Anda di halaman 1dari 12

Sejarah Nusantara pada era kerajaan Islam

Kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan kejayaannya berlangsung antara abad ke-13 sampai
dengan abad ke-16. Timbulnya kerajaan-kerajaan tersebut didorong oleh maraknya lalu lintas
perdagangan laut dengan pedagang-pedagang Islam dari Arab, India, Persia, Tiongkok, dll.
Kerajaan tersebut dapat dibagi menjadi berdasarkan wilayah pusat pemerintahannya, yaitu
di Sumatra, Jawa, Maluku, dan Sulawesi.
Sejarah Kerajaan Islam di Nusantara
Masuknya agama islam ke nusantara (indonesia) pada abad 6 akhir dibawa oleh Syekh Abdul
Kadir Jailani periode I atau Fase Pertama, telah membawa banyak perubahan dan
perkembangan pada masyrakat,budaya dan pemerintahan. Perubahan dan Perkebangan
tersebut terlihat jelas dengan berdirinya kerajaan-kerajaan yang bercorak islam. antara lain
sebagai berikut:
Kerajaan Islam di Sumatra
 Kerajaan Jeumpa(777M)  Kesultanan Riau Lingga(1824-1911)
 Kesultanan Peureulak(840-1292)  Kesultanan Kota Pinang(1630-1946)
 Kesultanan Samudera Pasai(1267-  Kesultanan Pelalawan(1725-1946)
1521)  Kerajaan Indragiri(1347-1945)
 Kesultanan Lamuri(800-1503)  Kerajaan Aru(1200-1613)
 Kerajaan Pedir(1400-1524)  Kesultanan Barus(1300-1858)
 Kerajaan Daya(1480-Kini)  Kerajaan Padang(1630-1946)
 Kerajaan Linge(1025-Kini)  Kerajaan Tamiang(1330-1558)
 Kesultanan Aceh(1496-1903)  Kerajaan Tulang Bawang(1500-Kini)
 Kesultanan Indrapura(1347-Kini)  Kepaksian Sekala Brak (1400-Kini)
 Kerajaan Pagaruyung(1347-Kini)  Kerajaan Dharmasraya
 Kerajaan Siguntur(1250-Kini)
 Kerajaan Sungai Pagu(1500-Kini) Kerajaan Islam di Jawa
 Kerajaan Bungo Setangkai
 Kesultanan Jambi(1600-Kini)  Kesultanan Cirebon (1430[1][2][3][4] -
 Kesultanan Serdang(1723-Kini) 1666)
 Kesultanan Asahan(1630-Kini)  Kesultanan Demak (1500 - 1550)
 Kesultanan Deli(1632-Kini)  Kesultanan Banten (1524 - 1813 )
 Kesultanan Langkat(1568-Kini)j  Kesultanan Pajang (1568 - 1618)
 Kesultanan Siak  Kesultanan Mataram (1586 - 1755)
 Kesultanan Palembang(1455-Kini)  Kasultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat (1755-sekarang)
 Kasunanan Surakarta Kerajaan Islam di Nusa Tenggara Barat
Hadiningrat (1755-sekarang) & Timur

 Kesultanan Bima
Kerajaan Islam di Maluku  Kesultanan Sumbawa
 Kerajaan Adonara
 Kesultanan Ternate (1257-Kini)  Kerajaan Taliwang
 Kesultanan Tidore (1081-Kini)  Kerajaan Dompu
 Kesultanan Jailolo  Kerajaan Selaparang
 Kesultanan Bacan  Kerajaan Lamakera
 Kerajaan Tanah Hitu (1470-1682)
 Kerajaan Iha Kerajaan Islam di Kalimantan
 Kerajaan Huamual
 Kerajaan Selimbau(600-Kini)
Kerajaan Islam di Sulawesi  Kerajaan Sintang(1500-Kini)
 Kerajaan Mempawah(1740-Kini)
 Kesultanan Gowa (1300-Kini)  Kerajaan Tanjungpura(800-1590)
 Kesultanan Buton (1332 - 1911)  Kerajaan Landak(1292-Kini)
 Kesultanan Bone (abad 17)  Kerajaan Kubu(1772-Kini)
 Kesultanan Makassar  Kerajaan Bangkalaan(1780-1905)
 Kerajaan Banggai (abad 16)  Kerajaan Sanggau(1310-Kini]
 Kerajaan toli-toli  Kerajaan Tayan(1780-Kini)
 Kerajaan Muna  Kerajaan Kusan(1785-1912)
 Kerajaan Buol  Kesultanan Pasir (1516-1905)
 Kerajaan Wajo  Kesultanan Banjar (1526-1905)
 Kedatuan Luwu  Kesultanan Kotawaringin(1615-Kini)
 Kerajaan Tallo  Kerajaan Pagatan (1750)
 Kerajaan Palu  Kesultanan Sambas (1671-Kini)
 Kerajaan Parigi  Kesultanan Kutai Kartanegara ing
 Kerajaan Soppeng Martadipura(1300-Kini)
 Kerajaan Bungku  Kesultanan Berau (1377-1830)
 Kerajaan Siang  Kesultanan Sambaliung (1810-1960)
 Kerajaan Gorontalo  Kesultanan Gunung Tabur (1800-
 Kerajaan Mongondow 1953)
 Kerajaan Tawaeli  Kesultanan Pontianak (1771-Kini)
 Kerajaan Tidung(1515-1916)
 Kerajaan Tidung Kuno (1076-1551)
 Dinasti Tengara (1551-1916)
 Kesultanan Bulungan (1731-1964)
Pengaruh Islam di Indonesia

Masuknya kebudayaan Islam memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat.


Indonesia. Perpaduan kebudayaan lokal dan Islam menghasilkan akulturasi dalam berbagai
bidang kehidupan di Indonesia. Pengaruh kebudayaan Islam pada masyarakat tercermin pada
berbagai bidang, antara lain sebagai berikut;

a. Bidang Politik
Dalam bidang politik masuknya budaya Islam, kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha mulai
runtuh dan peranannya mulai digantikan oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam. Dalam
sistem pemerintahan rajanya bergelar Sultan atau Sunan. Nama raja juga disesuaikan dengan
nama Islam. Dalam ajaran Islam menyebutkan bahwa manusia merupakan wakil Tuhan di
dunia. ketika menjalankan roda pemerintahan, sultan didampingi oleh ulama.

b. Bidang Sosial
Dalam ajaran agama Islam tidak menerapkan sistem kasta serti agama Hindu. Hal ini
menyebakan pengaruh Islam berkembang pesat dan mayoritas masyarakat Indonesia
memeluk agama Islam. Begitu juga dengan sistem penanggalan, pada awalnya masyarakat
Indonesia mengenal kalender Saka yang merupakan kalender Hindu. Dalam kalender Saka
terdapat nama hari pasaran seperti pahing, pon, wage, kliwon, dan legi.

Seiring perkembangan Islam, Sultan Agung dari kerajaan Mataram menciptakan Kalender
Jawa. Kalender itu menggunakan perhitungan seperti Hijriah (Islam). Sultan Agung
mengganti nama bulan seperti Muharram diganti dengan Syuro, Ramadan diganti dengan
Pasa. Nama-nama hari tetap menggunakan hari-hari sesuai dengan bahasa Arab dan hari
pasaran pada Kalender Saka juga dipergunakan.

c. Bidang Pendidikan
Pada awal-awal masuknya Islam di Indonesia, mulanya pendidikan agama dilaksanakan di
Masjid, Langgar, atau Surau. Pelajaran yang diberikan adalah membaca Al-Qur’an, tata cara
peribadatan, akhlak, dan keimanan. Seiring berjalannya waktu, kemudian muncul pesantren
yang merupakan pengadopsian dari agama Hindu.

Pesantren adalah sebuah asrama tradisional pendidikan Islam. Siswa tinggal bersama untuk
belajar ilmu keagamaan di bawah bimbingan guru atau sering dikenal dengan sebutan Kiai.
Siswa diajarkan mendalami ilmu agama Islam sesuai dengan syariat-syariat agama Islam.
Pesantren dalam bahasa Jawa memiliki makna seseorang yang mengikuti aktivitas gurunya.

d. Bidang Agama
Pada masa Islam, sebagian besar masyarakat di Indonesia menganut agama Islam. Meskipun
demikian, masih terdapat masyarakat yang menganut agama Hindu-Buddha, atau menganut
kepercayaan roh halus. Hingga saat ini, sebagaian besar masyarakat di Indonesia menganut
agama Islam.

e. Bidang Kebudayaan
Adat istiadat dan kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa ucapan
salam, acara tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai
seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan sholawat. Kita juga melihat
pengaruh di bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang banyak
dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di wilayah Timur Tengah.
Kesultanan Kerajaan Gowa Tallo
Pada mulanya di daerah Gowa ada sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate
Salapang atau Sembilan Benderadalam bahasa Indonesianya, yang kemudian menjadi pusat
Kerajaan Gowa : Tombolo, Parang-Parang, Lakiung, Bissei, Saumata, Sero dan Kalili.
Melalui berbagai cara, baik damai dan paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk
membentuk Kerajaan Gowa. Cerita dari para pendahulu di Gowa mengatakan bahwa
Tumanurung adalah pendiri Kerajaan Gowa awal abad ke-14.

Bendera Kerajaan Gowa Tallo

Bendera Kerajaan gowa tallo

Abad ke-16

Tumapa’risi’ Kallonna

Tumapa’risi’ Kallonna memerintah pada abad ke-16, di Kerajaan Gowa bertahta Karaeng
(Penguasa) Gowa ke-9. Pada masa itu seorang penjelajah Portugis memberi komentar bahwa
“daerah yang disebut Makassar sangat kecil”. Dengan melakukan perombakan besar-besaran
di kerajaan, Tumapa’risi’ Kallonna merubah Makassar dari sebuah konfederasi antar-
komunitas yang longgar menjadi sebuah negara kesatuan Gowa.

Tumapa’risi’ Kallonna juga mengatur penyatuan Gowa dan Tallo lalu merekatkannya dengan
sumpah yang menyatakan bahwasanya apa saja yang mencoba membuat mereka saling
melawan akan mendapatkan hukuman Dewata. Sebuah undang-undang dan aturan-aturan
peperangan dibuat, kemudian sebuah sistem pengumpulan pajak dan bea dilembagakan di
bawah seorang syahbandar untuk mendanai kerajaan. Begitu dikenangnya raja ini hingga
dalam cerita pendahulu Gowa, masa pemerintahannya dipuji.

Pada beberapa penyerangan militer sukses penguasa Gowa ini mengalahkan negara
tetangganya, kemudian berusaha ditandingi oleh penguasa setelahnya pada abad ke-16 dan
ke-17. Kerajaan-kerajaan yang ditaklukkan oleh Tumapa’risi’ Kallonna yaitu Kerajaan Siang
dan Kesultanan Bone.
Tunipalangga

Tunipalangga dikenang karena pencapaiannya, seperti yang disebutkan dalam Cerita para
pendahulu Gowa, diantaranya yaitu:

 Menaklukkan bawahan Bajeng, Polombangkeng, Lengkese, Lamuru, Soppeng, serta


wilayah pegunungan di selatan dll.
 Orang pertama kali yang membawa orang Sawitto, Suppa dan Bacukiki ke Gowa.
 Menciptakan jabatan Tumakkajananngang.

Letak Kerajaan Gowa Tallo

letak kerajaan gowa tallo

Kerajaan Gowa dan Tallo lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar. Kerajaan ini ada
di daerah Sulawesi Selatan. Makassar merupakan ibukota Gowa yang dulu disebut sebagai
Ujungpandang. Secara geografis Sulawesi Selatan mempunyai posisi yang penting, karena
dekat dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara.

Bahkan daerah Makassar menjadi pusat persinggahan pedagang yang berasal dari Indonesia
bagian timur maupun pedagang yang berasal dari daerah Indonesia barat. Dengan letak
seperti demikian, membuat Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan
berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara.

Kondisi sosial, ekonomi dan politik

1. Kondisi sosial budaya Kerajaan Gowa Tallo

Sebagai negara Maritim, sebagian besar masyarakat Makasar yaitu nelayan dan pedagang.
Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf kehidupannya, bahkan tak jarang dari mereka
yang merantau untuk menambah kemakmuran hidupnya.

Walaupun masyarakat Makasar mempunyai kebebasan berusaha dalam mencapai


kesejahteraan hidupnya, tetapi kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang
dianggap sakral. Norma kehidupan masyarakat Makasar diatur berdasarkan adat dan agama
Islam yang disebut PANGADAKKANG. Dan masyarakat Makasar sangat percaya terhadap
norma-norma tersebut.
Di samping norma, masyarakat Makasar juga mengenal pelapisan sosial yang terdiri lapisan
atas yang berarti golongan bangsawan dan keluarganya disebut “Anakarung/Karaeng”,
sedangkan rakyat kebanyakan disebut “to Maradeka” dan masyarakat bawah yaitu para
hamba-sahaya disebut dengan golongan “Ata”.

2. Kondisi ekonomi Kerajaan Gowa Tallo

Kerajaan Makasar adalah kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat perdagangan di
wilayah Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor yaitu :

 letak yang strategis,


 mempunyai pelabuhan yang baik
 jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada tahun 1511 yang menyebabkan banyak
pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.

Sebagai pusat perdagangan. Makasar berkembang menjadi pelabuhan internasional yang


banyak disinggahi pedagang asing seperti Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang
datang untuk berdagang di Makasar.

Pelayaran dan perdagangan di Makasar diatur dengan hukum niaga yang disebut dengan
ADE’ ALOPING LOPING BICARANNA PABBALUE, hingga dengan adanya hukum niaga
itu. maka perdagangan di Makasar teratur dan mengalami perkembangan yang pesat.

3. Kondisi politik Kerajaan Gowa Tallo

Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan dilakukan Datuk Robandang/Dato’ Ri Bandang dari


Sumatera, hingga pada abad 17 Islam berkembang pesat di Sulawesi Selatan, bahkan raja
Makasar memeluk agama Islam. Raja Makasar yang pertama memeluk Islam yaitu Sultan
Alaudin. Sejak pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang menjadi kerajaan
maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Muhammad Said (1639 – 1653).

Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin pasukannya untuk


menggempur pasukan Belanda di Maluku. Akibatnya kedudukan Belanda terdesak. Atas
keberanian Sultan Hasannudin maka Belanda memberikan julukan sebagai Ayam Jantan dari
Timur.

Upaya Belanda untuk mengakhiri peperangan dengan Makasar adalah dengan cara
melakukan politik adu-domba antara Makasar dengan kerajaan Bone . Raja Bone yaitu Aru
Palaka yang merasa dijajah oleh Makasar mengadakan persetujuan kepada VOC melepaskan
diri dari kekuasaan Makasar. Sebagai akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk
menghancurkan Makasar.

Akibat persekutuan itu akhirnya Belanda bisa menguasai ibukota kerajaan Makasar. Dan
dengan terpaksa kerajaan Makasar harus mengakui kekalahannya dan menandatangai
perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya tentu sangat merugikan kerajaan Makasar.

Isi dari perjanjian Bongaya antara lain:

 VOC mendapat hak monopoli perdagangan di Makasar.


 Belanda bisa mendirikan benteng di Makasar.
 Makasar wajib melepaskan daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-pulau di luar
Makasar.
 Aru Palaka diakui sebagai raja Bone.

Walaupun perjanjian sudah diadakan, perlawanan Makasar kepada Belanda tetap


berlangsung. Bahkan pengganti dari Sultan Hasannudin yaitu Mapasomba (putra
Hasannudin) meneruskan perlawanan melawan Belanda. Untuk menghadapi perlawanan
rakyat Makasar, Belanda mengerahkan pasukannya besar-besaran. Akhirnya Belanda bisa
menguasai sepenuhnya kerajaan Makasar, dan Makasar mengalami kehancurannya.

Proses Kehancuran Kerajaan Gowa Tallo

Sepeninggal Sultan Hasanuddin, Makassar dipimpin putranya yang bernama napasomba.


Sama seperti ayahnya, sultan ini menentang kehadiran belanda dengan tujuan menjamin
eksistensi Kesultanan Makasar. Akan tertapi, Mapasomba gigih pada tekadnya mengusir
Belanda dari Makassar. Sikapnya yang keras dan tak mau bekerja sama menjadi alasan
Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran. Pasukan Mapasomba berhasil
dihancurkan dan Mapasomba sendiri tidak diketahui nasibnya. Belanda pun berkuasa
sepenuhnya atas kesultanan Makassar.

Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo

Benteng Fort Rotterdam

Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang merupakan sebuah benteng peninggalan
Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini ada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar,
Sulawesi Selatan. Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh I manrigau Daeng Bonto
Karaeng Lakiung Tumapa’risi’ kallonna.

Benteng Fort Rotterdam


Awalnya benteng ini memiliki bahan dasar tanah liat, tetapi pada masa pemerintahan Raja
Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang
bersumber dari Pegunungan Karst. Benteng Ujung Pandang ini memiliki bentuk mirip seekor
penyu yang ingin merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya jelas filosofi Kerajaan
Gowa, bahwa penyu bisa hidup di darat dan di laut.

Masjid Katangka

Masjid Katangka

Mesjid Katangka didirikan tahun 1605 M. Sejak berdirinya sudah mengalami beberapa kali
pemugaran. hingga sangat sulit mengidentifikasi bagian paling awal bangunan mesjid tertua
Kerajaan Gowa ini.

Kompleks makam raja gowa tallo.

Makam raja-raja Tallo merupakan sebuah kompleks makam kuno yang dipakai sejak abad
XVII sampai abad XIX Masehi. Letaknya di RK 4 Lingkungan Tallo, Kecamatan Tallo, Kota
Madya Ujungpandang.

Kompleks makam raja gowa tallo.

Lokasi makam ada di pinggir barat muara sungai Tallo atau pada sudut timur laut wilayah
benteng Tallo. Berdasarkan basil penggalian yang dilakukan Suaka Peninggalan sejarah dan
Purbakala (1976¬-1982) ditemukan gejala bahwa komplek makam berstruktur tumpang
tindih. Sejumlah makam ada di atas pondasi bangunan, dan kadang-kadang ditemukan
fondasi di atas bangunan makam.
Para Raja dan Sultan Gowa Tallo
I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonto Nompo Sultan Muhammad Tahur
Muhibuddin Tuminanga ri Sungguminasa (bertahta 1936-1946) mendengarkan pidato
pengangkatan pejabat gubernur Celebes, Tn. Bosselaar (awal tahun 1930-an).

Istana Balla Lompoa di Sungguminasa, Kabupaten Gowa pada tahun 2013.

1. Tumanurung Bainea (±1300)


2. Tumassalangga Baraya
3. Puang Loe Lembang
4. I Tuniatabanri
5. Karampang ri Gowa
6. Tunatangka Lopi (±1400)
7. Batara Gowa Tuminanga ri Paralakkenna
8. Pakere Tau Tunijallo ri Passukki
9. Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi' Kallonna (awal abad ke-16)
10. I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiyung Tunipallangga Ulaweng (1546-1565)
11. I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatte
12. I Manggorai Daeng Mameta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo (1565-1590)
13. I Tepukaraeng Daeng Parabbung Tuni Pasulu (1593)
14. I Mangari Daeng Manrabbia Sultan Alauddin I Tuminanga ri Gaukanna; Berkuasa
mulai tahun 1593 - wafat tanggal 15 Juni 1639, merupakan penguasa Gowa pertama
yang memeluk agama Islam
15. I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikussaid Tuminanga ri
Papang Batuna; Lahir 11 Desember 1605, berkuasa mulai tahun 1639 hingga
wafatnya 6 November 1653
16. I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape Sultan Hasanuddin
Tuminanga ri Balla'pangkana; Lahir tanggal 12 Januari 1631, berkuasa mulai
tahun 1653 sampai 1669, dan wafat pada 12 Juni 1670
17. I Mappasomba Daeng Nguraga Sultan Amir Hamzah Tuminanga ri Allu'; Lahir 31
Maret 1656, berkuasa mulai tahun 1669 hingga 1674, dan wafat 7 Mei 1681
18. Sultan Mohammad Ali (Karaeng Bisei) Tumenanga ri Jakattara; Lahir 29
November 1654, berkuasa mulai 1674 sampai 1677, dan wafat 15 Agustus1681
19. I Mappadulu Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Jalil Tuminanga ri
Lakiyung. (1677-1709)
20. La Pareppa Tosappe Wali Sultan Ismail Tuminanga ri Somba Opu (1709-1711)
21. I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi
22. I Manrabbia Sultan Najamuddin
23. I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi; Menjabat untuk kedua kalinya
pada tahun 1735
24. I Mallawagau Sultan Abdul Chair (1735-1742)
25. I Mappibabasa Sultan Abdul Kudus (1742-1753)
26. Amas Madina Batara Gowa (diasingkan oleh Belanda ke Sri Lanka) (1747-1795)
27. I Mallisujawa Daeng Riboko Arungmampu Tuminanga ri Tompobalang (1767-1769)
28. I Temmassongeng Karaeng Katanka Sultan Zainuddin Tuminanga ri Mattanging
(1770-1778)
29. I Manawari Karaeng Bontolangkasa (1778-1810)
30. I Mappatunru / I Mangijarang Karaeng Lembang Parang Tuminang ri Katangka
(1816-1825)
31. La Oddanriu Karaeng Katangka Tuminanga ri Suangga (1825-1826)
32. I Kumala Karaeng Lembang Parang Sultan Abdul Kadir Moh Aidid Tuminanga ri
Kakuasanna (1826 - wafat 30 Januari 1893)
33. I Malingkaan Daeng Nyonri Karaeng Katangka Sultan Idris Tuminanga ri
Kalabbiranna (1893 - wafat 18 Mei 1895)
34. I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembangparang Sultan Husain Tuminang ri
Bundu'na; Memerintah sejak tanggal 18 Mei 1895, dimahkotai di Makassar pada
tanggal 5 Desember 1895, ia melakukan perlawanan terhadap Hindia Belanda pada
tanggal 19 Oktober 1905 dan diberhentikan dengan paksa oleh Hindia
Belanda pada 13 April 1906, kemudian meninggal akibat jatuh di Bundukma,
dekat Enrekang pada tanggal 25 Desember 1906[3]
35. I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonto Nompo Sultan Muhammad Tahur
Muhibuddin Tuminanga ri Sungguminasa (1936-1946)
36. Andi Ijo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir
Aidudin (1946-1978)[3] sekaligus menjadi Kepala Daerah TK II Gowa (bupati Gowa)
pertama dan mendeklarasikan diri sebagai Raja Gowa terakhir setelah Kerajaan
Gowa dinyatakan bergabung dengan NKRI
Kelas :
Nama Kelompok 5 :
.
.
.
.
.

SMK AN-NUR

Anda mungkin juga menyukai