Seorang wanita yang sehat dan sudah menjalani program pendidikan serta perawatan
antenatal yang baik, akan masuk rumah sakit dalam kondisi terbaik untuk menghadapi
stress persalinan. Selama kala satu persalinan, asuhan keperawatan di tujukan untuk
mempertahankan di tujukan untuk mempertahankan kondisi ibu dalam keadaan sebaik
mungkin dengan meringankan keluhan tanpa membahayakan ibu atau janinnya, dan
mengamati kemajuan persalinan serta berbagai akibatnya pada ibu dan janin.
a. Perawatan umum
Idealnya, kala satu persalinan di lewati dalam lingkungan yang tenang sementara
bidan dan ibu yang akan melahirkan menjalin hubungan yanh baik. Jika persalinan
nya ini adalah persalinan pertama, pasien tersebut mungkin merasa cemas dan
mengkhawatirkan bagaimana harus bersikap sekalipun sudah dipersiapkan dengan
baik sebelumnya. Bahkan bagi wanita yang sudah beberapa kali mengalami
persalinan, setiap persalinan mungkin Merasa cemas dan mengkhawatirkan
bagaimana harus bersikap sekalipun sudah dipersiapkan dengan baik sebelumnya.
Bahkan bagi wanita yanh sudah beberapa kali mengalami persalinan,setiap
persalinan mungkin merupakan peristiwa yang berbeda, hampir dapat di pastikan
bahwa ia akan menemui paling tidak beberapa dokter dan bidan yanh baru.Tanpa
tergantung pada pengalaman pasien sebelumnya, apakah ia seseorang pasien, bidan
atau dokter, kita harus memastikan bahwa pasien memahami apa yang tengah terjadi
dalam proses persalinan ini.
b. Kenyamanan
Ranjang harus dijaga agar tetap kering cairan ketuban dapat mengalir terus.
Perawatan mulut perlu diperhatikan, khususnya jika asupan cairan per oral di batasi.
Pasien akan berterimakasih jika tangan serta wajah nya sering di bersihkan, dan
pembasuhan vulva di lakukan setiap 4 jam sekali.
Nyeri punggu sering dikeluhkan, keluhan ini dapat di redakan dengan mengurut
secara mengurut secara perlahan tetapi kuat dari dasar tulang belakang. Penggunaan
bantal keras ( bukan bantal biasa ) semakin popular sebagai sama yang efektif untuk
mmenyangga punggung persalinan.
c. Aktivitas
Biasanya ibu hamil dianjurkan untuk berjalan- jalan sampai proses persalinannya
memasuki stadium di mana bagi ibu, lebih aman atau lebih nyaman untuk berbaring
di temapt tidur. Bentuk-bentuk kegiatan untuk menghilangkan kebosanan atau
mengalihkan perhatian seperti membaca, atau merajut dapat di anjurkan ; atau kita
dapat memperbaiki teknik- teknik relaksasi dan pernapasan.
d. Cairan
Cairan asupan dan haluaran cairan terus di buat selama proses persalinan. Dianjurkan
agar pasien minum yang di anjurkan adalah cairan yang jernih tanpa soda, misalnya
air putih, minuman yang mengandung glukosa, sari buah sekitar 75 ml perjam.
Cairan infus biasanya baru diberikan jika asupan cairanan terganggu seperti pada
keadaan muntah – muntah atau haluaran urinenya jelek.
2. Kala II
Kala dua persalinan di rasakan oleh banyak ibu hamil sebagai kala yang jauh lebih dapat
di tanggung beban penderitaannya di bandingkan dengan kala satu, mengingat akhirnya
mereka dapat melakukan sesuatu yang positif, kala dua merupakan saat dimana ibu
dapat mengejan untuk mendorong dan melahirkan bayinya.
Sesaat sebelum kala dua ketika serviks sudah cukup berdilatasi tapi belum tapi belum
berdilatasi penuh tanda- tanda transisi biasanya berlangsung singkat dan umumnya
terjadi hanya dala tempo beberapa menit saja.
3. Kala III
Setelah melahirkan bayi, ibu di bantu untuk berbaring terlentanng jika sebelumnya ia
berada dalam posisi lateral dan kehangatan tubuhnya dijaga. Ketika tanda – tanda
pelepasana dan penurunan plasenta ditemukan (fundus uteri meninggi dan berkontraksi,
darah yang berwarna terang tiba-tiba mengalir keluar ( tali pusat memanjang ), tali pusat
di jepit ( jangan di tarik ) dan di lilitkan di sekeliling jari tangan penolong atau di
keliling ujung klem yang dipakai untuk ngeklem tali pusat tersebut. Klem di pegang erat
olah tangan penolong sementara tali pusat lewat di antara jari tengah dan jari manisa.
Pada saat ini. Korpus uteri ditahan dengan penekanan supprapubik ke atas. Kombinasi
traksi tali pusat yang terkontrol dan penyanggaan uterus ini di sebut metode melahirkan
plasenta dari brandt Andrews
Pada saat terjadi kontraksi berikutnya, plasenta harus tampak pada vulva dan kemudian
dapat di tarik secara perlahan – lahan tapi mantap. Ibu di minta untuk sedikit mengejan
guna membantu melahirkan plasenta. Penarikan plasenta secara terkontrol ini sangat
penting. Meskipun plasenta sudah terlepas dan bergerak turun dari tempat pelekatan
tempatnya dalam uterus, selaput karion mungkin belum terlepas sepenuhnya. Jika
plasenta di tarik keluar terlalu cepat \, selaput tersebut dapat terkoyak dan sebagian
darinya bias tertinggal dalam dinding desi dua sehingga menjadi lokasi yang potensial
untuk infeksi.
Segera setelah plasenta muncul cukup besar untuk di pegang kedua belah tangan, secara
perlahan –lahan plasenta di punter ke satu arah untuk menarik keluar selaput amnion.
Setelah plesenta dan selaput amnion di lahirkan, fundus uteri di raba dan dimasase jika
di perlukan untuk memastikan kontraksi. Sampel darah tali pusat di ambil.
Vulva dan vagina diusap hingga bersih dan diamati untuk menemukan kemungkinan
rupture. Setiap robekan atau luka episitomi di perbaiki pada kala ini. Tanda-tanda vital
ibu ( suhu, denyut nadi, respirasi dan tekanan darah ) di catat, kemudian tubuh ibu di
bersihkan, di keringkan serta di bikin nyamnan dan minum hangat di tawarkan
4. Kala IV
Kala empat persalinan merupakan istilah yang kadang-kadang di gunkana untuk periode
satu atau dua jam sesudah persalinan dalam periode ini, tugas fisiologis yang paling
penting adalah mempertahankan kontraksi dan retraksi uterus yang kuat. Tugas uterus
ini dapat di bantu dengan memberikan obat- obat oksitosik.
a. Prosedur keperawatan pada kala IV
1) Memastikan kontarksi uterus harus baik
2) Tidak ada perdarahan pervaginam
3) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
4) Kandung kencing harus kosong
5) Luka-luka diperineum harus di rawat dan tidak ada hematoma
6) Resume keadaan umum bayi
7) Resume keadaan ibu
C. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian fisik merupakan bagian penting pada perawatan bayi baru lahir. Pada tahun-
tahun terakhir ini, banyak perawat telah mempelajari keterampilan pengkajian fisik, dan
pada tahun-tahun terakhir ini, banyak perawat telah mempelajari keterampilan pengkajian
fisik, dan pada beberapa rumah sakit, seorang perawat praktisi pediatric memiliki
tanggung jawab untuk melakukan sebagaian dari pengkajian fisik pada bayi baru lahir.
Walaupun tidak semua perawat memiliki keterampilan praktisi, bagi perawat yang
bekerja dengan bayi baru lahir harus mampu melakukan pengkajian dasar dan menggali
adanya penyimpangan dari keadaan normal.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir di mulai segera setelah dilahirkan ketika perawat di
kamar bersalin melakukan observasi pada bayi baru lahir untuk mendeteksi apakah ada
kelainan atau masalah dan melakukan pengukuran nilai apgar.
1. Apgar Skor
a. Definisi APGAR
Apgar skor adalah suatu metode sederhana yang di gunakan untuk menilai keadaan
umum bayi sesaat setelah kelahiran.atau penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah
bayi menderita asfiksia atau tidak. Yang di nilai adalah frekuensi jantung ( Heart Rate
), usaha nafas (Respiratory Effort ), tonus otot (Muscle Tone ), warna kulit ( Colour )
dan reaksi terhadap rangsangan ( Respon to stimuli ) yaitu dengan memasukan kateter
ke lubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan.
b. Mengevaluasi penilian APGAR
Skor Apgar di nilai pada menit pertama, menit kelima dan menit kesepuluh
setelah bayi lahir, untuk mengetahui perkembangan keadaan bayi tersebut.
Namun dalam situasi tertentu, skor Apgar juga di nilai pada menit ke 10, 15 dan
20, hingga total skor 10.
1) Appearance ( warna kulit )
Menilai kulit bayi. Nilai 2 jika warna kulit seluruh tubuh bayi kemerahan,
nilai 1 jika kulit bayi pucat pada bagian ekstremitas dan nilai 0 jika kulit bayi
pucat pada seluruh badan ( biru atau putih semua )
2) Pulse ( denyut jantung )
Untuk mengetahui denyut jantung bayi , dapat dilakukan dengan meraba
bagian atas dada nnayi di bagian apeks dengan dua jari atau dengan
meletakkan stetoskop pada dada bayi. Denyut jantung di hitung dalam satu
menit, caranya dihitung 15 detik lalu hasilnya dikali 4, sehingga didapat hasil
total dalam 60 detik. Jantung yang sehat akan berdenyut di atas 100 kali
permenit dan diberik nilai 2. Nilai 1 diberikan pada bayi yang frekuensi
denyut.jantungnya di bawah 100 kali permenit. Sementara bila denyut jantung
tak terdeteksi sama sekali maka nilainya 0.
3) Grimace ( respon reflek )
Ketika selang suction dimasukkan kedalam lubang hidung bayi untuk
membersihkan jalan nafasnya, akan terlihat bagaimana reaksi bayi. Jika ia
menarik, batuk, ataupun bersin saat di stimulasi, itu pertanda responnya
terhadap rangsangan bagusdan mendapat nilai 2. Tapi jika bayi hanya
meringis ketika di stimulasi, itu berarti hanya mendapat nilai 1. Dan jika bayi
tidak ada respon terhadap stimulasi maka diberi nilai 0.
4) Activity ( tonus otot )
Hal in dinilai dari gerakan bayi. Bila bayi menggerakkan kedua tangan dan
kakinya secara aktif dan spontan begitu lahir, artinya tonus ototnya bagus dan
diberi nilai 2. Tapi jika bayi di rangsang ekstermitasnya di tekuk, nilainya
hanya 1. Bayi yang lahir dalam keadaan lunglai atau terkulai nilai 0.
5) Respiration ( pernapasan )
Kemampuan bayi beernafas dinilai dengan mendengarkan tangis bayi. Jika ia
langsung menangis dengan kuat begitu lahir, itu tandanya paru-paru bayi telah
matang dan mampu beradaptasi dengan baik. Berarti nilainya 2. Sedangkan
bayi yang hanya merintih rintih nilainya 1. Nilai 0 diberikan pada bayi yang
terlahir tanpa tangis (diam).
Interpretasi nilai Apgar, tes ini umunya dilakukan pada waktu satu dan lima menit
setelah kelahiran, dan dapat di ulangi jika skor masih rendah. Jumlah skor 1- 10 bayi
dinyatakan normal, jumlah skor 4- 6 bayi rendah yang artinya memerlukan tindakan
medis segara seperti penyedotan lender yang menyumbat jalan nafas.
Gambar 2.2