BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Seluruh personel TNI AD baik Militer dan PNS maupun keluarganya, yang
merupakan warga Negara Indonesia berhak atas tingkat hidup yang memadai untuk
kesehatan dan kesejahteraan dirinya beserta keluarganya. Dalam hal ini termasuk hak
atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang
diperlukan serta berhak atas jaminan pada saat nanti sudah menganggur, menderita sakit,
cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang
mengakibatkannya kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya sebagaimana
yang dicantumkan dalam pasal 25 ayat 1 tentang deklarasi Hak Asasi Manusia (HAM)
atau Universal Independent of Human Right yang dicetuskan pada tanggal 10 Desember
1948 .
d. Pelajaran Tata Cara Mendapatkan Yankes bagi Personel Militer dan PNS
TNI penting diberikan pada Perwira Siswa , karena sebagai seorang Pama harus paham
dan menguasai tentang program JKN yang wajib untuk diikuti nantinya oleh seluruh warga
negara Indonesia, dan sebagai bekal dalam melaksanakan tugas di kesatuan.
RAHASIA
2
a. Maksud. Naskah Sekolah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah
satu bahan ajaran bagi Pendidikan Perwira TNI AD.
b. Tujuan. Agar Perwira Siswa mengerti tata cara mendapatkan Yankes bagi
personel militer dan PNS TNI AD sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas di satuan.
a. Pendahuluan
b. Ketentuan Umum Pelayanan Kesehatan
c. Kegiatan Pelayanan Kesehatan
d. Hal – hal yang perlu diperhatikan
e. Fasilitas Kesehatan
f. Penutup
4. Pengertian.
b. Peserta. Setiap orang termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia yang telah membayar iuran.
c. Pekerja. Setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
d. Pekerja Penerima Upah. Setiap orang yang bekerja pada pemberi kerja
dengan menerima gaji atau upah.
e. Pekerja Bukan Penerima Upah. Setiap orang yang bekerja atau berusaha
atas resiko sendiri.
g. Gaji atau Upah. Hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayar
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan.
BAB II
KETENTUAN UMUM PELAYANAN KESEHATAN
5. Umum.
a. Setiap saat semua manusia termasuk personel Militer dan PNS TNI AD
beserta keluarganya sangat berpotensi mengalami resiko, antara lain dapat terjadi sakit
berat, menjadi tua dan pensiun, tidak ada pendapatan masa hidup bisa panjang,
sementara dukungan anak/keluarga lain tidak selalu ada dan tidak selalu cukup.Pada
umumnya masyarakat Indonesia masih berpfikir praktis dan jangka pendek sehingga
belum ada budaya menabung untuk dapat menanggulangi apabila ada musibah
sakit.Masyarakat kita umumnya belum “insurance minded” terutama dalam asuransi
kesehatan. Hal ini mungkin premi asuransi yang ada (komersial) mahal atau memang
belum paham manfaat dari asuransi. Dengan demikian untuk menjamin agar semua
resiko tersebut dapat teratasi tanpa adanya hambatan financial maka Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang diselenggarakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial yang
bersifat nasional, wajib, nirlaba, gotong royong, ekuitas dan lain-lain merupakan jalan
keluar untuk mengatasi resiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan kita.
b. Asuransi kesehatan sosial menerapkan prinsip kendali biaya dan mutu yang
berarti peserta bisa mendapatkan pelayanan bermutu serta memadai dengan biaya yang
wajar dan terkendali, bukan “terserah dokter” atau terserah “rumah sakit”.
f. Prinsip dana amanat. Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan
dana titipan kepada badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam
rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraanpeserta.
10. Kepesertaan. Peserta BPJS Kesehatan meliputi Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Kesehatan dan bukan PBI Kesehatan dengan rincian sebagai berikut:
a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin
dan orang tidak mampu
b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan
orang tidak mampu yang terdiri atas :
1) Pekerja Penerima Upah (PPU) dan anggota keluarganya, yaitu:
a) Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b) Anggota TNI
c) Anggota Polri
d) Pejabat Negara
e) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
f) Pegawai Swasta dan
g) Pekerja yang tidak termasuk huruf a) sampai dengan huruf f)
yang menerima Upah.
14. Hak dan Kewajiban. Setiap peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan
mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut :
a. Hak peserta
1) Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti syah untuk memperoleh
pelayanan kesehatan
9
a. Untuk pertama kali setiap peserta termasuk personel militer dan PNS TNI
AD didaftarkan oleh BPJS Kesehatan pada satu Fasilitas Kesehatan tingkat pertama
TNIAD yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
b. Dalam jangka waktu paling sedikit 3 ( tiga ) bulan selanjutnya peserta berhak
memilih Fasilitas Kesehatan tingkat pertama TNI AD atau non TNI AD yang diinginkan bila
terkendala jarak di tempat domisili berada.
a. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) berlaku seimur hidup atau peserta
yang berangkutan meninggal dunia, jika Pemerintah tidak membayar ke BPJS Kesehatan
maka akan menjadi utang piutang antara Pemerintah dengan BPJS Kesehatan.
17. Iuran.
b. Iuran untuk peserta PPU (Pekerja Penerima Upah) yang terdiri dari PNS,
anggota TNI, Polri, Pejabat Negara dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
sebesar 5 % dari gaji atau upah per bulan dengan ketentuan sebagai berikut :
c. Pembayaran iuran BPJS Kesehatan untuk peserta mandiri dan juga bisa
untuk mengecek tagihan Bpjs :
1) ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN
2) Auto debet
3) SMS Banking
4) Internet Bnking
5) Teller BRI, BNI, BTN ( Khusus Kelas 3)
6) Kantor POS
7) Indomaret, Alfamart
8) Untuk peserta PPU dibayarkan perusahaan
12
BAB III
KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN
19. Umum.
CONTOH ALUR
Peserta
Faskes
Rujuk / Rujuk Balik
Primer
Faskes
Sekunder Faskes
Emergency
Tersier
Kapitasi
BPJS Kesehatan
Klaim
Branch Office
b. Apabila temyata penyakit yang diderita diluar kemampuan PPK 1 dan perlu
penanganan spesialistik maka petugas pelayanan kesehatan akan merujuk ke instalasi
kesehatan yang lebih tinggi (PPK 2) dengan memberikan surat rujukan disertai
keterangan diagnosa sementara. Dalam perjalanan waktu apabila kemudian PPK 2
tersebut tidak mampu menangani penyakit tersebut dimana perlu penanganan
subspesialistik serta diluar kemampuan yang dimiliki PPK 2 maka pasien akan dikirim ke
instalasi kesehatan yang memiliki kemampuan lebih lengkap (PPK 3) secara berjenjang
sesuai tingkatan instalasi kesehatan dan indikasi medis yang dideritanya.
23. Sistem Regionalisasi. Dalam hal pelayanan kesehatan terhadap peserta BPJS
ditetapkan sistem regionalisasi dengan prosedur pelayanan yang telah ditentukan
b. Penetapan Regionalisasi
BAB IV
HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
24. Umum. JKN mempunyai multi manfaat secara medis maupun non medis, manfaat
JKN komprehensive yaitu pelayanan yang diberikan bersifat paripurna (promotive,
preventif, kuratif dan rehabilitative). Pada dasarnya manfaat Jaminan Kesehatan Nasional
terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat
non medis meliputi akomodasi dan ambulans.
1) Administrasi pelayanan
2) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik
oleh dokter spesialis dan subspesialis
3) Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi
medis
4) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
5) Pelayanan alat kesehatan implant
6) Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai
dengan indikasi medis
7) Rehabilitasi medis
8) Pelayanan darah
9) Pelayanan kedokteran forensik
10) Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan
11) Perawatan inap non intensif
12) Perawatan inap di ruang intensif
18
(2) Naik kelas dari kelas 2 ke VIP, adalah selisih tarif INA
CBG kelas 1 dengan tarif INA CBG kelas 2 ditambah pembayaran tambahan biaya dari
kelas 1 ke kelas VIP paling banyak 75% dari tarif INA CBG kelas 1
(3) Naik kelas dari kelas 3 ke kelas VIP, adalah selisih tarif
INA CBG kelas 1 dengan tarif INA CBG kelas 3 ditambah pembayaran tambahan biaya
dari kelas 1 ke VIP paling banyak sebesar 75% dari tarif INA CBG kelas 1
20
BAB V
FASILITAS KESEHATAN
27. Umum.
e. Fasilitas kesehatan rawat jalan yang tidak memiliki sarana penunjang, wajib
membangun jejaring dengan fasilitas kesehatan penunjang untuk menjamin ketersediaan
obat, bahan medis habis pakai, dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan
1) Sikes / Tonkes
2) Poskes
3) Polkes
4) Polma
5) Rumkitban
21
1) Rumkit Tk IV
2) Rumkit Tk III
3) Rumkit Tk II
4) Rumkit Tk I
b. Rumkit Tingkat II, Rumkit Tingkat III dan Rumkit Tingkat IV yang merupakan
PPK 2 memberikan pelayanan kesehatan spesialistik serta penanganan trauma,
perawatan pemulihan, pemeriksaan radiologi serta laboratorium
30. Kredensialing.
BAB VI
PENUTUP
31. Penutup. Demikian Naskah Sekolah ini disusun sebagai bahan ajaran untuk
pedoman bagi Gadik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar tata cara
mendapatkan Yankes bagi personel militer dan PNS TNI AD pada Pendidikan Perwira
TNI AD.
RAHASIA