PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Panduan Maanajemen nyeri ini disusun dengan tujuan adanya standarisasi dalam assesmen dan
manajemen nyeri di RSUD DR MOH SALEH, sehingga kualitas pelayanan kesehatan khusunya
penanganan nyeri di RSUD DR MOH SALEH semakin baik.
1.3 DEFINISI
a. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang diakibatkan adanya kerusakan jaringan yang
sedang atau akan terjadi, atau pengalaman sensorik dan emosional dan merasakan seolah-olah terjadi
kerisakan jaringan.
b. Nyeri akut adalah nyeri dengan onset segera dan durasi kurang dari 12 minggu, memiliki hubungan
temporal dan kausal dengan adanya cedera atau penyakit.
c. Nyeri kronik adalah nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lebih 12 minggu. Nyeri kronik yang
terus menerus ada meskipun telah terjadi proses penyembuhan dan sering sekali tidak diketahui
penyebabnya yang pasti.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan nyeri di RSUD DR M SALEH meliputi pelayanan bagi pasien pasien
yang dirawat di :
2
BAB III
TATA LAKSANA
4) Riwayat pekerjaan
Pekerjaan yang melibatkan gerakan berulang dan rutin, seperti mengangkat benda berat,
membungkuk atau memutar merupakan pekerjaan tersering yang berhubungan dengan
nyeri punggung.
3
5) Obat – obatan dan alergi
a) Daftar obat-obatan yang dikonsumsi pasien untuk mengurangi nyeri
b) Cantumkan juga mengenai dosis, tujuan minum obat, efektifitas, dan efek samping
c) Direkomendasikan untuk mengurangi atau memberhentikan obat-obatan dengan efek
samping kognitif dan fisik
6) Riwayat keluarga
Evaluasi riwayat medis terutama penyakit genetik
7) Asesmen sistem organ yang komprehensif
a) Evaluasi gejala kardiovaskuler psikiatri pulmoner, gastrointestinal, neurologi,
reumatologi, genitourinaria, endokrin dan muskuloskeletal.
b) Gejala kontitusional penurunan berat badan, nyeri malam hari, keringat malam, dan
sebagainya.
b. Asesmen nyeri
1. Asesmen nyeri menggunakan Numeric Rating Scale
a) Digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 3 tahun yang dapat
menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakan.
b) Pasien ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan
dengan angka antara 0 – 10.
1) 0 = tidak nyeri
2) 1 – 3 = nyeri ringan (secara obyektif pasien dapat berkomunikasi dengan
baik)
3) 4 – 6 = nyeri sedang (secara obyektif pasien menyeringai, dapat menunjukkan
lokasi nyeri , atau mendeskripsikan, dapat mengikuti perintah dengan baik)
4) 7 – 9 = nyeri berat (secara obyektif pasien kadang tidak mengikuti perintah,
tapi masih respon terhadap tindakan dan menunjukkan lokasi nyeri, tidak
dapat mendiskripsikan dan tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas,
distraksi)
5) 10 = nyeri yang sangat (pasien sudah tidak dapat mendeskripsikan lokasi
nyeri, tidak dapat berkomunikasi, memukul)
a) Indikasi : pada pasien (dewasa dan anak 3 - 7 tahun) yang tidak dapat menggambarkan
intensitas nyeri dengan menyebutkan angka
b) Instruksi : Pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana yang paling
sesuai dengan yang ia rasakan, tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri.
(1) Nilai 0 tidak merasa nyeri
(2) Nilai 2 sedikit rasa nyeri
(3) Nilai 4 nyeri ringan
(4) Nilai 6 nyeri sedang
4
(5) Nilai 8 nyeri berat
(6) Nilai 10 nyeri sangat berat
,
3. Assesmen nyeri Behavioral Pain Scale (BPS)
a) Indikasi: Digunakan pada pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang intensive/kamar
operasi/instalasi gawat darurat/rawat inap yang tidak dapat dinilai dengan NRS
maupun Wong Baker Face Pain Scale
5
Kriteria skor nyeri
3 : Tidak nyeri
4-6 : Nyeri ringan TOTAL SKOR
7-9 : Nyeri sedang
10-12 : Nyeri berat
4. Assesmen nyeri The Neonatal Infant Pain Scale (NIPS)
a. Indikasi : pada pasien bayi diruang rawat intensif, kamar operasi, ruang rawat
inap
b. Parameter yang dinilai pada skala ini adalah :
1) Ekspresi wajah
a) Wajah tenang ekspresi netral (nilai 0 )
b) Otot wajah tegang, alis mata berkerut ( nilai 1 )
2) Tangisan
a) Tenang, tidak menangis ( nilai 0 )
b) Mengerang, lemah, intermiten ( nilai 1 )
c) Menangis kuat terus menerus ( nilai 2 )
3) Pola nafas
a) Bernafas biasa ( nilai 0 )
b) Bernafas irregular, lebih cepat, menahan nafas, tersedak (nilai 1)
4) Ekstremitas atas
a) Tidak ada kekuatan otot, gerak lengan biasa ( nilai 0 )
b) Lengan kaku ( nilai 1 )
5) Ekstremitas bawah
a) Tidak ada kekakuan otot, gerak tungkai biasa ( nilai 0 )
b) Tungkai kaku ( nilai 1 )
6) Tingkat kesadaran
a) Tenang,tidur lelap, atau bangun (nilai 0 )
b) Sadar namun gelisah ( nilai 1 )
c. NIPS didapatkan dengan menjumlahkan keenam parameter diatas, interpetasi :
1) Skor 0 : Tidak nyeri
2) Skor 1- 2 : Nyeri ringan
3) Skor 3 – 4 : Nyeri sedang
4) Skor 5 – 7 : Nyeri berat
6
bergerak dg mudah
Menangis Tidak ada teriakan ( Erangan atau Menangis terus, teriaka
terjaga atau tertidur) rengekan, merintih, n, atau isak tangis, kelu
keluhan sesekali han sering
Konsolabilitas/ Tenang, santai, Bisa disentuh sesekali Sulit untuk dihibur
Respon senang/puas memegang/ memeluk, / dibuat nyaman
diajak bicara,
dialihkan
Interprestasi Hasil:
0 : Tidak ada nyeri
1-3: Nyeri ringan
4-6: Nyeri sedang
7-10: Nyeri berat
7
c) Nyeri neuropatic :
a) Berasal dari cedera jaringan saraf
b) Sifat nyeri : rasa terbakar, nyeri menjalar, kesemutan, nyeri saat disentuh,
hiperalgesia
c) Gejala nyeri biasanya dialami pada bagian distal pada bagian cedera (sementara
pada nyeri nosiseptif, nyeri dialami pada tempat cederanya)
d) Biasanya diderita oleh pasien dengan diabetes, multiple seleroris, hemiasis
discus, AIDS, pasien yang menjalani kemoterapi / radioterapi.
8
3.4 Tatalaksana sesuai mekanisme nyerinya
1) Non-farmakologi :
Digunakan untuk nyeri ringan – sedang. tehnik yang dianjurkan meliputi :
a) Perangsangan cutaneus
(1) Menggosok daerah nyeri / masase, back rub
(2) Kompres panas dan dingin
b) Bimbingan antisipasi
(1) Jelaskan prosedur yang mungkin menimbulkan nyeri
(2) Berikan informasi cara mengatasi nyeri yang mungkin muncul
c) Distraksi
(1) Berikan Aktivitas yang disukai klien untuk mengalihkan perhatian terhadap nyeri (
mendengarkan musik favorit, melihat atau menceritakan foto / gambar, bermain
game, nonton TV )
d) Relaksasi dengan tehnik imajinasi terbimbing
e) Mengurangi persepsi nyeri
(1) mengatur posisi berbaring senyaman mungkin
(2) longgarkan balutan yang terlalu menekan
(3) ganti balutan yang basah
6) Mengurangi stimulus suara / penglihatan dengan menempatkan pasien pada ruang
yang tenang, kurangi intensitas pencahayaan
7) Sentuhan yang terapeutik
8) Mengurangi isolasi sosial
(1) Rencanakan untuk sering kontak dengan tim kesehatan
(2) Membolehkan dikunjungi keluarga
(3) Bantu klien pada posisi yang nyaman pada saat ada pengunjung
9
2)Bila hasil >7 anjurkan rawat inap
d) Rawat Inap:
1) Skala 1-3 pengkajian ulang 3x dalam 24 jam
2) Skala 4-6 pengkajian ulang setiap 3 jam
3)Skala 7-10 pengkajian ulang setiap 1 jam
4)Pasien impartu pengkajian dilakukan sesuai pengawasan HIS
5) Pencegahan
1) Edukasi pasien :
a) Berikan informasi mengenai kondisi dan penyakit pasien, serta tatalaksananya.
b) Diskusikan tujuan manajeman nyeri dan manfaatnya untuk pasien.
c) Beritahukan bahwa pasien dapat menghubungi tim medis jika memiliki pertanyaan /
ingin berkonsultasi mengenai kondisinya.
d) Pasien dan keluarga ikut dilibatkan dalam menyusun manajemen nyeri ( termasuk
penjadwalan medikasi, pemilihan analgesic, dan jadwal control )
2) Kepatuhan pasien dalam menjalani manajemen nyeri dengan baik.
10
3.5 ALUR MANAJEMEN NYERI
Pasien nyeri
Mengkaji nyeri
Berkurang Tidak
Dilakukan edukasi dan terapi non Berkurang
farmakologi
Observasi
sesuai dengan
skala nyeri PPJA lapor ke DPJP dan koordinasi dengan
Bila ditemukan Nyeri Pathologis lapor Penagnggung jawab Nyeri Ruangan
DPJP
11
BAB IV
DOKUMENTASI
12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas kemudahan yang diberikan olehNya kami
dapat menyelesaikan panduan ini.
Panduan Manajemen Nyeri RSUD DR Mohammad Saleh Kota Probolinggo adalah suatu acuan
dalam asesmen dan manajemen nyeri pasien pasien di RSUD DR Mohammad Saleh Kota
Probolinggo. Panduan dalam penanganan nyeri yang terdiri dari pengertian, serta asuhan dan terapi
yang harus diberikan.
Semoga panduan ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebaik baiknya oleh seluruh unit terkait di
RSUD DR Mohammad Saleh Kota Probolinggo.
Tim Penyusun
13