I. Pendahuluan
III. Metode
a. Jenis Penelitian
Randomised, multi center clinical trial
b. Kriteria Inklusi
Usia > 18 tahun
Diabetes tipe 1 atau 2
Studi mata dengan:
o PDR yang dapat menunda terapi PRP setidaknya selama 4
minggu selama penilaian
o Tidak mendapat PRP sebelumnya
o Skor ketajaman visual dalam studi mata >24 (setara 20/320
atau lebih baik dengan pemeriksaan snellen chart)
c. Kelompok perlakuan
Sampel dibagi secara random menjadi salah satu dari 2 grup:
1. Kelompok A: Prompt fotokoagulasi panretinal
2. Kelompok B: Ranibizumab 0,5 mg intravitreal dengan
penundaan fotokoagulasi panretinal
Peserta penelitian akan menerima PRP di satu mata dan ranibizumab
dengan penundaan PRP di mata lainnya.
d. Jumlah sampel
Sampel minimal adalah 380 mata (316 subjek, sekitar 20% sampel
diteliti kedua matanya)
e. Durasi follow-up
Outcome primer: 2 tahun
Outcome sekunder: 5 tahun
f. Jadwal follow-up
Tahun petama: subjek yang diberikan ranibizumab dengen
penundaan PRP, follow up dilakukan setiap 4 minggu sekali.
Untuk subjek yang diberikan PRP, follow up dilakukan setiap
16 minggu.
Tahun ke-2 dan 3: follow up dilakukan setiap 4 sampai 16
minggu tergantung progesivitas penyakit dan terapi yang
diberikan
Selama tahun ke-4 dan 5: subjek yang setuju akan diikuti sesuai
dengan jadwal follow up di tahun ke-2 dan 3, jika tidak,
pengobatan dan follow up dilakukan sebagai bagian dari terapi
subjek.
g. Efficacy Outcomes
1. Perbandingan kelompok pengobatan
Primer: perubahan tajam penglihatan/visus dari awal sampai 2
tahun
Sekunder:
- Ketajaman visual rata-rata selama dua tahun
- Proporsi mata dengan kehilangan atau perolehan penglihatan
10 dan 15 huruf
- Pengujian luas lampang pandangan
- Kebutuhan PRP tambahan setelah selesai penundaan atau
prompt fotokoagulasi
- Perlu vitrektomi
- Perubahan rata-rata ketebalan subbidang pusat pada OCT
- Perkembangan DME yang sebelumnya tanpa DME
- Perdarahan vitreus
- Regresi neovaskularisasi pada foto fundus
2. Penilaian kelompok yang menerima pengobatan anti-VEGF
dengan penundaan PRP
h. Safety Outcomes
- Berhubungan dengan injeksi: endoftalmitis, ablasio retina, katarak,
perdarahan intraokular
- Efek obat di mata: inflamasi, katarak, operasi katarak, peningkatan
tekanan intraokular, pengobatan glaukoma, operasi glaukoma
- Efek obat di sistemik: gangguan kardiovaskular
IV. Regimen Pengobatan
a. Pendahuluan
Setiap mata mendapatkan salah satu dari 2 terapi. Subjek yang diteliti
Kelompok pengobatan meliputi:
- A: Prompt PRP
- B: Injeksi intravitreal 0,5 mg Ranibizumab dengan penundaan PRP
b. Teknik fotokoagulasi
c. Ranibizumab (Lucentis)
Ranibizumab (Lucentis) diproduksi oleh Genentech, Inc. dan diterima oleh
FDA sebagai terapi degenerasi makula yang terkait usia
Subjek akan mendapatkan ranibizumab dengan dosis 0,5 mg.
d. Teknik Injeksi Intravitreal
Injeksi didahului dengan pemberian povidone iodine pada konjungtiva.
Pemberian antibiotik pada pre-, peri-, dan post injeksi tidak diperlukan,
tetapi dapat dilakukan jika rutin dilakukan oleh operator.
Injeksi dilakukan dengan teknik steril.
V. Pengobatan dan Follow Up
a. Jadwal kunjungan
Jadwal kunjungan subjek pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
12 Bulan pertama:
- Kunjungan pada minggu ke 16, 32, 52 (+ 2 minggu)
Tahun kedua dan ketiga:
- Kunjungan pada minggu ke 68, 104, 120, 136, dan 156 (+ 4
minggu)
Tahun keempat dan kelima:
- Untuk subjek yang setuju, kunjungan pada minggu ke 172, 188,
224, dan 240 (+ 4 minggu)
- Kunjungan minggu 208 dan 206 (+ 8 minggu) untuk semua
subjek
b. Kunjungan terapi untuk PDR
Untuk mata yang diberikan ranibizumab dengan penundaan PRP,
peserta penelitian akan lebih sering mengunjungi untuk perawatan. Jadwal
kunjungan perawatan yang ditentukan protokol untuk ranibizumab dengan
PRP yang ditunda adalah sebagai berikut:
Tahun pertama:
- Sebelum terapi dengan PRP: Kunjungan setiap 4+1 minggu
(dengan jarak antara kunjungan minimal 21 hari)
- Jika PRP diberikan: Kunjungan setiap 4+1 minggu (dengan
jarak antara kunjungan minimal 21 hari) selama injeksi
intravitreal diberikan. Jika tidak, kunjungan tiap 4-16 minggu
(+1 minggu)
Tahun kedua dan ketiga:
- Kunjungan setiap 4+1 minggu (dengan jarak antara
kunjungan minimal 21 hari) selama injeksi intravitreal
diberikan.
- Jika tidak, kunjungan tiap 4-16 minggu (+1 minggu)
Tahun keempat dan kelima
- Subjek yang setuju akan diikuti sesuai dengan jadwal
kunjungan di tahun kedua dan ketiga. Kalau tidak,
pengobatan dan tindak lanjut adalah atas kebijaksanaan
penyelidik (sebagai bagian dari perawatan biasa).
c. Prosedur pemeriksaan
1. Pemeriksaan visus E-ETDRS pada masing-masing mata
2. Pengujian ketajaman penglihatan binocular E-EDTDRS
menggunakan koreksi subjek (kacamata atau lensa kontak)
3. Pemeriksaan lapang pandangan Humphrey
4. Kuesioner
5. OCT mata pada kunjungan tahunan dan kunjungan terapi DME
6. Pemeriksaan bola mata pada kedua mata, meliputi pemeriksaan slit
lamp (meliputi assesmen lensa), pengukuran tekanan intraokular,
dan dilatasi oftalmoskopi pada mata yang diteliti.
7. Fotografi fundus (7-fields atau 4 wide-field digital stereoscopic)
pada kunjungan tahunan dan sebelum diberikan PRP pada
kelompok yang ditunda.
a. Pengobatan selama follow up
Kelompok pengobatan yang diberikan adalah:
A. Kelompok Prompt PRP
B. Kelompok Ranibizumab dengan penundaan PRP
VI. Hasil