Makalah ini saya tulis untuk memenuhi tugas perkuliahan pada mata kuliah Tafsir Tarbawi
OLEH :
- AFRINA PURBA
KELOMPOK : 2 (Dua)
SEMESTER : IV ( Empat )
S I B O L G A - TAPTENG
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam yang telah melimpahkan
Hikmah dan karunia-Nya kepada kita khususnya kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ini dengan lancar, selaku umat islam yang memiliki akidah. Dan sholawat serta salam kepada
baginda Nabi Muhammad SAW yang telah melancarkan cahaya iman dan islam disaat ini.
Sebagai penyusun makalah, kami ucapkan rasa syukur kami kepada Allah SWT dan rasa
terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ”Tafsir Tarbawi” yang membantu dan
memberikan jalan kepada kami untuk menyelesaikan makalah kami yang berjudul "PERINTAH
BELAJAR".
Dalam penyusunan makalah kami ini, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki,
dan harus di kritik oleh para pembaca makalah. Dan sebagai penyusun makalah, kami sangat
berharap dan dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran dari para pembaca sekalian.
Wasalamu’alaikum wr.wb
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 3
C. Tafsir Tematik Qs. Al – ‘Alaq ayat 1 – 5 dan Qs. Yunus Ayat 101 ............. 7
A. Kesimpulan.................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran agama
Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya “tunduk
patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau ketentuan Allah”. Ilmu
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi. Oleh
sebab itu saya sebagai penyusun makalah ingin membahas tentang Perintah Belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Perintah Belajar ?
2. Apa Manfaat Perintah Belajar ?
3. Apa Tafsir Tematik dari Qs. Al – ‘Alaq ayat 1 – 5 dan Qs. Yunus ayat 101 ?
1
D. Manfaat Penulisan Makalah
Agar umat islam dan masyarakat luas mengetahui tentang pentingnya mentaati perintah
belajar, serta mengetahui perintah belajar dan manfaatnya. Sehingga timbul rasa pentingnya
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perintah Belajar Dari Allah
Ilmu secara bahasa berarti kebalikan dari kebodohan, yaitu mengetahui sesuatu
sebagai mana mestinya dengan pengetahuan yang sempurna. Ilmu yang dimaksud di sini
adalah ilmu syariat yaitu ilmu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
Yang diwariskan Nabi Muhammad kepada umatnya adalah ilmu syariat Allah, bukan
harta atau yang lainnya. Namun tidak dipungkiri kalau ilmu-ilmu duniawi juga banyak
mendatangkan faidah. Ilmu duniawi bisa memberikan banyak faedah jika memiliki dua
kriteria, yaitu jika ilmu tersebut untuk ketaatan kepada Allah dan membantu dalam
menolong agama Allah serta dapat dinikmati oleh hamba-hamba Allah SWT.
Jika demikian maka ilmu itu menjadi suatu kebaikan dan mempelajarinya pun
menjadi wajib dalam kondisi tertentu sesuai dengan perintah Allah, seperti dalam firman-
Nya”Oleh karena itu, siap siagalah kepada mereka dengan segala kekuatan
3
yang ada padamu, seperti pasukan berkuda guna menimbulkan rasa takut
pada musuh Allah dan musuhmu dan musuh lain lagi yang belum kamu
ketahui, tetapi Allah sudah mengetahui. Apa saja yang kamu belanjakan untuk
Jumhur ulama sepakat, tidak ada dalil yang lebih tepat selain wahyu pertama yang
disampaikan Allah SWT kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw sebagai landasan utama perintah
untuk belajar. Dijelaskannya pula sarana untuk mendapatkannya, disertai bagaimana nikmatnya
memiliki ilmu, kemuliaannya, dan urgensinya dalam mengenal ke-Maha Agung-an Sang Khalik dan
mengetahui rahasia penciptaan serta menunjukkan tentang hakikat ilmiah yang tetap. Sebagaimana
firman-Nya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang
mengajar (manusia) dengan perantara kalam (baca tulis). Dia mengajarkan kepada manusia apa
Dalam ayat yang lain, Allah SWT juga berfirman : “…Katakanlah : “ Adakah sama orang-
orang yang mengetahui (ilmu agama Islam) dengan orang-orang yang tidak mengetahui?
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (Q.S. Az Zumar [39]: 9).
Para mufasir menyimpulkan firman Allah di atas, bahwa : 1). Tidaklah sama antara hamba Allah
yang memahami ilmu agama Allah, yaitu yang menyadari dirinya, memahami tanda-tanda
kekuasaan Allah, dan mentaati segala perintah dan larangan-Nya, dengan orang-orang yang
mendustakan nikmat-nikmat Allah, yang tidak mau mempelajari ilmu agama Allah; 2). Hanya
orang-orang yang berakal sehatlah yang dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari tanda-tanda
kekuasaan Allah.
1
[] Pas Beritra. 2019. “Pengertian Menuntut Ilmu” https://pasberita.com/ilmu-adalah-jalan-menuju-surga/,
15 September 2019
4
Terkait hal tersebut, Rasulullah saw menandaskan bahwa menuntut, memahami dan
mendalami ilmu agama Islam itu, merupakan kewajiban utama setiap muslim. Sebagaimana hadis
yang diriwayatkan Abi Sufyan r.a., ia mendengar Rasulullah Saw telah bersabda : “siapa yang
dikehendaki menjadi orang baik oleh Allah, Allah akan memberikan kepahaman kepadanya dalam
agama Islam”. (H.R. Bukhari, Muslim). Memahami ilmu agama akan membuat seorang muslim,
baik dan benar dalam beribadah kepada Allah SWT, jauh dari Bid’ah atau hal-hal lain yang
membatalkan ibadah kita. Serta mampu membentengi diri dan keluarga dari aqidah berbahaya.
Menuntut ilmu dalam Islam hukumnya wajib (fardhu). Para ahli fiqih mengelompokannya
dalam dua bagian, yaitu 1). Fardhu ‘ain; dan 2). Fardhu kifayah. 1). Fardhu ‘ain : adalah setiap ilmu
yang harus dipelajari oleh setiap muslim tentang Ilmu Agama Islam, agar akidahnya selamat,
ibadahnya benar, mu’amalahnya lurus dan sesuai dengan yang disyariatkan Allah Azza wa Jalla,
yang tertuang dalam Al Qur’an dan Sunah Nabi-Nya yang sahih. Inilah yang diperintahkan Allah
dalam firman-Nya, “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang hak)
Melainkan Allah”. (Q.S. Muhammad [47]: 19). Juga yang dimaksudkan oleh Rasulullah Saw dalam
haditsnya, “ Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (H.R. Ibnu Majah). Pengertian mencari
ilmu di sini, adalah mencari ilmu agama Islam, hukumnya wajib bagi laki-laki dan perempuan; 2).
Fardhu kifayah : adalah ilmu yang memperdalam ilmu-ilmu syariat dengan mempelajari,
menghafal, dan membahasnya. Misalnya spesialisasi dalam ilmu-ilmu yang dibutuhkan umat Islam,
seperti sistem pemerintahan, hukum, kedokteran, perekonomian, dan lain-lain. Tapi jika sebagian
dari mereka ada yang mengerjakannya, maka gugurlah kewajiban dari yang lainnya. Sedangkan jika
tidak ada seorang pun yang melakukannya, maka semua menanggung resikonya.
Inilah yang diserukan Allah SWT dalam firman-Nya, “Tidak sepatutnya bagi orang-orang
mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
5
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu
Bahwa tidak ada jalan untuk mengenal Allah, meraih ridha-Nya serta menggapai
keuntungan dan kedekatan dengan-Nya, kecuali dengan ilmu. Ilmu adalah cahaya yang dengannya
Allah mengutus para Rasul, menurunkan kitab-kitab, dan dengannya pula memberi petunjuk dari
kesesatan dan kebodohan. Dengan ilmu terungkaplah seluruh keraguan, khurafat dan kerancuan.
Perintah Belajar sangat di tekankan dalam Islam. Hal ini membawa manfaat bagi orang yang
mentaati perintah belajar. Adapun manfaat perintah belajar antara lain sebagai berikut:
1. Orang yang mentaati perintah belajar ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang
3. Orang yang belajar diumpamakan lebih baik derajatnya dari pada orang yang
6. Orang yang belajar akan terhindar dari kebodohan dan tekanan dunia dan akhirat.
8. Orang yang belajar akan mengerjakan perintah Rabnya dan Menjahui larangannya
10. Orang yang belajar akan mengamalkan ilmunya dan berguna bagi sesama.
2
[] Islamic Tutorial Center. 2012. “Perintah Menuntut Ilmu”. http://islamiccenter.upi.edu/perintah-
حي يم م
ن ِالرر م
م م
ح م م ِالل مل م
ه ِالرر ي س مبم ي
ي قخلق ق ق
١-ق اذيققريأ ذباِيسذم قربب ق
ك اللذذ ي
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
اذيققريأ قوقربَب ق
٣ - ك ايلقيكقرممم
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,
٤ - ي قعللقم ذباِيلققلقمذم
اللذذ ي
4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.
3
[] Quran Kemenag. “Surah Al-Alaq Ayat 1 – 5” https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/96, 15
September 2019
7
Dan Adapun Tafsirnya ialah : Maka permulaan yang diturunkan dari Al-Quran ini
merupakan ayat-ayat penuh kemulian dan keberkahan yaitu Rahmat Allah yang pertama kali
diberikan kepada hamba, nikmat Allah yang pertama kali diberikan kepada mereka dimana
terdapat peringatan atas permulaan penciptaan manusia dari segumpal darah, dan
sesungguhnya diantara kemulian yang Allah yaitu mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak tahu, lalu mengagungkannya dan memuliakannya dengan ilmu dan itu adalah takdir
yang menjadikan sebaik-baik makhluk adam a.s atas mempunyai kelebihan atas malaikat.
Terkadang, ilmu berada di dalam akal fikiran, terkadang berada dalam lisan dan terkadang
dalam tulisan tangan. Akal, lisan, dan tulisan, dan tulisan mengharuskan keduanya (dalam
perolehan ilmu) dan tidak sebaliknya. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman: iqra’ wa
rabbukal akram. Alladzii ‘allama bil qalam. ‘allamal ingsaana maa lam ya’lam. di dalam atsar
disebutkan: “Ikatlah ilmu dengan tulisan.” selain itu, di dalam atsar juga disebutkan:
“Barangsiapa mengamalkan apa yang diketahuinya, maka Allah akan mewariskan kepadanya
apa yang tidak diketahui sebelumnya. (Tafsir Ibnu Katsir - Surat Al Alaq Ayat 1 - 5)
ققنوقم لل يمنؤذمنمنوقن
Yang Artinya : Katakanlah, “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!”
Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (kebesaran Allah) dan rasul-rasul yang memberi peringatan
bagi orang yang tidak beriman. [4]
4
[] Risalah Muslim. “Surah Yunus Ayat 101”. https://risalahmuslim.id/quran/yunus/10-101/, 15 September
2019
8
Dan adapun isi Tafsirnya ialah : Allah memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya
untuk merenungkan tanda-tanda kekuasaan-Nya dan semua makhluk yang diciptakan Allah di
langit dan di bumi, yang semuanya itu mengandung tanda-tanda yang jelas yang
menunjukkan akan kekuasaan Allah Yang Mahabesar bagi orang-orang yang berakal.
Makhluk Allah yang ada di langit antara lain ialah bintang-bintang yang bersinar terang. Ada
yang tetap dan ada yang beredar, juga matahari serta rembulan, adanya siang dan malam yang
keduanya silih berganti. Salah satunya masuk kepada yang lain hingga menjadi panjang
waktunya, sedangkan yang lainnya menjadi pendek waktunya, demikian pula sebaliknya.
Langit yang tinggi dan luas serta keindahannya dan semua hiasan yang ada padanya adalah
Allah menurunkan hujan dari langit, dengan hujan itu Allah menghidupkan bumi
sesudah matinya, dan dikeluarkan-Nya dari bumi berbagai macam tumbuh-tumbuhan, pohon-
pohonan yang menghasilkan biji-bijian dan buah-buahan serta bunga-bunga yang beraneka
ragam warnanya. Dan Allah menyebarkan di bumi berbagai macam hewan dan ternak yang
beraneka ragam bentuk, warna dan kegunaannya. Di bumi terdapat gunung-gunung yang
belantara, dan daerah-daerah yang layak untuk dihuni. Begitu pula di laut dengan ombaknya,
ditundukkan oleh Allah dan dimudahkan sehingga dapat ditempuh oleh bahtera. Laut
membawa kapal-kapal dan perahu-perahu berlayar dengan lembutnya berkat kekuasaan Tuhan
Yang Mahakuasa yang telah menundukkannya. Tidak ada Tuhan selain Allah, dan tidak ada
Rabb selain Dia. (Tafsir Ibnu Katsir - Surat Yunus Ayat 101)
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu secara bahasa berarti kebalikan dari kebodohan, yaitu mengetahui sesuatu
sebagai mana mestinya dengan pengetahuan yang sempurna. Ilmu yang dimaksud di sini
adalah ilmu syariat yaitu ilmu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
Menuntut ilmu dalam Islam hukumnya wajib (fardhu). Para ahli fiqih mengelompokannya
dalam dua bagian, yaitu 1). Fardhu ‘ain; dan 2). Fardhu kifayah.
1. Orang yang mentaati perintah belajar ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang
3. Orang yang belajar diumpamakan lebih baik derajatnya dari pada orang yang melakukan
B. Saran
Dengan segala kerendahan hati, jika ada kekurangan dalam makalah ini, kami sebagai
penyusun mengharapkan kritik yang membangun dari pembaca guna meningkatan makalah ini di
masa mendatang. Jika ada kekurangan dan kesalahan kami memohon maaf karena kami sebagai
manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan dan kami masih dalam tahap belajar.
10
DAFTAR PUSTAKA