Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN UKL/UPL

KESEHATAN LINGKUNGAN BULAN JANUARI- JUNI


RS. SANTA ANNA
TAHUN 2018

Disusun Oleh :

BAGIAN KESLING

RS. SANTA ANNA

KENDARI

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA karena atas
bimbingan dan penyertaan-NYA saja sehingga Laporan Pemantauan kesehatan Lingkungan RS.
Santa Anna ini dapat terselesaikan.
Dalam menjalankan fungsi dan perannya di RS.Santa Anna, khususnya dalam upaya
pengelolaan lingkungan dan kesehatan lingkungan Rumah Sakit melakukan pemantauan melalui
pemeriksaan laboratorium untuk sampel uji kualitas Air Limbah.
Dalam proses penyusunan Laporan ini tentunya masih memiliki berbagai kekurangan
yang membutuhkan banyak masukan dari berbagai pihak terkait untuk perbaikan kedepannya.
Akhirnya, penyusun berharap agar Laporan ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya,
khususnya demi perkembangan dan kemajuan RS. Santa Anna.

Mengetahui,
Direktur RS. Santa Anna

dr. Mario Polo Widjaya,M.Kes,Sp.OT

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Identitas Perusahaan
Nama RS : RS. Santa Anna
Pemilik : Tarekat Soc. JMJ – Indonesia
Badan Hukum : PT. Citra Ratna Nirmala
Status Kepemilikan : Swasta Katolik
Kategori : RS Umum
Tipe / Kelas : C
Nomor Kode RS : 7403044

Tanggal Pendirian : 10 Agustus 1968


Surat Ijin Operasional Tetap dari Walikota Kendari
Nomor : 01/Izin/v/2015/116
Tanggal : 29 September 2015 s/d 29 September 2020
Oleh : Walikota Kendari
Status : Ijin Tetap - Perpanjangan (5 tahun)
Akreditasi RS : Proses Akreditasi SNARS
Alamat : Jl. DR. Moh. Hatta No. 65 A Kelurahan Sanua
Kecamatan Kendari, PO Box 10, Kota Kendari 93001 Sulawesi Tenggara.
Telepon : (0401) 3123092
Faksimile : (0401) 3124872
E-mail : rs.santa.anna@gmail.com
rs_santa_anna@yahoo.co.id
Luas Tanah & Bangunan : Luas Tanah : 5.318 m2
Luas Bangunan : 3.340 m2
Kapasitas Tempat Tidur : 64 Tempat Tidur
(Termasuk ICU = 6 TT)
Direktur : dr.Mario Polo Widjaya,M.Kes,Sp.OT

3
B. Lokasi Usaha Dan Atau Kegiatan
Lokasi dan atau kegiatan : Jl. DR. Moh. Hatta No. 65 A Kelurahan Sanua
Kec. Kendari Barat Kota Kendari.
Alamat Perusahaan : Jl. DR. Moh. Hatta No. 65 A Kelurahan Sanua
Kec. Kendari Barat Kota Kendari.
Telepon : (0401) 3123092
Faksimile : (0401) 3124872
E-mail : rs.santa.anna@gmail.com
rs_santa_anna@yahoo.co.id
Koordinat : S. 03059’17.4” (Lintang Selatan)
: E. 122030’41,6” (Bujur Timur)

C. Deskripsi Kegiatan
Pengoperasian RS. Santa Anna dibagun pada tanggal 11 Desember 1972 atas ijin
Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan bupati kepala daerah Tingklat II Kabupaten
Kendari Nomor : 56/XII/KEU/1972 dengan batas-batas sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan langsung dengan jalan Dr. Moh.Hatta
2. Sebelah selatan berbatasan langsung dengan permukiman penduduk
3. Sebelah timur berbatasan langsung dengan permukiman penduduk
4. Sebelah barat berbatasan langsung dengan jalan balanak
Kegiatan lain disekitar lokasi pengoperasian RS. Santa Anna sebelah utara polsek
kemaraya, perdagangan, gereja, taman kanak-kanak. Sebelah selatan kegiatan pemukiman
penduduk, sebelah timur merupakan pemukiman penduduk, sebelah barat pemukiman
penduduk.
Semua kegiatan yang berada dilokasi kegiatan RS. Santa Anna berpotensi menimbulkan
kerusakan lingkungan baik aspek fisik kimia, biologi maupun sosial budaya masyarakat.
Kegiatan RS. Santa Anna saat ini dalam tahap operasi, dengan luas tanah yang diguanakan
untuk pengoperasian RS. Santa Anna seluar 5.18 M2 . Luas tanah yang digunakan untuk
membagun sarana pelayanan rumah sait seluas 2.237 M2 . Bangunan kegiatan pelayanan RS.
Santa Anna terdiri dari lantai satu dan dua, Luas halaman yang kosong adalah 2.0881 M2,

4
dan tanah pakai perumahan 1.103 M2 . RS. Santa Anna tergolong kategori Type C Dengan
luas bangunan 3.340 M2 .
Fasilitas yang tersedia dalam kawasan RS. Santa Anna saat ini adalah :
1. Ruang tempat perawatan
2. Poliklinik
3. Ruang Bersalin
4. Ruang Radiologi
5. Laboratorium
6. Dapur
7. Laundry
8. Ruang Administrasi
9.Ruang emergency
10. Ruang bedah
11. Ruang penitipan jenazah
12. Asrama
13. TPS
14. Genset
15. Air bersih dari air permukaan (2 liter/detik)
16. PDAM (5 liter/Detik)
17. Jumlah tempat tidur = 64
D. Perkembangan Lingkungan Sekitar
Perubahan lingkungan yang pernah terjadi disekitar pengoperasian RS. Santa Anna adalah
terjadinya genangan air dan banjir dalam kawasan Rumah Sakit Pada bulan juli tahun 2013,
dan pada bulan Mei tahun 2017 yang disebabkan karena penggundulan hutan pada sebelah
utara Rumah Sakit dan tidak berfungsinya drainase. Jarak dari kawasan hutan dengan
kegiatan RS ± 2 km. Kondisi ini sudah dilakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk
mencari solusi agar tidak terjadi lagi hal yang sama dengan mengatasi sumber terjadinya
dampak lingkungan.

5
BAB II
PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. Pelaksanaan
a. Hasil Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
1.Dampak Yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan penerimaan Karyawan:
Jenis dampak : Keresahan masyarakat
Sumber dampak : Penerimaan Karyawan
Tindakan Pengelolaan
Lingkungan Hidup :Informasi penerimaan karyawan harus dapat
diakses oleh masyarakat dan mengutamakan
tenaga local bagi pekerjaan tertentu
Tolak Ukur Pengelolaan :Penerimaan Karyawan diumumkan melalui
Media social
Lokasi Pengelolaan : Kelurahan Sanua Kecamatan Kendari Barat Kota
Kendari dan jumlah tenaga kerja local yang
bekerja
Waktu Pengelolaan : Pengumuman Penerimaan karyawan dilakukan
seminggu sebelum penerimaan karyawan
Besaran Dampak : Minimal 1 orang warga yang protes terhadap
penerimaan tenaga kerja
2. Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian ruang
tunggu
Jenis dampak : Produksi Limbah Domestik
Sumber dampak : Pengoperasian Ruang Tunggu
Tindakan Pengelolaan
Lingkungan Hidup : Pemasangan Pengumuman tentang kebersihan,
penyediaan sarana TPS mini dalam ruangan dan
daerah tertentu, pemilahan sampah organik dan

6
anorganik, melakukan koordinasi dengan dinas
kebersihan untuk pengangkutan sampah.
Tolak Ukur Pengelolaan : Pengunjung, Pasien, Pegawai dan Perawat
membuang sampah pada tempatnya.
Lokasi Pengelolaan : Ruang Tunggu RS. Santa Anna
Waktu Pengelolaan : Setiap hari dilakukan pengangkutan limbah
domestik Rumah Sakit Ke TPS yang disediakan
pemerintah Kota
Besaran Dampak : Tumpukan limbah domestik lebih dari 0.5-2.0 Kg
per hari
3.Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian Ruang
poliklinik :

Jenis dampak : Produksi limbah domestik dan limbah infeksius


Sumber dampak : Pengoperasian Ruang Poliklinik
Tindakan Pengelolaan
Lingkungan Hidup : Limbah domestik dimasukkan dalam TPS dan
dilakukan pengangkutan secara rutin atau
bekerjasama dengan dinas kebersihan untuk
diangkut ke TPA, sedangkan limbah infeksius
dimasukkan kedalam wadah khusus dengan warna
dan lambing yang sesuai untuk limbah infeksius
kemudian dibakar pada incinerator suhu 1000-
11000c (Pemusnahan limbah infeksius dilakukan
kerjasama dengan Transporter PT. Mitra Hijau
Asia yang bekerjasama dengan pihak Pemusnah
yakni PT. Putra Restu Ibu Abadi)
Tolak Ukur Pengelolaan : Tersedia wadah yang diberi warna lambang untuk
limbah domestik, limbah infeksius, limbah
terbakar, abu, serta benda yang tidak terbakar
ditanam pada landfill yang telah ditentukan.

7
Lokasi Pengelolaan : Ruang Poliklinik RS. Santa Anna, TPS LB3 Rs.
Santa Anna
Waktu Pengelolaan : Setiap Bulan dilakukan pengangkutan limbah
infeksius oleh pihak ke-tiga dan pengangkutan
limbah domestik ke TPA dilakukan setiap hari
Besaran Dampak : Produksi limbah domestik dan limbah infeksius
tidak melebihi 0.6 Kg per hari.
4. Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian ruang
perawatan :
Jenis dampak : Keamanan dan kenyamanan pasien, produksi
limbah domestik dan limbah infeksius
Sumber dampak : Pengoperasian Ruang Perawatan
Tindakan Pengelolaan
Lingkungan Hidup : Perlu dilakukan pemisahan antara pasien dan
pengunjung, limbah domestik padat dimasukkan
ke dalam wadah yang diberi lambang khusus dan
selanjutnya dibawa ke TPS lalu diangkut keTPA
oleh mobil pengangkut sampah dan limbah
infeksius diangkut ke TPS LB3 kemudian
diangkut oleh PT. Mitra Hijau Asia. Limbah cair
langsung dikelola ke IPAL Rumah Sakit.
Tolak Ukur Pengelolaan :Tersedianya ruang khusus bagi pengunjung,
tersedia wadah khusus, tersedia TPS khusus baik
limbah infeksius maupun limbah B3, Instalasi
IPAL berfungsi dengan baik dan bahan kadar
kimia pencemar berada dalam NAB limbah cair
Rumah Sakit.
Lokasi Pengelolaan : Ruang perawatan, Tapak Rumah Sakit santa
anna, TPS LB3, TPS limbah Domestik

8
Waktu Pengelolaan : limbah domestik diolah setiap hari, limbah
infeksius diangkut setiap 1 bulan, dan limbah
cair dikelola setiap hari
Besaran Dampak : Adanya Complain pasien, produksi limbah
domestik dan limbah infeksius tidak melibihi
0,4 kg per hari.
5. Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian
dapur dan Laundry
Jenis dampak : Produksi limbah domestik dan limbah B3
Sumber dampak : Pengoperasian dapur dan Laundry

Tindakan pengelolaan
Lingkungan Hidup : Limbah padat dapur dimasukkan dalam wadah
yang telah diberi warna dan lambang tertentu
selanjutnya dibawah ke TPS untuk kemudian
diangkut ke TPA, limbah cair dapur dialirkan ke
Saluran drainase umum, air hasil kegiatan
laundry dialirkan melalui saluran menuju
instalasi IPAL serta pemisahan limbah organic
dan anorganik.
Tolak Ukur Pengelolaan : Tersedia wadah yang diberi warna dan lambang
untuk limbah domestik, TPS berfungsi dengan
baik dan limbah terangkut ke TPA, kadar BOD
air limbah tidak melebihi NAB limbah organic
RS, IPAL berfungsi dengan baik dan kadar
deterjen dalam air disaluran drainase umum
berada dalam kisaran NAB.
Lokasi Pengelolaan : Ruang dapur RS. Santa Anna, IPAL dan TPS
LB3.
Waktu Pengelolaan : Setiap hari

9
Besaran Dampak : Volume limbah cair tidak melebihi 5 m3 dan
limbah padat tidak melebihi, kadar deterjen
dalam limbah cair tidak melebihi NAB.

6. Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian


administrasi/kantor
Jenis dampak : Produksi sampah domestik
Sumber dampak : Pengoperasian administrasi/kantor

Tindakan pengelolaan
Lingkungan Hidup : Limbah domestik padat dimasukkan dalam wadah
yang diberi warna dan lambang tertentu,
selanjutnya dibuang di TPS yang disediakan RS
kemudian ditampung di TPS yang disediakan
pemerintah kota untuk di buang di TPA
Tolak Ukur Pengelolaan : Tidak ada tumpukan limbah domestik
Lokasi Pengelolaan : Ruang administrasi/kantor dan TPS RS. Santa
Anna
Waktu Pengelolaan : Setiap hari
Besaran Dampak : Volume limbah tidak melebihi 0,1 kg per hari.
7. Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian Ruang
Perawatan obstetrick
Jenis dampak : Produksi Limbah infeksius
Sumber dampak : Pengoperasian ruang obstetrick

Tindakan pengelolaan
Lingkungan Hidup : Limbah infeksius padat dimasukkan dalam wadah
yang telah diberi warna dan lambang tertentu
selanjutnya di musnahkan melalui kerja sama
dengan Pihak Ke-Tiga, Limbah infeksius cair

10
segera dimasukkan kedalam instalasi IPAL atau
Septick Tank
Tolak Ukur Pengelolaan : Tersedia wadah yang diberi warna dan lambang
untuk limbah infeksius dan limbah terbakar,
instalasi IPAL berfungsi dengan baik dan bahan
kadar kimia pencemar berada dalam NAB limbah
cair RS.
Lokasi Pengelolaan : Ruang perawatan obstetrik Rs. Santa Anna, TPS
LB3
Waktu Pengelolaan : Setiap bulan dilakukan pengangkutan Limbah pada
TPS LB3
Besaran Dampak : Volume limbah infeksius tidak melebihi 0,04 m3 per
hari.
8. Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian
Laboratorium
Jenis dampak : Produksi limbah infeksius dan limbah B3
Sumber dampak : Pengoperasian Laboratorium
Tindakan pengelolaan
Lingkungan Hidup : Limbah infeksius padat dimasukan dalam wadah
yang telah diberi warna dan lambang tertentu
selanjutnya di bawa ke TPS LB3 sebelum
diserahkan kepada Pihak Ke-tiga. Limbah cair
ditampung dan dibuang kedalam instalasi IPAL
atau septic Tank limbah B3 cair ditampung dalam
wadah diberikan perlakuan Fisiko-Kimia dan
selanjutnya dialirkan ke instalasi IPAL dan septic
Tank.
Tolak Ukur Pengelolaan : Tersedia wadah yang diberi warna dan lambang
untuk limbah infeksius dan limbah terbakar,
Kemudian diangkut menuju TPS LB3 sebelum
dimusnahkan melalui kerjasama dengan Pihak

11
Ke-Tiga, Instalasi IPAL berfungsi dengan baik
dan bahan kadar kimia pencemar berada dalam
NAB limbah cair RS, adanya proses pemisahan
limbah, wadah dan penampungan diberi warna
dan lambang untuk limbah B3, adanya proses
fisiko-kimia sebelum limbah dialirkan ke
instalasi IPAL atau septic Tank dan konsentarasi
logam berat limbah cair disaluran drainase umum
msih berada dalam NAB.
Lokasi Pengelolaan : Laboratorium Rs. Santa Anna, TPS LB3, dan
IPAL
Waktu Pengelolaan : Setiap hari dilakukan pengolahan limbah cair, dan
limbah B3 diangkut menuju TPS LB3 sebelum
dilakukan pemusnahan oleh pihak ke-Tiga.
Besaran Dampak : Volume limbah infeksius tidak melebihi 0,01 m3
per hari dan volume limbah B3 tidak melebihi
0,001 m3 per hari.
9. Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian Ruang
penitipan Jenazah
Jenis dampak : Produksi limbah infeksius dan limbah B3
Sumber dampak : Pengoperasian Ruang penitipan Jenazah
Tindakan pengelolaan
Lingkungan Hidup : Petugas Ruang mayat diberi pelatihan khusus dan
selalu menaati prosedur kerja yang telah
ditetapkan, limbah B3 cair ditampung dalam
wadah diberikan perlakuan fisiko-kimia dan
selanjutnya dialirkan ke instalasi IPAL, Limbah
infeksius padat dimasukkan dalam wadah yang
telah diberi warna dan lambang tertentu kemudian
diangkut ke TPS LB3 sebelum dimusnahkan oleh
Pihak ke-Tiga.

12
Tolak Ukur Pengelolaan : Petugas memiliki tanda bukti berupa sertifikat
atau sejenisnya dan adanya papan tulis yang
menjelaskan prosedur kerja, adanya proses
pemisahan limbah, wadah dan penampungan yang
diberi warna dan lambang untuk limbah B3,
adanya proses fisiko-kimia sebelum limbah
dialirkan keinstalasi IPAL atau septic tank dan
konsentrasi formalin limbah cair dalam kisaran
NAB, tersedia wadah yang diberi warna dan
lambang limbah infeksius dan limbah terbakar.
Lokasi Pengelolaan : Ruang Pengelolaan Jenazah Rs. Santa Anna.
Waktu Pengelolaan : Setiap bulan dilakukan pengangkutan limbah
infeksius oleh pihak ke-tiga
Besaran Dampak : Volume limbah infeksius tidak melebihi 0.01
m3 per hari dan volume limbah B3 tidak
melebihi 0,001 m3 per hari.
10. Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian Ruang
Emergency
Jenis dampak : Limbah berupa human blood and human product
serta benda tajam
Sumber dampak : Pengoperasian Ruang emergency
Tindakan pengelolaan
Lingkungan Hidup
Tolak Ukur Pengelolaan : Limbah human blood dan human product
dimasukkan dalam wadah yang diberi warna dan
lambang tertentu kemudian diangkut atau
dialirkan ke instalasi IPAL atau septic Tank,
limbah benda tajam dimasukkan dalam wadah
yang telah diberi warna dan lambang tertentu
selanjutnya diangkut ke TPS LB3 sebelum

13
dimusnahkan melalui kerjasama dengan pihak
ketiga.
Lokasi Pengelolaan : Ruang emergency RS. Santa Anna, TPS LB3
dan IPAL R.S Santa Anna.
Waktu Pengelolaan : Setiap hari
Besaran Dampak : Volume limbah tidak melebihi 0,01 m3 per hari.
11. Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian Ruang
obat/Gudang Farmasi.

Jenis dampak : Limbah B3 berupa obat-obatan yang telah


kadaluarsa.
Sumber dampak : Pengoperasian Ruang obat/gudang farmasi
Tindakan pengelolaan
Lingkungan Hidup : Limbah dimasukkan dalam wadah yang telah
diberi perlakukan fisiko-kimia dan selanjutnya
dimasukkan dalam bak penampungan IPAL atau
Septick Tank dan konsentrasi bahan kimia
berbahaya limbah cair disaluran drainase umum
masih berada dalam kisaran NAB.
Tolak Ukur Pengelolaan : Adanya proses pemisahan limbah, wadah
penampungan yang diberi warna, adanya proses
fisiko-kimia sebelum limbah dialirkan ke
instalasi IPAL atau septick Tank dan konsentrasi
bahan kimia berbahaya limbah cair disaluran
drainase umum masih berada dalam kisaran
NAB.
Lokasi Pengelolaan : Ruang obat/ Gudang Farmasi Rs. Santa Anna
Waktu Pengelolaan : Setiap bulan
Besaran Dampak : Volume limbah tidak melebihi 0,01 m3 per hari.

12. Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian Ruang
Bedah.

14
Jenis dampak : Limbah berupa human blood and human product,
benda tajam dan sampah pathologis
Sumber dampak : Pengoperasian ruang bedah
Tindakan pengelolaan
Lingkungan Hidup : Limbah human blood dan human product
dimasukkan dalam wadah yang telah diberi warna
dan lambang tertentu dan kemudian diangkut
menuju spoelhock yang dialirkan langsung ke
IPAL, Limbah benda tajam dimasukkan dalam
wadah kemudian diangkut ke-Landfill, sampah
pathologis dimasukkan dalam wadah yang telah
diberi warna dan lambang tertentu kemudian
dimasukkan kedalam penampungan TPS LB3.
Tolak Ukur Pengelolaan : adanya wadah penampung yang diberi warna dan
lambang untuk limbah human blood dan human
product, instalasi berfungsi baik, tersedia wadah
yang diberi warna dan lambang untuk limbah
infeksius dan limbah terbakar, wadah yang diberi
warna dan lambang untuk sampah pathologis,
bak penampungan limbah berfungsi dengan baik.
Lokasi Pengelolaan : Ruang bedah RS. Santa Anna, TPS LB3, dan
IPAL.
Waktu Pengelolaan
: Setiap hari
Besaran Dampak : Volume limbah human blood dan human product
tidak melebihi 0,001 m2 per hari dan sampah
pathologis tidak melebihi 5 Kg per hari.

13. Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian Ruang
Radiologi

15
Jenis dampak : Limbah B3 dan radiasi radioaktif
Sumber dampak : Pengoperasian ruang radiologi
Tindakan pengelolaan
Lingkungan Hidup : Air hasil cucian bahan kimia/rontgen ditampung
dalam wadah yang telah diberi warna dan
lambang tertentu kemudian diberi perlakuan
secara fisika-kimia dan selanjutnya dialirkan ke
instalasi IPAL atau septic tank, pengawasan
terhadap prosedur pelaksanaan yang telah
ditetapkan oleh badan pengawas tenaga nuklir,
tidak ada radiasi, petugas bebas dari radiasi.
Tolak Ukur Pengelolaan : Adanya proses pemisahan limbah, wadah
penampungan yang diberi warna lambang untuk
limbah B3, adanya proses fisiko-kimia sebelum
limbah dialirkan ke instalasi IPAL atau septic
tank dan konsentrasi logam berat limbah cair
disalurkan ke drainase umum, masih berada
dalam kisaran NAB, adanya ijin dari badan
pengawas tenaga nuklir, tidak ada radiasi,
petugas bebas dari radiasi.
Lokasi Pengelolaan : Ruang radiologi Rs. Santa Anna dan IPAL
Waktu Pengelolaan : Setiap Minggu
Besaran Dampak : Volume limbah tidak melebihi 0,01 m3 per hari
dan intensitas radiasi tidak melampaui NAB.
14. Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian air
pemukiman.

Jenis dampak : Penurunan pasokan air permukaan dan salinitas


Sumber dampak : Pengoperasian air permukaan
Tindakan pengelolaan

16
Lingkungan Hidup : Pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan
penggunaan air tanah yang dikeluarka oleh
masyarakat sekitar sumber mata air dan petugas
Rumah Sakit, pengukuran salinitas secara
periodik oleh instansi berwenang.
Tolak Ukur Pengelolaan : Adanya pengawasan rutin dari masyarakat dan
petugas Rumah Sakit dan salinitas air permukaan
berada dalam kisaran NAB.
Lokasi Pengelolaan : Sumber mata air dan tempat penampungan air
RS. Santa Anna.
Waktu Pengelolaan : Setiap Tahun sekali
Besaran Dampak : Pasokan air permukaan dapat mencapai 172.800
liter per hari dan kadar salinitas tidak melebihi
1,75%.
15. Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian mesin
genset

Jenis dampak : Kebisingan, peningkatan kadar gas-gas emisi dan


partikulat, limbah B3 dan kebakaran
Sumber dampak : Pengoperasian Mesin genset
Tindakan pengelolaan
Lingkungan Hidup : Ruang mesin genset dilengkapi dengan alat yang
dapat meredam suara, penggunaan mesin genset
yang mempunyai oeredam suara, penanaman
pohon yang berdaun sempit disekeliling Rumah
Sakit, penempatan mesin genset dengan
cerobong yang dilengkapi filter, penanaman
pohon yang berperan mereduksi emisi gas,
penyediaan wadah penampungan bekas minyak
pelumas dan selanjutnya diangkut ketempat daur
ulang, penyediaan pemadam kebakaran.

17
Tolak Ukur Pengelolaan : Ruang mesin mempunyai peredam suara dan
kebisingan berada dalam kisaran NAB,
menggunakan mesin genset yang dilengkapi
peredam suara dan kebisingan berada dalam
kisaran NAB, pohon tumbuh sempurna, dan nilai
kebisingan berada dalam kisaran NAB, kualitas
udara berada dalam keadaan baik, pohon-pohon
tumbuh sempurna, gasa-gas dan partikulat tidak
menjadi pencemar, adanya wadah penampungan
dan kadar minyak dalam air di daerah outlet
masih berada dalam kisaran NAB, jumlah alat
pemadam kebakaran yang terpasang.
Lokasi Pengelolaan : Ruang mesin Genset RS. Santa Anna.
Waktu Pengelolaan : Setiap enam bulan sekali
Besaran Dampak : Kebisingan melebihi 70 dBA, peningkatan kadar
gas-gas emisi dan partikulat melebihi NAB gas
emisi dan partikulat, buangan minyak pelumas
0.01 liter per hari dan adanya kebakaran.
16. Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian
asrama

Jenis dampak : Limbah domestik


Sumber dampak : Pengoperasian Asrama

Lingkungan Hidup : Penampungan limbah domestik pada TPS yang


tersedia selanjutnya pengangkutan limbah
domestik ke TPS yang disediakan pemerintah
kota untuk diangkut ke TPA, pemilahan sampah
organic dan anorganik.
Tolak Ukur Pengelolaan : adanya pengangkutan dan pemilahan sampah
organik dan anorganik.

18
Lokasi Pengelolaan : Asrama RS. Santa Anna
Waktu Pengelolaan : Setiap hari
Besaran Dampak : Volume limbah tidak melebihi 25 Kg per hari.
17. Dampak yang akan terjadi pada tahap operasi kegiatan pengoperasian Ruang
Bersalin
Jenis dampak : Limbah berupa Human Blood and Human
product, benda tajam dan sampah Pathologis.
Sumber dampak : Pengoperasian ruang bersalin

Lingkungan Hidup : Limbah human blood dan human product


dimasukkan dalam wadah yang telah diberi
warna dan lambang tertentu dan kemudian
diangkut ke wastafel atau Spoelhoek yang
dialirkan langsung menuju IPAL, limbah benda
tajam dimasukkan dalam wadah yang telah diberi
warna dan lambang tertentu selanjutnya diangkut
menuju TPS LB3 sebelum dimusnahkan oleh
pihak ke-tiga. Sampah pathologis dimasukkan
dalam wadah yang telah diberi warna dan
lambang tertentu kemudian dimasukkan ke
dalam penampungan Limbah (TPS LB3)
Tolak Ukur Pengelolaan : Adanya wadah penampungan yang diberi warna
dan lambang untuk limbah human blood dan
human product, instalasi berfungsi baik, tersedia
wadah yang diberi warna dan lambang untuk
limbah infeksius dan limbah terbakar, wadah
yang diberi warna dan lambang untuk sampah
pathologis, bak penampungan berfungsi baik.
Lokasi Pengelolaan : Ruang bersalin Rs. Santa Anna, TPS LB3, dan
IPAL
Waktu Pengelolaan : Setiap Hari

19
Besaran Dampak : Volume limbah Human Blood dan Human product
tidak melebihi 0.01 m3 per hari dan sampah
pathologis tidak melebihi 5 kg per hari.
B. EVALUASI
1. Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengoperasian RS santa anna perlu adanya tindakan pengelolaan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan. Kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan pemrakarsa
RS Santa Anna adalah sebagai berikut :
a. Keresahan
Penerimaan Karyawan mengutamakan tenaga kerja local dengan system pengkajian
sesuai dengan Upah minimum Regional (UMR).
b. Produksi limbah Domestik
Pemasangan papan himbauan kebersihan (Buanglah sampah pada tempatnya)
Penyediaan TPS dan pengangkutan sampah ke TPS yang disediakan oleh
pemerintah kota selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah
(TPAS).
c. Produksi Limbah infeksius
Penampungan limbah infeksius dalam wadah tertentu dan ditampung pada TPS
LB3 RS, selanjutnya dilakukan pemusnahan melalui kerjasama dengan pihak
ketiga (PT.MITRA HIJAU ASIA) terlampir bukti kerjasama.

d. Produksi Limbah B3
Limbah padat B3 ditampung pada TPS LB3, limbah cair B3 dialirkan menuju
instalasi IPAL B3 yang tersedia di Rumah Sakit.
e. Prduksi limbah Human Blood dan Human Product serta benda tajam
Limbah Human blood dan human product dimasukkan dalam wadah yang telah
diberi warna dan lambang tertentu dan kemudian diangkut untuk dibuang pada
wastafel/spoelhoek lalu dialirkan langsung ke IPAL. Limbah benda tajam
dimasukan dalam wadah yang telah diberi warna dan lambang tertentu
selanjutnya disimpan pada TPS LB3 dan kemudian dimusnahkan melalui
kerjasama dengan pihak ke-Tiga.
f. Produksi Limbah B3 berupa obat-obatan

20
Limbah dimasukkan dalam wadah yang telah diberi warna dan lambang tertentu
dan kemudian diangkut Ke TPS LB3 dan dimusnahkan melaui kerjasama dengan
pihak ke-Tiga.
g. Radiasi Radiologi
Pengawasan terhadap prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan oleh badan
pengawas nuklir, pengukuran intensitas radiasi dalam dan luar ruangan,
pemeriksaan kesehatan petugas.
h. Penurunan Pasokan air permukaan dan salinitas
Pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan penggunaan air tanah yang
dikeluarkan oleh masyarakat sekitar sumber mata air dan petugas Rumah Sakit,
pengukuran salinitas secara periodic oleh instansi berwenang.
i. Kebisingan
Ruang mesin genset dilengkapi dengan alat yang dapat meredam suara,
penggunaan mesin genset yang mempunyai peredam suara, penanaman pohon
yang berdaun sempit disekeliling Rumah Sakit.
j. Peningkatan kadar gas-gas emisi dan pertikulat
Penempatan mesin genset dengan cerobong yang dilengkapi filter, penanaman
pohon yang berperan mereduksi emisi gas.
k. Limbah B3 (Minyak pelumas oli bekas)
Penyediaan wadah penampungan oli bekas minyak pelumas dan selanjutnya
diangkat ketempat daur ulang
l. Kebakaran
Penyediaan sarana pemadam kebakaran
2. Evaluasi Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Keresahan
Jumlah Masyakat yang resah terhadap dampak pengoperasian RS.
b. Produksi Limbah Domestik
Volume limbah domestic, ketersediaan TPS, pemilahan sampah organik dan
anorganik, pengangkutan limbah domestic ke TPA.
c. Produksi Limbah Infeksius

21
Volume limbah infeksius, penyimpanan pada TPS LB3, dan dimusnahkan melalui
kerjasama dengan pihak ke-Tiga.
d. Produksi Limbah B3
Volume limbah B3, ketersediaan IPAL
e. Produksi limbah Human Blood dan Human Product serta benda tajam
Volume limbah Human Blood dan Human Product serta benda tajam, wadah
penampungan limbah B3, Pemusnahan Limbah B3 melalui kerjasama dengan
pihak Ke-Tiga.
f. Produksi limbah B3 berupa obat-obatan
Volume Limbah B3 dan ketersediaan IPAL
g. Radiasi Radiologi
Peningkatan Radiasi Radioaktif
h. Penurunan Pasokan Air Permukaan dan Salinitas
Jumlah Pasokan dan kualitas air permukaan dan salinitas
i. Kebisingan
Mesin genset dengan alat peredam suara serta penanaman pohon yang berdaun
sempit
j. Peningkatan Kadar Gas-Gas emisi dan partikulat
Mesin Genset dengan cerobong yang dilengkapi filter, penanaman pohon yang
berperan mereduksi emisi gas
k. Limbah B3 (Minyak Pelumas oli Bekas)
Penyediaan wadah penampungan oli bekas minyak pelumas dan selanjutnya
diangkut ke tempat Tidur
i. Kebakaran
Ketersediaan alat pemadam kebakaran
3. Evaluasi Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Evaluasi Kecenderungan
Kegiatan operasioanl RS. Santa Anna berlangsung setiap hari dengan volume
yang bervariasi. Dampak Lingkungan terhadap kualitas udara berdasarkan
pantauan dilapangan selain dipengaruhi oleh kegiatan operasional, juga
dipengaruhi adanya kegiatan diluar Rumah Sakit seperti kegiatan transportasi dan

22
pengunjung. Kondisi ini dapat diminimalisir dengan melakukan penyiraman
sehingga permukaan tanah menjadi lembab dan tidak menimbulkan debu.
b. Evaluasi Tingkat kritis
Berdasarkan Evaluasi tingkat kritis kualitas udara dan tingkat kebisingan hasil
pengujian emisi cerobong/genset, air minum PDAM, air permukaan dan
pengujian kualitas air limbah, masih dibawah baku mutu lingkungan, sehingga
kualitas lingkungan disekitar Rs. Belum berada pada tingkat kritis.
c. Evaluasi Ketaatan
Dari hasil evaluasi tingkat kritis kualitas lingkungan menunjukan indikasi bahwa
kualitas lingkungan masih memenuhi baku mutu lingkungan berdasarkan analisis
laboratorium lingkungan. Hal ini terjadi karena sarana dan prasarana lingkungan
dioperasikan secara maksimal serta dilakukan pengawasan dan pemantauan serta
rutin dan berkelanjutan.
d. Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan Hidup
1. Kualitas udara dan kebisingan
a. Kandungan partiket debu
Kandungan partiket debu dihalaman RS.Santa Anna berkisar 8,20. Hasil analisis
lab masih berada dibawah baku mutu udara ambient berdasarkan PP.No 41 Tahun
1999.
b. Sulfur Dioksida
Berdasarkan hasil analisis lab masih berada dibawah baku mutu sehingga belum
mempengaruhi kesehatan.
c. Nitrogen
Dari hasil analisis laboratorium Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara, pada lokasi sampling hanya sekitar 3,25 kadar yang mendekati masih
rendah dari baku mutu udara ambient.
d. Karbon dioksida
Dari hasil analisis dan pengukuran dilapangan, kandungan karbon monoksida
pada lokasi sampling hanya berkisar 720. Kadar terdeteksi masih rendah dan baku
mutu udara ambien.

23
e. Kebisingan
Tingkat kebisingan dalam lokasi RS. Santa Anna dan luar Rumah masih dibawah
baku mutu lingkungan. Hasil analisis dapat dilihat sebagai berikut:
f. Kelembaban
Tingkat kelembaban dilokasi RS. Santa Anna masih normal berkisar antara 62-
66%.
g. Suhu
Suhu dilokasi RS. Santa Anna kendari masih normal yaitu 300 C.

1. Kualitas Udara

Tabel 3. Hasil Analisis Kualitas Udara dan Kebisingan disekitar RS. Santa
Anna Tahun 2018
No Parameter Uji Satuan Baku Waktu Methode Hasil Ket.
mutu Pemaparan Pengujian
Kimia
1. Sulfur Dioksida Nm3 900 60 Menit Perarosalin 400 MS
(SO2) BML
2. Karbon Nm3 30.000 60 Menit NDIR 23.000 MS
Monoksida (CO) BML
3 Oksida Nitrogen Nm3 400 60 Menit Salzman 300 MS
(NO2) BML
Fisika
4 Suhu 0C Normal 10 Menit Termometer Normal N
5 Kelembaban % - 10 Menit Humuditym Normal Normal
eter
6 Debu (TSP) Nm3 230 60 Menit Dust meter 180 MS
BML
7 Kebisingan Dba 55 10 Menit Sound Level 35 MS
Pengukuran Meter BML
5 detik
pembacaan
Sumber : Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2018
Keterangan :
1. Baku Mutu PP No. 41 th. 1999
2. Baku Mutu Kebisingan Kepmen LH no.48 Tahun 1996
3. MS BML= Memenuhi syarat Baku Mutu Lingkungan

24
4. St. 1S: 0358’10,8& E: 1220 34’28,6 (Dalam Lokasi )
5. St. 1S: 0358’08,6& E: 1220 34’29,5 (Dalam Lokasi )

2. Kualitas Air Bersih


Pengamatan terhadap kualitas air dilakukan dengan pengambilan sampel dan analisis
laboratorium. Air yang diambil untuk analisis adalah air permukaan yang digunakan oleh RS
Santa Anna. Hasil analisisnya dapat dilihat dalam tabel 4 tidak dijumpai kualitas air bersih
yang tidak memenuhi persyaratan baku mutu air berdasarkan Permenkes No.
416/MENKES/Per/IX/1990.

Tabel 4. Hasil Analisis Air Bersih disekitar RS. Santa Anna


No Parameter Uji Satuan Hasil Spesifik Metode Baku Mutu
Pengujian
FISIKA
-
1. Bau Tidak Organoleptis Tak berbau
berbau
2. Kekeruhan Skala NTU 3.44 Nephelometrik 5
3 Rasa - Tidak Organoleptis Tak berasa
berasa
4 Suhu 0 C 27 Thermometer Suhu udara+
30 C
5 Warna Skala NTU 5 Perbandingan 15
Visual
KIMIA
6 Drajat - 7.26 SNI-06-6989.11- 6,5-8,5
Keasaman (PH) 2004
7 Total padatan Mg/L 310 Gravimetri 500
terlarut (TDS)
8 Kesadahan (Ca Mg/L 42.80 Titimetri 500
Co3)
9 Klorida (Cl) Mg/L 106.6 Argentrometri 250
10 Sulfat (So4) Mg/L 15.0 Spektrofotometrik 250
11 Amonia (NH3) Mg/L 0.02 Spektrofotometrik 1,5
12 Nitrat (No3) Mg/L 1.10 Spektrofotometrik 50
13 Nitrit (No2) Mg/L <0.02 Spektrofotometrik 3
14 Besi (Fe) Mg/L 0.06 Spektrofotometrik 0,3
Sumber : Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2018

25
Keterangan : Permenkes 492/ MENKES/Per/IV/2010

3. Kualitas Air Limbah


Dari hasil pengambilan sampel dan analisis laboratorium air Limbah di RS Santa Anna .
Kadar yang terdeteksi masih lebih rendah dari baku mutu air limbah yang telah ditetapkan,
hasil analisisnya dapat dilihat dalam table 5.
Tabel 5. Hasil Analisis Air Limbah di sekitar RS Santa Anna

No Parameter Satuan Hasil Spesifikasi Baku Mutu


Pengujian Metode

1 Total Padatan Yang Mg/l 40 Gavimetri 100


Tersuspensi (TSS)

2 Derajat Keasaman Mg/l 7.02 Ph Meter 6-9


(Ph)
Negatif
3 Amonia (NH3) Mg/l - -
Negatif
4 Phosfat (Po4) Mg/l - -

5 Chemical Oxygen Mg/l 38.7 Spektrofotometer 100


Demand (COD)

Biologycal Oxygen 8.90 Winkler


6 Mg/l 75
Demand (BOD)
Sumber : Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2018
Keterangan : Kepmen LH No. 58 Tahun 1995

4. Bakteriologi Air
Dari hasil pengambilan sampel dan analisis bakteriologi air di RS. Santa Anna. Kadar yang
terdeteksi dibawah baku mutu air bersih, hal ini tidak mempengaruhi kesehatan bila air
tersebut dimanfaatkan sebagai kebutuhan dalam pengoperasian Rumah Sakit. Hasil analisis
bakteriologi air dapat dilihat pada table 6. Sapel air analisis bakteriologi merupakan sampel
air yang dimanfaatkan untuk Kegiatan MCK bukan untuk kegiatan Konsumsi. Sumber air
konsumsi yang dimanfaatkan sebagai kegiatan operasional berasal dari PAM.

26
Tabel 6. Hasil Analisis Pemantauan Bakteriologi Air Bersih RS. Santa Anna Kendari

No Parameter Satuan Hasil Spesifikasi Baku Mutu


Pengujian Metode

1 Total Coliform MPN/100ml 8 Tabung 10


Ganda

2 Colitinja MPN/100 ml 0 Tabung 0


Ganda

3 E. Colli - Negatif (-)


Isolasi dan Negatif
identifikasi
Sumber : Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2018
Keterangan : Permenkes 416/ MENKES/Per/IX/1990
5. Emisi Cerobong/Genset
Emisi yang bersumber dari cerobong/genset masih berada dibawah baku mutu Lingkungan
sesuai dengan analisi laboratorium dapat dilihat dalam table 7.
Tabel 7. Hasil Analisis emisi cerobong/Genset disekitar RS. Santa Anna Kendari

No Parameter Satuan Hasil Standar*) Spesifikasi Baku


Cerobong Metode Mutu

1 Notrogen Dioksida Mg/M3 220 1000 Stack gas MS BML


(N02) analizer

2 Sulfur Dioksida Mg/M3 125 800 Stack gas


(SO2) analizer MS BML

3 Partikel 16 150 Stack Dust


Mg/M3 Sampler MS BML

4 Opasitas % 5 20 Filter Paper MS BML


Sumber : Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2018

27
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Partikel Bakteriologi air bersih yang dimanfaatkan untuk pengoperasian RS. Santa
Anna Berada dibawah Baku Mutu sesuai dengan Permekes No.
416/MENKES/Per/IX/1990 tentang baku mutu air bersih.
2. Tingkat partikel debu untuk pengoperasian RS. Santa Anna masih dalam batas normal
atau diambang batas Normal sesuai dengan PP 41 Tahun 1999.
3. Sumber dampak yang potensial ada didalam kawasan RS. Santa Anna bersumber dari
kendaraan-kendaraan yang keluar masuk kawasan RS. Santa Anna dan pengunjung
Pasien
4. Kegiatan yang menjadi sumber dampak terhadap kualitas air adalah kegiatan
masyarakat di daerah hulu sumber mata air yang membuang limbah domestic pada
badan air serta pemukiman disekitar sumber mata air
5. Hasil Pelaksanaan pengelolaan lingkungan penanggulangan dampak terhadap
ketenagakejaan dapat dilakukan dengan cara :
a. Sedapat mungkin tenaga kerja yang dipekerjakan di RS. Santa Anna Kendari
berasal dari tenaga kerja local sesuai dengan keahliannya.
b. Pekerja bertugas di RS. Santa Anna dilengkapi dengan K3
6. Penghijauan dan penanaman tanaman taman disekitar RS. Santa Anna dapat
mengurangi terjadinya peningkatan pencemaran udara dan suhu mikro

B. Kendala Dan Masalah Yang Dihadapi

RS. Santa Anna saat ini belum mempunyai incinerator tersendiri, sehingga
penanganan limbah infeksius bekerjasama dengan pihak ke-tiga (PT.MITRA HIJAU
ASIA)

28
C. Saran
1. Melakukan Pengawasan secara rutin pada lingkungan Rumah Sakit Khususnya pada
sumber kerusakan dan pencemaran lingkungan seperti cerobong asap, air bersih, air
limbah, ruang terbuka hijau, tempat parkir, dapur, ruang kamar operasional pasien dan
lain-lain terkait dengan keindahan, kenyamanan, ketertiban Lingkungan Rumah Sakit.
2. Sumber air permukaan yang dimanfaatkan RS. santa anna perlu adanya pengecekan
dan pemantauan secara rutin dari sumber mata air yang dimanfaatkan Perlu
diperhatikan kebersihan secara berkala. Bak penampungan, pipa penyalur air,
kebersihan lingkungan disekitar lokasi mata air untuk tidak membuang sampah atau
limbah domestic ke badan air.
3. Senantias memberikan himbauan kepada kepada masyarakat sekitar RS, Pengunjung
dan pasien baik dalam bentuk penyuluhan, pemasangan papan himbauan, stiker seperti
“Buanglah Sampah Pada Tempat yang disediakan, Biasakan berprilaku hidup
bersih dan sehat”
4. Menyediakan Tempat Pembuangan sampah (TPS) pada ruang tunggu, ruang parker
dan tempat-tempat lain yang menjadi sumber sampah serta memasang tong sampah
disetiap Ruangan serta melakukan pemilahan medis dan non medis.
5. Memasang papan peringatan pada tempat parkir ( Dilarang membunyikan knalpot
ditempat ini)
6. Pengelolaan limbah infeksius, limbah medis, LB3 dan benda tajam harus dimusnahkan
dengan bekerjasama ke Pihak ke-tiga yang benar-benar memenuhi standar baku mutu
pengelolaan limbah yang telah ditentukan
7. Pengelolaan air limbah sebaiknya dipantau setiap hari guna mengetahui keruskan-
kerusakan atau kondisi IPAL yang terupdate.
Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilaksanakan oleh RS. Santa Anna Sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui,
Direktur RS. Santa Anna

dr. Mario Polo Widjaya,M.Kes,Sp.OT

29
30

Anda mungkin juga menyukai