Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN OPERASIONAL

MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN


MENGELOLA KUALITAS

NAMA DOSEN : ARI ANGGARANI W.P.T,SE,MM


SESI :
KELOMPOK : 03
ANGGOTA KELOMPOK :
AGUS SALIM (201511183)

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2016
JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah,Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul “MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN MENGELOLA KUALITAS”. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.
Dalam proses pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih terhadap
banyak pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Pada kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dan Ibu Ari Anggarani W.P.T,SE,MM
yang sudah membimbing dalam penulisan makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang penulis miliki
sangat kurang. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukkan-masukkan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, September 2016


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Point 1 MANAJEMEN PERSEDIAAN

Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah
pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan secara fisik akan
berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu sisi dan pelayanan kepada pelanggan
di sisi lain. Pengaturan persediaan ini berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis ( operation,
marketing, dan finance). Berkaitan dengan persediaan ini terdapat konflik kepentingan
diantara fungsi bisnis tersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang rendah,
sedangkan Marketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan yang tinggi agar
kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah persediaan,
baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses produksi maupun
kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah agar
perusahaan selalu mempunyai persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat,
dan dalam spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat
terjamin (tidak terganggu).
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip ekonomi,
yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi. Baik persediaan yang terlalu
banyak, maupun terlalu sedikit akan minimbulkan membengkaknya biaya persediaan. Jika
persediaan terlalu banyak, maka akan timbul biaya-biaya yang disebut carrying cost, yaitu
biaya-biaya yang terjadi karena perusahaan memiliki persediaan yang banyak, seperti : biaya
yang tertanam dalam persediaan, biaya modal (termasuk biaya kesempatan pendapatan atas
dana yang tertanam dalam persediaan), sewa gudang, biaya administrasi pergudangan, gaji
pegawai pergudangan, biaya asuransi, biaya pemeliharaan persediaan, biaya
kerusakan/kehilangan, Begitu juga apabila persediaan terlalu sedikit akan menimbulkan biaya
akibat kekurangan persediaan yang biasa disebut stock out cost seperti : mahalnya harga
karena membeli dalam partai kecil, terganggunya proses produksi, tidak tersedianya produk
jadi untuk pelanggan.
Jika tidak memiliki persediaan produk jadi terdapat 3 kemungkinan, yaitu :

1). Konsumen menangguhkan pembelian (jika kebutuhannya tidak mendesak). Hal ini akan
mengakibatkan tertundanya kesempatan memperoleh keuntungan.
2). Konsumen membeli dari pesaing, dan kembali ke perusahaan (jika kebutuhan mendesak
dan masih setia). Hal ini akan menimbulkan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan
selama persediaan tidak ada.
3). Yang terparah jika pelanggan membeli dari pesaing dan terus pindah menjadi pelanggan
pesaing, artinya kita kehilangan konsumen.

Selain biaya di atas dikenal juga biaya pemesanan (ordering cost) yaitu biaya-biaya
yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak penempatan pesanan sampai
tersedianya bahan/barang di gudang. Biaya-biaya tersebut antara lain : biaya telepon, biaya
surat menyurat, biaya adminisrasi dan penempatan pesanan, biaya pemilihan pemasok, biaya
pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan dan pemeriksaan bahan/barang.

Point 2 MENGELOLA KUALITAS

Sebuah organisasi tentu memerlukan perencanaan strategis dalam mengembangkan


dan menumbuhkan bisnisnya. Perencanaan strategis ini dapat bersifat sementara atau pun
bersifat jangka panjang. Konsep dasar Total Quality Management merupakan salah satu
acuan dalam Manajemen Strategi Organisasi. Bagaimanapun juga strategi yang paling
handal adalah mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas. Kualitas dari segala macam
produk dan layanan yang anda miliki sebagai nilai jual kepada pelanggan, stakeholder atau
rekanan.
Kualitas adalah obat ajaib bagi perbaikan operasi. Pengelolaan kualitas membantu
membangun strategi-strategi yang sukses dalam diferensiasi biaya rendah dan respon
pelanggan.
Perbaikan dalam kualitas akan membantu perusahaan meningkatkan pesaing pasar
dan menekan biaya, dan keduanya dapat meningkatkan profitabilitas. Peningkatan pesaing
pasar sering terjadi karena perusahaan merespon secara cepat harga jual rendah sebagai hasil
dari skala ekonomis,dan meningkatkan reputasi kualitas produk. Demikian juga, perbaikan
kualitas akan diikuti oleh penurunan biaya karena perusahaan dapat meningkatkan
produktivitas dan mengurangi kerja ulang, barang sisa dan biaya garansi.
Suatu perusahaan tidak lepas dari konsumen serta produk yang dihasilkannya.
Konsumen tentunya berharap barang yang dibelinya akan dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginannya serta produk yang diinginkan memiliki kondisi yang baik dan terjamin. Oleh
karena itu, perusahaan harus melihat dan menjaga agar kualitas produk yang dihasilkan
terjamin bisa diterima konsumen dan bersaing di pasar. Pemenuhan kebutuhan konsumen
seringkali hanya berfokus pada kuantitas produk mengingat pangsa pasar semakin terus
berkembang. Pada persaingan yang semakin ketat aspek yang juga perlu diperhatikan adalah
mengenai kualitas produk.

B. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah yang ada dalam makalah ini adalah :
Point 1

1. Manajemen Persediaan.
2. Jenis Manajemen Persediaan.
3. Pertimbangan Manajemen Persediaan
Point 2
1. Mengelola Kualitas
2. Kepentingan dan Pengaruh Kualitas

C.RUMUSAN MASALAH
Point 1 Manajemen Persediaan

1. Bagaiman deskripsi Manajemen persediaan Just-in-case?


2. Bagaiman deskripsi Manajemen persediaan Just-in-time?
Point 2 Mengelola Kualiatas
3. Apa arti dan tujuan dari manajemen kualitas?
4. Bagaimana perencenaan standar kualitas, penentuan dan pengawasannya?

BAB II
Teori-Teori
Point 1 Manajemen Persediaan

1. Manajemen Persediaan
Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalamoperasi perusahaan dagang dan
perusahaan industry serta perusahaan jasa. Tanpaadanya persediaan, para pengusaha akan
dihadapkan pada keadaan bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi
keinginan para pelanggannyasehingga kontinuitas perusahaan dapat teranggu karena sumber
utama pendapatan perusahaan berasal dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan
kehilangankesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seterusnya didapatkan.Istilah
persediaan memberikan pengertian yang berbeda-beda tetapi padadasarnya maksud dan
tujuannya adalah sama. Berikut pendapat para ahli mengenaimanajemen
persediaan:
- C. Rolln Niwwonger, Philip E. Fess dan Carl S. Wareen
“istilah
persediaan (inventories) merupakan barang dagangan yangdisimpan untuk dijual dalam
operasi perusahaan dan merupakan barang yang terdapat dalam proses produksi atau yang
disimpan untuk
tujuan itu”.

- Prawirosentono
Persediaan adalah aktiva lancar yang terdapat dalam perusahaandalam bentuk persediaan
bahan mentah (bahan baku / raw material, bahan setengah jadi / work in process dan barang
jadi / finished goods).

- Ikatan Akuntansi Indonesia


Menurut Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, Manajemen persediaan merupakan:
a.Tersedia untuk dijual (dalam kegiatan operasi normal)
b.Dalam proses produksi ( dalam kegiatan usaha normal)
c.Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supllies) untuk digunakan proses produksi atau
pemberian jasa.

Persediaan mempunyai arti dan peranan yang penting dalam suatu


perusahaan.Persediaan barang dagangan yang secara terus menerus dibeli dan dijual
yangmerupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan, baik
itu perusahaan dagang maupun perusahaan industry. Penjualan barang daganganmerupakan
sumber utama penghasilan bagi perusahaan, karena sebagian besar sumber perusahaan
tertanam dalam persediaan.

2. Jenis-jenis Persediaan
a. Persediaan barang jadi biasanya tergantung pada permintaan pasar (independent demand
inventory).

b. Persediaan barang setengah jadi dan bahan mentah ditentukan oleh tuntutan proses produksi
dan bukan pada keinginan pasar (dependent demand inventory).

3.Hal yang di pertimbangkan

Pertimbangan yang dilakukan penghematan yang dapat terjadi pembelian dalam


jumlah banyak yang dapat memberikan potongan harga, serta biaya pengangkutan yang lebih
murah dibandingkan dengan biaya-biaya yang akan terjadi, karena banyaknya persediaan
yang dipunyai.

Hal yang Harus Dipertimbangkan dalam Manajemen Persediaan :


1. Struktur biaya persediaan.
a. Biaya per unit (item cost)
b. Biaya penyiapan pemesanan (ordering cost)
- biaya pembuatan perintah pembelian (purchasing order)
- biaya pengiriman pemesanan
- biaya transportasi
- biaya penerimaan (receivinig cost)
- jika diproduksi sendiri maka akan ada biaya penyiapan (set up cost) : surat
menyurat dan biaya untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan.
c. Biaya pengelolaan persediaan (carrying cost)
d. Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang hilang apabila nilai
persediaan digunkaan untuk investasi (cost of capital)
e. Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak (cost of storage). Biaya ini
berubah sesauai dengan nilai persediaan.
f. Biaya resiko kerusakan dan kehilangan ( cost of obsolescence, deterioration and
loss)
g. Biaya akibat kehabisan persediaan (stockout cost)

2. Penentuan berapa besar dan kapan pemesanan harus dilakukan

Point 2 Manajemen Kualitas

1. Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan dalam hal ini, yang pertama kualitas berbasis
pengguna dimana kualitas tergantung kepada audiensnya. Pendekatan ini biasanya
digunakan oleh orang pemasaran dan pelanggan . yang kedua, kualitas berbasis
manufaktur yang biasanya diterapkan oleh manajer produksi. Dalam pendekatan ini
kualitas suatu barang berarti pemenuhan standar dan membuat produk dengan benar
sejak awal. Yang ketiga adalah kualitas itu berbasis produk yang memandang bahwa
kualitas sebagai variabel yang posisi dan dapat dihitung.
2. Bagi seorang manajer operasi, memberikan produk dan jasa yang sehat, aman dan
berkualitas kepada pelanggan adalah salah satu perkerjaan yang terpenting.
Kurangnya proses desain dan produksi, pengembangan produk-produk berkualitas
rendah tidak hanya mengakibatkan biaya produksi yang lebih tinggi tetapi juga dapat
menimbulkan kecelakaan, tuntutan hukum dan bertambahnya peraturan pemerintah.
Jika sebuah perusahaan yakin telah memperkenalkan sebuah produk yang layak
dipertanyakan, maka tindakan tanggung jawab harus didasari oleh perbuatan etis.
Sebuah perusahaan manufaktur harus menerima tanggung jawab untuk setiap produk
berkualitas rendah atau produk-produk yang terkontaminasi yang mereka pasarkan
kepada masyarakat.
Ada banyak pihat berkepentingan yang terlibat dalam produksi dan pemasaran
produk-produk berkualitas rendah, termasuk pemegang saham, para pekerja,
pelanggan, pemasok, distributor dan kreditor. Dalam hal etika, setiap perusahaan
harus mengembangkan nilai inti yang menjadi panduan sehari-hari untuk semua
orang.

Kualitas merupakan elemen yang penting dalam operasi, ada tiga alasan kualitas itu penting,
yaitu :

- Reputasi Perusahaan.
Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahaan, kebisaan
pekerjanya, dan hubungan pemasoknya.
- Kehandalan Produk
Pengadilan terus berusaha menghukum organisasi-organisasi yang merancang
memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaanya
mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan. Contohnya : Consumer Product Safety
Act.
- Keterlibatan Global
Kualitas adalah suatu perhatian internasional. Produk-produk perusahaan yang akan
bersaing di pasar internasional harus memenuhi ekspetasi akan kualitas, desain, dan
harganya secar global.
BAB III

PEMBAHASAN
Point 1 MANAJEMEN PERSEDIAAN
1. MANAJEMEN PERSEDIAAN JUST-IN-CASE

Manajemen persediaan penting untuk membentuk keunggulan kompetitif jangka panjang.


Tingkat persediaan memengaruhi harga jual, kualitas, perekayasaan produk, kapasiatas
menganggur, waktu lembur, kemampuan merespons permintaan pelanggan, waktu tunggu,
dan profitabilitas secara keseluruhan. Manajemen persediaan berhubungan kuat dengan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas sekarang dan masa mendatang. Kebijakan
manajemen persediaan telah menjadi suatu alat untuk bersaing.
a. Biaya pemesanan
Apabila permintaan terhadap persediaan yang diperoleh dari pemasok dapat diketahui dengan
pasti untuk suatu periode tertentu, maka terdapat dua macam biaya yang berhubungan dengan
persediaan, yaitu biaya pemesanan (ordering cost). Jika persediaan diproduksi secara internal,
maka dua biaya, yaitu biaya setup dan biaya penyimpanan.
Biaya pemesanan adalah biaya untuk memesan dan menerima pesanan. Misalnya, biaya
pemrosesan suatu pesanan bahan, biaya asuransi pengiriman bahan yang dipesan, dan biaya
pembongkaran. Biaya setup (setup cost) adalah biaya untuk pnyiapan peralatan dan fasilitas
agar dapat digunakan memproduksi suatu produk atau komponen tertentu. Misalnya, upah
karyawan produksi menganggur, biaya fasilitas produksi menganggur, dan biaya pengujian.
Biaya penyimpanan adalah biaya yang timbul karna menyimpan persediaan. Misalnya, biaya
asuransi persediaan, biaya karena barang ketinggalan jaman, biaya kesempatan karena modal
tertanam dalam persediaan, biaya penanganan bahan, dan biaya ruang penyimpanan.
b. Alasan Tradisional untuk Memiliki Persediaan
Biaya persediaan harus diminimalkan untuk tujuan pemerolehan laba maksimal. Namun,
minimalisasi biaya penyimpanan menyebabkan peningkatan frekuensi pemesanan dan
berproduksi dalam jumlah yang kecil, sedangkan minimalisasi biaya pemesanan
menyebabkan pemesanan dalam jumlah besar dengan frekuensi pemesanan yang lebih
sedikit, atau minimalisasi biaya setup mengakibatkan periode produksi yang lebih lama
dengan frekuensi order produksi yang lebih sedikit.
Berikut ini adalah alasan-alasan mengapa perusahaan mengadakan persediaan.
1. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau setup dengan biaya penyimpanan.
2. Untuk memuaskan permintaan pelanggan, misalnya pengiriman yang tepat waktu.
3. Untuk menghindari kemungkinana kegagalan produksi karena:
a. Kegagalan mesin;
b. Suku cadang atau bahan yang tidak memenuhi spesiifikasi;
c. Ketidaksediaan bahan atau suku cadang;
d. Keterlambatan pengiriman bahan atau suku cadang oleh pemasok.
4. Sebagai cadangan terhadap proses produksi yang tidak andal.
5. Untuk memperoleh keuntungan berupa diskon karena membeli dalam kuantitas yang
lebih banyak.
6. Untuk mengantisipasi kemungkinan kenaikan harga bahan atau suku cadang.
c. Economic Order Quantity: Model Persediaan Tradisional
Dalam pengembangan kebijakan yang berhubungan dengan persediaan, perusahaan harus
mampu menjawab dua pertanyaan berikut ini:
1. Berapa banyak jumlah unit bahan atau suku cadang yang harus dipesan atau diproduksi?
2. Kapan suatu pesanan atau aktivitas setup dilakukan?
Kuantitas dipesan dan total biaya pemesanan dan penyimpanan. Apabila permintaan
diketahui dalam pemilihan kuantitas unit dipesan atau ukuran lot produksi, manajer harus
memerhatikan biaya pemesanan atau pengesetan. Biaya pemesanan atau pengesetan dan
penyimpanan total dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
TC= P(D/Q)+C(Q/2)
Keterangan :
TC= Biaya pemesanan/pengesetan dan biaya penyimpanan total
P= Biaya memesan dan menerima pesanan atau biaya pengesetan suatu production run
D= Jumlah yang diminta tahunan
Q= Jumlah unit dipesan setiap kali suatu pesanan dipesan atau ukuran lot produksi
C= Biaya penyimpanan suatu unit persediaan selama satu tahun
d. Reorder Point
Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Titik pemesanan kembali adalah titik waktu di mana sebuah pesanan baru harus
dilakukan. Hal ini merupakan fungsi dari EOQ, tenggang waktu, dan tingkat di mana
persediaan hampir habis. Tenggang waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menerima
kuantitas pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atu persiapan dimulai.
Berikut ini penentuan reorder point jika perusahaan menetapkan persediaan minimal.
Reorder point = Persediaan minimal + (tingkat penggunaan bahan rata-rata per hari X waktu
tunggu dalam hari)
e. EOQ dan Manajemen Persediaan
Pendekatan tradisonal untuk mengelola persediaan telah dikenal sebagai sistem just-in-case.
Dalam beberapa situasi, sistem persediaan just-in-case benar-benar sangat tepat. Model EOQ
sangat berguna dalam mengidentifikasi pertukaran optimal antara biaya penyimpanan
persediaaan dan biaya persiapan. Model EOQ juga berguna untuk mengatasi masalah yang
berkaitan dengan ketidakpastian melalui penggunaan persediaan pengaman.
2. MANAJEMEN PERSEDIAAN JUST-IN-TIME
Manufaktur JIT (just-in-time manufacturing) adalah suatu sistem berdasarkan tarikan
permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh permintaan yang
ada, bukan didorong ke dalam suatu sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang
diantisipasi.
Pembelian JIT mensyaratkan para pemasok untuk mengirimkan suku cadang dan bahan
baku tepat pada waktunya untuk produksi. Hubungan dengan pemasok adalah hal yang
sangat penting. Pasokan suku cadang harus dihubungkan dengan produksi, yang mana
berhubungan dengan permintaan.
a. Pull system
Jit adalah pendekatan manufaktur yang memproduksi barang berdasarkan permintaan yang
sesungguhnya ada, bukannya berproduksi dengan jadwal tetap berdasarkan pada proyeksi
permintaan. Dalam pull system, permintaan pelanggan menarik bahan baku untuk masuk
proses produksi. Prinsip yang sama digunakan dalam proses. Setiap aktivitas produksi hanya
dilakukan jika diperlukan untuk memenuhi permintaan aktivitas berikutnya. Bahan baku atau
suku cadang tersedia hanya pada waktu dibutuhkan untuk aktivitas produksi sehingga
permintaan tetap dapat dipenuhi.
b. Biaya Pemesanan dan Penyimpanan: Pendekatan JIT
Kontrak Jangka Panjang, Pengisian Kembali yang Berkelanjutan, Pertukaran Data Elektronik
dan JIT II. Dengan pengisian kembali berkelanjutan, pembuat barang mengambil alih fungsi
manajemen persediaan pengecer. Pembuat barang memberitahu pengecer kapan dan berapa
banyak persediaan yang harus dipesan kembali.
Pertukaran data elektronik adalah suatu bentuk awal dari perdagangan elektronik yang
pada intinya adalah suatu metode terotomatisasi dari pengiriman informasi dari komputer ke
komputer.Pengaturan bersama sering didukung dengan kontrak terbuka, jangka panjang yang
dianggap sebagai suatu kontrak abadi. Kontrak abadi tidak memiliki tanggal berakhir, tidak
membutuhkan penawaran ulang, sehingga menurunkan resiko permintaan bagi pemasok.
c. Kinerja Tenggat (Jatuh Tempo) : Solusi JIT
Kinerja jatuh tempo adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menanggapi kebutuhan
pelanggan. Sistem JIT memecahkan maslah kinerja jatuh tempo bukan dengan menimbun
persediaan, tetapi dengan mengurangi tenggang waktu secara dramatis.

d. Penghindaran Shutdown dan Reliabilitas Proses : Pendekatan JIT


Kebanyakan penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan :
kegagalan mesin, kecacatan bahan baku atau subperakitan, dan ketidaktersediaan bahan baku
atau subperakitan. Memiliki persediaan adalah suatu solusi tradisional atas semua masalah
tersebut.

1. Pemeliharaan Preventif Total. Kegagalan mesin nol adalah tujuan pemeliharaan


pencegahan total. Dengan memberikan perhatian lebih pada pemeliharaan pencegahan,
sebagian besar kegagalan mesin dapat dihindari.
2. Pengendalian Kualitas Total
Masalah suku cadang atau bahan baku yang cacat dapat di selesaikan dengan pencapaian
zero-defect. Oleh karena produksi berdasar JIT tidak menggunakan persediaan untuk
menggantikan suku cadang atau bahan yang cacat.
3. Sistem Kanban. Untuk menjamin bahwa komponen atau bahan baku tersedia ketika
dibutuhkan, digunakan sebuah sistem yang disebut sistem kanban. Ini adalah sebuah sistem
informasi yang mengendalikan produksi melalui penggunaan tanda atau kartu. Kanban
penarikan merinci kuantitas proses berikutnya yang harus ditarik dari proses sebelumnya.
Kanban produksi merinci kualitas yang harus diproduksi oleh proses sebelumnya. Kanban
pemasok digunakan untuk memberitahukan pemasok agar menyerahkan lebih banyak
komponen; dan juga merinci komponen tersebut dibutuhkan.
e. Diskon dan Peningkatan Harga : Pembelian JIT versus Penyelenggaraan Persediaan
Secara tradisional, persediaan disimpan sehingga perusahaan dapat mengambil
keuntungan diskon kuantitas dan melindungi diri dari kenaikan harga di masa mendatang atas
barang yang dibeli. Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya persediaan. Sistem JIT
mencapai tujuan yang sama tanpa harus menyimpan persediaan. Solusi JIT adalah
menegosiasikan kontrak jangka panjang dengan sejumlah kecil pemasok terpilih yang
berlokasi sedekat mungkin dengan fasilitas produksi dan membangun keterbatasan pemasok
secara lebih intensif.
f. Keterbatasan JIT
JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan hasil
segera. Implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner. Di sini
dibutuhkan kesabaran. JIT sering kali disebut sebagai program penyederhanaan – namun ini
bukan berarti ia mudah atau sederhana untuk diterapkan.
Pekerja juga dapat terpengaruh oleh JIT. Dari studi yang dilakukan terlihat bahwa
pengurangan dan peyangga persediaan secara tajam dapat menyebabkan arus kerja yang
terpecah dan tingkat stress yang tinggi diantara para pekerja produksi. Kekurangan yang
paling menonjol dari JIT adalah tidak adanya persediaan untuk menyangga berhentinya
produksi. Pilihan lain, yang mungkin sebagai pendekatan pelengkap, adalah teori kendala
(TOC).

Point 2 MENGELOLA KUALIATAS

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)


Total Quality Management(TQM) mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi
keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen manajemen
untuk mendapatkan arhan perusahaan yang ingin terus meraih keunggulan dalam semua aspek
produk dan jasa penting bagi pelanggan.
Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yaitu :

1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan


2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat
ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).
4. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Manfaat Program TQM


TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi.
Manfaat TQM bagi pelanggan adalah :

1. Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
2. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
3. Kepuasan pelanggan terjamin.

Perbaikan Berkesinambungan
TQM membutuhkan perbaikan berkesinabungan yang tidak pernah berhenti yang
mencakup orang, peralatan, pemasok, bahan, dan prosedur. Dasar filosofi ini adalah seiap
aspek dari operasi perusahaan dapat diperbaiki. Tujuan akhirnya adalah kesempurnaan
yang tidak akan dapat diraih, tetapi selalu diupayakan.
Six Sigma
Six Sigma adalah program untuk menghemat waktu, meningkatkan kualitas, dan
menurunkan biaya. Six sigma juga merupakan sebuah sistem yang menyeluruh yaitu suatu
strategi karena berfokus pada kepuasan pelanggan total, disiplin karena mengikuti six
sigma improvement model formal, dan sekumpulan perangkat (lembar perangkat, diagram
sebab-akibat, diagram pareto, diagram alir, histogram, dan statistical process control/SPC)
untuk memperoleh dan mempertahankan kesuksesan dalam bisnis.

Perangkat-Perangkat dan Teknik-teknik TQM


Benchmarking adalah proses mempelajari bagaimana perusahaan-perusahaan lain
melakukan sesuatu dengan kualitas yang luar biasa. Sejumlah pendekatan Benchmarking
sangatlah mudah dan sederhana. Sebagai contoh, Xerox secara rutin membeli mesin foto copy
yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan lain, membongkarnya, dan mempelajarinya. Praktek
ini memungkinkan perusahaan meniru perbaikan dan perubahan yang dilakukan oleh
pesaing.Strategi-strategi benchmarking lain bersifat tidak langsung. Sebagai contoh, banyak
perusahaan mempelajari bagaimana L.L. BEAN mengelola bisnis mail-order, bagaimana
Disney merekrut dan melatih karyawan, dan bagaimana FedEx melacak perjalanan paket dan
kemudian mengaplikasikannya ke dalam perusahaan mereka sendiri.

Outsourcing inovasi lain untuk memperbaiki kualitas adalah outsourcing. Outsourcing


adalah proses pengalihan pengerjaan jasa dan operasi kepada perusahaan lain yang mampu
melakukannya dengan lebih murah/lebih baik. Jika sebuah perusahaan melakukan semua jasa
dan operasi administrasi dan bisnisnya sendiri, hampir selalu pasti bahwa sebagian pekerjaan
tersebut dilakukan secara tidak efisien atau dengan kualitas rendah. Jika area-area ini bias
diidentifikasi dan kemudian di-outsource,perusahaan akan menghemat uang akan menghemat
uang dan mendapatkan layanan atau operasi yang berkualitas lebih tinggi.

Kecepatan teknik TQM popular yang ketiga adalah kecepatan (speed) adalah waktu
yang dibutukan oleh organisasi untuk mengerjakan sesuatu, dan hal ini bias ditekankan pada
area manapun, termasuk pengembangan, pembuatan, dan pendistribusian produk atau jasa.
ISO 9000 teknik lain juga yang penting untuk memperbaiki kualitas adalah ISO 9000.
ISO 9000 mengacu kepada sekelompok standar kualitas yang diciptakan oleh Interntional
organization Standardization. Lima, yang bernomor 9000-9001, mencakup area-area seperti
pengujian produk, pelatiham karyawan, pembukuan , relasi dengan pemasok, serta kebijakam-
kebijakan dan prosedur-prosedur perbaikan. Perusahaan-perusahaan yang ingin meraih standar
ini dapat mengajukan aplikasi sertifikasi dan kemudian akan di audit oleh sebuah perusahaan
yang dipilih oleh organisasi afiliasi domestik dari ISO (American National Standards Institute
untuk perusahaan-perusahaan di Amerika). Auditor akan mengkaji setiap aspek operasi bisnis
perusahaan dalam kaitannya dengan standar-standar yang terkait. Banyak perusahaan
mendapatkannya banyak manfaat dari audit ISO 9000. Banyak perusahaan dewasa ini,
termasuk general electric, Du Pont, Eastman Kodak, British
Telecom, dan Philips Electronics, juga mendesak atau dalam sejumlah kasus mewajibkan
pemasok-pemasok mereka untuk meraih sertifikasi ISO 9000.
Pengendalian mutu statistis teknik pengendalian mutu yang terakhir adalah
pengendalian mutu statistis (statistical quality control-SQC). Seperti bias diduga, SQC secara
umum menekankan pada pengelolaan kualitas. SQC adalah perangkat teknik statistik khusus
yang dipakai untuk memonitor kualitas.

Implikasi manajemen semua manajer dewasa ini perlu memahami dan menjunjung
signifikansi dari manajemen mutu total. Secara spesifik, mereka perlu memahami arti dari
kualitas serta signifikansinya. Elemen-elemen dari manajemen mutu total penting dalam
banyak organisasi dewasa ini. Berbagai perangkat dan teknik TQM juga penting.

A. Peningkatan Kualitas Melalui TQM

Ada beberapa cara untuk peningkatan kualitas melalui TQM :


1. Benchmarking: merupakan suatu usaha yang terus-menerus, proses yang
sistematis untuk mengukur produk, jasa, dan praktik-praktik, untuk dibandingkan
denngan pemimpin industry.
2. Desain produk dan jasa: Desain produk dan jasa yangn stabil dapat mengurangi
problem-problem internal kuaitas. Jika perusahaan menginginkan untuk melakukan
perubahan desain agar tetap kompetitif, perusahaan harus secara hati-hati menguji
desain baru tersebut dan melakukan desain ulang produk atau jasa dengan tetap
berfokus pada kemudahan dalam pembuatan.
3. Desain proses, yaitu desain proses yang digunakan untuk memproduksi suatu
produk atau jasa akan mempengaruhi kualitas produk atau jasa tersebut.
4. Quality Function Deployment (QFD), yaitu usaha untuk mengaitkan produk atau
jasa dengan proses produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa
tersebut.
5. Pertimbangan dalam pembelian bahan mentah, karena kualiotas input akan
mempengaruhi kualitas proses produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
6. Menggunakan alat-alat untuk meningkatkan kualitas.

B. Biaya Kualitas ( The Cost Of Quality)

Biaya kualitas adalah landasan bagi system ekonomi berbasis kualitas. Biaya kualitas
umumnya berfungsi sebagai basis untuk menilai investasi yang akan dikeluarkan dalam sebuah
program kualitas. Baiaya-biaya kualitas adalah biaya- biaya yangn dikeluarkan untuk dicapai
kualitas yang baik dan memuaskan pelanggan sebagaimana pula yang terjadi atas biaya yang
dikeluarkan apabila kualitas yang dihasilkan tidak mampu memuaskan pelanggan. Biaya
kualitas ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok biaya yang dikeluarkan untuk
mencapai atau menghasilakn kualitas yang baik atau biasa disebut biaya jaminan kualitas dan
kelompok biaya-biaya yang terjadi akibay buruknya kualitas produk yang biasa disebut juga
sebagai biaya ketidak sesuaian terhadap spesifikasi.
1. Biaya untuk mencapai kualitas yang baik
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam program managemen kualitas adalah biaya
pencegahan dan biaya penilaian. Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mencegah terjadinya produk yang cacat diterima oleh pelanggan.Biaya penilaian adalah biaya-
biaya yang muncul demi keperluan pengukuran, pengujian, dan analisis material, bagian-
bagian produk, dan proses produksi, guna memastikan bahwa spesifikasi kualitas produk sudah
dipenuhi.
2. Biaya akibat Kualitas yang buruk

Jenis biaya yang terjadi akibat kualitas buruk atau ketidak sesuaian terhadap spesifikasi,
dan biasa pula disebut sebagai biaya kegagalan. Biaya kegagalan adalah selisih antara biaya
actual untuk memproduksi sebuah produk atau memberikan layanan jasa dengan berapa biaya
yang harus dikeluarkan apabila tidak terjadi kegagalan. Bagian ini biasanya merupakan bagian
terbesar dalam kategori biaya kualitas dalam sebuah perusahaan, umumnnya mencapai 70%
dari total biaya kualitas. Dan diabagian inilah merupakan kemungkinan terbesar dalam
melakukan peningkatan kualitas.

Biaya akibat kualitas yang buruk dapat dikategorikan sebagai biaya kegagalan internal
dan biaya kegagalan eksternal. Biaya kegagalan internal terjadi ketika produk yang cacat
ditemukan sebelum sempat dikirimkan pada para pelanggan. Biaya kegagalan eksternal terjadi
ketika pelanggan telah menerima sebuah produk berkualitas rendah dan langsung terkait
dengan layanan pelanggan (Customer Service). Biaya kegagalan internal cenderung rendah
dalam perusahaan jasa, sementara biaya kegagalan eksternalnya cenderung tinggi. Kegagalan
eksternal biasanya merupakan hasil dari waktu layanan yang terlalu lama atau ketidak
nyamanan layangan yang dirasakan pelanggan.

Maria, Heni dan Rahmat. Managemen operasi, 2010, Yogyakarta, STIM YKPN
Sumber Ricky W. Griffin, Texas A & M University,Managemen 2005, Jakarta : Erlangga

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. MANAJEMEN PERSEDIAAN JUST-IN-CASE

Manajemen persediaan penting untuk membentuk keunggulan kompetitif jangka panjang.


Tingkat persediaan memengaruhi harga jual, kualitas, perekayasaan produk, kapasiatas
menganggur, waktu lembur, kemampuan merespons permintaan pelanggan, waktu tunggu,
dan profitabilitas secara keseluruhanKonsep manajemen persediaan
Konsep manajemen persediaan Just-In-Case
a. Biaya pemesanan
b. Alasan Tradisional untuk Memiliki Persediaan
c. Economic Order Quantity: Model Persediaan Tradisional
d. Reorder Point
e. EOQ dan Manajemen Persediaan

2. MANAJEMEN PERSEDIAAN JUST-IN-TIME

Manufaktur JIT (just-in-time manufacturing) adalah suatu sistem berdasarkan tarikan


permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh permintaan yang
ada, bukan didorong ke dalam suatu sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang
diantisipasi.
Konsep manajemen persediaan JIT
a. Pull system
b. Biaya pemesanan dan penyimpanan: pendekatan JIT
c. Penghindaran shutdown dan reliabilitas proses: pendekatan JIT
d. Diskon dan peningkatan harga: pembelian JIT versus penyelenggaraan persediaan
e. Keterbatasan JIT
f. Teori constraint

B. SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan dan kami sampaikan, semoga bermanfaat
bagi kita semua. Apabila ada penulisan atau kata-kata yang kurang berkenan bahkan jauh
dari kesempurnaan kami mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai