Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap waktunya menuntut


sarana dan prasarana yang semakin memadahi pula, pembangunan adalah
suatu bentuk pemenuh kebutuhan masyarakat akan fasilitas-fasilitas yang
dibutuhkan. Faktanya pada kota Yogyakarta yang kerap dijuluki dengan
sebutan Kota Pelajar dengan segudang daya tarik serta keistimewaan di
dalamnya selalu menarik minat masyarakat untuk datang bahkan tinggal di
dalamnya, bukan tidak mungkin dari tahun ke tahun jumlah penduduk di
Yogyakarta selalu menunjukan peningkatan.

Melihat dari adanya fenomena yang ada, membuat para investor dan
perusahaan saling berlomba dalam mendirikan bisnis di dalamnya. Salah
satu bisnis yang menjanjikan adalah bangunan komersil berupa hotel,
mengingat tingginya kebutuhan akan fasilitas tersebut. Secara umum
tentunya mendukung sektor kepariwisataan DIY karena wisatawan akan
semakin dimanjakan dengan kelengkapan fasilitas, selain itu juga menjadi
salah satu sektor penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sangat
menguntungkan. Hal ini selaras dengan pemerintah DIY yang sedang
mengembangkan pariwisata namun dengan cacatan tetap berwawasan
lingkungan atau dengan sebutan “DIY menuju ramah lingkungan”.

Demi melestarikan kehidupan di masa mendatang, sebuah pembangunan


seharusnya mengutamakan konsep berkelanjutan. Konsep berkelanjutan
adalah konsep suatu pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat di masa sekarang namun tidak merugikan kehidupan di masa
mendatang, hal ini menjadi batasan manusia untuk dapat mengelola
lingkungan dengan tetap menjaga keseimbangannya dengan alam.
Lingkungan memang perlu untuk dilestarikan karena lingkungan adalah
tempat hidup dan bergantungnya manusia. Dalam penerapannya lingkungan
dapat tetap ada tanpa manusia namun manusia tidak akan bisa hidup tanpa
sumber daya alam yang merupakan bagian dari lingkungan (Hadi, 2014).

Hampir di setiap kota-kota besar semakin sulit ditemui kawasan hijau


dengan fungsi dan perannya sebagai fasilitas publik, digantikan perannya
oleh bangunan bangunan beton dan aspal yang berjajar di sepanjang jalan,
dengan kualitas udara yang semakin menurun masyarakat merasa tidak
nyaman bila berkegiatan di alam terbuka. Pada dasarnya kebutuhan
pembangunan memang semakin meningkat dan pengembang kawasan
dituntut untuk dapat mengakomodir seluruh kebutuhan masyarakat akan
pembangunan tersebut, tetapi mengorbankan kelestarian lingkungan
bukanlah pilihan yang tepat.

Terlestarikannya fungsi lingkungan hidup merupakan tujuan utama dari


pengelolaan lingkungan hidup yang menjadi tumpuan keberlanjutan
pembangunan selanjutnya, oleh karena itu sejak awal perencanaan
usaha/kegiatan sudah harus memperkirakan perubahan kondisi lingkungan
hidup akibat pembentukan suatu lingkungan yang baru, baik dalam hal
menguntungkan maupun merugikan yang diakibatkan dari adanya
pembangunan tersebut. Dengan kata lain setiap bangunan yang baru berdiri
harus memiliki manajemen lingkungan yang baik untuk dapat mewujdkan
tujuan tersebut.

Dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup ditetapkan beberapa instumen, dimana instrumen
tersebut bertugas sebagai tolak ukur dalam perlindungan lingkungan.
Diantaranya Perizinan, Audit Lingkungan Hidup, UKL-UPL, AMDAL, dan
sebagianya. Penerapannya di Indonesia saat ini diatur dalam Undang-
undang Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup
menetapkan bahwa setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang
kemungkinan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan kajian
mengenai dampak besar dan penting dari adanya usaha atau kegiatan yang
direncanakan dan digunakan untuk pengambilan keputusan tentang
penyelanggaraan usaha atau kegiatan tersebut. Merujuk pada Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 5 tahun 2012 tentang jenis usaha
dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak
lingkungan, menerangkan bahwa pembangunan gedung dengan luas ≥5 ha
atau bangunan ≥10.000 m² wajib dilengkapi dengan dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) karena diduga dapat
menimbulkan dampak penting berupa ganggungan lalulintas, limbah cair,
timbunan sampah, penurunan kualitas air, penurunan muka air tanah, serta
keresahan masyarakat di kawasan sekitarnya.

Dalam perkembangan pola hidup masyarakat urban, hotel bukan lagi


hanya menjadi tempat menginap saja tp juga menjadi tempat yg menunjang
majunya pariwisata dan juga sosialisasi, mengingat semakin majunya
pariwisata di kawasan yogyakarta

Lokasi hotel yang akan dibangun adalah di Jl. Veteran No.147,


Pandeyan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
55161. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Regulasi kebijakan
perizinan pembangunan hotel Di Kota Yogyakarta mengacu pada Peraturan
Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung
dan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 77 Tahun 2013 tentang
Pengendalian Pembangunan Hotel; (2) Kantor Dinas Perizinan Kota
Yogyakarta dalam mengimplementasikan kebijakan mengenai perizinan
pembangunan hotel di Kota Yogyakarta cukup baik; (3) Dampak positif
yang ditimbulkan akibat pembangunan hotel di Kota Yogyakarta ialah (a)
meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang berupa pajak, retribusi
ataupun pungutan-pungutan lain; (b) dapat menambah lapangan pekerjaan;
(c) mendukung pembangunan Kota Yogyakarta sebagai kota pariwisata; (d)
meningkatkan kegiatan ekonomi. Sedangkan Dampak negatif yang
dirasakan oleh warga masyarakat Kota Yogyakarta akibat pembangunan
hotel ialah kekeringan, gangguan limbah, pencemaran air dan udara,
kemacetan lalu lintas. (4) Upaya yang dilakukan oleh pemeritah dalam
mengatasi dampak negatif akibat pembangunan Hotel di Kota Yogyakarta
ialah dengan mengeluarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 77
Tahun 2013 tentang Pengendalian Pembangunan Hotel.

Menengok dari kaca mata perencanaan pembangunan hotel sendiri juga


berada di sekitar area permukiman. Dengan adanya pembangunan hotel,
tentunya akan mengakibatkan dampak lingkungan yang terjadi dan
dirasakan banyak pihak bila. Terlebih bila tidak menerapkan manajemen
lingkungan secara tepat, tentunya dampak negatif yang timbul pasca
bangunan tersebut beroperasi akan jauh mendominasi

1.2 Rumusan Masalah

Pembangunan kota guna memenuhi fasilitas adalah respon dari


perubahan fisik, tuntutan ekonomi serta keadaan sosial yang ada. Suatu
pembangunan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang
seharusnya tanpa meninggalkan konsep berkelanjutan, dimana suatu kota
tersebut dapat terus berkembang tanpa menimbulkan dampak yang buruk
untuk kehidupan dimasa mendatang.

Bangunan komersial merupakan salah satu bentuk pembangunan


untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, dalam perkembangannya
bukan lagi hanya sebagai tempat berbelanja namun juga menjadi tempat
rekreasi keluarga, arena bermain anak serta sosialisasi bagi kaum urban
karena semakin berkurangnya ruang terbuka. Sebelum suatu pembangunan
dilakukan tentunya telah melewati tahapan perizinan serta kelengkapan
dokumen lingkungan sebelumnya. Namun, pada kenyataanya masih terdapat
indikasi bahwa adanya pembangunan hotel tersebut merugikan lingkungan.
Padahal seharusnya bila tiap bangunan komersil menerapkan pengelolaan
lingkungan yang sesuai dengan dokumen terkait, tentunya hal tersebut tidak
akan terjadi.
Maraknya pembangunan Hotel di DIY dalam beberapa tahun
terakhir menjadi perhatian tersendiri bagi masyarakat di dalamnya Melihat
dari lokasi pembangunan Hotel yang termasuk dalam kawasan Pusat
Kegiatan Nasional(PKN), namun disisi lain masih berada di sekitar kawasan
permukiman tentunya akan menimbulkan dampak tersendiri bagi
lingkungan sekitarnya. Dalam penelitian ini Hotel dipilih sebagai salah satu
contoh bangunan komersial yang menerapkan manajemen lingkungan
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh suatu hasil dan kesimpulan guna
menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Seperti apakah sistem manajemen lingkungan yang diterapkan di Hotel


tersebut ?
2. Sudah sesuaikah praktik sistem manajemen lingkungan di hotel yang
akan dibangun dengan AMDAL ?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi implementasi sistem
manajemen lingkungan?
dibanding dengan dampak positifnya. Dengan demikian penelitian dengan
judul Manajemen Lingkungan JCM dirasa perlu untuk dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai