Anda di halaman 1dari 3

BAB V

KESIMPULAN

1. Perdarahan subkonjungtiva adalah perdarahan akibat rapuhnya pembuluh


darah konjungtiva. Darah terdapat di antara konjungtiva dan sklera.
Kelainan yang umum ini dapat terjadi spontan, biasanya hanya pada satu
mata, pada setiap kelompok umur.
2. Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi pada keadaan-keadaan dimana
pembuluh darah rapuh (umur, hipertensi, arteriosklerosis, konjungtivitis
hemoragic, anemia, pemakaian antikoagulan dan batuk rejan). Perdarahan
subkonjungtiva dapat juga terjadi akibat trauma langsung maupun tidak
langsung,
3. Berdasarkan mekanismenya, perdarahan subkonjungtiva dibagi menjadi
dua, yaitu perdarahan subkonjungtiva tipe spontan dan perdarahan
subkonjungtiva tipe traumatik.
4. Katarak imatur adalah katarak yang sebagian lensa keruh atau katarak
yang belum mengenai seluruh lapisan lensa. Pada katarak imatur akan
dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik
bahan lensa yang degeneratif.
5. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosis
perdarahan subkonjungtiva oculi dextra + katarak imature oculi dextra
sinistra.
6. Penatalaksanaan non medikamentosa berupa kompres dingin dan
medikamentosa diberikan cendo vasacon minidose 0,6 ml dan cendo
lytreers eye drops 15 ml.
7. Prognosis pasien ini pada quo ad vitam nya adalah bonam, quo ada
fungsionam nya dubia ad bonam, dan quo ad sanationam nya dubia ad
bonam.

56
DAFTAR PUSTAKA

1. Kanski JJ. Clinical Ophtalmologi A Sinopsis. 2009. Elsevier. UK


2. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi Keenam.
2006. EGC. Jakarta. Hal: 766-767
3. Ilyas, SidartadanYulianti, Sri R. 2017. Ilmu Penyakit Mata. Ed. 5. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
4. Scanlon VC, Sanders T. Indra. In. : Komalasari R, Subekti NB, Hani A, editors. Buku
Ajar Anatomi dan Fisiologi. 3rd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.
5. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. 2014. Konjungtiva. Dalam Oftamologi
umum Edisi 17. Jakarta: EGC.
6. Guyton AC, Hall EH. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia : W.B.
Saunders Company ; 2006.
7. Chern, K. C. 2010. Emergency Ophthalmology: A Rapid Treatment
Guide. Massachusetts: McGraw-Hill
8. Kaiser PK, Friedman NJ. 2010. The Massachusetts Eye and Ear Infirmary
Illustrated Manual of Ophthalmology. China : Elsevier
9. Kaiser PK, Friedman NJ. 2010. The Massachusetts Eye and Ear Infirmary
Illustrated Manual of Ophthalmology. China : Elsevier
10. Wijaya N. 2010. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: EGC
11. Leiker LL, Mehta BH, Pruchnicki MC, Rodis JL. 2012. Risk factors and
complications of subconjunctival hemorrhages in patients taking warfarin.
USA: Kansan
12. Mimura T, Yamagami S. 2010. Contanc lens-Induced Subconjuntival
Hemorrhage. Tokyo: Lange
13. Graham R K. 2010. Subconjuntival Hemorrhage 1st Edition. UK: Lange
14. Stolp W, Kamin W, Liedtke M, Borgmann H. 2012. Eye diseases and
control of labor. Studies of changes in the eye in labor exemplified by
subconjunctival hemorrhage (hyposphagmas). Germany: Johanniter-
Krankenhauses Bonn

57
15. Mimura T, Yamagami S. 2010. Subconjuntival Hemorrhage and
Conjuntivochalasis. Tokyo: Lange.
16. Wright W K. 2011. Opthalmology. UK: Springer
17. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
RI. 2013. RISKESDAS 2013. Jakarta.
18. Ocampo VVD. Cataract, Senile : Differential Diagnosis and Workup. 2009. Diakses
dari http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview, tanggal 15 Januari
2020.

58

Anda mungkin juga menyukai