2. Vaksinasi BIAN TK
JUDUL KEGIATAN
Pemberian Vaksinasi Dasar Polio di PKM Babat Toman
IDENTITAS PENERIMA VAKSIN
Nama : An. Raka
Usia : 1 bulan
Status vaksinasi dasar : polio 1
LATAR BELAKANG
Polio merupakan (keluarga Picornaviridae), sering disingkat sebagai "Polio" adalah virus
yang paling ditakuti abad ke-20 di dunia yang menghasilkan permulaan program inisiatif
global untuk pemberantasan polio pada tahun 1988.
Imunisasi polio adalah suatu vaksin yang melindungi anak terhadap penyakit Poliomyelitis.
Poliomyelitis adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh 2 virus polio. Virus
polio yang masuk melalui makanan akan berkembang biak di kelenjar getah bening saluran
cerna, kemudian menyebar melalui darah ke sistem syaraf, dan mengakibatkan kelumpuhan
serta cacat seumur hidup. Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (Polio I, II, III, dan IV)
dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 ml)
langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan penetesan (dropper) yang baru.
Pemberian vaksin melalui program imunisasi merupakan salah satu strategi pembangunan
kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa program imunisasi sebagai salah
satu upaya pemberantasan penyakit menular. Sejak tahun 1956, upaya imunisasi ini telah
diselenggarakan dan mulai tahun 1977, upaya imunisasi dikembangkan menjadi Program
Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap PD3I, yaitu
tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus, dan hepatitis B.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Imunisasi dasar dilaksanakan pada 05 September 2022 di Poli Imunisasi. Sebelum dilakukan
imunisasi dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan serta
pengukuran suhu. Apabila anak dinyatakan sehat dan dapat dilakukan imunisasi, selanjutnya
dilakukan pengecekan buku pink untuk mengetahui riwayat imunisasi pasien untuk
mengetahui imunisasi yang akan diberikan kepada pasien, petugas juga akan
mengkonfirmasi ke ibu pasien sebelum dilakukan penyuntikan. Setelah semua sesuai,
pemberian vaksin dilakukan. Pasien diposisikan tidur terlentang diatas bed. Vaksin yang
digunakan adalah vaksin DPT-HB-Hib 3. Selesai dilakukan penyuntikan, petugas
melakukan edukasi mengenai efek samping yang dapat timbul dari pemberian vaksin (KIPI).
Selanjutnya petugas mengisi buku pink dan rekam medis pasien untuk memudahkan petugas
imunisasi selanjutnya.
1. Tracing COVID 19
JUDUL KEGIATAN
Penyelidikan Epidemiologi Kasus COVID 19 di Wilayah Kerja Puskesmas Babat Toman
IDENTITAS PASIEN
Nama : Selamet
Usia: 83 tahun
Alamat: Bangun Sari
LATAR BELAKANG
Pada Desember 2019, kasus pneumonia misterius pertama kali dilaporkan di Wuhan,
Provinsi Hubei. Sumber penularan kasus ini masih belum diketahui pasti, tetapi kasus
pertama dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah
menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Awalnya,
penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV), kemudian
WHO mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease
(COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2
(SARS-CoV-2). WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik.Saat ini, penyebaran
SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi utama sehingga
penyebaran menjadi lebih agresif. Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi
melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin. Manifestasi klinis pasien COVID-19
memiliki spektrum yang luas, mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), gejala ringan,
pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis, hingga syok sepsis. Sekitar 80% kasus
tergolong ringan atau sedang, 13,8% mengalami sakit berat, dan sebanyak 6,1% pasien jatuh
ke dalam keadaan kritis. Untuk mendeteksi penyebaran COVID 19, dapat dilakukan tracing
dengan pemantauan dan pelacakan kasus.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pada tanggal 23 Februari 2022, telah dilakukan penyelidikan dan pemantauan terhadap
pasien Selamet, usia 83 tahun, beralamat di Bangun Sari saat pasien sedang melakukan
karantina dan pengobatan di RSUD Sekayu. Kegiatan kunjungan mendatangi rumah pasien
untuk melihat kondisi lingkungan rumah, pemberian multivitamin, serta konseling dan
edukasi mengenai PHBS dan COVID 19 yang dialami.
2. Tracing COVID 19
JUDUL KEGIATAN
Penyelidikan Epidemiologi Kasus DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Babat Toman
IDENTITAS PASIEN
Nama : Febrianto
Usia: 23 tahun
Alamat: M. Punjung
LATAR BELAKANG
Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit infeksi yang ditandai dengan
gejala klinis berupa demam bifasik, bintik-bintik perdarahan (petekie) spontan, nyeri otot,
nyeri sendi, nyeri pada pergerakan bola mata dengan / tanpa ruam (rash) dan dicirikan
dengan adanya peningkatan hematokrit, penumpukan cairan tubuh, serta abnormalitas
hemostasis karena trombositopenia.
Penyebab DBD ini adalah virus Dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4) yang
dibawa oleh vektor nyamuk genus Aedes (terutama A.Aegpty dan A.Albopticus). Nyamuk ini
berkembang biak di air bersih misalnya di bak mandi pot tanaman dan kaleng bekas.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
umum kesehatan masarakat di Indonesia, dari tahun ke tahun jumlah kasusnya cenderung
meningkat dan menyebarannya bertambah luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan
peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi
serta tersebar luasnya virus Dengue dan nyamuk penularnya di berbagai wilayah di
Indonesia (Depkes RI, 2005:1).
Dalam menekan kejadian DBD, pencegahan adalah cara yang paling tepat yakni
melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) lewat gerakan 4M Plus. Gerakan 4M plus
meliputi gerakan menguras, menutup, mengubur, dan memantau ditambah dengan plus
mencegah gigitan nyamuk, misalnya dengan memakai lotion anti nyamuk, menggunakan
larvasida dan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk. Diharapkan melalui gerakan 4 M
Plus ini, Angka Bebas Jentik (ABJ) semakin meningkat setiap tahunnya. Untuk mendeteksi
penyebaran penyakit DBD, dapat dilakukan tracing dengan pemantauan dan pelacakan
kasus.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pada tanggal 22 September 2022, telah dilakukan penyelidikan dan pemantauan terhadap
pasien Febrianto, usia 23 tahun, beralamat di M. Punjung saat pasien sedang di rawat di
PKM Babat Toman kunjungan meliputi petugas kesling puskesmas mendatangi rumah
pasien untuk melihat kondisi lingkungan rumah pasien, penyuluhan dan memberikan larutan
Larvago.
F5 – Penampisan TB
1.
JUDUL KEGIATAN
Skrining Pasien Terduga TB di Puskesmas Babat Toman
IDENTITAS
Nama : Abdul Hadi
Usia : 40 tahun
Alamat: Mangun Jaya
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli Puskesmas Babat Toman pada tanggal 31 Agustus 2022 untuk berobat
dengan keluhan batuk berdahak lama sejak 1 bulan yang lalu. Dari hasil anamnesis
didapatkan bahwa sebelumnya pasien sudah pernah berobat namun tidak ada perubahan.
Selain itu pasien juga menceritakan keluhan yang mengarah ke TB, sehingga pasien
diarahkan untuk periksa dahak di Poli TB. Pasien diberi pot sebagai wadah penampung
dahak yang akan diperiksa pada hari selanjutnya. Dari pemeriksaan didapatkan hasil BTA
positif 2 dan pasien mulai meminum obat rutin TB.
2.
JUDUL KEGIATAN
Skrining Pasien Terduga TB di Puskesmas Babat Toman
IDENTITAS
Nama : Abu Seroh
Usia : 58 tahun
Alamat: Pangkalan Jaya
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli Puskesmas Babat Toman pada tanggal 20 September 2022 untuk
berobat dengan keluhan batuk berdahak lama sejak 2 bulan yang lalu. Dari hasil anamnesis
didapatkan bahwa sebelumnya pasien sudah pernah berobat namun tidak ada perubahan.
Selain itu pasien juga menceritakan keluhan yang mengarah ke TB, sehingga pasien
diarahkan untuk periksa dahak di Poli TB. Pasien diberi pot sebagai wadah penampung
dahak yang akan diperiksa pada hari selanjutnya. Dari pemeriksaan didapatkan hasil BTA
positif 2 dan pasien mulai meminum obat rutin TB.
3.
JUDUL KEGIATAN
Skrining Pasien Terduga TB di Puskesmas Babat Toman
IDENTITAS
Nama : Lasmini
Usia : 28 tahun
Alamat: Sungai Angit
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli Puskesmas Babat Toman pada tanggal 14 September 2022 untuk
berobat dengan keluhan batuk berdahak lama sejak 1 bulan yang lalu. Dari hasil anamnesis
didapatkan bahwa sebelumnya pasien sudah pernah berobat namun tidak ada perubahan.
Selain itu pasien juga menceritakan keluhan yang mengarah ke TB, sehingga pasien
diarahkan untuk periksa dahak di Poli TB. Pasien diberi pot sebagai wadah penampung
dahak yang akan diperiksa pada hari selanjutnya. Dari pemeriksaan didapatkan hasil BTA
negatif.
4.
JUDUL KEGIATAN
Skrining Pasien Terduga TB di Puskesmas Babat Toman
IDENTITAS
Nama : Susi Susanti
Usia : 30 tahun
Alamat: Mangun Jaya
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli Puskesmas Babat Toman pada tanggal 16 September 2022 untuk
berobat dengan keluhan batuk berdahak lama sejak 2 minggu yang lalu. Dari hasil
anamnesis didapatkan bahwa sebelumnya pasien sudah pernah berobat namun tidak ada
perubahan. Selain itu pasien juga menceritakan keluhan yang mengarah ke TB, sehingga
pasien diarahkan untuk periksa dahak di Poli TB. Pasien diberi pot sebagai wadah
penampung dahak yang akan diperiksa pada hari selanjutnya. Dari pemeriksaan didapatkan
hasil BTA negatif.
5.
JUDUL KEGIATAN
Skrining Pasien Terduga TB di Puskesmas Babat Toman
IDENTITAS
Nama : Zainal Arifin
Usia : 25 tahun
Alamat: Sugi Waras
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli Puskesmas Babat Toman pada tanggal 17 September 2022 untuk
berobat dengan keluhan batuk berdahak lama sejak 1 bulan yang lalu. Dari hasil anamnesis
didapatkan bahwa sebelumnya pasien sudah pernah berobat namun tidak ada perubahan.
Selain itu pasien juga menceritakan keluhan yang mengarah ke TB, sehingga pasien
diarahkan untuk periksa dahak di Poli TB. Pasien diberi pot sebagai wadah penampung
dahak yang akan diperiksa pada hari selanjutnya. Dari pemeriksaan didapatkan hasil BTA
negatif.
F5 – Pengobatan TB
1.
JUDUL KEGIATAN
Pengobatan Pasien TB Paru di Puskesmas Babat Toman
IDENTITAS
Nama : Azwar
Usia : 54 tahun
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli TB Puskesmas Babat pada tanggal 13 Agustus untuk berobat rutin TB
bulan ke 1. Pasien baru pertama kali minum obat TB dan termasuk kedalam TB kasus baru.
Sebelum memberikan obat, petugas mengecek kesesuaian data pasien terlebih dahulu dan
untuk bulan keberapa OAT diberikan. Setelah itu, diberikan OAT pada pasien.
2.
JUDUL KEGIATAN
Pengobatan Pasien TB Paru di Puskesmas Babat Toman
IDENTITAS
Nama : Nuraini
Usia : 52 tahun
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli TB Puskesmas Babat pada tanggal 24 September 2022 untuk berobat
rutin TB bulan ke 1. Pasien baru pertama kali minum obat TB dan termasuk kedalam TB
kasus baru. Sebelum memberikan obat, petugas mengecek kesesuaian data pasien terlebih
dahulu dan untuk bulan keberapa OAT diberikan. Setelah itu, diberikan OAT pada pasien.
3.
JUDUL KEGIATAN
Pengobatan Pasien TB Paru di Puskesmas Babat Toman
IDENTITAS
Nama : Lina
Usia : 42 tahun
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli TB Puskesmas Babat pada tanggal 11 Agustus 2022 untuk berobat
rutin TB bulan ke 1. Pasien baru pertama kali minum obat TB dan termasuk kedalam TB
kasus baru. Sebelum memberikan obat, petugas mengecek kesesuaian data pasien terlebih
dahulu dan untuk bulan keberapa OAT diberikan. Setelah itu, diberikan OAT pada pasien.
4.
JUDUL KEGIATAN
Pengobatan Pasien TB Paru di Puskesmas Babat Toman
IDENTITAS
Nama : Koder
Usia : 40 tahun
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli TB Puskesmas Babat pada tanggal 19 September 2022 untuk berobat
rutin TB bulan ke 1. Pasien pernah minum obat TB dan sekarang dinyatakan positif TB lagi
termasuk kedalam TB kasus kambuh. Sebelum memberikan obat, petugas mengecek
kesesuaian data pasien terlebih dahulu dan untuk bulan keberapa OAT diberikan. Setelah
itu, diberikan OAT pada pasien.
5.
JUDUL KEGIATAN
Pengobatan Pasien TB Paru di Puskesmas Babat Toman
IDENTITAS
Nama : Sri mulyo
Usia : 36 tahun
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli TB Puskesmas Babat pada tanggal 19 September 2022 untuk berobat
rutin TB bulan ke 1. Pasien baru pertama kali minum obat TB dan termasuk kedalam TB
kasus baru. Sebelum memberikan obat, petugas mengecek kesesuaian data pasien terlebih
dahulu dan untuk bulan keberapa OAT diberikan. Setelah itu, diberikan OAT pada pasien.