Nila menyampaikan hal itu dalam acara peresmian pabrik bahan baku obat dan
produk biologi milik PT Kalbio Global Medika (KGM) oleh Presiden Joko Widodo
di Cikarang.
"Bapak Presiden, selama ini bahan baku obat memang berasal dari bahan kimia
yang kita impor umumnya dari India dan Republik Rakyat Cina (RRC). Namun
saya juga mendorong agar kiranya kita mempunyai tanaman asli Indonesia,
dimana herbal ataupun suplemen dan hal-hal lain juga bisa didorong untuk kita
tingkatkan dalam hal ini," ungkap Nila.
PT Kalbio Global Medika menurut Nila sudah melakukan suatu transformasi yaitu
loncatan dari bahan baku kimia menjadi bahan baku biologi dengan tetap
melakukan kerja sama dengan RRC dan Korea Selatan.
Untuk itu kata Nila diperlukan industri yang kuat selaku produsen penyediaan
obat. Hampir seluruh kebutuhan di Indonesia termasuk ketersediaan biologi
selain vaksin masih dipenuhi masih impor.
"Ini sudah tentu menjadi hal yang perlu kita siasati bersama agar Indonesia
dapat memproduksi sendiri dan mengurangi ketergantungan terhadap negara
lain. Dengan memproduksi sendiri kita harapkan biaya akan dapat lebih
terjangkau," jelas Nila.
Sedangkan untuk industri alat kesehatan sudah bekerja sama Jepang, Yordania,
Jerman, Korea Selatan, Amerika Serikat dan RRC untuk memproduksi jarum
suntik, scan jantung, kacamata dan lainnya.
Produksi lain adalah Granulocyte Colony Stimulating Factor (GCS) sebagai obat
untuk meningkatkan produksi granulosit, Efepoieting (Long Acting EPO) yang
merupakan molekul baru untuk menstimulasi pembentukan sel darah merah,
produksi insulin serta MAb (Monoklonal Antibodi) untuk pengobatan kanker.