BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. H
Umur : 24 tahun
Alamat : Susukan Agung
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Status : Sudah Menikah
Tanggal pemeriksaan : 10 Januari 2017
II. ANAMNESIS
- Keluhan Utama : Mules-mules sejak 3 jam SMRS
- Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUD Waled Kabupaten Cirebon
pada tanggal 22 November 2017 pukul 10.00 WIB, G1P0A0 dengan keluhan
mules-mules sejak 3 jam SMRS, sebelumnya pasien diperiksa di puskesmas
dan setelah diperiksa tekanan darah pasien diketahui memiliki tekanan darah
tinggi yaitu (TD160/110). Pasien sebelumnya tidak mempunyai riwayat
tekanan darah tinggi. Keluhan tidak disertai dengan nyeri kepala, pandangan
kabur, nyeri ulu hati ataupun mual dan muntah.
2
Keluar air-air dan keluar darah disangkal oleh pasien. Gerak janin
masih aktif dirasakan pasien. BAB (+), BAK (+) seperti biasa. Karena
keluhan tersebut, pasien memeriksakan diri ke PKM lalu dirujuk ke RSUD
Waled.
- Riwayat Operasi
Pasien menyangkal pernah melakukan operasi apapun
- Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus Haid : Teratur
Panjang Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Dismenorhea : tidak ada
Banyak : 2 – 3 pembalut/hari
HPHT : 20-02-17
HPL : 27-11-17
- Riwayat Obstetri
(-)
- Riwayat ANC
Pasien rutin kontrol ke puskesmas secara rutin yaitu :
Trimester 1 : 1 kali kontrol
Trimester 2 : 1 kali kontrol
Trimester 3 : 2 kali kontrol
Riwayat imunisasi TT pada kehamilan ini sudah di dapatkan sebanyak 2x
di PKM
Pasien juga mengaku sudah di USG di dr. Haris, Sp.OG pada usia
kehamilan 8 bulan dengan hasil USG letak kepala dibawah, placenta di
fundus, TBJ : 2780 gr, air ketuban (+).
- Riwayat KB
Pasien belum pernah menggunakan KB.
3
- Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah selama 1 tahun.
Pertama kali menikah pasien berusia 23 tahun dan suami 24 tahun.
- Riwayat Ginekologi
Riwayat kanker, kista ovarium, mioma uteri, perdarahan pervaginam
diluar menstruasi disangkal.
Status Generalis
-Kepala : normocephal, rambut berwarna hitam dan tidak mudah rontok
-Mata : simetris, ca -/-, sl -/-
-Hidung : deviasi (-) sekret (-) darah (-)
-Telinga : simetris, darah (-) sekret (-)
-Mulut : bibir sianosis (-), lidah kotor (-), karies (-) gusi berdarah (-)
-Leher : KGB membesar (-), JVP meningkat (-)
- Thorak : Pulmo : VBS +/+ Rh -/- Wh -/-
Cor : BJ I = BJ II reguler, M(-), G(-)
- Abdomen : cembung, BU (+), nyeri tekan (-), striae (+), jejas (-)
- Ekstremitas : akral hangat (+), , refleks patela (+/+), CRT < 2detik,
edema - -
+ +
Status Obstetrikus
- Pemeriksaan fisik luar :
o TFU : 36 cm
o DJJ : 133 x/menit, reguler
o His : 2x10”x10
o Palpasi :
Leopold I : teraba bagian bulat lunak, TFU : 36 cm
4
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hematologi
Hemoglobin 12,4 g/dL 11,7-15,5
Hematokrit 32,80 % 35-47
Eritrosit 4,25 /uL 4,2-5,6
Lekosit 7,7 /uL 3,6-11,0
Hitung jenis
Netrofil 67,4 % 50.0-70,0
Limfosit 26,5 % 25,0-40,0
Monosit 5,1 % 2,0-8,0
Eosinofil 0,7 % 2-4
Basofil 0,3 % 0-1
Trombosit 226 Ml 150-400
MCV 77,2 fL 80-100
MCH 26,8 Pg 26-34
MCHC 34,8 % 32-36
Kimia klinik
GDS 115 mg/dL 70-115
Ureum 24.2 mg/dL 17,0-43,0
Creatinin 0,5 mg/dL 0,5-0,8
Natrium 142,0 mmol/L 135,0-147,0
Kalium 3,70 mmol/L 3,50-5,0
Calsium 1,27 mmol/L 1,12-1,32
5
Urin Lengkap
Warna yellow
Kekeruhan Clear
Protein Urin 75 mg/dl <10mg/dl
-Proteinuria dipstick : +2
- USG : Janin tunggal hidup intrauterin, presentasi kepala, djj (+)
usia kehamilan 39 - 40 minggu, plasenta di corpus posterior.
VI. RESUME
Perempuan datang ke IGD Kebidanan RSUD Waled Kabupaten Cirebon
pada tanggal 22 November 2017 pukul 10.00 WIB, G1P0A0 dengan keluhan
mules-mules sejak 3 jam SMRS, sebelumnya pasien diperiksa di puskesmas dan
setelah diperiksa lebih lanjut diketahui memiliki tekanan darah tinggi yaitu
(TD180/110). Keluhan tidak disertai dengan nyeri kepala, pandangan kabur, nyeri
ulu hati. Keluhan mules-mules dirasakan sejak jam 7.00. Keluar air-air dan keluar
darah disangkal oleh pasien. Gerak janin (+). Pasien menyangkal memiliki
riwayat penyakit sebelumnya dan menjalani operasi sebelumnya. Pasien mengaku
bahwa menstruasinya lancar dan pertama kali mendapatkannya yaitu usia 12
tahun dengan siklus yg teratur selama 7 hari dan dapat mengganti pembalut 2-3
kali dalam sehari. Riwayat ANC dilakukan rutin di puskesmas setempat, imunisasi
TT sudah dilakukannya dua kali pada kehamilan saat ini dan sudah melakukan
USG. Os juga mengaku sudah menikah 1 tahun dalam usia 23 tahun.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum sakit sedang, kesadaran
composmentis, tekanan darah 160/110 mmHg, nadi 82x/menit, respirasi 20
x/menit, suhu 36,1 °C. Pada pemeriksaan status generalis dalam batas normal.
Pada pemeriksaan obstetrik di pemeriksaan luar didapatkan TFU 36 cm, DJJ 133
x/menit reguler, his 2x10”x10. Pada pemeriksaan leopold I teraba bagian bulat
lunak, TFU : 36 cm, leopold II teraba bagian kecil di kiri dan teraba bagian
tahanan di kanan, leopold III teraba bagian keras melenting, leopold IV bagian
terbawah janin sudah masuk PAP (divergen). Pada pemeriksaan dalam ditemukan
V/V tidak ada kelainan, VT ditemukan portio tebal lunak, pembukaan 2 cm,
ketuban (+), presentasi kepala, uuk di kanan depan, kepala di H I. Pada
pemeriksaan proteinuria dipstick didapatkan hasil +2.
6
VII. DIAGNOSIS
Ny. H umur 24 tahun G1P0A0 parturient aterm kala I fase laten dengan PEB.
VIII. PENATALAKSANAAN
- Tirah baring miring ke salah satu sisi
- Pasang DC
- IVFD RL 500 cc/8jam
- Protap PEB
- Metildopa 3 x 500mg
- Observasi KU, TTV, his, pembukaan, DJJ, jumlah pengeluaran urin
IX. PROGNOSIS
- Ad vitam : ad bonam
- Ad functionam : ad bonam
- Ad sanationam : ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.3 Insiden
9
1.2 Preeklampsia
1.2.1 Definisi Preeklampsia
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik kehamilan berupa
berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria.
Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan diatas 20 minggu,
paling banyak terlihat pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga
timbul kapan saja pada pertengahan kehamilan. Preeklampsia dapat
berkembang dari preeklampsia yang ringan sampai preeklampsia yang
berat.
1.2.2 Epidemiologi Preeklampsia
Frekuensi preeklampsia untuk tiap negara berbeda-beda karena
banyak faktor yang mempengaruhinya, jumlah primigravida, keadaan
sosial ekonomi, perbedaan kriteria dalam penentuan diagnosis dan lain-
lain.
Di Indonesia frekuensi kejadian preeklampsia sekitar 3-10%
(Triatmojo, 2003). Sedangkan di Amerika Serikat dilaporkan bahwa
10
c. Faktor Hormonal
Penurunan hormon Progesteron menyebabkan penurunan
Aldosteron antagonis, sehingga menimbulkan kenaikan relative
Aldoteron yang menyebabkan retensi air dan natrium, sehingga terjadi
Hipertensi dan Edema.
d. Faktor Genetik
Menurut Chesley dan Cooper (1986) bahwa Preeklampsia /
eklampsia bersifat diturunkan melalui gen resesif tunggal.2 Beberapa
bukti yang menunjukkan peran faktor genetic pada kejadian
Preeklampsia-Eklampsia antara lain :
a) Preeklampsia hanya terjadi pada manusia.
b) Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekwensi
Preeklampsia-Eklampsia pada anak-anak dari ibu yang
menderita Preeklampsia-Eklampsia.
c) Kecendrungan meningkatnya frekwensi Preeklampsia-Eklampsia
pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat Preeklampsia-
Eklampsia.
e. Faktor Gizi
Menurut Chesley (1978) bahwa faktor nutrisi yang kurang
mengandung asam lemak essensial terutama asam Arachidonat
sebagai precursor sintesis Prostaglandin akan menyebabkan “Loss
Angiotensin Refraktoriness” yang memicu terjadinya preeklampsia.
f. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada Preeklampsia-Eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel
vaskuler, sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI 2)
yang pada kehamilan normal meningkat, aktivasi penggumpalan dan
fibrinolisis, yang kemudian akan diganti trombin dan plasmin.
Trombin akan mengkonsumsi antitrombin III, sehingga terjadi deposit
fibrin. Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan
(TXA2) dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan
endotel.
Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema
dan anemia pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat
ditemukan perdarahan.
Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan
pada plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan
karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia
dan eklamsia sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan
terhadap rangsangan, sehingga terjadi partus prematur.
Paru-paru
15
DAFTAR PUSTAKA