Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN ILMU BEDAH REFLEKSI KASUS

RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA AGUSTUS 2019


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

BASALIOMA

Disusun Oleh :

Dwi Retno Pangestuti, S.Ked


12 16 777 14 164

Supervisior/Pembimbing:
dr. Alfreth Langitan, Sp.B, FINACS

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU BEDAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan
sebagai berikut:

Nama : Dwi Retno Pangestuti, S.Ked


No stambuk : 12-16-777-14-164
Program Studi : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Alkhairaat
Judul Refka : Basalioma
Bagian : Ilmu Bedah

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu
Bedah RSU Anutapura Palu, Fakultas Kedokteran Universitas Al-Khairaat.

Palu, Agustus 2019

Mengetahui,

Pembimbing Dokter Muda

dr. Alfreth Langitan, Sp.B, FINACS Dwi Retno Pangestuti, S.Ked


BAB I

LAPORAN KASUS

1. Identitas pasien
Nama : Ny.B
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pasangkayu
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku : Bugis
Tanggal pemeriksaan : 23 Juli 2019

2. ANAMNESIS
Autoanamnesis
a. Keluhan utama
Bercak hitam pada daerah dagu dan bagian depan telinga
b. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien masuk RS pengantar dari poliklinik dengan keluhan bercak hitam
pada daerah dagu dan bagian depan telinga. Bercak di dagu timbul sejak
kecil namun keluhan baru dirasakan sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu.
Awalnya bercak timbul seperti tahi lalat, dengan permukaan keras
didaerah dagu. Namun pasien pergi ke PKM untuk meminta salep dan
setelah mengoles beberapa kali permukaan yang keras tersebut terkelupas
dan bercak hitam semakin bertambah luas dan sering darah dan terasa
gatal kadang disertai rasa perih. Pasien juga mengatakan sekitar 5 bulan
kemudian bercak hitam kedua timbul di depan telinga, dengan luas 2cm x
1.5cm dengan permukaan yang keras dan pasien kembali menggunakan
salep yang dibelinya sendiri diwarung dan apotik tanpa resep dokter
namun tidak ada perubahan. Kemudian pasien kembali lagi ke PKM untuk
meminta salep yang sama seperti pertama kali pasien gunakan. Dan
beberapa hari kemudian bagian dari bercak yang hitam dan keras tersebut
kembali terkelupas dan sering berdarah dengan permukaan yang selalu
basah dan terasa gatal.
Pekerjaan pasien merupakan seorang petani yang sehari-hari sering
terpapar sinar matahari. Pasien mengaku tidak pernah menggunakan
masker maupun penutup wajah bila berkebun. Keluhan tanpa disertai
pusing (-), sakit kepala (-), mual (-), muntah (-), demam (-), BAK (+)
lancar, BAB (+) lancar

c. Riwayat penyakit dahulu :


Tidak Ada

d. Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa.

e. Riwayat pengobatan :
Pasien menggunakan salep

3. Pemeriksaan fisik
Status generalisata : sakit sedang, compos mentis, GCS : E4M6V5
Tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Pernafasan : 22 kali/menit
Suhu aksilla : 36.2 oC
Kepala : Bentuk ; Normochepal
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sclera : Ikterik (-/-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thorax :
Paru paru :
Inspeksi : Simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), whezzing (-/-)

Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavivula sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi: Bunyi jantung 1 dan 2 murni regular, gallop (-), murmur (-)

Abdomen :
Inspeksi : Kesan datar (+) normal, distensi (-), jejas (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : Tymphani (+)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Status lokalis :
Facialis
Inspeksi : Tampak bercak berwarna hitam (+), krusta (+), darah (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), kalor (-)
Gambar. Pasien dengan Basalioma

Ekstremitas
- Superior : Akral hangat (+/+), Edema (-/-)
- Inferior : Akral hangat (+/+), Edema (-/-)
4. Pemeriksaan penunjang
Tanggal: 23/07/2019

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


HEMATOLOGI
Hb 13.8 12 -15 g/dL
Hct 40.5 35 - 49 %
Wbc 6.86 4.500-11.500/ul
Trombosit 185.000 150.000-400.000/ul
Rbc 4.74 4.0 juta-5.4 juta/ ul
MCV 866.7 80,0-94.0 fl
MCH 28,5 26,0 – 32,0 pg
MCHC 31,5 32.0-36.0 g/Dl
RDW-CV 11,7 11.5-14.5 %
KIMIA DARAH
GDS 116 76 - 180 mg/dl
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Ureum 18 18 -55 mg/dL
Creatinin 0.88 0,50 – 1,20 mg/dL
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Kalium 3,80 3,48-5,50 mmol/L
Natrium 137,73 135-145.00 mmol/L
Cl 98,04 96.00 – 106.00 mmol/L
Pemeriksaan Hasil
HbsAG Non reaktif
Anti HCV Non reaktif

5. Hasil Pemeriksaan FNAB (19 juli 2019)


Makrosopik :

Dilakukan 2x puncture pada massa di dekat telinga kanan, aspirat darah

Mikrospik :
Sediaan apusan cukup seluler terdiri dari sebaran sel-sel squamous, inti tidak

atipik, beberapa tampak dengan sel besar, sel-sel radang limfosit, neutrophil, latar

belakang eritrosit.

Kesimpulan :

FNAB : Suspek Metaplasia Squamous

Anjuran : Konfirmasi Histopatologi

6. Resume
Pasien perempuan usia 60 tahun masuk Rumah Sakit dengan keluhan
hiperpigmentasi pada region mandibula dan bagian preauricular. Bercak di
mandibula timbul sejak kecil namun keluhan baru dirasakan sejak kurang
lebih 2 bulan yang lalu. Awalnya bercak timbul seperti nevi, dengan
permukaan keras didaerah dagu. Kemudian pasien pergi ke PKM untuk
meminta salep dan setelah mengoles beberapa kali permukaan yang keras
tersebut terkelupas dan bercak hitam semakin bertambah luas dan sering
darah dan terasa gatal kadang disertai rasa perih. Pasien juga mengatakan
sekitar 5 bulan kemudian bercak hiperpigmentasi kedua timbul
perauricular, dengan luas 2cm x 1.5cm dengan permukaan yang keras dan
pasien kembali menggunakan salep yang dibelinya sendiri diwarung dan
apotik tanpa resep dokter namun tidak ada perubahan. Kemudian pasien
kembali lagi ke PKM untuk meminta salep yang sama seperti pertama kali
pasien gunakan. Dan beberapa hari kemudian bagian dari bercak yang
hitam dan keras tersebut kembali terkelupas dan sering berdarah dengan
permukaan yang selalu basah dan terasa gatal. Keluhan tanpa disertai
pusing (-), sakit kepala (-), mual (-), muntah (-), demam (-), BAK (+)
lancar, BAB (+) lancar
Pemeriksaan fisik:
Tanda vital: TD : 120/80x/menit, N: 82 x/menit, RR :22 x/menit, S: 36,2ºC.

Status Lokalis:
Facialis
Inspeksi : Tampak bercak berwarna hitam (+), krusta (+), darah (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), kalor (-)

7. Diagnosa kerja
Basalioma

8. Penatalaksanaan
Medikamentosa IGD : Tidak Ada
Pasien dilaporkan ke dr. Andry Hamdani, Sp.B dan direncana tindakan wide
excision dan skin flap tanggal 25-07-2019.
9. Laporan operasi
• Dilakukan pembedahan oleh dr.Andry Hamdani, Sp.B pada tanggal 27
Juli 2019 pukul 12.00 WITA di ruang Operasi RSUD Anutapura Palu.
• Informed consent pasien`dan keluarga
• Injeksi Antibiotik profilaksis ceftriaxone 2 gram/IV, 30 menit sebelum
Operasi
Tindakan Operasi :
• Pasien dibaringkan dalam posisi Supine dengan pengaruh general
anastesi
• Dilakukan disenfeksi lapangan operasi dengan povidon iodine, batasi
dengan doek steril.
• Dilakukan infiltrasi dengan pehacain di desain insisi Linberg’s Flap
• Dilakukan insisi sesuai desain
• Didapatkan : Malignant Neoplasm Of Skin Facial Area 7cm di
perauriculer dextra
• Dilakukan : wide excision skin tumor, reservasi N.Facialis. Tutup
Defect dengan Lindberg’s Flap (skin tansplant).
• Luka dijahit
• Bersihkan area luka dan tutup luka
• Operasi selesai

Gambar. Pasien dengan basalioma sebelum dilakukan insisi

Gambar Pasien sementara dilakukan Insisi


Gambar Hasil Insisi Basalioma

10. Instruksi Post Operatif tanggal 27 Juli 2019:


- Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12j / IV
- Inj. Metamizol 2x1 gr /IV
- Inj. Ranitidin 50mg/12 jam/ IV

11. Follow Up
Hari/ Tanggal Follow Up
Minggu 28 Juli 2019 S : Nyeri di luka operasi (+), pusing (-), sakit kepala (-)
mual (-), muntah (-), BAK (+), BAB (+)
O : KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit,
S: 36.2 oC
A : Malignant Neoplasm Of Skin Facial Area
P:
IVFD Ringer Laktat 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12j / iv
Inj. Metamizol 2x1 gr/IV
Inj. Ranitidin 1mg/12 jam/iv
Senin 29 Juli 2019 S : Nyeri di luka operasi (+), pusing (-), sakit kepala (-)
mual (-), muntah (-), BAK (+), BAB (+)

O:
KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 120/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit,
S: 36.6 oC
A : Malignant Neoplasm Of Skin Facial Area
P:
IVFD Ringer Laktat 20 tpm
Cefadroxyl 500 mg (2 dd1 tab)
Meloxicam 15 mg (2 dd 1 tab)
Aff Infus
Aff kateter
Rawat jalan

12. Prognosis
Dubia at Bonam
BAB II

PEMBAHASAN

Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan autoanamnesis dari pasien,

serta dari pemeriksaan fisik yang dilakukan. Dari hasil anamnesis didapatkan data

bahwa pasien berjenis kelamin wanita, berusia 60 tahun, perkerjaan petani, datang ke

rumah sakit dengan keluhan bercak hitam pada daerah dagu dan bagian depan telinga.

Bercak di dagu timbul sejak kecil namun keluhan baru dirasakan sejak kurang lebih

2 bulan yang lalu. Awalnya bercak timbul seperti tahi lalat, dengan permukaan keras

didaerah dagu lama kelamaan menjadi semakin luas disertai rasa gatal kadang disertai

rasa perih dan luka pada permukaan yang tak sembuh.

Berdasarkan teori, Terjadinya karsinoma sel basal dipertimbangkan pada

orang dengan riwayat kulit yang sensitif atau kulit yang tidak membaik dalam waktu

3-4 minggu terutama yang terpapar sinar matahari dan terdapat cekungan di bagian

tengahnya. Untuk mencapai 1 cm, tumor dapat berlangsung berberapa bulan atau

tahun. Pasien biasanya mengelukan ada lesi seperti tahi lalat yang membesar, atau

luka yang tidak sembuh-sembuh.

Predeliksi basalioma pada pasien terdapat pada daerah wajah khususnya pada

bagian dagu dan daerah depan telinga yang sering terpapar sinar matahari.
Berdasarkan teori, Basalioma berasal dari sel epidermis sepanjang lamina

basalis. Kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka yang biasanya terpapar sinar

matahari, seperti wajah, kepala, dan leher.8

Riwayat pekerjaan, Pekerjaan pasien merupakan seorang petani yang sehari-

hari sering terpapar sinar matahari. Pasien mengaku tidak pernah menggunakan

masker maupun penutup wajah bila berkebun.

Berdasarkan teori, etiologi pertama dari basalioma adalah Radiasi ultraviolet

yang paling penting dan paling sering yang menyebabkan sunburn. Efek radiasi sinar

ultraviolet terhadap kulit dapat bersifat akut dan kronik. Secara klinis, efek akut dari

radiasi UV adalah sunburn inflammation, eritema, nyeri, panas, tanning sintesis

melanin, imunosupresif lokal dan efek sistemik.

Pada pasien kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang yakni pemeriksaan

FNAB dan didapatkan Makrosopik Dilakukan 2x puncture pada massa di dekat

telinga kanan, aspirat darah. Mikrospik : Sediaan apusan cukup seluler terdiri dari

sebaran sel-sel squamous, inti tidak atipik, beberapa tampak dengan sel besar, sel-sel

radang limfosit, neutrophil, latar belakang eritrosit. Kesimpulan : FNAB : Suspek

Metaplasia Squamous Anjuran : Konfirmasi Histopatologi

Berdasarkan teori, Pemeriksaan laboratorium dan radiologik jarang diperlukan

pada penderita dengan manifestasi lesi local. Namun biopi kulit diperlukan untuk

konfirmasi diagnosis dan penentuan tipe histologis. Biasanya yang paling diperlukan
adalah shave biopsi. Namun pada kasus lesi pigmentasi yang sukar dibedakan antara

karsinoma sel basal tipe pigmentasi dan melanoma, biopsi eksisi mungkin diperlukan.
BAB III

KESIMPULAN

1. Basalioma atau karisnoma sel basal (KSB) adalah keganasan yang paling sering

ditemukan pada manusia. Tumor ini berasal dari sel lapisan basal atau lapisan luar

sel folikel rambut yang paling sering muncul pada daerah-daerah yang sering

terekspos oleh sinar matahari. KSB ini pertumbuhannya lambat dan jarang

metastasis, tapi dapat menyebabkan kerusakan lokal dan kecacatan apabila tidak

diobati

2. Diagnosis ditegakkan berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik serta

penunjang.

3. Klasifikasi tumor kulit sendiri di klasifikasikan kedalam 3 jenis berdasarkan

keganasan

4. Penatalaksanaan KSB di golongkan dalam 2 kelompok yaitu dengan pembedahan

dan tanpa pembedahan

5. Prognosis Basalioma baik bila diberikan terapi yang sesuai


DAFTAR PUSTAKA

1. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed

7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2014.

2. Habif P Thomas. Benign Skin Tumors in Clinical Dermatology A Colour

Guide to Diagnosis and Therapy. Mosby the Curtis Centre. Pennsylvania.

2014.

3. Chen H,Niedurhuber JE. Principles of Tumor Biology. In :Argenta LC

Editors. Basic Science for Surgeons. USA. Saunders. 2014.

4. Bisono, Halimun EM, Prasetyono TOH, Pieter J. Kulit . Dalam :

Sjamsuhidajat R, Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta.

EGC. 2015.

5. Wasitaatmadja M. Syarif. Anatomi Kulit, dalam Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin, edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

2016.

6. Tjarta A. Spektrum Kanker Kulit di Indonesia MDVI, Vol . No 22. 2015.

7. Carlos Junqueira, Jose Carniero, Robert Kelley. 2015. Histologi Dasar.

Jakarta : EGC.

8. Rubin AI, Chen EH, Ratner D. Basal cell carcinoma. N Engl J Med. 2015;

353: 2262-9
9. Carucci JA, Leff el DJ. Basal cell carcinoma. In: Wolff K, Goldsmith LA,

Katz SI, Glicherst BA, Paller AS, Leff el LJ, editors. Fitzpatrick’s

dermatology in general medicine. 7th ed. New York: Mc Graw-Hill; 2014.

p.1036-42

10. Tilli CM, Steensel MA, Krekels GA, Neumann HA, Ramaekers FC.

Molecular aetiology and pathogenesis of basal cell carcinoma. British Journal

of Dermatology. 2015; 152: 1108-24.

11. Matsumura Y, Ananthaswamy HN. Molecular mechanisms of

photocarcinogenesis. Front Biosci. 2016; 7: 765-83.

12. Telfer NR, Colver GB, Morton CA. Guidelines for the management of basal

cell carcinoma. Br J Dermatol. 2018; 159: 35-48

13. Lever WF. Histopathology of the Skin 6 edition JB Lippincot Company, 2015

:562-74

14. Hamzah.M. 2015. Kanker Kulit: Aspek Deteksi, Diagnosis Penentuan

Tongkat Penyakit dan Pencegahannya Dalam Kumpulan Makalah Lengkap.

PIT V,PERDOSKI, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai