Anda di halaman 1dari 15

Visi

Pada tahun 2025 menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang unggul dalam penguasaan
asuhan keperawatan dengan masalah neurosain melalui pendekatan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan

MASALAH, TUJUAN, DAN MANFAAT RISET KEPERAWATAN

Program Studi : D III Keperawatan


Mata Kuliah : Pengantar Riset keperawatan
Dosen Pembimbing : Dr. Eviana S. Tambunan,Skp.,MKM
Kelas / Kelompok : III Reguler A / V
Nama :
Apri Ziah Rahmawati P3.73.20.1.17.007
Ayu Sekar Indah Lestari P3.73.20.1.17.009
Firda Mulyani P3.73.20.1.17.016

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


JURUSAN KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang konsep asuhan
keperawatan pada anak dengan atresia ani ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya.

Kami berterima kasih pada Dr. Eviana S. Tambunan,Skp.,MKM selaku dosen mata kuliah
Pengantar Riset Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III di jurusan Keperawatan,
sekaligus dosen pembimbing kami dalam menyusun makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai masalah, tujuan, dan manfaat riset keperawatan. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa adanya saran yang membangun.

Bekasi, 7 Januari 2020

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap melakukan penelitian harus mempunyai masalah penelitian yang akan
dipecahkan. Perumusan masalah ini bukanlah pekerjaan yang mudah, termasuk bagi
peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Padahal masalah selalu ada di
lingkungan sekeliling kita.
Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian sangat berguna untuk
mengatasi kebingungan kita akan suatu hal, untuk memisahkan kemenduaan, untuk
mengatasi rintangan atau untuk menutup celah antara kegiatan atau fenomena.
Titik tolak penelitian jenis apapun tidak lain bersumber pada masalah. tanpa masalah,
penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Sewaktu akan mulai memikirkan suatu
penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan tuntas.
Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainnya akan berpangkal pada
perumusan masalah tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perumusan masalah riset keperawatan?
2. Apa saja manfaat perumusan masalah riset keperawatan?
3. Apa saja prinsip-prinsip perumusan masalah riset keperawatan?
4. Apa saja model perumusan masalah riset?
5. Apa saja tahapan perumusan masalah riset?
6. Bagaimana membuat tujuan dalam riset keperawatan?
7. Bagaimana cara membuat rumusan tujuan riset keperawatan?
8. Apa manfaat dari riset keperawatan?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perumusan masalah riset keperawatan
2. Mengetahui manfaat perumusan masalah riset keperawatan
3. Mengetahui prinsip-prinsip perumusan masalah riset keperawatan
4. Mengetahui model perumusan masalah riset keperawatan
5. Mengidentifikasi tahapan perumusan masalah riset keperawatan
6. Mengetahui tujuan riset keperawatan
7. Mengetahui cara membuat rumusan tujuan riset keperawatan
8. Mengetahui manfaat dari riset keperawatan

D. Sistematika Penulisan

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Masalah Riset Keperawatan


1. Pengertian
Menyusun masalah dan tujuan riset keperawatan ditulis sebagai bagian rencana
kegiatan (proposal) riset yang ditulis dalam bab pendahuluan. Terdapat empat
langkah yang perlu ditulis dalam pendahuluan yaitu mengidentifikasi masalah

2
riset, menetapkan masalah riset, merumuskan judul riset, dan merumuskan tujuan
riset.
2. Sumber – Sumber Masalah
a) Pengalaman pribadi
Banyak masalah dalam bidang keperawatan diperoleh dari pengalaman
harian peneliti. Mengejawantahkan pengalaman pribadi menjadi
permasalahan peneliti dapat dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Mendefinisikan pengalaman pribadi untuk fokus penelitian
2) Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah itu
3) Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan
masalah itu
4) Merumuskan masalah penelitian
b) Keterangan yang diperoleh secara kebetulan
Untuk mengejawantahkan keterangan yang diperoleh secara tidak sengaja
menjadi permasalahan penelitian yang dipilih ditempuh langkah-
langkahnya sebagai berikut :
1) Membangkitkan kepekaan selaku peneliti didalam merespon fenomena
keperawatan yang relefan
2) Mendefinisikan keterangan yang diperoleh secara spesifik
3) Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah
4) Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan
masalah tersebut
5) Merumuskan masalah-masalah penelitian

c) Kerja dan kontak profesional


Pada banyak kasus, diskusi formal dan informal yang dilakukan oleh
peneliti dengan rekan atau kelompok ahli lain sangat membantu upaya
penajaman pemahaman terhadap masalah, baik teoritis maupun praktis.
Melalui diskusi akademis inilah masalah penelitian dirumuskan dna
dipertajam. Untuk tujuan ini peneliti dapat melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Mendefinisikan masalah-masalah keperawatan bersama rekan sekerja
atau tenaga ahli lainnya.
2) Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah itu melalui diskusi
dengan rekan kerja atau tenaga professional lainnya.
3) Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian keperawatan
mengenai sebab-sebab munculnya gejala dan dampak ikutannya
4) Merumuskan pertanyaan penelitian
d) Pengujian dan Pengembangan Teori

3
Tujuan penelitian antara lain adalah dimaksudkan untuk melahirkan
teori-teori baru mengenai perilaku keperawatan. Langkah-langkah
yang harus ditempuh oleh peneliti adalah :
1) Memahami teori-teori keperawatan yang ada dan yang relevan
2) Menelaah proses penelitian sampai dengan ditemukannya teori itu
3) Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian
4) Menentukan waktu dan situasi penelitian yang berbeda dengan
penelitian yang sama sebelumnya
5) Merumuskan masalah penelitian
e) Analisis literatur profesional dan hasil penelitian sebelumnya
Masalah penelitian adalah banyak diperoleh melalui penelaahan
terhadap literatur profesional dan laporan atau jurnal haisl penelitian.

3. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap
penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan
penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-
sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa. (Ahmad Kurnia, 2009).

Langkah ini berawal atau pangkal benang merahnya pada penetapan masalah riset
keperawatan. Penulisan rumusan masalah riset keperawatan hendaknya:

1) Berbentuk Kalimat Tanya

2) Padat Makna

3) Sinkron Dengan Judul Riset

4) Sebagai Petunjuk Pengumpulan Data.

Rumusan masalah yang dapat disusun berdasar teladan 9 adalah:

1) Apakah senam kaki berpengaruh terhadap sirkulasi darah kaki penderita


Diabetes Mellitus?
2) Bagaimanakah pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki penderita
Diabetes Mellitus?
3) Adakah pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki penderita
Diabetes Mellitus?

4. Pemilahan masalah yang dapat di teliti

4
Pemilihan masalah yang akan diteliti merupakan langkah yang sangat penting dan
akan sangat menentukan sifat dan kualitas riset yang dilakukan. Jika anda diminta
untuk mengidentifikasi masalah, mungkin akan membantu jika masalah tersebut
anda samakan dengan pertanyaan yang memerlukan jawaban atau suatu situasi
yang memerlukan jawaban atau suatu situasi yang memerlukan penyelesaian.
Pertama, pertimbangan pengalaman profesional. Gambarkan situasi yang
menggugah minat anda bahkan mungkin yang mengganggu anda dan bahkan
mungkin yang mengganggu dan biarkan anda berpikir bahwa sesuatu harus
dilakukan terhadapnya. Contoh bidang masalah umum dalam keperawatan
meliputi penyuluhan praoperatif pada pasien masektomi, perencanaan pulang
untuk byi prematur keberhasilan pemberian ASI pada primipara, atau kesalahan
pengobatan yang dilakukan pasien geriatrik pascarawat. Jika sudah
mengidentifikasi sebuah masalah umum yang berkaitan dengan minat dan
pengalaman anda, anda harus mempersempit menjadi satu masalah khusus yang
dapat diatasi melalui riset. Masalah yang terlalu luas mengakibatkan studi
permasalahan tersebut menjadi terlalu diinterpretasikan. Dengan demikian,
mungkin akan akan membantu jika menyamakan masalah seperti sebuah
pertanyaan. Sebagai contoh, bidang masalah umum tentang keberhasilan
pemberian ASI pada primipra dapat dipersempit dengan menanyakan, “ Apakah
pengaruh penyuluhan mengenai pemberian ASI pada primipara?” ini dapat
dijadikan masalah yang lebih spesifikasi “ Apakah ada perbedaan antara
keberhasilan pemberian ASI di bandingkan instruksi perseorangan terhadap
keberhasilan praktik pemberian ASI pada primipara?”
Tidak akan sia-sia menghabiskan waktu dan upaya untuk memilih masalah yang
spesifik jika menghasilkan studi yang dapat dikelola. Akan tetapi, saat
mempersempit bidang masalah menghasilkan masalah yang telalu sepeleh
sehingga tidak sepadan dengan waktu dan upaya yang dilakukan untuk
menentukan masalah tersebut.

5. Model Perumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan level of explanation suatu gejala, Loncoln dan Guba sebagaimana
yang dikutip Muhadjir (1998), membagi model rumusan masalah secara umum
dalam tiga bentuk rumusan masalah, yaitu:

5
a. Rumusan masalah deskriptif. Merupakan suatu rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang
akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
b. Rumusan masalah komparatif. Merupakan rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial atau domain satu
dibandingkan dengan yang lain.
c. Rumusan masalah assosiatif. Merupakan hubungan rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau
domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah assosiatif dibagi menjadi
tiga yaitu:
1) Hubungan simetris
2) Hubungan kausal. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat
sebab akibat
3) Reciprocal atau interaktif, adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang diamati
atau ditemukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau
interaktif.

6. Kriteria pemilihan masalah


Seorang peneliti harus mengevaluasi masalah yang diajukan dan menentukan
apakah masalah tersebut perlu dikaji melalui proses riset dengan mengajukan
pertanyaan berikut :
a) Apakah topiknya menarik?
Karena peneliti harus terlibat secara mendalam dalam perencanaan dan
penerapan studi riset, topik yang dipilih harus dapat tetap menarik
selama periode waktu yang cukup lama.
b) Apakah masalahnya dapat diteliti ?
Masalah yang dapat diteliti adalah masalah yang diselidiki melalui
pengumpulan dan analisis data yang ada di dunia nyata. Makna konsep
harus jelas dan harus disajikan melalui bukti nyata yang dapat di
observasi yaitu, bukti yang diperoleh dari observasi langsung atau dari
aktivitas lain yang memberikan bukti serupa berkaitan dengan konsep.
c) Apakah masalahnya dapat dipraktikan?
Jika peneliti menemukan topik yang menarik dibidangnya keahliannya
sendiri, pertanyaan berikut ini perlu dipertimbangan:
1) Apakah metodologi dan sumber yang tepat tersedia dalam
bentuk instrumen atau perangkat pengukuran yang sesuai?
2) Apakah subjeknya tersedia?
3) Apakah peneliti akan mendapat kerja sama dari pihak lain?

6
d) Apakah masalahnya signifikan?
Peniliti juga harus mempertimbangkan apakah topik tersebut cukup
penting untuk diteliti. Masalah riset keperawatan yang baik harus
memiliki signifikansi praktis dan atau teoretis.
e) Apakah risetnya etis?
Peneliti harus mengevaluasi implikasi etis masalah tersebut untuk
melindungi hak – hak subjek yang akan berpartisipasi dalam studi.

7. Fungsi Perumusan Masalah


a) Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau
dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu
menjadi ada dan dapat dilakukan.
b) Sebagai pedoman penentu arah atau fokus dari suatu penelitian.
Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat
berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
c) Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus
dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan
harus disisihkan oleh peneliti.
d) Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti
menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan
menjadi populasi dan sampel penelitian.

8. Faktor – Faktor Perumusan Masalah


Penyusunan rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada pemahaman
yang dimiliki peneliti tentang masalah yang ada dan berkembang saat itu. Hal-
hal yang harus diperhatikan oleh peneliti meliputi factor-faktor tersebut
dibawah ini :
f) Mendefinisikan permasalahan/topic (fakta empiris-induktif)
g) Mulai mencari sumber kepustakaan (kajian teori-deduksi)
h) Interaksi antara teman sejawat atau anggota tim
i) Layak dijabarkan (feasibility)

B. Tujuan Riset Keperawatan


1. Pengertian
Tujuan penelitian diperoleh dari rumusan masalah penelitian yang telah
ditetapkan sebagai indicator terhadap hasil yang diharapkan. Tujuan dari

7
penelitian berguna untuk mengidentifikasi, menjelaskan, mempelajari,
membuktikan, mengkaji, memprediksi alternatif pemecahan masalah terhadap
masalah penelitian. Tujuan tersebut menandakan ide dari riset, misalnya
deskriptif, corelasi, dan komparatif. Dengan adanya tujuan tersebut akan
mempermudah untuk mencapai hasil yang diharapkan
Tujuan penelitianharus jelas, ringkas, penyataan yang deklaratif yang biasanya
dituliskan dalam bentuk kalimat aktif. Untuk suatu kejelasan tujuan, biasanya
difokuskan pada satu atau dua variabel dan mengidentifikasi apakah variabel
perlu dijabarkan lebih lanjut. Fokus tersebut bisa dalam bentk identifikasi
hubungan atau asosiasi antara variabel atau untuk menentukan perbedaan
dianatara dua grup dengan variabel.
Misalnya tujuan penelitian ini adalah untuk:
a) Untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel X
b) Untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel Y
c) Untuk menentukan atau mengidentifikasi hubungan antara variabel X
dan variabel Y
d) Untuk menentukan atau mengidentifikasi perbedaan antara grup 1 dan
grup 2 sehubungan dengan variabel X
2. Rumusan Tujuan Riset
Rumusan tujuan yang disusun harus sinkron dengan judul dan rumusan
masalah riset. Tujuan riset dapat dibedakan menjadi tujuan umum dan khusus.
Tujuan umum dirumuskan jika masalah (variabel) riset lebih dari dua dan
menggambarkan tujuan yang tertinggi dari riset. Jika masalah (variabel) riset
hanya satu, tidak perlu dituliskan tujuan umum dan khusus tetapi hanya tujuan
saja. Tujuan khusus menggambarkan rincian dari setiap variabel dan tujuan
tertinggi riset.
a) Tujuan umum, yakni tujuan penelitian yang berupaya menjawab
masalah pokok, yang disesuaikan dengan spesifikasi permasalahan
yang akan diteliti atau yang menggambarkan luaran yang akan
dihasilkan dari penelitian.
b) Tujuan khusus, yakni penjabaran dari tujuan umum yang merupakan
jawaban sementara dari pertanyaan masalah yang secara spesifik akan
menjawab masalah-masalah khusus atau sub-sub masalahnya dan
sekaligus menyatakan rincian langkah demi langkah untuk mencapai
tujuan umum.

Contoh :

8
Tujuan umum: Menggambarkan karakteristik penderita Diabetes Mellitus.

Tujuan khusus:

1) Menggambarkan usia penderita Diabetes Mellitus.


2) Menggambarkan jenis kelamin penderita Diabetes Mellitus
3) Menggambarkan lama menderita Diabetes Mellitus.
4) Menggambarkan pendidikan penderita Diabetes Mellitus.
5) Menggambarkan pengalaman penderita Diabetes Mellitus.
6) Menggambarkan sumber informasi penderita Diabetes Mellitus.
7) Menggambarkan garis keturunan penderita Diabetes Mellitus

C. Manfaat Riset Keperawatan


1. Pengertian
Manfaat penelitian adalah kegunaan hasil penelitian nanti, baik bagi kepentingan
pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu,
dalam manfaat penelitian ini harus diuraikan secara terperinci manfaat atau apa
gunanya hasil penelitian nanti. Secara spesifik, manfaat penelitian di bidang
apapun seyogyanya mencakup dua aspek, yakni:
a) Manfaat praktis atau aplikatif
Adalah manfaat penelitian dari aspek praktis atau aplikatif, yakni manfaat
penelitian bagi program. Di bidang kesehatan dengan sendirinya manfaat
penelitiannya adalah bagi pembangunan kesehatan atau bagi pengembangan
program kesehatan
b) Manfaat teoritis atau akademis
Adalah manfaat penelitian dari aspek teoritis yakni manfaat penelitian bagi
pengembangan ilmu. Di bidang kesehatan atau kedokteran dengan sendirinya
manfaat peenlitian tersebut harus dapat menambah khasanah ilmu kesehatan,
khususnya terkait dengan kekhususan bidang kesehatan yang diteliti.
2. Manfaat
a) Menyelesaikan masalah keperawatan dan pengembangan atau menvalidasi
teori.
b) Memberikan fakta yang berasal dari pelayanan keperawatan.
c) Menerapkan hasil riset untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan.
d) Mengevaluasi mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.
e) Mengembangkan pengetahuan ilmiah yang menjadi landasan praktik
keperawatan.
f) Sebagai kunci untuk menyediakan pelayanan yang tepat sesuai kebutuhan
manusia.
g) Proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik
keperawatan sehari-hari dapat dijawab.
9
h) Memberikan data yang mencatat efektifitas dan kualitas asuhan
keperawatan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pada pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menyusun masalah dan tujuan
riset keperawatan ditulis sebagai bagian rencana kegiatan (proposal) riset yang ditulis
dalam bab pendahuluan. Tujuan dari penelitian berguna untuk mengidentifikasi,
menjelaskan, mempelajari, membuktikan, mengkaji, serta memprediksi alternatif
pemecahan masalah terhadap masalah penelitian. Rumusan tujuan yang disusun harus
sinkron dengan judul dan rumusan masalah riset. Tujuan riset dapat dibedakan menjadi
tujuan umum dan khusus.

Manfaat dalam pembuatan riset keperawatan meliputi, menyelesaikan masalah


keperawatan dan pengembangan atau menvalidasi teori, memberikan fakta yang berasal
dari pelayanan keperawatan, menerapkan hasil riset untuk meningkatkan mutu pelayanan
dan asuhan keperawatan, mengevaluasi mutu pelayanan dan asuhan keperawatan,
mengembangkan pengetahuan ilmiah yang menjadi landasan praktik keperawatan,
sebagai kunci untuk menyediakan pelayanan yang tepat sesuai kebutuhan manusia,
proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik keperawatan
sehari-hari dapat dijawab, serta memberikan data yang mencatat efektifitas dan kualitas
asuhan keperawatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anggaraputra, Tommy. 2013.Ringkasan Riset Keperawatan dan Teknkik Penulisan Ilmiah.


Jakarta.

Ino, Wenny. 2019. Modul Riset Keperawatan.Gorontalo:Poltekkes Kemenkes Gorontalo.

Dempsey, Ann Patricia dan Arthur D. Dempsey. 1997. Riset Keperawatan Buku Ajar dan
Latihan Edisi 4. Jakarta: EGC.

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Jogjakarta: Graha Ilmu.

Suprajitno. 2016.Pengantar Riset Keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

12

Anda mungkin juga menyukai