Anda di halaman 1dari 27

RENCANA KERANGKA BUKU AJAR

MANAJEMEN PERAWATAN 1 & 2

BAB I PENDAHULUAN

 Definisi manajemen Perawatan


 Fungsi dan Tujuan manajemen perawatan
 Tugas dan Latihan

BAB II JENIS PERAWATAN MESIN

 Lingkup pekerjaan dalam perawatan mesin


 Hubungan Perawatan dengan K3
 Siklus Hidup Mesin di Industri
 Jenis Perawatan Mesin Industri
 Tugas dan Latihan

BAB III ORGANISASI BAGIAN PERAWATAN MESIN

 SDM di organisasi Perawatan


 Struktur Organisasi
 Pengembangan karir pekerja di bagian perawatan.
 Tugas dan Latihan

BAB IV STRATEGI PERAWATAN MESIN INDUSTRI

 Breackdown Maintenance
 Preventive Maintenance
 Predictive Maintenance
 Tugas dan Latihan

BAB V MANAJEMEN ASET BAGIAN PERAWATAN

 Pengadaan dan Penyerahan Aset perusahaan


 Inventarisasi Aset
 Aset Umum Perusahaan/Industri
 Aset Bagian Perawatan.
 Penghapusan aset perusahaan
 Tugas dan Latihan
BAB VI MANAJEMEN PERAWATAN MESIN PRODUKSI
 Manajemen Perawatan Preventif
 Manajemen Perawatan Korektif
 Manajemen Perawatan Inovatif
BAB IX PENGELOLAAN SUKU CADANG

 Inventarisasi suku cadang


 Sistem Peyimpanan
 Sistem permintaan suku Cadang

BAB X PENGELOLAAN ANGGARAN PERAWATAN MESIN

 Kebutuhan Anggaran Perawatan


 Perencanaan Anggaran Perawatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Definisi Manajemen Perawatan


Agar lebih mudah dalam memahami tentang manajemen perawatan,
sebaiknya mengetahui terlebih dahulu definisi dari manjemen secara umum.
Manajemen menurut Marie Parker (1938) mengartikan bahwa manajemen sebagai
seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sementara itu Stoner
(1995) mengartikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para angota organisasi dan penggunaan
sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Perbedaan dalam mengartikan manajemen dari ke dua pakar tersebut
menunjukan bahwa dari sudut pandang yang berbeda akan berbeda pula cara
mengartikan. Namun sebenarnya kedua pengertian tersebut saling melengkapi
satu dengan lainnya. Manajemen sebagai seni dapat diartikan bahwa
implementasi dari manajemen sangat tergantung pada siapa yang memimpin
(manager). Masing-masing orang mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda-
beda. Adanya perbedaan tersebut sangat mempengaruhi dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen diartikan sebagai empat
proses merupakan urut-urutan cara yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan untuk pengertian dari perawatan itu sendiri juga lebih dari satu, seperti
The American Management Association, Inc. (1971) menyatakan bahwa
perawatan adalah kegiatan rutin, pekerjaaan berulang yang dilakukan untuk
menjaga kondisi fasilitas produksi agar dapat dipergunakan sesuai dengan fungsi
dan kapasitas sebenarnya secara efisien. Sementara itu difinisi perawatan mesin
industri secara umum adalah menjaga kerja dari mesin atau peralatan agar proses
industri berjalan dengan baik. Apabila diartikan secara khusus difinisi perawatan
mesin industri adalah kegiatan rutin dan berulang-ulang untuk menjaga kondisi
mesin dan peralatan yang digunakan dalam kegiatan proses produksi pada industri
supaya mesin yang digunakan dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi sehingga
proses produksi tidak terganggu. Jadi perawatan secara sederhana adalah menjaga
agar suatu kondisi mesin produksi dapat berjalan atau beroperasi sesuai dengan
semestinya tanpa adanya gangguan.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa pengertian manajemen perawatan
mesin industri adalah “suatu penerapan ilmu untuk merencanakan,
mengorganisasikan,mengarahkan dan mengontrol dalam proses kegiatan-kegiatan
rutin dan berulang agar kondisi mesin yang digunakan dalam proses produksi
dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi dengan biaya yang efisien”.

1.2 Fungsi dan tujuan Manajemen Perawatan


Fungsi manajemen secara umum menurut Manullang (2002), dapat di
difinisikan sebagai aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan. Dalam melaksanakan aktivitas tersebut perlu adanya perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (leading) dan pengawasan
(contolling).
Perencanaan (planning) adalah langkah awal dalam penyusunan atau pembuatan
suatu proses kegiatan, tanpa adanya perencanaan yang baik semua kegiatan tidak
akan terlaksana dengan baik dan tujuan dari organisasi tidak akan tercapai, dengan
adanya rencana yang matang dan tersusun dengan baik guna mencapai tujuan dari
organisasi.
Pengorganisasian (organizing) adalah bagan atau hubungan secara skematis
tentang hubungan kerja antara oarang-orang yang ada dalam bagan untuk
mencapai tujuan. Dari bagan bisa digambarkan koordinsai antara subtansi yang
satu dengan subtansi yang lain untuk mengkoordinir tanggung jawab dan
wewenang dengan baik, subtansi-subtansi mana yang harus berkoordinasi terlebih
dahulu sesuai garis koordinat agar pekerjaan bisa ditangani dengan tepat oleh
subtansi tanpa adanya kesemrawutan dalam pelaksanaanya dan tidak terjadi
kesalahan dalam pelaksanaan untuk mencapai tujuan.
Pengarahan (leading) adalah fungsi dan tugas dari pemimpin untuk berkoordinasi
dengan bawahannya atau pegawainya, memberikan pengarahan yang berkaitan
dengan tugas dari para bawahannya dengan baik dan benar, sesuai dengan
kewajiban dan tanggung jawab msing-masing dengan tepat.
Pengawasan (controlling) adalah kegiatan yang harus dilaksanakan dalam
perusahaan supaya bisa mengetahui apakah proses-proses di atas sudah berjalan
dengan seharusnya. Pengawasan diharapkan bisa menilai dan mengetahui sejauh
pelaksanaan antara perencanaan dengan kegiatan yang sudah terjadi, Pengawasan
(Controlling) diharapkan dapat mengevaluasi untuk menghasilkan masukan
sebagai bahan pertimbangan guna perbaikan berkelanjutan.
Setiap organisasi tentunya mempunyai tujuan yang ingin di capai, begitu pula
dengan manajemen perawatan juga mempunyai tujuan. Perawatan mesin itu
sendiri menurut Corder (1992) mempunyai tujuan sebagai berikut :
(1) Memeperpanjang kegunaan usia asset yaitu berupa setiap bagian dari tempat
kerja, bangunan dan isinya.
(2) Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi
atau jasa dana mendapat laba inventasi maksimum.
(3) Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
kegiatan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam
kebakaran dan penyelamat, dan sebagainya.
(4) Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Apabila poin-poin tersebut digunakan sebagai tujuan organisasi maka dapat
diartikan bahwa manajemen perawatan industri adalah merencanakan, menyusun,
mengawasi, mengontrol semua kegiatan perawatan untuk menjamin ketersediaan
peralatan, kesiapan peralatan dan memperpanjang usia peralatan untuk
operasional baik berupa bagian tempat kerja, bangunan, mesin yang digunakan
dalam proses produksi serta menjamin keselamatan orang yang memakainya
untuk mencapai tujuan bersama.
Sama seperti unsur manajemen pada umumnya, dalam manajemen perawatan
juga melibatkan unsur sebagai berikut :
(1) Manusia (Man) adalah Sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi
seperti apa yang kita butuhkan dan kita punya dalam melaksanakan suatu
perawatan dalam proses produksi, misalnya untuk memperbaiki sebuah mesin
produksi tidak mungkin perusahaan akan menggunakan karyawan yang ahli
dibidang AC atau komputer, karyawan yang harus melaksanakan tugas itu adalah
yang memilki keahlian di bidang mesin
(2) Metode (Method ) adalah pilihan cara yang akan digunakan dalam melakukan
perawatan, prosedur yang digunakan dalam perawatan harus tepat, jangan sampai
nanti saat melakukan proses atau langkah-langkah perawatan malah justru
membuat biya perawatan membengkak dengan hasil biaya perawatan sama
dengan biaya pembelian mesin baru atau bahkan lebih mahal dari pembelian
mesin baru, hal ini harus dipertimbangkan dengan matang
(3) Mesin (Machines) adalah mesin yang digunakan untuk produksi seperti
sekarang ini bagaimana karakternya, apakah manual book nya ada, otomasi atau
yang lainnya, setelah menganalisa baru nanti akan menentukan bagaimana proses
perawatannya, tidak mungkin mesin otomasi akan melakukan perawatan seperti
mesin konvensional.
(4) Material (Materials ) adalah material yang dibutuhkan untuk kegiatan
perawatan mesin dan alat produksi lainnya, pada umumnya berupa komponen
mesin pengganti dan material lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan perawatan
mesin industri.
(5) Uang (Money) adalah uang atau biaya sebagai salah satu unsur penting dalam
menjalankan kegiatan perawatan, sehingga mengetahui berapa biaya perawatan
yang dibutuhkan menjadi sangat penting. Berapa biaya perawatan untuk merawat
mesin produksi agar tidak terjadi kerusakan atau untuk memperpanjang usia pakai
dari mesin.

BAB II

JENIS PERAWATAN MESIN

2.1 Lingkup pekerjaan perawatan mesin


Pada dasarnya tujuan utama dari pekerjaan perawatan yang dilakukan pada
mesin industri adalah perawatan berdasarkan kondisi dari mesin dan
perlengkapan pendukung lainnya (condition Based Maintenance), serta
melaksanakan perawatan sebaik yang dibutuhkan untuk keberhasilan proses
produksi. Sementara itu masih banyak tujuan-tujuan yang lain yang dapat
digunakan untuk memberi arah dari pekerjaan perawatan, seperti bertujuan untuk
menjamin ketersediaan, ketangguhan dan keamanan fasilitas produksi secara
ekonomis. Ketersediaan diartikan sebagai fasilitas yang digunakan untuk
keperluan proses produksi selalu sedia untuk dioperasikan.
Ketangguhan diartikan sebagai fasilitas yang digunakan untuk keperluan proses
produksi berada dalam keadaan yang sanggup memenuhi tugas-tugasnya sesuai
dengan yang telah ditentukan.
Keamanan diartikan sebagai semua fasilitas yang digunakan untuk keperluan
proses produksi tidak membahayakan bagi orang, mesin itu sendiri maupun
mesin-mesin lain serta lingkungan dimana mesin tersebut dioperasikan.
Agar mencapai tujuan optimum perlu adanya upaya untuk menyelaraskan antara
kegiatan perawatan dengan umur mesin dan fasilitas lain yang digunakan dalam
proses produksi. Demikian juga dengan metode atau cara yang digunakan dalam
perawatan sebelum terjadi kerusakan, setelah terjadinya kerusakan dan bilamana
membutuhkan pengembangan agar mesin dan peralatan lainnya dapat digunakan
secara optimal.
Perawatan yang dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada mesin,umumnya hanya
berupa pemberian pelumas pada bagian yang membutuhkan. Tetapi perawatan
bukan hanya pelumasan, walaupun pelumasan merupakan pekerjaan yang penting
dalam perawatan mesin. Setelah terjadi kerusakan selanjutnya dilakukan
perbaikan pada bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan, walaupun untuk
memperbaiki bagian-bagian mesin yang sedang mengalami kerusakan sering kali
membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama. Tetapi ruang lingkup
pekerjaan perawatan mesin industri lebih dari itu, karena harus dapat
menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan bagaimana sekurang-kurangnya
mampu mempertahankan kondisi mesin-mesin yang digunakan dalam proses
produksi untuk tetap mampu menghasilkan barang produk dengan kualitas yang
dapat diterima oleh masyarakat konsumennya.
Mempertahankan kondisi suatu mesin yang digunakan dalam proses produksi
tidaklah mudah, karena banyak penyebab yang dapat mempengaruhi terjadinya
suatu kerusakan. Kesalahan atau kelalaian selama mengoperasikan mesin dan
fasilitas lainnya yang berhubungan dengan proses produksi oleh pekerja misalnya
sudah bisa menyebabkan kerusakan.

2.2 Hubungan Perawatan dengan K3


Menurut Corder (1992) salah satu tujuan dari perawatan mesin dan peralatan
produksi lainnya sebagai sarana produksi adalah menjamin keselamatan orang
yang menggunakan sarana tersebut pada saat proses produksi berlangsung.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 1 tahun 1970 pasal 1 ayat 1, tentang
difinisi "tempat kerja" sebagai berikut: tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki
tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya. Pasal 2 menyatakan bahwa : yang termasuk tempat kerja
ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan
bagian-bagian atau berhubung dengan tempat kerja tersebut. (UU Republik
Indonesia nomor 1 tahun 1970).
Menurut ILO (2008), faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dapat dibagi
menjadi dua faktor yaitu: keadaan yang tidak aman (Unsafe Condition) dan
tindakan /gerakan yang tidak aman (Unsafe Act). Kedua faktor ini sangat erat
hubungannya dan dapat merupakan hubungan sebab akibat yaitu keadaan yang
tidak aman dapat menimbulkan bahaya yang tidak aman dan begitu juga
sebaliknya. Keadaan yang tidak aman dapat diartikan sebagai keadaan lingkungan
kerja yang berpotensi untuk menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja.
Pada tahun 1931 Heinrich membuat buku Industrial Accident Prevention. Dimana
dalam buku tersebut mengemukakan teori sebab akibat yang terkenal dengan
“teori domino”. Apabila salah satu dari domino jatuh, akan menubruk domino
lainnya dan akan menimbulkan kerugian. Agar dapat memutuskan serentetan
domino tersebut, maka harus dicabut domino C (hazard) sehingga tidak terjadi
kecelakaan. Domino C (hazard) yang dimaksudkan adalah faktor yang berpotensi
sebagai penyebab terjadinya suatu kecelakaan. Namun apabila tidak
memungkinkan untuk menghilangkan, maka langkah yang tepat adalah
mengendalikannya. Pengendalian pada hakekatnya adalah kewaspadaan, dimana
di dalamnya mengandung arti kemampuan mengantisipasi kemungkinan resiko
yang akan terjadi bila melakukan suatu pekerjaan. Baik pekerjaan yang dilakukan
pada keadaan tempat kerja yang tidak aman, maupun tindakan atau gerakan
pekerja yang tidak aman sewaktu mengerjakan pekerjaan. Tempat kerja yang
aman adalah yang bisa melindungi manusia,alat dan mesin serta lingkungan dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Alat dan mesin industri yang terlibat dalam proses produksi yang tidak atau
kurang mendapatkan perawatan yang seharusnya, berpotensi sebagai penyebab
terjadinya kecelakaan kerja. Kerusakan-kerusakan kecil yang umum dijumpai
pada alat dan mesin yang sedang digunakan untuk produksi, apabila tidak segera
mendapat tindakan yang tepat dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja.
Resiko terlepasnya bagian mesin yang semula hanya kendur ikatannya, lama
kelamaan akan semakin kendur dan akhirnya akan terlepas dengan sendirinya.
Terlepasnya bagian mesin ini bisa mengenai apa saja yang ada di sekitarnya,
termasuk manusia, alat dan mesin lainnya yang berada di dekatnya, serta
lingkungan tempat alat atau mesin tersebut berada. Selain itu kebocoran oli
pelumas untuk mesin yang menggunakan pelumas oli, disamping menyebabkan
kotornya lantai juga membahayakan bagi pekerja yang melewatinya. Disini
menunjukan bahwa mesin yang sedang digunakan untuk proses produksi
berpotensi sebagai penyebab terjadinya kecelakaan kerja.
Perawatan mesin dibutuhkan untuk menjaga agar kondisi mesin dapat terpantau
dengan teratur, dengan demikian dapat mengurangi resiko sebagai penyebab
terjadinya kecelakaan kerja.

2.3 Siklus Hidup Mesin di Industri


Setiap mesin yang terlibat dalam proses produksi di suatu industri, akan
mengalami penurunan kinerja (performance) . Penurunan kinerja mesin ini
disebabkan oleh terjadinya gesekan antara dua atau lebih permukaan pada
komponen mesin yang saling bersinggungan dalam melaksanakan fungsi
kerjanya. Permukaan yang saling bergesekan antara benda padat dengan benda
padat, benda cair maupun gas akan berakibat pada terjadinya keausan. Aus yang
terjadi akan terus bertambah seiring dengan pengoperasian mesin untuk
kepentingan produksi, dan akan berakibat pada penurunan kinerja mesin.
Penurunan kinerja ini dapat diketahui apabila dilakukan tindakan inspeksi.
Inspeksi yang dilakukan tujuannya untuk mengontrol kondisi komponen mesin
selama menjalankan fungsi kerjanya. Inspeksi sebaiknya dilakukan secara berkala,
agar dapat diambil keputusan apakah komponen yang aus tersebut perlu diganti
dengan yang baru atau tidak. Salah satu faktor yang dipertimbangkan pada saat
mengambil keputusan adalah kualitas dari produk yang dihasilkan oleh mesin
tersebut. Apabila kualitas produk sudah tidak masuk dalam batasan yang dapat
diterima, maka harus dilakukan perbaikan atau bilamana perlu mengganti
komponen yang sudah aus dengan komponen yang baru. Perbaikan atau
penggantian dengan komponen yang baru tersebut, menjadikan kinerja mesin
akan pulih kembali. Peristiwa seperti ini akan berulang-ulang kembali sampai
pada akhirnya mesin tersebut sudah tidak mampu lagi mencapai kinerja yang
disyaratkan dalam berproduksi. Dimulai dari pengadaan,pemakaian sampai mesin
tidak dapat lagi digunakan untuk produksi disebut sebagai siklus hidup mesin
industri.

Kondisi
Waktu pemakaian
tanpa perawatan

Kinerj
a
Daerah
Penggunaan

Kinerja
maksim Daerah kerusakan
um Batas
Umur

Waktu
t1 t2 t3 t4 t5
Gambar 2 , Siklus hidup mesin dan fasilitas industri lainnya

Gambar 2 di atas mengasumsikan bahwa selama pemakaian mesin dan fasilitas


industri lainnya tidak mendapatkan perawatan yang benar. Grafik tersebut
menunjukan kondisi mesin dan fasilitas industri lainnya dengan waktu dari
perencanaan,pemakaian dan tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam proses
produksi.
Kurun waktu dari t1 sampai t2 adalah masa perencanaan untuk pengadaan mesin
dan fasilitas industri lainnya yang akan digunakan untuk menghasilkan suatu
produk. Biasanya disini akan ditentukan type,spesifikasi,harga dan sebagainya
dari mesin dan fasilitas produksi yang akan digunakan.
Kurun waktu t2 sampai t3 adalah masa melakukan pemesanan, pembelian dan
menginstalasi mesin dan fasilitas lainnya pada lingkungan kerja. Pada titik t3
mesin dan fasilitas lainnya dengan kinerja yang telah sesuai dengan kebutuhan
produksi telah terpasang dan siap untuk dipakai.
Kurun waktu t3 sampai t4 adalah masa pemakaian mesin dan fasilitas produksi
lainnya yang terbagi menjadi dua,yaitu masa penggunaan efektif dalam
menghasilkan produk selama proses produksi, dan masa terjadinya kerusakan
yang mengakibatkan proses produksi terhenti.
Kurun waktu t4 sampai t5 adalah masa dimana mesin dan fasilitas produksi
lainnya telah mengalami kerusakan hingga mengakibatkan pada suatu saat mesin
dan fasilitas produksi sudah tidak lagi memenuhi syarat untuk berproduksi.
Untuk memperpanjang waktu pemakaian mesin dan fasiliatas produksi lainnya
ada diantara t4 sampai t5. Di t5 yang merupakan batas umur pakai dapat
diperpanjang apabila mesin dan fasilitas produksi lainnya memperoleh perawatan
sesuai dengan kebutuhannya. Perawatan yang dilakukan pada mesin industri
adalah suatu bentuk usaha agar mesin dapat mencapai kinerja yang maksimum.
Karena pada dasarnya mesin industri membutuhkan perawatan selama digunakan
dalam proses produksi, baik pada kondisi sebelum terjadi kerusakan, setelah
terjadi kerusakan maupun untuk pengembangan keberlanjutan penggunaan mesin.

2.4 Jenis Perawatan Mesin Industri


Mesin industri yang digunakan dalam proses produksi, membutuhkan
perawatan sejak mulai digunakan sampai dipertimbangkan bahwa mesin tersebut
sudah tidak lagi memenuhi syarat untuk menghasilkan produk dengan kualitas
yang dapat diterima oleh konsumen.
Berbagai usaha akan dilakukan untuk merawat mesin industri untuk
mempertahankan kinerjanya. Usaha perawatan yang dilakukan pada mesin-mesin
yang digunakan dalam proses produksi, pada hakekatnya mempunyai ciri dan itu
merupakan jenis dari perawatan yang dilakukan pada mesin industri. Jenis
perawatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut,
Perawatan
Mesin Industri

Perawatan Perawatan Perawatan


Preventif Korektif Inovatif

Preven Preven Kore Kore Inovat Inovat


tif tif tak ktif ktif if usia if
langsu langsu teren tak pakai kinerj
ng ng cana teren a
cana

Gambar 3. Jenis perawatan mesin industri

Gambar 3 menunjukkan jenis perawatan mesin industri yang terdiri dari


perawatan preventif, korektif,dan inovatif.
Perawatan preventif merupakan perawatan yang dilakukan pada mesin industri
sebelum terjadi kerusakan. Perawatan ini meliputi perawatan preventif langsung
dan perawatan preventif tak langsung.
Perawatan preventif langsung adalah perawatan preventif yang dilakukan pada
mesin industri yang mempunyai akibat langsung pada kondisi mesin. Sedangkan
perawatan preventif tak langsung adalah perawatan preventif pada mesin industri
yang mempunyai akibat tidak langsung terhadap kondisi mesin.
Perawatan korektif merupakan perawatan yang dilakukan setelah mesin industri
mengalami kerusakan. Perawatan ini meliputi perawatan korektif terencana dan
perawatan korektif tak terencana.
Perawatan korektif terencana adalah perawatan korektif yang dilakukan pada
mesin industri secara direncanakan terlebih dahulu. Sedangkan perawatan korektif
tak terencana adalah perawatan korektif yang dilakukan pada mesin industri
secara tidak direncanakan terlebih dahulu.
Perawatan inovatif merupakan perawatan yang dilakukan pada mesin industri
untuk keperluan pengembangan. Perawatan ini meliputi perawatan inovatif untuk
memperpanjang usia pakai mesin, dan perawatan inovatif untuk meningkatkan
kinerja mesin.
Perawatan inovatif untuk memperpanjang usia pakai mesin adalah segala usaha
yang dilakukan dalam perawatan mesin industri dengan tujuan untuk
memperpanjang usia mesin. Sedangkan perawatan inovatif untuk meningkatkan
kinerja mesin adalah segala usaha yang dilakukan dalam perawatan mesin industri
dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja mesin.

BAB III

ORGANISASI DI BAGIAN PERAWATAN MESIN


3.1 S D M Bagian Perawatan Mesin

Setiap perusahaan yang melibatkan mesin dan alat untuk proses produksi,
baik perusahaan besar maupun kecil membutuhkan bagian perawatan mesin dan
alat bantu produksi lainnya. Bagian ini akan melibatkan sumber daya manusia
yang memiliki kemampun khusus untuk melakukan perawatan mesin industri.
Mereka harus menjaga dan mengkondisikan agar mesin dan alat produksi lainnya
tidak mengalami kerusakan yang dapat mengganggu kelangsungan proses
produksi. Kerusakan mesin dan alat produksi lainnya dapat berakibat pada
menurunnya kualitas produk, sampai pada kemungkinan proses produksi harus
dihentikan. Kejadian semacam ini berpotensi merugikan perusahaan, baik dari
internal perusahaan salah satunya dapat menurunkan jumlah produk yang
dihasilkan. Sedangkan eksternal perusahaan bisa berupa terganggunya pelayanan
kepada konsumen.
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi selama melakukan proses
perawatan mesin, dibutuhkan Sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan mesin.Kebutuhan
tersebut pada dasarnya disesuaikan dengan cara bekerjanya mesin untuk mencapai
kinerja yang diharapkan. Pencapaian kinerja mesin ini akan melibatkan bagian-
bagian mesin yang yang bekerja secara sinergi untuk mencapai fungsi mesin
sesuai yang direncanakan, Untuk menjaga dan mempertahankan kinerja mesin
dalam menghasilkan produk yang berkualitas, pada umumnya membutuhkan
sumber daya manusia (SDM) yang mampu merawatnya. Kemampuan SDM untuk
merawat mesin pada umumnya akan melibatkan keahlian di bidang mekanik,
elektrik, hidrolik,dan pnumatik. Disamping membutuhkan pula keahlian dibidang
lainnya seperti: pengelasan logam, pengerasan material dan sejenisnya. Oleh
sebab itu sebaiknya sebelum menetapkan seseorang di bidang pekerjaan
perawatan mesin, perlu dilakukan analisis pekerjaan untuk masing-masing bidang
yang akan mereka kerjakan. Analisis pekerjaan menurut Henry Simamora (2006)
bertujuan untuk mendifinisikan setiap pekerjaan yang berhubungan dengan
perilaku yang diperlukan untuk melaksanakannya. Dengan mendefinisikan secara
jelas untuk masing-masing bidang pekerjaan dalam perawatan mesin, akan
memberi kejelasan batasan dari area kerja yang menjadi kewajiban dan tanggung
jawabnya. Setiap orang atau pekerja yang terlibat dalam pekerjaan perawatan
mesin harus mengetahui kewajiban dan tanggung jawabnya masing-masing. Apa
saja kewajiban dan tanggung jawab tersebut dapat dilihat dari tugas yang harus
dilaksanakan. Tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing orang/pekerja
sangat tergantung pada dimana mereka menempati suatu posisi (formasi).
Perbedaan posisi (formasi) yang ditempati oleh sesorang akan berpengaruh
terhadap bagaimana kewajiban dan apa yang menjadi tanggung jawab mereka
dalam melakukan pekerjaan. Disinilah dibutuhkan analisis pekerjaan untuk
masing-masing posisi (formasi) di dalam organisasi perawatan mesin industri.
Analisis pekerjaan dapat didefinisikan sebagai proses identifikasi dari
aktivitas kerja yang harus dilakukan pada suatu posisi (formasi) dan
kualifikasinya meliputi: keahlian,pengetahuan,kemampuan,serta sifat individu
lainnya yang diperlukan untuk melakukan aktivitas tersebut. Hasil akhir dari
analisis pekerjaan perawatan mesin berupa deskripsi tertulis dari persyaratan
aktual pekerjaan perawatan mesin yang dibutuhkan guna menjaga dan
mempertahankan mesin agar tetap menghasilkan produk yang berkualitas.

3.2 Struktur Organisasi Bagian Perawatan

Bagian perawatan mesin di suatu perusahaan besar maupun kecil dalam


melakukan pekerjaannya selalu dilakukan secara bersama. Sekelompok individu
yang melakukan pekerjaan bersama untuk mencapai tujuan yang sudah
ditentukan sebelumnya seperti ini disebut organisasi. Bentuk organisasi yang
menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dengan bawahan, pada
umumnya yang digunakan adalah : struktur organisasi garis (line), struktur
organisasi garis dan staff, struktur organisasi fungsional, struktur organisasi garis
dan fungsional. Sedangkan bentuk yang lain seperti organisasi matrix, dan
organisasi komite.
Struktur organisasi garis (line) adalah bentuk organisasi yang menghubungkan
secara langsung antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi
sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah yang dihubungkan dengan garis
wewenang atau komando.
Struktur organisasi garis dan staf adalah pengembangan dari organisasi garis,
dengan mempertahankan azas komando tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin
dibantu oleh para staf, dimana staf berperan memberi masukan, bantuan pikiran
saran-saran, serta data informasi yang dibutuhkan.
Struktur organisasi fungsional adalah suatu organisasi dimana wewenang dari
pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan
fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian
khusus.
Struktur organisasi garis dan fungsional adalah suatu bentuk organisasi dimana
wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit
dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi
tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang
melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada
kepala unit terdahulu tanpa memandang tingkatan.
Organisasi matrik dikenal juga sebagai organisasi manajemen proyek yaitu,
organisasi di mana penggunaan struktur organisasi menunjukkan di mana para
spesialis yang mempunyai keterampilan di masing-masing bagian dari kegiatan
perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang
harus diselesaikan.
Organisasi komite adalah bentuk organisasi di mana tugas kepemimpinan dan
tugas tertentu lainnya dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pimpinan
dalam komite atau dewan. Komite ini dapat berupa pimpinan komite (executive
committe), yaitu para anggotanya mempunayi wewenang komando. Serta staf
komite ( Staff Committee),yaitu orang-orang yang hanya mempunyai wewenang
sebagai staf hanya memberi masukan dan pertimbangan.
Fungsi dan tugas bagian perawatan mesin produksi adalah mendukung bagian
produksi agar menghasilkan produk berkualitas secara optimal. Oleh sebab itu
bagian perawatan secara organisasi yang tidak terpisahkan dari organisasi
perusahaan secara keseluruhan. Hubungan bagian perawatan dengan bagian
lainnya dalam perusahaan secara sederhana dapat digambarkan dalam bentuk
organisasi garis sebagai berikut:

Manajer Umum

Manajer pengadaan Manajer perawatan Manajer Produksi

Supervisor Supervisor
Rekayasa Mekanik Rekayasa Elektrik

Mandor (forman) Mandor (forman)


Motor listrik, instalasi
Mesin,boiler,pompa,kompresor listrik,distribusi dsb
dsb

Pekerja Pekerja

Mekanik Elektrik

Gambar

Bagian pengadaan, bagian perawatan, dan bagian produksi berada dibawah


perintah manajer umum. Ke tiga bagian tersebut masing-masing mempunyai
bawahan yang jumlah dan formasinya disesuaikan dengan kebutuhan untuk
mencapai kinerja yang optimum. Misalnya untuk bagian perawatan dicontohkan
memberi perintah/komando pada dua supervisor, yaitu supervisor untuk keahlian
rekayasa mekanik dan rekayasa elektrik. Masing-masing supervisor membawahi
mandor (forman) yang sesuai dengan bidang keahliannya. Misalnya mandor
(forman) dengan bidang keahlian mesin,boiler,pompa,compresor dan sejenisnya
dibawah perintah/komando supervisor rekayasa mekanik. Sedangkan mandor
(forman) dengan bidang keahlian motor listrik, instalasi listrik,distribusi dan
sejenisnya dibawah perintah/komando supervisor rekayasa elektrik. Selanjutnya
masing-masing mandor (forman) akan memberi perintah kepada pekerja yang
sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing juga. Bentuk struktur organisasi
garis seperti ini, kurang mempertimbangkan banyaknya mesin peralatan produksi
lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Berapapun jumlah Satu atau lebih
yang terlibat dalam proses produksi, untuk perawatan mesin dan alat produksi
lainnya dilakukan oleh bagian perawatan. Bentuk semacam ini disebut juga
sebagai perawatan terpusat (entralized maintenance). Untuk bentuk bagian
perawatan yang tidak terpusat dapat digambarkan sebagai berikut.
Manajer Umum

Manajer Pengadaan Manajer Perawatan Manajer Produksi

Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor


Perawatan Unit I Perawatan Unit II Perawatan Perawatan
Bengkel Gedung &
Rekayasa prasarana

Mandor Elektrik
Mandor Elektrik
Mandor Mekanik
Mandor Mekanik

Mandor Elektrik

Mandor Mekanik

Mandor Elektrik

Mandor Sipil

Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja


Perawatan Perawatan Perawatan Perawatan

Gambar
Berbeda dengan struktur organisasi untuk perawatan terpusat. Pada model struktur
organisasi perawatan tidak terpusat ini masing-masing lokasi/unit kerja
mempunyai bagian perawatan sendiri-sendiri. Mereka melakukan pekerjaan
perawatan untuk masing-masing mesin dan peralatan produksi lainnya sesuai
dengan lokasi/unit kerjanya.
Bagian perawatan bisa pula diatur menggunakan organisasi matrix, seperti contoh
di bawah ini.
Supervisor konstruksi

pnumatik & hidrolik


Manajer Perawatan

Supervisor bagian

Supervisor bagian

Supervisor bagian
Supervisor bagian
Mekanik

Elektrik

sipil

& las
Manajer Unit Produksi I

Manajer Unit Produksi II

Manajer Bengkel
Pemesinan

Manajer Gedung &


Prasarana produksi

Manajer Utility &


Pengolahan limbah

Gambar

Dimana para supervisor yang memiliki keahlian di bidang tertentu misalnya,


mekanik, elektrik, sipil,pengelasan, pnumatik & hidrolik dan sejenisnya, bekerja
dibawah komando manajer perawatan. Para supervisor dalam melaksanakan
pekerjaannya dibantu oleh mandor (forman) yang membawahi pekerja di
lapangan. Apabila manajer perawatan mendapat order pekerjaan dari manajer lain
misal manajer unit produksi I (satu) yang terkait dengan pekerjaan perawatan
mesin dan peralatan produksi lainnya yang digunakan di Unit 1, maka manajer
perawatan akan memerintahkan para supervisor yang sebidang antara kaahlian
dengan kebutuhan. Selanjutnya para supervisor akan memerintahkan mandor
(forman) beserta pekerjanya untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di
unit 1 terkait dengan perawatan pada mesin dan alat produksi lainnya.

3.3 Pekerjaan Perawatan Mesin


Pekerjaan perawatan untuk mesin dan alat produksi lainnya di industri
menurut H.P. Garg (1976) dapat dikelompokkan menjadi tiga katagori, yaitu :

a). Koordinasi dan pengawasan dalam melaksanakan perawatan,


b). Perawatan mesin untuk masing-masing area kerja,
c). Perawatan mesin di pusat bengkel perawatan.
Ke tiganya tidak selalu harus ada dan berjalan bersamaan, tergantung pada besar
atau kecilnya industri serta disesuaikan kebijakan manajemen sesuai kebutuhan.
Untuk industri dengan skala produksi besar yang melibatkan mesin dan peralatan
bantu produksi yang banyak, bisa jadi ketiganya harus ada dan dibutuhkan. Tetapi
untuk industri dengan skala produksi kecil yang melibatkan mesin dan peralatan
bantu produksi yang tidak terlalu banyak, dimungkinkan untuk satu atau dua
pekerjaan perawatan saja. Seperti pekerjaan koordinasi dan pengawasan dalam
melaksanakan perawatan serta pekerjaan perawatan mesin untuk masing-masing
area kerja saja. Karena tidak membutuhkan pusat bengkel perawatan, segala
permasalahan yang berhubungan dengan perawatan mesin dan alat bantu produksi
lainnya diselesaikan di masing-masing unit kerja.
Pekerjaan dalam perawatan mesin industri tersebut selanjutnya akan
didistribusikan ke masing-masing posisi (formasi) yang diatur dalam struktur
organisasi.Dalam pembagian pekerjaan kepada masing-masing posisi (formasi) ini
secara proposional dan profesional harus mendukung proses tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan hal tersebut permasalahan yang harus
diselesaikan antara lain adalah:
 Berapa banyak posisi (formasi) yang dibutuhkan?,
 Berapa banyak jumlah pekerja (SDM) yang dibutuhkan?,
 Apa kemampuan dan keahlian yang harus mereka miliki?,
 Apa kreteria yang digunakan untuk mengukur kinerja mereka?.
Pertanyaan tersebut harus mendapat jawaban melalui analisis pekerjaan untuk
masing-masing posisi/formasi yang dibutuhkan. Pertanyaan tersebut secara
terpisah akan memberi batasan pada masing-masing posisi/formasi yang
dibutuhkan. Karena dalam analisis pekerjaan membutuhkan batasan yang jelas
dan terukur dari masing-masing posisi yang terdapat dalam struktur organisasi.
Batasan yang jelas tersebut terdapat pada masing-masing definisi dari posisi
(formasi) yang dibutuhkan. Pada umumnya pekerja yang terlibat dalam pekerjaan
perawatan mesin industri dapat dibedakan sesuai dengan posisinya seperti:
manajer, supervisor, mandor(forman) dan operator perawatan.
Manajer perawatan di definisikan sebagai mereka yang berada posisi (formasi)
dengan segala kewajiban mengelola pekerjaan untuk posisi (formasi) di bawahnya
dan bertanggung jawab atas pekerjaan perawatan mesin industri terhadap
pimpinan di atasnya.
Supervisor perawatan di definisikan sebagai mereka yang mempunyai keahlian
khusus yang dibutuhkan dalam bidang perawatan mesin yang mempunyai posisi
(formasi) di bawah manajer, dengan kewajiban sesuai dengan keahlian masing-
masing dan memberi perintah serta mengatur pekerjaan untuk mandor (forman)
bersama operator akan bertanggung jawab kepada manajer.
Mandor (forman) perawatan di difinisikan sebagai mereka yang mempunyai
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bidangnya serta menjadi atasan dari
para operator pelaksana pekerjaan perawatan mesin industri bertanggung jawab
kepada supervisor.
Operator perawatan di definisikan sebagai mereka yang mempunyai keterampilan
sesuai dengan tugas yang harus dilaksanakan dengan petunjuk dan arahan yang
diberikan oleh mandor (forman). Mereka bertanggung jawab atas terselesainya
tugas mereka untuk merawat mesin industri. Dari definisi tersebut dapat
dijabarkan berikutnya menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh siapapun yang
menempati posisi (formasi) dari struktur organisasi.

3.4 Pelatihan Kerja untuk Pekerja Perawatan Mesin


Menurut Henry Simamora (2006) yang dimaksud dengan pelatihan kerja
adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi,memperoleh, meningkatkan serta
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja
pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
3.5 Istilah Dalam Pekerjaan Perawatan Mesin
Selama bekerja sama menyelesaikan suatu pekerjaan perawatan diantara para
pekerja akan terjadi komunikasi, Dalam komunikasi tersebut sering kali
menyebutkan beberapa istilah yang menjadi umum dalam pekerjaan perawatan.
Beberapa istilah dalam pekerjaan perawatan mesin industri karena sering kali
digunakan untuk komunikasi akan menjadi istilah baku. Artinya bahwa apabila
menyebutkan istilah tersebut, maka setiap pekerja yang berhubungan dengan
perawatan akan mengetahui apa arti yang dimaksukan dengan menyebutkan
istilah tersebut. Komunikasi disini tidak terbatas hanya untuk antar pekerja di
bagian perawatan saja, tetapi juga dengan bagian lain yang berhubungan dengan
bagian perawatan. Misalnya: bagian pembelian, bagian keuangan dan sebagainya.
Beberapa istilah dan artinya yang sering digunakan dalam pekerjaan perawatan
mesin industri, antara lain:
 Perawatan (maintenance) adalah: kombinasi dari tindakan teknik dan
tindakan administratif yang terkait, dimaksudkan untuk mempertahankan
kondisi atau mengembalikan satu suku barang ke keadaan semula sehingga
dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhannya.
 Suku barang (item) adalah: Satu bagian, peralatan, bagian sistem atau sistem
yang dapat diperhitungkan secara tersendiri dan diperiksa/ diuji secara
terpisah.
 Persediaan cadangan (Spares stock) adalah suku cadang yang disediakan
untuk tujuan perawatan atau untuk penggantian komponen yang rusak
 Aman (safety) adalah: kebebasan dari resik oakibat kesalahan manusia yang
tidak dapat diterima.
 Spesifikasi (specification) adalah: dokumen yang menguraikan secara terinci
tentang keperluan satu produk atau pelayanan.
 Modifikasi (modification) adalah: perubahan yang harus dilengkapi secara
fisik yang dilakukan terhadap satu suku barang yang biasanya akan
meningkatkan kinerja, dan secata umum dilaksanakan karena perubahan
desain.
 Gangguan (fault) adalah: penyimpangan tidak terduga dari keperluan, yang
membutuhkan tindakan yang hati-hati untuk memenuhi tingkatan yang dapat
diterima.
 Petunjuk operasi (operating instructons) adalah: dokumen yang menguraikan
secara terinci metode untuk menjalankan, menghentikan, mengendalikan, dan
memantau bahan/peralatan pada kondisi yang dapat diramalkan.
 Petunjuk instalasi (installations instruction), adalah: dokumen yang
menguraikan secara terinci prosedur untuk instalasi satu prduk termasuk, jika
penting prosedur untuk membongkar kemasan dan mempersiapkan sebelum
instalasi
 Persiapan mesin untuk dioperasikan (commissioning) adalah: Pengembangan
instalasi dari keadaan statis ke kondisi siap bekerja sesuai kebutuhan yang
sudah ditentukan.
 Petunjuk perawatan (maintenance instructions) adalah: dokumen yang
menguraikan secara terinci prosedur dan keadaan untuk melaksanakan
perawatan.
 Jadwal perawatan (maintenance schedule) adalah: daftar/list yang
menyeluruh (comprehensive) meliputi nama suku barang (item) dan cara
perawatannya , beserta interval waktu kapan perawatan tersebut harus
dilakukan.
 Daftar komponen (parts list) adalah: daftar dari semua komponen yang
membentuk satu suku barang atau peralatan.
 Up time adalah; periode waktu, dimana selama waktu tersebut satu suku
barang (item) berada pada kondisi yang dapat menunjukkan fungsinya.
 Lama kerja (operating time) adalah: periode waktu, selama satu suku barang
(item) menunjukkan fungsinya.
 Waktu tidak bekerja (idle time) adalah: periode waktu dimana mesin/peralatan
masih bekerja, tetapi tidak dipergunakan sehubungan dengan kekurangan
pekerjaan, material, tenaga kerja dan sebagainya.
 Waktu nganggur (Down time) adalah periode waktu selama mesin tidak dapat
menunjukkan fungsinya.
 Waktu perawatan berhenti (Shutdown maintenance time) adalah periode
waktu berhenti selama dilakukan perawatan.
 Waktu penundaan (Shortages time) adalah periode waktu selama mesin tidak
mampu bekerja akibat dari kekurangan tenaga kerja, suku cadang, fasilitas
pendukung dan sebagainya.
 Waktu perawatan (Maintenance time) adalah periode waktu selama tindakan
perawatan, yang dilaksanakan terhadap satu sukubarang (item) secara
otomatis atau manual.
 Halangan kerja (Breakdown) adalah kerusakan karena tidak tersedianya suku
cadang.
 Perbaikan (Repair) adalah pengembalian satu suku barang (item) ke kondisi
yang dapat diterima dengan cara pembaharuan, penggantian atau perbaikan
dari suku cadang yang sobek, rusak atau patah.

BAB IV

STRATEGI PERAWATAN MESIN

4.1 Definisi Strategi Perawatan Mesin

Keberhasilan suatu program kegiatan tidak terlepas dari cara/metoda yang


digunakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Walaupun cara/metoda
pengelolaan yang diterapkan untuk suatu kegiatan bukanlah satu satunya faktor
penentu keberhasilan suatu program kerja, tetapi dengan menerapkan cara/metoda
tertentu yang cocok dengan kebutuhan akan diperoleh kerja yang lebih mudah
dengan biaya yang lebih murah. Peran pimpinan (manager) dalam menentukan
strategi apa yang digunakan untuk mencapai tujuan menjadi penting.
Taufiqurokhman (2016) mendefinisikan strategi sebagai sekumpulan komitmen
dan tindakan yang terkoordinasi yang dirancang untuk mengeksploitasi
kompetensi dan mencapai keunggulan bersaing. Sementara itu secara umum
manajemen strategi di definisikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan
dan tindakan yang mengarah kepada pengembangan strategi yang efektif atau
yang membantu perusahaan mencapai tujuannya. Sementara itu Alfred Chandler
(1997) dalam Taufiqurokhman (2016) mengatakan bahwa strategi adalah suatu
penentuan sasaran dan tujuan dasar jangka panjang dari suatu organisasi
(perusahaan) serta pengadopsian seperangkat tindakan serta alokasi sumber-
sumber yang perlu untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut

Manajemen strategi atau yang saat ini kita sebut dengan manajemen strategik
adalah keterampilan (seni), teknik, dan ilmu dalam merumuskan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasii serta mengawasi berbagai keputusan-
keputusan fungsional sebuah organisasi (perusahaan bisnis ataupun non bisnis)
yang selalu terpengaruhi oleh lingkungan eksternal dan internal dengan kondisi
yang selalu berubah sehingga bisa memberi kemampuan pada perusahaan dalam
pencapaian sasaran atau tujuan yang sudah ditetapkan.

Barney, 1997:27 menyebut, manajemen strategik (strategic management) dapat


dipahami sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan
strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-
organisasi dapat mempertahankan kinerjanya. Sementara Grant, 1995:10
menyebut, strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai
penggunaan sumber daya-sumber daya untuk menciptakan suatu posisi
menguntungkan

Seperti telah dibahas dalam bentuk struktur organisasi perusahaan, bagian


perawatan merupakan salah satu dari bagian-bagian lain yang ada di perusahaan.
Oleh karena itu bagian perawatan terikat pula oleh strategi yang ditentukan oleh
pimpinan perusahaan secara keseluruhan. Artinya bahwa strategi yang digunakan
oleh bagian perawatan harus selaras dan mendukung kebijaksanaan dan strategi
pimpinan perusahaan.

Pada umumnya strategi dalam menjalankan perawatan mesin dan peralatan


produksi lainnya di perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: membiarkan
mesin dan perlatan produksi lainnya digunakan sampai tidak bisa digunakan lagi
(rusak), atau melakukan perawatan preventif selama mesin dan peralatan produksi
digunakan.

4.2 Mesin digunakan sampai rusak

4.3 Perawatan Preventif

4.4 Perawatan Prediktif

4.5 Metode pendekatan perawatan mesin lainnya

4.5.1 Total Productive maintenance

4.5.2 Relibility Centered Maintenance

Membiarkan mesin dan peralatan produksi lainnya digunakan sampai tidak bisa di
gunakan lagi (rusak).

artinya mesin dan peralatan produksi lainnya digunakan untuk produksi


sampai tidak bisa digunakan lagi untuk produksi (rusak) tanpa melakukan
perawatan yang berarti.

4.1 Melakukan perawatan preventif selama mesin dan peralatan produksi


digunakan untuk meghasilkan produk.

Anda mungkin juga menyukai