grade II dan III dan luka tinggi. an madu terhadap
luka kaki diabetik menggunakan grade III kaki diabetik proses campuran, proses
di Poli Kaki rangkaian dengan grade II dan osmosis ada faktor penyembuhan
Diabetik Rumah observasi perawatan III menunjuk inilah yang lain yang luka kaki
Sakit Ulin proses madu kan adanya menyerap juga diabetik
Banjarmasin penyembuhan campuran perbaikan air dari berperan grade II dan
luka dengan tumbuh pada luka dengan bakteri penting grade III
menggunakan hari ke 14 pertumbuhan pada luka dalam sangat efektif
madu sampai jaringan baru sehingga membantu dan
campuran dengan 21 (granulasi) mampu proses menunjukkan
hari kurang lebih menghamb percepatan hasil
perawatan 10 hari. at perbaikan granulasi luka
pertumbuh jaringan yang cepat
an bakteri luka, dan baik
karena diantaranya
kekuranga adalah
n air dan kepatuhan
mengering pasien
kan bakteri dalam
hingga melakukan
bakteri diit atau
sulit pola makan
tumbuh yang teratur
dan
akhirnya
mati.
Selain itu
kandungan
air yang
terdapat
dalam
madu akan
memberika
n
kelembaba
n pada
luka,
sehingga
proses
granulasi
luka
tumbuh
dengan
baik
3 (Awalud Penelitian ini Desain 20 pasien Balutan Kese Uji Secara Perawatan Pertumbuh Selain madu Sedang Sehinga dapat
din dkk., bertujuan untuk penelitian yang Dengan diabgi madu mbuh param statistik luka diabetik an jaringan dan ditarik
2019) mengetahui dilakukan 2 kelompok dan an etrik dapat dengan granulasi sofratulle kesimpulan
perbedaan adalah yang pertama balutan luka yang disimpulka menggunaka dan masih ada bahwa
efektivitas madu penelitian pre- kelompok diguna n bahwa n dengan epitelisasi banyak juga penggunaan
dan sofratulle experimental dengan dengan diabet kan ada madu lebih jaringan yang dapat madu lebih
terhadap proses dengan pemberian sulfutur ik dalam perbedaan efektif yang bisa juga efektif dari
penyembuhan rancangan one madu dan penelit efektivitas daripada dipengaruh digunakan penggunaan
luka diabetik group pretest- kelompok ian ini perawatan menggunaka i oleh untuk sofratulle
pasien diabetes posttest kedua dengan adalah luka n sofratulle perawatan penyembuh untuk
mellitus tipe di Penelitian ini pemberian depen mengguna luka yang an luka penyembuhan
Rumah sakit menggunakan sofratulle dent t- kan madu tepat. diabetic luka diabetic
Bhayangkara metode test dan Madu diantaranya karena secara
Pekanbaru. kuantitatif dan sofratulle membantu menggunak umum tidak
indepe terhadap proses an air Nacl ada pengaruh
ndent proses debrideme dan masih langsung dari
t-test penyembu n luka dan banyak lagi sofratulle
han luka mencegah dalam
diabetik pembentuk menstimulasi
pasien an skar dan
diabetes atau mempercepat
mellitus di jaringan pertumbuhan
Rumah yang granulasi
sakit menebal maupun
Bhayangka disekitar epitelisasi
ra luka., jaringan.
Pekanbaru. madu
meningkat
kan waktu
kontraksi
pada luka.
Apabila
jaringan
nekrotik di
sekitar
luka
berkurang,
secara
tidak
langsung
dasar luka
akan
menjadi
lebih
sejajar
dengan
kulit
sekitar
luka.
Selain itu,
pertumbuh
an jaringan
granulasi
dan
epitelisasi
menyebab
kan dasar
luka
terangkat,
sehingga
kedalaman
luka
berkurang
4 (Nabhani Penelitian ini Metode dalam 4 Pasien Pengar Penye Uji Hasil dari Perawatan kandungan Peneliti Sedang Ada manfaat
,Yuli bertujuan untuk penelitian ini dengan luka uh mbuh paired penelitian luka hidrogen menjelaskan madu untuk
Widiyast mengetahui menggunakan gangren madu an test ini mengguna peroxide bahwa mempercepat
uti, pengaruh madu Quasi luka menunjukk kan madu dalam dalam proses
2017) terhadap Experiment gangr an luka tersebut madu penelitian penyembuhan
penyembuhan menggunakan en gangren untuk luka mampu ini masih luka gangren
luka gangren pada pendekatan mengguna gangren pada membunuh terdapat
pasien diabetes One Design kan pasien bakteri dan keterbatasan
melitus Pre-test and kompres diabetes mikro- seperti
Post-test madu melitus organisme jumlah
Group, yaitu selama dua yang sample yang
mem- minggu masuk terbatas dan
bandingkan kedalam dengan
subjek tubuh kita. kondisi
sebelum dan Selain itu luka yang
sesudah madu juga relative
diberikan mengandu tidak sama
tindakan ng
perawatan antibiotika
luka sebagai
menggunakan antibakteri
madu dan
antiseptik
menjaga
luka
5 (Ningsih Penelitian ini Metode dalam 20 Pasien Terapi Ke Uji t pasien ulkus Perawatan Madu Tidak Sedang Sehinga dapat
,Darwis bertujuan untuk penelitian ini dengan luka madu sembu paired kaki diabetik luka mempunya memiliki ditarik
mengetahui menggunakan kaki diabetik han test yang mengguna i kadar kesimpulan
,Graharti efektivitas Quasi luka memenuhi kan madu osmolarita kelompok bahwa
.,2019) penggunaan madu Experiment kaki syarat tersebut s tinggi kontrol penggunaan
Pada Penderita dengan diabet menerima kepada sehingga madu
Ulkus Diabetikum rancangan ik baik madu pasien luka dapat terhadap
penelitian topikal atau diabetic menghamb proses
menggunakan salin aquagel seluruh grade at penyembuhan
rangkaian topikal dua luka diabetik pertumbuh luka kaki
observasi kali sehari. an bakteri diabetik
proses Perawatan dan sangat efektif
penyembuhan untuk ulkus memperce dan
luka dengan dilakukan pat proses membuktikan
menggunakan oleh ahli penyembu perkembanga
madu penyakit kaki han luka. n granulasi
terampil Madu dengan baik
dalam menciptak
perawatan an
ulkus kaki kelembapa
diabetik. n yang
jaringan tidak
granulasi dipengaruh
muncul i oleh
dalam 2 lingkungan
minggu , hal ini
pengobatan yang
dengan menyebab
topikal madu kan bahwa
dan dalam 6 madu
sampai 12 sangat
bulan ulkus baik
dapat diserap
sembuh. Titik oleh kulit.
akhir primer Sebagai
untuk studi agen
ini adalah pengobata
penurunan n topikal,
persen dalam madu
ukuran ulkus mudah
setelah 4 diserap
minggu oleh kulit
perawatan, sehingga
karena hal dapat
tersebut telah menyebab
terbukti kan
berkorelasi kelembapa
dengan n pada
penyembuha kulit dan
n ulkus. memberika
n nutrisi
yang
dibutuhkan
untuk kulit
dengan
dilakukan
perawatan
luka
Diabetes
Mellitus
dengan
madu
diharapkan
angka
kematian
dan
amputasi
pada
penderita
Diabetes
Mellitus
dapat
menurun