Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

POST AMPUTASI POD 1 a.i GANGREN DIABETICUM

DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT CINTA KASIH

I. PENGKAJIAN

A. Pengumpulan Data

1. Identitas
a. Identitas pasien/klien

Nama : Ny.Y

Tanggal lahir/umur : 64 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Tidak bekerja

Alamat : Kec. Banjaran Kab. Bandung

Golongan darah :O

Diagnosa medis : Gangren diabeticum pedis dextra

No medrec : 00-645607

Tanggal masuk RS/jam : 27 November 2018/09.30 WIB

Tanggal pegkajian/jam : 4 Desember 2018/15.00 WIB

Tanggal operasi/jam : 4 Desember 2018/08.00-09.00 WIB

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn.A
Umur : 72 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kec. Banjaran Kab. Bandung

Hubungan dengan klien : Suami

1
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Saat masuk RS : klien mengeluh nyeri pada telapak kaki kanan
Saat dikaji : klien mengeluh nyeri pada luka post operasi
ampuasi cruris pada kaki sebelah kanan
b. Riwayat kesehatan sekarang
P : hal yang memperberat rasa nyeri yaitu ketika kaki digeakan,
aktivitas.
Hal yang memperingan rasa nyeri yaitu dengan di diamkan dan
diusap usap.
Q : kualitas nyeri seperti ditusuk usuk, berdenyut denyut
R : di bagian tungkai kanan bawah.
S : 5(0-10)
T : nyeri muncul saat beraktivitas, saat kaki digenggam, terjadi
secara tiba-tiba. Nyeri berlangsung selama 10-20 menit.

Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada telapak


kaki dan jempol kaki bagian kanan dan keluar nanah sejak 3 hari yang
lalu sebelum masuk ke RS, klien mendapat pertolongan pertama di
UGD dan di pindahkan ke ruang perawatan zumar blok c bed 5 dan
dilakukan tindakan operasi tanggal 30-11-2018 jam 08.00-09.00,
setelah itu di rawat di ruangan zumar hingga saat ini.

c. Riwayat kesehatan dahulu


Klien mengatakan bahwa ia menderita penyakit diabetes melitus,
klien juga mengatakan mempunyai riwayat penyakit darah tinggi dan
kolesterol, klien mengatakan menderita penyakit dabetes melitus sejak
1 tahun yang lalu.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Klie mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang sama dengannya.

3. Pemeriksaan fisik (head to toe)


a) Pemeriksaan umum : lemas, wajah klien tampak meringis
b) Kesadaran : compos mentis
c) Tanda tanda vital : TD : 160/90 mmhg BB : 50 kg
N : 80x/menit TB : 150 cm
o
S : 35,2 C
IMT: 50 = 22,2
RR : 22x/menit (1,5)2

d) Kepala
Posisi kepala proporsional, bentuk dan untuk kepala
proposional, tidak ada lesi, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, kutu

2
an distribusi rambut merata, warna rambut putih karena banyak uban,
tekstur rambt halus, rambut idak rontok, tidak ada nyeri tekan dan
benjolan di kepala klien.
e) Mata
Posisi simetris, alis mata simetris, rambut alis berdistribusi
merata, tekstur alis halus, klien dapat menggerakan alis mata, daerah
orbital mata tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada kemerahan,
posisi kelopak mata kanan dan kiri simeris, warna merata dengan kulit
sekitar, klien dapat menutup dan membuka kelopak mata secara
normal, bulu mata kanan kiri melengkung, kelopak maa bagian bawah
tidak ada lesi, reflek mata normal, tidak ada pengeluaran cairan
berlebih, konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih, kornea mata
jernih, pupil mengecil saat terkena cahaya, keajaman penglihatan klien
dapat membaca pada jarak 20 cm dengan membaca nametag perawat.
f) Telinga
Posisi telinga kanan dan kiri simetris, warna tenlinga merata
dengan warna kulit sekitar, ukuran dan bentuk telinga proporsional,
tidak ada lesi, tidak ada pengeluaran berlebih, tekstur telinga lunak,
tidak ada nyeri tekan, klien dapat mendengar suara perawat dan
menjawab setiap pertanyaan perawat dengan benar.
g) Hidung
Bentuk dan ukuran proporsional, warna hidung merata dengan
kulit sekitar, tidak ada lesi, tidak ada edema, klien dapat
menghembuskan nafas secara normal, klien dapat mencium bau-bauan,
tidan ada nyeri tekan.
h) Mulut
Warna bibir merah muda, tekstur bibir lembab, tidak ada
stomatitis, kien dapat mengatupkan gigi dan tersenyum, tidak ada
karies gigi, warna gigi kuning, warna gusi merah muda, tidak ada nyeri
pada gigi dan gusi, klien dapat merasakan rasa makan, lidah berwarna
merah muda dan dapat di gerakan, tonsil tidak ada pembengkakan.
i) Leher
Posisi leher simetris, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan pada oksipital,
aurikel posterior, preaurikel, tonsiliar, sub maksilaris, sub mental, tidak
ada nyeri tekan di sepanjang otot sternokledomastoideus dan di kedua
sisi leher bagian bawah.
j) Dada

Toraks posterior kanan dan kiri simetris, tidak ada penonjolan


pada area intercotal saat ekspirasi, tulang spina lurus, bentuk tulang iga
elips, tulang skapula simetris, tidak ada lesi dan edema. Toraks anterior
kanan dan kiri simetris, tidak ada otot bantu pernafasan, tidak ada
retraksi dada, tidak ada nyeri tekan.

3
k) Abdomen
Posisi simetris, warna merata dengan kulit sekitar, tidak ada
pembengkakan dan nyeri tekan pada abdomen.

l) Ekstremitas atas
Tangan kanan dan kiri simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitar, jumlah jari lengkap, warna kuku merah muda, tidak ada lesi,
CRT kembali dalam waktu kurang dari 2 detik, refleks gerak ada
normal, dapat menggerakan berbagai gerakan sendi, dapat merasakan
rangsangan halus, kasar, tajam, tumpul, panas, dingin, tidak ada lesi,
tidak ada nyeri tekan, tangan kanan terpasang infus Aminofluid 20
gtt/menit.

m) Ekstremitas bawah
Kaki kanan dan kiri simetris, warna kulit merata dengan kulit
sekitar, kaki kiri jumlah jari lengkap, warna kuku merah muda
kekuningan, tidak ada lesi, CRT kembali dalam waktu kurang dari 2
detik, turgor kulit kembali dalam waktu kurang dari 2 detik, refleks
gerak ada, dapat menggerakan berbagai gerak sendi, dapat merasakan
rangsangan halus, kasar, tajam, tumpul, tidak ada nyeri tekan. Kaki
kanan warna sama dengan kulit sekitar, tidak dapat digerakkan, jika
digerakkan terasa nyeri, terdapat luka post operasi amputasi, turgor
kulit kembali dalam waktu kurang dari 2 detik, dapat merasakan
rangsang halus, kasar, tajam, dan tumpul.

5 5

4 5

4. Pola Aktivitas Sehari-hari

Aktivitas Di rumah Di RS

Personal hygine

- Mandi 2x/hari 2x/hari


- Keramas 1x/minggu Belum pernah
- Gosok gigi
2x/hari 1x/hari
Makan
Bubur, sayuran, sum-sum
- Jenis

4
- Frekuensi Nasi, bubur, sayur, lauk pauk 3x/hari
- Porsi 2x/hari Sedang 1 porsi
- Keluhan
Sedikit 1-4 sendok makan Sulit menelan
Minum
Susah menelan
- Frekuensi ± 5 gelas / hari
- Jenis ± 7 gelas / hari Air putih
- Cairan
Air putih Infus aminofilin 2 fbl/hari
Eliminasi
Tidak ada
BAB

- Frekuensi Belum pernah


- Konsistensi
-
- Warna 1x/hari
-
- keluhan
Padat
-
BAK
Kuning kecoklatan
- Frekuensi Tidak ada
- Warna 1100 cc / hari

- Keluhan Kuning jernih


5x/hari
Tidak ada
Olahraga Kuning jernih
Tidak ada
- Jenis Belum pernah
- Frekuensi -
- Durasi Senam, jalan ke pasar
-
1x/minggu
Pola kebiasaan 30 menit
Berbaring di tempat tidur
- Aktivitas
-
Megerjakan pekerjaan rumah
Istirahat dan tidur
tangga
- Tidur siang
- Tidur malam
1 jam/hari
- Keluhan

5
Tidak pernah 4 jam/hari
5 jam/hari Sulit tidur, nyeri
Sulit tidur, nyeri

5. Data psikososial dan spiritual


a. Pola komunikasi : klien dapat berkomunikasi secara verbal dan
nonverbal.
b. Konsep diri
Body image : klien mengatakan tidak bisa melakukan apa apa
lagi
karena tubuhnya sudah tidak sempurna.
Ideal diri : klien ingin cepat sembuh dan pulang.
Peran : sebelum sakit klien mampu menjalankan
perannya sebagai istri dan ibu rumah tangga,
namun setelah
sakit klien tidak dapat menjalankan perannya.
Identitas : klien bangga menjadi seorang wanita
Harga diri : klien menerima penyakit yang dialaminya, klien
merasa tidak berharga karena sudah tidak
sempurna tubuhnya.
c. Mekanisme koping : jika menerima masalah klien memilih
meceritakan kepada keluarga dan mendikusikan
penyelesaian masalahnya.
d. Aspek spiritual
Makna hidup : Klien mengatakan hidupnya sudah tak berharga
Pandangan terhadap sakit : Klien mengatakan penyakit yang dihadapinya
sebagai cobaan.
Keyakinan akan sembuh : Klien mengatakan yakin akan sembuh dari
penyakitnya.
Kemampuan beribadah : Klien beribadah di tempat tidur.

6. Data pengetahuan : Klien dan keluarga masih perlu menerima


informasi tentang penyakit klien dan
pengobatannya.

6
7. Data penunjang

Hasil Laboratorium
No Hematologi Nilai Normal 27 November 30 November 1 Desember
2018 Jam 2018 Jam 21.00 2018 Jam 08.00
08.00 WIB WIB WIB
1. Hemoglobin 12-16 g/dL 9,8 g/dL 8.9 g/dL 12 g/dL
3000-10600
2. Leukosit 39700 sel/UL 39600 sel/UL 32300 sel/UL
sel/UL
3. Eritrosit 3,6-5,6 juta/UL 3,74 jt/mm 3,14 jt/mm 4,25 jt/mm

4. Hematokrit 36/47 % 31,1 % 26,7 % 36,7 %


150000-4400000 577.000
5. Trombosit 587.000 sel/UL 531.000 sel/UL
sel/UL sel/UL
6. SGOT 10-31 U/L 28 U/L - -

7. SGPT 9-36 U/L 28 U/L - -

8. GDS 70-200 mg/dL 230 mg/dL - 123 mg/dL


9. Ureum 10-50 mg/dL 34 mg/dL - -

8. Terapy

B. Analisa Data

Data Kemungkinan Penyebab Masalah

Ds : klien mengeluh nyeri Gangren Diabetes Melitus Nyeri Akut


pada luka operasi di kaki pada kaki kanan bawah
kanan.

Amputasi
Do :- klien tampak meringis

- Skala nyeri 5 (0-10)
- TTV Luka operasi
TD : 160/90 mmHg

RR : 22x/ menit
N ; 80 x/ menit Terputusnya kontinuitas
S : 35,2°C jaringan otot dan tulang.

7
Nyeri akut

Ds : klien mengeluh nyeri Gangren Diabetes Melitus Hambatan mobilisasi fisik


saat menggerakkan kaki,
sulit bergerak.. ↓

Amputasi

Do : kaki kanan terdapat ↓


luka post operasi amputasi. Kehilangan salah satu
anggota tubuh / ekstremitas

Sulit untuk melakukan


aktivitas / mobilisasi

Hambatan mobilisasi fisik

Ds : - Gangren diabetes melitus Resiko insfeksi

Do : adanya luka terbuka ↓


post operasi amputasi pada
kaki kanan pasien bagian Amputasi
bawah ↓

Tindakan operasi bedah

Adanya luka terbuka

Resiko infeksi

Ds : klien mengungkapkan Gangren diabetes melitus Gangguan citra tubuh


kecacatan/ kehilangan
anggota bagian tubuh ↓
merasa tidak sempurna lagi. Amputasi

8
Do : kehilangan kaki kanan Kehilangan anggota tubuh
post operasi amputasi.

Kecacatan

Timbul rasa malu, stres

Gangguan citra tubuh

II. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d terputusnya kontiunitas jaringan tulang dan otot d.d klien tampak
meringis, mengeluh nyeri, skala nyeri 5 (1-10)
2. Hambatan mobilisasi fisik b.d kehilangan anggota tubuh d.d klien mengeluh nyeri
saat menggerakkan kaki kanan, terdapat luka post operasi amputasi pada kaki kanan.
3. Resiko infeksi b.d adanya luka yang terbuka d.d terdapat luka post operasi amputasi
pada kaki kanan pasien.
4. Gangguan citra tubuhb.d perubahan struktur tubuh d.d klien mengungkapkan
kecacatan/kehilangan bagian tubuh tidak lagi sempurna.

9
III. Perencanaan Keperawatan

No Dx Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan - Lakukan -Untuk mengetahui


terputusnya tindakan pengkajian nyeri daerah nyeri,
kontiunitas jaringan keperawatan 3 x secara kualitas,
tulang dan otot d.d 24 jam diharapkan komprehensif karakteristik,
klien tampak masalah nyeri termasuk lokasi, durasi frekuensi
meringis, mengeluh teratasi dengan karakteristik, dan skala nyeri
nyeri, skala nyeri 5 kriteria hasil : durasi, frekuensi yang dialami.
(1-10) kualitas dan skala
-Rasa nyeri nyeri.
berkurang dengan
skala nyeri (1-2) - Ajarkan teknik
dan (1-10) non farmakologi -Untuk
(teknik relaksasi) mengurangi rasa
-Mampu kepada pasien.
mengontrol nyeri nyeri apabila nyeri
Seperti menarik timbul.
menggunakan nafas dalam
teknik non management
farmakologi nyeri.
(management
nyeri) untuk - Berikan
-Untuk
mengurangi nyeri. analgetik sesuai
mengurangi rasa
program
nyeri
- Observasi TTV
-Untuk mengetahui
keadaan umum
klien.

2. Hambatan mobilisasi Setelah dilakukan -Ajarkan klien -Agar pasien dapat


fisik b.d kehilangan tindakan bagaimana merubah posisi
anggota tubuh d.d keperawatan 3 x merubah posisi dan berlatih
klien mengeluh nyeri 24 jam diharapkan dan berikan mobilisasi.
saat menggerakkan masalah dapat bantuan jika
kaki kanan, terdapat teratasi dengan dibutuhkan.
luka post operasi kriteria hasil : -Untuk mengetahui
amputasi pada kaki -Observasi TTV
-Pasien dapat keadaan umum
kanan. pasien.
berlatih mobilisasi
duduk

-Dapat
menggerakkan

10
kaki kanan sedikit
demi sedikit.

3. Resiko infeksi b.d -Setelah -Cuci tangan -Agar tidak


adanya luka yang dilakukan setiap sebelum dan menularkan
terbuka d.d terdapat tindakan sesudah tindakan mikroba/kuman
luka post operasi keperawatan 3 x eperawatan. pada luka klien
amputasi pada kaki 24 jam diharapkan
kanan. resiko infeksi -Monitor tanda -Untuk mengetahui
dapat teratasi dan gejala infeksi apakah ada tanda
dengan kriteria dan gejala infeksi
-Berikan antibiotik
hasil : sesuai program
-Klien bebas dari -Ajarkan pasien -Agar pasien dan
tanda dan gejala dan keluarga tanda keluarga
infeksi dan gejala infeksi mengetahui tanda
-Menunjukkan dan gejala infeksi.
perilaku hidup
sehat.

4. Gangguan citra Setelah dilakukan -Kaji secara verbal -Mengetahui


tubug b.d perubahan tindakan dan nonverbal respon klien
struktur tubuh d.d keperawatan 1 x respon klien terhhadap
klien 24 jam masalah terhadap tubuhnya tubuhnya
mengungkapkan dapat teratasi
kecacatan/kehilangan dengan kriteria -Dorong pasien
bagian tubuh , tidak hasil : mengungkapkan
perasaannya -Untuk mengetahui
lagi sempurna. perasaan klien
-Body image
positif -Fasilitasi kontak
dengan individu
-Mampu lain dan keluarga -Agar klien dapat
mempertahankan berinteraksi sosial
interaksi sosial
dengan kerabat
keluarga.

11
IV. Implementasi

Tanggal / waktu Dx Pelaksanaan / implementasi paraf

Selasa, Mengobservasi TTV

4/12/2018 1,2 E/ TD : 160/90 mmHg

15.00 N : 80x/ menit

RR : 22x/ menit

S : 35,2 °C

Mengkaji nyeri

1 E/ klien mengeluh nyeri pada lika operasi skala


nyeri 5 (0-10), tampak meringis.
15.15

Memberikan obat injeksi cefoperazone


3
E/ obat masuk melalui IV/IS ( intra selang )

16.00

3
Memfasilitasi dan memotivasi pasien makan.

E/ pasien menghabiskan makanannya.


17.00 1
Memberikan obat injeksi katerolac ( obat anti
nyeri)
20.00 E/ obat masuk melalui IV
1

Memberikan obat lavemir 12 mili

12
20.30 E/ lavemir masuk melalui SC

Rabu,

5/12/2018 1,2 Mengobservasi TTV

15.00 E/ TD : 150/80 mmHg

N : 88 x/ menit

RR: 21x/ menit

S : 35,9°C

1 Mengkaji nyeri

15.15 E/ pasien masih mengeluh nyeri pada luka operasi


skala nyeri 3( 0-10) tampak meringis

Mengajarkan management nyeri teknik relaksasi


1 menarik napas dalam.
15.30 E/ pasien memperaktekan tarik napas dalam,
pasien tampak tenang , nyeri sedikit berkurang

Memfasilitasi pasien kontak dengan keluarga

4 E/ pasien dapat berinteraksi dengan keluarga.


Keluarga selalu menemani pasien.
16.00

Memberikan antibiotik injeksi cefoperazone

E/ obat masuk melalui IV


3

17.00
Memberikan obat simvastatin 20 mg

13
E/ obat diberikan per oral

19.00

Memberikan obat antinyeri katerolac

E/ obat masuk melalui IV

20.00

Memberikan obat lavemir 12 ml

E/ obat masuk melalui SC

20.30

Kamis,
6/12/2018
1,2 Mengobservasi TTV
15.00
E/ TD : 150/90 mmHg

RR : 20x/ menit

N : 88x / menit

S : 36°C

1 Mengkaji nyeri
15.15
E/ klien mengeluh nyeri pada luka operasi skala
nyeri 3 (0-10) klien tampak tenang

Memberikan antibiotik injeksi cefoperazone


3
16.00 E/ obat masuk melalui IV

Mengobservasi tetesan infus


3
16.30 E/ tetesan infus lancar

14
Memfasilitasi DIIT

17.00 3 E/ klien menghabiskan makanannya

Memberikan obat anti nyeri injeksi katerolac

20.00 1 E/ obat masuk melalui IV

Jumat,
7/12/2018
1,2 Mengobservasi TTV
08.00
E/ TD : 160/90 mmHg

RR : 20x/ menit

N : 88x/ menit

S : 36,4 °C

1 Mengkaji nyeri
08.15
E/ pasien terlihat tenang, pasien mengatakan nyeri
pada area luka operasi masih dirasakan , skala
nyeri 3 (0-10)

3 Melakukan tindakan perawatan luka


09.00
E/ perawatan luka operasi di kaki kanan, ada
rembesan darah pada hekting ke 6, luka ditutup
kasa dan perban elastis.

15
09.15 3 Mengajarkan pasien dan keluarga tentang tanda
dan gejala infeksi.

E/ pasien dan kelurga mengerti tanda dan gejala


infeksi

10.00 2 Mengajarkan pasien mengubah posisi miring


kanan / kiri, duduk.

E/ pasien sudah bisa duduk dan mengubah posisi.

12.00 3 Memfasilitasi kebutuhan nutrisi (DIIT)

E/ pasien menghabiskan makanannya

12.30 1 Memberikan injeksi katerolac

E/ obat masuk melalui IV

Sabtu,
8/12/2018

08.00
1,2 Mengobservasi TTV

E/ TD : 150/80 mmHg

RR : 20x/menit

N : 88x/menit

S : 35,7°C

08.15
1 Mengkaji nyeri

E/ pasien tampak tenang, pasien masih mengeluh


nyeri pada area operasi, skala nyeri 3 (0-10)

16
09.00 Melakukan tindakan perawatan luka

3 E/ mengganti perban pada luka post operasi, luka


ditutup kasa dan perban elastis.

Melatih mobilisasi
10.00
E/ pasien sudah bisa merubah posisi dan duduk
1

Memfasilitasi pasien DIIT


12.00
E/ pasien menghabiskan makanannya.
3

Memberikan obat dipalbumin


12.30
E/ obat diberikan PO

Memberikan obat katerolac


12.45
E/ obat diberikan melalui Iv
1

Melepas DC
13.00
E/ pasien dilepas DC, sudah ada rangsang
kencing.

Minggu,
9/12/2018
1,2 Mengobservasi TTV
08.00
E/ TD : 160/90 mmHg

RR : 20x / menit

N : 88x/ menit

17
S : 36,2°C

08.15 1 Mengkaji nyeri

E / pasien tampak tenang, pasien merasa nyeri


berkurang pada area operasi, skala nyeri 2 (0-10)

Melakukan perawatan luka


09.00 3
E/ luka ditutup dengan kasa dan perban elastis.

Memberikan injeksi katerolac


12.00 1
E/ obat diberikan melalui IV

Memfasilitasi DIIT
12.15 3
E/ pasien menghabiskan makanannya.

Senin,

10/12/2018 1 Mengobservasi TTV

08.00 E/ TD : 150/80 mmHg

N : 88x/menit

RR : 20x/ menit

S : 36,5°C

1 Mengkaji nyeri

08.15 E/ klien tampak tenang, nyeri berkurang, skla


nyeri 2 (0-10)

Melakukan perawatan luka


3

18
09.00 E/ mengganti perban , luka ditutup kasa dan
perban elastis.

Memfasilitasi DIIT siang


3
E/ pasien menghabiskan makanannya
12.00

Mempersiapkan pasien pulang

E/ pasien dan keluarga bersiap untuk pulang.


13.00

V. Evaluasi

Tanggal/waktu Dx Perkembangan Paraf

10/12/2018, Senin 1 S : Klien mengatakan nyeri area operasi


masih dirasakan.
08.00
O : Skala nyeri 3 (1-10)

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

I : - Lakukan pengkajian nyeri secara


komprehensif observasi TTV

-Ajarkan teknik relaksasi, management


nyeri (teknik nafas dalam)

-Berikan analgetik sesuai program

E : Klien tampak tenang, nyeri masih terasa


tetapi berkurang

TD : 160/90 mmHg

RR : 20 x/menit

N : 88 x/menit

S : 36,4 derajat celcius

Skala nyeri 2 (1-10)

19
08.30 2 S : Klien mengatakan sudah dapat merubah
posisi meskipun kaki kanan masih terasa
nyeri.

O : Klien dapat duduk, miring kiri dan


kanan dapat menggerakkan kaki.

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

09.00 3 S : Klien mengatakan tidak mengalami


gejala infeksi, tetapi masih nyeri tiba-tiba
pada luka operasi

O : Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti


kemerahan, bernanah, dll.

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

10.00 4 S : Pasien mengatakan menerima tubuhnya


yang saat ini, merasa masih berharga di
keluarga.

O : Mampu mempertahankan interaksi


sosial dengan keluarga dan orang sekitar.

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

DAFTAR PUSTAKA

20
_____.2015.Nyeri Akut.(online).(http://askepkita.com/nyeri-akut-pain-acute/, Diakses
tanggal 4 Desember 2018).

http://perawatku-chaniago.blogspot.com/2012/03/pengertian-askep.html

http://afrizalonar.blogspot.com/2014/06/asuhan-keperawatan-klien-dengan.html

http://askep-net.blogspot.com/2012/02/asuhan-keperawatan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_melitus_tipe_2

http://gumilar69.blogspot.com/2013/11/asuhan-keperawatan-gangren-akibat.html

Nurarif, Amin Huda.dan Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Askep Berdasarkan Diagnosa


Medis NANDA.Cetakan I.Jogjakarta.Percetakan Mediaction Publishing
Jogjakarta.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017.Standar Diganosa Keperawatan Indonesia


PPNI.Cetakan II.Jakarta:DPP PPNI.

21

Anda mungkin juga menyukai