Oleh :
Yurike Olivia Sella
190070300111028
Kelompok 1A
3. Hasil
- Mahasiswa mampu membuat pengkajian keperawatan.
- Mahasiswa mampu membuat analisa data dan intervensi keperawatan.
- Mahasiswa mampu mengimplemantasikan rencana keperawatan yang telah
dibuat.
- Mahasiswa mengetahui obat-obatan pada pasien dengan Tumor Intra Abdomen
- Mahasiswa mampu membuat catatan perkembangan dan evaluasi pada pasien
dengan Tumor Intra Abdomen
Oleh :
Yurike Olivia Sella
190070300111028
Kelompok 1A
Oleh :
190070300111028
Hari :
Tanggal :
( ) ( )
TUMOR ABDOMEN
1. DEFINISI
a. Tumor adalah merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel
yang tumbuh terus menerus, tidak terbatas, tidak terorganisasi dengan
jaringan di sekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh (Sjamsuhidayat, 2010)
b. Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi
dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal,
sehingga sel tersebut berada dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya
(Corwin, 2009).
2. ETIOLOGI
Terdapat beberapa penyebab terjadinya tumor abdomen tergantung dari besarnya
penyimpangan dalam bentuk dan fungsi aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya
mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
3. KLASIFIKASI
Klasifikasi tumor abdomen menurut Sjamsuhidayat (2010) terdiri dari:
1 Neuroblastoma
Neuroblastoma merupakan tumor lunak, padat yang berasal dari sel-sel crest neuralis yang
merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem saraf simpatis. Neuroblastoma dapat
timbul di tempat terdapatnya jaringan saraf simpatis. Tempat tumor primer yang umum adalah
abdomen, kelenjar adrenal atau ganglia paraspinal toraks, leher dan pelvis. Tumor ini paling
banyak berasal dari kelenjar adrenal dan gejala yang ditimbulkan merupakan akibat
dilepaskannya metabolit katekolamin secara berlebihan yaitu berupa hipertensi, kemerahan
(flushing), keringat yang berlebihan dan demam. Gejala akibat adanya neuroblastoma
meliputi benjolan-benjolan subkutis terutama di daerah kepala atau proptosis dan ekimosis
periorbita, merupakan gambaran penyakit yang lanjut atau metastasis.
a. Neuroblastoma retroperitoneal
Massa menekan organ dalam abdomen dapat timbul nyeri abdomen,
pemeriksaan menemukan masa abdominal yang konsistensinya keras dan
nodular, tidak bergerak, massa tidak nyeri dan sering melewati garis tengah.
Pasien stadium lanjut sering disertai asites, pelebaran vena dinding abdomen,
edema dinding abdomen.
b. Neurobalstoma mediastinal
Kebanyakan di paravertebral mediastinum posterior, lebih sering di mediastinum
superior daripada inferior. Pada awalnya tanpa gejala, namun bila massa besar
dapat menekan dan timbul batuk kering, infeksi saluran nafas, sulit menelan. Bila
penekanan terjadi pada radiks saraf spinal, dapat timbul parastesia dan nyeri
lengan.
c. Neuroblastoma leher
Mudah ditemukan, namun mudah disalahdiagnosis sebagai limfadenitis atau
limfoma maligna. Sering karena menekan ganglion servikotorakal hingga timbul
syndrome paralisis saraf simpatis leher(Syndrom horner), timbiul miosis
unilateral, blefaroptosis dan diskolorasi iris pada mata.
d. Neuroblastoma pelvis
Terletak di posterior kolon presakral, relative dini menekan organ sekitarnya
sehingga menimbulkan gejala sembelit sulit defekasi, dan retensi urin.
Stadium Keterangan
Stadium I Tumor terbatas pada ginjal dan dapat di eksisi sempurna
Stadium III Ada sisa sel tumor di abdomen yang mungkin berasal dari
biopsi atau ruptur yang terjadi sebelum atau selama operasi
Keluhan utama biasanya hanya benjolan di perut, hematuri karena invasi tumor
yang menembus sistem pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi
anafilaksis tubuh terhadap protein tumor.Gejala lain yang bisa muncul adalah :
4. MANIFESTASI KLINIS
Terdapat beberapa manifestasi akibat tumor di intra abdomen, diantaranya:
1) Nyeri Perut
a. Nyeri Viseral
Terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga perut.
Peritonium visceral yang menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem saraf
otonom dan tidak peka terhadap rabaan atau pemotongan. Akan tetapi bila
dilakukan regangan organ atau terjadi kontraksi yang berlebihan pada otot yang
menyebabkan iskhemia akan timbul nyeri. Pasien biasanya tidak dapat
menunjukkan secara tepat letak nyeri. Nyeri visceral disebut juga sebagai nyeri
sentral. Penderita memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan
organ embrional yang terlibat meliputi:
- Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut) menyebabkan nyeri di
ulu hati atau epgastrium.
- Saluran cerna yang berasal dari usus tengah (midgut) menyebabkan nyeri di
sekitar umbilikus.
- Bagian saluran cerna yang berasal dari usus belakang (hindgut)
menyebabkan nyeri di perut bagian bawah.
2) Hiperplasia : Meningkatnya ukuran dari sel sehingga merubah ukuran dari organ.
3) Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
4) Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari
masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau
lunak.
5) Kadang tampak hipervaskularisasi disekitar tumor.
6) Biasa terjadi pengerutan dam mengalami retraksi.
7) Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe.
8) Konstipasi
9) Anoreksia, mual, muntah.
10) Penurunan berat badan
5. PATOFISIOLOGI
Terlampir
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Prosedur diagnostik yang biasa dilakuakan dalam mengevakuasi malignansi di intra
abdomen menurut Williams & Wilkins (2012) meliputi:
a. Marker tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang dibentuk oleh
tumor atau oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.
b. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan
gambatan berbagai struktur tubuh.
c. CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan
jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.
d. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan;
dapat, mencakup penggunaan bahan kontras.
e. Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima,
digunkan untuk mengkaji jarinagn yang dalam di dalam tubuh.
f. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran denagan memasukan suatu ke
dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy
jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
g. Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti
dengan pencitraan yang menkadi yempat berkumpulnya radioisotope.
7. PENATALAKSANAAN MEDIS
Terdapat beberapa penatalaksaan medis yang digunakan untuk meminimalisir perkembangan
tumor intraabdomen menurut Williams & Wilkins (2012), yaitu:
a. Pembedahan
Modalitas penanganan utama, proses pembedahan yang dilakukan berupa
laparotomy. Laparotomi adalah prosedur yang membuat irisan vertikal besar pada
dinding perut ke dalam rongga perut. Jenis laparotomy yang dilakukan biasanya
gasterektoni subtotal atau total,dan digunakan untuk baik pengobatan maupun
paliasi.
b. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh
harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah
pasien harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan
dengan tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.
Laparatomi
Laparatomi adalah salah satu jenis operasi yang di lakukan pada daerah
abdomen. Operasi laparatomy di lakukan apabila terjadi masalah kesehatan yang
berat pada area abdomen, misalnya trauma abdomen. Perawatan post laparatomi
adalah bentuk pelayanan perawatan yang diberikan kepada pasien-pasien yang
telah menjalani operasi pembedahan perut.
Ada 4 cara, yaitu;
1. Midline incision
2. Paramedian, yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah (± 2,5 cm), panjang (12,5
cm).
3. Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas, misalnya
pembedahan colesistotomy dan splenektomy.
4. Transverse lower abdomen incision, yaitu; insisi melintang di bagian
bawah ± 4 cm di atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada operasi
appendictomy.
Indikasi
a. Trauma abdomen (tumpul atau tajam)
b. Peritonitis
c. Perdarahan saluran pencernaan.
d. Sumbatan pada usus halus dan usus besar.
e. Masa pada abdomen
Komplikasi
1. Ventilasi paru tidak adekuat
2. Gangguan kardiovaskuler : hipertensi, aritmia jantung.
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Gangguan rasa nyaman dan kecelakaan
c. Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan
tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor. Bentuk energy
yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam
spektrum elektromagnetik.
d. Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor,
untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi
radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi
pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.
e. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatankeempat untuk kanker dengan
menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal,
vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin
8. KOMPLIKASI
Terdapat beberapa komplikasi yang berkaitan dengan tindakan menurut Sujono (2011),
yaitu:
a. Stitch Abscess : Biasanya muncul pada hari ke-10 pasca operasi atau bisa juga sebelumnya,
sebelum jahitan insisi tersebut diangkat. Abses ini dapat superfisial atau lebih dalam. Jika
dalam ia dapat berupa massa yang teraba dibawah luka, dan terasa nyeri jika diraba.
b. Infeksi Luka Operasi : Biasanya jahitan akan terkubur didalam kulit sebagai hasil dari edema
dan proses inflamasi sekitarnya. Infeksi luka sering muncul pada 36-46 jam pasca operasi.
Penyebabnya dapat berupa Staphylococcus aureus, E. Colli, Streptococcus faecalis,
Bacteroides. Pasien biasanya akan mengalami demam, sakit kepala, anorexia dan malaise.
c. Gas Gangrene : Biasanya berupa rasa nyeri yang sangat pada luka operasi, biasanya 12-72
jam pasca operasi, peningkatan temperature (39-41°C), takikardia, dan syok yang berat.
d. Hematoma : Kejadian ini kira-kira 2% dari komplikasi operasi. Keadaan ini biasanya hilang
dengan sendirinya.
e. Keloid Scar : Penyebab dari keadaan ini hingga kini tidak diketahui, hanya memang sebagian
orang mempunyai kecenderungan untuk mengalami hal ini lebih dari orang lain.
f. Abdominal Wound Disruption and Evisceration : Disrupsi ini dapat partial ataupun total.
Insidensinya sendiri bervariasi antara 0% sampai 3% dan biasanya lebih umum terjadi pada
pasien lebih dari 60 tahun. Jika dilihat dari jenis kelamin, perbandingan laki-laki dan
perempuan adalah 4: 1.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Data dasar pengkajian klien :
1. Aktivitas istirahat
Gelaja : Kelemahan dan keletihan
2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada, perubahan pada TD
3. Integritas ego
Gejala : Alopesia, lesi cacat pembedahan
Tanda : Menyangkal, menarik diri dan marah
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feces, nyeri
pada defekasi. perubahan eliminasi urinarius misalnya nyeri atau
rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
5. Makanan/cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan
iiiipengawet), anoreksisa, mual/muntah, perubahan pada berat badan;
iiiiberkuranganya massa otot.
Tanda : Perubahan pada kelembapan/tugor kulit, edema.
6. Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Ketidaknyamanan ringan sampai berat (dihubungkan dengan proses
iipenyakit)
8. Pernafasan
Gejala : Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang
iiimerokok)
9. Seksualitas
Gejala : Masalah seksualitas misalnya dampak pada hubungan perubahan
iiipada tingkat kepuasan.
10. Interaksi social
Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre operasi
Post operasi
C. RENCANA KEPERAWATAN
Pre operasi
1. Ansietas/cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam rasa kecemasan klien berkurang
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
Post operasi
Intervensi Rasional
a. Monitor intake dan output termasuk a. Pemasukan oral yang tidak adekuat
keluaran yang tidak normal seperti dapat menyebabkan hipovolemia.
emesis, diare, drainase luka. Hitung b. Dengan memonitor berat badan
keseimbangan selama 24 jam. dapat diketahui bila ada
b. Timbang berat badan jika ketidakseimbangan cairan.
diperlukan. c. Tanda-tanda hipovolemia segera
c. Monitor vital signs. Evaluasi pulse diketahui dengan adanya takikardi,
peripheral, capilarry refil. hipotensi dan suhu tubuh yang
d. Kaji turgor kulit dan keadaan meningkat berhubungan dengan
membran mukosa. Catat keadaan dehidrasi.
kehausan pada klien. d. Dengan mengetahui tanda-tanda
e. Anjurkan intake cairan samapi 3000 dehidrasi dapat mencegah
ml per hari sesuai kebutuhan terjadinya hipovolemia.
individu. e. Memenuhi kebutuhan cairan yang
f. Observasi kemungkinan perdarahan kurang.
seperti perlukaan pada membran f. Segera diketahui adanya perubahan
mukosa, luka bedah, adanya keseimbangan volume cairan.
ekimosis dan pethekie. g. Mencegah terjadinya perdarahan.
g. Hindarkan trauma dan tekanan yang
berlebihan pada luka bedah.
Kolaboratif
Intervensi Rasional
a. Kaji nyeri meliputi lokasi, tempat, faktor Mengevaluasi kebutuhan/ keefektifan
pencetus, durasi, dan kualitas. intervensi.Bermanfaat dalam mengevaluasi
nyeri, menentukan pilihan intervensi,
b. Observasi isyarat ketidaknyamanan non menentukan efektivitas terapi
Membantu untuk memfokuskan kembali
verbal.
perhatian dan membantu pasien untuk
c. Ajarkan penggunaan teknik non
Mengatasi nyeri/rasa tidak nyaman secara
farmakologis: teknik relaksasi napas
lebih efektif.
dalam selama aktivitas yang menyakitkan
dan sebelum nyeri meningkat.
d. Berikan informasi tentang nyeri, seperti Memberikan kesempatan untuk pemberian
penyebab nyeri, seberapa lama akan analgesik sesuai waktu (membantu dalam
berlangsung, dan antisipasi meningkatkan kemampuan koping pasien
ketidaknyamanan. dan dapat menurunkan ansietas).
e. Kolaborasi pemberian analgesik. Efek analgetik yaitu memblok stimulus nyeri
disistem saraf pusat.
Kriteria: Luka sembuh dengan baik, verband tidak basah dan tidak ada tanda-tanda
infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor).
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Grace, Pierce A & Borley Neil R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Surabaya: Erlangga
Sjamsuhidajat & de jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
Oleh :
Yurike Olivia Sella
190070300111028
Kelompok 1A
A. Identitas Klien
Nama : Tn.S .............................. No. RM : 11461653
Usia : 69 tahun Tgl. Masuk : 06 - 11 - 2019 (17.26)
Jenis kelamin : Laki Laki........................... Tgl. Pengkajian : 18 - 11 - 2019
Alamat : KP. Gudang, Situbondo.... Sumber informasi : Pasien dan keluarga
No. telepon : -........................................ Nama klg. Dekat yg bisa dihubungi: Ny. S
Status pernikahan : Kawin............................... Status : Istri
Agama : Islam................................. Alamat : KP. Gudang, Situbondo
Suku : Madura............................. No. telepon : 085289508841
Pendidikan : SD.................................... Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta............................. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
5. Obat-obatan yg digunakan:
C. Riwayat Keluarga
GENOGRAM
Keterangan :
Laki-laki
Tn.S Perempuan
69 thn
Tinggal dalam
satu rumah
Meninggal
D. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan/Sekolah
Bersih Bersih
Kebersihan ....................................................... .......................................................
Tidak ada
Tidak ada
Bahaya kecelakaan ....................................................... .......................................................
Tidak ada Tidak ada
Polusi ....................................................... .......................................................
Baik Baik
Ventilasi ....................................................... .......................................................
Cukup Cukup
Pencahayaan ....................................................... .......................................................
E. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
0 0
Makan/minum .................................................... ....................................................
0 0
Mandi .................................................... ....................................................
0 0
Berpakaian/berdandan .................................................... ....................................................
0 1 (terpasang kateter)
Toileting .................................................... ....................................................
0 0
Mobilitas di tempat tidur .................................................... ....................................................
0 0
Berpindah .................................................... ..................................................s
0 0
Berjalan .................................................... ....................................................
0 0
Naik tangga .................................................... ....................................................
PemberianSkor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain lebih dari 1 orang, 4 = tidak
mampu
G. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit
BAB:
1 atau 2 kali sehari 1 atau 2 hari sekali
- Frekuensi/pola .................................................... .................................................
Padat Padat
- Konsistensi .................................................... .................................................
Coklat dan bau khas Coklat dan bau khas
- Warna & bau .................................................... .................................................
Tidak ada Tidak ada
- Kesulitan .................................................... .................................................
Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi .................................................... .................................................
OUTPUT
1. Urine = 600 cc
TOTAL OUTPUT : 862 cc
2. IWL = 262 cc
Maka, balance cairan per 7 jam pada pasien ini yaitu +138 cc
H. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
- 2 jam
Tidur siang: Lamanya .............................................. ....................................................
- 12.00-14.00
- Jam …s/d… ............................................. ..................................................
- Kurang nyaman
- Kenyamanan stlh.tidur ............................................. ..................................................
8 jam 7 jam
Tidur malam: Lamanya .............................................. ....................................................
21.00 – 05.00 22.00 - 05.00
- Jam …s/d… ............................................. ..................................................
Nyaman Kurang nyaman
- Kenyamanan stlh. tidur ............................................. ..................................................
Tidak ada Tidak ada
- Kebiasaan sblm. tidur ............................................. ..................................................
Tidak ada Sulit tidur apabila nyeri kambuh
- Kesulitan ............................................. ..................................................
- Teknik relaksasi
- Upaya mengatasi ............................................. ..................................................
K. Konsep Diri
1. Gambaran diri : Pasien merasa dirinya mudah lelah sehingga produktifitas pasien menjadi
menurun semenjak sakit
2. Ideal diri : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulih sehingga bisa segera pulang
3. Harga diri : Pasien sudah mulai menerima dengan penyakit yang dideritanya saat ini
4. Peran : Pasien merasa bahwa peran dirinya sebagai kepala keluarga yang menafkahi istri menjadi
berkurang karena tidak bisa bekerja secara maksimal akibat penyakit yang dialaminya (nyeri
sering timbul)
5. Identitas diri : Pasien merasa pasrah, selalu berserah diri dan bersyukur dengan apa yang terjadi
pada dirinya
( ) Tidak ada
M. Pola Komunikasi
( ) Kos/asrama
( ) Bersama orang lain, yaitu:.........................................................................
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut : Jawa
b. Pantangan & agama yg dianut : Tidak ada pantangan, agama Islam
N. Pola Seksualitas
P. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: Cukup
GCS : E4 V5 M6
Tanda-tanda vital: - Tekanan darah : 135/90 mmHg - Suhu : 36,5 oC
- Nadi : 85 x/menit - RR : 20 x/menit
Tinggi badan: 165 cm........................... IMT : 21 (Status : Normal)
Berat Badan : 60 kg .................................... BBI..........................................
2. Kepala & Leher
a. Kepala:
Bentuk kepala simetris, tidak terdapat benjolan, tidak ada nyeri tekan, A/I/C/D : -/-/-/-, rambut sudah
terdapat uban
b. Mata:
Pupil mata 3mm/3mm, pupil bulat dan isokor, reflek cahaya +/+, konjungtiva un anemis, sklera
unikterik, tidak terdapat benjolan maupun hematoma, penglihatan normal
c. Hidung:
Bentuk simetris, tidak terdapat benjolan, tidak ada nyeri tekan dan tidak terdapat perdarahan,
penciuman normal
d. Mulut & tenggorokan:
Bibir tidak sumbing, tidak ada lesi, tidak bengkak, tidak terdapat stomatitis, warna lidah
merah muda
e. Telinga:
Bentuk simetris, warna sama dengan anggota tubuh yang lain, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan,
tidak terdapat nyeri pada telinga, indra pendengaran normal
f. Leher:
Bentuk simetris, warna kulit bagian leher sama dengan anggota tubuh yang lain, tidak ada lesi,
tidak ada pembesaran vena jugularis dan tidak terdapat benjolan.
3. Thorak& Dada:
Jantung
- Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat massa tambahan atau benjolan
Nadi : 85 x/menit
- Perkusi : Dulness, batas jantung normal dimana batasnya yaitu:
Kanan atas : Intercostae II Linea para sternalis dextra
Kanan bawah : Inercostae IV Linea para sternalis dextra
Kiri atas : Intercostae II Linea para sternalis sinistra
Kiri bawah : Inercostae IV Linea Medio clavicularis sinistra
- Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Paru
- Inspeksi : Tidak terdapat retraksi dinding dada, RR : 20x/menit..............................................
- Palpasi : Fremitus vocal dan raba normal
- Perkusi : Suara sonor.............................................................................................................
- Auskultasi: Suara paru vesikuler
Wh : - - Rh : - -
- - - -
- - - -
5 5 - -
Sistem Neuorologi
-GCS : E4 V5 M6, reflex pupil +/+
-Saraf kranial I (N. Olvaktorius) : Penciuman normal
-Saraf kranial II (N. Optikus) : + I + pupil 3mm I 3 mm, klien dapat bereaksi
iiterhadap cahaya
-Saraf kranial III, IV, VI (N. Okulomotoris, Troklear dan Abdusen) : ukuran pupil 3 mm l 3 mm
-Saraf kranial V (N. Trigeminus) : Klien dapat membuka mulut
- Saraf kranial VII (N. Fasialis) : Wajah simetris, tidak perot
-Saraf kranial VIII (N. Vestibulokoklear) : Klien dapat mendengarkan suara, dan mengikuti
iiperintah suara
-Saraf kranial IX dan X (N. Glosovaringeus dan Vagus) : Tidak ada kesulitan untuk menelan
-Saraf kranial XI(N. Asesoris) : Kedua bahu dapat bergerak bersamaan
-Saraf kranial XII (N. Hipoglosus) : Lidah bergerak secara normal
9. Kulit & Kuku
Kulit : Kulit bersih, tidak ada lesi, kulit lembab, turgor kulit kembali dalam waktu <2 detik
Kuku : Kuku pendek, kotor, CRT <2 detik
T. Kesimpulan
Tn. S adalah pasien dengan diagnosa medis Tumor Intra Abdomen Susp Gist. Diagnosa
keperawatan yang muncul pada Tn. S adalah nyeri akut, ansietas dan gangguan pola tidur. Saat ini
pasien dalam keadaan KU cukup dengan TD 135/90 mmHg, Nadi 85 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu
36,5oC. Pasien direncanakan untuk dilakukan pro laparotomy biopsy, akan tetapi masih belum bisa
menjalankan operasi tersebut karena kadar hemoglobin dan hematokrit pasien masih belum
menunjukkan hasil yang baik sehingga belum memungkinkan untuk dilakukan operasi. Apabila kadar
Hb dan Hct berada di rentang normal setelah dilakukan transfusi PRC, maka pasien akan segera
dilakukan tindakan pembedahan tersebut.
U. Perencanaan Pulang
Tujuan pulang : KP. Gudang, Situbondo
Transportasi pulang : Kendaraan pribadi
Dukungan keluarga : Istri mengatakan bahwa beliau siap membantu Tn. S dalam menjalankan
perawatan serta memantau status kesehatannya. Selain itu beliau juga akan men-support pasien
secara moral
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang : Biaya perawatan dicover oleh BPJS
Antisipasi masalah perawatan diri setalah pulang : Melakukan KIE kepada keluarga terkait
penyakit yang diderita pasien dan bagaimana perawatan pasien apabila sudah berada di rumah.
Pengobatan: Pasien disarankan untuk tetap melakukan kontrol di poli bedah sesuai dengan
anjuran dokter.
Rawat jalan ke : Poli bedah
Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah : Perawatan klien harus dibantu oleh anggota keluarga
lain dan kepatuhan minum obat harus diperhatikan
Keterangan lain :
Pasien direncanakan untuk dilakukan pro laparotomy biopsy, akan tetapi masih belum bisa
menjalankan operasi tersebut karena kadar hemoglobin dan hematokrit pasien masih belum
menunjukkan hasil yang baik sehingga belum memungkinkan untuk dilakukan operasi. Apabila
kadar Hb dan Hct berada di rentang normal setelah dilakukan transfusi PRC, maka pasien akan
segera dilakukan tindakan pembedahan tersebut.
ANALISA DATA
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1 DS : Faktor risiko (Karsinogen, Nyeri Akut
- Pasien mengeluh nyeri Hormon, Gaya hidup, Kelebihan
nutrisi khususnya lemak dan
sejak 2 bulan yang lalu dan kebiasaan makan makanan
memberat pada 3 hari yang kurang berserat, Parasit,
terakhir Genetic)
↓
P : Apabila terkena tekanan
Metaplasia sel
dan terlalu banyak bergerak ↓
Q : Seperti ditusuk tusuk Neoplasia sel
↓
R : Pada perut bagian kiri
Displasia sel
S : Nyeri berat dengan ↓
skala 8 Diferensiasi sel sel epitel
↓
T : Hilang timbul
Perubahan struktur sel dan
DO : fungsi sel sel normal
- KU : Cukup ↓
- GCS E4V5M6 Aktivitas regenerasi sel
- Pasien terdiagnosa Tumor meningkat
Intra Abdomen Susp Gist ↓
- Terdapat benjolan pada perut Tumor Abdomen
pasien bagian kiri. Benjolan ↓
sudah timbul sejak 2 tahun Massa feses mengeras
↓
yang lalu dan semakin lama
Obstruksi pada lumen
semakin membesar
↓
- Pada pemeriksaan USG
Penumpukan massa
didapatkan kesimpulan
↓
terdapat massa solid Pembengkakan sel tumor
heterogen hemiabdomen kiri ↓
karakter malignan suspek Menekan saraf nyeri pada
jaringan sekitar
Renal Cell carcinoma
- Ibu dan nenek pasien ↓
↑ tekanan kapiler otot dan
meninggal karena kanker
- TD 135/90 mmHg gangguan pada neurovaskuler
- Nadi 85 x/menit ↓
- RR 20 x/menit Aktivasi mediator nyeri
- Pasien sudah mendapatkan ↓
transfusi PRC Stimulasi reseptor nyeri perifer
di SSP
↓
Nyeri Akut
Ruang : R. 19
Nama Pasien : Tn. S
Diagnosa : Tumor Intra Abdomen Sup. Gist
2 Panjangnya episode >30 menit 15-30 menit 10-15 menit 5-10 menit <5 menit
nyeri
- KU : Cukup
- GCS E4V5M6
- TD 135/90 mmHg
- Nadi 85 x/menit
1. Mengkaji tanda kecemasan verbal dan non verbal - RR 20 x/menit
pasien - Pasien mempraktkkan teknik distraksi dan relaksasi
dengan baik
2. Menjelaskan prosedur mencakup apa yang akan
dirasakan selama tindakan kepada pasien
S:
3. Mendorong pasien mengungkapkan perasaan
2 13.00 yang dialami - Pasien mengatakan rasa takut sedikit berkurang
4. Membantu pasien menggunakan teknik relaksasi O:
13.10
5. Mendorong pasien untuk senantiasa berdoa dan
- Klien melakukan teknik relaksasi dengan baik
13.15 berpasrah untuk mengurangi rasa cemas yang - Klien tampak gelisah
- Intensitas klien dalam bertanya mengenai perkiraan
dirasakan
08.30 kondisinya diruang operasi berkurang
- Klien membaca doa doa untuk mengurangi rasa cemasnya
13.30
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE-2
Akhir
Awal
- RR : 21x/m pengukuran dan
Tgt
>110 101-110 91-100 81-90 80 Indikator
- S : 36°C monitoring TTV
- Akral hangat Reflek E4V1M6 E4V2M6 E4V4M5 E4V4M6 E4V5M6 3. Mengevaluasi pupil TD 1 4 3
- Nafas Neurologis . 4. Mengkaji
Kesadaran Strupor- Derilium Apatis Somnolen Compos Reflek 3 5 3
spontan peningkatan
Coma Mentis Neurologis
- Keadaan istirahat dan
. Kesadaran 3 5 3
umum NIC : Intracranial Pressure (ICP) Monitoring tingkah laku pada
lemah - Kaji keadaan klien, penyebab koma/penurunan perfusi jaringan dan pagi hari
A:
- GCS 445 kemungkinan penyebab peningkatan TIK 5. Monitoring adanya
Masalah sesuai dengan
- Kesadaran - Monitor TTV konstipasi
indicator NOC teratasi
CM - Evaluasi pupil 6. Melakukan
sebagian
- Pasien - Kaji peningkatan istirahat dan tingkah laku pada pagi hari observasi
bedrest - Palpasi pembesaran bladder dan monitor adanya konstipasi kesadaran dengan
- Pasien - Observasi kesadaran dengan GCS GCS
P:
terpasang - Kolaborasi dengan tenaga medis terkait pemberian terapi sesuai 7. Melakukan Lanjutkan intervensi
restrain indikasi kolaborasi
- Tampak luka pemberian
pada regio medikasi; Injeksi
occipital Cefazolin (3x1
gram)
Ranitidin
(2x 50 mg)
Ketorolac
(3x30 mg)
RESUME KEPERAWATAN 2
Nama : Tn. M Tanggal : 20 November 2019
Dx Medis : Fraktur sinistra + CKR + TB Paru Ruang : 19 RSSA
S O A P I E
Klien - Keadaan Kerusakan Tujuan : 1. Monitor warna S:
mengeluh
umum tampak integritas Setelah dilakukan tindakan keperawatan luka, edema, Klien mengatakan nyaman setelah
area luka
pada tangan lemah, Jaringan selama 7x24 jam, keluhan pasien berkurang kelembaban di balutan luka diganti
dan kedua kesadaran Kriteria Hasil : area sekitar luka
kruris tidak
nyaman sedang Terjadi kenaikan skor pada masing masing 2. Membersihkan O:
- GCS 456 indicator NOC luka dengan Balutan luka tampak bersih, klien
- TD : 120/80 NOC : Wound Healing: Secondary Intention cairan saline dan terlihat lebih nyaman
mmHg Indikator 1 2 3 4 5 pemersihan luka NOC: Tissue perfusion: Peripheral
- N : 94x/menit Pengecilan dilakukan secara Indikator Awal Tgt Akhir
- RR 20x/menit ukuran luka sirkuler dari dalam Pengecilan 1 4 1
Drainase ukuran luka
- CRT > 2’’ ke luar
purulent Drainase 1 4 3
- Terdapat luka Eritema 3. Membersihkan
purulent
sepanjang Nekrosis luka dengan Eritema 1 4 1
kruris sinistra dengan air dan Bau tidak 1 5 4
NIC : Wound Care
- Luka sabun yang sedap
1. Monitor warna luka, edema, kelembaban di
mengeluarkan area sekitar luka lembut
A:
pus dan 2. Menjaga kelembaban luka untuk 4. Memberikan
Masalah sesuai dengan indicator
terdapat mempercepat proses penyembuhan dressing dan
NOC, teratasi sebagian
slough 3. Membersihkan luka dengan cairan salep yang sesuai
kekuningan saline dan pemersihan luka dilakukan pada luka
P:
yang lengket secara sirkuler dari dalam ke luar
Perawatan luka 2 hari lagi
- Pada bagian 4. Membersihkan luka dengan dengan air
kruris sinistra dan sabun yang lembut
luka berwarna 5. Memberikan dressing dan salep yang
kehijauan, sesuai pada luka
NIC : Infection Control
1. Melakukakan cuci yangan sesudah dan
sebelum melakukan tindakan pada
pasien
2. Memberikan informasi kepada pasien
dan keluarga tentang tanda dan gejala
infeksi serta bagaimana cara
melaporkannya kepada tenaga
kesehatan
3. Menggunakan APD steril sebelum
melakukan tindakan perawatan pada
pasien
RESUME KEPERAWATAN 3