Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH TERAPI MUSIK GAMELAN TERHADAP SUHU TUBUH BAYI

BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD


SUNAN KALIJAGA DEMAK

Khalimah Nurul Aini*), Sri Hartini**), Ulfa Nurullita ***)

*)
Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**)
Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
***)
Dosen Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Semarang

ABSTRAK

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sering mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya
harus dipertahankan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi musik gamelan terhadap
suhu bayi BBLR. Desain penelitian menggunakan quasi eksperiment dengan pre test-post test
nonequivalent control group. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 32 responden bayi
BBLR tanpa komplikasi yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Musik
gamelan diputar selama 30 menit/hari selama 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan
yang signifikan pada kelompok intervensi (P value 0.000). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada kelompok kontrol (P value 0.474). Terdapat perbedaan yang signifikan perbedaan perubahan
suhu tubuh BBLR kelompok intervensi dan kelompok kontrol (P value 0.000).

Kata kunci: Suhu tubuh, hipotermi, BBLR, musik gamelan

ABSTRACT

LBWBs tend to suffer from hypothermia, that is why their body temperature should be maintained.
This research is intended to figure out the influence of Gamelan Music Therapy toward the LBWB.
The design of this research is Quasy Experiment with pre test-post test nonequivalent control group.
There are 32 respondents of LBWBs without complication who are divided into intervention group
and control group in this study. Gamelan music was playing for 30 minutes/day for three days. The
result of the study indicates that there is a significant difference of the intervention group (P value
0.000), and there is no significant difference at the control group (P value 0.474). There is a significant
difference of the body temperature changes of LBWBs in the intervention group and control group (P
value 0.000).

Key words: Body Temperature, LBWB, Gamelan Music

Pengaruh Terapi Musik Gamelan terhadap Suhu Tubuh BBLR ... (K.N. Aini, 2015) 1
PENDAHULUAN

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah merupakan salah satu seni yang menjadi ciri
bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang khas bangsa Indonesia. Musik gamelan jawa
dari 2500 gram (Deslidel, 2011, hlm. 107). memiliki nada yang lembut dan slow sehingga
Masalah - masalah yang dijumpai pada BBLR menimbulkan efek rileks (Utomo, 2006, ¶3).
ialah maturitas organ–organ tubuh antara lain Musik juga berpengaruh terhadap kenaikan
suhu tubuh yang tidak stabil atau masalah hormon stress. Journal of the America Medical
dalam pengaturan temperature, gangguan Association melaporkan bahwa musik
pernafasan, gangguan persyarafan, gangguan meningkatkan pelepasan hormon endorphin
sistem kardiovaskuler, gangguan alat (Campbell, 2001, hlm. 78).
pencernaan dan problema nutrisi, ginjal yang
imatur, gangguan hematologik, gangguan Dalam sebuah hasil riset di Jepang ternyata
immunologik (Maryunani, 2013, hlm. 62). musik gamelan banyak memproduksi
Menurut Maryanti, Sujianti, dan Budiarti gelombang supersonic. Gelombang suara
(2011, hlm. 174) BBLR mudah mengalami supersonic adalah suara yang tidak dapat
hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dideteksi/didengar tanpa menggunakan alat
dipertahankan. khusus. Gelombang supersonic mampu
menstimulasi peningkatan produksi beberapa
Deslidel (2011, hlm. 108) berpendapat, hormon penting (Surana, 2002, ¶3).
hipotermi terjadi karena sumber panas pada
bayi premature baik lemak subkutan yang Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
masih sedikit maupun brown fat belum pengaruh terapi musik gamelan terhadap suhu
terbentuk. Maryunani (2013, hlm. 64) tubuh bayi BBLR di RSUD Sunan Kalijaga
dijelaskan bahwa suhu tubuh bayi BBLR harus Demak.
diperhatikan karena pusat pengaturan nafas
belum sempurna, luas badan bayi relatif lebih METODOLOGI PENELITIAN
besar sehingga penguapan tubuh pun semakin
besar karena kurangnya jaringan di bawah kulit Desain penelitian yang digunakan dalam
dan otot bayi masih lemah. penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan
pre test-post test nonequivalent control group.
Terapi komplementer dibutuhkan untuk Pada desain pre test-post test nonequivalent
meningkatkan kualitas hidup, seperti terapi control group peneliti tidak melakukan
sentuh, terapi pijat (massage), terapi randomisasi. Penelitian dibagi menjadi dua
kiropraksi, aromaterapi, hidroterapi, kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan
hipnoterapi, musik, dan terapi herbalism kelompok kontrol. Pemberian terapi musik
(Widyatuti, 2008, hlm. 55). Musik sebagai dilakukan selama 30 menit/hari dalam 3 hari.
terapi baik untuk kesehatan baik fisik atau Pengukuran suhu tubuh sesaat sebelum dan
mental. Beberapa gangguan kesehatan yang sesudah diberi terapi musik gamelan .
dapat ditangani dengan musik antara lain
kanker, stroke, dimensia dan bentuk gangguan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
intelegensi lain, penyakit jantung, nyeri, BBLR di ruang perinatalogi Rumah Sakit
gangguan kemampuan belajar, dan bayi Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak. Jumlah
premature (Spawnthe Anthony, 2003, dalam populasi dalam penelitin ini sebanyak 32
Suryana, 2012, hlm. 14). reponden yang dibagi menjadi 16 responden
kelompok perlakuan dan 16 responden
Musik adalah paduan rangsang suara yang kelompok kontrol. Metode sampling yang
membentuk getaran yang dapat memberikan peneliti gunakan adalah non probability
rangsang pada pengindraan, organ tubuh dan sampling dengan metode Total sampling
juga emosi. Ini berarti, individu yang (Setiadi, 2013, hlm. 114). Kriteria inklusi
mendengarkan musik akan memberi respon, responden dalam penelitian ini adalah: Orang
baik secara fisik maupun psikis, yang akan tua bayi bersedia jika bayinya dijadikan
menggugah sistem tubuh termasuk aktivitas responden, bayi yang diinkubator (inkubator
kelenjar - kelenjar didalamnya (Yuanitasari, digital), bayi tanpa atau dengan komplikasi
2008 dalam Swarihadiyanti, 2014). Gamelan ringan (hiperbilirubin tanpa transfusi tukar,

2 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


hipoglikemi, asfiksia ringan), berat badan bayi merupakan Rumah Sakit Kelas C milik
1500-2500 gram. Kriteria eksklusi responden Pemerintah Kabupaten Demak.
dalam penelitian ini adalah: bayi yang
mengalami komplikasi berat misalnya 1. Analisis Univariat
intraventrikular hemorrhage, perdarahan
intracranial (otak), Periventricular
Leukomalacia (PVL), Patent Ductus Arteriosus Tabel 1
(PDA), infeksi aktif, apneu Periodik (henti Distribusi frekuensi responden
napas), gangguan kongenital, danPelaksanaan berdasarkan jenis kelamin di RSUD
terapi musik tidak selesai. Sunan Kalijaga Demak, 2015,
(n=32)
Penelitian ini dilakukan di ruang perinatalogi
RSUD Sunan Kalijaga Demak pada tanggal 9 Jenis
Kelompok Kelompok
Total
Maret – 18 April 2015. Alat pengumpulan data Kelamin
Intervensi Kontrol
yang digunakan dalam penelitian ini adalah N % N % N %
lembar observasi mengenai data dan Laki-laki 12 75 10 62,5 22 68,8
karakteristik responden (BB bayi, usia ibu, Perempuan 4 25 6 37,5 10 31,2
jenis kelamin dan usia gestasi), dan suhu tubuh Total 16 100 16 100 32 100
harian. Perlengkapan yang digunakan adalah
MP3 yang berisi musik gamelan, dan Berdasarkan tabel 1 di atas, proporsi jenis
termometer arteri temporalis. kelamin pada 32 responden terbanyak
adalah laki-laki (68,8%).
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap
variabel mengetahui distribusi frekuensi
variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, Tabel 2
2005, hlm. 188). Untuk data yang berjenis Distribusi frekuensi responden
numerik dilakukan analisa dengan berdasarkan usia ibu di RSUD
menggunakan mean, median, modus, standart Sunan Kalijaga Demak, 2015,
deviasi, minimum, maksimum, dengan data (n=32)
dengan jenis kategorik dianalisis dengan
distribusi frekuensi (Arikunto, 2002, hlm. 38). Kelompok Kelompok
Total
Usia Ibu (tahun) Intervensi Kontrol
Data kategorik dianalisis dalam bentuk
N % N % N %
distribusi frekuensi dan persentase yaitu jenis <20 (Ibu risiko tinggi) 0 0 0 0 0 0
kelamin, usia ibu dan usia gestasi. Data 20-35 (Ibu risiko rendah) 16 100 16 100 32 100
numerik dilakukan analisis dengan pemusatan >35 (Ibu risiko tinggi) 0 0 0 0 0 0
data (mean), minimum, maksimum dan nilai Total 16 100 16 100 32 100
penyebaran data (standar deviasi) yaitu berat
badan bayi. Uji statistik yang digunakan untuk Berdasarkan tabel 2 di atas, semua
menganalisa perbedaan rerata suhu tubuh respondennya adalah ibu berusia 20-35
sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol atau ibu dengan risiko rendah.
dan kelompok intervensi adalah uji paired
sampel t-test. Uji untuk menganalisa perbedaan
rerata perubahan suhu tubuh antara kelompok Tabel 3
kontrol dan kelompok intervensi adalah uji Distribusi frekuensi responden
independent t test. berdasarkan usia gestasi di RSUD
Sunan Kalijaga Demak, 2015
(n=32)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelompok Kelompok
Gambaran Umum Tempat Penelitian Usia Gestasi Total
Intervensi Kontrol
(minggu)
N % n % N %
Tempat yang digunakan sebagai tempat <37 (Kurang bulan) 4 25,0 14 87,5 18 56,2
penelitian adalah RSUD Sunan Kalijaga - 37-42 (Cukup bulan) 12 75,0 2 12,5 14 43,8
Demak yang terletak di Jalan Sultan Fatah >42 (Lebih bulan) 0 0 0 0 0 0
669/50. RSUD Sunan Kalijaga Demak Total 16 100 16 100 32 100

Pengaruh Terapi Musik Gamelan terhadap Suhu Tubuh BBLR ... (K.N. Aini, 2015) 3
Berdasarkan tabel 3, responden terbanyak dapat diambil kesimpulan suhu tubuh
adalah ibu dengan usia gestasi <37 minggu BBLR sebelum dan sesudah tanpa terapi
(56,2%). musik tidak terdapat perbedaan yang
signifikan.

Tabel 4
Distribusi frekuensi responden Tabel 7
berdasarkan berat badan di RSUD Perubahan suhu tubuh BBLR pada
Sunan Kalijaga Demak, 2015, kelompok kontrol dan kelompok
(n=32) intervensi

Berat badan bayi (gram) Kelompok Mean SD Sig


Kelompok
Mean ± SD Min – maks Perubahan suhu
Intervensi 2259.38 ± 181.860 1900 – 2500 tubuh dengan 0.7604 0.27065
Kontrol 2003.12 ± 252.632 1650 – 2400 terapi musik
0.000
Perubahan suhu
Berdasarkan tabel 4, berat badan terendah tubuh tanpa terapi -0.0100 0.05709
adalah 1650 gram, berat badan tertinggi musik
2500 gram, rerata berat berat badan pada
kelompok intervensi lebih tinggi (2259,38 Hasil analisis uji independent t test
gram) dibanding rerata berat badan perubahan suhu tubuh yang diberi terapi
kelompok kontrol (2003,12 gram). musik dan yang tanpa terapi musik
diperoleh signifikansi 0.000, sehingga
2. Analisa Bivariat dapat diambil kesimpulan perbedaan
perubahan suhu tubuh BBLR yang diberi
terapi musik gamelan dan tanpa terapi
Tabel 5 musik gamelan terdapat perbedaan yang
Perubahan suhu tubuh BBLR signifikan.
sebelum dan sesudah diberi terapi
musik gamelan

Kelompok Mean SD Sig


Interprestasi dan Hasil Penelitian
Suhu sebelum 35.3812 0.74456
0.000 Berdasarkan hasil penelitian terhadap 32
Suhu sesudah 36.1417 0.61914
responden bayi BBLR didapatkan bayi dengan
jenis kelamin laki-laki memiliki jumlah
Hasil analisis uji paired t test terapi musik terbanyak yaitu 22 responden (68,8%),
gamelan sebelum dan sesudah diperoleh sedangkan perempuan sebanyak 10 responden
signifikansi 0.000 sehingga dapat diambil (31,2%). Darmayanti (2010) menjelaskan
kesimpulan suhu tubuh BBLR sebelum bahwa jenis kelamin tidak meningkatkan risiko
dan sesudah terapi musik terdapat bayi mengalami BBLR.
perbedaan yang signifikan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 32
responden bayi BBLR didapatkan semua
Tabel 6 responden mempunyai ibu dengan usia 20-35
Perubahan suhu tubuh BBLR atau ibu risiko rendah. Menurut Bidanku
sebelum dan sesudah tanpa terapi (2015, ¶3) usia ideal wanita untuk hamil dan
musik gamelan melahirkan adalah usia 21-35 tahun karena
Kelompok Mean SD Sig usia ini telah memiliki kematangan reproduksi,
Suhu sebelum 36.4812 0.45607 emosional, dan sosial. Usia 20-35 tahun
0.474
Suhu sesudah 36.4708 0.45572 dianggap sebagai usia yang produktif untuk
melahirkan. Resiko gangguan kesehatan pada
Hasil analisis uji paired t test tanpa terapi ibu hamil usia ini paling rendah yaitu 15%.
musik gamelan sebelum dan sesudah Namun dijelaskan dalam Maryanti (2011, hlm.
diperoleh signifikansi 0.474. Sehingga 169) bahwa kejadian terendah ibu yang

4 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol... No...


melahirkan bayi dengan berat badan rendah Setelah dilakukan analisa pemberian terapi
ialah pada usia antara 26-35 tahun. Hal ini musik gamelan pada 16 responden dengan
bertentangan dengan hasil penelitian ini. menggunakan uji paired t test didapat p value
Penelitian ini mendukung beberapa penelitian 0.000, artinya ada pengaruh yang signifikan
sebelumnya bahwa tidak ada pengaruh usia ibu pemberian terapi musik terhadap suhu tubuh
terhadap kejadian BBLR. Ada faktor lain yang bayi BBLR. Suhu tubuh bayi BBLR yang
tidak dikaji oleh peneliti. diberi terapi musik gamelan mengalami
kenaikan rata-rata 0,76°C dengan rerata suhu
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 32 tubuh sebelum dilakukan terapi 35,38°C dan
responden didapat hasil responden dengan usia rerata suhu tubuh sesudah diberi terapi
gestasi <37 minggu sebanyak 18 responden 36,14°C.
(56,2%) dan ibu dengan usia gestasi 37-42
minggu sebanyak 14 responden (43,8%), Hasil penelitian ini rerata suhu tubuh bayi
sedangkan ibu dengan usia gestasi >42 minggu adalah 35,38°C. Sesuai dengan teori bahwa
sebanyak 0 atau tidak ada (0%). Berdasarkan bayi yang memiliki berat badan lahir rendah
Administrative Committee on seringkali mengalami hipotermi. Menurut
Coordination/Subcommittee on nutrition Ikatan Dokter Indonsia (IDAI) tahun 2008,
(ACC/SCN) tahun 2000, prematur adalah bayi rentang normal suhu tubuh bayi baru lahir
yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari adalah 36-36,5°C.
37 minggu. Kebanyakan bayi prematur
memiliki berat kurang dari 2500 gram. Hasil Hasil penelitian yang menggunakan musik
penelitian dan uraian diatas dapat disimpulkan sebagai terapi untuk mempengaruhi suhu
ibu yang melahirkan bayi BBLR lebih banyak tubuh bayi, didapat hasil bahwa kenaikan
pada ibu yang memiliki usia getasi <37 suhu tubuh bayi yang diberi musik gamelan
minggu bila dibanding ibu dengan usia gestasi lebih tinggi bila dibanding meggunakan
>37 minggu. Hal ini akan mempengaruhi suhu musik klasik. Riset di Jepang menunjukkan
karena bayi dengan usia gestasi <37 minggu bahwa musik gamelan banyak memproduksi
dan memiliki berat yang rendah akan mudah gelombang supersonic. Gelombang
terpapar perubahan suhu lingkungan karena supersonic mampu menstimulasi peningkatan
mudah kehilangan panas. produksi beberapa hormon penting (Surana,
2002, ¶3).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 32
responden didapatkan hasil rerata berat badan Musik mempengaruhi berkurangnya laju
bayi pada kelompok intervensi 2259,38 gram, kehilangan panas karena dengan
dan kelompok kontrol 2003,12 gram. Rerata mendengarkan musik maka hormon stres
suhu tubuh pada kelompok intervensi sebelum berkurang dan fase tidur NREM (Non Rapid
diberi terapi musik adalah 35.3812. Sedangkan Eye Movemed) akan diperpanjang. Penelitian
pada kelompok kontrol suhu tubuh sebelum Halim (2002) menunjukkan bahwa musik
tanpa diberi terapi musik adalah 36.4812. menimbulkan perubahan status gelombang
Kedua kelompok tersebut bayi mengalami otak dan hormon stres. Terdapat peningkatan
hipotermi sedang.atau ringan. Bayi dengan frekuensi pada bagian kelompok alfa dan
berat badan lahir rendah memiliki lapisan persamaan yang lebih besar diantara wilayah
pembungkus lemak subkutan yang lebih tipis korteks serebral, terutama lobus frontal.
(Behrman, 1999, hlm. 541). Selain itu luas Aktivasi lobus frontal kanan turun sehingga
badan bayi relatif lebih besar sehingga terjadi sekresi hormon kortisol dan hormon
penguapan tubuh pun semakin besar karena stres sampai keduanya berada pada rentang
kurangnya jaringan di bawah kulit (Maryunani, normal. Penurunan stres akan menimbulkan
2013, hlm. 64). Respon fisiologis bayi efek rileksasi.
terhadap paparan dingin adalah dengan proses
oksidasi dari lemak coklat (IDAI, 2008, hlm. Musik dalam mempengaruhi pola tidur
92). Dapat disimpulkan bahwa bayi berat dengan mendengarkan musik dapat
badan lahir rendah berisiko mengalami meningkatkan produksi Interleukin-1 yang
hipotermi. diproduksi oleh hipotalamus. Interleukin
berfungsi meningkatkan durasi tidur fase
NREM melalui hubungannya dengan

Pengaruh Terapi Musik Gamelan terhadap Suhu Tubuh BBLR ... (K.N. Aini, 2015) 5
hipotalamus anterior dan sedikit menginhibisi musik gamelan akan berakibat pada
fase REM (Lestari, 2012, hlm.13). Pada perubahan pola tidur bayi dengan
waktu NREM gelombang otak makin lambat memperpendek fase REM sehingga
dan teratur. Tidur REM lebih dangkal, pengeluaran panas pada bayi berkurang. Pada
ditandai dengan pergerakan bola mata cepat penelitian ini suhu tubuh pada bayi BBLR
di bawah kelopak mata yang tertutup. Pada yang mendapatkan terapi musik mengalami
waktu REM, temperatur tubuh naik (Atmadja, kenaikan rata-rata sebanyak 0,76°C. Jika
2013, hlm.1). dibandingkan dengan suhu tubuh bayi BBLR
yang tidak diberikan terapi musik suhu
Setelah dilakukan analisa pada kelompok tubuhnya mengalami penurunan sebesar
kontrol sebanyak 16 responden dengan 0,01°C maka dapat disimpulkan bahwa musik
menggunakan uji paired t tes didapatkan hasil gamelan efektif untuk dijadikan terapi untuk
p value 0.474, artinya tidak ada pengaruh menaikkan suhu tubuh pada bayi BBLR.
yang signifikan perubahan suhu tubuh pada
kelompok kontrol. Suhu tubuh justru
mengalami penurunan, penurunan rata-rata SIMPULAN
0,01°C dengan rerata suhu tubuh sebelum
36,48°C dan rerata suhu tubuh sesudah 1. Karakteristik responden terapi musik
36,47°C. Bayi dikatakan mengalami gamelan pada bayi BBLR dapat
hipotermi ringan yaitu suhu antara 36-36,5°C, dijelaskan bahwa jenis kelamin terbanyak
hipotermi sedang yaitu suhu antara 32-36°C, adalah laki-laki (68,8%) dan jenis
dan hipotermi berat yaitu suhu tubuh <32°C kelamin tidak mempengaruhi suhu bayi.
(IDAI, 2008, hlm. 89). Usia ibu berada dalam kisaran 20-35
tahun, usia gestasi terbanyak yaitu ibu
Penurunan suhu tubuh yang terjadi pada dengan usia gestasi <37 minggu (56,2%).
kelompok kontrol dapat dipengaruhi oleh Usia gestasi berpengaruh terhadap risiko
lingkunga. Lingkungan dalam mempengaruhi melahirkan bayi BBLR. Berat badan
suhu tubuh dengan cara mengeluarkan panas minimal bayi 1650 gram dan berat
tubuh melalui proses radiasi, konduksi, maksimal 2500 gram.
konveksi dan evaporasi. 2. Suhu tubuh sebelum diberi terapi musik
gamelan pada kelompok intervensi
Pengaturan panas tubuh sendiri diatur oleh didapatkan rerata 35,38°C, sedangkan
hipotalamus. Hipotalamus mengendalikan pada kelompok kontrol 36,48°C. Suhu
suhu dengan menyeimbangkan sinyal dari tubuh sesudah diberi terapi musik
reseptor-reseptor neuron perifer dingin dan gamelan pada kelompok intervensi
panas. Faktor lainnya adalah suhu darah yang didapatkan rerata suhunya 36,14°C,
bersirkulasi dalam hipotalamus. Integrasi sedangkan pada kelompok kontrol
sinyal-sinyal ini mempertahankan agar suhu didapatkan rerata suhunya 36,47°C.
di dalam tubuh normal pada titik ambang 3. Terdapat perbedaan yang signifikan suhu
(Behrman, 1999, hlm 854). tubuh bayi BBLR sebelum dan sesudah
diberikan terapi musik gamelan 30 menit
Hasil analisa dengan menggunakan 32 dengan p value 0.000 (<0.05). Suhu tubuh
responden menunjukkan hasil independent t mengalami kenaikan rata-rata 0,76°C
test bahwa P value 0.000 (<0,005) berarti ada dengan rerata suhu tubuh sebelum
perbedaan yang signifikan pemberian terapi dilakukan terapi 35,38°C dan rerata suhu
musik pada kelompok perlakuan dan tanpa tubuh sesudah diberi terapi 36,14°C.
terapi musik pada kelompok kontrol terhadap 4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
suhu tubuh suhu tubuh bayi BBLR sebelum dan
sesudah pada kelompok kontrol dengan p
Musik gamelan memiliki dinamika gending, value 0.474 (>0.05). Suhu tubuh
tempo, dan suara yang seimbang sehingga mengalami penurunan rata-rata 0,01°C
menghasilkan efek rileksasi. Efek rileksasi dengan rerata suhu tubuh sebelum
yang dihasilkan karena mendengarkan musik 36,48°C dan rerata suhu tubuh sesudah
gamelan terbukti dapat mempengaruhi suhu 36,47°C.
tubuh bayi BBLR. Dengan mendengarkan

6 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol... No...


5. Terdapat perbedaan yang signifikan rendah. Berita Kedokteran
perubahan suhu tubuh pada kelompok Masyarakat, 26(1), 40-46
kontrol dan kelompok yang diberi terapi Deslidel, dkk. (2011). Asuhan neonatus, bayi,
musik gamelan dengan p value 0.000 dan balita. Editor: Monica ester &
(<0.05). Fruriolina arini. Jakarta: 2011
Don, G Campbell. (2001). Efek mozart:
memanfaatkan kekuatan musik untuk
SARAN mempertajam pikiran, meningkatkan
kreativitas dan menyehatkan tubuh.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang alih bahasa T. Hermaya. Jakarta:
diperoleh ada beberapa saran yang perlu Gramedia Pustaka Utama
dijadikan pertimbangan bagi peneliti dalam Halim S. (2002). Music as complementary
penelitian antara lain: therapy in medical treatment. Med J
1. Bagi rumah sakit dan masyarakat Indones, 11(4). 250-257.
Peneliti berharap terapi musik gamelan Kosim, dkk. (2008). Buku ajar neonatalogi.
dapat dijadikan sebagai bagian dari upaya Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
rumah sakit untuk mengatasi masalah Lestari, Meidha Dini. (2012). Fisiologi tidur.
suhu tubuh pada bayi baru lahir www.academia.edu/8397832/Referat_
khususnya bayi yang mengalami BBLR. Fisiologi_Tidur diakses tanggal 22
2. Bagi pendidikan keperawatan Desember 2014 jam 07.25 WIB
Sebagai bahan sumber informasi dan Maryunani, Anik. (2013). Buku saku asuhan
masukan mengenai perawatan bayi BBLR bayi dengan berat badan lahir rendah.
pada mata kuliah keperawatan anak. Jakarta: TIM
3. Bagi peneliti selanjutnya Maryanti, Dwi., Sujianti, & Budiarti, Tri.
Penelitian selanjutnya dapat (2011). Buku Ajar Neonatus, bayi dan
menambahkan variabel musik klasik balita. Jakarta: TIM
untuk membandingkan perubahan suhu Setiadi. (2007). Konsep & penulisan riset
tubuh yang terjadi antara musik gamelan keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
dan musik klasik. Surana, Taufan. (2002). Musik klasik vs
gamelan. https://www.mail-
archive.com/balita-
DAFTAR PUSTAKA anda@indoglobal.com/msg34891.html
diakses tanggal 11 Januari 2015 jam
08.35 WIB
Arikunto. (2002). Prosedur suatu penelitian: Suryana, Dayat. (2012). Terapi music: Ebook
pendekatan praktek Edisi revisi therapy (volume
kelima. Jakarta: Rineka Cipta 5).www.amazone.com/Terapi-Musik-
Atmadja, Beny. (2013). Fisiologi tidur. Ebook-Therapy-
http://majour.maranatha.edu/index.php Volume/dp/1479236551 diakses
/jurnal-kedokteran/article/view/25/pdf tanggal 28 Desember 2014 jam 11.00
diakses tanggal 22 Desember 2014 jam WIB
07.00 WIB Swarihadiyanti, Ratih. (2014). Pengaruh
Behrman, et al. (1999). Ilmu kesehatan anak pemberian terapi music instrumental
Nelson Vol.1. Jakarta: EGC dan music klasik terhadap nyeri saat
Bidanku. (2015). Usia ideal wanita untuk wound care pada pasien post op di
hamil dan melahirkan. ruang mawar RSUD DR. Soediran
http://bidanku.com/usia-ideal-wanita- Mangun Sumarso Wonogiri.
untuk-hamil-dan- http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id
melahirkan#ixzz3YTdStBXQ diakses /gdl.php?mod=browse&op=read&id=0
tanggal 27 April 2015 pukul 10.38 1-gdl-ratihswari-549 diakses tanggal
WIB 27 November 2014 jam 11.56 WIB
Darmayanti, dkk. (2010). Pengaruh kenaikan Widyatuti. (2008). Terapi komplementer dalam
berat badan rata-rata per minggu keperawatan. Jurnal Keperawatan
pada kehamilan trimester II dan III Indonesia, 12(1), 53-57.
terhadap risiko berat bayi lahir

Pengaruh Terapi Musik Gamelan terhadap Suhu Tubuh BBLR ... (K.N. Aini, 2015) 7
Utomo, Yunanto Wiji. 2006. Pertunjukan
gamelan.
http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-
tourism-object/performance/gamelan-
show/ diakses tanggal 12 Januari 2015
jam 20.05 WIB
Notoadmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi
penelitian kesehatan edisi 2. Jakarta:
Rineka Cipta

8 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol... No...

Anda mungkin juga menyukai