Anda di halaman 1dari 5

Kendari, 23 Januari 2020

KepadaYth.
Bapak Kapolda Sulawesi Tenggara
Di –
Kendari

Hal : Laporan Penipuan dan Penggelapan


Lamp :

Dengan hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : ARVAN YUNUS
Tempat tanggal lahir : Makassar, 25 Juni 1956
Pekerjaan : OPS PT. Sindo Mandiri
Alamat : Jl. Bajipamai No. 03 RT. 01 RW.01 Kel. Tamparang
Keke, Kec. Mamajang, Kota Makassar;
Selaku Ketua Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) mewakili masyarakat
Kecamatan Kuala Betara sesuai dengan Berita Acara hasil Musyawarah Khusus
Penanganan Masalah tertanggal 25 April 2014 Untuk selanjutnya disebut sebagai
pelapor. Bersama ini melaporkan atau mengadukan perbuatan Penggelapan
Pengembalian Setoran Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM-Mandiri
Perdesaan Kecamatan Kuala Betara, yang dilakukan oleh : Nama : Gita Warsa
Umur : 25 tahun Pekerjaan : Swasta (Mantan Bendahara UPK Kecamatan Kuala
Betara) Alamat : RT. 01 Kel. Betara Kiri Kec. Kuala Betara Untuk selanjutnya disebut
sebagai terlapor.
1. 2. Adapun kronologis kejadiannya sebagai berikut : 1. Bahwa pada Tanggal
13 Maret 2014 sdr. Mohd. Arifuddin dan sdr. Feri Pasaribu selaku Fasilitator
Kecamatan (FK-FT) bersama Ketua dan Sekretaris Unit Pengelola Kegiatan
(UPK) menemukan kejanggalan sehubungan dengan laporan cash on hand
senilai Rp 8.410.100 (Delapan Juta Empat Ratus Sepuluh Ribu Serats
Rupiah). Di samping itu tunggakan SPP selama 2 bulan terakhir juga
mengalami lonjakan yang relatif besar dari yang sebelumnya Rp 18.400.200,-
(Delapan Belas Juta Empat Ratus Ribu Dua Ratus Rupiah) menjadi Rp
91.455. 600,- (Sembilan Puluh Satu Juta Empat Ratus lima Puluh Lima Ribu
Enam Ratus Rupiah). Dan setelah dilakukan cross-check kepada 4 kelompok
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) sebagai sampel (Kelompok Bunga Tanjung
di Desa Kuala Indah, Kelompok Melati 2 di Desa Tanjung Pasir, Kelompok
Flamboyan I di Desa Sungai Gebar Barat, dan Kelompok Cendrawasih di
Desa Sungai Gebar) diketahui bahwa telah ada setoran dari kelompok
tersebut namun tidak dicatat pada kas dan tidak disetor ke Bank UPK. 2.
Bahwa pada Tanggal 14 Maret 2014 dilakukan Rapat Internal Kecamatan
guna membahas adanya dugaan penggelapan dana setoran pinjaman
kelompok oleh terlapor yang dihadiri Kasi Humas Kecamatan Kuala Betara,
Pengurus Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD), Anggota Badan Pengawas
Unit Pengelola Kegiatan (BP-UPK), Fasilitator Kecamatan (FK- FT), Pengurus
Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dan Pendamping Lokal (PL). Berdasarkan
hasil rapat internal diputuskan untuk melakukan klarifikasi langsung kepada
terlapor, hasilnya terlapor mengakui telah menggunakan setoran kelompok
untuk kepentingan pribadi dan keluarga terlapor. 3. Bahwa pada Tanggal 21
Maret 2014 yang bersangkutan bersama keluarganya meninggalkan
Kecamatan Kuala Betara. Namun sebelumnya orangtua terlapor (sdr. M.
Intisar) memberikan Surat Pernyataan yang kontennya berisi pengakuan dari
terlapor beserta limit waktu untuk mengembalikan dana yang digelapkan oleh
terlapor. Pada saat itu Tim Kecamatan juga meminta jaminan berupa sporadik
tanah dan bangunan dari orangtua terlapor kepada sdr. Abdul Jalil selaku
Ketua Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD). Sdr. Intisar menyanggupi dan
menyerahkan sporadik tanah dan bangunan atas nama sdr. M. Intisar kepada
sdr. Abdul
2. 3. Jalil pada hari itu juga. Namun dikemudian hari (13 Juni 2014) diketahui
ternyata sporadik tersebut telah digandakan, dimana sporadik lainnya pada
tanah dan bangunan yang sama telah dijaminkan ke pihak leasing Motor. 4.
Bahwa pada Tanggal 14 April 2014 sdr. Mohd. Arifuddin menemui terlapor di
Kota Jambi untuk melakukan klarifikasi terhadap setoran kelompok yang telah
digelapkan oleh terlapor, dimana berdasarkan data baik berupa kwitansi
maupun pernyataan tertulis dari kelompok yang telah menyetorkan
angsurannya terdapat Rp 75.803.300,- (Tujuh Puluh Lima Juta Delapan
Ratus Tiga Ribu Tiga Ratus Rupiah) yang tidak masuk ke Kas dan Bank Unit
Pengelola Kegiatan (UPK). 5. Bahwa telah dilakukan beberapa kali upaya
penanganan masalah baik secara program maupun secara kekeluargaan dan
selanjutnya pada Tanggal 25 April 2014 dilaksanakan kembali Musyawarah
Antar Desa (MAD) Khusus yang dihadiri oleh sdr. Drs. H. M. Hasbi Assidiqi
selaku Kabid Sumberdaya dan Pemukiman pada kantor BKBPMP Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, sdr. Muhammad Arif, S.Sos.I Selaku Kasi Humas
Kecamatan Kuala Betara, Fasilitator Keuangan Kabupaten, Kades/Lurah,
perwakilan masyarakat sekecamatan Kuala Betara. Rekomendasi yang
dihasilkan pada MAD Khusus ini adalah: 1) Kesepakatan pelelangan sporadik
lahan dan rumah a.n. orangtua terlapor, 2). Membentuk Tim Penyelesaian
Masalah (TPM), 3) Memberikan limit waktu sampai dengan Tanggal 31 Mei
2014 untuk mengembalikan dana setoran kelompok yang digelapkan terlapor,
4) Apabila terlapor tidak menyelesaikan kewajibannya sampai melewati batas
waktu yang diberikan masalah tersebut akan ditindak lanjuti pada jalur
hukum. 6. Bahwa pada Tanggal 26 April 2014 rekomendasi hasil keputusan
Musyawarah Antar desa (MAD) Khusus ini disampaikan kepada terlapor dan
terlapor memaklumi akan keputusan tersebut dengan mengatakan “aku
usahakan untuk menyelesaikannyo”. 7. Bahwa pada Tanggal 20 Mei 2014
dilakukan Penanganan Masalah dan Pelelangan jaminan aset orang tua
terlapor berupa tanah dan bangunan yang dihadiri oleh kades-kades se-
kecamatan serta perwakilan masyarakat tiap desa, Keputusan yang
dihasilkan dari Musyawarah Antar Desa (MAD) Khusus tersebut adalah; 1)
Sampai dengan penutupan acara
3. 4. lelang, peserta lelang dinyatakan nihil, 2) Peserta MAD menyepakati
bahwa aset pelaku dieksekusi oleh UPK dengan tujuan peruntukan sebagai
kantor, 3) Dengan mengambil perbandingan dari nilai penjualan tanah+rumah
yang terdekat, dan posisi strategis aset yang dijaminkan, dan kondisi riil
bangunan rumah yang ada, maka harga yang disepakati oleh peserta MAD
adalah senilai Rp. 40.000.000,- 8. Bahwa pada Tanggal 22 Mei 2014 terlapor
dihubungi via telepon baik oleh Fasilitator Kecamatan, Ketua Badan
Kerjasama Antar Desa, maupun oleh pengurus Badan Pengawas Unit
Pengelola Kegiatan dengan tujuan menyampaikan hasil pelelangan dimana
rumah dan tanah tersebut akan dibeli oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
untuk dipergunakan sebagai kantor senilai Rp 40.000.000,- sebagaimana
keputusan Musyawarah Antar Desa. Sehingga dengan demikian sisa dana
yang harus dikembalikan oleh terlapor dari total setoran kelompok yang telah
digelapkan senilai Rp 75.803.300,- (Tujuh Puluh Lima Juta Delapan Ratus
Tiga Ribu Tiga Ratus Rupiah) adalah Rp 35.803.300,- (Tiga Puluh Lima Juta
Delapan Ratus Tiga Ribu Tiga Ratus Rupiah). Kepada terlapor juga
diingatkan masa tenggat waktu pengembalian. 9. Bahwa pada Tanggal 26
Mei 2014 terlapor tak bisa lagi dihubungi via ponsel, begitupun halnya ketika
dicari ditempat kerjanya diketahui bahwa terlapor tidak lagi bekerja di Inul
Vista Karaoke di Kota Jambi. Perwakilan masyarakat sdr. Sulaiman mencoba
mencari ke tempat tinggal terlapor di Kota Jambi tepatnya di daerah Payo
Silincah, diketahui bahwa terlapor tidak lagi berada lagi disana, begitupun
halnya dengan orangtua terlapor tak juga dapat dihubungi sehingga upaya
untuk menyelesaikan masalah tersebut menjadi stagnan hingga melewati
batas waktu yang telah disepakati. 10. Bahwa pada Tanggal 13 Juni 2014
diperoleh fakta baru sehubungan sporadik tanah dan bangunan yang
dijaminkan. Hal ini terungkap saat pihak lain dari leasing Motor datang dan
menyatakan bahwa mereka memegang sporadik tanah dan bangunan
terlapor. Sehingga diketahuilah bahwa terlapor dan orangtuanya (sdr. M.
Intisar) telah terlebih dahulu menjaminkan sporadik rumah pertama kepada
pihak leasing, setelah itu keluarganya mengurus sporadik baru di kelurahan
untuk dijaminkan kepada Ketua Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD),.
4. 5. 11. Bahwa atas kejadian tersebut sampai saat ini tidak ada itikad baik dari
terlapor untuk menyelesaikan setoran kelompok yang telah digelapkan,
pelapor dirugikan senilai Rp 75.803.300,- (Tujuh Puluh Lima Juta Delapan
Ratus Tiga Ribu Tiga Ratus Rupiah) akibat dari perbuatan terlapor
menggelapkan setoran kelompok, belum ada pengembalian dari terlapor
bahkan jaminan sporadik tanah dan bangunan yang diserahkan tak dapat
dieksekusi karena adanya komplain dari pihak lain yang juga memiliki jaminan
sporadik yang sama. PEMBUKTIAN a. Pelapor memiliki Dua (2) orang saksi,
yakni: 1. Baharah (Saksi 1) Saksi 1 adalah Kader Pemberdayaan Masyarakat
Desa (KPMD) Desa Kuala Indah Kecamatan Kuala Betara, dimana sdri.
Baharah menyatakan bahwa benar telah menyetorkan angsuran VI kelompok
Bunga Tanjung kepada terlapor senilai Rp. 1.400.000,- pada Tanggal 06
Februari 2014. Setoran tersebut dibayarkan oleh sdri. Baharah di rumahnya di
Desa Kuala Indah kepada terlapor dengan disertai kwitansi sebagai bukti
pembayaran angsuran oleh terlapor. 2. Raudhah (Saksi 2) Saksi 1 adalah
salah seorang anggota Kelompok Flamboyan I yang berdomisili di Desa
Sungai Gebar Barat Kecamatan Kuala Betara, dimana sdri. Raudhah
menyatakan bahwa benar telah menyetorkan angsuran pinjaman ke-VI
Kelompok Flamboyan I kepada terlapor senilai Rp. 2.800.000,- pada Tanggal
10 Februari 2014. Setoran tersebut dibayarkan oleh sdri. Raudhah di Kuala
Tungkal dan menyatakan bahwa terlapor memberinya kwitansi dari setoran
yang dibayarkan. b. Pelapor memiliki bukti setoran kelompok kepada terlapor
Bukti setoran kelompok kepada terlapor berupa kwitansi dan atau salinan
kwitansi pembayaran dari kelompok kepada terlapor sebanyak 34 lembar
yang tidak disetorkan ke Kas
5. 6. UPK serta 13 buah surat pernyataan dari kelompok yang menyatakan telah
melakukan pembayaran kepada terlapor. c. Pelapor memiliki bukti pengakuan
berupa pernyataan tertulis terlapor Terlapor mengakui bahwa telah
menggunakan dana pengembalian dari kelompok yang tersebar di delapan
desa ( Sungai Gebar, Betara Kiri, Betara Kanan, Sungai Dungun, Tanjung
Pasir, Kuala Indah, Dataran Pinang, dan Sungai Gebar Barat) senilai Rp.
75.803.300,- (Tujuh Puluh Lima Juta Delapan Ratus Tiga Ribu Tiga Ratus
Rupiah) sebagaimana pengakuan terlapor yang dituangkan dalam Surat
Keterangan Pengakuan terlapor tertanggal 14 April 2014. PENILAIAN
HUKUM Sebagai Bendahara Unit Pengelola Kegiatan (UPK) terikat pada
ketentuan yang tertuang pada Standar Operasional Prosedur (SOP) UPK
yang dinyatakan dalam Bab II Pasal 1 Ayat 5 Poin 1 bahwa bendahara
mempunyai tanggung jawab “Mengelola keuangan, mulai dari penganggaran,
penyimpanan, pembayaran transaksi, pencatatan dan kelengkapan bukti-
bukti transaksi, auditing dan pelaporan keuangan” Berdasarkan ketentuan
tersebut seharusnya terlapor melakukan pencatatan terhadap setoran
kelompok akan tetapi masih terdapat 13 setoran kelompok dimana terlapor
tidak mengeluarkan bukti pembayaran, disamping itu terlapor juga tidak
melakukan pencatatan terhadap setoran kelompok tersebut pada kas UPK
dan tidak menyetorkan pengembalian pinjaman kelompok tersebut pada Bank
SPP Kecamatan Kuala Betara dengan nomor rekening: 7051385537 pada
Bank BSM Cabang Kuala Tungkal. Pasal 372 KUHP menyatakan: “Barang
siapa dengan sengaja menguasai secara melawan hukum sesuatu benda
yang seharusnya atau sebagian merupakan kepunyaan orang lain yang
berada padanya bukan karena kejahatan, karena bersalah melakukan
penggelapan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 4 (empat)
tahun atau dengan pidana denda setinggi-tingginya Rp. 900.000.000,-
(sembilan ratus juta rupiah)”
6. 7. Pasal 374 KUHP menyatakan : “Penggelapan yang dilakukan orang yang
penguasaannya terhadap barang disebabkan karena ada hubungan kerja
atau karena pencarian atau karena mendapat upah untuk itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima (5) tahun”. Pasal 375 KUHP : “
Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang karena terpaksa diberi barang
untuk disimpan, atau yang dilakukan oleh wali pengumpul, pengurus atau
pelaksana surat wasiat, pengurus lembaga sosial atau yayasan, terhadap
barang sesuatu yang dikuasainya selaku demikian, diancam dengan pidana
penjara paling lama enam (6) tahun”. Berdasarkan ketentuan tersebut di atas,
apa yang dilakukan oleh terlapor yang tidak mencatat pengembalian pinjaman
kelompok ke Kas Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Kuala Betara
serta tidak menyetorkannya ke Bank SPP Kecamatan Kuala Betara pada
nomor rekening: 7051385537 di Bank BSM Cabang Kuala Tungkal
merupakan tindakan penggelapan dana milik masyarakat Kecamatan Kuala
Betara guna kepentingan pribadi terlapor. Bendahara UPK adalah jabatan
yang diamanahkan masyarakat pada seseorang yang dianggap baik dan jujur
atau dapat dipercaya dalam melakukan pengelolaan kegiatan dan keuangan
yang transparan dan akuntabel, akan tetapi, dalam kasus ini, jabatan
bendahara telah disalahgunakan sehingga dikuatirkan dapat mengikis
kepercayaan diri masyarakat untuk dapat mengelola kegiatan dan keuangan
secara mandiri. Karena itu tindakan hukum merupakan langkah yang tepat
untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat akan prinsif pengelolaan
yang transparan dan akuntabel. Demikian laporan atau pengaduan ini saya
ajukan dengan sebenarnya, semoga dapat ditindak lanjuti. Atas perhatian dan
kerjasama yang baik dari Bapak saya ucapkan terimakasih. Hormat saya,
Pelapor Abdul Jalil

Anda mungkin juga menyukai