Anda di halaman 1dari 4

Komplikasi Pasca Tiroidektomi

Oleh:
Hidayah Desy Septiyani
1765050225

Pembimbing:
dr. Stanley Ketting Olivier, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


PERIODE 30 SEPTEMBER 2019 – 7 DESEMBER 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
Yang harus dievaluasi untuk komorbiditas pasca tiroidektomi, komplikasi yang terkait :

1. Thyroid storm
a. Menggambarkan eksaserbasi dari kondisi tirotoksikosis
b. Biasanya dilakukan reseksi pada kelenjar tiroid
c. Test Laboratorium  T4 total dan bebas yang tinggi dan T3 meningkat serta TSH
menurun
d. Manifestasi klinis pasca operasi
- Demam
- Perubahan status mental (bingung, agitasi, psikosis)
- Manifestasi kardiovaskular (takikardi, aritmia jantung, CHF )
- Manifestasi Gastrointestinal (mual, muntah, diare)
2. Perdarahan
a. Komplikasi yang tanda – tandanya muncul antara 6 – 12 setelah operasi
b. Hematom, Edema Hipofaring  dapat menekan trakea  menyebabkan
gangguan jalan napas
c. Perdarahan pasca tiroidektomi bisa terdiri dari :
- Terlepasnya ikatan pembuluh darah
- Terbukanya pembuluh darah vena yang dikauter
- Muntah
- Maneuver valsava
- Peningkatan tekanan darah selama pemulihan
d. Perdarahan pasca operasi yang tidak diketahui  menyebabkan kompresi trakea
 obstruksi jalan napas.

Obstruksi total terjadi karena kompresi kritis kompartemen di bawah strap muscles
sehingga dapat mengawali gangguan drainase vena dan limfe dapat memicu udem
laringofaring  obstruksi jalan napas.

3. Cedera dari recurrent laryngeal nerve


a. Mekanisme : terjadi karena laserasi, regangan, tekanan, cauter, ligasidan cedera
akibat suction.
b. Palsi nervus laryngeal rwcurrwnt unilateral menyebabkan posisi plica vocalis
permanen dibagian median atau paramedian karena semua otot laring pada sisi
lesi mengalami paralisis  sehingga untuk mengeluarkan suara, plica vocalis
kontralateral mengkompensasi gerakan saat keadaan bersuara  suara menjadi
parau.
c. Bila terjadi cedera bilateral recurrent laryngeal nerve menyebabkan otot laring
mengalami paralisis kecuali otot krikotiroid pada kedua sisi  sehingga plica
vocalis berada pada posisi median atau paramedian  menyebabkan perubahan
suara, obstruksi jalan napas.
4. Hipoparatiroidisme
a. Karena terjadinya iskemik yang terjadi secara reversible pada kelenjar paratiroid,
hipotermia kelenjar atau terjadi pelepasan endotelin-1 (merupakan reaktan yang
keluar pada fase akut yang dapat menekan prokusi PTH)  menyebabkan
hipokalsemia dan hiperfosfatemia.
b. Manifestasi klinis dari kondisi hipotiroidisme :
- Lesu
- Cepat lelah
- Kulit kering
- Produksi keringat berkurang
- Kulit pucat
c. Manifestasi klinis dari kondisi hipokalsemia ini :
- Rasa baal pada daerah sekeliling mulut dan kesemutan pada jari tangan
dan kaki.
- Laringospasme
- Kedutan pada otot area wajah
- Kejang
- Pemanjangan gelombang QT
Pengkajian untuk evaluasi Pasca Bedah :

1. Respirasi : evaluasi jalan napas, bunyi nafas


2. Sirkulasi
- Vital signs : tekanan darah, suhu, nadi
- Kondisi kulit : dingin, basah
- Sianosis
3. Neurologis : tingkat respon, neurosensoris, fungsi bicara, kualitas dan kuantitas tonasi
4. Drainase
- Mengantisipasi perdarahan : perhatikan cairan drainase yang keluar
- Inspeksi balutan luka
- Drain dilepas bila produksi < 50 cc/hari
5. Posisi pasien elevasi kepala 30 derajat bila telah sadar penuh atau setengah duduk
6. Periksa kadar kalsium dalam darah
7. Rawat luka pada hari ke 3 (atau pada saat lepas drain), evaluasi infeksi nosokomial
8. Angkat jahitan hari ke 7  evaluasi infeksi nosokomial

Anda mungkin juga menyukai