KBM 7
GANGGUAN REPRODUKSI
120 Menit
PENDAH ULUAN
Masalah Sistem Reproduksi wanita akan menjalankan fungsinya bila dalam keadaan
normal. Seluruh organ reproduksi mempunyai fungsinya masing- masing. Namun tidak
menutup kemungkinan bila organ – organ reproduksi akan tidak lagi berfungsi dengan
baik. Yang pada akhirnya akan mengganggu jalannya sistem reproduksi.
Gangguan sistem reproduksi pada wanita secara umum dapat dikatagorikan ke dalam:
gangguan perkembangan, endokrinologi, proses infeksi, dan neoplasma. Salah satu
gangguan sistem reproduksi adalah Fibroadenoma yaitu benjolan padat yang kecil dan
jinak pada payudara yang teridiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa.Benjolan ini biasanya
ditemukan pada wanita muda, seringkali ditemukan pada remaja putri. Fibroadenoma
mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor ini terdiri dari
gabungan antara kelenjar glandula dan fibrosa.
Dan masih banyak gangguan sistem reproduksi lainnya seperti kista sarcoma filodes,
sarcoma, kanker payudara dan tumor jinak dan tumor ganas pada vulva, vagina, tuba,
uterus, dan ovarium. Gangguan sistem reproduksi ini dapat segera diatasi sebelum
terlambat dan mengganggu sistem reproduksi secara keseluruhan. Oleh karena itu
dibutuhkan pendeteksian secara dini serta penanganan yang baik dan benar.
1
Modul Patologi
TUJUAN PEMBELAJARAN
URAIAN MATERI
A. Fibroadenoma
1. Definisi
Fibroadenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada payudara yang
teridiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa.Benjolan ini biasanya ditemukan pada wanita
muda, seringkali ditemukan pada remaja putri. Fibroadenoma mammae adalah tumor
jinak yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara
kelenjar glandula dan fibrosa.
Secara histologi
a. Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa
lapis.
b. Fibroadenoma Intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar
berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau
menghilang.
2
Modul Patologi
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat
menopause terjadi regresi.
Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal, relative
mobile, dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5cm. Biasanya ditemukan secara
tidak sengaja.
2. Penyebab
a. Peningkatan Estrogen
b. Genetik payudara
c. Faktor-faktor predisposisi : Usia
3. Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan
pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat
sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan
ini sering digolongkan dalam mamary displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan
pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan
dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan
proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi
epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.
4. Gambaran Klinis Pada Ibu (tanda dan gejala)
a. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu- abuan pada
penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
b. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
c. Ada penekanan pada jaringan sekitar
d. da batas yang tegas
e. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa
(Giant Fibroadenoma )
f. Memiliki kapsul dan soliter
g. Benjolan dapat digerakkan
h. Pertumbuhannya lambat
i. Mudah diangkat dengan lokal surgery
j. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian.
3
Modul Patologi
2. Etiologi
Tumor filodes secara nyata berhubungan dengan fibroadenoma dalam beberapa
kasus, karena pasien dapat memiliki kedua lesi dan gambaran histologis, kedua lesi
mungkin terlihat pada tumor yang sama. Namun, apakah tumor filodes berkembang
dari fibroadenoma atau keduanya berkembang bersama-sama, atau apakah tumor
filodes dapat muncul de novo, tidaklah jelas. Noguchi dan kolega telah mempelajari
pertanyaan ini dengan analisis klonal dalam tiga kasus dimana fibroadenoma dan
tumor filodes diperoleh berurutan dari pasien yang sama. Pada masing-masing kasus,
kedua tumor monoklonal dan memperlihatkan alel inaktif yang sama. Mereka
berargumen dengan meyakinkan bahwa tumor filodes memiliki asal yang sama
dengan fibroadenoma, fibroadenoma tertentu dapat berkembang menjadi tumor
filodes.
3. Patofisiologis
Bermula dari intralobular stroma dan jarang disebabkan oleh fibroadenoma. tumor
payudara ini biasanya tumbuh cepat, terkadang jinak, terkadang di batas antara jinak
dan ganas dan terkadang ganas. Tumor filodes (sistosarkoma filoides) merupakan
suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup (invasive) secara local dan dapat
menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran
yang besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi kebanyakan terdapat pada usia
4
Modul Patologi
sekitar 45 tahun. Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm, dan dapat
rata-rata 5 cm. Namun, lesi yang > 30 cm pernah dilaporkan.
jaringan asalnya. Osteogenic sarcoma terdiri atas jaringan osteoid, sedangkan pada
fibrosarcoma stromanya terdiri atas serabut kolagen atau retikulin. Ciri-ciri dari
sarkoma yakni sebagai berikut :
a. Sel – sel tumor tersebar, dipisahkan oleh stroma yang banyak. Makin ganas
suatu sarkoma, makin seluler tumor tersebut, shg stromanya sangat
sedikit,kadang – kadang hanya dapat dilihat dengan pulasan khusus.
b. Sel sarkoma mempunyai sifat mesoblastik, yaitu batas – batas sel tidak jelas,
sering cabang – cabang sitoplasmanya masuk ke dalam stroma.
c. Pembuluh darah lebih banyak jumlahnya, terletak di antara sel dan dalam bentuk
kapiler atau sinusoid. Adanya pertumbuhan yang ekspansif menyebabkan
pembuluh tersebut tertekan sehingga sering terjadi perdarahan.
d. Mitosis tidak begitu banyak dan sel datia tumor sering ditemukan.
2. Etiologi
Bahan – bahan yang dapat menyebabkan terbentuknya kanker disebut karsinogen.
Menurut jenisnya karsinogen dapat berupa :
a. Bahan kimia
b. Virus
c. Karsinogen fisik
d. Hormon
3. Patofisiologi
Sarkoma tumbuh terutama secara ekspansif. Tetapi terjadi pula pertumbuhan yang
infiltratif ke jaringan sekitarnya. Sel – sel sarkoma menjalar sepanjang fascia,
diantara sel – sel otot, kanal – kanal Havers pada tulang dll. sehingga pada operasi
pengeluaran tumor tersebut sering ada yang tertinggal dan menimbulkan residif yang
tumbuhnya bahkan lebih cepat daripada tumor induknya.
Penyebaran jauh (metastasis) berlangsung dengan cara hematogen. Hal ini
dimungkinkan dengan adanya pembuluh darah yang banyak dan berdinding tipis.
Anak sebar mula – mula terbentuk pada paru – paru, walaupun demikian kadang –
kadang sel tumor dapat melalui paru – paru dan membentuk anaksebar pada alat –
alat tubuh yang lain. Penyebaran jauh dengan cara limfogen sangat jarang, hanya
terjadi pada kira – kira 5 – 10% dari penderita sarkoma. Sarkoma dapat terjadi pada
7
Modul Patologi
semua bagian tubuh tetapi yang sering ialah pada tulang, jaringan subcutis, fascia
dan otot.
4. Klasifikasi
Sarkoma dapat dinamai secara sitologik atau secara histologik. Pembagian secara
sitologik berdasarkan bentuk selnya, maka sarkoma dibagi atas :
a. Sarkoma sel bulat, bila terdiri atas sel – sel yang berbentuk bulat.
b. Sarkoma sel kumparan, bila terdiri atas sel – sel yang berbentuk kumparan.
c. Sarkoma sel campuran bila terdiri atas sel – sel yang berbentuk bulat dan
kumparan.
d. Sarkoma sel datia, bila sebagian besar terdiri atas sel datia.
a. Fibrosarcoma
Tumor ini merupakan tumor ganas yang berasal dari fibroblas. Sel – selnya
berbentuk kumparan (spindle cells). Sel – selnya ini biasanya berukuran besar
atau kecil. Fibrosarcoma dengan sel – sel kumparan berukuran besar biasanya
lebih ganas. Fibrosarcoma yang sangat buruk diferensiasinya biasanya berbentuk
bulat dan sering disebut sarkoma sel bulat (round cell sarcoma). Stroma sarcoma
sangat berbeda – beda jumlahnya. Fibrosarcoma yng berdiferensiasi baik
biasanya stromanya banyak, fibriler, shg sering sukar dibedakan dari fibroma
yang kaya akan sel. Dalam hal ini adanya mitosis sangat penting. Bila ditemukan
tumor tersebut sudah merupakan fibrosarcoma yang berdiferensiasi baik.
b. Neurosarcoma (Neurofibrosarcoma)
Neurosarcoma biasa berasal dari nurofibroma atau schavannoma. Tumbuh pada
syaraf perifer yang letaknya dalam. Sifatnya tidak begitu ganas. Mula – mula
setempat dengan batas – batas yang tegas tetapi lambat laun akan tumbuh
8
Modul Patologi
e. Liposarcoma
Liposarcoma tidak jarang terjadi seperti umumnya disangka. Hal ini
disebabkan karena tumor tersebut sering tidak dikenal sebagai liposarcoma
terutama bila tidak dilakukan pulasan khusus untuk zat lemak. Tumor ini dapat
terjadi pada semua bagian tubuh yang mengandung jaringan lemak tetapi
biasanya ditemukan sekitar jaringan otot, sendi dan pada jaringan lemak
retroperitonial atau perirenal.
Mula – mula tumor ini bersimpai, sering kambuh jika telah diangkat,
kemudian infiltratif sehingga prognosis sangat buruk. Gambaran
makroskopiknya sangat berbeda untuk tiap tumor, maupun untuk tiap bagian
pada satu tumor. Sel – selnya umumnya berbentuk kumparan atau polihedral.
Sitoplasmanya granuler, kadang – kadang mengandung lemak yang dapat dilihat
dengan pulasan Sudan. Sel – sel polihedral besar dan pucat menyerupaisel – sel
9
Modul Patologi
D. Kanker Payudara
1. Definisi
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali. Selain itu, kanker payudara (carcinoma mammae)
didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas berasal dari parenkim.
Pada wanita Indonesia, kanker payudara menempati urutan kedua yang paling
banyak diderita setelah kanker serviks.
2. Penyebab
a. Faktor reproduksi : karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan resiko
terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menerce pada umur mnuda,
menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua.
Resiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur
b. Penggunaan hormone : hormone esterogen berhubungan dengan kanker
payudara
11
Modul Patologi
3. Gejala
a. Adanya benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara
disekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang
tidak teratur
b. Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari putting susu secara spontan dan
tidak normal
c. Kulit atau putting susu tadi menjadi tertarik kedalam (retraksi), berwarna
merah muda atau kecoklat – coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit
kelihatan seperti kulit jeruk (peau d’orange), mengkerut, atau timbul borok
(ulkus) pada payudara
4. Klasifikasi
a. Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2-2,25 cm dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini,
kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah 70%. Untuk
memeriksa ada / tidak metastase kebagian tubuh yang lain, harus diperiksa
di laboratorium
12
Modul Patologi
b. Stadium II
Tumor lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar
getah bening diketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya
30-40% tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan
II biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel – sel kanker yang ada
pada seluruh bagian oenyebaran dan setelah operasi dilakukan penyinaran
untuk memastikan tidak ada lagi sel – sel kaker yang tertinggal.
c. Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar keseluruh tubuh, dan
kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah
tidak ada artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran
dan kemoterapi (pemeberian obat yang dapat membunuh sel kanker).
Kadang – kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian
payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses
perkembangan sel kanker dalam tubuh.
d. Stadium IV
Sel – sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya
tulang, paru – paru, hati atau otak. Atau bisa juga kulit, kelenjar limfe yang
ada di dalam batang leher. Sama seperti staium III, tindakan yang harus
dilakukan adalah pengangkatan payudara
5. Penatalaksanaan
a. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat – oabatan anti kanker dalam bentuk
pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh sel kanker.
Tidak hanya sel kanker pada kanker payudara tapi juga diseluruh tubuh. Efek
dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok
karena pengaruh obat – obatan yang diberika n pada saat kemoterapi
b. Radiasi
Panyinaran / radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sianr gamma yang bertujuan membunuh sel
kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini
tubuh menjadi lemah, nafsu makan berjurang, warna kulit disekitar payudara
13
Modul Patologi
menjadi hitam serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari
radiasi.
c. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi :
1) Modified radical Mastectomy, yaitu operasi penagngkatan seluruh payudara,
jaringan payudara ditulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta
benjolan di sekitar ketiak.
2) Total (simple) mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara
saja, tetapi bukan kelenjar diketiak
3) Radical mastectomy yaitu operasi penagnkatan sebagian dari payudara.
Biasnya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang
mengandung sel kanker bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti
dengan pemberian radioterapi. Biasnaya lumpectomy direkomendasikan
pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya dipnggir
payudara.
3. Tumor Jinak Dan Ganas Pada Vulva, Vagina, Tuba, Uterus dan Ovarium
1. Pengertian
Tumor adalah benjolan atau suatu pertumbuhan ganas atau jinak. Tumor adalah
perkembangan tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh sendiri. Tumor adalah
bengkak akibat radang, cedera, neoplasma, edema (Ramli Ahmad, 2003 “Kamus
kedokteran, Jakarta, Djambatan”). Tumor jinak adalah pembengkakan tubuh akibat
pertumbuhan sel-sel tubuh sendiri yang memiliki pertumbuhan lambat dan tidak
menyebar ke bagian tubuh lain. Sedangkan Tumor ganas adalah pembengkakan
tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh sendiri yang memiliki pertumbuhan cepat,
tidak terkendali dan menyebar kebagian tubuh lain.
2. Penyebab Tumor
Dikarenakan adanya mutasi DNA yang terakumulasi merupakan faktor utama
penyebab tumor, sebenarnya sel manusia mempunyai mekanisme perbaikan DNA
dan mekanisme lainya yang menyebabkan DNA mengalami kerusakan dirinya
dengan apoptosis jika kerusakan sel sangat parah. Apoptosis adalah proses aktif
kematian sel di tandai dengan pembelahan DNA pada kromosom sampai pada sel
itu sendiri.
14
Modul Patologi
Tumor Jinak
1. Vulva
a. Tumor Kistik Vulva
a. Kista Inklusi (Kista Epidermis)
Terjadi akibat perlukaan, terutama pada persalinan karena episiotomy atau
robekan, dimana suatu segmen epitel terpendam dan kemudian menjadi kista.
Kista ini terdapat pada vulva / perineum maupun vagina berwarna kekuning-
15
Modul Patologi
kuningan atau abu-abu biasanya bergaris tengah kurang dari 1 cm dan berisi
cairan kental. Umumnya kista ini tidak menimbulkan keluhan
b. Kista Gartner
Dianggap berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi. Terdapat pada dinding
lateral – anterolateral vagina sampai pada vulva dekat uretra dan klitoris.
Dindingnya terdiri dari epitel toraks atau kubus yang berisi cairan jernih tanpa
musin. Biasanya berukuran kecil dan multiple namun dapat mencapai ukurn
kepala janin dengan konsistensi lunak.
17
Modul Patologi
18
Modul Patologi
e. Kista endometrium
19
Modul Patologi
2. Tumor Neoplasma
1) Kistaoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus biasanya bertangkai, sering kali
bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista
jernih, serus dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel
kubik.
2) Kistadenoma ovarii musinosum
Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama dengan kistadenoma ovary
serosum. Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti.
3) Kistadenoma ovarii serosum
Pada umumnya kista jenis ini tidak mencapai ukuran yang amat besar
dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya
licin, dan berwarna putih keabu – abuan.
Tumor Ganas
1. Vulva
a. Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel – sel skuamosa yang merupakan jenis sel
kulit yang utama. Kanker jenis ini biasanya terbentuk secara perlahan selama
betahun – tahun.
b. Melanoma
Melanoma berasal dari sel penghasil pigmen yang memberikan warna pada kulit
c. Sarcoma
Sarcoma adalah tumor jaringan ikat dibawah kulit yang cenderung tumbuh dengan
cepat. Sarcoma vulva bisa menyerang semua golongan usia, termasuk anak – anak.
d. Basalioma
e. Biasanya didaerah yang berambut, sesekali pada labia mayora. Lesi ini hampisr
tidak pernah menyebar ke kelenjar getah bening. Karsinoma sel basal sangat jarang
terjadi pada vulva, karena biasanya menyerang kulit yang terpapar oleh sinar
matahari.
f. Adenokarsinoma
Pada vulva jarang terjadi, dan umumnya berasal dari kelenjar bartholini
20
Modul Patologi
g. Karsinoma verukosa
Karsinoma ini adalah keganasan pada vulva berbentuk tumor eksofitik. Seperti
papil dalam kondiloma akuminata, atau seperti bunga kol.
h. Penyakit paget
Merupakan lesi intra epitel vulva, yang sering bersama – sama dengan munculnya
adenokarsinoma kelenjar apokrin.
2. Vagina
Kanker vagina jarang terjadi, biasanya di derita oleh wanita berumur 50 tahun ke
atas. Penyebaran tumor menuju ke kelenjar getah bening tergantung pada lokasi
tumor. Bila proses ganas terdapat pada sepertiga bagian atas vagina, penyebarannya
menyerupai karsinoma serviks. Sedangkan bila berlokasi pada sepertiga bagian distal
vagina penyebarannya akan menyerupai karsinoma vulva.
Untuk dapat menangkap lesi pramaligna berupa perubahan epitel/ mukosa vagna
yang displastik dapat dikerjakan usapan vaginal untuk pemeriksaan sistologi
eksfoliatif dengan pap smear. Untuk penangnan dapat dilakukan veginektomi.
Elektrokoterisasi, bedah krio, penggunaan sitostatika topical atau sinar laser.
3. Serviks Uteri
Diantara tumor ganas ginekologik, kanker serviks uterus masih menduduki
peringkat pertama di Indonesia. Sebab langsung dari kanker serviks belum diketahui.
Karsinoma serviks timbul dibatas antara epitel yang melapisi ektoserviks (portio) da
endo serviks kanalis servikalis yang sering disebut sebagai Squamo-columnar Junction
(SC). Histologik antara epitel gepeng berlapis (squamos complex) dari portio dengan
epitel kuboid/ silindris pendek selpis bersilia dari endoserviks kanalis servikalis.
Penyebaran umumnya secara limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3
arah, yaitu: kearah fornises dan dinding vagina, kearah korpus uterus, dan kearah
parametrium dan dalam tingkatan lanjut menginfiltrasi septum rektovaginal dan
kandung kemih.
Tumor ganas diserviks tidak menghalangi untuk adanya kehamilan. Terdapat kira –
kira 1 diantara 3000 kehamilan. Tidak ada perbedaan antara karsinoma serviks dalam
dan diluar kehamilan. Untuk penanganan primer dilakukan pembedahan, karena
penyinaran mempunyai efek samping yang merugikan enderita yang berusia muda.
21
Modul Patologi
4. Korpus Uteri
Tumor ganas korpus uterus dianggap primer jika berasal dari endometrium atau
miometrium. Secara histologik dibagi menjadi 3 derajat, yaitu:
a. Grade I: diferensiasi sel masih baik
b. Garde II: sudah terdapat bagian – bagian yang solid atau padar
c. Grade III: sebagian besar sel adalah padat/ solid diferensiasi sel – sel sudah tidak
baik lagi.
Penyebarannya biasanya lambat keculai pada grade III. Tumor dengan diferensiasi
sel – sel yang tidak baik cenderung menyebar kepermukaan kavum uteri dan
endoserviks.
5. Adneksa
Tumor adneksa adalah tumor jaringan abnormal pada system reproduksi yaitu pada
tuba falopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan. Tumor
adneksa merupakan tumor ganas primer di tuba falopi yang lebih sekunder berasal dari
tumor ganas ovarium atau uterus.
Penyebab tumor adneksa tidak diketahui secara pasti tetapi diduga karena infeksi
yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium dan tuba
fallopi yang menyebabkan berbagai gangguan dan terjadi pertumbuhna jaringan
abnormal.
Mula – mula keluhan samar – samar seperti: perasaan lelah, makan sedikit, terasa
cepat kenyang dan sering kembung kemudian timbul demam dan nyeri pada uterus
bagian kiri dan kanan. Diikuti gejala perdarahan pervaginam mungkin juga disertai
pengeluaran getah vagina yang bercampur dengan darah.
6. Ovarium
Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium
paling sering ditemukan pada anita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita
menderita kanker ovarium, kanker ovarium bsa menyebar secara langsung ke daerah
disekitarnya dan melalui system getah bening bisa menyebar kedaerah lain dari
22
Modul Patologi
panggul dan perut, sedangkan melalui pembuluh darah, kanker bisa menyebar ke hati
dan paru – paru. Penyebab kanker ini tidak diketahui.
LATIHAN
Pengertian dari..
a. Fibroadenoma Intracanaliculare
b. Fibroadenoma Pericanaliculare
c. Fibroadenoma Musculare
d. Fibroadenoma Intraculare
e. Fibroadenoma
4. Yang tidak termasuk dari Tanda-tanda dari Kista sarcoma filodes adalah..
a. Kulit di atas tumor mengkilap
23
Modul Patologi
b. Keluar cairan
c. Regang dan tipis
d. Kemerahan
e. Pembuluh-pembuluh balik melebar & panas
6. Pada gejala kanker payudara yang disebut dengan nipple discharge yaitu...
a. Benjolan pada payudara
b. Benjolan pada ketiak
c. Tertarik nya puting susu
d. Keluarnya cairan dari puting susu secara spotan dan tidak normal
e. Tenggelamnya puting susu
8. Pada tumor solid vulva dibagi menjadi 2, pada tumor jaringan mesoderm ada 5
pembagian lagi, kecuali...
a. Fibroma
b. Lipoma
c. Emblosma
d. Leiomioma
e. Neuromafibroma
9. Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium
paling sering ditemukan pada wanita yang berusia....
a. 50-70 tahun
b. 20-35 tahun
c. 20-25 tahun
d. 15-20 tahun
e. 20 tahun
24
Modul Patologi
10. Mana yang tidak termasuk dalam faktor resiko kanker payudara...
a. Faktor reproduksi
b. Penggunaan hormon
c. Kebiasaan berpakaian
d. Penyakit fibrokista
e. Konsumsi lemak
RANG KUMAN
25
Modul Patologi
TES FORMATIF
e. Benzena dan zat kimia lainnya yang berada sekitar lingkungan, diserap oleh darah
sehingga meracuni seluruh jaringan tubuh.
f. Akibat radiasi
g. Masalah genetis
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: EGC.
Aziz, M, F. 2006. Onkologi Ginekologi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta
Price, A, S, dan Wilson, L, M. 2005. Patofisiologi. EGC: Jakarta
Saifuddin AB, H. 2002. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta
27
Modul Patologi
28