Anda di halaman 1dari 58

RENCANA KEGIATAN MINGGUAN (RKM)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners


Departemen Surgikal di Ruang 19 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Oleh :
Yurike Olivia Sella
190070300111028
Kelompok 1A

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN (RKM)

Departemen : Surgikal Persepti : Yurike Olivia Sella


Periode : 17-22 November 2019 Preseptor : Ns. Anugrah., S.Kep
Ruang : R. 19 Minggu ke :7

A. Target yang Ingin Dicapai


Dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Tumor Intra Abdomen
selama 6 hari (17-22 November), yaitu:
1. Dapat melakukan pengkajian pada pasien
2. Mampu menganalisis data yang didapat
3. Mampu membuat prioritas masalah pada pasien
4. Mampu menentukan tujuan dan kriteria hasil dari prioritas masalah
5. Mampu membuat rencana intervensi
6. Mampu mengimplementasikan renpra, yaitu:
1) Memasang infus
2) Melakukan tranfusi darah
3) Mengambil darah vena
4) Mengambil darah arteri
5) Memasang kateter nasogastric (NGT)
6) Melakukan kateterisasi
7) Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostic
8) Melakukan keterampilan dan prosdur kepada pasien dengan masalah
transportasi gas :
Melalui nasal kanul
Mlalui NRBM
Melalui RBM
9) Memberikan latihan napas dalam dan batuk efektif untuk mengeluarkan secret
10) Melakukan irigasi gastrik
11) Mengenali suara jantung
12) Mengenali suara paru
13) Melakukan pemasangan EKG
14) Merawat luka dengan teknik aseptic
15) Mengangkat jahitan operasi
16) Melakukan monitoring WSD
17) Membantu persiapan memasang traksi extensi buck
18) Memberikan edukasi preoperative
19) Melatih mobilisasi pasien postoperative
20) Merawat luka kronis
21) Memberikan posisi yang benar pada pasiensesak napas, hipertensi, mencegah
rotasi eksternal decubitus
22) Melakukan monitoring kecukupan nutrisi
23) Menghitung balance cairan dan manajemen cairan
24) Melakukan mobilisasi pasien :
ROM aktif
ROM pasif
25) Mengajarkan teknik relaksasi dengan napas dalam
26) Melakukan nebulizer
27) Melakukan injeksi :
SC
IV
IM
28) Melakukan pemeriksaan gula darah dengan GD stick
7. Mampu melakukan evaluasi dari tindakan keperawatan
B. Rencana Kegiatan
TIK Jenis Kegiatan Waktu Kriteria hasil
1 Melakukan pengkajian pada klien sesuai Hari BHSP dan data yang
dengan kasus, meliputi: 1-2 diperoleh dapat mewakili
a. Komunikasi terapeutik
kondisi klien.
b. Pengkajian fisik
c. Data penunjang
2 Menganalisis data dari hasil pengkajian Hari Data dianalisis menjadi
1-2 diagnosa keperawatan
3 Menetapkan diagnosa dan prioritas Hari Diagnosa sesuai dengan
masalah keperawatan 1-2 kondisi actual klien.
4 Menetapkan tujuan sesuai kriteria hasil Hari Tujuan dan kriteria hasil yang
1-2 sesuai dengan kondisi klien

5 a. Mencari literatur untuk membuat Hari a. Literatur memberikan


intervensi keperawatan 1-2 informasi intervensi
b. Membuat renpra
keperawatan yang tepat
sesuai kondisi klien
b. Renpra disesuaikan
dengan tindakan yang
akan diberikan pada klien
6 Melakukan implementasi Hari ke Dapat melakukan prosedur
Melakukan skill/keterampilan sebagai
1-6 tindakan sesuai dengan SOP
berikut:
1. Memasang infus
2. Melakukan tranfusi darah
3. Mengambil darah vena
4. Mengambil darah arteri
5. Memasang kateter nasogastric (NGT)
6. Melakukan kateterisasi
7. Menyiapkan pasien untuk
pemeriksaan diagnostic
8. Melakukan keterampilan dan prosdur
kepada pasien dengan masalah
transportasi gas :
Melalui nasal kanul
Melalui NRBM
Melalui RBM
9. Memberikan latihan napas dalam dan
batuk efektif untuk mengeluarkan
secret
10. Melakukan irigasi gastrik
11. Mengenali suara jantung
12. Mengenali suara paru
13. Melakukan pemasangan EKG
14. Merawat luka dengan teknik aseptic
15. Mengangkat jahitan operasi
16. Melakukan monitoring WSD
17. Membantu persiapan memasang
traksi extensi buck
18. Memberikan edukasi preoperative
19. Melatih mobilisasi pasien
postoperative
20. Merawat luka kronis
21. Memberikan posisi yang benar pada
pasiensesak napas, hipertensi,
mencegah rotasi eksternal decubitus
22. Melakukan monitoring kecukupan
nutrisi
23. Menghitung balance cairan dan
manajemen cairan
24. Melakukan mobilisasi pasien :
ROM aktif
ROM pasif
25. Mengajarkan teknik relaksasi dengan
napas dalam
26. Melakukan nebulizer
27. Melakukan injeksi :
SC
IV
IM
28. Melakukan pemeriksaan gula darah
dengan GD stick
7 Mengevaluasi setiap tindakan yang Hari ke Evaluasi berdasarakan tujuan
dilakukan dan evaluasi proses 5-6 dan kriteria hasil yang telah
keperawatan secara keseluruhan ditetapkan

C. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


1. Struktur
- Mahasiswa membuat dan mengumpulkan rencana kegiatan mingguan pada hari
pertama praktek.
- Mahasiswa membuat dan mengumpulkan laporan pendahuluan sesuai kasus
yang diberikan pada hari pertama praktek.
2. Proses
- Mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada pasien kelolaan pada hari
pertama.
- Mahasiswa membaca SOP sebelum melakukan tindakan ke pasien.
- Mahasiswa meminta pembimbingan pada tindakan-tindakan yang membutuhkan
pengawasan.

3. Hasil
- Mahasiswa mampu membuat pengkajian keperawatan.
- Mahasiswa mampu membuat analisa data dan intervensi keperawatan.
- Mahasiswa mampu mengimplemantasikan rencana keperawatan yang telah
dibuat.
- Mahasiswa mengetahui obat-obatan pada pasien dengan Tumor Intra Abdomen
- Mahasiswa mampu membuat catatan perkembangan dan evaluasi pada pasien
dengan Tumor Intra Abdomen

Mengetahui Malang, 18 November 2019


Pembimbing Klinik R. 19 Mahasiswa

( ) Yurike Olivia Sella


NIM. 190070300111028
LAPORAN PENDAHULUAN
“TUMOR INTRA ABDOMEN”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Surgical
Ruang 19 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Oleh :
Yurike Olivia Sella
190070300111028
Kelompok 1A

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

TUMOR INTRA ABDOMEN

RUANG 19 RSUD dr SAIFUL ANWAR MALANG

Untuk memenuhi tugas Profesi Ners Departemen Surgikal

Ruang 19 RSSA Malang

Oleh :

Yurike Olivia Sella

190070300111028

Telah diperiksa dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

( ) ( )
TUMOR ABDOMEN

1. DEFINISI
a. Tumor adalah merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel
yang tumbuh terus menerus, tidak terbatas, tidak terorganisasi dengan
jaringan di sekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh (Sjamsuhidayat, 2010)
b. Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi
dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal,
sehingga sel tersebut berada dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya
(Corwin, 2009).

2. ETIOLOGI
Terdapat beberapa penyebab terjadinya tumor abdomen tergantung dari besarnya
penyimpangan dalam bentuk dan fungsi aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya
mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

menurut Corwin (2009) dan Grace & Borley (2006). diantaranya:

a. Karsinogen adalah zat-zat yang menyebabkan penyakit kanker. Zat-zat karsinogen


menyebabkan kanker dengan mengubah asam deoksiribonukleat (DNA) dalam sel-
sel tubuh, dan hal ini menganggu proses-proses biologis
b. Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang cenderung
mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesterone melindungi terjadinya
pertumbuhan sel yang berlebihan.
c. Gaya Hidup berkaitan dengan kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan
makan makanan yang kurang berserat.
d. Parasit Schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler
e. Genetik atau disebut juga faktor keturunan juga menjadi penyebab memiliki resiko
paling tinggi untuk menderita tumor.
f. Hipersensitivitas terhadap obat-obatan.
g. Faktor radiasi
Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar rontgen
dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa
menjangkau jarak yang sangat jauh

3. KLASIFIKASI
Klasifikasi tumor abdomen menurut Sjamsuhidayat (2010) terdiri dari:

1 Neuroblastoma
Neuroblastoma merupakan tumor lunak, padat yang berasal dari sel-sel crest neuralis yang
merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem saraf simpatis. Neuroblastoma dapat
timbul di tempat terdapatnya jaringan saraf simpatis. Tempat tumor primer yang umum adalah
abdomen, kelenjar adrenal atau ganglia paraspinal toraks, leher dan pelvis. Tumor ini paling
banyak berasal dari kelenjar adrenal dan gejala yang ditimbulkan merupakan akibat
dilepaskannya metabolit katekolamin secara berlebihan yaitu berupa hipertensi, kemerahan
(flushing), keringat yang berlebihan dan demam. Gejala akibat adanya neuroblastoma
meliputi benjolan-benjolan subkutis terutama di daerah kepala atau proptosis dan ekimosis
periorbita, merupakan gambaran penyakit yang lanjut atau metastasis.

Menurut Willie (2008) manifestasi klinis dari neuroblastoma berbeda tergantung


dari lokasi metastasenya:

a. Neuroblastoma retroperitoneal
Massa menekan organ dalam abdomen dapat timbul nyeri abdomen,
pemeriksaan menemukan masa abdominal yang konsistensinya keras dan
nodular, tidak bergerak, massa tidak nyeri dan sering melewati garis tengah.
Pasien stadium lanjut sering disertai asites, pelebaran vena dinding abdomen,
edema dinding abdomen.

b. Neurobalstoma mediastinal
Kebanyakan di paravertebral mediastinum posterior, lebih sering di mediastinum
superior daripada inferior. Pada awalnya tanpa gejala, namun bila massa besar
dapat menekan dan timbul batuk kering, infeksi saluran nafas, sulit menelan. Bila
penekanan terjadi pada radiks saraf spinal, dapat timbul parastesia dan nyeri
lengan.

c. Neuroblastoma leher
Mudah ditemukan, namun mudah disalahdiagnosis sebagai limfadenitis atau
limfoma maligna. Sering karena menekan ganglion servikotorakal hingga timbul
syndrome paralisis saraf simpatis leher(Syndrom horner), timbiul miosis
unilateral, blefaroptosis dan diskolorasi iris pada mata.

d. Neuroblastoma pelvis
Terletak di posterior kolon presakral, relative dini menekan organ sekitarnya
sehingga menimbulkan gejala sembelit sulit defekasi, dan retensi urin.

e. Neuroblastoma berbentuk barbell


yaitu neuroblastoma paravertebral melalui celah intervertebral ekstensi ke dalam
canalis vertebral di ekstradural. Gejala klinisnya berupa tulang belakang kaku
tegak, kelainan sensibilitas, nyeri. Dapat terjadi hipomiotonia ekstremitas bawah
bahkan paralisis.

2 Nefroblastoma (Tumor Wilms’)


Tumor Wilm’s ini terjadi pada parenchym renal. Penyebabnya tidak di ketahui secara
pasti,tetapi < 2 % terjadi karena faktor keturunan.Kebanyakan kasus terjadi secara
sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi
perkembangan sel-sel di ginjal. Dapat berhubungan dengan kelainan bawaan
tertentu,seperti :

a. Kelainan saluran kemih


b. Anridia ( tidak memiliki iris )
c. Hemyhipertrofi ( pembesaran separuh bagian tubuh)
Tumor tersebut tumbuh dengan cepat di lokasi yang dapat unilateral atau
bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar renal.
Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif
dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel
kumparan. Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,tetapi kemudian
di invasi oleh sel tumor.

Menurut NWTS (National Wilm’s Tumor Study ) setelah di lakukan tindakan


Nefroktomi,tingkat penyebaran di bagi menjadi 5 stadium dan rekuren:

Stadium Keterangan
Stadium I Tumor terbatas pada ginjal dan dapat di eksisi sempurna

Stadium II Tumor meluas keuar ginjal dan dapat di eksisi


sempurna,mungkin telah mengadakan penetrasi ke jaringan
lemak perirenal,limfonodi paraaorta atau ke vasa renalis

Stadium III Ada sisa sel tumor di abdomen yang mungkin berasal dari
biopsi atau ruptur yang terjadi sebelum atau selama operasi

Stadium IV Metastasis ke hematogen,paru-paru,hati,tulang,dan otak

Stadium V Tumor Bilateral. Rekuren = terjadi lagi kanker setelah di


terapi,dapat di tempat pertama kali terjadi atau di organ lain

Keluhan utama biasanya hanya benjolan di perut, hematuri karena invasi tumor
yang menembus sistem pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi
anafilaksis tubuh terhadap protein tumor.Gejala lain yang bisa muncul adalah :

a. Malaise (merasa tidak enak badan)


b. Anorexia
c. Anemia
d. Lethargi
e. Hemihypertrofi
f. Nafas pendek,dyspnea,batuk,nyeri dada (karena ada metastase)
3 Limfoma Abdomen
Limfoma abdomen dapat timbul dari kelenjar getah bening di hati, limpa dan usus. Apabila
timbul di hati atau limpa akan menyebabkan hepatomegali atau splenomegali atau keduanya.
Tetapi bila timbulnya di usus, maka massa tumor dapat menyebabkan obstruksi usus atau
sebagai leading point untuk terjadinya intususepsi. Gejala yang dapat timbul ialah nyeri
disertai pembengkakan perut dan perubahan kebiasaan buang air besar serta gejala
obstruksi usus serta mual dan muntah. Perdarahan saluran cerna jarang terjadi apalagi
perforasi usus.
4 Teratoma
Tumor yang berasal dari sel germinativum ini dapat timbul di mana–mana. Tumor yang
asalnya dari rongga abdomen hanya sekitar 1-2% dan biasanya letaknya retroperitoneal.
Kira-kira 29% teratoma berasal dari ovarium. Teratoma retroperitoneal harus dibedakan
dengan tumor Wilms, neuroblastoma atau rhabdomiosarkoma.
5 Rhabdomiosarkoma
Tumor ini berasal dari rongga pelvis, tetapi bila sudah besar dapat mendesak ke rongga
abdomen.Tumor ini dapat memberikan gejala hematuria, sekret berdarah ataupun obstruksi
saluran kemih.

4. MANIFESTASI KLINIS
Terdapat beberapa manifestasi akibat tumor di intra abdomen, diantaranya:

1) Nyeri Perut
a. Nyeri Viseral
Terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga perut.
Peritonium visceral yang menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem saraf
otonom dan tidak peka terhadap rabaan atau pemotongan. Akan tetapi bila
dilakukan regangan organ atau terjadi kontraksi yang berlebihan pada otot yang
menyebabkan iskhemia akan timbul nyeri. Pasien biasanya tidak dapat
menunjukkan secara tepat letak nyeri. Nyeri visceral disebut juga sebagai nyeri
sentral. Penderita memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan
organ embrional yang terlibat meliputi:
- Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut) menyebabkan nyeri di
ulu hati atau epgastrium.
- Saluran cerna yang berasal dari usus tengah (midgut) menyebabkan nyeri di
sekitar umbilikus.
- Bagian saluran cerna yang berasal dari usus belakang (hindgut)
menyebabkan nyeri di perut bagian bawah.

- Demikian juga nyeri dari buli-buli atau rektosigmoid.


Karena tidak disertai rangsang peritonium nyeri ini
tidak dipengaruhi gerakan sehingga penderita dapat
aktif bergerak. Persarafan sensorik organ perut:
Organ atau struktur Saraf Tingkat persarafan
Bagian tengah diafragma n. frenikus C3-5
Tepi diafragma, lambung, pankreas, Pleksus seliakus Th. 6-9
kandung empedu, usus halus
Apendiks, kolon proksimal, dan organ Pleksus mesenterikus Th. 10-11
panggul
Kolon distal, rektum, ginjal, ureter, dan n. splanknikus kaudal Th. 11-L1
testis
Buli-buli, rektosigmoid Pleksus hipogastrik S2-S3
b. Nyeri Somatik
Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh
saraf tepi, dan luka pada dinding perut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk atau
disayat, dan pasien dapat menunjukkan secara tepat letaknya dengan jari.
Rangsang yang menimbulkan nyeri ini berupa rabaan, tekanan, rangsang
kimiawi atau proses radang.
Gesekan antara visera yang meradang menimbulkan rangsang peritoneum
dan menyebabkan nyeri. Perdangannya sendiri maupun gesekan antar kedua
peritoneum menyebabkan perubahan intensitas nyeri. Gesekan inilah yang
menjelaskan nyeri kontralateral pada apendisitis akut.

Letak nyeri somatik :


Letak Organ

Abdomen kanan atas Kandung empedu, hati, duodenum,


pankreas, kolon, paru, miokard
Epigastrium Lambung, pankreas, duodenum, paru, kolon
Abdomen kiri atas Limpa, kolon, ginjal, pankreas, paru
Abdomen kanan bawah Apendiks, adneksa, sekum, ileum, ureter
Abdomen kiri bawah Kolon, adneksa, ureter
Suprapubik Buli-buli, uterus, usus halus
Periumbilikal Usus halus
Pinggang/punggung Pankreas, aorta, ginjal

2) Hiperplasia : Meningkatnya ukuran dari sel sehingga merubah ukuran dari organ.
3) Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
4) Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari
masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau
lunak.
5) Kadang tampak hipervaskularisasi disekitar tumor.
6) Biasa terjadi pengerutan dam mengalami retraksi.
7) Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe.
8) Konstipasi
9) Anoreksia, mual, muntah.
10) Penurunan berat badan
5. PATOFISIOLOGI
Terlampir

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Prosedur diagnostik yang biasa dilakuakan dalam mengevakuasi malignansi di intra
abdomen menurut Williams & Wilkins (2012) meliputi:

a. Marker tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang dibentuk oleh
tumor atau oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.
b. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan
gambatan berbagai struktur tubuh.
c. CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan
jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.
d. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan;
dapat, mencakup penggunaan bahan kontras.
e. Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima,
digunkan untuk mengkaji jarinagn yang dalam di dalam tubuh.
f. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran denagan memasukan suatu ke
dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy
jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
g. Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti
dengan pencitraan yang menkadi yempat berkumpulnya radioisotope.

7. PENATALAKSANAAN MEDIS
Terdapat beberapa penatalaksaan medis yang digunakan untuk meminimalisir perkembangan
tumor intraabdomen menurut Williams & Wilkins (2012), yaitu:

a. Pembedahan
Modalitas penanganan utama, proses pembedahan yang dilakukan berupa
laparotomy. Laparotomi adalah prosedur yang membuat irisan vertikal besar pada
dinding perut ke dalam rongga perut. Jenis laparotomy yang dilakukan biasanya
gasterektoni subtotal atau total,dan digunakan untuk baik pengobatan maupun
paliasi.

b. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh
harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah
pasien harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan
dengan tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.
 Laparatomi
Laparatomi adalah salah satu jenis operasi yang di lakukan pada daerah
abdomen. Operasi laparatomy di lakukan apabila terjadi masalah kesehatan yang
berat pada area abdomen, misalnya trauma abdomen. Perawatan post laparatomi
adalah bentuk pelayanan perawatan yang diberikan kepada pasien-pasien yang
telah menjalani operasi pembedahan perut.
Ada 4 cara, yaitu;
1. Midline incision
2. Paramedian, yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah (± 2,5 cm), panjang (12,5
cm).
3. Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas, misalnya
pembedahan colesistotomy dan splenektomy.
4. Transverse lower abdomen incision, yaitu; insisi melintang di bagian
bawah ± 4 cm di atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada operasi
appendictomy.
Indikasi
a. Trauma abdomen (tumpul atau tajam)
b. Peritonitis
c. Perdarahan saluran pencernaan.
d. Sumbatan pada usus halus dan usus besar.
e. Masa pada abdomen
Komplikasi
1. Ventilasi paru tidak adekuat
2. Gangguan kardiovaskuler : hipertensi, aritmia jantung.
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Gangguan rasa nyaman dan kecelakaan
c. Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan
tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor. Bentuk energy
yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam
spektrum elektromagnetik.
d. Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor,
untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi
radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi
pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.
e. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatankeempat untuk kanker dengan
menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal,
vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin

8. KOMPLIKASI
Terdapat beberapa komplikasi yang berkaitan dengan tindakan menurut Sujono (2011),
yaitu:
a. Stitch Abscess : Biasanya muncul pada hari ke-10 pasca operasi atau bisa juga sebelumnya,
sebelum jahitan insisi tersebut diangkat. Abses ini dapat superfisial atau lebih dalam. Jika
dalam ia dapat berupa massa yang teraba dibawah luka, dan terasa nyeri jika diraba.
b. Infeksi Luka Operasi : Biasanya jahitan akan terkubur didalam kulit sebagai hasil dari edema
dan proses inflamasi sekitarnya. Infeksi luka sering muncul pada 36-46 jam pasca operasi.
Penyebabnya dapat berupa Staphylococcus aureus, E. Colli, Streptococcus faecalis,
Bacteroides. Pasien biasanya akan mengalami demam, sakit kepala, anorexia dan malaise.
c. Gas Gangrene : Biasanya berupa rasa nyeri yang sangat pada luka operasi, biasanya 12-72
jam pasca operasi, peningkatan temperature (39-41°C), takikardia, dan syok yang berat.
d. Hematoma : Kejadian ini kira-kira 2% dari komplikasi operasi. Keadaan ini biasanya hilang
dengan sendirinya.
e. Keloid Scar : Penyebab dari keadaan ini hingga kini tidak diketahui, hanya memang sebagian
orang mempunyai kecenderungan untuk mengalami hal ini lebih dari orang lain.
f. Abdominal Wound Disruption and Evisceration : Disrupsi ini dapat partial ataupun total.
Insidensinya sendiri bervariasi antara 0% sampai 3% dan biasanya lebih umum terjadi pada
pasien lebih dari 60 tahun. Jika dilihat dari jenis kelamin, perbandingan laki-laki dan
perempuan adalah 4: 1.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Data dasar pengkajian klien :
1. Aktivitas istirahat
Gelaja : Kelemahan dan keletihan
2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada, perubahan pada TD
3. Integritas ego
Gejala : Alopesia, lesi cacat pembedahan
Tanda : Menyangkal, menarik diri dan marah
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feces, nyeri
pada defekasi. perubahan eliminasi urinarius misalnya nyeri atau
rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
5. Makanan/cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan
iiiipengawet), anoreksisa, mual/muntah, perubahan pada berat badan;
iiiiberkuranganya massa otot.
Tanda : Perubahan pada kelembapan/tugor kulit, edema.
6. Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Ketidaknyamanan ringan sampai berat (dihubungkan dengan proses
iipenyakit)
8. Pernafasan
Gejala : Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang
iiimerokok)
9. Seksualitas
Gejala : Masalah seksualitas misalnya dampak pada hubungan perubahan
iiipada tingkat kepuasan.
10. Interaksi social
Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre operasi

a. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.


b. Nyeri (akut) b/d proses penyakit
c. Resiko tinggi terhadap diare b.d mekanisme koping yang tidak adekuat atau stress
d. Kurang pengetahuan mengenai prognisis dan kebutuhan pengobatan.

Post operasi

a. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan


pembedahan.
b. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.
d. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
e. Kerusakan intregitas kulit/jaringan berhubungan dengan insisi bedah.

C. RENCANA KEPERAWATAN
Pre operasi
1. Ansietas/cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam rasa kecemasan klien berkurang

Kriteria hasil :

a. Berkurangnya rasa takut


b. Tampak rileks
Intervensi Rasional

a. Kaji penyebab dari kecemasan klien. a. Mempermudah perawat melakukan


intervensi yang tepat.
b. Memberikan kesempatan untuk
b. Dorong klien untuk mengungkapkan memeriksa takut realistis serta
pikiran dan perasaan. kesalahan konsep tentang diagnosis.
c. Membantu klien untuk merasa diterima
pada adanya kondisi tanpa perasaan
c. Berikan lingkungan terbuka dimana klien dihakimi dan meningkatkan rasa
merasa aman untuk mendiskusikan terhormat.
d. Memberikan keyakinan bahwa klien
perasaannya.
tidak sendiri atau ditolak.
e. Dukungan dan konseling sesering
diperlukan untuk memungkinkan
d. Pertahankan kontak sesering mungkin
individu mengenal dan menghadapi
dengan klien.
e. Bantu klien/keluarga dalam mengenali rasa takut.
dan mengklasifikasikan rasa takut untuk
memulai mengembangkan strategi
koping.

2. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam rasa kecemasan klien berkurang
Hasil yang diharapkan :
a. Melaporkan nyeri yang dirasakan menurun atau menghilang
b. Ekspresi wajah tampak rileks
Intervensi Rasional

a. Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi, a. Informasi memberikan data dasar


durasi dan skala untuk mengevaluasi kebutuhan /
b. Berikan tindakan kenyaman dasar
keefektifan intervensi.
misal: massage punggung dan aktivitas b. Dapat meningkatkan relaksasi
c. Memungkinkan klien untuk
hiburan misalnya music.
c. Dorong penggunaan keterampilan berpartisipasi secara aktif dalam
manajement nyeri misalnya relaksasi meningkatkan rasa control.
d. Analgetik dapat menghambat stimulus
napas dalam.
d. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai nyeri.
indikasi

3. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat mengungkapkan informasi
akurat tentang diagnose dan aturan pengobatan

Intervensi Rasional

a. Review pengertian klien dan a. Menghindari adanya duplikasi dan


keluarga tentang diagnosa, pengulangan terhadap pengetahuan
pengobatan dan akibatnya. klien.
b. Tentukan persepsi klien tentang b. Memungkinkan dilakukan
penyakit dan pengobatannya, pembenaran terhadap kesalahan
ceritakan pada klien tentang persepsi dan konsepsi serta
pengalaman klien lain yang kesalahan pengertian.
menderita penyakit yang sama
c. Beri informasi yang akurat dan
c. Membantu klien dalam memahami
faktual. Jawab pertanyaan secara
proses penyakit.
spesifik, hindarkan informasi yang
d. Membantu klien dan keluarga dalam
tidak diperlukan.
membuat keputusan pengobatan.
d. Berikan bimbingan kepada
e. Mengetahui sampai sejauhmana
klien/keluarga sebelum mengikuti
pemahaman klien dan keluarga
prosedur pengobatan, therapy yang
mengenai penyakit klien.
lama, komplikasi. Jujurlah pada
f. Meningkatkan pengetahuan klien
klien. dan keluarga mengenai nutrisi yang
e. Anjurkan klien untuk memberikan adekuat.
umpan balik verbal dan g. Mengkaji perkembangan proses-
mengkoreksi miskonsepsi tentang proses penyembuhan dan tanda-
penyakitnya. tanda infeksi serta masalah dengan
f. Review klien /keluarga tentang kesehatan mulut yang dapat
pentingnya status nutrisi yang mempengaruhi intake makanan dan
optimalAnjurkan klien untuk minuman.
mengkaji membran mukosa
mulutnya secara rutin, perhatikan
adanya eritema, ulcerasi.
g. Anjurkan klien memelihara
kebersihan kulit dan rambut.

Post operasi

1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan


pembedahan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam voume cairan seimbang.
Kriteria hasil :
Membrane mukosa lembab, turgor kulit dan pengisian kapiler baik tanda vital stabil dan
haluaran urien adekuat.

Intervensi Rasional

a. Monitor intake dan output termasuk a. Pemasukan oral yang tidak adekuat
keluaran yang tidak normal seperti dapat menyebabkan hipovolemia.
emesis, diare, drainase luka. Hitung b. Dengan memonitor berat badan
keseimbangan selama 24 jam. dapat diketahui bila ada
b. Timbang berat badan jika ketidakseimbangan cairan.
diperlukan. c. Tanda-tanda hipovolemia segera
c. Monitor vital signs. Evaluasi pulse diketahui dengan adanya takikardi,
peripheral, capilarry refil. hipotensi dan suhu tubuh yang
d. Kaji turgor kulit dan keadaan meningkat berhubungan dengan
membran mukosa. Catat keadaan dehidrasi.
kehausan pada klien. d. Dengan mengetahui tanda-tanda
e. Anjurkan intake cairan samapi 3000 dehidrasi dapat mencegah
ml per hari sesuai kebutuhan terjadinya hipovolemia.
individu. e. Memenuhi kebutuhan cairan yang
f. Observasi kemungkinan perdarahan kurang.
seperti perlukaan pada membran f. Segera diketahui adanya perubahan
mukosa, luka bedah, adanya keseimbangan volume cairan.
ekimosis dan pethekie. g. Mencegah terjadinya perdarahan.
g. Hindarkan trauma dan tekanan yang
berlebihan pada luka bedah.

Kolaboratif

a. Berikan cairan IV bila diperlukan. a. Memenuhi kebutuhan cairan yang


b. Berikan therapy antiemetik. kurang.
c. Monitor hasil laboratorium : Hb, b. Mencegah/menghilangkan mual
elektrolit, albumin muntah.
c. Mengetahui perubahan yang terjadi.

2. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.


Tujuan : Nyeri dapat berkurang

Kriteria : Klien mengungkapkan nyeri berkurang dan ekspres wajah normal.

Intervensi Rasional
a. Kaji nyeri meliputi lokasi, tempat, faktor Mengevaluasi kebutuhan/ keefektifan
pencetus, durasi, dan kualitas. intervensi.Bermanfaat dalam mengevaluasi
nyeri, menentukan pilihan intervensi,
b. Observasi isyarat ketidaknyamanan non menentukan efektivitas terapi
Membantu untuk memfokuskan kembali
verbal.
perhatian dan membantu pasien untuk
c. Ajarkan penggunaan teknik non
Mengatasi nyeri/rasa tidak nyaman secara
farmakologis: teknik relaksasi napas
lebih efektif.
dalam selama aktivitas yang menyakitkan
dan sebelum nyeri meningkat.
d. Berikan informasi tentang nyeri, seperti Memberikan kesempatan untuk pemberian
penyebab nyeri, seberapa lama akan analgesik sesuai waktu (membantu dalam
berlangsung, dan antisipasi meningkatkan kemampuan koping pasien
ketidaknyamanan. dan dapat menurunkan ansietas).
e. Kolaborasi pemberian analgesik. Efek analgetik yaitu memblok stimulus nyeri
disistem saraf pusat.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.


Tujuan : Resiko infeksi tidak terjadi.

Kriteria: Luka sembuh dengan baik, verband tidak basah dan tidak ada tanda-tanda
infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor).
Intervensi Rasional

a. Cuci tangan sebelum melakukan a. Mencegah terjadinya infeksi silang.


tindakan. Pengunjung juga dianjurkan b. Menurunkan/mengurangi adanya
melakukan hal yang sama organisme hidup
b. Jaga personal hygine klien dengan c. Peningkatan suhu merupakan
baik. tanda terjadinya infeksi
c. Monitor temperatur d. Mencegah/mengurangi terjadinya
d. Kaji semua sistem untuk melihat resiko infeksi
tanda-tanda infeksi e. Mencegah terjadinya infeksi
e. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan f. Segera dapat diketahui apabila
jaga aseptik prosedur terjadi infeksi.
Kolaboratif g. Adanya indikasi yang jelas
sehingga antibiotik yang diberikan
f. Monitor CBC, WBC, granulosit,
dapat mengatasi organisme
platelets.
penyebab infeksi.
g. Berikan antibiotik bila diindikasikan.

4. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.


Tujuan :Nutrisi klien dapat terpenuhi.
Kriteria: Klien mengungkapkan nafsu makan baik, badan tidak lemah, dan HB
normal.

Intervensi Rasional

a. Monitor intake makanan setiap hari, a. Memberikan informasi tentang


apakah klien makan sesuai dengan status gizi klien.
kebutuhannya. b. Memberikan informasi tentang
b. Timbang dan ukur berat badan, penambahan dan penurunan berat
ukuran triceps serta amati badan klien.
penurunan berat badan. c. Menunjukkan keadaan gizi klien
c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang sangat buruk.
lambat dan pembesaran kelenjar d. Kalori merupakan sumber energi.
parotis. e. Mencegah mual muntah, distensi
d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi berlebihan, dispepsia yang
makanan tinggi kalori dengan intake menyebabkan penurunan nafsu
cairan yang adekuat. Anjurkan pula makan serta mengurangi stimulus
makanan kecil untuk klien. berbahaya yang dapat
e. Kontrol faktor lingkungan seperti meningkatkan ansietas.
bau busuk atau bising. Hindarkan f. Agar klien merasa seperti berada
makanan yang terlalu manis, dirumah sendiri.
berlemak dan pedas. g. Untuk menimbulkan perasaan ingin
f. Ciptakan suasana makan yang makan/membangkitkan selera
menyenangkan misalnya makan makan.
bersama teman atau keluarga. h. Agar dapat diatasi secara bersama-
g. Anjurkan tehnik relaksasi, sama (dengan ahli gizi, perawat dan
visualisasi, latihan moderate klien).
sebelum makan. i. Untuk mengetahui/menegakkan
h. Anjurkan komunikasi terbuka terjadinya gangguan nutrisi sebagi
tentang problem anoreksia yang akibat perjalanan penyakit,
dialami klien. pengobatan dan perawatan
Kolaboratif terhadap klien.
j. Membantu menghilangkan gejala
i. Amati studi laboraturium seperti
penyakit, efek samping dan
total limposit, serum transferin dan
meningkatkan status kesehatan
albumin
klien.
j. Berikan pengobatan sesuai indikasi
k. Mempermudah intake makanan dan
Phenotiazine, antidopaminergic,
minuman dengan hasil yang
corticosteroids, vitamins khususnya
maksimal dan tepat sesuai
A,D,E dan B6, antacida
kebutuhan.
k. Pasang pipa nasogastrik untuk
memberikan makanan secara
enteral, imbangi dengan infus.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta:


Aditya Media

Elizabet J. Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC:Jakarta

Grace, Pierce A & Borley Neil R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Surabaya: Erlangga

Hidayat, A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta

Sjamsuhidajat & de jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC

Sujono Riyadi, S. M. 2011. Buku Keperawatan Medikal Bedah.Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Smelster Suzanne, C 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2. EGC.:

Williams & Wilkins. 2012. Kapita Selekta Penyakit. Jakarta: EGC


ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN TUMOR INTRA ABDOMEN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Surgical
Ruang 19 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Oleh :
Yurike Olivia Sella
190070300111028
Kelompok 1A

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Yurike Olivia Sella Tempat Praktik : R. 19 RSSA


NIM : 190070300111028 Tgl. Praktik : 17 - 22 Nov 2019

A. Identitas Klien
Nama : Tn.S .............................. No. RM : 11461653
Usia : 69 tahun Tgl. Masuk : 06 - 11 - 2019 (17.26)
Jenis kelamin : Laki Laki........................... Tgl. Pengkajian : 18 - 11 - 2019
Alamat : KP. Gudang, Situbondo.... Sumber informasi : Pasien dan keluarga
No. telepon : -........................................ Nama klg. Dekat yg bisa dihubungi: Ny. S
Status pernikahan : Kawin............................... Status : Istri
Agama : Islam................................. Alamat : KP. Gudang, Situbondo
Suku : Madura............................. No. telepon : 085289508841
Pendidikan : SD.................................... Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta............................. Pekerjaan : Ibu rumah tangga

B. Status Kesehatan Saat Ini


1. Keluhan utama : Nyeri
P : Apabila terkena tekanan dan terlalu banyak bergerak
Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Pada perut bagian kiri
S : Nyeri berat dengan skala 8
T : Hilang timbul
2. Lama keluhan : 2 bulan dan memberat 3 hari terakhir
3. Faktor pencetus : Tumor Intra Abdomen
4. Faktor pemberat : Apabila terkena tekanan dan terlalu banyak bergerak
5. Upaya yg. Telah dilakukan : Pasien mengkompres dengan air hangat dan pada saat pasien sudah
tidak kuat menahan rasa sakitnya lagi, keluarga langsung membawa pasien ke RS Elizabeth
Situbondo untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut
6. Diagnosa medis :
a. Tumor Intra Abdomen Susp Gist..................................................... Tanggal 06 November 2019

A. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Tn. S adalah pasien rujukan dari RS Elizabeth Situbondo. Pasien datang dengan
keluhan nyeri pada perut bagian kiri sejak 2 bulan yang lalu dan memberat 3 hari terakhir. Di
RS. Elizabeth, pasien mendapatkan terapi Inf. Aminofluid, Inj. Omeprazole 1 x 40 mg dan
Ketorolac 2 x 30 mg, serta sudah dilakukan pemeriksaan berupa USG Abdomen. Pasien dirujuk
karena membutuhkan tindakan bedah dygestive dan perawatan lebih lanjut di RSSA Malang.
Sesampainya di RSSA, didapatkan GCS pasien E4V5M6, TD 157/93 mmHg, Nadi 89 x/menit,
RR 20 x/menit, Suhu 36,5oC, SpO2 93%. Setelah dilakukan pengkajian lebih lanjut, diketahui
bahwa terdapat benjolan pada perut pasien bagian kiri. Benjolan sudah timbul sejak 2 tahun
yang lalu dan semakin lama semakin membesar, hingga 2 bulan terakhir ini pasien merasakan
nyeri pada area perut semakin hebat. Sejak benjolan timbul, pasien tidak pernah memeriksakan
kondisi ataupun berobat ke dokter dan hanya mengkompres benjolan tersebut dengan air
hangat.
Saat ini pasien dalam keadaan KU cukup dengan TD 135/90 mmHg, Nadi 85 x/menit,
RR 20 x/menit, Suhu 36,5oC. Pasien direncanakan untuk dilakukan pro laparotomy biopsy, akan
tetapi masih belum bisa menjalankan operasi tersebut karena kadar hemoglobin dan hematokrit
pasien masih belum menunjukkan hasil yang baik sehingga belum memungkinkan untuk
dilakukan operasi. Apabila kadar Hb dan Hct berada di rentang normal setelah dilakukan
transfusi PRC, maka pasien akan segera dilakukan tindakan pembedahan tersebut. Pada saat
dilakukan pengkajian, didapatkan bahwa pasien terlihat gelisah, mengatakan takut apabila akan
dilakukan operasi dan selalu bertanya kapan akan dilakukan operasi serta apakah pasien akan
baik baik saja pada saat dilakukan operasi. Pasien juga mengatakan bahwa pada saat malam
hari pasien susah tidur dan sering terbangun, terutama jika nyeri yang dialaminya sedang
kambuh.

B. Riwayat Kesehatan Terdahulu


1. Penyakit yg pernah dialami:
a. Kecelakaan (jenis&waktu) : Tidak pernah
b. Operasi (jenis&waktu) : Tidak pernah
c. Penyakit:
 Kronis : Tumor Intra Abdomen Susp Gist...........................................................
 Akut : Tidak ada
d. Terakhir masuk RS : Tidak pernah.........................................................................................
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : Telur
3. Imunisasi:
(√) BCG (√) Hepatitis (√) DPT
(√) Polio (√) Campak
4. Kebiasaan:

Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya


3 kali sehari 3-5 batang/hari Sejak umur 15 tahun
Merokok .................................. ........................................ ........................................
2 kali sehari 2 gelas/hari Sejak umur 25 tahun
Kopi .................................. ........................................ ........................................
- - -
Alkohol .................................. ........................................ ........................................

5. Obat-obatan yg digunakan:

Jenis Lamanya Dosis


- - -
.................................................... .............................................. .................................................

C. Riwayat Keluarga

Ibu dan nenek Tn. S meninggal karena tumor

GENOGRAM
Keterangan :

Laki-laki

Tn.S Perempuan
69 thn
Tinggal dalam
satu rumah

Meninggal

D. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan/Sekolah
Bersih Bersih
 Kebersihan ....................................................... .......................................................
Tidak ada
Tidak ada
 Bahaya kecelakaan ....................................................... .......................................................
Tidak ada Tidak ada
 Polusi ....................................................... .......................................................
Baik Baik
 Ventilasi ....................................................... .......................................................
Cukup Cukup
 Pencahayaan ....................................................... .......................................................

E. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
0 0
 Makan/minum .................................................... ....................................................
0 0
 Mandi .................................................... ....................................................
0 0
 Berpakaian/berdandan .................................................... ....................................................
0 1 (terpasang kateter)
 Toileting .................................................... ....................................................
0 0
 Mobilitas di tempat tidur .................................................... ....................................................
0 0
 Berpindah .................................................... ..................................................s
0 0
 Berjalan .................................................... ....................................................
0 0
 Naik tangga .................................................... ....................................................

PemberianSkor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain lebih dari 1 orang, 4 = tidak
mampu

F. Pola Nutrisi Metabolik


Rumah Rumah Sakit
Segala jenis makanan Diet Bebas Oral
 Jenis diit/makanan (Alergi II)
.............................................. .................................................
3 kali sehari 3 kali sehari
 Frekuensi/pola .............................................. .................................................
Porsi sedang 1 porsi
 Porsi yg dihabiskan .............................................. .................................................
Nasi, protein, sayur Nasi, sayur, protein, buah
 Komposisi menu ..............................................
Tidak ada pantangan .................................................
Tidak ada pantangan
 Pantangan .............................................. .................................................
Baik Baik
 Napsu makan .............................................. .................................................
Tetap Tetap
 Fluktuasi BB 6 bln. terakhir .............................................. .................................................
Air putih Air putih
 Jenis minuman .............................................. .................................................
5 x 200 cc 6-7 x 200 cc
 Frekuensi/pola minum .............................................. .................................................
5 gelas/hari 6-7 gelas/hari
 Gelas yg dihabiskan .............................................. .................................................
Tidak Tidak
 Sukar menelan (padat/cair) .............................................. .................................................
Tidak Tidak
 Pemakaian gigi palsu (area) .............................................. .................................................
Tidak ada Tidak ada
 Riw. Masalah penyembuhan luka .............................................. .................................................

G. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit
 BAB:
1 atau 2 kali sehari 1 atau 2 hari sekali
- Frekuensi/pola .................................................... .................................................
Padat Padat
- Konsistensi .................................................... .................................................
Coklat dan bau khas Coklat dan bau khas
- Warna & bau .................................................... .................................................
Tidak ada Tidak ada
- Kesulitan .................................................... .................................................
Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi .................................................... .................................................

 BAK: Pasien terpasang kateter


±5 kali sehari
- Frekuensi/pola .................................................... .................................................
Cair Cair
- Konsistensi .................................................... .................................................
Kuning dan bau khas Kuning dan bau khas
- Warna&bau .................................................... .................................................
Tidak ada Tidak ada
- Kesulitan .................................................... .................................................
Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi .................................................... .................................................

Balance Cairan/7 jam


INPUT
1. Infus : = 430 cc TOTAL INPUT : 1000 cc
2. Injeksi
- Omz = 10 cc
- Santagesik = 10 cc
3. Air metabolisme= 300 cc
4. Air Minum = 250 cc

OUTPUT
1. Urine = 600 cc
TOTAL OUTPUT : 862 cc
2. IWL = 262 cc
Maka, balance cairan per 7 jam pada pasien ini yaitu +138 cc

H. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
- 2 jam
 Tidur siang: Lamanya .............................................. ....................................................
- 12.00-14.00
- Jam …s/d… ............................................. ..................................................
- Kurang nyaman
- Kenyamanan stlh.tidur ............................................. ..................................................
8 jam 7 jam
 Tidur malam: Lamanya .............................................. ....................................................
21.00 – 05.00 22.00 - 05.00
- Jam …s/d… ............................................. ..................................................
Nyaman Kurang nyaman
- Kenyamanan stlh. tidur ............................................. ..................................................
Tidak ada Tidak ada
- Kebiasaan sblm. tidur ............................................. ..................................................
Tidak ada Sulit tidur apabila nyeri kambuh
- Kesulitan ............................................. ..................................................
- Teknik relaksasi
- Upaya mengatasi ............................................. ..................................................

I. Pola Kebersihan Diri


Rumah Rumah Sakit
2 kali sehari 1 kali sehari
 Mandi: Frekuensi ................................................. .................................................
Ya Ya
- Penggunaan sabun ................................................ ................................................
1 kali sehari 2 hari sekali
 Keramas: Frekuensi ................................................. .................................................
Ya Ya
- Penggunaan shampoo ................................................ ................................................
2 kali sehari 1 kali sehari
 Gosok gigi: Frekuensi ................................................. .................................................
Ya Ya
- Penggunaan odol ................................................ ................................................
2 kali sehari 1 kali sehari
 Ganti baju: Frekuensi ................................................. .................................................
1 minggu sekali Belum potong kuku
 Memotong kuku: Frekuensi ................................................. .................................................
Tidak ada Tidak ada
 Kesulitan ................................................. .................................................
- -
 Upaya yg dilakukan

J. Pola Toleransi – Koping Stres


1. Pengambilan keputusan: (√) sendiri ( ) dibantu orang lain, sebutkan…..
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll):
Tidak ada………………………………………………………………………………………………
3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah : Bercerita kepada istri dan apabila
menemui sebuah masalah segera menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan
4. Harapan setelah menjalani perawatan : Pasien mengatakan ingin rasa sakit yang dialaminya tidak
timbul lagi setelah dilakukan perawatan atau tindakan operatif
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit : Pasien mudah lelah serta sering terbangun pada saat tidur

K. Konsep Diri
1. Gambaran diri : Pasien merasa dirinya mudah lelah sehingga produktifitas pasien menjadi
menurun semenjak sakit
2. Ideal diri : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulih sehingga bisa segera pulang
3. Harga diri : Pasien sudah mulai menerima dengan penyakit yang dideritanya saat ini
4. Peran : Pasien merasa bahwa peran dirinya sebagai kepala keluarga yang menafkahi istri menjadi
berkurang karena tidak bisa bekerja secara maksimal akibat penyakit yang dialaminya (nyeri
sering timbul)
5. Identitas diri : Pasien merasa pasrah, selalu berserah diri dan bersyukur dengan apa yang terjadi
pada dirinya

L. Pola Peran & Hubungan


1. Peran dalam keluarga : Sebagai kepala keluarga
2. Sistem pendukung : Istri dan anak
3. Kesulitan dalam keluarga: ( ) Hub. dengan orang tua ( ) Hub.dengan pasangan
( ) Hub. dengan sanak saudara ( ) Hub.dengan anak

( ) Tidak ada

4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS : Tidak ada


5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi : Tidak ada

M. Pola Komunikasi

1. Bicara: ( ) Normal ( )Bahasa utama: Indonesia

( ) Tidak jelas ( )Bahasa daerah: Jawa dan Madura

( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian:............................

( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain( ) Afek: Sadar

2. Tempat tinggal: ( ) Sendiri

( ) Kos/asrama
( ) Bersama orang lain, yaitu:.........................................................................
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut : Jawa
b. Pantangan & agama yg dianut : Tidak ada pantangan, agama Islam

c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta – 1.5 juta


( ) Rp. 250.000 – 500.000 ( ) Rp. 1.5 juta – 2 juta
( ) Rp. 500.000 – 1 juta ( ) > 2 juta

N. Pola Seksualitas

1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( ) tidak ada ( ) ada

2. Upaya yang dilakukan pasangan:

( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti, ............................................................

O. Pola Nilai & Kepercayaan


1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak
2. Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): Sholat berjamaah di
masjid
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS: Sholat berjamaah di masjid
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya : Ingin segera pulih agar bisa
menjalankan ibadah seperti sebagaimana mestinya

P. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: Cukup
 GCS : E4 V5 M6
 Tanda-tanda vital: - Tekanan darah : 135/90 mmHg - Suhu : 36,5 oC
- Nadi : 85 x/menit - RR : 20 x/menit
 Tinggi badan: 165 cm........................... IMT : 21 (Status : Normal)
 Berat Badan : 60 kg .................................... BBI..........................................
2. Kepala & Leher
a. Kepala:
Bentuk kepala simetris, tidak terdapat benjolan, tidak ada nyeri tekan, A/I/C/D : -/-/-/-, rambut sudah
terdapat uban
b. Mata:
Pupil mata 3mm/3mm, pupil bulat dan isokor, reflek cahaya +/+, konjungtiva un anemis, sklera
unikterik, tidak terdapat benjolan maupun hematoma, penglihatan normal
c. Hidung:
Bentuk simetris, tidak terdapat benjolan, tidak ada nyeri tekan dan tidak terdapat perdarahan,
penciuman normal
d. Mulut & tenggorokan:
Bibir tidak sumbing, tidak ada lesi, tidak bengkak, tidak terdapat stomatitis, warna lidah
merah muda
e. Telinga:
Bentuk simetris, warna sama dengan anggota tubuh yang lain, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan,
tidak terdapat nyeri pada telinga, indra pendengaran normal
f. Leher:
Bentuk simetris, warna kulit bagian leher sama dengan anggota tubuh yang lain, tidak ada lesi,
tidak ada pembesaran vena jugularis dan tidak terdapat benjolan.
3. Thorak& Dada:
 Jantung
- Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat massa tambahan atau benjolan
Nadi : 85 x/menit
- Perkusi : Dulness, batas jantung normal dimana batasnya yaitu:
 Kanan atas : Intercostae II Linea para sternalis dextra
 Kanan bawah : Inercostae IV Linea para sternalis dextra
 Kiri atas : Intercostae II Linea para sternalis sinistra
 Kiri bawah : Inercostae IV Linea Medio clavicularis sinistra
- Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
 Paru
- Inspeksi : Tidak terdapat retraksi dinding dada, RR : 20x/menit..............................................
- Palpasi : Fremitus vocal dan raba normal
- Perkusi : Suara sonor.............................................................................................................
- Auskultasi: Suara paru vesikuler
Wh : - - Rh : - -

- - - -

- - - -

4. Payudara & Ketiak


Warna kulit sama dengan warna kulit anggota tubuh lainnya, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
atau massa
5. Punggung & Tulang Belakang
Tidak terdapat benjolan atau massa
6. Abdomen
 Inspeksi : Perut distended (+), terdapat benjolan pada perut bagian kiri
 Palpasi : Terdapat nyeri tekan dan teraba keras pada perut bagian kiri
 Perkusi : Suara tymphani
 Auskultasi : Bising usus 8 kali/menit
7. Genetalia & Anus
 Tidak ada lesi ataupun benjolan, pasien terpasang kateter
8. Ekstermitas
 Atas : Akral hangat, warna kulit sawo matang, terpasang IV line pada tangan kiri
 Bawah : Akral hangat, warna kulit sawo matang
Kekuatan otot : ................................Edema
5 5 - -

5 5 - -

Sistem Neuorologi
-GCS : E4 V5 M6, reflex pupil +/+
-Saraf kranial I (N. Olvaktorius) : Penciuman normal
-Saraf kranial II (N. Optikus) : + I + pupil 3mm I 3 mm, klien dapat bereaksi
iiterhadap cahaya
-Saraf kranial III, IV, VI (N. Okulomotoris, Troklear dan Abdusen) : ukuran pupil 3 mm l 3 mm
-Saraf kranial V (N. Trigeminus) : Klien dapat membuka mulut
- Saraf kranial VII (N. Fasialis) : Wajah simetris, tidak perot
-Saraf kranial VIII (N. Vestibulokoklear) : Klien dapat mendengarkan suara, dan mengikuti
iiperintah suara
-Saraf kranial IX dan X (N. Glosovaringeus dan Vagus) : Tidak ada kesulitan untuk menelan
-Saraf kranial XI(N. Asesoris) : Kedua bahu dapat bergerak bersamaan
-Saraf kranial XII (N. Hipoglosus) : Lidah bergerak secara normal
9. Kulit & Kuku
 Kulit : Kulit bersih, tidak ada lesi, kulit lembab, turgor kulit kembali dalam waktu <2 detik
 Kuku : Kuku pendek, kotor, CRT <2 detik

Q. Hasil Pemeriksaan Penunjang


PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL INTERPRETASI
ANALISA GAS DARAH 13 November 2019
pH 7,33 7,35-7,45 ↓
pCO2 38,1 mmHg 35-45 mmHg N
pO2 76 mmHg 80-100 mmHg ↓
HCO3 20 mmol/L 21-28 mmol/L ↓
Kelebihan Basa -6,2 mmol/L (-3)-(+3) mmol/L ↓
Saturasi O2 94 % > 95 ↓
HEMATOLOGI 13 November 2019
Hb 10,9 g/dl 11,4-15,1 g/dL ↓
RBC/ Eritrosit 4,39 106/uL 4,0-5,0 106/uL N
WBC/ Leukosit 4,41 106/uL 4,7-11,3 106/uL ↓
Hematokrit 32,8 % 38-42 % ↓
PLT 212 103/uL 142-424 103/uL N
MCV 74,7 fL 80-93 fL ↓
MCH 24,8 pg 27-31 pg ↓
MCHC 33,2 g/dl 32-36 g/dL N
RDW 14,3 % 11,5-14,5 % N
PDW 10,9 fL 9-13 fL N
MPV 9,9 fL 7,2-11,1 fL N
P-LCR 24,1 % 15,0-25,0 % N
PCT 0,21 % 0,150-0,400 % N
NRBC Absolute 0,00 103/uL
NRBC Percent 0,0 %
Hitung Jenis
 Eosinofil 9,8 % 0-4 % ↑
 Basofil 0,2 % 0-1 % N
 Neutrofil 58,7 % 51-67 % N
 Limfosit 22,9 % 25-33 % ↓
 Monosit 8,4 % 2-5 % ↑
Kimia Klinik 13 November 2019
Natrium 138 mmol/L 136 – 145 mmol/L N

Kalium 3,59 mmol/L 3,5 – 5 mmol/L N


Klorida 108 mmol/L 98 – 106 mmol/L ↑

Imunoserologi 10 November 2019


Penanda Tumor <5 ng/mL
67,49 ng/mL ↑
CEA
USG 10 November 2019
Ukuran ±13 cm, permukaan regular,
echoparenchym homogen, sudut tajam.
Hepar
Sistem portal/vaskuler/billier tidak melebar.
Tidak tampak nodul/kista
Ukuran normal, dinding regular tidak
Vesica Felea
menebal, tidak tampak batu.sludge
Pankreas Sulit dievaluasi
Ukuran normal, terdesak ke cranial,
Lien permukaan regular, echoparenchym
homogen, vena linalis tidak melebar
Ukuran ±10,6 x 3,9 cm, terdesak ke posterior,
echo cortex tidak meningkat, sistem
pelviocalyceal tidak melebar, tampak lesi
Ren D
kistik anechoic multiple pada pole tengah
bawah ren kanan dengan ukuran terbesar
±1,8 cm pada pole tengah
Ren S Tidak tampak struktur ren kiri normal
VU Terisi urin, permukaan regular, tidak tampak
batu/massa
Prostat Ukuran normal, tidak tampak lesi patologis
Tampak massa solid heterogen mengisi hemiabdomen kiri hingga midline dan
hemiabdomen kanan, ukuran >20x15 cm. Massa mendesak lien ke sisi cranial, VU ke sisi
inferior
Kesimpulan  Massa solid heterogen hemiabdomen kiri
karakter malignan suspek Renal Cell
carcinoma
 Kista multiple renal kanan
 Tidak tampak nodul metastasis pada hepar
R. Terapi
- IVFD NS 1500cc/24 jam
- Santagesik 3 x 1 gr
Santagesik digunakan untuk mengatasi nyeri akut atau kronik berat seperti sakit kepala, sakit gigi, tumor,
nyeri pasca operasi & nyeri pasca cedera; nyeri berat yang berhubungan dengan spasme otot polos (akut
atau kronik) misalnya spasme otot atau kolik yang mempengaruni GIT, pasase bilier, ginjal, atau saluran
kemih bagian bawah.
- Omeprazol 1 x 40 mg
Omeprazole adalah obat untuk mengatasi gangguan lambung, seperti penyakit asam lambung dan tukak
lambung. Obat ini dapat mengurangi produksi asam di dalam lambung. Omeprazole bermanfaat untuk
meringankan gejala sakit maag dan heartburn yang ditimbulkan oleh penyakit asam lambung atau tukak
lambung. Obat ini juga membantu penyembuhan kerusakan pada jaringan lambung dan kerongkongan.
S. Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya
Klien mengetahui bahwa penyakit yang dialaminya adalah penyakit yang serius, dan perlahan pasien
sudah mulai bisa menerima kondisi yang terjadi pada dirinya

T. Kesimpulan
Tn. S adalah pasien dengan diagnosa medis Tumor Intra Abdomen Susp Gist. Diagnosa
keperawatan yang muncul pada Tn. S adalah nyeri akut, ansietas dan gangguan pola tidur. Saat ini
pasien dalam keadaan KU cukup dengan TD 135/90 mmHg, Nadi 85 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu
36,5oC. Pasien direncanakan untuk dilakukan pro laparotomy biopsy, akan tetapi masih belum bisa
menjalankan operasi tersebut karena kadar hemoglobin dan hematokrit pasien masih belum
menunjukkan hasil yang baik sehingga belum memungkinkan untuk dilakukan operasi. Apabila kadar
Hb dan Hct berada di rentang normal setelah dilakukan transfusi PRC, maka pasien akan segera
dilakukan tindakan pembedahan tersebut.

U. Perencanaan Pulang
 Tujuan pulang : KP. Gudang, Situbondo
 Transportasi pulang : Kendaraan pribadi
 Dukungan keluarga : Istri mengatakan bahwa beliau siap membantu Tn. S dalam menjalankan
perawatan serta memantau status kesehatannya. Selain itu beliau juga akan men-support pasien
secara moral
 Antisipasi bantuan biaya setelah pulang : Biaya perawatan dicover oleh BPJS
 Antisipasi masalah perawatan diri setalah pulang : Melakukan KIE kepada keluarga terkait
penyakit yang diderita pasien dan bagaimana perawatan pasien apabila sudah berada di rumah.
 Pengobatan: Pasien disarankan untuk tetap melakukan kontrol di poli bedah sesuai dengan
anjuran dokter.
 Rawat jalan ke : Poli bedah
 Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah : Perawatan klien harus dibantu oleh anggota keluarga
lain dan kepatuhan minum obat harus diperhatikan
 Keterangan lain :
Pasien direncanakan untuk dilakukan pro laparotomy biopsy, akan tetapi masih belum bisa
menjalankan operasi tersebut karena kadar hemoglobin dan hematokrit pasien masih belum
menunjukkan hasil yang baik sehingga belum memungkinkan untuk dilakukan operasi. Apabila
kadar Hb dan Hct berada di rentang normal setelah dilakukan transfusi PRC, maka pasien akan
segera dilakukan tindakan pembedahan tersebut.
ANALISA DATA

Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1 DS : Faktor risiko (Karsinogen, Nyeri Akut
- Pasien mengeluh nyeri Hormon, Gaya hidup, Kelebihan
nutrisi khususnya lemak dan
sejak 2 bulan yang lalu dan kebiasaan makan makanan
memberat pada 3 hari yang kurang berserat, Parasit,
terakhir Genetic)

P : Apabila terkena tekanan
Metaplasia sel
dan terlalu banyak bergerak ↓
Q : Seperti ditusuk tusuk Neoplasia sel

R : Pada perut bagian kiri
Displasia sel
S : Nyeri berat dengan ↓
skala 8 Diferensiasi sel sel epitel

T : Hilang timbul
Perubahan struktur sel dan
DO : fungsi sel sel normal
- KU : Cukup ↓
- GCS E4V5M6 Aktivitas regenerasi sel
- Pasien terdiagnosa Tumor meningkat
Intra Abdomen Susp Gist ↓
- Terdapat benjolan pada perut Tumor Abdomen
pasien bagian kiri. Benjolan ↓
sudah timbul sejak 2 tahun Massa feses mengeras

yang lalu dan semakin lama
Obstruksi pada lumen
semakin membesar

- Pada pemeriksaan USG
Penumpukan massa
didapatkan kesimpulan

terdapat massa solid Pembengkakan sel tumor
heterogen hemiabdomen kiri ↓
karakter malignan suspek Menekan saraf nyeri pada
jaringan sekitar
Renal Cell carcinoma
- Ibu dan nenek pasien ↓
↑ tekanan kapiler otot dan
meninggal karena kanker
- TD 135/90 mmHg gangguan pada neurovaskuler
- Nadi 85 x/menit ↓
- RR 20 x/menit Aktivasi mediator nyeri
- Pasien sudah mendapatkan ↓
transfusi PRC Stimulasi reseptor nyeri perifer
di SSP

Nyeri Akut

2 DS : Faktor risiko (Karsinogen, Ansietas


- Pasien mengatakan takut Hormon, Gaya hidup, Kelebihan
nutrisi khususnya lemak dan
akan dilakukan operasi kebiasaan makan makanan
- Pasien selalu bertanya yang kurang berserat, Parasit,
kapan akan dilakukan Genetic)

operasi serta apakah Metaplasia sel
pasien akan baik baik saja ↓
pada saat dilakukan Neoplasia sel

operasi.
Displasia sel
DO : ↓
Diferensiasi sel sel epitel
- KU : cukup

- Pasien tampak cemas dan
Perubahan struktur sel dan
gelisah
fungsi sel sel normal

Aktivitas regenerasi sel
meningkat

Tumor Abdomen

Massa feses mengeras

Obstruksi pada lumen

Penumpukan massa

Pembesaran pada daerah
abdomen

Distensi abdomen, pasien
direncanakan tindakan
laparotomy biopsy

Pasien gelisah dan mengatakan
takut akan operasi yang akan
dilakukan

Ansietas

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ruang : R. 19
Nama Pasien : Tn. S
Diagnosa : Tumor Intra Abdomen Sup. Gist

No. Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanda


Dx Muncul Teratasi Tangan
1 18-11-2019 Nyeri akut berhubungan dengan agens
cedera bilogis (adanya Tumor Intra
Abdomen Sup. Gist)

Ansietas berhubungan dengan ancaman


2 18-11-2019 status terkini (rencana tindakan pro
laparatom biopsy)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan No. 1


Nyeri Akut
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 30 menit diharapkan nyeri iiipasien
iiiberkurang
Kriteria Hasil : Terjadi kenaikan skor pada masing masing indikator
NOC : Tingkat Nyeri
No. Indikator 1 2 3 4 5

1 Nyeri yang dilaporkan Berat Cukup Sedang Ringan Tidak ada


Berat
(Skala 9-10) (Skala 5-6) (Skala 3-4) (Skala 1-2)
(Skala 7-8)

2 Panjangnya episode >30 menit 15-30 menit 10-15 menit 5-10 menit <5 menit
nyeri

3 Ekspresi nyeri wajah Menangis Meringis Cemberut Wajah datar Tersenyum


kesakitan karena tidak
sakit sama
sekali

4 RR >35 x/ mnt 31-35x/mnt 26-30x/mnt 21-25x/mnt 16-20x/mnt

5 Nadi >160x 140-160x 120-140 100-120 80-100

/mnt /mnt x/mnt x/mnt x/mnt

6 TD Systole Systole: Systole: Sistole: Sistole: 120


141-150 131-140
>151 121-130 Diastole: 80
Diastole Diastole:
Diastole Diastole:
101-110 91-100
>110 81-90

NIC : Manajemen Nyeri


1. Mengukur dan monitoring TTV pasien
2. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
3. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi sebagai terapi nonfarmakologis
4. Periksa tingkat ketidaknyamanan bersama pasien, catat perubahan dalam catatan medis pasien,
informasikan petugas kesehatan lainnya yang merawat pasien.
5. Kolaborasi dengan dokter dan farmasi terkait pemberian obat analgesik (Santagesik 3 x 1 gr)
6. Kolaborasi dengan dokter terkait dengan pemberian transfusi PRC
Diagnosa Keperawatan No. 2
Ansietas
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 30 menit, diharapkan kecemasan
iiipasien berkurang
Kriteria Hasil : Terjadi kenaikan skor pada masing masing indikator
NOC : Anxiety Level
No. Indikator 1 2 3 4 5

1 Perasaan Insomnia Mengungkapkan Menangis Tidak Tidak


gelisah kalimat yang tenang/ gelisah
aneh/tidak wajar selalu
bertanya

2 Rasa cemas Disampaikan Disampaikan Disampaikan Disampaikan Disampaikan


yang dengan setiap 2 menit setiap 5 setiap 15 >20 menit
disampaikan menangis menit menit
secara lisan

NIC : Anxiety Reduction


1. Kaji tanda kecemasan verbal dan non verbal pasien
2. Menjelaskan prosedur mencakup apa yang akan dirasakan selama tindakan kepada pasien
3. Dorong pasien mengungkapkan perasaan yang dialami
4. Bantu pasien menggunakan teknik relaksasi
5. Mendorong pasien untuk senantiasa berdoa dan berpasrah untuk mengurangi rasa cemas yang
dirasakan
IMPLEMENTASI
Nama Klien : Tn. S Tanggal : 18 November 2019
Diagnosa Medis : Tumor Intra Abdomen Sup. Gist
No. Dx
Tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Klien
Kep

18-11-19 1 08.00 1. Melakukan pengukuran TTV pasien S:


2. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
08.15 meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, - Pasien mengeluh nyeri sejak 2 bulan yang lalu dan
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor memberat pada 3 hari terakhir
pencetus P : Apabila terkena tekanan dan terlalu banyak
3. Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi sebagai
08.30 bergerak
terapi nonfarmakologis
4. Memeriksa tingkat ketidaknyamanan bersama pasien,
09.15 Q : Seperti ditusuk tusuk
catat perubahan dalam catatan medis pasien,
informasikan petugas kesehatan lainnya yang merawat R : Pada perut bagian kiri
pasien.
09.00 5. Berkolaborasi dengan dokter dan farmasi terkait S : Nyeri berat dengan skala 8
pemberian obat analgesik (Santagesik 1 gr)
6. Berkolaborasi dengan dokter terkait pemberian T : Hilang timbul
transfuse PRC
12.00 O:

- KU : Cukup
- GCS E4V5M6
- TD 135/90 mmHg
- Nadi 85 x/menit
1. Mengkaji tanda kecemasan verbal dan non verbal - RR 20 x/menit
pasien - Pasien mempraktkkan teknik distraksi dan relaksasi
dengan baik
2. Menjelaskan prosedur mencakup apa yang akan
dirasakan selama tindakan kepada pasien
S:
3. Mendorong pasien mengungkapkan perasaan
2 13.00 yang dialami - Pasien mengatakan rasa takut sedikit berkurang
4. Membantu pasien menggunakan teknik relaksasi O:
13.10
5. Mendorong pasien untuk senantiasa berdoa dan
- Klien melakukan teknik relaksasi dengan baik
13.15 berpasrah untuk mengurangi rasa cemas yang - Klien tampak gelisah
- Intensitas klien dalam bertanya mengenai perkiraan
dirasakan
08.30 kondisinya diruang operasi berkurang
- Klien membaca doa doa untuk mengurangi rasa cemasnya
13.30
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE-2

NAMA KLIEN : Tn. S TANGGAL : 19 November 2019


DX. MEDIS : Tumor Intra Abdomen Sup. Gist RUANG : 19
Dx Kep S O A P I E
Nyeri Akut - Pasien masih - KU : Cukup Masalah Lanjutkan intervensi nomor 1. Melakukan pengukuran S:
- GCS E4V5M6 TTV pasien
mengeluh nyeri, - TD 130/80 mmHg
belum 1, 2, 5 dan 6 - Pasien masih
2. Melakukan pengkajian
meskipun sudah - Nadi 82 x/menit teratasi mengeluh nyeri,
- RR 19 x/menit nyeri komprehensif yang
tidak separah - Wajah pasien meliputi lokasi, meskipun sedikit
kemarin terlihat tegang karakteristik, berkurang
P : Apabila saat keluhan onset/durasi, frekuensi, P : Apabila terkena
terkena tekanan timbul kualitas, intensitas atau tekanan dan terlalu
dan terlalu beratnya nyeri dan faktor banyak bergerak
banyak bergerak pencetus Q : Seperti ditusuk
3. Berkolaborasi dengan
Q : Seperti tusuk
dokter dan farmasi terkait
ditusuk tusuk pemberian obat R : Pada perut bagian
R : Pada perut analgesik (Santagesik 3 kiri
bagian kiri x 1 gr) S : Nyeri berat dengan
4. Berkolaborasi dengan
S : Nyeri berat skala 6
dokter terkait pemberian
dengan skala 7 T : Hilang timbul
transfuse PRC
(panjang (panjang episeode
episeode nyeri nyeri sekitar 20 menit)
sekitar 25 menit) - Pasien mengatakan
T : Hilang timbul melakukan teknik
- Pasien distraksi dan relaksasi
mengatakan dengan baik apabila
melakukan teknik keluhan nyeri timbul
distraksi dan O:
relaksasi dengan - KU : Cukup
baik apabila - GCS E4V5M6
- TD 128/85 mmHg
keluhan nyeri - Nadi 80 x/menit
timbul - RR 19 x/menit
- Wajah pasien masih
terlihat tegang saat
keluhan timbul
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
nomor 1, 2, 5 dan 6
Ansietas - Pasien - Klien melakukan Masalah Lanjutkan intervensi nomor 1. Mengkaji tanda S :
mengatakan rasa teknik relaksasi belum 4 dan 5 kecemasan verbal dan - Pasien mengatakan rasa
takut sedikit dengan baik teratasi non verbal pasien takut sedikit berkurang
- Klien masih
berkurang
2. Mendorong pasien
tampak gelisah O:
- Intensitas klien untuk senantiasa
- Klien melakukan teknik
dalam bertanya berdoa dan berpasrah
relaksasi dengan baik
mengenai untuk mengurangi rasa - Intensitas klien dalam
perkiraan bertanya mengenai
cemas yang dirasakan
kondisinya pada perkiraan kondisinya
saat operasi pada saat operasi
berkurang berkurang
- Klien membaca - Klien membaca doa doa
doa doa untuk untuk mengurangi rasa
mengurangi rasa cemasnya
cemasnya A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
nomor 4 dan 5

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE-3

NAMA KLIEN : Tn. S TANGGAL : 20 November 2019


DX. MEDIS : Tumor Intra Abdomen Sup. Gist RUANG : 19
Dx Kep S O A P I E
Nyeri Akut - Pasien mengeluh - KU : Cukup Masalah Lanjutkan intervensi nomor 1. Melakukan pengukuran S:
- GCS E4V5M6
nyeri sudah - TD 125/85 mmHg teratasi 1, 2 dan 5 TTV pasien - Pasien mengeluh nyeri
- Nadi 80 x/menit 2. Melakukan pengkajian
berkurang - RR 18 x/menit
sebagian sudah berkurang
nyeri komprehensif yang
P : Apabila - Wajah pasien P : Apabila terkena
meliputi lokasi,
terkena tekanan terlihat datar tekanan dan terlalu
karakteristik,
dan terlalu onset/durasi, frekuensi, banyak bergerak
banyak bergerak kualitas, intensitas atau Q : Seperti ditusuk
Q : Seperti beratnya nyeri dan faktor tusuk
ditusuk tusuk pencetus R : Pada perut bagian
3. Berkolaborasi dengan
R : Pada perut kiri
dokter dan farmasi terkait
bagian kiri S : Nyeri sedang
pemberian obat
S : Nyeri sedang analgesik (Santagesik 3 dengan skala 6
dengan skala 6 x 1 gr) T : Hilang timbul
T : Hilang timbul (panjang episeode
(panjang nyeri sekitar 15 menit)
episeode nyeri - Pasien mengatakan
sekitar 15 menit) melakukan teknik
- Pasien distraksi dan relaksasi
mengatakan dengan baik apabila
melakukan teknik keluhan nyeri timbul
distraksi dan O:
relaksasi dengan - KU : Cukup
- GCS E4V5M6
baik apabila
- TD 125/85 mmHg
keluhan nyeri - Nadi 80 x/menit
timbul - RR 18 x/menit
- Wajah pasien terlihat
datar
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
nomor 1, 2 dan 5
Ansietas - Pasien - Klien melakukan Masalah Lanjutkan intervensi nomor 1. Mengkaji tanda S :
mengatakan rasa teknik relaksasi teratasi 4 dan 5 kecemasan verbal dan - Pasien mengatakan rasa
takut sedikit dengan baik sebagian non verbal pasien takut sedikit berkurang
- Intensitas klien
berkurang
2. Mendorong pasien O :
dalam bertanya
mengenai
untuk senantiasa - Klien melakukan teknik

berdoa dan berpasrah relaksasi dengan baik


perkiraan - Intensitas klien dalam
kondisinya pada untuk mengurangi rasa
bertanya mengenai
saat operasi cemas yang dirasakan perkiraan kondisinya
berkurang pada saat operasi
- Klien membaca
berkurang
doa doa untuk - Klien membaca doa doa
mengurangi rasa untuk mengurangi rasa
cemasnya cemasnya
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
nomor 4 dan 5
RESUME KEPERAWATAN 1
Nama : Tn. A Tanggal : 19 November 2019
Dx Medis : CKR Ruang : 19 RSSA
S O A P I E
- - Ketika Risiko Tujuan : 1. Mengkaji keadaan S: -
ditanya, ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, terjadi klien terkait O:
pasien perfusi jaringan perbaikan pada perfusi jaringan serebral pasien penyebab - TD : 128/75
menjawab serebral Kriteria Hasil : koma/penurunan - RR : 20x/m
namun tidak Terjadi kenaikan skor pada masing masing indicator NOC perfusi jaringan - N : 80x/m
nyambung NOC: Tissue Perfusion: Serebral dan kemungkinan - Suhu : 36,3°C
- TD: 130/80 Indikator 1 2 3 4 5 penyebab NOC : Tissue
TD Systole Systole: Systole: Sistole: Sistole:
mmHg peningkatan TIK Perfusion : Serebral
>151 141-150 131-140 121-130 120
- N : 88x/m 2. Melakukan
Diastole Diastole Diastole: Diastole: Diastole:

Akhir
Awal
- RR : 21x/m pengukuran dan

Tgt
>110 101-110 91-100 81-90 80 Indikator
- S : 36°C monitoring TTV
- Akral hangat Reflek E4V1M6 E4V2M6 E4V4M5 E4V4M6 E4V5M6 3. Mengevaluasi pupil TD 1 4 3
- Nafas Neurologis . 4. Mengkaji
Kesadaran Strupor- Derilium Apatis Somnolen Compos Reflek 3 5 3
spontan peningkatan
Coma Mentis Neurologis
- Keadaan istirahat dan
. Kesadaran 3 5 3
umum NIC : Intracranial Pressure (ICP) Monitoring tingkah laku pada
lemah - Kaji keadaan klien, penyebab koma/penurunan perfusi jaringan dan pagi hari
A:
- GCS 445 kemungkinan penyebab peningkatan TIK 5. Monitoring adanya
Masalah sesuai dengan
- Kesadaran - Monitor TTV konstipasi
indicator NOC teratasi
CM - Evaluasi pupil 6. Melakukan
sebagian
- Pasien - Kaji peningkatan istirahat dan tingkah laku pada pagi hari observasi
bedrest - Palpasi pembesaran bladder dan monitor adanya konstipasi kesadaran dengan
- Pasien - Observasi kesadaran dengan GCS GCS
P:
terpasang - Kolaborasi dengan tenaga medis terkait pemberian terapi sesuai 7. Melakukan Lanjutkan intervensi
restrain indikasi kolaborasi
- Tampak luka pemberian
pada regio medikasi; Injeksi
occipital Cefazolin (3x1
gram)
Ranitidin
(2x 50 mg)
Ketorolac
(3x30 mg)

RESUME KEPERAWATAN 2
Nama : Tn. M Tanggal : 20 November 2019
Dx Medis : Fraktur sinistra + CKR + TB Paru Ruang : 19 RSSA
S O A P I E
Klien - Keadaan Kerusakan Tujuan : 1. Monitor warna S:
mengeluh
umum tampak integritas Setelah dilakukan tindakan keperawatan luka, edema, Klien mengatakan nyaman setelah
area luka
pada tangan lemah, Jaringan selama 7x24 jam, keluhan pasien berkurang kelembaban di balutan luka diganti
dan kedua kesadaran Kriteria Hasil : area sekitar luka
kruris tidak
nyaman sedang Terjadi kenaikan skor pada masing masing 2. Membersihkan O:
- GCS 456 indicator NOC luka dengan Balutan luka tampak bersih, klien
- TD : 120/80 NOC : Wound Healing: Secondary Intention cairan saline dan terlihat lebih nyaman
mmHg Indikator 1 2 3 4 5 pemersihan luka NOC: Tissue perfusion: Peripheral
- N : 94x/menit Pengecilan dilakukan secara Indikator Awal Tgt Akhir
- RR 20x/menit ukuran luka sirkuler dari dalam Pengecilan 1 4 1
Drainase ukuran luka
- CRT > 2’’ ke luar
purulent Drainase 1 4 3
- Terdapat luka Eritema 3. Membersihkan
purulent
sepanjang Nekrosis luka dengan Eritema 1 4 1
kruris sinistra dengan air dan Bau tidak 1 5 4
NIC : Wound Care
- Luka sabun yang sedap
1. Monitor warna luka, edema, kelembaban di
mengeluarkan area sekitar luka lembut
A:
pus dan 2. Menjaga kelembaban luka untuk 4. Memberikan
Masalah sesuai dengan indicator
terdapat mempercepat proses penyembuhan dressing dan
NOC, teratasi sebagian
slough 3. Membersihkan luka dengan cairan salep yang sesuai
kekuningan saline dan pemersihan luka dilakukan pada luka
P:
yang lengket secara sirkuler dari dalam ke luar
Perawatan luka 2 hari lagi
- Pada bagian 4. Membersihkan luka dengan dengan air
kruris sinistra dan sabun yang lembut
luka berwarna 5. Memberikan dressing dan salep yang
kehijauan, sesuai pada luka
NIC : Infection Control
1. Melakukakan cuci yangan sesudah dan
sebelum melakukan tindakan pada
pasien
2. Memberikan informasi kepada pasien
dan keluarga tentang tanda dan gejala
infeksi serta bagaimana cara
melaporkannya kepada tenaga
kesehatan
3. Menggunakan APD steril sebelum
melakukan tindakan perawatan pada
pasien

RESUME KEPERAWATAN 3

Nama : Tn. T Tanggal : 21 November 2019


Dx Medis : BPH Ruang : 19 RSSA
S O A P I E
- Pasien - Pasien - Nyeri Tujuan : 1) Mengkaji tingkat nyeri S:
mengatakan nyeri terpasang Akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan secara komprehensif Pasien mengatakan nyeri sudah
pada perut kiri plug untuk 1x24 jam, nyeri berkurang termasuk lokasi, berkurang (Skala nyeri 4), pasien
karakteristik, durasi,
bawah injeksi per IV Kriteria Hasil : tidak merintih kesakitan kembali
frekuensi, kualitas
P: Nyeri pelvis - Kesadaran Terjadi kenaikan skor pada masing masing 2) Mengobservasi reaksi
Q: Nyeri sedang compos indicator NOC nonverbal dari O:
(seperti ada yang mentis NOC : Pain Level dan Pain Control ketidaknyamanan. TD : 130/90 mmHg
3) Melakukan teknik
menekan di perut) - GCS 456 Indikator 1 2 3 4 5 N : 84 x/menit
Melaporkan komunikasi terapeutik
R: Dibagian perut - TD 130/90, n RR 20x/menit
untuk mengetahui
kiri bawah 80x/m, RR nyeri Pasien BAK spontan
Lama nyeri pengalaman nyeri klien
S: Skala nyeri 7 20x/m, suhu RR sebelumnya. NOC : Pain Level dan Pain Control
T: Nyeri terus 36,5 TD 4) Mengkontrol lingkungan Indikator Awl Trgt Akh
Melaporkan yang mempengaruhi
menerus, nyeri - Skala nyeri 7
nyeri Melaporkan 3 5 4
nyeri seperti suhu
akan bertambah - BAK dengan
terkontrol nyeri
ruangan, pencahayaan,
jika digerakkan bantuan
kebisingan. Lama nyeri 3 5 4
dan ketika batuk kateter NIC : Manajemen nyeri 5) Melakukan penanganan
- Pasien nyeri (farmakologis/non
RR 5 5 5
1. Kaji tingkat nyeri secara komprehensif
tampak termasuk lokasi, karakteristik, durasi, farmakologis). TD 4 5 5
6) Mengajarkan teknik non
merintih frekuensi, kualitas Melaporkan 3 5 4
2. Observasi reaksi nonverbal dari farmakologis (relaksasi,
kesakitan nyeri
ketidaknyamanan. distraksi dll) untuk
- Pasien selalu 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetasi nyeri. terkontrol
memegang mengetahui pengalaman nyeri klien 7) Memberikan analgetik

perutnya sebelumnya. untuk mengurangi nyeri.


4. Kontrol lingkungan yang mempengaruhi 8) Mengevaluasi tindakan A : Masalah teratasi sebagian
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, pengurang nyeri/kontrol P : Intervensi dilanjutkan dan
kebisingan. nyeri. didelegasikan sesuai dengan
5. Pilih dan lakukan penanganan nyeri 9) Berkolaborasi dengan
indicator NIC Manajemen Nyeri
(farmakologis/non farmakologis). dokter bila ada komplain
6. Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, tentang pemberian
distraksi dll) untuk mengetasi nyeri. analgetik tidak berhasil.
7. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri. 10) Melakukan monitoring
8. Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol
penerimaan klien
nyeri.
tentang manajemen
9. Kolaborasi dengan dokter bila ada komplain
nyeri.
tentang pemberian analgetik tidak berhasil.
10. Monitor penerimaan klien tentang
manajemen nyeri.

Anda mungkin juga menyukai