BASALIOMA
Disusun Oleh :
Supervisior/Pembimbing:
dr. Alfreth Langitan, Sp.B, FINACS
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan
sebagai berikut:
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu
Bedah RSU Anutapura Palu, Fakultas Kedokteran Universitas Al-Khairaat.
Mengetahui,
LAPORAN KASUS
1. Identitas pasien
Nama : Ny.B
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pasangkayu
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku : Bugis
Tanggal pemeriksaan : 23 Juli 2019
2. ANAMNESIS
Autoanamnesis
a. Keluhan utama
Bercak hitam pada daerah dagu dan bagian depan telinga
b. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien masuk RS pengantar dari poliklinik dengan keluhan bercak hitam
pada daerah dagu dan bagian depan telinga. Bercak di dagu timbul sejak
kecil namun keluhan baru dirasakan sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu.
Awalnya bercak timbul seperti tahi lalat, dengan permukaan keras
didaerah dagu. Namun pasien pergi ke PKM untuk meminta salep dan
setelah mengoles beberapa kali permukaan yang keras tersebut terkelupas
dan bercak hitam semakin bertambah luas dan sering darah dan terasa
gatal kadang disertai rasa perih. Pasien juga mengatakan sekitar 5 bulan
kemudian bercak hitam kedua timbul di depan telinga, dengan luas 2cm x
1.5cm dengan permukaan yang keras dan pasien kembali menggunakan
salep yang dibelinya sendiri diwarung dan apotik tanpa resep dokter
namun tidak ada perubahan. Kemudian pasien kembali lagi ke PKM untuk
meminta salep yang sama seperti pertama kali pasien gunakan. Dan
beberapa hari kemudian bagian dari bercak yang hitam dan keras tersebut
kembali terkelupas dan sering berdarah dengan permukaan yang selalu
basah dan terasa gatal.
Pekerjaan pasien merupakan seorang petani yang sehari-hari sering
terpapar sinar matahari. Pasien mengaku tidak pernah menggunakan
masker maupun penutup wajah bila berkebun. Keluhan tanpa disertai
pusing (-), sakit kepala (-), mual (-), muntah (-), demam (-), BAK (+)
lancar, BAB (+) lancar
e. Riwayat pengobatan :
Pasien menggunakan salep
3. Pemeriksaan fisik
Status generalisata : sakit sedang, compos mentis, GCS : E4M6V5
Tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Pernafasan : 22 kali/menit
Suhu aksilla : 36.2 oC
Kepala : Bentuk ; Normochepal
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sclera : Ikterik (-/-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax :
Paru paru :
Inspeksi : Simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), whezzing (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavivula sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi: Bunyi jantung 1 dan 2 murni regular, gallop (-), murmur (-)
Abdomen :
Inspeksi : Kesan datar (+) normal, distensi (-), jejas (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : Tymphani (+)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Status lokalis :
Facialis
Inspeksi : Tampak bercak berwarna hitam (+), krusta (+), darah (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), kalor (-)
Gambar. Pasien dengan Basalioma
Ekstremitas
- Superior : Akral hangat (+/+), Edema (-/-)
- Inferior : Akral hangat (+/+), Edema (-/-)
4. Pemeriksaan penunjang
Tanggal: 23/07/2019
Mikrospik :
Sediaan apusan cukup seluler terdiri dari sebaran sel-sel squamous, inti tidak
atipik, beberapa tampak dengan sel besar, sel-sel radang limfosit, neutrophil, latar
belakang eritrosit.
Kesimpulan :
6. Resume
Pasien perempuan usia 60 tahun masuk Rumah Sakit dengan keluhan
hiperpigmentasi pada region mandibula dan bagian preauricular. Bercak di
mandibula timbul sejak kecil namun keluhan baru dirasakan sejak kurang
lebih 2 bulan yang lalu. Awalnya bercak timbul seperti nevi, dengan
permukaan keras didaerah dagu. Kemudian pasien pergi ke PKM untuk
meminta salep dan setelah mengoles beberapa kali permukaan yang keras
tersebut terkelupas dan bercak hitam semakin bertambah luas dan sering
darah dan terasa gatal kadang disertai rasa perih. Pasien juga mengatakan
sekitar 5 bulan kemudian bercak hiperpigmentasi kedua timbul
perauricular, dengan luas 2cm x 1.5cm dengan permukaan yang keras dan
pasien kembali menggunakan salep yang dibelinya sendiri diwarung dan
apotik tanpa resep dokter namun tidak ada perubahan. Kemudian pasien
kembali lagi ke PKM untuk meminta salep yang sama seperti pertama kali
pasien gunakan. Dan beberapa hari kemudian bagian dari bercak yang
hitam dan keras tersebut kembali terkelupas dan sering berdarah dengan
permukaan yang selalu basah dan terasa gatal. Keluhan tanpa disertai
pusing (-), sakit kepala (-), mual (-), muntah (-), demam (-), BAK (+)
lancar, BAB (+) lancar
Pemeriksaan fisik:
Tanda vital: TD : 120/80x/menit, N: 82 x/menit, RR :22 x/menit, S: 36,2ºC.
Status Lokalis:
Facialis
Inspeksi : Tampak bercak berwarna hitam (+), krusta (+), darah (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), kalor (-)
7. Diagnosa kerja
Basalioma
8. Penatalaksanaan
Medikamentosa IGD : Tidak Ada
Pasien dilaporkan ke dr. Andry Hamdani, Sp.B dan direncana tindakan wide
excision dan skin flap tanggal 25-07-2019.
9. Laporan operasi
• Dilakukan pembedahan oleh dr.Andry Hamdani, Sp.B pada tanggal 27
Juli 2019 pukul 12.00 WITA di ruang Operasi RSUD Anutapura Palu.
• Informed consent pasien`dan keluarga
• Injeksi Antibiotik profilaksis ceftriaxone 2 gram/IV, 30 menit sebelum
Operasi
Tindakan Operasi :
• Pasien dibaringkan dalam posisi Supine dengan pengaruh general
anastesi
• Dilakukan disenfeksi lapangan operasi dengan povidon iodine, batasi
dengan doek steril.
• Dilakukan infiltrasi dengan pehacain di desain insisi Linberg’s Flap
• Dilakukan insisi sesuai desain
• Didapatkan : Malignant Neoplasm Of Skin Facial Area 7cm di
perauriculer dextra
• Dilakukan : wide excision skin tumor, reservasi N.Facialis. Tutup
Defect dengan Lindberg’s Flap (skin tansplant).
• Luka dijahit
• Bersihkan area luka dan tutup luka
• Operasi selesai
11. Follow Up
Hari/ Tanggal Follow Up
Minggu 28 Juli 2019 S : Nyeri di luka operasi (+), pusing (-), sakit kepala (-)
mual (-), muntah (-), BAK (+), BAB (+)
O : KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit,
S: 36.2 oC
A : Malignant Neoplasm Of Skin Facial Area
P:
IVFD Ringer Laktat 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12j / iv
Inj. Metamizol 2x1 gr/IV
Inj. Ranitidin 1mg/12 jam/iv
Senin 29 Juli 2019 S : Nyeri di luka operasi (+), pusing (-), sakit kepala (-)
mual (-), muntah (-), BAK (+), BAB (+)
O:
KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 120/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit,
S: 36.6 oC
A : Malignant Neoplasm Of Skin Facial Area
P:
IVFD Ringer Laktat 20 tpm
Cefadroxyl 500 mg (2 dd1 tab)
Meloxicam 15 mg (2 dd 1 tab)
Aff Infus
Aff kateter
Rawat jalan
12. Prognosis
Dubia at Bonam
BAB II
PEMBAHASAN
serta dari pemeriksaan fisik yang dilakukan. Dari hasil anamnesis didapatkan data
bahwa pasien berjenis kelamin wanita, berusia 60 tahun, perkerjaan petani, datang ke
rumah sakit dengan keluhan bercak hitam pada daerah dagu dan bagian depan telinga.
Bercak di dagu timbul sejak kecil namun keluhan baru dirasakan sejak kurang lebih
2 bulan yang lalu. Awalnya bercak timbul seperti tahi lalat, dengan permukaan keras
didaerah dagu lama kelamaan menjadi semakin luas disertai rasa gatal kadang disertai
orang dengan riwayat kulit yang sensitif atau kulit yang tidak membaik dalam waktu
3-4 minggu terutama yang terpapar sinar matahari dan terdapat cekungan di bagian
tengahnya. Untuk mencapai 1 cm, tumor dapat berlangsung berberapa bulan atau
tahun. Pasien biasanya mengelukan ada lesi seperti tahi lalat yang membesar, atau
Predeliksi basalioma pada pasien terdapat pada daerah wajah khususnya pada
bagian dagu dan daerah depan telinga yang sering terpapar sinar matahari.
Berdasarkan teori, Basalioma berasal dari sel epidermis sepanjang lamina
basalis. Kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka yang biasanya terpapar sinar
hari sering terpapar sinar matahari. Pasien mengaku tidak pernah menggunakan
yang paling penting dan paling sering yang menyebabkan sunburn. Efek radiasi sinar
ultraviolet terhadap kulit dapat bersifat akut dan kronik. Secara klinis, efek akut dari
telinga kanan, aspirat darah. Mikrospik : Sediaan apusan cukup seluler terdiri dari
sebaran sel-sel squamous, inti tidak atipik, beberapa tampak dengan sel besar, sel-sel
pada penderita dengan manifestasi lesi local. Namun biopi kulit diperlukan untuk
konfirmasi diagnosis dan penentuan tipe histologis. Biasanya yang paling diperlukan
adalah shave biopsi. Namun pada kasus lesi pigmentasi yang sukar dibedakan antara
karsinoma sel basal tipe pigmentasi dan melanoma, biopsi eksisi mungkin diperlukan.
BAB III
KESIMPULAN
1. Basalioma atau karisnoma sel basal (KSB) adalah keganasan yang paling sering
ditemukan pada manusia. Tumor ini berasal dari sel lapisan basal atau lapisan luar
sel folikel rambut yang paling sering muncul pada daerah-daerah yang sering
terekspos oleh sinar matahari. KSB ini pertumbuhannya lambat dan jarang
metastasis, tapi dapat menyebabkan kerusakan lokal dan kecacatan apabila tidak
diobati
penunjang.
keganasan
2014.
Sjamsuhidajat R, Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta.
EGC. 2015.
2016.
Jakarta : EGC.
8. Rubin AI, Chen EH, Ratner D. Basal cell carcinoma. N Engl J Med. 2015;
353: 2262-9
9. Carucci JA, Leff el DJ. Basal cell carcinoma. In: Wolff K, Goldsmith LA,
Katz SI, Glicherst BA, Paller AS, Leff el LJ, editors. Fitzpatrick’s
p.1036-42
10. Tilli CM, Steensel MA, Krekels GA, Neumann HA, Ramaekers FC.
12. Telfer NR, Colver GB, Morton CA. Guidelines for the management of basal
13. Lever WF. Histopathology of the Skin 6 edition JB Lippincot Company, 2015
:562-74