DASAR TEORI
2.1 Batubara
Batubara adalah berupa sedimen organik bahan bakar hidrokarbon padat yang
biokimia, kimia dan fisika dalam kondisi bebas oksigen yang berlangsung pada
tekanan serta temperatur tertentu pada kurun waktu yang sangat lama. Batubara
adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen
yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa
terdiri dari karbon dan hidrogen. Selain itu, terdapat kandungan mineral
yang terjadi tanpa adanya oksigen, kemudian berlangsung di bawah air yang
disertai aksi dari bakteri, sehingga terbentuklah arang kayu. Tidak adanya
5
Vegatasi pada lingkungan tersebut mati kemudian terbentuklah peat (gambut).
gradient. Akibat proses tersebut maka akan terjadi pengurangan porositas dan
dalam wujud cair dan gas. Karena banyaknya unsur oksigen dan hidrogen
terjadinya lignit (brown coal). Kemudian dengan adanya kompresi yang terus
dan bituminus dengan tingkat kalori yang lebih tinggi dibandingkan dengan
brown coal. Bumi tidak pernah berhenti, oleh karena itu kompresi terus
tingkat yang lebih tinggi, yaitu antrasit yang merupakan kasta tertinggi pada
6
2.1.2 Tempat Terbentuknya Batubara
a. Teori Insitu
penyebaran luas dan merata kualitasnya lebih baik, karena abunya relatif
kecil.
b. Teori Drift
dan berkembang. Dengan demikian tumbuhan yang telah mati diangkut oleh
media air dan berakumulasi di suatu tempat, tertutup oleh batuan sedimen dan
7
2.1.3 Jenis, Sifat dan Kelas Batubara
dikontrol oleh tekanan, panas, dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam
a. Gambut
Gambut berpori dan memiliki kadar air diatas 75% serta nilai kalori yang
Warna coklat.
8
Sangat mudah teroksidasi.
b. Lignit
Lignit atau biasa dikenal dengan brown coal adalah batubara yang sangat
25-35%. Nilai panas yang dihasilkan berkisar antara 4.000 hingga 8.300
Warna kecoklatan.
Mudah teroksidasi.
c. Sub-Bituminus
dan menghasilkan nilai panas antara 8.300 hingga 13.000 BTU per pon.
9
membuatnya disukai untuk dipakai karena hasil pembakarannya yang
Warna hitam.
d. Bituminus
10% dari beratnya. Nilai panas yang dihasilkan antara 10.500 - 15.500
Warna hitam.
10
e. Antrasit
dengan kadar air kurang dari 8%. Nilai panas yang dihasilkan hampir
15.000 BTU per pon. Ciri-ciri dari kelas batubara antrasit, yaitu:
Tipe endapan batubara dan kondisi geologi yang ada di Indonesia seperti
11
proses sedimentasi lainnya turut mempengaruhi kondisi geologi atau tingkat
geologi kompleks.
aktivitas tektonik, seperti sesar, lipatan dan intrusi. Lapisan batubara pada
umumnya landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter, dan hampir
jenis kelompok ini antara lain, di Lapangan Banko Selatan dan Muara
sedang. Kelompok ini juga dicirikan pula oleh kemiringan lapisan dan
12
variasi ketebalan lateral yang sedang serta berkembangnya
dengan tingkat perubahan yang terjadi baik pada saat proses sedimentasi
13
meter. Endapan batubara dari kelompok ini, antara lain, diketemukan di
Selatan).
pengolahan data dan informasi dari suatu endapan mineral untuk memperoleh
14
d. Eksplorasi Rinci (detailed exploration) adalah tahap eksplorasi untuk
15
3. Sumberdaya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource) adalah
teknologi pada saat itu dan secara ekonomis dalam pengerjaan atau pengambilan
secara ekonomis.
2. Cadangan Terbukti (Proven Reserve) adalah sumberdaya mineral terukur
yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah
16
Perhitungan sumberdaya bermanfaat untuk hal-hal berikut ini:
distribusi ruang (spatial) dari nilainya. Hal ini penting untuk menentukan
lainnya.
mengandung ketidakpastian.
17
Selain itu harus sesuai dengan tujuan evaluasi. Suatu model sumberdaya
akan diterapkan.
data dalam penaksiran harus diambil dengan pedoman yang jelas dan
konsisten. Tidak boleh ada pembobotan data yang berbeda dan harus
merupakan hal yang relatif sederhana secara teoritis tetapi sejalan dengan
perhitungan sumberdaya.
18
Ada beberapa metode perhitungan sumberdaya yang umum digunakan
yaitu:
cadangan secara konvensional, prinsip dari metode ini adalah dengan cara
yang sama atau berbeda sesuai dengan keadaan geologi dan kebutuhan
yang kemudian dikalikan dengan panjang blok ataupun blok yang besar dibagi
Keuntungan dari metode ini adalah proses perhitungannya tidak rumit dan
konvensional ini dapat dipakai sebagai alat pembanding untuk mengecek hasil
19
pengaruh hanya terhadap penampang yang dihitung saja. Volume yang dihitung
kedua penampang tersebut. Jika tidak terlalu berbeda, maka dapat digunakan
rumus mean area dan kerucut terpancung, tetapi jika perbedaannya cukup besar
20
Gambar 2.4 Perhitungan volume menggunakan dua penampang
jika diketahui adanya variasi (kontras) pada areal di antara 2 penampang, maka
21
2. Metode Poligon (area of influence)
mempunyai geometri yang sederhana. Kadar pada suatu luasan di dalam poligon
ditaksir dengan nilai contoh yang berada ditengah – tengah poligon, sehingga
metode ini sering disebut metode poligon daerah pengaruh (area of influence).
mineral bijih dari hasil pemboran serta endapan yang tidak bervariasi.
cadangan yang telah diketahui COG (Cut of Grade). Untuk data yang sedikit
tata letak (ruang) nilai data di sekitar poligon, serta tidak ada batasan yang pasti
sejauh mana nilai conto mempengaruhi distribusi ruang. Dalam metode ini
area yang kemudian dikalikan dengan ketebalan rata-rata dari endapan tersebut.
Daerah pengaruh dibuat dengan membagi dua jarak antara dua titik contoh
22
Dimana :
= daerah pengaruh
Dimana: T=A x t x d
T = Tonase (ton)
A = Luas Daerah Pengaruh (m2)
t = Tebal Batubara (m)
d = Berat Jenis Batubara (ton/m3)
antara lain:
poligon.
23
2)Tidak ada batasan yang pasti sejauhmana nilai conto
3. Metode Isoline
dengan nilai yang sama. Metode isoline atau metode kontur digunakan untuk
sederhana dan dapat dilakukan secara cepat untuk bentuk endapan yang
data topografi yang detail sehingga dapat menentukan ketelitian interval sesuai
dengan kebutuhan. Kelemahan dari metode ini adalah tidak dapat digunakan
(cross section).
24
2.5 Korelasi
Korelasi dapat diartikan sebagai unit stratigrafi dan struktur yang mempunyai
(subsurface map and cross-section).Korelasi melibatkan aspek seni dan ilmu, yaitu
Data yang digunakan dalam korelasi sumur adalah berupa data hasil data bor
stratigrafinya.
biostratigrafinya.
kronostratigrafi.
Korelasi dapat dipandang sebagai suatu yang langsung (direct) ataupun tidak
langsung (indirect). Korelasi langsung adalah korelasi yang tidak dapat dipungkiri
25
secara fisik dan tegas. Pelacakan secara fisik dari kemenerusan unit stratigrafi
adalah hanya metode yang tepat untuk menunjukkan persesuaian dari sebuah unit
dalam suatu lokal dengan unit itu di lokal lain. Korelasi tidak langsung dapat
secara visual dari instrumen well logs, rekaman pembalikan polaritas, atau
derajat reabilitas dan tidak pernah secara keseluruhan tegas (tidak meragukan).
a. Metode Organik
Metode Korelasi organik merupakan pekerjaan menghubungkan satuan–
organik adalah asal munculnya suatu spesies dan punahnya spesies lain. Zona
puncak suatu spesies, fosil indeks, kesamaan derajat evolusi dan lain-lain.
b. Metode Anorganik
penyebaran lateral yang luas, mudah dikenal baik dari data singkapan,
26
sebagai key bed antara lain: abu vulkanik, lapisan tipis batu gamping
massa air akibat perubahan pada sirkulasi air samudra seperti zona–
tipis.
seismik.
27